Вы находитесь на странице: 1из 6

40

ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 40-45 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

PENGGUNAAN MOL BONGGOL PISANG (Musa paradisiaca) SEBAGAI DEKOMPOSER


UNTUK PENGOMPOSAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

(Utilizing of Banana’s Corm (Musa paradisiaca) Microorganisms As Oil Palm Empty


Fruit Bunches Decomposer)

Roro Kesumaningwati
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda
Kampus Gunung Kalua Samarinda
email : rorokesuma_faperta@yahoo.com

ABSTRACT

The decline in the quality of land caused by the use of inorganic fertilizers fueled the growth
of organic farming. Organic farming requires a source of organic fertilizer which is very large. Needs
a very large organic fertilizer requires a source of organic material that is widely available. today in
eastern Kalimantan and oil palm industry is growing rapidly. The palm oil industry in addition to
producing liquid waste also generates solid waste such as oil palm empty fruit bunches that can be
used as a source of organic fertilizer. This study aims to determine the release of nutrients after the
decomposition of oil palm empty fruit bunches using Banana’s Corm (Musa paradisiaca)
Microorganisms.This research is descriptive methods. Assessment of the nutrients status in the
compost TKKS using BPT Bogor (2009). The results showed that the pH of compost TKKS using
Banana’s Corm (Musa paradisiaca) Microorganisms 8,54; C-organic 54,3 %; Nitrogen 1.8 %; Ratio
C /N 31.5; P2O5 0,4 %, and K2O 1,59%.

Keywords : Local Microorganisms (MOL), Banana’s Corm, Composts Empty Fruit Bunch,
Decomposers

PENDAHULUAN organik yang siap digunakan untuk tanaman


pertanian.
Pengembangan areal perkebunan di Keunggulan kompos TKKS meliputi:
Kalimantan Timur menghasilkan limbah kandungan kalium yang tinggi, tanpa
berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) penambahan starter dan bahan kimia,
yang jumlahnya cukup besar. Tandan kosong memperkaya unsur hara yang ada di dalam
kelapa sawit ini dapat dimanfaatkan antara lain tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik,
sebagai sumber energi dan sebagai pupuk kimia dan biologi. Selain itu kompos TKKS
organik. Penggunaan TKKS sebagai pupuk memiliki beberapa sifat yang menguntungkan
organik memiliki kendala pada C/N dari tkks antara lain: (1) memperbaiki struktur tanah
yang cukup tinggi sehingga lambat dalam yang padat menjadi lebih longgar; (2)
melapuk dan mengakibatkan penyediaan unsur membantu kelarutan unsur-unsur hara yang
hara yang lambat pula bagi tanaman. diperlukan bagi pertumbuhan tanaman; (3)
Pemilihan dekomposer yang digunakan untuk bersifat homogen dan mengurangi resiko
pelapukan TKKS merupakan hal yang sangat sebagai pembawa hama tanaman; (4)
penting, karena dekomposer menentukan merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci
keberhasilan pelapukan tkks menjadi pupuk oleh air yang meresap dalam tanah dan (5)
41
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 40-45 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

dapat diaplikasikan pada sembarang musim Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian


(Darnoko dan Ady, 2006). Universitas Mulawarman Samarinda dengan
Mikroorganisme lokal (MOL) bahan baku MOL diperoleh dari Desa
merupakan salah satu dekomposer yang dapat Sindangsari Kec. Sambutan.
digunakan untuk mendekomposisi TKKS dan
merupakan salah satu dekomposer yang Kegiatan Penelitian
sedang berkembang pesat pada sistem Kegiatan penelitian yang dilakukan
pertanian organik saat ini. Penelitian tentang meliputi : tahapan pembuatan MOL dan
MOL sangat diperlukan dalam rangka pembuatan kompos menggunakan MOL
menghasilkan karya ilmiah yang dapat bonggol pisang yang dilakukan selama 1
diterapkan sebagai teknologi tepat guna bagi bulan, serta analisis kualitas kimia kompos
petani dan untuk menerapkan sistem pertanian dilakukan setelah kompos berumur 1 bulan.
organik untuk menciptakan produk pertanian
yang berkualitas dan sehat serta menciptakan Pembuatan MOL :
pertanian berkelanjutan. Bahan dan alat pembuatan MOL: ember
Tanaman pisang memiliki banyak atau kaleng cat, 5 kg bonggol pisang, 1 kg
manfaat terutama yang banyak dikonsumsi gula merah, 10 liter air kelapa.
masyarakat adalah buahnya, sedangkan bagian Cara pembuatan MOL : (a) bahan MOL
tanaman pisang yang lain, yaitu jantung, di tumbuk hingga halus masukan pada ember.
batang, kulit buah, dan bonggol jarang (b) campurkan gula merah yang lebih dulu
dimanfaatkan dan dibuang begitu saja menjadi dihaluskan/cairan tebu, (c) tambahkan 10 liter
limbah pisang. Bonggol pisang ternyata air kelapa dan aduk hingga rata, dan (d) tutup
mengandung gizi yang cukup tinggi dengan dengan kertas koran dan fermentasikan selama
komposisi yang lengkap, mengandung 21 hari.
karbohidrat (66%), protein, air, dan mineral-
mineral penting (Munadjim, 1983). Menurut Parameter Kualitas MOL
Sukasa dkk.(1996), bonggol pisang Data kualitas pupuk organik cair (POC)
mempunyai kandungan pati 45,4% dan kadar yaitu antara lain :
protein 4,35%. Bonggol pisang mengandung 1) Reaksi MOL (pH) ditetapkan dengan
mikrobia pengurai bahan organik. Mikrobia metode ekstraksi dengan perbandingan 1:
pengurai tersebut terletak pada bonggol pisang 2,5 dan diukur dengan alat pH meter
bagian luar maupun bagian dalam (Suhastyo, elektroda.
2011). Jenis mikrobia yang telah 2) C-Organik ditetapkan berdasarkan
teridentifikasi pada MOL bonggol pisang metode Walkley dan Black, di ukur
antara lain Bacillus sp., Aeromonas sp., dan dengan menggunakan Spektrofotometer.
Aspergillus nigger. Mikrobia inilah yang biasa 3) Rasio C/N diperoleh dengan
mendekomposisi bahan organik. Berdasarkan membandingkan antara C organik dan N
hal tersebut maka penggunaan MOL bonggol total
pisang sebagai dekomposer TKKS diduga 4) Unsur Nitrogen total ditetapkan
mampu meningkatkan kualitas kompos berdasarkan metode destilasi Kjeldah,
TKKS. dengan titrasi tahap akhir menggunakan
0,02 N HCL.
METODE PENELITIAN 5) Unsur P dan K tersedia ditetapkan
berdasarkan metode Morgan
Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilakukan selama kurang Analisis Data
lebih 3 bulan, mulai Desember 2014 hingga Analisis data kualitas kimia kompos
Februari 2015. Penelitian dilakukan di dengan menggunakan tabel kriteria sifat kimia
42
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 40-45 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

tanah yang dikeluarkan oleh BPT Bogor pH Kompos TKSS


(2009). Hasil penelitian mengenai kompos
TKKS dengan dekomposer EM4 dan kompos
HASIL DAN PEMBAHASAN TKKS dengan dekomposer MOL bonggol
pisang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis pH Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit


Jenis Kompos pH Status
Kompos TKKS 8,00 Agak Alkalis
bioaktivator EM4
Kompos TKKS bioaktivator MOL 8,59 Alkalis
bonggol pisang
Sumber : Hasil analisis (2015)

Hasil tersebut menunjukkan bahwa sehingga mampu menarik ion Al3+ dari
nisbah pH mengalami peningkatan baik dalam kompleks jerapan, selanjutnya terbentuk
hal nilai maupun status yang mengalami H2CO3 yang merupakan asam lemah dan
peningkatan dari agak alkalis menjadi alkalis. endapan Al(OH)3 yang mengakibatkan pH
Hal ini menunjukkan bahwa mikroorganisme kompos mengalami peningkatan.
sangat aktif dalam mendekomposisi bahan
organik. Peningkatan pH kompos disebabkan Rasio C/N kompos TKKS
karena dalam proses dekomposisi melepaskan Hasil penelitian mengenai rasio C/N
ion karbonat dan ion OH-, sehingga kompos TKKS dengan dekomposer EM4 dan
meningkatkan alkalinitas kompos. Ion kompos TKKS dengan dekomposer MOL
- bonggol pisang disajikan pada Tabel 2.
karbonat mampu menarik Ion OH dan bila
bereaksi dengan H2O menghasilkan ion OH-

Tabel 2. Hasil Analisis Rasio C/N Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit
Jenis Kompos Rasio C/N Status
Kompos TKKS 35,29 Sangat Tinggi
bioaktivator EM4
Kompos TKKS bioaktivator MOL 31,48 Sangat Tinggi
bonggol pisang
Sumber : Hasil analisis (2015)

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa menurunkan rasio C/N TKKS. Rasio C/N awal
nilai rasio C/N mengalami penurunan tetapi TKKS berkisar antara 50-60. Setelah proses
memiliki status yang tetap yaitu sangat tinggi. pengomposan rasio C/N akan turun dibawah
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Mol 25. Apabila rasio C/N lebih tinggi dari 25
bonggol pisang sebagai dekomposer pada maka proses pengomposan belum sempurna.
kompos TKKS lebih mampu menurunkan Pengomposan perlu dilanjutkan kembali
rasio C/N dibanding penggunaan EM4 sebagai sehingga rasio C/N di bawah 25 (Isroi, 2008).
dekomposer TKKS. Hal ini menunjukkan bahwa proses
Pembuatan kompos TKKS dengan pengomposan belum selesai secara sempurna
menggunakan dekomposer EM4 maupun karena rasio C/N masih >30, tetapi dilihat dari
menggunakan MOL bonggol pisang mampu rasio C/N penggunaan mol bonggol pisang
43
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 40-45 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

mampu mempercepat penurunan rasio C/N dimanfaatkan oleh mikrobia untuk tumbuh dan
menjadi turun hampir separuh dari rasio C/N berkembang biak, sehingga tanaman
TKKS segar. kekurangan unsur hara untuk mendukung
Bahan organik yang mempunyai C/N pembentukan anakan maksimum.
masih tinggi yaitu diatas 12,0 berarti masih
belum terdekomposisi baik dalam tanah dan Kandungan N Total Kompos TKKS
ini akan memungkinkan terjadinya pengikatan Hasil penelitian kandungan N total
nitrat oleh jasad renik dari tanah sehingga tidak kompos TKKS dengan dekomposer EM4 dan
tersedia untuk pertumbuhan tanaman. C/N kompos TKKS dengan dekomposer MOL
tinggi dianggap merugikan karena bila bonggol pisang disajikan pada Tabel 3.
diberikan langsung ke dalam tanah maka hara
terutama N tidak tersedia bagi tanaman karena

Tabel 3. Hasil Analisis N total kompos tandan kosong kelapa sawit


N Total
Jenis Kompos Status
(%)
Kompos tkks bioaktivator EM4 1,63 Rendah

Kompos tkks bioaktivator MOL 1,78 Rendah


bonggol pisang
Sumber : Hasil analisis (2015)

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dapat membuat terjadinya peningkatan unsur


kandungan N total mengalami peningkatan, hara N baik nitrat maupun total, namun jika
namun tetap memiliki status yaitu rendah. Hal salah satu dari proses di atas tidak tersedia lagi
ini menunjukkan bahwa penggunaan Mol atau berkurang maka akan terjadi proses
bonggol pisang sebagai dekomposer pada denitrifikasi oleh bakteri
kompos TKKS dapat meningkatkan Thiobacillusdenitrificans, yang membuat
kandungan N total yang lebih besar dibanding unsur hara N akan mengalami penurunan
penggunaan EM4 sebagai dekomposer tkks. akibat pelepasan nitrogen ke udara (Rao,
Kandungan N total yang rendah pada 1994). Pengomposan TKKS dan bahan-bahan
kompos TKKS baik yang menggunakan organik dapat mengalami kenaikan dan
dekomposer EM4 maupun MOL bonggol penurunan tergantung dari lengkap tidaknya
pisang diduga karena kompos belum reaksi yang terjadi pada siklus N pada proses
terdekomposisi secara sempurna, hal ini dekomposisi.
ditunjukkan oleh rasio C/N yang masih >30
dimana hal ini menunjukkan terjadinya proses Kandungan P2O5 Total Kompos TKKS
immobilisasi. Hasil penelitian mengenai kandungan
Jika dilihat antara kompos TKKS yang P2O5 total kompos TKKS dengan
didekomposisi dengan EM4 dan MOL dekomposer EM4 dan kompos TKKS dengan
bonggol pisang, kandungan N mengalami dekomposer MOL bonggol pisang disajikan
sedikit peningkatan. Peningkatan ini diduga pada Tabel 4. Pada Tabel 4 tersebut
karena aktivitas mikroorganisme yang menunjukkan bahwa P2O5 total mengalami
optimum, sehingga proses dekomposisi peningkatan dalam hal nilai tetapi memiliki
senyawa organik berjalan dengan optimal. status yang tetap yaitu sangat rendah. Hal ini
Adanya aktivitas mikroorganisme yang lebih menunjukkan bahwa penggunaan Mol
maksimum pada MOL bonggol pisang bonggol pisang sebagai dekomposer pada
ditambah persediaan oksigen yang cukup kompos TKKS dapat lebih meningkatkan
44
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 40-45 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

kandungan P2O5 total dibanding penggunaan


EM4 sebagai dekomposer TKKS.

Tabel 4. Hasil Analisis P2O5 Total Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit
P2O5 Total
Jenis Kompos Status
(%)
Kompos TKKS 0,25 Sangat Rendah
bioaktivator EM4
Kompos TKKS bioaktivator MOL 0,41 Sangat Rendah
bonggol pisang
Sumber : Hasil analisis (2015)

Kandungan K2O Total Kompos TKKS mengalami peningkatan dalam hal nilai tetapi
Hasil penelitian mengenai kandungan memiliki status yang tetap yaitu sangat rendah.
K2O total antara kompos TKKS dengan Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Mol
dekomposer EM4 dan kompos TKKS dengan bonggol pisang sebagai dekomposer pada
dekomposer MOL bonggol pisang disajikan kompos TKKS dapat lebih meningkatkan
pada Tabel 5. Pada Tabel 5 tersebut kandungan K2O total dibanding penggunaan
menunjukkan bahwa K2O total sedikit EM4 sebagai dekomposer TKKS.

Tabel 5. Hasil Analisis K2O Total Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit
K2O Total
Jenis Kompos Status
(%)
Kompos TKKS 1,55 Sangat Rendah
bioaktivator EM4
Kompos TKKS bioaktivator MOL 1,59 Sangat Rendah
bonggol pisang
Sumber : Hasil analisis (2015)

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelitian dapat Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk


disimpulkan yaitu : Teknis: Analisis Kimia Tanah,
1. Kompos TKKS dengan dekomposer MOL Tanaman, Air, dan Pupuk. Badan
bonggol pisang memiliki kualitas kimia Penelitian dan Pengembangan
yang baik meliputi pH 8,59; rasio C/N Pertanian. Departeman Pertanian.
31,48; N total 1,78 %, P2O5 0,41%; dan Bogor
K2O 1,59%.
2. Dekomposisi kompos menggunakan Darnoko dan Ady, 2006. Pembuatan Pupuk
dekomposer MOL bonggol pisang Organik dari Tandan Kosong Kelapa
memiliki pH, rasio C/N, Nitrogen total, Sawit. Buletin Penelitian Kelapa
Fosfor, dan Kalium yang lebih tinggi Sawit no. 2 89-99
dibandingkan dengan kompos yang
menggunakan dekomposer EM4. Kastalani. 2010. Pengaruh Tingkat
Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi
EM4 Terhadap Kualitas kimia Pupuk
Bokashi. Media SainS,Volume 2
45
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 40-45 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Nomor 2, Oktober 2010. ISSN 2085- Widiastuti, H. dan Tri Panji. 2007.
3548. Hal 146-152 “Pemanfaatan Tandan Kosong
Kelapa Sawit Sisa Jamur Merang
Kusuma, ME. 2012. Pengaruh Beberapa Jenis (Volvariella Volvacea) (TKSJ)
Pupuk Kandang Terhadap Kualitas sebagai Pupuk Organik pada
Bokashi. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Pembibitan Kelapa Sawit”. Jurnal
Vol 1 No. 2 Desember 2012. ISSN : Menara Perkebunan vol 75 (2), hal.
2301-7783. Hal 41-46 70-79

Siburian, R. 2008. “Pengaruh Konsentrasi dan Yuwono, Margo. 2008. Dekomposisi dan
Inkubasi effective microorganism Mineralisasi Beberapa Macam
(EM-4) terhadap Kualitas Kimia Bahan Organik. Jurnal Agronomi
Kompos”. Jurnal Bumi Lestari vol 8 Vol. 12 No. 1, Januari - Juni 2008.
(1) ISSN 1410-1939. Hal 1-8

Вам также может понравиться