Вы находитесь на странице: 1из 2

ALAT DAN BAHAN

Alat :
• Tabung reaksi
• Lampu spiritus
• Penjepit kayu
• Gelas ukur
• Pipet tetes
Bahan :
• CuSO4.5H2O
• Asam sitrat
• Na2CO3 anhidrat
• Aquadest
• Glucotest strip
• Urine sewaktu
CARA KERJA :
1. BENEDICT
• Pembuatan reagen
Larutkan 17,3 g CuSO4.5H2O dalam 100 ml aquadest, dengan pemanasan
larutkan 173 g natrium sitrat dan 100 g Na2CO3anhidrat dalam 600 ml aquadest,
panaskan kemudian saring
perlahan-lahan dengan adukan yang konstan tambahkan larutan sitrat karbonat.
Bersihkan seluruh CuSO4 dengan aquadest dan tambahkan aquadest hingga mencapai
volume 1000 ml
• masukkan 2,5 ml reagen benedict kedalam tabung reaksi
• tambaahkan 0,25 ml (4 tetes) urine dan campurkan
• letakkan dalam penangas air mendidih selama 2-3 menit
• angkat dan langsung baca

No. Warna yang terjadi simbol Jumlah glukosa


yang terkandung dalam urin
1 Biru tidak ada endapan (-) 0,0 – 0,1 g/dl
2 Hijau dengan endapan kuning (+) 0,5 – 1,0 g/dl
3 Kuning (++) 1,0 – 1,5 g/dl
4 Orange (+++) 1,5 – 2,5 g/dl
5 Merah (++++) 2,5 – 4,0 g/dl

2. Glucotest strip
• celupkan strip ke dalam urin selama 30 detik
• baca hasil tersebut dengan membandingkan warna yang didapat dengan warna
standard
HASIL :

Gambar. Pembanding Benedict (di urit dari warna biru bening kel 1-5 )
1. METODA BENEDICT

Gambar. Pembanding reagen Benedict dan urin tidak terjadi endapan

2. GLUCOTEST STRIP

Gambar. glucotest strip dan warna pembandingnya


Pada dua metode ini, sampel urine tidak menunjukkan gejala glukosuria. Dan urine
sampel ini normal.
PEMBAHASAN :
Di dalam darah kadang terdapat jumlah glukosa yang berlebihan karena kerja hormon
insulin yang tidak sempurna yang disebut dengan diabetes melitus. Keadaan demikian
maka ginjal tidak bisa mempertahankan kadar glukosa tersebut. Ginjal meloloskan
masuk kedalam tubulus ginjal sehingga urine yang dihasilkan akan mengandung gula.
Hal tersebutlah yang menyebabkan glukosuria. Glukosuria atau glikosuria adalah
ekskresi glukosa ke dalam urin. Seharusnya air seni tidak mengandung glukosa, karena
ginjal akan menyerap glukosa hasil filtrasi kembali ke dalam sirkulasi darah. Hampir
dapat dipastikan bahwa penyebab glikosuria adalah simtoma hiperglisemia yang tidak
mendapatkan perawatan dengan baik, walaupun gangguan instrinsik pada ginjal
kadang-kadang juga dapat menginduksi glikosuria. Simtoma ini disebut glikosuria renal
dan sangat jarang terjadi.
Glikosuria akan menyebabkan dehidrasi karena air akan terekskresi dalam jumlah
banyak ke dalam air seni melalui proses yang disebut diuresis osmosis.
Metode pemeriksaan glukosa urin yang berdasarkan reaksi reduksi banyak macamnya,
tetapi metode benedict dengan menggunakan reagen kuprisulfat yang sampai saat ini
masih banyak dipakai di laboratorium sederhana untuk memeriksa glukosa urin.
CuSO4 + zat (red)  Cu2O + zat (oks)
Hasil pemeriksaan bersifat kualitatif sehingga hanya digunakan untuk pemeriksaan
penyaring saja. Yang hanya bisa dinilai hanyalah dari segi warna dan adanya endapan
glukosa atau tidak.
Pada hasil praktikum uji glukosa pada urine ini, tidak menunjukkan gejala atau terdapat
nya glukosa pada urine sampel. Hal ini menandakan urine sampel bersifat normal. Dan
glukosa dalam darah tidak berlebih hingga tidak masuk atau di loloskan ke dalam urine.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil laboratorium


• Penggunaan obat-obatan tertentu
• Stress (fisik, emosional), demam, infeksi, trauma, tirah baring, obesitas dapat
meningkatkan kadar glukosa darah.
• Aktifitas berlebihan dan muntah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Obat
hipoglikemik dapat menurunkan kadar glukosa darah.
• Usia. Orang lansia memiliki kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Sekresi insulin
menurun karena proses penuaan.

Вам также может понравиться