Вы находитесь на странице: 1из 20

MAKALAH TUMBUH KEMBANG ANAK

DENGAN USIA PRESCHOOL

Disusun Oleh:
1. Anggit Dwi Prasetyo
2. Novitasari
3. Rizka Wigati
4. Rizkyana Dewi Sarah A.
5. Evi Widiastuti
6. M. Alfath Faizal
7. Siska Sri Mulyani

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

Jl. Cut Nyak Dien Kalisapu, Slawi- Kab. Tegal

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas 1 Keperawatan Anak II yang berjudul “MAKALAH
TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN USIA PRESCHOOL” dengan tepat waktu tanpa
halangan suatu apapun. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan informasi
kepada pembaca. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Khodijah,S.Kep.,Ns., M.Kep sebagai dosen pembimbing
3. Pihak lain yang telah mendukung sehingga terselesaikannya makalah ini.
Bagaimanapun penulis telah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya,
namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Mudah-mudahan sedikit yang penulis
sumbangkan ini akan menjadi ilmu yang bermanfaat.

Slawi, September 2017

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan makhluk yang membutuhkan perhatian, kasih sayang dan tempat bagi
pertumbuhan dan perkembangannya. Anak juga merupakan pribadi yang masih bersih dan peka
terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan, selain itu anak merupakan bagian
dari keluarga, dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah laku yang
penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama.

Dalam proses perkembangan manusia, dijumpai tahapan atau fase dalam perkembangan,
antara fase yang satu dengan fase yang lain selalu berhubungan dan mempengaruhi serta
memiliki ciri -ciri yang relatif sama pada setiap anak. Disamping itu juga perkembangan manusia
tersebut tidak terlepas dari proses pertumbuhan, keduanya akan selalu berikatan. Apabila
pertumbuhan sel-sel otak anak semakin bertambah, maka kemampuan intelektualnya juga akan
berkembang. Proses perkembangan tersebut tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik,
melainkan juga perkembangan psikoseksual, psikoseksual dan moral.

Setiap perkembangan anak memiliki keunikan tersendiri, dan disinilah peran orangtua
pendidik , serta lingkungan masyarakat,dan tenaga kesehatan unttuk memahami setiap keunikan
dari tahapan perkembangan seorang anak. Dengan pemahaman demikian, diharapkan dapat
menjadi pijakan bagi orang tua maupun tenaga kesehatan untuk mencapai tumbuh kembang anak
yang optimal. Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal seorang anak diperlukan
persiapan sejak usia dini, bahkan sebelum pernikahan. Faktor yang dapat mempengaruhi
buruknya tumbuh kembang anak harus dihindari, sebaliknya faktor-faktor yang mempengaruhi
baiknya tumbuh kembang tentunya harus selalu diusahakan.
1.2 Tujuan

1.2.1Tujuan Umum

Untuk mengetahui konsep dasar teori pertumbuhan dan perkembangan anak khusunya usia
preschool

1.2.3 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengertian tumbuh kembang anak

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

3. Untuk mengetahui tahapan tumbuh kembang anak

4. Untuk tumbuh kembang anak preschool dari segi psikoseksual, psikoseksual,


psikososial , moral dan biologis.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Tumbuh Kembang

Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan morfologi


,biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa. Banyak orang
menggunakan istilah "tumbuh" dan "kembang" secara sendiri-sendiri atau bahkan ditukar-tukar.
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling
berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sementara itu,
pengertian mengenai pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut.

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya


jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ maupun individ. Anak tidak hanya bertambah
besar secara fisik melainkan ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak (Soetjiningsih,
2002).

Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan perubahan besar, jumlah, ukuran dan fungsi
tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),
ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh) (Supriasa. 2001).

C.P Chaplin (2002) mengartikan pertumbuhan sebagai : satu pertambahan atau kenaikan
dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan.

Perkembangan (development) adalah perubahan bersifat kualitatif dengan bertambahnya


kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks , dalam pola teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses maturitas/pematangan. Perkembangan menyangkut
diferensi sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2002).
Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan
proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan,
sifat dan ciri-ciri yang baru.

F.J Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah
yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali”. Perkembangn dapat juga
diartikan sebagai “porses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat
integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan, dan belajar”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan adalah bertambah
banyak dan besarnya sel, seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur ;
sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya pungsi dari alat tubuh.

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Menurut soetjiningsih (2002) terdapat 2 faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak, yaitu :

1. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam sel telur
yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Pertumbuhan ditandai
oleh intensitas dan kecepatan pembelahan derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,umur
pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Yang termasuk faktor genetik antara lain adalah
berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin,suku bangsa. Potensi genetik
yang baik, bila berinteraksi dengan lingkungan yang positif , akan membuahkan hasil akhir yang
optimal. Gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh faktor genetik seperti sindrom down dan
sindrom turner.
2. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Pranatal
Faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandung (faktor pranatal)
faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari
konsepsi sampai lahir antara lain :
a. Gizi ibu pada waktu hamil, gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada
waktu sedang hamil, lebih serinh menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat
bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah
tekena infeksi, abortus dan sebagainya.

b. Mekanis , trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus dapat kelainan
bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis atau kranio tabes.

c. Toksin/zat kimia, zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara
lain obat anti kanker, rokok, alcohol, beserta logam berat lainnya.

d. Endokrin, hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah


somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lainnya dengan aktifitas
mirip insulin, apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat sehinnga terjadi
retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.

e. Radiasi, radiasi pada janin sebelum kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian
janin,kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada
orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.

f. Infeksi, setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. infeksi intrauterin yang
sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang juga
dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza dan lain-
lain.

g. Stress, stress yang di alami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
h. Imunitas, rhesus atau ABO inkomtabilitas serin menyebabkan abortus,
hidropsfetalis,kernicterus, atau lahir mati

i. Anoksia embrio, menurunkan oksigenisasi janin melalui ganguan pada plasenta atau
talipusat, menyebabkan BBLR.

2) Lingkungan Pascanatal

Faktor pascanatal adalah tumbuh kembang anak setelah lahir. Lingkungan pascanatal yang
mempengaruhi tumbuh kembang secara umum dapat digolongkan menjadi :

1) Faktor biologis

 Ras/suku bangsa, pertumbuhan somatik dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit
putih/ ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa Asia.
 Jenis kelamin, dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan,
tetapi belum diketahui pasti mengapa demikian. Mungkin sebabnya adalah perbedaan
kromosom antara anak laki-laki (xy) dan perempuan (xx). pertumbuhan fisik dn motorik
berbeda antara anak laki-laki dengan perempuan. Anak laki-laki cenderung lebih aktif
dibandingkan anak perempuan.
 Umur, umur yang paling rawan adalah masa balita, terutama pada umur satu tahun
pertama, karena pada masa itu anak sangat retan terhadap penyakit dan sering terjadi
kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian
anak.karena itu, pada masa ini perlu perhatian khusus.
 Gizi, makanan memegang peranan yang sangat penting dalam tumbuh kembang
anak.kebutuhan anak berbeda dari orang dewasa, karena makanan bagi anak, selain utnuk
aktivitas sehari-hari, juga untuk pertumbuhan. Ketahanan makanan keluarga
mempengaruhi status gizi anak ketahanan makanan keluarga mencakup ketersediaan
makanan dan pembagian makanan yang adil dalam keluarga, walaupun bisa terjadi
kepentingan budaya bertabrakan dengan kepentingan biologis anggota keluarga.
Misalnya, pada masyarakat tertentu, makanan lebih didahulukan untuk ayah daripada
anak.satu aspek penting yang perlu ditambahkan adalah keamanan pangan yang
mencakup pembebasan makanan dari berbagai racun.
 Perawatan kesehatan, perawatan kesehatan yang teratur tidak saja dilakukan kalau anak
sakit, melainkan juga mencakup pemeriksaan kesehatan, imunisasi, skrining dan deteksi
dini gangguan tumbuh kembang, stimulasi dini, termasuk pemantauan
pertumbuhandengan menimbang anaksecara rutin setiap bulan.
 Kerentanan terhadap penyakit, kerentanan ini dapat dikurangi dengan memberikan ASI,
imunisasi, dan meningkatkan sanitasi.
 Hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain growht hormon, tyroid,
hormon seks, insulin, dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
2) Faktor fisik

 Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah. Musim kemarau yang panjang, banjir,
gempa bumi, atau bencana alam lainnya dapat berdampak pada tumbuh kembang anak,
sebagai akibat dari kurangnya persediaan pangan dan meningkatnya wabah penyakit,
sehingga banyak anak yang terganggu tumbuh kembangnya. Gondok endemik banyak
ditemukan di daerah pegunungan, karena sumber airnya kurang mengandung yodium.
 Sanitasi, kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang peranan penting dalam
menimbulkan penyakit. Kebersihan yang kurang dapat menyeybabkan anak terkena
diare, cacingan, demam tyfoid, hepatitis, malaria, DBD dan sebagainya. Demikian pula
dengan dengan polusi udara, asap pabrik, asap rokok dapat mempengaruhi tingginya
angka kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
 Keadaan rumah, struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian. Keadaan
rumah yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya
serta tidak penuh sesak, akan menjamin kesehatan penghuninya.
 Radiasi, tumbuh kembang anak dapat terganggu akibta radiasi yang tinggi.

3) Faktor psikososial

 Stimulasi, anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi. stimulasi
juga akan mengoptimalkan potensi genetik yang dipunyai anak. Lingkungan yang
kondusif akan mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, sedangkan
lingkungan yang kurang mendukung akan mengakibatkan perkembangan anak dibawah
potensi genetikya.
 Motivasi belajar, dapat ditimbulkan sejak dini dengan memberikan lingkungan yang
kondusif untuk belajar, misalnya perpustakaan, buku-buku yang menarik minat baca anak
dan bermutu, suasana tempat belajar yang tenang, sekolah yang tidak terlalu jauh serta
sarana lainnya.
 Hukuman, kalalu anak berbuat benar berilah pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan dan
sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak utnuk
mengulangi tingkah laku yang baik tersebut. Sementara itu, menghukum dengan cara
yang wajar, kalau anak berbuat salah. hukuman harus diberikan secara objektif dengan
disertai penjelasan pengertian dan maksud hukuman tersebut.
 Kelompok sebaya, anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Perhatian orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak
tersebut bergaul.
 Stres, juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya. Misalnya, anak akan menarik diri,
rendah diri, gagap, nafsu makan menurundan bahkan bunuh diri.
 Cinta dan kasih sayang, anak memerluka kasih sayang dan perlakuan adil dari orang
tuanya agar kelak ia menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih
sayangnya pula kepada orang lain. Sebaliknya kasih sayang yang diberikan berlebihan
akan menjurus ke arah memanjakan, akan menghambat bahkan akan mematikan
perkembangan kepribadian anak.

d) Faktor keluarga dan adat istiadat

 Pendapatan keluarga, pendapatan yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak
karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan dasar anak.

 Pendidikan orang tua, merupakan salah satu faktor yang penting untuk tumbuh kembang
anak. Karena dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima segala informasi
dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga
kesehatan anak, mendidiknya, dan sebagainya.

 Jumlah saudara, jumlah anak yang banyak dapat menyebabkan berkurangnya perhatian
dan kasih sayang yamg diterima anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Pada
kelurga yang ekomoninya kurang dengan jumlah anak yang banyak dapat menyebabkan
kurangnya kasih sayang pada anak dan kebutuhan dasar anak juga tidak terpenuhi.
 Kepribadian orang tua, orang tua yang memiliki kepribadian terbuka mempunyai
pengaruh yang berbeda terhadap tumbang anak, bila mereka yang memiliki kepribadian
tertutup. Apabila orang tua dapat memahami emosi anak serta dapat mengajarkan pada
anak tentang cara mengenal dan mengendalikan emosinya, kelak anaknya akan
mempunyai EQ yang tinggi. Jika orang tua mengajarkan nilai moral sejak dini dan
memberi contoh nyata perbuatan yang mulia akan timbul dampak positif.

 Pola asuh, pola pengasuhan pada setiap keluarga bermacam-macam, seperti permisif,
otoriter atau demokratis, pola ini akan mempengaruhi perkembangan anak.anak yang
dibesarkan dengan pola permisif nantinya akan cenderung kurang tanggung jawab,
mempunyai kendaliemosional yang buruk, dan sering berprestasi rendah dalam
melakukan sesuatu. Sementara itu anak dengan pola asuh demokratis akan mempunyai
penyesuaian pribadi dan sosial yang lebih baik.

 Adat istiadat, norma, tabu. Adat istiadat padasetiap daerah akan mempengaruhi tumbang
anak. Misal diBali, upacara agama sering diadakan dan keluarga harus menyediakan
berbagai sajian makanan dan buah, maka sangat jarang anak dengan gizi yang buruk.

 Agama, pengajaran agama haus sudah ditamankan sejak dini, karena agama akan
menuntun umatnya untuk berbuat kebaikandan kebajikan.

2.3 Tahapan Tumbuh Kembang


Tahap-tahap tumbuh kembang pada manusia adalah sebagai berikut :
1) Neonatus (bayi lahir -28 hari)
Dalam tahap neonatus ini bayi memiliki kemungkinan yang sangat besar tumbuh dan
kembang sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya. Sedangkan perawat
membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi yang masih belum
diketahui oleh orang tuanya.
2) Bayi (1 bulan -1 tahun)
Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang sangat pesat. Bayi pada
usia 1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala, mengikuti objek pada mata, melihat dengan
tersenyum dll. Bayi pada usia 3-6 bulan mulai bisa mengangkat kepala 90°, mulai bisa
mencari benda-benda yang ada di depan mata dll. Bayi usia 6-9 bulan mulai bisa duduk
tanpa ditopang, bisa tengkurap dan berbalik sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam
bertepuk tangan dll. Bayi usia 9-12 bulan mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan
dengan dtuntun, menirukan suara dll. Perawat disini membantu orang tua dalam
memberikan pengetahuan dalam mengontrol perkembangan lingkungan sekitar bayi agar
pertumbuhan psikologis dan sosialnya bisa berkembang dengan baik.
3) Todler (usia 1-3 tahun)
Anak usia toddler ( 1 – 3 th ) mempunyai sistem kontrol tubuh yang mulai membaik, hampir
setiap organ mengalami maturitas maksimal. Pengalaman dan perilaku mereka mulai
dipengaruhi oleh lingkungan diluar keluarga terdekat, mereka mulai berinteraksi dengan
teman, mengembangkan perilaku/moral secara simbolis, kemampuan berbahasa yang
minimal. Sebagai sumber pelayanan kesehatan, perawat berkepentingan untuk mengetahui
konsep tumbuh kembang anak usia toddler guna memberikan asuhan keperawatan anak
dengan optimal.
4) Pra Sekolah (3-6 tahun)
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun (Wong, 2000), anak usia
prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam hal pertumbuhan, secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d
2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95
cm. Kecepatan pertumbuhan pada tahun keempat hampir sama dengan tahun
sebelumnya.BB mencapai 16,7 kg dan TB 103 cm sehingga TB sudah mencapai dua kali
lipat dari TB saat lahir. Frekuensi nadi dan pernafasan turun sedikit demi sedikit.
Pertumbuhan pada tahun kelima sampai akhir masa pra sekolah BB rata-rata mencapai 18,7
kg dan TB 110 cm, yang mulai ada perubahan adalah pada gigi yaitu kemungkinan
munculnya gigi permanent sudah dapat terjadi.
5) Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok usia sekolah sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya. Perkembangan fisik,
psikososial, mental anak meningkat. Perawat disini membantu memberikan waktu dan
energi agar anak dapat mengejar hoby yang sesuai dengan bakat yang ada dalam diri anak
tersebut. Remaja (12-18/20 tahun) perawat membantu para remaja untuk pengendalian
emosi dan pengendalian koping pada jiwa mereka saat ini dalam menghadapi konflik.
6) Dewasa muda (20-40 tahun)
Perawat disini membantu remaja dalam menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu
dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung perubahan
yang penting untuk kesehatan.
7) Dewasa menengah (40-65 tahun)
Perawat membantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap perubahan
hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan
fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.
8) Dewasa tua (usia 65 keatas)
Perawat membantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran, penglihatan,
kematian orang tercinta).

2.4 Tumbuh Kembang Anak Dengan Usia Preschool


1. Perkembangan Psikoseksual ( Freud )
Anak mengalami fase Falik, selama fase ini genetalia menjadi area yang menarik dan area
tubuh yang sensitif. Tahap ini anak mulai memperhatikan atau senang memainkan alat
kelaminnya sendiri. Pada masa ini terjadi perkembangan berbagai aspek psikologis, terutama
yang terkait dengan iklim kehidupan sosiopsikologis keluarga atau perlakuan orang tua kepada
anak. Pada tahap ini, anak masih bersikap “selfish” sikap memementingkan diri sendiri, belum
berorientasi keluar, atau memperhatikan orang lain. Perkembangan gejala-gejala psikologis
tersebut, baik pada anak wanita maupun pria dapat dilihat pada table berikut.
Gejala Pengertian Keterangan
Penis Sikap cemburu terhadap kelamin laki- Apabila ibunya bersikap ramah atau penuh
Envy laki, karena yang dimilikinya berbeda kasih sayang, maka gejala ini mudah
dengan yang dimiliki anak laki-laki. terselesaikan. Namun apabila sebaliknya,
Dengan kata lain, dia cemburu kepada maka anak akan sulit untuk memainkan
laki- laki, karena dia tidak memiliki peranannya sebagai wanita, dan dia akan
penis seperti yang dimiliki laki-laki. memprotes kewanitaanya.
Dia merasa tidak senang atau mencela
anatominya sendiri, karena dipandang
“deficiency” (ada kekurangan).
Masculine Protes terhadap kondisinya sebagai Kondisi ini terjadi, apabila lingkungan
protest wanita, sehingga dia lebih senang (orang tua) bersikap merendahkan anak
berperan sebagai anak laki-laki, wanita. Mungkin juga karena ibu sebagai
bersikap keras, dan senang memainkan figure untuk diidentifikasi, penampilannya
anak laki-laki. kurang feminim.
Electra Sikap anak wanita yang mencintai, Kondisi ini terjadi, karena ibunya bersikap
Complex menyayangi, atau simpati kepada keras, ayahnya. Gejala ini terkait dengan
fakta, bahwa anak wanita tidak memiliki
penis sementara ayahnya bersikap
menyayanginya (akrab)
Oedipus Perasaan cinta (kemenarikan seksual) Gejala ini terjadi karena
Complex kepada ibu, dan sikap memusuhi ayah (1) ibunya sejak kecil mengurusnya
(karena dipandang sebagai dengan penuh kasih sayang
pesaingnya). Oedipus ini adalah nama (2) ayah jarang di rumah
yang diambil dari drama Yunani kuno, (3) ayah terlalu keras dan kurang
yang menceritakan raja Oedipus (yang memberikan kasih sayang. Gejala Oedipus
terpisah dari orang tuanya sejak ini (sikap memusuhi ayah) menyebabkan
dilahirkan), tanpa diketahuinya, dia anak merasa bersalah kepada ayahnya,
mengawini ibunya sendiri (bandingkan maka untuk mengatasinya, anak
dengan legenda sangkuriang). Oedipus mengidentifikasikan dirinya kepada ayah.
Complex ini melahirkan sikap Kemampuan mengatasi konflik ini
ambivalensi pada anak (konflik merupakan perkembangan psikoseksual
internal), yaitu sikap mendua, antara yang sehat. Freud menduga bahwa tanpa
membenci ayah dengan keinginan identifikasi, maka anak akan mengalami
mengidentifikasikan dirinya kepada hambatan dalam perkembangannya,
ayah sebagai tokoh yang mempunyai terutama dalam mengembangkan
otoritas di rumah tangga. superegonya.

Castratio Kecemasan atau ketakutan anak akan Untuk mengatasinya, anak


n Anxiety perbuatan ayahnya untuk memotong mengidentifikasikan dirinya kepada ayah.
(menyunat) penisnya, ayahnya. Gejala gara-gara dia memusuhi
ini muncul sebagai dampak dari
oedipus complex

Agar perkembangan anak pada tahap ini dapat berjalan dengan baik, tidak mengalami
hambatan, maka seyogianya orang tua memperhatikan hal-hal berikut:
a. Orang tua memelihara keharmonisan keluarga.
b. Ibu memerankan dirinya sebagai seorang feminim, bersikap ramah, gembira dan
memberikan kasih sayang.
c. Ayah mampu memerankan dirinya sebagai figure yang menerapkan prinsip realitas dalam
menghadapi segala masalah hidup, tanpa melarikan diri dari masalah atau bertindak
berlebih-lebihan.
d. Ayah dan ibu memiliki komitmen yang tinggi dalam mengamalkan nilai-nilai agama yang
dianutnya.
e. Ayah bersikap demokratis, penuh perhatian, akrab dengan anak dan tidak munafik

2. Perkembangan Psikososial (Erikson)


Anak mengalami fase Inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini, kemampuan motorik dan
bahasa anak mulai matang, sehingga memungkinkan mereka untuk lebih agresif dalam
mengeksplor lingkungan mereka baik secara fisik maupun sosial. Pada usia-usia ini anak sudah
mulai memiliki inisiatif dalam melakukan suatu tindakan misalnya berlari, bermain, melompat
dan melempar. Orang tua yang suka memberikan hukuman terhadap upaya anaknya dalam
mengambil inisiatif akan membuat anak merasa bersalah tentang dorongan alaminya untuk
melakukan sesuatu selama fase ini maupun fase selanjutnya.
Pada masa ini anak telah memasuki tahapan prasekolah. Ia sudah memiliki beberapa
kecakapan dalam mengolah kemampuan motorik dan bahasa. Dengan kecakapan-kecakapan
tersebut, dia terdorong melakukan beberapa kegiatan. Namun, karena kemampuan anak tersebut
masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut
menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah. Peran orang tua untuk membimbing dan
memotivasi anak sangat dibutuhkan ketika anak mengalami kegagalan. Hal ini dimaksudkan agar
anak dapat melewati tahap ini dengan baik.
Erikson (dalam Shaffer, 2005) mengusulkan bahwa anak usia 2-3 tahun berjuang untuk
menjadi seorang yang independen atau mandiri dengan mencoba melakukan hal-hal yang mereka
butuhkan secara mandiri seperti makan dan berjalan. Sementara anak usia 4-5 tahun yang telah
mencapai rasa otonomi, sekarang mereka memperoleh keterampilan baru, mencapai tujuan
penting, dan merasa bangga dalam prestasi yang mereka capai. Anak-anak usia prasekolah
sebagian besar mendefinisikan diri mereka dalam hal kegiatan dan kemampuan fisik seperti “aku
bisa berlari dengan cepat, aku bisa memanjat tangga, aku bisa menggambar bunga”. Hal ini
mencerminkan rasa inisiatif mereka untuk melakukan suatu kegiatan, dan rasa inisiatif ini sangat
dibutuhkan oleh seorang anak dalam menghadapi pelajaran-pelajaran baru yang akan ia pelajari
di sekolah.
Sesuatu yang berlebihan maupun kekurangan itu tidaklah baik. Dalam hal ini, bila seorang
memiliki sikap inisiatif yang berlebihan atau juga terlalu kurang, maka dapat menimbulkan suatu
rasa ketidakpedulian (ruthlessness). Anak yang terlalu berinisiatif, maka ia tidak akan
memperdulikan bimbingan orang tua yang diberikan kepadanya. Sebaliknya, anak yang terlalu
merasa bersalah, maka ia akan bersikap tidak peduli, dalam arti tidak melakukan usaha untuk
berbuat sesuatu, agar ia terhindar dari berbuat kesalahan. Oleh sebab itu, hendaknya orang tua
dapat bersikap bijak dalam menanggapi setiap perbuatan yang dilakukan oleh anak. Aktivitas
yang berkaitan dengan priode ini meliputi :
a. Suka menyenangkan orang tua
b. Mulai merencanakan ktivitas dan membuat permainan
c. Memulai aktivitas dengan individu lain
d. Melakukan peran individu lain(imajinasi)
e. Mengembangkan hati nurani
f. Dapat melampiaskan frustasi paa saudara
g. Suka mengeksplor hal baru
h. Merasa sangat menyesal jika berbuat salah atau berperilaku buruk

3. Perkembangan Moral (Kohlberg)


Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan
kohlberg. Pada tingkat ini anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral. Penalaran
moral dikendalikan oleh imbalan(hadiah) dan hukuman eksternal. Dengan kata lain aturan
dikontrol oleh orang lain(eksternal) dan tingkah laku yang baik akan mendapat hadiah dan
tingkah laku yang buruk mendapat hukuman.
a. Tahap : orientasi hukumn dan ketaatan
Yaitu tahap pertamayang mana pada tahap ini penalaran moral didasarkan atas hukuman dan
anak taat karena orang dewasa menuntut untuk taat.
b. Tahap individulisme dan tujuan
Pada tahap ini penalaran moral didasarkan atas imbalan dan kepentingan sendiri. Anak-anak
taat apabila mereka ingin taatdan bila yang paling baik untuk kepentingan terbaik adalah
taat.apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan
hadiah.

4. Perkembangan Biologis
a. Berat Badan
Pertambahan berat badan rata-rata adalah 2 kg pertahun sedangkan berat badan rata-rata
anak usia 5 tahun adalah 20 kg (soetjiningsih,2002).
Untuk memperkirakan berat badan anak,dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari
behrman (1992) berikut ini:
Lahir : 3.25 kg
3-12 bulan : umur (bulan) + 9/2
1-6 tahun : umur(tahun) x 2+8
6.12ahun : umur (tahun) x7-5/2
b. Tinggi Badan
Rata-rata kenaikan tinggi badan pada anak prasekolah adalah 6-8 cm per tahun sedangkan
tinggi rata-rata anak usia 4 tahun adalah 101,25 cm (soetjiningsih, 2002).
Untuk menghitung perkiraan tinggi badan,dapat juga dignakan rumus yang dikutip dari
Behrman (1992) berikut :
Lahir : 50 cm
1 tahun : 75 cm
2-12 tahun : umur (tahun) x 6 + 77
c. Kepala
Menurut soetjiningsih (2002) lingkar kepala rata-rata anak usia preschool 50 cm.
Sedangkan kenaikan berat otak anak usia 3-6 tahun sekitar 0,15 gram/24 jam.
d. Jaringan lemak
Banyak dan besarnya sel lemak menentukan gemuk atau kurusnya seseorang.
Pertumbuhan jaringanlemak melambat sampai anak berumur 6 tahun.anak akan terlihat
kurus dan langsing.jaringan lemak akan bertambah lagi pada anak perempuan umur 8
tahun dan pada anak laki-laki umur 10 sampai menjelang awal pubertas (soetjiningsih,
2002).
e. Gigi
Seluruh gigi yang berjumlah 20 harus lengkap pada usia 3 tahun. Perkembangan motorik
anak mampu menggunakan sikat gigi dengan baik, anak harus menggosok giginya 2 kali
sehari, orang tua harus mengawasi anak menggosok gigi dan membersihkan sela-sela gigi
dan anak harus menghindari makanan yang bersifat kariodentik untuk menghindari
karies.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel, seluruh bagian tubuh yg bersifat
kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi
dari alat tubuh. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah genetik dan
lingkungan. Ligkungan sendiri dibagi menjadi lingkungan prenatal yang meliputi gizi ibu pada
waktu hamil, toksin/zat kimia, hormon, radiasi infeksi, stres dan lingkungan pascanatal meliputi
faktor biologis (ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan), faktor fisik
(cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah, radiasi), faktor psikososial (stimulasi, motivasi belajar,
hukuman,kelompok sebaya, cinta dan kasih saying), dan faktor keluarga dan adat istiadat.
Tahapan tumbuhkembang anak : neonatus (bayi lahir -28 hari), bayi (1 bulan -1 tahun),
todler (usia 1-3 tahun), pra Sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), dewasa muda (20-40
tahun), dewasa menengah (40-65 tahun) ,dan dewasa tua (usia 65 keatas).
Perkembangan psikoseksual anak usia preschool menurut freud anak mengalami fase
falik dimana genetalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Pada masa
perkembangan psikososial menurut Erikson anak mengalami fase inisiatif versus rasa bersalah.
Pada tahap ini, kemampuan motorik dan bahasa anak mulai matang, sehingga memungkinkan
mereka untuk lebih agresif dalam mengeksplor lingkungan mereka baik secara fisik maupun
sosial. Perkembangan moral anak usia preschool menurut kohlbergadalam penalaran
prakonvensional. Pada tingkat ini anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral.
Penalaran moral dikendalikan oleh imbalan(hadiah) dan hukuman eksternal.

3.2 Saran
Kami menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, diharapkan para pembaca khusunya
mahasiswa keperawatan dapat menggali kembali sumber-sumber lainnya untuk menyempurnkan
dasar teori tumbuh kembang anak usia preschool.
DAFTAR PUSTAKA

Winarmo.2012.Psikologi Perkembangan Anak.Jakarta: Platinum


Soetjiningsih.2013.Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.Jakarta:EGC
Teri,Susan.2014.Buku Praktif Keperawatan Pediatri.Jakarta:EGC
pakdheshandy.blogspot.co.id/2013/04/arti-pertumbuhan-dan-perkembangan.html?m=1
Hatyscenter.blogspot.co.id/2011/03/konsep-tumbuh-kembang-manusia.html?m=i
shellaadevina.blogspot.co.id/2014/05/makalah-tumbuh-kembang.html?m=1
https://rimatrian.blogspot.co.id/2013/12/teori-perkembangan-psikososial-erick-h.html?m=1
https://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-perkembangan-psikoanalisis-sigmund-freud/
https://orthevie.wordpress.com/2010/05/29/teori-perkembangan-moral-menurut-kohberg/

Вам также может понравиться