Вы находитесь на странице: 1из 9

BATU ALAM

Batuan dan mineral merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan dan
digunakan untuk kehidupan manusia, dan bahan dasar industri. Batuan terbentuk dari
kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan berakhir menjadi berbagai jenis
batuan. Sedangkan mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada
batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur, mineral merupakan
komponen batuan yang membentuk lapisan kerak bumi.
Batu alam adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat mineral-mineral yang telah mengeras akibat proses secara alami seperti, membeku,
pelapukan, mengendap dan adanya proses kimia.
Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat, terutama
untuk penyelesaian akhir (finishing) bangunan. Kesan alami (natural) serta tampilannya
yang dekoratif menjadi salah satu alasan batu alam menjadi begitu populer.Akan tetapi tidak
semua jenis dapat dipakai untuk kebutuhan konstruksi, atau hiasan di suatu bangunan
Batu alam yang digunakan sebagai bagian dari sebuah bangunan dibedakan menjadi
tiga, yaitu batu tempel, batu tabur atau batu sikat, dan batu bentukan.

1. Batu alam tempel adalah batu alam yang berbentuk pipih. Dalam pemakaiannya, batu
alam ini ditempel di tempat yang dinginkan. Batu alam ini biasa dijadikan hiasan
dinding, atau lantai bangunan.

2. Batu tabur atau batu sikat adalh batuan yang berukuran kecil. Batuan ini berdiameter
antara 0,5 hingga 3 centimeter. Batuan ini dipasang dengan cara di taburkan, lalu
direkatkan. Batuan ini biasa dijadikan lantai pada halaman atau hiasan koran. Di
beberapa taman, batu ini dapat dipakai sebagai terapi untuk kaki.

3. Batu bentukan adalah batu yang dibentuk sesuai kebutuhan manusia. Batu ini dapat
dibentuk menajdi meja, kursi, patung, atau interior rumah lainnya.

Kelebihan Batu Alam

 Terkesan natural, elegan, dan mewah

 Tidak cepat rusak jika dipasang pada lantai

 Jika ada yang rusak, lantai batu alam tidak akan terlihat jelek

 Ukurannya fleksibel, dapat disesuaikan dengan kebutuhan

 Rumah dapat menjadi lebih berwarna

 Harga jual rumah akan jauh lebih mahal

Kekurangan Batu Alam

 Warnanya tidak bisa seragam, namun justru di situlah keunikannya

 Memiliki pori-pori yang besar sehingga harus ditutupi dengan bahan khusus lagi
 Penggunaan batu alam pada lantai dua harus memperhatikan struktur bangunan

 Materialnya cenderung berat sehingga saat distribusi dan pemasangan cukup repot

 Harganya lebih mahal dibandingkan dengan keramik

Tips perawatan batu

• Rendam batu alam dengan air sebelum dipasang agar permukaannya tidak kering dan
mudah ditempeli semen.

• Dalam memasang Gunakan acian semen/pasir sungai halus. Pasir sungai tidak memiliki
kadar garam. Menggunakan campuran pasir laut dapat membuat tepi batu berkerak.

• Jaga agar adonan semen yang dioleskan di batu alam terpasang merata sehingga setelah
kering batu bisa menempel dengan kuat.

• Dalam finishing, gunakan pelapis yang antisinar ultraviolet dan anti jamur sehingga batu
tidak mudah berubah warna dan berjamur.

• Sikat batu alam dengan sikat khusus untuk menghilangkan debu.

• Lakukan proses coating (melapisi batu alam dengan cairan khusus untuk coating). Proses
ini seperti melakukan pengecatan dengan kuas.

• Sikat secara periodik, misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali tergantung intesitas
debu di lingkungan bangunan

Cara Memasang Batu Alam

1. Rendam. Pertama yang harus dilakukan sebelum proses pemasangan batu alam adalah
rendam batu dengan air. Pori-pori besar dalam batu alam membuat batu alam mudah
lepas bila ditempel langsung.

2. Kupas. Saat akan memasang batu alam pada dinding, kupas acak permukaan dinding
agar batu alam lebih kuat menempel pada dinding.

3. Semen. Gunakan semen khusus atau semen instan agar batu alam lebih kuat
menempel.

4. Presisi. Penyimpangan ukuran pada batu alam dapat mencapai 5 mm dan kadang bisa
mencapai 1 cm. Maka, perhatikan presisi batu saat membeli agar pemasangannya bisa
lebih mudah dan presisi.
5. Berat. Mengingat bobot batu alam yang relatif berat, maka dibutuhkan adonan lem
yang baik dengan semen yang lebih banyak, serta mutu pasir yang baik dan air yang
bersih. Mutu adukan yang rendah akan menyebabkan batu alam mudah terlepas.
Aplikasikan semen secara merata pada permukaan batu.

6. Bersihkan. Batu alam memiliki sifat yang cepat kering sehingga jangan biarkan bekas
semen di permukaan batu sampai kering karena akan sangat sulit dihilangkan. Berikan
juga lapisan coating setelah pemasangan untuk menjaga kebersihan dan tampilan
batu.

Sifat-sifat Fisik Batu Alam dan Pengujiannya

1. Mempunyai kuat tekan dan kuat lentur yang tinggi.


2. Keras dan tidak mudah hancur.
3. Daya serap air relative kecil.
4. Tahan terhadap pengaruh cuaca.

Jenis-jenis Batu Alam

Menurut proses kejadiannya :

Batuan Beku, yaitu batuan alam yang terjadi karena magma yang berasal dari inti
bumi mendapat tekanan dalam keadaan panas sekali dan keluar dalam bentuk cair ke
permukaan bumi. Karena pengaruh udara dingin, cairan ini membeku menjadi batu.
Batuan ini biasanya berupa batu gunung yang massif dan tebal lapisannya. Contoh
batuan beku adalah : obsidian, perlit, Andesit, basalt, dll.

Batuan Sedimen (batuan lapisan/endapan), yaitu batuan karena pengerasan, pengaruh


cuaca, terbawa arus sungai kemudian terendapkan pada dasar sungai, danau atau laut.
Contoh batuan sedimen adalah : kapur (batu gamping), batu bara, batu karang, dll.

Batuan metamorf ( batuan alihan/batuan ubahan), yaitu batuan sediment yang terkena
pengaruh panas dan tekanan yang cukup beasr sehingga terjadi perubahan pada bentuk
dan komposisi. Contoh batuan metamorf adalah : batu bara menjadi intan, batu marmer,
batu sabak, antrasit, dll.

Batuan Robohan, yaitu semacam batuan lapisan yang terdiri dari bermacam mineral kontak.
Contoh : pasir, kerikil, batu kali, batu cadas, batu paras, dll.

Contoh batu alam :


1. Batu Andesit
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat
porositasnya paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang
tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm.
Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang
banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis
dinding ini kuat karena saling mengikat.

Jenis batu yang satu ini sudah lama digunakan sebagai bahan bangunan. Bahkan
pada jaman kolonial Belanda, batu ini sering digunakan sebagai bahan untuk
mempercantik dinding, pagar, jembatan, bahkan saluran irigasi. Memang pada
dasarnya batu ini digunakan sebagai bahan ‘muka’ suatu bangunan. Batu ini
diambil dari pinggir sungai dan dikerjakan secara manual oleh masyarakat pada
umumnya.
Sifat batu yang padat dan tahan terhadap cuaca serta lumut, membuat batu ini
menjadi favorit untuk mempercantik suatu bangunan. Apalagi tipe batu ini
sesuai juga untuk bangunan yang memiliki gaya minimalis.
Andesit memiliki warna yang beragam, seperti Andesit Cirebon memiliki warna
abu-abu gelap dan terang dan ada juga yang memiliki bintik atau hanya polos.
Untuk Andesit Tulungagung memiliki tiga warna yaitu, hitam, abu-abu dan
hijau. Sedangkan Andesit Pemalang memiliki warna abu-abu kecoklatan.
Cocok di gunakan untuk semua fungsi dan fasilitas lainnya, baik interior
maupun exterior.
• Foto Andesit yang umum:
a) Andesit Polos

b) Andesit Rata Alam

c) Andesit Alur Matahari

d) Andesit Bintik Hitam


2. Batu Palimanan
Batu yang mulai dikenal pada tahun 50-an terkenal dengan warna yang dominan krem
dengan corak batik berwarna coklat. Batu ini sangat disukai oleh masyarakat dan arsitek,
karena dapat beradaptasi dengan elemen interior dan eksterior. Batu yang berasal dari
Palimanan, Cirebon ini bisa diaplikasikan pada permukaan pagar, dinding, pada taman, pilar,
dan masih banyak lagi. Sifatnya yang empuk menjadi keistimewaan batu ini, karena dapat
dibentuk menjadi aneka ornamen dan patung. Batu Palimanan memiliki ciri warna putih
hingga kuning, kadang bergaris urat cokelat. Batu Palimanan memiliki tekstur agak
beronggasehingga mudah menyerap air. Batu palimanan juga mudah berlumut, sehingga
sukar untuk dibersihkan dan tidak dapat digunakan sebagai material struktur.
Pemasangan umumnya dibentuk tempel acak dengan mesin potong.
• Ukuran :
- 10 cm x 10 cm
- 10 cm x 20 cm
- 15 cm x 30 cm
- 20 cm x 20 cm
- 20 cm x 20 cm
- 20 cm x 30 cm
- 20 cm x 40 cm
- 30 cm x 30 cm
- 40 cm x 40 cm
• Foto batu palimanan :

3. Batu Templek
Batu ini mengalami jaman keemasan dalam dunia arsitektur sejak zaman
kemerdekaan. Ini dapat dilihat dari bangunan tua di daerah perkotaan dan rumah tua
diJatinegara, Jakarta Timur. Batu templek yang disusun secara random atau acak memang
menjadi favorit di zamannya. Kemudian pola pemasangannya berubah menjadi susun sirih
bernat lebar pada tahun 50-an. Kegunaannya pada saat itu adalah mempercantik kolom dan
pagar rumah.Batu templek ini tidak memiliki ukuran khusus
• Foto Batu Templek :
4. Batu Candi
Sifat alami dan sejuk merupakan salah satu alasan mengapa batu ini memiliki banyak
sekali penggemar. Batu candi sejak dulu memang sudah digunakan untuk membuat
candi,stupa, dan patung. Walaupun mudah terserang lumut, tapi batu ini sering digunakan
sebagai bahan dari elemen eksterior. Namun kelemahan dari batu ini sangat cocok bagi anda
yang suka kesan alami.Batu Candi juga berasal dari Jawa Tengah. Batu volkanik ini bisa kita
lihat di Candi Borobudur dan Prambanan dan tidak menutup kemungkinan candi-candi yang
lain di Indonesia.
Batu yang berwarna hitam ini sangat cocok digunakan sebagai tempelan di dinding
kolam maupun untuk overflow (tumpahan) dari kolam renang.Batu ini berupa lempengan.
Mudah menyerap air karena berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu
lebih kelam. Biasanya semakin hitam. Umumnya batu candi digunakan pada eksterior.
Misalnya di teras, selasar, dan pagar. Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai
pada interior. Biasanya hanya sebatas pemanis ruangan.
• Ukuran :
10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula
ukuran lebih besar, berkisar antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan
40 cm x 40 cm.

• Foto Batu Candi :

5. Batu Paras Jogja (Lime Stone)


Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses
pembuatannya dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang kuning, hijau,
cokelat, dan putih. Batu ini cocok di segala ruang, eksterior maupun interior. Sebagai aksen
dinding atau lantai. Namun, jika aplikasi batu paras di ruang eksterior perlu proses coating.
Tingkat porositasnya yang tinggi membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut.
Batu putih berparas cantik dan alami ini banyak digunakan untuk mempercantik
tampilan bangunan. Sifatnya yang empuk menjadikannya favorit para pematung atau
pemahat batu. Batu ini dikenal pada tahun 60-an dan banyak digunakan sebagai elemen
interior dan eksterior. Hampir sama dengan batu candi, batu ini juga mudah terserang lumut.
Jika ingin meletakkan sebagai elemen eksterior, ada baiknya memberi lapisan coating pada
permukaannya.Tak hanya dinding yang dapat diaplikasikan dengan batu ini, namun bisa juga
dipasang pada lantai rumah. Yang perlu diperhatikan, aplikasi batu berpori besar ini
perlumendapat lapisan (coating) agar tidak mudah lembab dan ditumbuhi lumut.
Batu Jogja ini memiliki warna putih yang sangat bersih, sehingga mampu
memberikan nuansa yang lembut. Penggunaan batu ini bisa di kombinasikan dengan jenis
batu lain, seperti Batu Andesit ( Abu-abu terang, abu-abu gelap atau hijau) , Batu Candi
( hitam) , Batu Tasik ( pink) , batu Candi Cirebon ( coklat) , Pacitoroso ( Orange) atau
Javaroso ( merah) .Hal penting yang perlu diketahui saat pemasangan, gunakan adukan
semen
yang lembek agar batu dapat terikat kuat pada dinding.
• Ukuran
Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20
cm x 40 cm.
• Foto Batu Paras Jogja

6. Batu Hijau Sukabumi


Batu ini memiliki tekstur kasar, tidak licin dan warnanya memang hijau.
Pengaplikasian yang cocok dengan batu ini sebagai tempelan di kolam renang karena efek
yang ditimbulkan dari batu ini sangat bagus. Jenis batu Hijau ini sering digunakan sebagai
material pendukung untuk kolam ikan, kolam renang dan beberapa tebing-tebingan. Warna
hijaunya sangat sejuk dipandang mata dipadu dengan air yang memenuhinya. Batu ini berasal
dari gunung-gunung yang ada di Sukabumi, Jawa Barat. Walaupun saya suka bila melihatnya
di kolam renang, tapi batu ini juga bisa diaplikasikan pada bidang pagar, dinding, taman,
pilar, dan lain-lain.
• Foto Batu Hijau Sukabumi

7. Batu Marmer
Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan
dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen
menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi
mapunnon foliasi.
Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan
butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur
Kuarterhingga Tersier.
Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada batu
marmer akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada
marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang
mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi.
Marmer sendiri merupakan sebutan batu pualam yang sudah dihaluskan
permukaannya. Sedangkan untuk permukaan yang lebih kasar disebut sebagai marmo
• Foto Batu Marmer
8.Batu Granit
Sifat fisik batuan granit umumnya kompak, keras, warna bervariasi putih abuabu,
merah muda, kekuning-kuningan dan kerap kali kehijauan.Kegunaan umum granit adalah
sebagai batu hias (ornamen) pada dinding bangunan, bahan pembuatan ubin teraso, dan
sebagai batu agregat untuk konstruksi bangunan gedung dan jembatan.
• Foto Batu Granit

9.Mosaik
Mosaik bukan nama batu. Mosaik adalah pola pemasangan batu pada suatu bidang.
Batu-batu disusun pada lembaran netting yang dilekatkan menggunakan lem khusus. Pada
awalnya teknik ini terinspirasi dari mosaik yang terbuat dari porselain, keramik, dan kaca.
Keunikan, keartistikan, dan inovasi yang berkembang, merupakan alasan masyarakat
menggemarinya.Pada umumnya terdapat dua jenis batu yang digunakan untuk membuat
lantai mozaik, yaitu batu pebble atau kerikil dan batu marble atau koral. Kerikil berbentuk
kecil bulat dan biasanya dipilih yang tidak tajam. Sementara marble biasanya berbentuk pipih
dan bentuknya tak beraturan.
Biasanya lantai mozaik dijual dalam bentuk tile dengan ukuran paling kecil 10 cm x
10 cm, hingga yang terbesar 40 cm x 40 cm. Bagi yang ingin ukuran khusus dapat memesan
sesuai ukuran yang diinginkan.
Setiap tile terdiri dari kumpulan batu dengan warna serupa, ada pula yang berisi
kumpulan batu beragam warna. Dan setelah mozaik batu alam ini jadi, ia bisa dipasang ke
seperti halnya memasang lantai keramik biasa.
Selain untuk lantai, mozaik batu ini dapat dipergunakan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan. Banyak yang menggunakannya untuk lantai kamar mandi dan steping stone di
taman. Tidak hanya untuk itu, mozaik batu alam bisa juga dipergunakan untuk melapis
dinding sehingga terlihat lebih alami.
• Foto Mosaik

Вам также может понравиться