Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB IV

PENCAPAIAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN PUSKESMAS II CILONGOK

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Banyumas diarahkan pada


masih rendahnya derajat kesehatan, status gizi dan kesejahteraan sosial. Oleh
karena itu pembangunan kesahatan diarahkan dalam upaya perbaikan
kesehatan masyarakat melalui perbaikan gizi, kebersihan lingkungan,
pemberantasan penyakit menular, penyediaan air bersih serta pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Selain itu beberapa penyakit infeksi cenderung
meningkat kembali (re-emerging disease) seperti penyakit TB. Penyakit infeksi
baru (new emerging disease) juga telah muncul, utamanya yang disebabkan
karena virus seperti: HIV/AIDS dan penyakit yang pernah meledak seperti flu
burung. Ke depan masyarakat perlu mewaspadai timbulnya penyakit-penyakit
baru yang diakibatkan oleh virus, dan kecenderungan meningkatnya masalah
kesehatan jiwa, masalah yang berkaitan dengan usia lanjut yang akan
menyebabkan meningkatnya beban pelayanan dan pembiayaan kesehatan,
kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan akibat kerja, dampak perubahan iklim,
dan meningkatnya pencemaran lingkungan serta perubahan gaya hidup yang
tidak sehat, penyakit jantung dan pembuluh darah (Kardiovaskuler), kanker
dan penyakit tidak menular lainnya juga cenderung meningkat.
Pembangunan Kesehatan di Puskesmas II Cilongok yang telah
dilaksanakan sampai dengan saat ini belum dapat dikatakan berhasil
seluruhnya meskipun sudah ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi,
angka kematian ibu dan makin sadarnya masyarakat terhadap Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
Hasil-hasil yang dicapai dalam Pembangunan Kesehatan di Puskesmas
II Cilongok dapat dilihat dari indikator - indikator di bidang Derajat
Kesehatan, Perilaku Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Pelayanan
Kesehatan.

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 14


A. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
1. ANGKA KESAKITAN
a. Penyakit Menular yang Diamati

1) Demam Berdarah Dengue (DBD)


Berdasarkan data yang dihimpun petugas surveilans selama
tahun 2016 ditemukan kasus DBD di wilayah Puskesmas II
Cilongok sebanyak 11 kasus, yaitu 4 kasus di desa Panusupan, 3
Kasus di desa Jatisaba, 2 kasus di desa cipete, serta 1 kasus di 2
desa yaitu Pageraji dan Sudimara. Penemuan DBD merupakan
laporan RS melalui form KDRS. Meskipun ada peningkatan
jumlah desa, namun kasus yang terjadi dikarenakan penderita
setelah bepergian dari daerah yang endemis DBD, berdasarkan
hasil PE seluruh desa diwilayah Puskesmas II Cilongok dapat
dikategorikan non endemis DBD. Ini membuktikan bahwa
masyarakat Cilongok ikut berperan dalam mencegah dan
menanggulangi DBD.

2) Malaria
Selama tahun 2016 diwilayah Puskesmas II Cilongok tidak
ditemukan kasus positif malaria, adapun saat ini Puskesmas II
Cilongok tidak mempunyai petugas JMD yang biasanya
mengunjungi desa-desa mencari penderita dengan gejala panas.

3) Kusta
Jumlah kasus kusta di Puskesmas II Cilongok berdasarkan
laporan dari petugas P2M selama tahun 2016 ditemukan 1 kasus
yaitu di desa Kasegeran.

4) TB. Paru
Jumlah kasus TB Paru Positif Tahun 2016 di Puskesmas II
Cilongok sebanyak 37 kasus yang semuanya melakukan

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 15


pengobatan di Puskesmas, jumlah kasus ini tidak mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya, karena masih ada penderita TB yang
berobat ke Dokter praktek swasta dan tidak terpantau oleh
Puskesmas. Penderita TB Paru sembuh selama ini hanya biasa
dideteksi dengan menggunakan roentgen bukan dengan
pemeriksaan dahak di laboratorium karena masih terbatasnnya
peralatan laboratorium.

5) Diare
Jumlah kasus diare di Puskesmas II Cilongok berdasarkan
laporan dari petugas P2M selama tahun 2016 sebanyak 499 kasus
sedangkan tahun 2014 sebesar 580, perbandingan tahun 2016 dan
2014 mengalami penurunan sebesar 81 kasus.

6) PNEUMONIA
Jumlah kasus pneumonia balita ada 83 kasus yang ditangani
oleh puskesmas, atau sekitar 13.6% dari perkiraan sebanyak 564
kasus. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru (alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai
napas cepat dan atau napas sesak. Kasus ini masih tinggi
diwilayah Puskesmas II Cilongok, untuk menurunkan kasus ini
diharapkan kerjasama dari petugas kesehatan dan seluruh
masyarakat itu sendiri antara lain dengan cara pemantauan dan
pemeriksaan faktor resiko dilingkungan rumah para penderita,
peningkatan SDM untuk deteksi dan tatalaksana kasus
(Manajemen P2 ISPA), selain itu juga dilakukan monitoring dan
evaluasi berkala oleh petugas, serta dilakukan promosi atau
penyuluhan rutin tentang ISPA oleh petugas kesehatan puskesmas.

7) HIV/ AIDS dan IMS

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 16


Dari pemantauan petugas P2M terdeteksi adanya 1 kasus
AIDS di wilayah Puskesmas II Cilongok. Namun ada
kemungkinan bahwa jumlah kasus yang ada di masyarakat lebih
banyak dari jumlah yang dilaporkan karena masih ada perasaan
malu untuk memeriksakan diri apabila berhubungan dengan
penyakit HIV/ AIDS ataupun Infeksi Menular Seksual seperti
Syphillis, Gonorhoe, Herpes dan lain-lain.

8) Filariasis
Jumlah kasus Filariasis di Puskesmas II Cilongok
berdasarkan laporan dari petugas P2M selama tahun 2016 ada 1
kasus yaitu di desa Cipete.

b. Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan


Imunisasi

1) Difteri
Difteri adalah Infeksi akut yang disebabkan bakteri
Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan
membran di kerongkongan dan aliran udara lainnya yang
menyebabkan sulit bernapas Kasus penyakit Difteri di Puskesmas
II Cilongok tahun 2016 berdasarkan data dari Petugas P2M tidak
ditemukan kasus, hal ini tidak mencerminkan keadaan
sesungguhnya mengingat tidak semua masyarakat berobat ke
Puskesmas II Cilongok melainkan ada yang ke dokter praktek
swasta/Rumah sakit, namun demikian petugas Puskesmas selalu
memantau perkembangan penyakit menular di masyarakat.

2) Campak
Campak merupakan penyakit akut yang disebabkan
Morbilivirus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam),
terjadi pertama kali saat anak-anak. Tahun 2016 tidak terdeteksi

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 17


adanya kasus campak, berdasarkan pengamatan /surveilans maka
seluruh wilayah Puskesmas II Cilongok merupakan wilayah non
endemis kasus campak.

3) Pertusis
Pertusis adalah penyakit membran mukosa pernapasan
dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, dan batuk
kering. Kasus penyakit Pertusis di Puskesmas II Cilongok tahun
2016 berdasarkan data dari Petugas P2M tidak ditemukan
kasus ,hal ini tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya
mengingat tidak semua masyarakat berobat ke Puskesmas II
Cilongok melainkan ada yang ke dokter praktek swasta/Rumah
sakit,namun demikian petugas Puskesmas selalu memantau
perkembangan penyakit menular di masyarakat.

4) Tetanus dan T. Neonatorum

Tetanus yaitu penyakit infeksi akut dan sering fatal yang


mengenai sistem saraf yang diisebabkan infeksi bakteri dari luka
terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi,
yang mengakibatkan trismus (rahang terkunci), spasme glotis,
spasme otot umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan
kejang dan paralisis
Tetanus Neonatorum yaitu suatu bentuk tetanus infeksius
yang berat, dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah
lahir. Disebabkan oleh faktor-faktor seperti tindakan perawatan
sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada sirkulasi bayi laki-
laki dan kekurangan imunisasi maternal
Seperti halnya penyakit Difteri dan Pertusis kasus penyakit
Tetanus dan T.Neonatorum di Puskesmas II Cilongok tahun 2016
berdasarkan data dari Petugas P2M tidak ditemukan kasus ,hal
ini tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya mengingat tidak
semua masyarakat berobat ke Puskesmas II Cilongok melainkan

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 18


ada yang ke dokter praktek swasta/Rumah sakit,namun demikian
petugas Puskesmas selalu memantau perkembangan penyakit
menular di masyarakat.

5) Polio
Polio merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang
anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan
kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah
satu bagian tubuhnya, untuk wilayah Puskesmas II Cilongok
selama tahun 2016 tidak terdapat kasus polio, namun demikian
pemantauan selalu dilakukan oleh petugas kesehatan dan petugas
imunisasi.

6) Hepatitis B
Hepatitis merupakan Peyakit yang disebabkan oleh virus
Hepatitis (A, B, C, D, dan E). Tahun 2016 tidak ditemukan kasus
Hepatitis B di wilayah Puskesmas II Cilongok.

2. ANGKA KEMATIAN
a. Angka Kematian Bayi dan Balita
Menurut data yang dihimpun petugas KIA, ada 6 kasus bayi
lahir mati pada tahun 2016, sedangkan jumlah lahir hidup 867 bayi.
Angka Kematian Bayi di Puskesmas II Cilongok pada tahun 2016
sebesar 6,9 per 1000 kelahiran hidup. Ini berarti masih dibawah target
nasional yaitu 24 per 1000 kelahiran hidup, namun demikian perlu
diwaspadai. Sedangkan untuk jumlah balita sebanyak 4.297 dan
jumlah anak balita mati ada 6 atau 6,4 per 1000 kelahiran hidup.
b. Angka Kematian Ibu Maternal
Kematian ibu maternal yaitu kematian yang terjadi pada ibu
karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Dari data KIA

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 19


tahun 2016 ditemukan adanya 2 kasus kematian pada ibu hamil dan 2
kasus pada kematian ibu bersalin.
3. STATUS GIZI
Penentuan status Gizi menggunakan indikator tabel pada
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, adapun klasifikasi sebagai
berikut :
 Katagori I : Status gizi buruk
 Katagori II : Status gizi kurang
 Katagori III : Status gizi baik
 Katagori IV : Status gizi lebih

a. Status Gizi Bayi Baru Lahir


Dari jumlah Bayi Lahir Hidup sebanyak 867 bayi, terdapat 70
bayi dengan berat badan lahir rendah, hal ini menunjukan adanya
peningkatan dari tahun 2015 yang berjumlah 53 bayi.
Dari 867 bayi lahir hidup, desa yang BBLR tertinggi adalah :
 Desa Panusupan dengan BBLR sebanyak 11 bayi
dari 129 lahir hidup.
 Desa Kasegeran dengan BBLR sebanyak 10 bayi
dari 74 bayi lahir hidup.
Dari data tersebut perlu diwaspadai adanya peningkatan kasus
BBLR pada tahun berikutnya, sehingga perlu adanya kerjasama
semua pihak baik tenaga kesehatan maupun masyarakat sendiri
khususnya ibu hamil untuk kesadarannya memeriksakan
kehamilannnya pada pelayanan kesehatan terdekat, agar sedini
mungkin dapat di atasi masalah-masalah kesehatan pada ibu hamil.

b. Status Gizi Balita ( Umur 12 S/D 59 Bulan )


Dari jumlah balita yang ada yaitu 4.297 balita dapat paparkan
sebagai berikut :
 Balita yang ditimbang : 3.665 anak atau 85,3 %

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 20


 Gizi kurang : 39 anak 0,09 %
 Gizi buruk : 1 anak atau 0,02 %
Dari seluruh jumlah balita yang ada tidak diketemukan adanya kasus
gizi buruk sehingga dapat dikatakan wilayah Puskesmas II Cilongok
termasuk dalan Kecamatan Bebas Rawan Gizi.

c. Status Gizi Ibu Hamil


1) Ibu Hamil Dengan Anemia Gizi Besi ( AGB )
Dari jumlah 952 ibu hamil yang diperiksa, jumlah ibu hamil
dengan Anemia Gizi Besi (AGB) sejumlah 808 ibu hamil atau
sebesar 84,87 % dari jumlah ibu hamil yang diperiksa.

2) Status Gizi Ibu Hamil Kurang Energi Kronik ( KEK )


Pada tahun 2016 ini status gizi ibu hamil kurang energi kronik
(KEK) ditemukan ibu hamil KEK sebanyak 525 ibu hamil
atau 54,01 % dari jumlah ibu hamil yang diperiksa.

B. PERILAKU MASYARAKAT
Perilaku masyarakat ini ditekankan pada Peran Serta Masyarakat di
bidang kesehatan melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) baik di masyarakat, di sekolah, maupun di institusi dalam rangka
penurunan angka kematian bayi, balita dan ibu serta berbagai upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi. Maka dengan adanya PHBS
pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dapat mandiri mampu
menolong dirinya dibidang kesehatan, yakni melalui pendekatan
pelayanan kesehatan dasar (primary health care).

1. DESA YANG MELAKSANAKAN PHBS


Seluruh desa diwilayah Puskesmas II Cilongok sudah melaksanakan
PHBS namun hanya sebagian karena belum seluruh warganya
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dari 13.217 rumah
tangga yang diperiksa ada 9.720 rumah tangga yang ber PHBS, atau

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 21


73,7%. Untuk selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan strata rumah
tangga untuk PHBS menjadi lebih baik lagi dari sekarang.
2. POSYANDU
Berdasarkan data tahun 2016 jumlah Posyandu di Puskesmas II
Cilongok sebesar 77 posyandu, dengan perincian sebagai berikut :
 Strata Pratama : 0
 Strata Madya : 30 Posyandu atau 38,96%
 Strata Purnama : 37 Posyandu atau 48,05%
 Strata Mandiri : 10 Posyandu atau 12,99%

3. SEKOLAH DAN MANDRASAH YANG BEBAS NAPZA


Pada tahun 2016 dari 34 jumlah SD/MI di wilayah Puskesmas II
Cilongok, seluruh sekolah bebas Napza atau sebesar 100 %. Untuk
tingkat SLTP ada 4 SLTP/MTs yang bebas dari NAPZA.

4. PENDUDUK MENGGUNAKAN SARANA KESEHATAN


Dari jumlah penduduk di wilayah Puskesmas II Cilongok sebesar
57.598 orang, yang menggunakan Sarana Pelayanan Kesehatan sebesar
36.772 orang atau sebesar 63,8 % dari jumlah penduduk, hal ini
dikarenakan wilayah Puskesmas II Cilongok secara geografis
memanjang, berbukit dan letak gedung Puskesmas yang tidak setrategis
untuk jangkauan seluruh wilayah kerja, sehingga masih banyak yang
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat seperti dokter
praktek swasta.

5. PENDUDUK YANG TERLINDUNGI ASURANSI


KESEHATAN.
Dari jumlah penduduk di Puskesmas II Cilongok sebesar 57.598
orang, penduduk yang terlindungi asuransi kesehatan sebesar 31.233
yang terdaftar sebagai peserta ASKES atau sebesar 54,23 % dari jumlah
penduduk di wilayah Puskesmas II Cilongok, ini belum termasuk peserta

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 22


ASKES yang lebih memilih pelayan kesehatan di dokter praktek swasta
atau pelayanan kaesehatan lain.

C. KESEHATAN LINGKUNGAN
Keadaan lingkungan masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mempengaruhi derajat kesehatan disamping perilaku
masyarakat itu sendiri. Dan sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan masyarakat, bebarapa indikator penting yang dapat
mempengaruhi kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Rumah Dan Sarana Pendidikan Sehat

a. Rumah Sehat
Dari 13.597 rumah yang ada diwilayah puskesmas hanya 273
rumah yang diperiksa, ternyata yang memenuhi syarat kesehatan
sebanyak 199 rumah atau sebesar 72,9 % dari jumlah rumah yang
diperiksa.

b. Sekolah dan Madrasah Sehat


Jumlah sekolah yang ada di Puskesmas II Cilongok sebanyak 38
buah sekolah, 38 buah sekolah yang diperiksa, sedangkan jumlah
sekolah sehat sebanyak 38 buah sekolah dari jumlah sekolah yang
diperiksa, seluruh sekolah dan madrasah masih berada pada strata
madya. Hal ini perlu adanya pembinaan lebih lanjut untuk lebih
meningkatkan derajat kesehatan khususnya di institusi pendidikan.

2. Sarana Ibadah Dan Pesantren Sehat


a. Masjid Sehat
Jumlah Masjid dan mushola sebanyak 154 buah yang diperiksa
kesehatan lingkungannya sedangkan masjid dan mushola yang
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 139 buah atau sebesar 90,0%
dari jumlah masjid yang ada.

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 23


b. Pesantren
Jumlah Pesantren yang diperiksa sebanyak 8 yang memenuhi
syarat kesehatan sebanyak 6 buah atau sebesar 75% dari jumlah
Pesantren yang diperiksa.

3. Tempat-Tempat Umum
Pada tahun 2016 Jumlah Tempat – tempat umum yang di periksa
syarat kesehatannya sebanyak 91 TTU adapun Tempat-tempat umum
sehat/ yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 66 buah atau
sebesar 72,53 % dari jumlah TTU yang diperiksa.

4. Keluarga Yang Memiliki Sarana Kesehatan Lingkungan.


Pembuangan air limbah dan tinja yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air, dapat
menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Adapun kondisi
sarana kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :

a. Tempat BAB/ Jamban


Jumlah keluarga yang diperiksa sebanyak 279 rumah sedangkan
yang memiliki jamban ada 207 rumah dan yang memenuhi syarat
kesehatannya sebanyak 186 buah atau sebesar 89,9 % dari jumlah
rumah yang memiliki jamban.
b. Pengelolaan Air Limbah
Dari 279 keluarga yang diperiksa, sebanyak 148 keluarga atau
53,0 % yang memiliki SPAL, dan hanya 90 keluarga atau 60,8% yang
punyai SPAL yang sehat.
c. Persediaan Air Bersih
Sebanyak 9.193 keluarga yang diperiksa, sebanyak 375
keluarga menggunakan sarana air bersih dari ledeng, 59 keluarga

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 24


menggunakan Sumur Pompa Tangan (SPT), 7.999 keluarga
menggunakan sumur galian langsung (SGL) dan 417 keluarga
menggunakan mata air.
D. PELAYANAN KESEHATAN
1. Sarana Kesehatan Dasar
Jumlah sarana kesehatan dasar di wilayah Puskesmas II Cilongok
pada tahun 2016 sejumlah 6 sarana kesehatan dasar baik itu milik
Pemerintah maupun swasta.
Adapun sarana Kesehatan dasar yang ada adalah sebagai berikut :
o Puskesmas = 1
o Puskesmas Pembantu = 1
o PKD = 4

2. Pelayanan Persalinan
Jumlah persalinan di wilayah Puskesmas II Cilongok pada tahun
2016 berjumlah 866, adapun persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan berjumlah 866 persalinan atau sebesar 100 %, pelayanan
persalinan oleh tenaga kesehatan apabila tercapai sesuai target , maka
kematian ibu diharapkan semakin menurun.

3. Bayi Yang Telah Diimunisasi


Jumlah bayi di Puskesmas II Cilongok menurut data dari Petugas
Imunisasi sejumlah 864 bayi, sedangkan jumlah bayi yang
diimunisasi adalah sebagai berikut :
a. Imunisasi DPT I + BH 1
Bayi yang diimunisasi DPT I sebanyak 911 bayi atau sebesar
105,4%.
b. Imunisasi Campak
Bayi yang diimunisasi Campak pada tahun 2016 sejumlah 852
bayi atau sebesar 98,6%.

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 25


c. Drop Out Rate Bayi Yang Diimunisasi Lengkap
Drop Out Rate bayi yang diimunisasi di Puskesmas II Cilongok
pada tahun 2016 sebesar 6,5% berdasarkan cakupan imunisasi
campak. Adapun bayi yang telah di imunisasi lengkap pada tahun
2016 sebesar 875 bayi atau 101,3%.

4. Peserta KB Terhadap PUS


Jumlah PUS pada tahun 2016 sejumlah 11.196 PUS, jumlah
peserta KB baru mencapai 1.066 orang atau sebesar 9,5% dari PUS,
sedangkan jumlah peserta KB aktif sejumlah 8.484 atau sebesar
75,78% dari PUS.

Profil Puskesmas II Cilongok Tahun 2016 26

Вам также может понравиться