Вы находитесь на странице: 1из 3

Pengolahan Limbah Cu(II) Menggunakan Zeolit sebagai Resin pada Kolom

Adsorpsi
Rr. Dewi Ayu Anjani 1), Rensa Dwi Assyfah1), Nurmalia Dinita Sari1), Rini Puji Astutik1)

1) Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang, Jl Semarang No 5 Malang

Tembaga merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk memproduksi
berbagai macam peralatan elektronik yang paling populer. Belakangan ini, kadar tembaga di
lingkungan kian meningkat karena emisi dari berbagai macam industri dan juga sumber
alam serta buatan yang lain. Kontaminasi tembaga pada udara dan air, disebabkan oleh
pertambangan, penggilingan, pemekatan, dan penyulingan bijih tembaga, limbah industri
seperti elektroplating, cat dan pewarna, industri pupuk, bahan peledak, pestisida dan
industri besi dan baja (Shrivastava, 2009). Tersebarnya logam tembaga di atas ambang batas
yang diizinkan, yaitu tidak lebih dari 100 µg/L (Agency for Toxic Substances and Disease
Registry, 2004), akan menimbulkan keracunan pada manusia dan dapat menyebabkan
kematian. Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha yang serius untuk menanggulangi
masalah pencemaran agar konsentrasi Cu dalam limbah dalam batas aman (Kundari &
Slamet, 2008). Meskipun berbahaya, banyak industri yang tidak mengolah limbah yang
mengandung ion Cu(II) terlebih dahulu, karena membutuhkan biaya yang cukup besar.

Berbagai metode telah digunakan untuk mengurangi konsentrasi ion logam berat pada
limbah. Salah satu metode yang sering digunakan adalah adsorpsi dengan menggunakan
zeolit (Kakutani et al., 2017)(Lu et al., 2015)(Munthali, Johan, Aono, & Matsue, 2015). Zeolit
adalah kristal aluminosilikat yang memiliki struktur tiga dimensi, memiliki kerangka
tetrahedral yang terdiri dari oksida Si dan atau Al. Kerangka zeolit memiliki ruang kosong
yang biasanya berisi kation dari golongan 1 atau 2 yang dapat digantikan oleh kation lain.
Zeolit sering digunakan sebagai adsorben karena sifat kimia dan fisikanya yang unik, yaitu
strukur kristal yang seragam, kestabilan termal, dan kemampuan zeolit dalam pertukaran
ion(Shyaa, Hasan, & Abbas, 2015). Prinsip kerja zeolit sebagai adsorben yaitu pertukaran
ion. Mekanisme pertukaran ini didasarkan pada sifat sorptif dari tempat yang bermuatan
negatif dalam adsorben terhadap ion bermuatan positif yang terjadi karena interaksi gaya
Coulomb.

Pada essay ini, akan diberikan solusi untuk mengolah limbah Cu(II) dengan
menggunakan zeolit yang dicampur dengan tanah liat menggunakan berbagai variasi
perbandingan, kemudian dijadikan resin yang akan diisikan pada kolom adsorpsi.
Sebelumnya, belum pernah dilakukan penelitian tentang adsorpsi tembaga menggunakan
metode ini. Selain itu, akan dipelajari pula pengaruh pH dan panjang kolom terhadap
kemampuan adsorpsi Cu(II) oleh resin zeolit. Pengolahan limbah Cu(II) menggunakan zeolit
yang dicampur dengan tanah liat akan menjadi metode yang murah, efektif, dan efisien.
Oleh karena itu metode ini dikembangkan agar industri yang menghasilkan limbah Cu(II)
dapat mengolah limbahnya terlebih dahulu tanpa terbebani biaya agar tidak mencemari
lingkungan sekitar.

Agency for Toxic Substances and Disease Registry. (2004). Toxicological profile for Copper.
U.S Public Health Service, Agency for Toxic Substances and Disease Registry.
https://doi.org/doi:10.1201/9781420061888_ch106

Agrahari, S., & Wadhwa, N. (2012). Isolation and characterization of feather degrading
enzymes from Bacillus megaterium SN1 isolated from Ghazipur poultry waste site.
Applied Biochemistry and Microbiology, 48(2), 175–181.
https://doi.org/10.1134/S0003683812020020

Kakutani, Y., Weerachawanasak, P., Hirata, Y., Sano, M., Suzuki, T., & Miyake, T. (2017).
Highly effective K-Merlinoite adsorbent for removal of Cs + and Sr 2+ in aqueous
solution. RSC Adv., 7(49), 30919–30928. https://doi.org/10.1039/C7RA03867D

Kundari, N. A., & Slamet, W. (2008). Tinjauan kesetimbangan adsorpsi tembaga dalam
limbah pencuci pcb dengan zeolit. In SEMINAR NASIONAL IV SDM TEKNOLOGI NUKLIR
(pp. 489–496).

Lu, C., Yu, S., Yao, T., Zeng, C., Wang, C., & Zhang, L. (2015). Zeolite X/chitosan hybrid
microspheres and their adsorption properties for Cu(II) ions in aqueous solutions.
Journal of Porous Materials, 22(5), 1255–1263. https://doi.org/10.1007/s10934-015-
0003-0

Munthali, M. W., Johan, E., Aono, H., & Matsue, N. (2015). Cs+ and Sr2+ adsorption
selectivity of zeolites in relation to radioactive decontamination. Journal of Asian
Ceramic Societies, 3(3), 245–250. https://doi.org/10.1016/j.jascer.2015.04.002

Shrivastava, A. K. (2009). A review on copper pollution and its removal from water bodies by
pollution control technologies. Indian Journal of Environmental Protection, 29(6), 552–
560.

Shyaa, A. A., Hasan, O. A., & Abbas, A. M. (2015). Synthesis and characterization of
polyaniline/zeolite nanocomposite for the removal of chromium(VI) from aqueous
solution. Journal of Saudi Chemical Society, 19(1), 101–107.
https://doi.org/10.1016/j.jscs.2012.01.001

Suharti. (2017). Keratinase dari. Universitas Negeri Malang.

Surjani. (2016). Pemisahan Kimia (1st ed.). Malang: Erlangga.

Wikipedia. (2017). zeolit.

Вам также может понравиться