Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Akhlak mahmudah adalah akhlaq yang terpuji, yaitu segala macam bentuk perbuatan,
ucapan, dan perasaan seseorang yang bisa menambah iman dan mendatangkan pahala.
Akhlak mahmudah merupakan akhlak yang mencerminkan ajaran Rosulullah SAW,
sebagaimana Beliau bersabda :
Artinya :
“Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah SWT) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Oleh Imran bin Husain r.a berkata bahwa Rasul bersabda: “Rasa malu itu dapat
mendatangkan kebaikan.” (HR. Muttafaq ‘alaih)
7. Adil
Sifat adil memang bisa diartikan dengan berbagai macam versi, yaitu tidak berat sebelah,
tidak memihak, mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya, seimbang, dan lain-lain.
Sifat adil merupakan akhlak yang harsu dimiliki oleh setiap muslim, terutama bagi
pemimpin, karena sifat inilah yang bisa menjadi salah satu faktor kerukunan dan
perdamaian. Firman Allah swt dalam surah an-nahl ayat 90 :
Rasulullah SAW bersabda: yang artinya “Tiada berkurang harta karena sedekah, dan Allah
tiada menambah pada seseorang yang memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiada
seseorang yang bertawadhu’ kepada Allah, melainkan dimuliakan (mendapat ‘izzah) oleh
Allah. (HR. Muslim).
11. Muhasabatun Nafsi atau Intropeksi Diri
Manusia adalah tempat salah dan lupa, tidak ada manusia sempurna tanpa melakukan
kesalahan. Tetapi sebaik-baik manusia yang berbuat salah adalah manusia yang bisa
mengevaluasi kesalahan dan berusaha memperbaikinya. Intropeksi diri sangat penting
untuk menyongsong masa depan ukhrowi dan duniawi, yaitu intropeksi diri atas dosa-dosa
dan mengevaluasi diri atas sebuah kegagalan.
19. Ikhlas
Ikhlas dalam bahasa diartikan sebagai tulus atau murni, yaitu melaksanakan setiap aktivitas
(baik aktivitas yang berhubungan dengan dunia maupun aktivitas yang berhubungan dengan
akhirat) semata-mata hanya untuk mendapatkan ridlo Allah SWT. Firman Allah SWT dalam
surah Al-Mu’min ayat 65 :
20. Taqwa
Taqwa adalah memelihara diri dari murka dan siksa Allah SWT dengan senantiasa
menjalankan segala apa yang Dia perintahkan dan menjauhi segala apa yang Dia larang.
Firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 102 :
21. Tawakkal atau Berpasrah Diri
Tawakkal diartikan sebagai berpasrah diri kepada Allah SWT. Berpasrah diri di sini bukan
berarti 100% pasrah tanpa melakukan usaha, justru tawakkal adalah bentuk kepasrahan diri
tanpa menghilangkan nilai-nilai usaha. Firman Allah SWT dalam surah Al-Furqan ayat 58 :
23. Zuhud
Zuhud adalah mengutamakan kepentingan akhirat di atas kepentingan dunia. Orang-orang
yang zuhud adalah orang-orang yang enggan berurusan dengan urusan dunia kecuali urusan
dunia yang bisa mendukung urusan akhirat, seolah-olah mereka benar-benar tidak perduli
atas segala macam kemewahan dunia yang bersifat semu, serta menghabiskan segenap
waktu untuk beribadah, berdzikir, bermunajah, dan lain-lain.
Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi, ia berkata ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang
apabila aku melakukannya, maka Allah akan mencintaiku dan begitu pula manusia.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Zuhudlah pada dunia, Allah akan
mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan
mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah dan selainnya. An Nawawi mengatakan bahwa dikeluarkan
dengan sanad yang hasan)
Akhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah didefiniskan sebagai akhlak yang tercela, segala macam bentuk
perbuatan, ucapan, dan perasaan seseorang yang bisa merusak iman dan mendatangkan
dosa juga dikategorikan sebagai akhlak madzmumah. Selanjutnya, akhlak madzmumah
terbagi menjadi tiga bagian yaitu tindakan, ucapan, dan hati.
1. Dholim atau Menganiyaya adalah perbuatan yang menyakitkan hati orang lain,
sedangkan orang itu tidak berdaya untuk membalas dan hanya mampu bertahan
atas semua perlakuan si pelaku. Firman Allah swt dalam surah Al-Jinn ayat 15 :
2. Bertengkar atau Berkelahi adalah persengketaan antara dua orang karena suatu
masalah dan diselesaikan dengan jalan kekerasan. Salah satu jenis pertengkaran atau
perkelahian yang bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah perdebatan
(pertengkaran dengan ucapan), tawuran, dan pengkroyokan.
Debat secara umum akan menghilangkan berkah. Telah disebutkan dalam Shahih Al-
Bukhari, dari hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.”
(HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668)
3. Mencuri adalah mengambil barang orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Adapun jenis mencuri lainnya adalah mencopet (mengambil barang orang lain di
tempat-tempat umum tanpa disadari pemiliknya), merampok (mengambil harta atau
barang seseorang yang dilakukan dengan bergerombolan), dan korupsi (pencurian
yang dilakukan pejabat kepada rakyat).
5. Qot’ut Thoriq atau Begal Jalan adalah menghadang jalan seseorang yang lewat
dengan tujuan untuk mengambil harta pemilik secara paksa, bahkan sampai
membunuhnya.
6. Tajassus adalah mencari-cari kesalahan orang lain. Orang yang tajassus selalu
melakukan segala cara untuk mendapatkan celah dan kesalahan orang lain, bahkan
sampai dengan niatan menjatuhkan orang itu melalui celah dan
kesalahannya. Firman Allah SWT dalam surah Al-Hujurat ayat 12 :
1. Berkata kotor adalah ucapan yang bisa menyinggung orang di sekitarnya. Begitu juga
halnya, meskipun ucapan itu tidak kotor tetapi dengan nada-nada keras yang bisa
menyinggung orang lain, maka ucapan tersebut juga dikategorikan sebagai akhlak
madzmumah.
Imam al-Ghazali pernah berkata: “Menuruti lidah akan berlakulah pendustaan atau
pembohongan, buruk sangka, permusuhan, fitnah, mencarut, mencela, mengutuk,
bertelingkah, mengumpat, melaknat dan membicarakan sesuatu dalam keadaan kesat,
kasar dan penuh dengan kesombongan.”
Dalam hadits disebutkan, “Jauhilah perkataan keji karena Allah tidak menyukai perkataan
keji dan mengolok-olok dengan perkataan keji.” (HR. Ibnu Hibban, Ahmad dan Bukhari
dalam Adabul Mufrad).Dalam hadits lain disebutkan, “Orang mukmin itu bukan orang yang
suka mencemarkan kehormatan, bukan pula orang yang suka mengutuk, berkata keji dan
mengumpat.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Bukhari dll.).
2. Kidzbu atau Dusta adalah ucapan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dengan
sengaja dan niatan tertentu. Sedangkan lawan kata dari dusta adalah jujur, sepatutnya kita
sebagai manusia yang berakhlak lebih membiasakan diri dengan kejujuran karena praktek-
praktek kejujuran sudah semakin jarang dilakukan pada saat ini.
3. Fitnah adalah melontarkan tuduhan kepada orang lain. Fitnah merupakan bagian dari
dusta, tetapi fitnah lebih berdosa karena diucapkan dengan niatan menjatuhkan dan
menghancurkan orang lain. Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 191 :
4. Namimah atau Adu Domba adalah segala ucapan yang dilontarkan kepada dua orang
dengan maksud untuk mengadu dan merenggangkan hubungan antara keduanya. Firman
Allah SWT dalam surah Al-Hujurat ayat 6 :
5. Ghibah atau Menggunjing adalah menceritakan keburukan orang lain, di mana jika dia
mendengarkannya maka dia akan tersinggung. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12,
Allah SWT menegaskan larangan keras bagi pelaku ghibah dengan menyamakannya seperti
orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri.
Akhlak Madzmumah Dari Segi Hati
Adalah segala bentuk sifat dan perasaan tercela timbul di dalam hati seseorang. Adapun
berikut ini adalah contoh-contoh akhlak madzmumah dari segi hati :
1. Khianat adalah perasaan ingkar atas kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain.
Khianat merupakan sebuah penyakit hati yang kemudian diaplikasikan melalui tindakan
penhianatan. Firman Allah SWT dalam surah Al-Anfal ayat 27 :
2. Ghadhab atau Marah adalah luapan emosi akibat kekesalan pada seseorang. Sifat
pemarah memang sudah menjadi watak manusia pada umumnya, namun sifat buruk
tersebut haruslah dikekang sebisa mungkin dengan sedikit demi sedikit belajar untuk sabar
dan pemaaf. Rosulullah SAW menjanjikan surga bagi orang yang mau mengendalikan sifat
marahnya.
3. Thoma’ atau Tamak adalah perasaan serakah atas harta dan kenikmatan dunia. Sifat
tamak tidak akan menjadikan seseorang mendapatkan apa yang dia inginkan secara
sempurna, justru malah akan menghancurkan dirinya sendiri karena keserakahan.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu al-Zubair tatkala di atas mimbar di Mekah dalam
kubtahnya, beliau berkata; Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi
wasallam pernah bersabda, “Seandainya anak keturunan Adam diberi satu lembah penuh
dengan emas niscaya dia masih akan menginginkan yang kedua. Jika diberi lembah emas
yang kedua maka dia menginginkan lembah emas ketiga. Tidak akan pernah menyumbat
rongga anak Adam selain tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa pun yang mau
bertaubat.” (HR. Al-Bukhari No.6438)
4. Khiqdu atau Benci adalah segala bentuk perasaan hati yang menunjukkan kebencian
kepada orang lain. Cinta dan benci memang dua sifat yang saling bertentangan dan manusia
pasti memiiki keduanya. Tetapi, kebencian adalah sebuah akhlak buruk yang harus dihindari
dengan berusaha sabar dan menerima keadaan dengan lapang.
5. Dendam adalah perasaan benci dan berusaha untuk membalas atas perbuatan buruk
orang lain. Orang yang memiliki sifat pendendam pasti melakukan segala hal untuk
membalas perlakuan buruk yang sudah dia terima, sehingga sifat ini akan
menjerumuskannya pada tindakan kriminal seperti pembunuhan, penganiyayaan, dan
berbagai perbuatan buruk lainnya. Firman Allah SWT dalam surah Asy – Syura ayat 40 :
6. Takabbur atau Sombong adalah perasaan hati seseorang yang merasa dirinya lebih baik
dan lebih unggul daripada orang lain. Meskipun takbbur adalah sifat yang sepele tetapi Allah
SWT sangat membenci hamba-Nya jika memiliki sifat ini, karena takabbur adalah sifat wajib
yang dimiliki Allah SWT bukan untuk hamba-Nya. Ingatlah bahwa iblis dilaknat Allah SWT
dan dikeluarkan dari surga karena memiliki sifat takabbur. Firman Allah SWT dalam surah
Luqman ayat 18 :
7. Sum’ah adalah melakukan sesuatu kebaikan agar didengar oleh orang lain. Sum’ah biasa
dilakukan dengan memamerkan dan menceritakan kebaikan diri agar orang lain mendengar
dan memujinya. Sum’ah adalah sifat yang dilarang karena menghilangkan keikhlasan dalam
melakukan kebaikan.
8. Riya adalah melakukan suatu kebaikan agar dirinya dilihat dan dinilai baik oleh orang lain.
Sama halnya dengan sum’ah, sifat riya sangat dikecam karena mampu menghilangkan
keikhlasan.
9. Iri Hati adalah perasaan tidak senang atas nikmat yang diterima oleh orang lain. Sudah
sewajarnya iri hati timbul ketika melihat orang lain mendapatkan nikmat, tetapi tidak boleh
sifat ini dibiarkan berlarut-larut. Seharusnya, sebagai muslim yang mengangungkan
saudaranya, kita pun turut bersyukur jika orang lain menerima nikmat.
10. Hasud atau Dengki adalah perasaan tidak senang atas nikmat yang diterima oleh orang
lain, berkeinginan agar nikmat itu hilang, dan merasa senang jika orang lain mendapatkan
musibah. Hadisnya ada di hadis tentang iri hati.
11. Kufur adalah perasaan tidak mempercayai adanya Allah SWT serta nikmat dan rohmat
yang Dia berikan untuk hamba-Nya. Orang yang memiliki sifat kufur disebut kafir. Firman
Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 156 :
14. Yaksu atau Putus Asa adalah perasaan tidak akan pernah mendapatkan rohmat dan
nikmat dari Allah SWT. Perasaan ini biasa timbul karena sebuah penderitaan dan masalah
besar yang menimpa. Dan pada saat itulah syetan membisikan tipuan untuk menyalahkan
diri, menyalahkan keadaan, bahkan menyalahkan takdir Allah SWT. Inilah yang
menyebabkan harapan untuk mendapatkan rohmat, nikmat, dan ampunan semakin redup.
Firman Allah SWT dalam surah At-Taubah ayat 129 :