Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengaplikasian terhadap sikap kelestarian lingkungan dewasa ini samakin jarang disadari
terbukti masih banyaknya para pelaku ilmu masih saja tidak peduli dengan hal-hal tersebut. Tidak
jarang kita masih menemukan ketidak sadaran manusia bahwa lingkungan tidak terpisahkan
sehingga perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri. Manusia
sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk menjaga terhadap pelestarian,
keseimbangan dan keindahan alam. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas
termasuk bahan energy. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk
makhluk hidupyang lain.
Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep, dapat memetakan permasalahan dan
memilih solusi terbaik untuk permasalahan tersebut sesuai dengan pemahaman yang telah di
pelajari. Namun banyak diantara mahasiswa yang kurang mengerti akan tanggung jawab dan
kewajiban yang harus dimiliki. Padahal ketika memasuki dunia kuliah merupakan suatu perubahan
besar pada hidup seseorang (Santrock, 2006; Greenberg, 1999). Biasanya individu mengalami
banyak perubahan ketika berada di perguruan tinggi. Hal ini terkait dengan kematangan berpikir,
kematangan bertingkah laku, dan kematangan emosionalnya karena pada umumnya, seseorang
memasuki dunia perkuliahan pada usia 18 tahun. Pada usia ini seseorang memasuki jalur penting
menuju kedewasaan (Papalia, Feldman & Old, 2007).
Setiap Manusia termasuk juga mahasiswa tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.
Segala kebutuhan hidup dipenuhi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat dalam
lingkungan, baik berupa benda hidup maupun tak hidup. Tanpa adanya lingkungan manusia secara
umum tidak dapat melangsungkan hidupnya. Menurut (Riyanto, 1999) antara manusia dengan
lingkungannya selalu terjadi interaksi yang aktif dan berkelanjutan; manusia mempengaruhi
sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya, sehingga bisa dinyatakan membentuk dan
terbentuk oleh lingkungan hidup. Seiring dengan perkembangan budaya dan teknologi, jika para
mahasiswa tidak menyikapi hal tersebut dengan kematangan emosional mengakibatkan dapat
berbuat secara leluasa terhadap lingkungan hidupnya sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi keseimbangan dan kelestarian unsur-unsur
dalam lingkungan, sehingga menyebabkan ketidak seimbangan antar komponen bahkan dapat
menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sehingga manusia dimanapun juga selalu
memperoleh predikat yang pahit yaitu selalu dianggap sebagai agen perusak.
Jadi kematangan emosi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap pelestarian
lingkungan. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut hubungan kematangan emosi
dengan sikap pelestarian lingkungan mahasiswa Pendidikan Biologi Univeristas Negeri Malang.
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Variabel Kematangan Emosi dan Sikap Pelestarian Lingkungan