Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
bahwa Sindrom Nefrotik pada anak merupakan kumpulan gejala yang terjadi
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang ditandai dengan proteinuria masif,
Sebab yang pasti belum diketahui. Akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu
1. Sindrom nefrotik bawaan atau sindroma nefrotik primer yang 90% disebut
(diluar ginjal). Sindrom jenis ini timbul sebagai akibat penyakit sistemik:
a. Penyakit keturunan/metabolik
b. Infeksi
c. Toksin/Alergi
e. Keganasan
a. Kelainan minimal
2
b. Nefropati membranosa
tanpa proliferasi sel. Tidak sering ditemukan pada anak. Prognosis kurang
baik.
c. Glomerulonefritis proliferatif
C. Patofisiologi
1. Proteinuria
2. Hipoalbuminemi
3. Hiperlipidemi
4. Edema
5. Hiperkoagulabilitas
perubahan fungsi sel endotel serta menurunnya faktor zimogen (faktor IX,
XI).
dan peritonitis.
5
D. Pathway
Sindrom Nefrotik Bawaan,
Sindrom Nefrotik Sekunder,
Sindrom Nefrotik Idiopatik
Permeabilitas glomerolus ↑
Reabsorbsi dalam
ductus kolektivus
Reabsorbsi natrium
ditubulus ginjal
Edema
6
Edema
Peritonitis
Suplai O2 ↓
Nyeri akut
7
E. Manifestasi Klinis
3. nyeri perut
4. pengkisutan otot
nafas bisa timbul akibat adanya cairan di rongga sekitar paru-paru (efusi
pleura). Gejala lainnya adalah pembengkakan lutut dan kantung zakar (pada
cairan tertimbun di kelopak mata dan setalah berjalan cairan akan tertimbun
Kalsium akan diserap dari tulang. Rambut dan kuku menjadi rapuh dan bisa
terjadi kerontokan rambut. Pada kuku jari tangan akan terbentuk garis
F. Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan darah:
Darah lengkap:
2. Hematokrit:
Kliren kreatinin:
G. Penatalaksanaan Medis
H. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi pada penderita Sindrom Nefrotik, yaitu:
10
3. Ganggguan Pertumbuhan dan Nutrisi
11
ASUHAN KEPERAWATAN :
A. Pengkajian
Secara umum pengkajian yang perlu dilakukan pada klien anak dengan
b. Edema
c. Wajah sembab :
4. Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian, misalnya analisa urine akan
adanya protein, silinder dan sel darah merah; analisa darah untuk protein
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
12
Berupa hal- hal yang dirasakan oleh klien dan menjadi penyebab utama klien
Pada neonates antara lain pemberian makan yang buruk, gagal tumbuh
kembang, menangis saat berkemih, dehidrasi, kejang, dan demam. Pada bayi
antara lain semua yang terlihat pada neonates, ditambah dengan ruam popok
yang menetap, urin berbau busuk, dan mengejan saat berkemih. Pada anak-
anak yang lebih besar antara lain nafsu makan yang buruk, muntah rasa haus
panggul.
Riwayat prenatal antara lain usia ibu yang masih muda, usia ibu yang terlalu
tua, dan multiparitas. Riwayat pascanatal antara lain infeksi saluran urine
Faktor resiko keluarga antara lain penyakit ginjal congenital atau didapat,
C. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
13
4) Memantau frakuensi pernapasan: anak mungkin terlihat pucat dan
b. Inspeksi
kecil
c. Palpasi
panggul.
14
Biopsi ginjal dapat dilakukan untukmemberikan informasi status
glomerolus dan jenis sindrom nefrotik, demikian juga respon terhadap
pengobatan dan perjalanan penyakit.
Tujuan volume cairan tubuh akan seimbang dengan kriteria hasil penurunan
edema, ascites, kadar protein darah meningkat, output urine adekuat 600 –
Intervensi Rasional
Evaluasi harian keberhasilan terapi
1. Catat intake dan output secara akurat
dan dasar penentuan tindakan
Tekanan darah dan BJ urine dapat
2. Kaji dan catat tekanan darah,
menjadi indikator regimen terapi
pembesaran abdomen, BJ urine Estimasi penurunan edema tubuh
3. Timbang berat badan tiap hari dalam
Mencegah edema bertambah berat
skala yang sama
Pembatasan protein bertujuan untuk
4. Berikan cairan secara hati-hati dan
meringankan beban kerja hepar dan
diet rendah garam. mencegah bertamabah rusaknya
hemdinamik ginjal.
5. Diet protein 1-2 gr/kg BB/hari.
Tujuan kebutuhan nutrisi akan terpenuhi dengan kriteria hasil napsu makan
Intervensi Rasional
1. Catat intake dan output makanan secara Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
akurat
Gangguan nuirisi dapat terjadi secara
2. Kaji adanya anoreksia, perlahan. Diare sebagai reaksi edema
intestinal
hipoproteinemia, diare.
Mencegah status nutrisi menjadi
lebih buruk
3. Pastikan anak mendapat makanan
15
dengan diet yang cukup
Tujuan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil tanda-tanda infeksi tidak
ada, tanda vital dalam batas normal, ada perubahan perilaku keluarga dalam
melakukan perawatan.
Intervensi Rasional
4. Lindungi anak dari orang-orang yang Meminimalkan masuknya organisme
terkena infeksi melalui pembatasan
pengunjung. Mencegah terjadinya infeksi
nosokomial
5. Tempatkan anak di ruangan non
Mencegah terjadinya infeksi
infeksi nosokomial
Membatasi masuknya bakteri ke
6. Cuci tangan sebelum dan sesudah
dalam tubuh. Deteksi dini adanya
tindakan. infeksi dapat mencegah sepsis.
7. Lakukan tindakan invasif secara
aseptik
(dampak hospitalisasi).
Tujuan kecemasan anak menurun atau hilang dengan kriteria hasil kooperatif
Intervensi Rasional
Perasaan adalah nyata dan membantu
8. Validasi perasaan takut atau cemas
pasien untuk tebuka sehingga dapat
menghadapinya.
Memantapkan hubungan,
9. Pertahankan kontak dengan klien
meningkatan ekspresi perasaan
Dukungan yang terus menerus
10. Upayakan ada keluarga yang mengurangi ketakutan atau
kecemasan yang dihadapi.
menunggu
Meminimalkan dampak hospitalisasi
16
terpisah dari anggota keluarga.
17
18