Вы находитесь на странице: 1из 9

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Disusun Oleh :

Agi Yulia Riadini


Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Devices (IUD) mempunyai
sejarah perkembangan yang panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas,
dan penyulit yang tidak terlalu besar. Penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha
manusia untik menekan kesuburan. Berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan
infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya
pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan yang luas di
kalangan masyarakat.

A. Profil AKDR
- Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : CuT-380A).
- Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.
- Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
- Dapat dipakai oleh semua perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual (IMS).

B. Penggolongan AKDR
1. Un-Medicated Devices = Inert Devices
* Firrst Generation Devices
Misalnya :
^ Grafenberg ring
^ Ota ring
^ Margulies coil
^ Lippes Loop (dianggap sebagai AKDR standar)
^ Delta Loop : Modified Lippes Loop D
2. Medicated Devices = Bio-Active Devices
* Second Generation Devices
a. Mengandung Logam :
1)AKDR-Cu Generasi pertama ;
-CuT-200 = Tatum-T
- Cu-7 = Gravigard
- MLCu-250
2) AKDR-Cu Generasi kedua ;
- CuT-380A = ParaGard
- CuT-380Ag
- CuT-220C
- Nova-T = Novagard : mengandung Ag
- DeltA-T : Modified CuT-220C
- MLCu-375
b. Mengandung Hormon : Progesterone / Levonolgestrel
1) Progestasert = Alza-T, dengan daya kerja 1 tahun
2) LNG-20 : mengandung Levonorgestrel

Penggolongan Lain dari AKDR berdasarkan :


1. Konfigurasi ;
- Open & linier devices : Lippes Loop, Copper IUD
- Closed & ring-shaped devices : Zipper ring, Ragab ring
2. Rigiditas
3. Luas Permukaan
4. Macam bahan asal

C. Jenis pemasangan AKDR


- Lippes Loop
- Cupper T atau Seven Cupper
- Multiload atau Medusa
- AKDR CuT-380A
Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat
halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat di mana-mana.
- AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah Nova T (Schering).

D. Waktu pemasangan AKDR


a. AKDR dapat dipasang pada ;
- Bersamaan dengan menstruasi.
- Segera setelah bersih menstruasi.
- Pada masa akhir puerperium (masa nifas).
- 3 bulan pascapersalinan.
- Bersamaan dengan seksio sesarea.
- Bersamaan dengan abortus dan kuretage.
- Hari ke-2 dan ke-3 pascapersalinan.
b. AKDR tidak dapat dipasang pada keadaan ;
- Terdapat infeksi genetalia.
- Menimbulkan eksaserbasi (kambuh infeksi).
- Keadaan patologis lokal (frungkle, stenosis vagina, infeksi vagina).
- Dugaan keganasan serviks.
- Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas.
- Pada kehamilan (terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan, dan infeksi).
E. Mekanisme Kerja
Ada beberapa mekanisme kerja AKDR yang diajukan :
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di dalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
Di samping itu, dengan munculnya lekosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel
mononuclear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa / ovum dan
blastocyst.
2 Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terlambatnya
implantasi.
3. Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium.
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
6. AKDR mencegah spermatozoa membuahi sel telur (mencegah terjadinya fertilisasi).
7. Untuk AKDR yang mengandung Cu :
a. Antagonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim carbonic
anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalia wanita, dimana Cu menghambat
reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi; dan
mungkin juga menghambat aktivitas alkali phosphatase.
b. Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus.
c. Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.
d. Mengganggu metabolisme glikogen.
Penambahan Ag pada AKDR yang mengandung Cu mempunyai maksud untuk
mengurangi fragmentasi dari Cu sehingga Cu lebih lama habisnya.
8. Untuk AKDR yang mengandung hormon progesterone :
a. Gangguan proses pematangan prolliferatif-sekretoir sehingga timbul penekanan terhadap
endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium tetap berada dalam fase
decidual / progestational).
b. Lendir serviks yang menjadi lebih kental / tebal karena pengaruh progestin.

Mekanisme kerja lokal AKDR, antara lain :


a. AKDR merupakan benda asing dalam sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan
timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit.
b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi
kapasitasi spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag dan limfosit, menyebabkan blastokis
mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.
Cara Kerja Lain :
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopii.
- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
- AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
- Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

Pemasangan AKDR sewaktu haid akan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi
melalui kanalis servikalis.
Cara Insersi AKDR :
1. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis.
2. Dan dengan leher tabung penyalur pada serviks.
3. AKDR didorong ke dalam kavum uteri.
4. Tabung penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan ke dalam kanalis
servikalis dan vagina.

Cara Mengeluarkan AKDR :


- Pengeluaran AKDR lebih mudah jika dilakukan sewaktu haid.
- Inspekulo, filamen ditarik perlahan-lahan, jangan sampai putus. Jika filamen tak tampak /
putus, AKDR dapat dikeluarkan dengan mikrokuret. Kadang-kadang diperlukan anastesia
paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri.
- AKDR-Lippes tidak perlu dikeluarkan secara berkala.
- Jika posisinya baik, tidak ada efek sampingan, dan klien mau memakainya, AKDR
tersebut dibiarkan saja in utero.
- Hanya AKDR-Cu yang perlu dikeluarkan dan diganti secara periodik (2 – 3 tahun),
sedang Progestasert 1 – 2 tahun.

Indikasi pengeluaran AKDR, antara lain :


1. Permintaan klien.
2. Meno-metroragia.
3. Infeksi pelviks.
4. Atau disparenia.
5. Ingin hamil kembali.
6. Leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus.
7. Terjadi perdarahan.
8. Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR.
Pengawasan :
Pengawasan Ginekologik terhadap akseptor AKDR dilakukan dalam 1 minggu dan 1 bulan
sesudah pemasangan, kemudian setiap 3 bulan sekali. Pada setiap kali pengawasan
dilakukan pemeriksaan ginekologik, dan efek sampingan dicari.
Selain melihat filamen, diperhatikan pula perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada
serviks. Jika filamen tidak tampak, singkirkanlah terlebih dahulu kemungkinan kehamilan.
Serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik. AKDR diraba dengan sonde uterus. Jika
AKDR tidak teraba, dapat dilakukan pemeriksaan foto rontgen anteroposterior dan lateral
dengan sonde logam di dalam uterus. Dapat pula dilakukan pemeriksaan histerografi. Jika
terdapat translokasi, pengeluaran AKDR dilakukan via laparoskopi atau laporotomi.

F. Keuntungan Pemakaian AKDR

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dapat diterima masyarakat dunia, termasuk
Indonesia dan menempati urutan ke-3 dalam pemakaian.
Adapun keuntungan pemakaian AKDR, sebagai berikut ;
- Dapat diterima masyarakat dengan baik.
- Kontrol medis yang ringan.
- Penyulit tidak terlalu berat.
- Pemasangan tidak memerlukan medis teknis tang sulit.
- Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif à 0,6 – 0,8 kehamilan/100
perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
- AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
- Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
- Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
- Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
- Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
- Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A).
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
- Dapat dipasang segera setelah melahirkan / sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi).
- Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun / lebih setelah haid terakhir).
- Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
- Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik.

G. Kerugian Pemakaian AKDR


Di samping ada keuntungan, tentunya juga ada kerugian. AKDR bukanlah alat kontrasepsi
yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa kerugian, diantaranya sebagai berikut ;
S Efek samping yang umum terjadi ;
- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
bulan).
- Haid lebih lama dan banyak.
- Perdarahan (spotting) antar menstruasi, dan monometroragia.
- Saat haid lebih sedikit.
Komplikasi lain ;
- Merasakan sakit dan kejang selama 3 – 5 hari setelah pemasangan.
- Perdarahan berat pada waktu haid / di antaranya yang memungkinkan penyebab anemia.
- Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).
- Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
- Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS / perempuan yang sering berganti
pasangan.
- Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah peremouan dengan IMS memakai AKDR. PRP
dapat memicu infertilitas.
- Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR.
Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
- Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segara setalah pemasangan AKDR.
Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari.
- Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang
harus melepaskan AKDR.
- Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR
dipasang segera sesudah melahirkan).
- Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal.
- Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk
melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini.
- Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ.
- Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer / sekunder dan kehamilan
ektopik.
- Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan
seksual.

H. Persyaratan Pemakaian

Yang diperkenankan menggunakan AKDR :


- Usia produktif
- Keadaan nulipara
- Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
- Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
- Setelah melahirkan & tidak menyusui bayinya
- Setelah mengalami abortus & tidak terlihat adanya infeksi
- Risiko rendah dari IMS
- Tidak menghendaki metode hormonal
- Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
- Tiidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari sanggama (lihat kontrasepsi laborat)
Pada umumnya Ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif.
AKDR dapat digunakan pada Ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya :
- Perokok.
- Pasca keguguran / kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi.
- Sedang memakai antibiotika / antikejang.
- Gemuk ataupun yang kurus.
- Sedang menyusui.
- Penderita tumor jinak payudara.
- Penderita kanker payudara.
- Pusing-pusing, sakit kepala.
- Tekanan darah tinggi.
- Varises di tungkai / di vulva.
- Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika
sebelum pemasangan AKDR).
- Pernah menderita stroke.
- Penderita diabetes.
- Penderita penyakit hati / empedu.
- Malaria.
- Skistosomiasis (tanpa anemia).
- Penyakit Tyroid.
- Epilepsi.
- Nonpelvik TBC.
- Setelah kehamilan ektopik.
- Setelah pembadahan pelvik.

Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR :


- Sedang hamil (diketahui hamil / kemungkinan hamil).
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi).
- Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).
- 3 bulan terakhir sedangmengalami / sering menderita PRP /
Abortus septik.
- Kelainan bawaan uterus yang abnormal / jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum
uteri.
- Penyakit trofoblas yang ganas.
- Diketahui menderita TBC pelvik.
- Kanker alat genital.
- Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

Indikasi-Kontra :
Mutlak pemakaian AKDR ;
Kehamilan dan penyakit radang panggul aktif / rekuren. Adapula yang memasukkan
sangkaan karsinoma sersivisis uteri, karsinoma korporis uteri – termasuk pulasan
Papanicolau yang masih diragukan, serta paparan terhadap PHS.
Relatif ;
Tumor ovarium, kelainan uterus (miom, polip, dan sebagainya), gonorea, sersivisitis,
kelainan haid, dismenorea, stenosis kanalis servikalis, dan panjang kavum uteri yang
kurang dari 6,5 cm.

Kesimpulan

Berdasarkan penguraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan AKDR merupakan


salah satu usaha manusia untuk menekan kesuburan. Dan berkat tersedianya antibiotika
untuk mengendalikan infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat
akan perlunya pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan
yang luas di kalangan masyarakat. Karena AKDR merupakan salah satu metode
kontrasepsi yang bersifat jangka panjang dan mantap.
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) antara lain, adalah “AKDR”. Pemasangann
AKDR dipasang di luar hamil dan saat selesai menstruasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. Bagus, Ida Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, &
Kelurga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Kedokteran EGC.
2. Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta.
3. dr. Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Cetakan 5.
4. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta.Edisi 2.

Вам также может понравиться