Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. PENDAHULUAN
karakteristik sebagai tumor jinak, bersifat lokal invasif serta agresif (White,
merupakan tumor jinak. Mekanisme sifat lokal invasif dan agresif didukung
pada tingkat genetik maupun protein meliputi: proliferasi kinetik pada populasi
(Huang, 2009).
jarang pada anak–anak dan pada orang tua. Delapan puluh persen ameloblastoma
terjadi di rahang bawah dengan 70% berada pada regio molar dan kadang
sering terjadi pada regio molar dibanding regio premolar ataupun regio anterior,
lesi dapat meluas ke sinus maksila dan dasar nasal. Angka kejadian
terhadap 1036 kasus ameloblastoma rata- rata mengenai umur 38,9 tahun , hanya
ameloblastoma yang tinggi, di Jepang 18,2% (19 dari 104 kasus) dan di Thailand
19,7% (29 dari 147 kasus) usia kurang dua puluh tahun. Penelitian restropektif
berbeda dengan pendekatan yang lebih radikal yaitu reseksi margin, end blok dan
lokal invasif dan jinak, serta masa pertumbuhan pada usia muda yang
merupakan tumor jinak, tetapi mempunyai sifat lokal agresif dan secara klinis
mempunyai perilaku mirip antara tumor jinak dengan tumor ganas (Vohra, 2009).
hal: 1) Tumbuh kembang tulang wajah secara fisiologi berbeda dengan usia
tulang yang lebih banyak, periosteum lebih reaktif) ; 2) diagnosa awal sulit ;
tipe unikistik mural yang hanya mengalami kekambuhan setelah 9 tahun (Badal,
cairan carnoy 16%; marsupiliasi dilanjutkan enukleasi 18%, dalam penelitian lain
anak–anak setelah dilakukan enukleasi adalah 25% - 40% rata-rata setelah 4,5
tunggal, tetapi bisa juga dalam bentuk campuran subtipe. Hampir semua subtipe
sarang-sarang epitel , gambaran ini serupa dengan ameloblast dari enamel organ.
Bagian tengah sel tesusun tidak teratur yang mirip dengan reticulum stellate pada
organ enamel. Tipe yang lain seperti menggambarkan pola fokus sel-sel tumor
dijelaskan secara teoritis dengan jelas melalui tumor marker yang dibagi menjadi
molekul yang terlibat pada adhesi dan migrasi sel, contohnya sydescan-1 ;
berhubungan dengan fungsi dari sel stromal ; 6) Marker molekuler yang terlibat
terhadap sel sangat diperlukan pada regulasi perilaku seluler. Penurunan adesi
kearah keganasan pada tumor. Syndecan-1 (SDC-1) juga dikenal dengan nama
pada regulasi proses biologi yang meliputi organisasi sitoskeletal, sinyal faktor
pada epitel sel tumor berkaitan dengan invasi ke jaringan, metastasis, prognosis
yang jelek. Ekspresi SDC-1 pada ameloblastoma terlihat kuat pada sel stromal,
perilaku invasif, rekuren dan perubahan kearah keganasan yang diatur pada
pada kolagen tipe IV yang ditemukan pada perifer membran basalis dari
pada adhesi sel tumor yang mengakibatkan sifat invasif dan metastase (Zhong,
2004).
sel. IL-1α bagian dari sitokin secara konsisten berperan pada pertumbuhan
dikode oleh gen ditemukan pada kromosom 2q13-21 yang berkaitan dengan
di cairan kista atau terekspresi pada ameloblastoma yang berperan penting dalam
ameloblastoma dari tiga titik tangkap yang berbeda yaitu degradasi matriks
ekstraseluler oleh Matrik Metallopreteinase-2, adhesi sel dengan sel dan sel
7
tipe lain, dengan karakteristik klinis yang menonjol mempunyai rekurensi tinggi.
multikistik.
multikistik.
multikistik.
E. Keaslian Penelitian
1. Syndecan-1 (CD 138) surface expression marks cell type and differentiation
dkk, 2004
Universitas Gadjah Mada hingga saat ini belum pernah ada penelitian mengenai
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
ameloblastoma multikistik.
MMP-2 dan IL- 1α berguna sebagai landasan ilmiah untuk pelaksanaan dan