Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
Rafil Friasmar
270110120076
Geologi A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JATINANGOR
2015
Sumur 3
Inline: 64 ; Xline: 29
1) Well To Seismic
Setelah dilakukan korelasi maka nilai current corr = 0,602 (lebih bagus)
Pengikatan data sumur ke data seismik dilakukan untuk mengikatkan data sumur
terhadap data seismik dari skala kedalaman kedalam skala waktu (time to depth conversion).
Proses pengikatan data sumur (well tie) ini dilakukan untuk mendapatkan wavelet yang
optimal agar pada saat melakukan picking horizon seismik terletak pada kedalaman
yang sebenarnya sesuai dengan markernya (Manville, Lower Manville, etc). Hasil ekstrak
wavelet atau konvolusi dari wavelet menghasilkan seismogram sintetik (warna biru) yang
dikorelasikan dengan trace seismik (warna merah) sehingga mendapatkan korelasi yang
sesuai dilihat dari kecocokan antara wiggle seismogram sintetik dengan trace seismik
2) Horizon/Peta Struktur
Peta diatas merupkan peta dasar dari sumur target yang dilalui oleh line seismik
Importing Horizon Inline 64
Marker line seismik pada bagian atas adalah Manville dan bagian bawah Lower
Manville
Inline 64
Peta Struktur pada Lower Manville
Inline 64
Adapun peta diatas merupakan peta struktur bawah permukaan, dimana garis yang
membentang dari utara – selatan adalah garis seismik. Pada bagian utara itu berada pada
dalaman yg ditunjukkan oleh nilai time seimik (ms) yang besar, sedangkan lebih keselatan
4) Inversi AI
impedance terhadap model geologi dan korelasi antara seismogram sintetik terhadap trace
seismik riil. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan tingkat kesalahan yang
diinginkan pada hasil akhir inversi. Selain itu inversi AI ini kita dapat mengetahui
karakteristik batuan bawah permukaan, apakah cepat atau lambat meloloskan gelombang
akustik. Dimana nilai AI yang tinggi (warna ungu) dapat di interpretasikan sebagai basement
Inline: 81 ; Xline: 30
4) Inversi AI