Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
Herpes zoster atau shingles merupakan penyakit neurokutan dengan manifestasi erupsi
vesikuler berkelompok dengan dasar eritematosa disertai nyeri radikular unilateral yang terbatas
di satu dermatom.1 Herpes zoster merupakan reaktivasi infeksi laten endogen virus Varicella-
Zoster didalam neuron ganglion sensoris radiks dorsalis, ganglion saraf kranialis atau ganglion
saraf autonomik yang menyebar ke jaringan saraf dan kulit dengan segmen yang sama pada
pasien yang pernah terinfeksi virus Varicella-Zoster sebelumnya.1 Herpes zoster (HZ) adalah
penyakit yang banyak terjadi pada kelompok usia namun paling umum terjadi pada orang
Pasien seorang perempuan berusia 57 tahun datang dengan keluhan timbulnya gelembung-
gelembung berisi cairan keruh dengan dasar berwarna kemerahan yang muncul pertama kali di
paha kanan bagian depan menjalar sampai ke bokong kanan disertai nyeri sejak 1 minggu yang
lalu tanpa disertai rasa gatal. Keluhan tersebut diawali dengan gejala prodromal seperti demam,
nyeri otot, nyeri kepala dan lemas. Awalnya gelembung-gelembung tersebut muncul kecil-kecil
dan berkelompok di daerah paha kanan, lalu sebagian gelembung-gelembung tersebut pecah dan
mengering serta timbul gelembung-gelembung baru yang menjalar hingga di bokong kanan. Hal
ini sesuai dengan perjalanan penyakit herpes zoster yang terbagi atas 3 stadium yaitu stadium
prodromal yaitu berupa rasa sakit dan parestesi pada dermatom yang terkena disertai dengan
panas, malaise dan nyeri kepala, stadium erupsi kulit yaitu dimulai dengan timbulnya makula
kemerahan kemudian berkembang menjadi papul, vesikel keruh berkelompok yang selanjutnya
23
24
Pasien mengaku sebelumya pernah mengalami cacar tapi tidak ingat usia berapa saat
terkena infeksi varisela tersebut. Hal ini sesuai dengan teori bahwa timbulnya herpes zoster
disebabkan oleh reaktivasi partikel virus varicela zoster yang laten dan menetap di dalam
ganglion sensoris saraf spinalis, kranialis, dan otonom selama tahunan. Reaktivasi virus ini bisa
terjadi saat respon imunitas selular dan titer antibodi spesifik terhadap virus varisela zoster
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan manifestasi klinis berupa verikel berkelompok
(herpertiformis) pada regio femoris dekstra, dan regio glutea dekstra dengan ukuran lenticular,
sirkumskripta, dan unilateral. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah diuraikan
diatas, disimpulkan diagnosis dari pasien ini adalah herpes zoster. Adapun diagnosis banding
pada penyakit ini yaitu herpes simpleks, varicella zoster, dermatitis kontak alergi, dermatitis
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang
dianjurkan pada pasien herpes zoster adalah Polymerase-chain-reaction (PCR) yang merupakan
tes diagnostik yang paling sensitif dan spesifik yang dapat mendeteksi DNA virus varisela zoster
Terapi pada pasien ini diberikan antivirus : asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari,
antipireutik : Paracetamol 3x500mg (k/p), Gabapentin 900-2400 mg per hari (3x3 tablet
@300mg) selama nyeri sebagai pengendalian dan meningkatkan kualitas hidup dan vitamin:
Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien ini adalah neuralgia post herpes (NPH).
Hal ini sesuai dengan teori semakin tua umur penderita semakin tinggi persentase terkena NPH.
25
Prognosis pada pasien ini baik. Pada herpes zoster prognosis bergantung pada tindakan