Вы находитесь на странице: 1из 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron
yang rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan
dasar, misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua
orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang
yang merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau
antara seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan.
Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh factor genetik.
Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika
sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron
dan sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan dari luar, dan
tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur – jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk
lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh
bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan
penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan
oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang
datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk
menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk
menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui
indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan
tersebut ke organ yang bersangkutan.
Pematangan sistem saraf melibatkan banyak proses “pakailah, jika tidak akan
hilang”. Setelah sistem saraf terbentuk matang, tetap terjadi modifikasi karena
manusia terus belajar dari rangkaian pengalaman yang dijalani. Sebagai contoh,

1
2

tindakan membaca makalah ini sedikit banyak mengubah aktivitas saraf otak,
karena ada informasi yang diserap kedalam ingatan pembaca.
Pengertian dan Fungsi Sistem Sel Saraf Sensorik dan Motorik - Sel saraf atau
neuron berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau
tanggapan. Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf. Struktur Setiap
neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti
sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson
(neurit). Fungsi Dendrit yaitu mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan
fungsi akson adalah mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson
biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua
serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak
disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada
akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh
serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi
mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang
tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengenali Fungsi Saraf Sensorik Beserta Gangguannya


Saraf merupakan serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan
sistem saraf pusat yakni otak dan sumsum tulang belakang dan antar bagian
sistem saraf dengan yang lainnya. Saraf membawa impuls dari dan ke otak atau
pusat saraf. Neuron kadang disebut sebagai sel-sel daraf, walaupun istilah ini
sebenarnya kurang tepat karena banyak sekali neuron yang tidak membentuk
saraf.
Saraf ialah bagian dari sistem saraf periferal, saraf aferen membawa sinyak
sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari
sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar. Sinyal tersebut seringkali
disebut dengan impuls saraf atau disebut dengan potensial akson.
Saraf sensorik mempunyai fungsi untuk membawa sinyal dari organ yang
merespon sebuah rangsangan ke sumsum tulang belakang dan otak. Yang
informasi yang bergerak dari satu titik ke titik yang lain yang disampaikan melalui
sistem saraf pusat.

Sel-sel saraf yang membentuk saraf sensorik yang umumnya dikenal sebagai
neuron sensorik ini ialah neuron tertentu yang merupakan salah satu dari tiga jenis
neuron yang ditemukan dalam tubuh. Yang kedua neuron lain yang dikenal
sebagai neuron relay atau intermediet dan neuron motorik.

3
4

Fungsi saraf sensorik yaitu sebagai jaringan saraf yang bertugas menerima
rangsangan dari luar tubuh ke dalam otot, kelenjar, dan kulit. Hal ini
memungkinkan tubuh memberi respons yang sesuai terhadap rangsangan yang
diberikan. Saraf sensorik bertanggung jawab atas rangsang sentuhan, suhu atau
rasa nyeri.
Saraf sensorik termasuk ke dalam sistem saraf perifer atau sistem saraf tepi.
Berbeda dengan sistem saraf pusat yang terdapat di dalam otak dan sumsum
tulang belakang, sistem saraf perifer berada di luar kedua lokasi itu.

2.2 Fungsi Saraf Sensorik - Alodokter


Sistem Somatosensorik
Berbicara mengenai fungsi saraf sensorik, ada yang disebut dengan sistem
somatosensorik. Sistem ini adalah bagian dari sistem sensorik. Dengan adanya
sistem ini, Anda akan menyadari apabila ada rangsangan dari luar. Rangsangan
tersebut berupa sentuhan, gerakan, getaran, tekanan, perubahan posisi, rasa nyeri
dan suhu, yang diterima dari kulit, otot, dan sendi.
Perjalanan rangsangan ini untuk sampai ke otak melalui proses yang
panjang. Bagian saraf tulang belakang juga ikut serta dalam hal ini. Saraf tulang
belakang terdiri dari serabut-serabut saraf yang meneruskan sinyal rangsangan ke
otak, sehingga tubuh dapat mengolah informasi dari sensasi akibat rangsangan
tersebut, lalu memberikan respons terhadapnya.
Menerima Rangsang Nyeri Melalui Nosiseptor
Munculnya rasa nyeri juga bagian dari fungsi saraf sensorik. Bagian tubuh
yang menerima rasa nyeri disebut nosiseptor. Jika kulit Anda bersentuhan dengan
benda panas atau dingin, sensasi tersebut akan diterima oleh saraf sensorik. Begitu
juga dengan rasa perih jika kulit tergores benda yang kasar atau tajam.
5

Cara kerja sel nosiseptor ini unik. Aktivitasnya bisa berbeda-beda setiap
waktu. Cara sel dalam menerima atau mengolah rangsangan juga berbeda-beda.
Hal ini membuat sakit yang Anda rasakan juga berbeda baik sensasi yang
dirasakan maupun kualitasnya. Ada rasa sakit yang masih bisa tertahan dan dapat
diabaikan, ada yang hanya terasa sakit sedikit, ada juga yang rasanya tak
tertahankan.
Mati Rasa Akibat Gangguan Fungsi Saraf Sensorik
Sistem saraf tepi yang terganggu, dapat menyebabkan gangguan pada
fungsi saraf sensorik. Kondisi ini dikenal sebagai neuropati perifer, yaitu sebuah
kondisi di mana terjadi gangguan pada jalannya rangsang tubuh, sehingga Anda
tidak mampu merasakan maupun memberikan tanggapan terhadap rangsang yang
ada. Fungsi saraf sensorik pada otot yang terganggu bisa menyebabkan otot terasa
lemas, seperti tidak bertenaga. Sementara, pada kulit, menjadi tidak lagi peka
terhadap sentuhan, suhu, atau rasa sakit.
Gejalanya berupa tungkai kaki atau tangan yang mengalami mati rasa,
kesemutan, atau justru terasa nyeri seperti terbakar, atau tertusuk-tusuk. Keluhan
pada neuropati perifer biasanya timbul perlahan seiring berjalannya waktu. Mula-
mula Anda mungkin akan merasa tangan atau kaki terasa lemas, lalu berlanjut
menjadi sulit untuk melakukan gerakan koordinasi, seperti memegang benda,
mengancingkan pakaian, atau berjalan. Bahkan dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan dan juga munculnya luka-luka yang tidak disadari.
Sebenarnya penyebab terjadinya neuropati perifer tidak diketahui dengan
pasti. Namun, cukup sering terjadi pada penderita diabetes. Hal ini masuk akal,
sebab kondisi gula tinggi dalam waktu yang lama memang dapat merusak fungsi
saraf, termasuk fungsi saraf sensorik. Pada kondisi lain, neuropati perifer juga bisa
dialami saat mengonsumsi minuman mengandung alkohol secara berlebihan,
mengonsumsi obat-obatan, maupun akibat adanya tekanan atau cedera pada saraf,
misalnya akibat kecelakaan, stroke, atau tumor.
Dengan mengetahui fungsi saraf sensorik bagi tubuh, dan gejala-gejala
pada gangguan fungsi saraf sensorik, maka Anda dapat menjadi lebih waspada.
Sehingga diharapkan, Anda dapat segera memeriksakan diri ke dokter apabila
mengalami keluhan seperti yang sudah dijelaskan.
6

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh.Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.Sistem saraf
dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer.Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.Sistem saraf perifer terdiri dari
sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.

3.2 Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami
materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita
harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-
hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.

6
7

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.Buku


Kedokteran EGC : Jakarta
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Вам также может понравиться