Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
GUSTI AYU PUTU FILIA RATNA DEVI
NIM : 14.321.2114
I. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
4. Faktor-faktor
a. Faktor predisposisi
1. Penolakan orang tua
2. Harapan orang tua yang tidakrealistis
3. Kegagalan yang berulang kali
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5. Ketergantungan kepada orang lain
6. Ideal diri tidak realistis
b. Faktor presipitasi
1. Citra tubuh yang tidak sesuai
2. Keluhan fisik
3. Ketegangan peran yang dirasakan
4. Perasaan tidak mampu
5. Penolakan terhadap kemampuan personal
6. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
5. Penatalaksanaan
1. Psikofarmaka
a. Chlorpromazine ( CPZ ): 3 x100 mg
1) Indikasi
Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai
realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma social dan tilik diri
terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental :waham, halusinasi,
gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya
berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan
sosial dan melakukan kegiatan rutin.
2) Cara kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya sistem
ekstra piramidal.
3) Kontraindikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang disebabkan
CNS Depresi.
4) Efek samping
a) Sedasi
b) Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik / parasimpatik, mulut
kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata
kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung).
c) Gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia, sindrom Parkinson
tremor, bradikinesia rigiditas).
d) Gangguan endokrin (amenorhoe, ginekomasti).
e) Metabolik (Jaundice)
f) Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang
b. Halloperidol ( HP ): 3 x 5 mg
a) Indikasi
Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia,
pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.
b) Cara kerja
Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai anti
psikosis kuat dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif,
skizofrenia dan sindrom paranoid.Di samping itu haloperidol juga
mempunyai daya anti emetic yaitu dengan menghambat sistem dopamine
dan hipotalamus. Pada pemberian oral haloperidol diserap kurang lebih 60–
70%, kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan
menetap 2-4 jam. Halloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi
berlangsung lambat, sebagian besar diekskresikan bersama urine dan
sebagian kecil melalui empedu.
c) Kontraindikasi
Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang hipersensitif
terhadap halloperidol, dan keadaan koma.
d) Efek samping
Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi reaksi
ekstapiramidal seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang terjadi
gangguan percernaan dan perubahan hematologikringan, akatsia, dystosia,
takikardi, hipertensi, EKG berubah, hipotensiortostatik, gangguan fungsi
hati, reaksi alergi, pusing, mengantuk, depresi, oedem, retensio urine,
hiperpireksia, gangguan akomodasi.
c. Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
a) Indikasi
Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstrapiramidal
berkaitan dengan obat-obatan antipsikotik.
b) Cara kerja
Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan keduan
eurotransmiter mayor secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat
asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan defisiensi dopamine dan
kelebihan asetilkolamin dalam korpus striatum. Reseptorasetilkolin disekat
pada sinaps untuk mengurangi efek kolinergik berlebih.
c) Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau anti kolonergik lain, glaukoma,
ulkus peptik stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung kemih,
anak di bawah 3 tahun, kolitisul seratif.
d) Efek samping
Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan kabur,
disorientasi, konfusi, hilang memori, kegugupan, delirium, kelemahan,
amnesia, sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik,
hipertensi, takikardi, palpitasi. Pada kulit seperti ruam kulit, urtikaria,
dermatitis lain. Pada gastrointestinal seperti mulut kering, mual, muntah,
distress epigastrik, konstipasi, dilatasikolon, ileus paralitik, parotitis
supuratif. Pada perkemihan seperti retensi urine, hestitansi urine, disuria,
kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi. Pada psikologis seperti
depresi, delusu, halusinasi, dan paranoid.
2. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang
lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan
yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan
bersama. (Maramis,2005)
3. Therapy KejangListrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial
dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua
temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan
dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
joule/detik. (Maramis, 2005)
4. Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk skizofrrenia
yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik perilaku
menggunakan latihan keterampilan social untuk meningkatkan kemampuan
social. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi
interpersonal. Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada
rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata.
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok
stimulasi kognitif / persepsi, therapy aktivitas kelompok stimulasi sensori,
therapy aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok
sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005). Dari empat jenis therapy aktivitas
kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada individu dengan gangguan
konsep diri harga diri rendah adalah therapy aktivitas kelompok stimulasi
persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy
yang mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah.(Keliat dan
Akemat,2005).
III. POHON MASALAH
Isolasi Sosial = Menarik diri
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efektif.
VI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tgl Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan konsep Pasien mampu: Setelah ...x interaksi, klien Sp 1
diri: harga diri rendah - Mengidentifikasi kemampuan mampu: 1. Identifikasi kemampuan positif yang
dan aspek positif yang - Mengidentifikasi dimiliki
dimiliki kemampuan aspek positif - Diskusikan bahwa pasien masih
- Menilai kemampuan yang yang dimiliki memiliki sejumlah kemampuan dan
dapat digunakan - Memiliki kemampuan yang aspek positif seperti kegiatan pasien di
- Menetapkan atau memilih dapat digunakan rumah, adanya keluarga dan
kegiatan yang sesuai dengan - Memilih kegiatan sesuai lingkungan terdekat pasien
kemampuan kemampuan - Beri pujian yang realistis dan
- Melatih kegiatan yang sudah - Melakukan kegiatan yang hindarkan setiap kalibertemu dengan
dipilih, sesuai kemampuan sudah dipilih pasien penilaian negatif
- Merencanakan kegiatan yang - Merencanakan kegiatan 2. Nilai kemampuan yang dapat dilakukan
sudah dilatihnya yang sudah dilatih saat ini
- Diskusikan dengan pasien
kemampuan yang masih digunakan
saat ini
- Bantu pasien menyebutkan dan
memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan
pasien
- Perlihatkan respon yang kondusif
dan menjadi pendengar yang aktif.
3. Pilih kemampuan yang akan dilatih
4. Diskusikan dengan pasien beberapa
aktivitas yang dapat dilakukn dan dipilih
sebagai kegiatan yang akan pasien
lakukan sehari-hari
5. Bantu pasien menetapkan aktivitas mana
yang dapat pasien lakukan secara
mandiri.
- Aktivitas yang memerlukan bantuan
minimal dari keluarga
- Aktivitas apa saja yang memerlukan
bantuan penuh dari keluarga atau
lingkungan terdekat pasien.
- Beri contoh cara pelaksanaan aktivitas
yang dapat dilakukan pasien.
- Susun bersama pasien aktivitas atau
kegiatan sehari-hari pasien.
6. Nilai kemampuan pertama yang telah
dipilih
- Diskusikan dengan pasien untuk
menerapkan urutan kegiatan (yang
sudah dipilih pasien) yang akan
dilatih
- Bersama pasien dan keluarga
memperagakan beberapa kegiatan
yang akan dilakukan pasien
- Berikan dukungan atau pujian yang
nyata sesuai kemajuan yang
diperlihatkan pasien.
7. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
- Beri kesempatan pada pasien untuk
mencoba kegiatan
- Beri pujian atas aktivitas / kegiatan
yang dapat dilakukan pasien setiap
hari
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
toleransi dan perubhan sikap
- Susun daftar aktivitas yang sudah
dilaihkan bersama pasien dan
keluarga
- Berikan kesempatan
mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan
- Yakinkan bahwa keluarga
mendukung setiap aktifitas yang
dilakukan pasien
Sp 2
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
2. Pilih kemampuan kedua yang dapat
dilakukan
3. Latih kemampuan yang dipilih
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
Sp 3
1. Evaluasi kegiatan yang lalu(SP 1 dan SP
2)
2. Memilih kemampuan ketiga yang dapat
dilakukan
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien.