Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-
COOH) dan amina (-NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit:
keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam
bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik, dimana sifat ini cenderung menjadi asam
pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam
amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling
banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu
sebagai penyusun protein.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus:
1. gugus amina (NH2),
2. gugus karboksil (COOH),
3. atom hidrogen (H), dan
4. satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan
senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus
karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut
merupakan asam α-amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping
tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat
asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas : (1) produksi asam
amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di
hati. (2) pengambilan nitrogen dari asam amino. (3) adalah katabolisme asam amino
menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil
sampingan pemecahan asam amino. (4) sintesis protein dari asam-asam amino.
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino
berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh
akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan
1|A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
lipid, asam amino memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang
karena bersifat toksik bagi tubuh. Pelepasan gugus amin dari asam amino ini disebut
tahap transaminasi.
Transaminasi adalah proses memindahkan amin ke α-ketoglutarat sehingga
menghasilkan glutamat atau proses memindahkan amin ke oksaloasetat sehingga
menghasilkan aspartat. Reaksi transaminasi dikatalis oleh enzim transaminase
(aminotransferase).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anabolisme asam amino?
2. Bagaimana tahapan reaksi yang terjadi pada anabolisme asam amino?
3. Biosintesis apa yang terjadi pada anabolisme asam amino?
4. Apa yang dimaksud dengan siklus urea?
5. Bagaimana tahapan pada sklus urea?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan anabolisme asam amino.
2. Untuk memahami bagaimana tahapan reaksi yang terjadi pada anabolisme asam
amino.
3. Untuk mengetahui biosintesis apa yang terjadi pada anabolisme asam amino.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus urea.
5. Untuk mengerti bagaimana tahapan pada sklus urea.

2|A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anabolisme Asam Amino


Anabolisme adalah pembentukan molekul sederhana menjadi molekul yang
kompleks sehingga memerlukan energi dan dibentuk reaksi endergonik. Sintesis protein
didalam sel tersusun atas asam amino dan terjadi dengan melibatkan DNA, RNA dan
ribosom.
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk mensintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino
menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan
tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial
dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea.
Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau
menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam
amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta
glukogenik dan ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi
piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua
asam amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua
asam amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah
asam amino yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil
KoA atau asetoasetil KoA.
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan
tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3
kemungkinan penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka
karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan
H2O.
Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga
harus ada di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino
esensial. Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam
amino ini dinamakan asam amino non-esensial.

3|A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
Asam amino Alanine, Asparagine, Aspartate, Cysteine, Glutamate, Glutamine,
non-esensial Glycine, Proline, Serine, Tyrosine

Asam amino Arginine*, Histidine, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine*,


esensial Phenylalanine*, Threonine, Tyrptophan, Valine

Biosintesis asam-asam amino terjadi melalui jalur yang berbeda-beda, akan tetapi
meskipun begitu mereka mempunyai suatu ciri yang sama, yaitu bahwa rangka karbonnya
berasal dari zat-zat antara glikolisis, jalur pentose fosfat atau dari siklus asam sitrat.

1. Reaksi- Reaksi pada Anabolisme Asam Amino


a) Reaksi Transaminasi
Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase. Setelah mengalami
pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus asam sitrat
melalui jalur yang beraneka ragam.
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya
masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang
selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin. Proses yang terjadi di dalam siklus
urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu:
1) Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan
CO2 menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari
ATP.
2) Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi
dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan.
3) Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-
aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari
ATP.
4) Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah
menjadi fumarat dan L-arginin.
5) Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-ornitin dan urea.

4|A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
b) Reaksi Transdeaminasi
Deaminasi adalah suatu reaksi metabolisme yang melepaskan gugus amina
dari molekusenyawa asam amino. Gugus amina yang terlepas akan terkonversi
menjadi amonia.
Pada manusia, deaminasi terutama terjadi pada hati, walaupun asam glutamat
juga mengalami deaminasi pada ginjal. Proses deaminasi dalam lingkungan aerobik
akan menghasilkan asam okso, disebut deaminasi oksidatif dan terjadi terutama di
dalam hati.
Asam glutamat merupakan satu-satunya asam amino yang mengalami
deaminasi oksidatif, karena senyawa ini merupakan akhir dari setiap reaksi
transaminasi. Pada reaksi deaminasi oksidatif, asam glutamat dikonversi menjadi
bentuk asam ketonnya dengan pergantian gugus amina menjadi gugus keton.

5|A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
2. Biosintesis pada Anabolisme Asam Amino
a) Biosintesis glutamat dan aspartat
Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi tranaminasi
sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan
selanjutnya oleh aspartat aminotransferase, AST.

Reaksi biosintesis glutamat

Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran


penting glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi
transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk siklus
urea.

b) Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh
otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan
transaminasi yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi
urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa
dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci
dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor
piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan mayoritas
nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:
(1) Secara langsung melalui degradasi protein
(2) Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase,
ALT (juga dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
Glutamat + piruvat α-ketoglutarat + alanin

6|A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
Siklus glukosa-alanin

c) Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan
metionin dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-
adenosilmetionin (SAM).

Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)

SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya


konversi norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah
perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein
selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim
adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin
oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus
ini peran S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi
7|A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam
produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi.
Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP. Dalam sintesis sistein,
homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan sistationin dengan bantuan
enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim sistationin liase sistationin
diubah menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini
dikenal sebagai trans-sulfurasi.

Peran metionin dalam sintesis sistein

d) Biosintesis tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari
fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal
ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen
digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang
dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan
dalam status tereduksi oleh NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase
(DHPR).
8|A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
Biosintesis tirosin dari fenilalanin

e) Biosintesis ornitin dan prolin


Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid
menjadi intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin
bukan salah satu dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis protein.
Ornitin memainkan peran signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam
siklus urea. Ornitin memiliki peran penting tambahan sebagai prekursor untuk
sintesis poliamin. Produksi ornitin dari glutamat penting ketika diet arginin
sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi
ornitin dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika
konsentrasi arginin meningkat, ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari
glutamat semialdehid yang menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah
akumulasi semialdehid. Semialdehid didaur secara spontan menjadi Δ1pyrroline-
5-carboxylate yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent
reductase.

f) Biosintesis serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat.
NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto
yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas

9|A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
aminotransferase dengan glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin,
yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase.

g) Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari
serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-
metilen-THF.

h) Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin


Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis
oleh glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat
juga dihasilkan oleh reaksi aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino
diberikan oleh sejumlah asam amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor
umum nitrogen amino.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat
transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam α-keto aspartat,
oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk
dengan deaminasi asparagin yang dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin
dan glutamin dari asam α-amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat
dengan inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen
lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh reaksi amidotransferase.

B. Siklus Urea

Siklus urea disebut juga siklus ornithin adalah reaksi pengubahan amonia (NH3)
menjadi urea {(NH2)2CO}. Reaksi kimia inisebagian besar terjadi di hati dan sedikit
terjadi di ginjal. Hati menjadi pusat pengubahan amonia karena hati berfungsi
menetralkan racun.

Gugus amino pertama yang memasuki siklus urea muncul dalam bentuk ammonia
bebas, oleh deasimenasi oksidatif glutamate di dalam mitokondria sel hati. Reaksi ini
dikatalisis oleh glutamate dehidrogenase, yang memerlukan NAD .

Glutamat + NAD + H O ↔ α-ketoglutarat + NH + NADH + H

10 | A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
Gambar Siklus Urea

11 | A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
Siklus urea terdiri atas beberapa tahap kompleks, yaitu sebagai berikut :

a) Reaksi pada sintesis karbamil fosfat

Amonia bebas yang terbentuk segera dipergunakan, bersama-sama dengan


karbon dioksida yang dihasilkan di dalam mitokondria oleh respirasi, untuk
membentuk karbamoil fosfat di dalam matriks, pada suatu reaksi yang bergantung
kepada ATP, yang dikatalisis oleh enzim karbamoil fosfat sintetase I. Angka
Romawi ini menunjukkan bentuk mitokondria enzim ini, untuk membendakannya
dari bentuk sitosolnya (II).

Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi
dengan satu mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamoil fosfat sintetase.
Reaksi ini membutuhkan energy, karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang
diubah menjadi ADP. Disamping itu sebagai kofaktor dibutuhkan Mg2+ dan N-asetil-
glutamat.

CO2 + NH3 + 2ATP + H2O OPO-OO- + 2ADP + PiH2 NCOMg2 + N- asetil glutamat
karbamoil fosfat dengan ∆G = -3,3 kkal/mol

Karbamoil fosfat sintetase I merupakan enzim pengatur, enzim ini memerlukan


N-asetilglutamat sebagai modulator positif atau perangsangnya. Karbamoil fosfat
merupakan senyawa berenergi tinggi, molekul ini dapat dipandang sebagai suatu
pemberi gugus karbamoil yang telah diaktifkan. Perhatikan bahwa gugus fosfat ujung
dari dua molekul ATP dipergunakan untuk membentuk satu molekul karbamoil
fosfat (Strayer, 1995 pada tahapan siklus urea oleh Rahman Affriyanti di
academia.edu).

b) Reaksi pada pembentukan siturulin

Pada tahap selanjutnya dari siklus urea, karbamoil fosfat memberikan gugus
karbamoilnya kepada ornitin untuk membentuk sitrulin dan membebaskan fosfatnya,
dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh ornitin transkarbamoilase yang terdapat pada
bagian mitokondria sel hati, yakni enzim mitokondria yang memerlukan Mg .

Karbamoil fosfat + ornitin sitrulin + Pi + H+

Sitrulin yang terbentuk sekarang meninggalkan mitokondria dan menuju ke


dalam sitosol sel hati. Gugus amino yang kedua sekarang datang dalam bentuk L-
aspartat, yang sebaliknya diberikan dari L-glutamat oleh kerja aspartat transaminase.

Oksalasetat + L-glutamat ↔ L-aspartat + α-ketoglutarat

L-Glutamat tentunya menerima gugus amino dari kebanyakan asam amino umum
lainnya oleh transaminasi menjadi α-ketoglutarat. Pemindahan gugus amino kedua ke
sitrulin terjadi dengan reaksi pemadatan di antara gugus amino aspartat dan karbon
karbonil sitrulin dengan adanya ATP, untuk membentuk agininosuksinat. Reaksi ini
dikatalisa oleh arginosuksinat sintetase sitosol hati, suatu enzim yang tergantung

12 | A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
kepada Mg 2+ (Faqih,2012 pada tahapan siklus urea oleh Rahman Affriyanti di
academia.edu).

c) Reaksi pada asam argininosuksinat

Selanjutnya siturulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam


argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat
sintese. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan sumber energy dengan jalan
melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP (Faqih,2012 pada tahapan siklus
urea oleh Rahman Affriyanti di academia.edu)..

Sitrulin + aspartat + ATP → argininosuksinat + AMP + PP + H

Pada tahap selanjutnya argininosuksinat segera terurai oleh argininosuksinat liase


untuk membentuk arginin dan fumarat bebas.

Argininosuksinat ↔ arginin + fumarat

Fumarat yang terbentuk, kembai menuju kumpulan senyawa antara siklus asam sitrat.

d) Reaksi pada penguraian asam argininosuksinat

Dalam reaksi ini asam asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam
fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim
yang terdapat dalam hati dan ginjal.

Proses yang terjadi dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu :

 Dengan enzim karbamoil fosfat sintase I,ion ammonium bereaksi dengan CO


menghasilkan karbomoil fosfat.dalam reaksi ini diperlukan energy dari ATP.
 Dengan peran enzim omotin trans karbamoilase,karbomail fosfat bereaksi dengan
L-omitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan.
 Dengan peran enzim argininosuksinat sintase,L-sitrulinbereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksitat.reaksi ini membutuhkn energy dari ATP.
 Dengan peran enzim argininosuksinat liase,L-argoninosuksinat dipecah menjadi
fumarat dan L-arginin.
 Dengan peran enzim arginase penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-omotin dan uren.

13 | A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

1. Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-
COOH) dan amina2). (-NH2)
2. Anabolisme adalah pembentukan molekul sederhana menjadi molekul yang kompleks
sehingga memerlukan energi dan dibentuk reaksi endergonik.
3. Reaksi Transaminasi adalah proses memindahkan amin ke α-ketoglutarat sehingga
menghasilkan glutamat atau proses memindahkan amin ke oksaloasetat sehingga
menghasilkan aspartat. Reaksi transaminasi dikatalis oleh enzim transaminase
(aminotransferase).
4. Reaksi Transdeaminasi adalah suatu reaksi metabolisme yang melepaskan gugus
amina dari molekusenyawa asam amino. Gugus amina yang terlepas akan terkonversi
menjadi amonia.
5. Biosintesis pada Anabolisme Asam Amino yakni Biosintesis glutamat dan aspartat,
Biosintesis alanin, Biosintesis sistein, Biosintesis tirosin, Biosintesis ornitin dan
prolin, Biosintesis glisin, Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin.
6. Siklus urea disebut juga siklus ornithin adalah reaksi pengubahan amonia (NH3)
menjadi urea {(NH2)2CO}.
7. Siklus urea terdiri atas beberapa tahap kompleks yaknireaksi pada sintesis karbamil
fosfat, reaksi pada pembentukan siturulin, reaksi pada asam argininosuksinat, reaksi
pada penguraian asam argininosuksinat

2. Saran

1. Diharapkan pembimbing dapat terlebih dahulu menerangkan permasalahan yang akan


dibahas dalam penugasan, sehingga dalam pengerjaannya mahasiswa memiliki
gambaran pembahasan.
2. Diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami setiap pembhasan yang
disampaikan.

14 | A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A
DAFTAR PUSTAKA

Darma Wansyah, Rahmat. 2013. METABOLISME PROTEIN DAN ASAM


AMINO. BANDA ACEH; FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
SYIAH KUALA DARUSSALAM
Affriyanti, Rahman di academia.edu).

Mardan Syah Putra. 2014. Biokimia Asam amino Harveymoningka's.UNIMA FMIPA

http://mastegar.blogspot.com/2009/11/metabolisme-asam-amino.html (diakses pada

tanggal 2 Mei 2017)

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino (diakses pada tanggal 2 Mei 2017)

http://harveymoningka.wordpress.com/biokimia-asam-amino/ (diakses pada tanggal 2

Mei 2017)

http://studyipa.blogspot.com/2008/08/katabolisme-dan-anabolisme.html (diakses pada

tanggal 3 Mei 2017)

http://themedicalbiochemistrypage.org/amino-acid-metabolism.html (diakses pada

tanggal 3 Mei 2017)

http://shreepoedja.blogspot.com/2013/01/nabolisme-sintesis-asam-amino.html?m=1
(diakses pada tanggal 3 Mei 2017)

http://izafaqih.blogspot.com/201404/siklus-urea.html?m=1 (diakses pada tanggal 3


Mei 2017)

15 | A N A B O L I S M E A S A M A M I N O D A N S I K L U S U R E A

Вам также может понравиться