Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
161211220
S1 Keperawatan / IIb
TUGAS PEMERIKSAAN FISIK
Tulang punggung atau vertebra atau tulang belakang adalah tulang tak beraturan yang
membentuk punggung yang mudah digerakkan. Tulang belakang terletak di tengah tubuh
manusia. Tulang ini berfungsi penting untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya
tulang rusuk dan melindungi organ dalam tubuh. Peran tulang belakang sangat vital karena
selain sebagai penopang tubuh, tulang ini juga merupakan tempat terdapatnya saraf utama
tubuh.
Terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya bergabung membentuk
bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor (coccyx). Tiga bagian di atasnya terdiri
dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks atau
dada) dan, 5 tulang lumbal.
Kelainan bentuk tulang belakang :
Kelainan tulang belakang adalah suatu ganguan yang disebabkan karena penyekit,
gangguan perkembangan, keturunan (gen), sikap duduk maupun sikap tubuh yang salah yang
mengakibatkan tulang belakang menjadi tidak normal. Dalam hal sikap duduk dan sikap
tubuh yang salah apabila hal ini selalu dan terus menerus dilakukan oleh seseorang maka
akan menimbulkan kelainan pada tulang belakangnya.
1. Lordosis
Lordosis yaitu bentuk tulang belakang yang terlihat maju kedepan jika
dipandang dari kejauhan namun terlihat normal ketika dilihat dari arah belakang. Dan
akan terlihat bengkok pada pinggang bagian bawah. Punggung yang melengkung
masuk ke area pinggang. Hal ini biasanya sudah terjadi sejak lahir.
Penyebabnya
Penyebab kelainan tulang belakang awalnya bisa bermula dari wanita yang
sedang hamil cenderung tubuhnya memproduksi hormon relaksin dengan jumlah
yang melimpah agar otot otot seputar pinggang dan rahim menjadi renggang dan
lebih nyaman, Namun dapat menyebabkan struktur tulang punggung menjadi
melengkung secara bertahap mengikuti berat badan janin yang ada dalam
kandungan.
Posisi tubuh yang buruk dapat menyebabkan lordosis jika dilakukan setiap hari
dan jangka panjang, Misalnya duduk dengan posisi membungkuk. Kebiasaan
duduk membungkuk dalam waktu lama akan menyebabkan struktur tulang
belakang menjadi malas untuk merubah posisi tegak karena tubuh bagian bawah
terasa nyaman menopang tulang belakang yang akhirnya sedikit demi sedikit
akan melengkung dengan sendirinya tanpa ada rasa sakit.
Memakai sepatu atau alas kaki yang tinggi setiap hari dan jangka panjang dapat
mempercepat seseorang terserang lordosis karena tubuh dibiasakan untuk
bergerak menahan beban otot kaki dan mempertahankan kualitas tegaknya tulang
belakang dengan cara dipaksa. Sepatu terlalu tinggi mampu membuat pusat
gravitasi tubuh bergerak kedepan dan mempercepat tulang belakang menjadi
sensitif untuk menjadi melengkung.
Penyebab kelainan tulang belakang dapat terjadi jika seseorang mengalami
Kelebihan berat badan dan adanya penumpukan lemak berlebih disekitar jaringan
perut, Sehingga seseorang tanpa sadar akan berjalan dengan posisu perut yang
lebih menonjol kedepan.
Buang air besar bisa sembelit dan bisa mencret mirip seperti terkena diare
Pinggang terasa linu dan nyeri ketika digerakan untuk berjalan lama
Adanya gangguan penyakit distrofi muskuler yang mempengaruhi struktur tulang
belakang
2. Kifosis
Kifosis yaitu Sikap duduk yang nyaman dalam kondisi salah karena
mempermudah tulang untuk membiasakan diri menjadi bungkuk dan melengkung
tanpa kita sadari. Sikap duduk membungkuk terlalu lama yang dilakukan pada masa
kanak kanak dapat mempengaruhi struktur tulang belakang dimasa dewasa. Apalagi
jika duduk tanpa diimbangi dengan bentuk dan ukuran kursi yang baik maka serangan
kifosis tidak dapat dihindari.
Penyebabnya
Faktor keturunan yang dapat terjadi ketika masa kehamilan dimana struktur
kelainan tulang belakang diwariskan orangtua terhadap salah satu turunannya.
Gaya hidup dan kebiasaan dari duduk, Berdiri, Berjalan , jongkok atau tidur
dalam posisi membulat, Meringkuk atau membungkuk yang bila dilakukan pada
masa anak anak maka ketika remaja tulang belakangnya akan meninggalkan jejak
berupa tulang belakang yang melengkung.
Karena tulang punggung pernah terkena cedera, Hantaman, terjatuh , Terpeleset,
Karena olahraga yang salah atau terkena pukulan berat sehingga karakter bentuk
dan struktur tulangnya menjadi ada perubahan namun tanpa proses keretakan.
Karena terserang penyakit Scheuermann yaitu tulang belakang terlalu cepat
tumbuh dan berkembang sebelum masa remaja atau dewasa. Biasanya kondisi ini
menimpa anak laki laki.
Terkena sindrom penyakit prader willi dimana penyakit tersebut mudah untuk
menjalar pada jaringan otot dan jaringan tulang belakang sehingga tulang
belakang menjadi melengkung.
Karena kemoterapi kanker tulang yang berlangsung terlalu sering, Karena
radiasai kuatnya mmapu melemahkan fungsi dan kekuatan tulang belakang
sehingga akan menimbulkan cedera, Otot tulang lemah dan tulang belakang
menjadi melengkung.
Karena terserang osteoporosis dimana tulang menderita penipisan dan
pengeroposan karena kurangnya cadangan kalsium pada usia lansia.
Ciri ciri kifosis
Berjalan dan berdiri terlihat bungkuk seperti orangtua
Bungkuk sedikit membulat menyerupai bantalan lunak namun tidak begitu jelas
Bungkuk dengan tonjolan bagian punggung atas yang jika duduk tidak akan
nampak lagi.
3. Skoliosis
Skoliosis yaitu tulang rusuk atau tulang belakang yang melengkung mengarah
ke tepi atau ke samping yang bisa menyerang bagian pinggang, leher dan dada.
Kondisi ini banyak dialami anak anak didunia yaitu antara usia 10 sampai 15 tahun
dan uniknya 60 persen dialami oleh anak anak berjenis kelamin perempuan.
Penyebabnya :
Penyebab kelainan tulang belakang bisa Karena trauma benturan keras akibat
kecelakaan yang mengakibatkan struktur tulang belakang cedera dan mengalami
kerusakan ringan yang pada akhirnya akan melengkungkan tulang.
Penyebab kelainan tulang belakang juga bisa Karena perkembangan tulang
belakang yang lambat akibat terserang virus atau karena mengangkat beban berat
dalam jangka panjang yang dilakukan pada salah satu sisi tubuh bagian belakang
termasuk bahu dan pinggang.
Karena adanya riwayat penyakit degeneratif yang memungkinkan seorang anak
mudah mempunyai kelainan pada tulang belakangnya misalnya jika tubuhnya
kekurangan kalsium dan kebiasaan duduk dengan posisi yang membungkuk.
Karena bawaan sejak lahir dimana perkembangan struktur tulang yang tidak
sempurna yaitu tulang mengalami pertumbuhan abnormal yang memicu tulang
menjadi melekat menjadi satu yaitu antara satu tulang dengan tulang lain.
Karena pertumbuhan otot yang kurang baik, Sehingga otot mengalami kelemahan
dan kehilangan kemampuan untuk menunjang kekuatan tulang belakang untuk
terus tumbuh dan berkembang.
Karena penyakit polio yang lama diderita sehingga menyebabkan kelumpuhan
dan kerusakan pada tulang belakang sehingga ketika berjalan nampak tidak
normal atau tidak proporsional.
Karena pengeroposan tulang dini akibat tubuh kekurangan zat kalsium dalam
jangka panjang yang bisa menimpa pada orang orang yang masih berusia
produktif yaitu antara 25 sampai 35 tahun. Pengeroposan tulang akibat
kekurangan kalsium adalah salah satu penyebab kelainan tulang belakang yang
paling sering terjadi.
1. Barrel chest
Adalah bentuk dada yang menyerupai barel, hal itu terjadi karena hasil hiperinflasi
paru. Hiperinflasi ialah terjebaknya udara akibat saluran pernapasan yang
sempit/menyempit. Pada keadaan ini terjadi peningkatan diameter anteroposterior.
Penyakit yang bermanifestasikan barrel chest ini misalnya asma berat dan PPOK
(jenis emfisema). Umumnya di temukan di pria.
2. Pigeont chest
yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit diameter artero-
posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Bentuk dada ini terjadi
ketika ada pergeseran yang menyebabkan "lengkungan keluar" pada sternum dan
tulang iga. Pada keadaan ini juga terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Pigeon
chestdapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets, sindrom marfan, atau
kifoskoliosis berat.
Derajat edema:
Derajat I : kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik
Derajat I I : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
Derajat IV : kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7 detik
BUNYI JANTUNG
Untuk mendengarkan suara jantung pertama, dengan meletakkan stetoskop pada dada
orang coba yaitu pada ruangan intercostal V sebelah kiri sternum di atas apeks
jantung. Di tempat ini terdengar sangat jelas dengan intensitas maksimum. Suara
jantung pertama didengar dengan menggunakan diafragma stetoskop karena memiliki
frekuensi bunyi yang tinggi. Bunyi S1 yaitu bunyi “lub”. Bunyi “lub” disebabkan oleh
penutupan katup mitral dan trikuspidalis. Peristiwa ini menyebabkan turbulensi
getaran dalam darah. Getaran kemudian merambat melalui jaringan di dekatnya ke
dinding dada, sehingga apat terdengar sebagai bunyi, (Guyton & Hall, 1997 : 347).
Stetoskop diletakkan pada ruangan pad ruang interkostal II sebelah kanan sternum.
Bunyi yang terdengar yaitu “dup”. Pada daerah pulmonal (pinggir kiri sternum bagian
atas) normal dapat didengar dua komponen S2 (suara ke dua terpisah). Komponen I
disebabkan oleh penutupan katub aorta sedangkan komponen II disebabkan oleh
penutupan katup pulmonalis. Bunyi “dub” ditimbulkan oleh penutupan katup
semilunaris yang berlangsung tiba-tiba, ketika katup semilunaris menutup, katup ini
menonjol ke arah ventrikel dan renggang elastik katup akan melentingkan darah
kembali ke arteri, yang menyebabkan pantulan yang membolak-balikkan darah antara
dinding arteri dan katup semilunaris dan juga antara katup dan dinding ventrikel.
Getaran yang terjadi di dinding arteri akan menimbulkan suara yang dapat didengar,
(Guyton & Hall, 1997 : 348). S2 didengarkan dengan menggunakan diafragma
stetoskopkarena memiliki frekuaensi bunyi yang tinggi sama halnya dengan S1.
Pada orang coba, tidak terdengar bunyi S3. Suara ini umumnya terdengar pada orang
muda, paling jelas pada daerah apeks jantung. Sifatnya lemah dan didengar dengan
mengunakan bagian bel dari stetoskop. Suara dari S3 yaitu “lub…dub…dee…”. Suara
ini disebabkan oleh isolasi pada dinding jantung bagian ventrikel akibat masuknya
darah dari atrium dengan cepat, (Guyton, 1997 : 348).
d. Suara jantung IV (S4)
Pada orang coba, tidak terdengar bunyi S4. Bunyi ini merupakan bunyi abnormal,
terdengar seperti “dee…lub…dub…”. Hal ini disebabkan oleh dorongan prematur
darah ke dalam ventrikel yang kaku atau dilatasi karena gagal jantung dan hipertensi,
(Potter & Perry, 2005 : 876).
Murmur Jantung adalah suara selama siklus detak jantung Anda seperti deru atau
berisik yang dibuat oleh darah yang bergolak di atau di dekat jantung. Suara ini dapat
didengar dengan stetoskop. Detak jantung normal membuat terdengar seperti “lubb-dupp”
(kadang-kadang digambarkan sebagai “lub-DUP”), yang merupakan suara katup jantung
menutup. Murmur Jantung dapat hadir pada saat lahir (kongenital) atau mengembangkan
kemudian dalam hidup. Suatu murmur jantung bukanlah penyakit, tetapi bisik mungkin
menunjukkan masalah jantung yang mendasari.
Seringkali, murmur jantung yang tidak berbahaya (polos) dan tidak memerlukan pengobatan.
Murmur Jantung mungkin memerlukan tes tindak lanjut untuk memastikan gumaman tidak
disebabkan oleh kondisi jantung yang serius. Perawatan, jika diperlukan, diarahkan pada
penyebab murmur jantung Anda.
Gallop adalah kelainan bunyi jantung yang ditandai bila pengisian darah ventrikel
terhambat selama diastolik, seperti terjadi pada keadaan berbagai penyakit. Maka akan terjadi
getaran sementara pada saat diastolik, serupa dengan bunyi jantung pertama dan kedua
meskipun lebih halus. Maka bunyi jantung menjadi triplet dan menimbulkan efek akustik
seperti gallop kuda sehingga disebut gallop. Bunyi ini dapat terjadi pada awal diastolik,
selama fase pengisian cepat siklus jantung, atau pada akhir kontraksi atrium.
Gallop adalah kelainan bunyi jantung yang ditandai bila pengisisan darah ventrikel terhambat
selama diastolik,seperti terjadi pada berbagai keadaan penyakit, maka akan terjadi getaran
sementara pada saat diastolik, serupa dengan bundan kedua meskpun lebih halus. Maka bunyi
jantung menjadi triplet dan menimbulkan efek akustik seperti gallop kuda sehingga disebut
gallop. Bunyi ini dapat terjadi pada awal diastolik, selama fase pangisian cepat siklus
jantung, atau pada akhir kontraksi atr