Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NON PSIKOTIK
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Usia : 63 tahun
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Agama : Katholik
Pendidikan : SMA
Identitas Pengantar
Nama : Ny. T
Usia : 64 tahun
Agama : Katholik
2. Anamnesis
A. Keluhan Utama : Merasa panas pada daerah punggung dan sulit sejak tahun 2016
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Alloanamnesis
Pasien dibawa ke Poli RSJ Magelang oleh istrinya untuk kontrol rutin. Istri pasien
mengatakan bahwa pasien sering merasa panas pada punggunya yang sebenarnya tidak panas
saat disentuh orang lain, dan sulit tidur sejak kematian anak bungsunya kurang lebih 2 tahun
yang lalu. Istri pasien mengaku bahwa pasien sering berdiam diri dan melamun memikirkan
kematian anaknya sehingga pasien malas dan tidak melakukan kegiatan seperti biasanya,
tetapi apabila diingatkan untuk kembali melakukan aktivitas, pasien masih mau
melakukannya, bekerja hanya bila disuruh, dan jarang bicara. Nafsu makan pasien juga
menurun, hanya makan 1x sehari dan tidak habis. Pasien mulai memiliki gejala demikian
setelah anak bungsunya jatuh sakit tetapi baru dibawa ke poli rawat jalan RSJ Magelang
setelah 40 hari anaknya meninggal.
Sebelumnya pasien sempat dibawa ke puskesmas tetapi tidak ada perbaikan, akhirnya
pasien mendapat rujukan untuk berobat ke RSJ Magelang. Setelah menjalani pengobatan
rutin setiap bulannya, pasien merasakan adanya perbaikan. Pasien mulai dapat kembali tidur,
sudah jarang melamun, mulai kembali memiliki niat untuk melakukan kegiatan seperti
biasanya. Rasa panas yang dirasakan pada punggung pasien dapat menghilang ketika pasien
minum obat.
Autoanamnesis
Pasien mengatakan bahwa pasien sering merasa panas pada punggungnya dan sulit
tidur sejak tahun 2016 setelah kematian anak bungsunya. Rasa panas yang dirasakan
terasa dari punggung tengah ke pinggang tengah. Panas dirasakan kadang-kadang dan
tidak jelas apa pencetusnya. Pasien sudah pernah meminum obat penurun panas namun
tidak ada perbaikan. Pasien setiap hari merasa kesulitan untuk memulai tidur dari jam
biasanya pasien tidur, dan jika sudah tertidur pasien merasa tidak nyenyak . Pasien
merasa seakan-akan hanya memejamkan mata namun masih dapat mendengar dan
merasakan lingkungan sekitar. Pasien mengaku sering berdiam diri di kamar sambil
melamun memikirkan kematian anak bungsunya yang membuatnya malas mengerjakan
aktivitas kehidupan sehari-hari, namun apabila diingatkan, pasien akan melakukannya.
Pasien sempat merasa dirinya tidak berguna karena tidak dapat menolong anaknya yang
sakit parah. Pasien tidak berani memasuki kamar anaknya dan tidak mau melihat foto
anaknya yang sudah meninggal karena akan merasa sedih. Pasien mengalami penurunan
nafsu makan dan hanya makan 1x sehari. Pasien mengaku jarang fokus dan sering tidak
konsentrasi. pasien tidak pernah mengalami mimpi buruk, maupun terpikirkan untuk
bunuh diri. Tidak ada riwayat mendengar suara-suara bisikan maupun melihat bayangan
yang tidak dialami oleh orang lain. Pasien tidak mempumyai pemikiran bahwa
lingkungan sekitarnya membenci dirinya.
Riwayat psikiatri
o Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya dan tidak ada riwayat
gangguan jiwa sebelumnya. Pasien sebelumnya belum pernah
mengalami rasa sedih yang berlebihan atau sampai ingin bunuh diri
ataupun rasa senang yang tanpa sebab.
Masa Remaja
o Tanda perkembangan & aktivitas seksual
o Psikomotor
Pasien aktif dalam bidang keagamaan bersama teman-teman
sebayanya.
o Psikososial
Walaupun pasien tergolong anak yang pendiam, namun pasien tidak
pemalu sehingga tetap bisa bergaul dan mempunyai banyak teman
o Riwayat emosional (tidak didapatkan informasi)
o Kognisi
o Pasien merupakan tamatan Sekolah Menengah Atas.
o Komunikasi
pasien tidak memiliki masalah dalam komunikasi dengan
teman sebayanya.
I. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyadari dirinya seorang laki-laki dan selama ini berpenampilan dan
berperilaku sebagaimana seorang laki-laki.
J. Riwayat Pernikahan
Saat ini pasien sudah memiliki 5 orang anak, diantaranya 3 anak laki – laki dan 2 anak
perempuan.
K. Genogram
Keterangan:
= Perempuan
= Laki-laki
= Pasien
= Tinggal Serumah
3. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pemeriksaan fisik pada hari Senin, 13 Maret 2017 di Rumah Pasien
1. Keadaan umum : tampak sakit ringan
2. Kesadaran : compos mentis (GCS: 15)
3. Tanda vital :
Tekanan darah : 130/750 mmHg, suhu : 36,80C, pernapasan : 18x/m, nadi : 80x/m
4. Antropometri :
BB : 48 Kg
TB : 163 cm
BMI : 18.06 Kg/m2 (gizi cukup)
5. Edema umum : tidak ditemukan
6. Kulit : warna sawo matang, turgor kulit baik, teraba hangat dan
lembab, sianosis (-)
7. Kepala : normocefali, simetris, rambut hitam, tidak mudah dicabut,
tersebar merata dan tidak rontok
8. Mata :Conjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil isokhor, reflek
cahaya langsung dan tidak langsung +/+
9. Hidung : Discharge (-), deviasi septum (-)
10. Telinga : normotia, otalgia (-), hiperemis (-), otorhae (-)
11. Mulut : bibir pucat (-), mukosa lidah dan pipi merah, gigi geligi
lengkap
12. Leher : simetris, kaku (-), deviasi trakea (-), KGB (-), JVP 5+2 cm
13. Dada :
mendatar, simetris, tulang dada tidak horizontal atau vertikal, sela iga tidak
melebar atau menyempit, retraksi sela iga (-)
➢ Paru-paru :
Depan Belakang
➢ Jantung :
14. Abdomen :
Auskultasi Bising usus (+) 3x/m, venous hum (-), arterial bruit
(-)
Palpasi Dinding perut supel, nyeri tekan (-) di seluruh lapang
abdomen, nyeri lepas (-), turgor kulit baik, hepar (-),
vesika fellea (-), murphy sign (-), lien (-), massa (-),
undulasi (-), ballotement (-)
15. Ekstremitas : ukuran proporsional, simetris, oedem (-), akral hangat (+)
keempat ektremitas
16. Status Neurologis
GCS : 15 (E4 M6 V5)
o Brudzinski I : (-)
o Brudzinski II : (-)
o Laseque : (-/-)
o Kernig : (-/-)
4. Status Mental
1. Deskripsi umum
• Penampilan : tampak laki-laki sesuai umur, berpakaian rapi, rawat diri baik.
• Kesadaran
■ Psikologis : Terganggu
• Pembicaraan :
• Perilaku dan Aktifitas Psikomotor : kontak mata cukup baik, dan, aktivitas
normal.
2. Alam Perasaan
❑ Mood : Eutimia
❑ Stabilitas : stabil
❑ Pengendalian : cukup
❑ Echt
❑ Keserasian : serasi
3. Gangguan persepsi
• Depersonalisasi: -
• Derealisasi :-
4. Fungsi Intelektual
5. Proses Pikir
✓ Arus Pikir:
• Kontinuitas : Relevan
✓ Isi Pikir
• Preokupasi : ada, pasien terfokus oleh kecemasan yang pasien
rasakan
• Pesimistik (+)
✓ Bentuk pikir
8. Tilikan : derajat 6
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : F32.2 Depresi berat tanpa gejala psikotik
Axis II :-
Axis III :-
Axis IV : Masalah psikososial berhubungan dengan anak bungsu yang
meninggal
Axis V : GAF 70-61
Masalah
A. Organobiologik :
Tidak ditemukan kelainan fisik ataupun penyakit tertentu yang mempengaruhi
keadaan mental pasien.
B. Psikologik :
Ditemukan adanya gangguan psikologik sehingga membutuhkan psikoterapi
untuk memperbaiki daya tahan mental dan kemampuan beradaptasi.
C. Sosiologik :
Ditemukan adanya penarikan sosial, lebih suka menyendiri.
10. Prognosis
1. Premorbid:
Riwayat gangguan dalam keluarga tidak ada : Baik
Status perkawinan Sudah menikah : Baik
Dukungan keluarga Ada : Baik
Status ekonomi Baik : Baik
Stressor Jelas : Baik
Kepribadian premorbid tidak ada : Baik
2. Morbid
Onset usia Buruk : Buruk
Jenis penyakit Non-Psikotik : Baik
Perjalanan Penyakit Kronis : Buruk
Penyakit organic Tidak ada : Baik
Respon Terapi Bagus : Baik
Kepatuhan minum obat Baik : Baik
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Tatalaksana
Rawat Jalan
Farmakologi
Non-farmakologi
Psikoterapi :
Terapi keluarga
Memberikan bimbingan kepada keluarga agar selalu berperan aktif
dalam setiap proses penatalaksanaan pasien. Memberi penjelasan kepada
keluarga pasien tentang pentingnya peranan obat untuk kesembuhan pasien
sehingga keluarga perlu mengingatkan dan mengawasi pasien untuk minum
obat secara teratur.Efek samping obat juga diberitahukan kepada keluarga.
Memberikan edukasi kepada keluarga agar dapat mengontrol sikap dan ucapan
yang dapat menimbulkan stress pada pasien.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan orang sekitar pasien
untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif.
Melibatkan pasien dalam kegiatan di luar rumah, misalnya : ikut membantu
belanja keperluan rumah dipasar, bekerja di sawah.