Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/316471873
CITATIONS READS
0 581
6 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Transdermal Patch Formulation Of Dextrometorphan HBr With Polimers Modification of Na CMC and
HPMC View project
All content following this page was uploaded by Febri Riwayati Ningrum on 26 April 2017.
Putri Anggriani*, Febri Riwayati N.*, Amalia Nita A., Desica Nuramienda A.
P., Dina Putri F., Fitria Tri Rahayu, Zhafran Khalish.
ABSTRAK
Abstract
Dextrometorphan HBr is well known as non-narcotic antithusive agent, is
generally used as ingredient in cough and cold remedies. The aim of using
Dextrometorphan HBr as active ingredient in transdermal patch formulation is to
increase many aspect reviewed from savety, comfortability, efficacy, and
practicability in generally use, another aim of polimer’s modification is to get the
best result of transdermal patch formulation. Transdermal patch formulation is
1
use polimers modification of Na CMC and HPMC K15 were formulated with
active agent Dextrometorphan HBr, and DMSO as enhancher then be heated in
38º C for 24 hours with monitoring. Evaluation involve thickness test, pH test,
elasticity test, physical appearance, weight uniformity test, and diameter
measurement, we got F1 as the best formulation of transdermal patch with Na
CMC and HPMC comparison 1:1.
Keywords : Dextrometorphan HBr, Transdermal patch, Na CMC, HPMC.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Batuk adalah suatu refleks fisiologi pada keadaan sehat maupun sakit dan
dapat Ditimbulkan oleh berbagai sebab. Refleks batuk lazimnya diakibatkan oleh
rangsangan dari selaput lendir saluran pernapasan, yang terletak dibeberapa
bagian dari tenggorokan. Batuk merupakan suatu mekanisme fisiologi yang
bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari
dahak, zat-zat perangsang asing, dan unsure infeksi. Dengan demikian, batuk
merupakan suatu mekanisme perlindungan(PDPI 2003).
2
tidak nyaman mengonsumsi obat dalam bentuk sediaan sirup. Pada pasien
pediatric sirup yang dikonsumsi harus memiliki citra rasa yang manis, dan
memiliki berbagai macam rasa dan aroma. Karena itulah kami membuat sediaan
patch untuk memudahkan pasien yang tidak bisa mengkonsumsi sediaan yang
dikonsumsi secara peroral, karena penggunaanya sangat memudahkan pasien,
hanya dengan menempelkan patch pada tubuh bagian atas(Meyyanathan et al.
2008).
Tujuan
METODOLOGI PENELITIAN
3
Metode
Komposisi/10 patch F1 F2 F3 F4
Dextrometrophan Hbr 500 mg 500 mg 500 mg 500 mg
HPMC K 15 500 mg 800 mg 500 mg 400 mg
Na CMC 500 mg 200 mg 500 mg 200 mg
DMSO 2 ml 2 ml 2 ml -
Propilen Glikol 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
Etanol 8 ml - 20 ml -
ad Aquadest 32 ml 50 ml 30 ml 20 ml
4
selama pengadukan, maka sediaan harus didiamkan terlebih dahulu selama satu
atau dua hari untuk menghilangkan gelembungnya. Setelah terbentuk massa patch
yang diinginkan, dituang sediaan kecetakan patch dan disamakan volume yang
dituang kedalam cetakan dengan minimal didapatakan 10 pacth untuk
keseragaman bobot. Selanjutnya cetakan yang telah berisi sediaan dimasukkan
kedalam oven dengan suhu 380C selama maksimal 24 jam agar hasil patch tidak
mengalami kekeringan. Selama patch berada didalam oven dilakukan
pengontrolan agar dapat mengetahui apakah patch yang dibuat sudah sesuai
dengan yang diinginkan, pengontrolan dilakukan juga agar tidak terjadi
kekeringan pada sediaan patch. Setelah sediaan jadi, diambil cetakan dari oven
dan diambil sediaan patchnya untuk selanjutnya dilakukan evaluasi(viresh, K. C.,
Anilkumar, K., Aamir, Syed, Shabaraya, 2012).
Evaluasi
Tampilan fisik: Patch dilihat tampilannya secara visual untuk melihat bentuk,
warna serta transparansi dari patch.
Diameter: Diukur diameter tiga buah patch untuk setiap formulasi menggunakan
jangka sorong.
Elastisistas: Patch diuji elastisitasnya dengan menarik dan melipat sediaan patch
berkali-kali dan dilihat apakah patch elastis atau tidak.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tabel 2 dapat dilihat data yang telah diperoleh. Dari keempat formula
yang dilakukan, diperoleh patch yang sesuai dengan kriteria pada semua formula
tersebut. Dari hasil tersebut masing-masing Patch dengan formula berbeda
memiliki kriteria yang berbeda-beda pula. Hal ini disebabkan karena perbedaan
setiap kompisisi pada formula yang digunakan dan juga pada proses preparasi
Patch tersebut.
KESIMPULAN
6
Dari beberapa optimasi formulasi yang telah dilakukan melalui modifikasi
polimer antara Na CMC dan HPMC dengan beberapa perbandingan polimer, hasil
patch terbaik didapatkan pada F1 dengan perbandingan Na CMC dan HPMC 1:1
dengan ketebalan patch lebih tebal, dan elastis daripada formulasi lainnya dengan
menggunakan etanol dan aquadest sebagai pelarut dalam pembuatan basis
transdermal patch.
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
7
Aulton, M. E., and Wells, T.I., 1988. Pharmaceutics: The Science of Dosage
Form Design, London: Churchill Livingstone.
PDPI, 2003. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Pedoman Diagnosis &
Penatalaksanaan Di Indonesia, p.32. Available at:
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/ppok.pdf.
Sheth, N.S. & Mistry, R.B., 2011. Formulation and evaluation of transdermal
patches and to study permeation enhancement effect of eugenol. Journal of
Applied Pharmaceutical Science, 1(3), pp.96–101.
Silvati, Y., Kartunen, P., Tukiainen, H., Kokkonen, P., Hanninen, U., A. &
Nykanen, S., 1987. Pharmacokinetics of Dextromethorphan and dextrorphan:
a single dose comparison of three preparations in human volunteers.
International Journal of Clinical Pharmacology Therapy and Toxicology, 25,
pp.493–497.
viresh, K. C., Anilkumar, K., Aamir, Syed, Shabaraya, A.R., 2012. Formulation
and Evaluation of Bioadhesive Patches of Dextromethorphan. , 01(01),
pp.67–71.