Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh merupakan instansi pemerintah


daerah yang berfungsi memberikan layanan publik melalui UPTD (unit
pelaksana teknis dinas) yang terdiri dari;
.1 Puskesmas Ibuh Kecamatan Payakumbuh Barat
.2 Puskesmas Parit Rantang Kecamatan Payakumbuh Barat
.3 Puskesmas Payolansek Kecamatan Payakumbuh Barat
.4 Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara
.5 Puskesmas Air Tabit Kecamatan Payakumbuh Timur
.6 Puskesmas Tiakar Kecamatan Payakumbuh Timur
.7 Puskesmas Lampasi Kecamatan Lamposi Tigo Nagori
.8 Puskesmas Padang Karambia Kecamatan Payakumbuh Selatan.
.9 Gudang Farmasi Kota Payakumbuh

Salah satu keuntungan dalam proses pelayanan publik bahwa akses


menuju sarana kesehatan di Kota Payakumbuh cukup lancar, sehingga
memudahkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan. Namun dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat sering kali menemui
permasalahan, baik permasalahan administrasi pelayanan maupun mutu
layanan itu sendiri. Secara fungsi SKPD telah memberikan pelayanan sesuai
aturan yang berlaku, namun tingkat kepuasan masyarakat masih rendah. Hal
ini ditandai dengan adanya keluhan dan saran dari masyarakat. Penyebab
terjadinya permasalahan tersebut diakibatkam masih kurangnya keseriusan
petugas dalam memberikan layanan kepada masyarakat, di samping itu
pemahaman masyarakat itu sendiri masih kurang terhadap aturan-aturan
yang berlaku.

Renstra Dinkes Payakumbuh 2012 - 2017 21


3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota Terpilih

Mendukung visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota


terpilih, Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh mempunyai tugas dan fungsi
yang relevan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota
Payakumbuh melalui peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang didasari kepada nilai-nilai;
.1 Pro rakyat : Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Dinas
Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan masyarakat dan harus
menghasilkan yang terbaik untuk masyarakat, diperolehnya derajat
kesehatan yang setinggi-tinginya bagi setiap orang adalah salah satu
hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan
status sosial ekonomi,
.2 Inklusif : Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan

semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya


dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan saja, dengan demikian seluruh
komponen masyarakat diharapkan berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas
sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat dan stakeholder,
.3 Responsif: Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan masyarakat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan


kesehatan di wilayah tempat tinggalnya. Faktor-faktor ini menjadi dasar
dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga
diperlukan penanganan yang berbeda pula.

Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dapat mempengaruhi


Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dalam mencapai visi dan misi Walikota dan
Walikota tersebut dapat dijabarkan dengan matriks analisis lingkungan sebagai
berikut;

Renstra Dinkes Payakumbuh 2012 - 2017 22


INTERNAL EKSTERNAL
Strenght Opportunity
1. Pelimpahan kewenangan pembangun- 1. Terlaksananya otonomi daerah
an kesehatan daerah dari Pemko ke 2. Adanya dukungan lintas sektoral
Dinas Kesehatan 3. Adanya komitmen Pemda yang
2. Dukungan politis dengan SOTK jelas tinggi
3. Kecukupan tenaga profesional untuk 4. Peningkatnya tuntutan masyarakat
semua jenjang terhadap pelayanan kesehatan
4. Sarana dan prasarana pelayanan cukup 5. Tersedianya tenaga terdidik dibidang
5. Adanya peraturan dan standar kerja kesehatan.
Weakness Treathment
1. Keterampilan petugas pada 1. Krisis yang berkepanjangan
survailance epidemiologi belum 2. Masih tingginya AKI / AKB
memadai/merata. 3. Sistim Rujukan belum berjalan
2. Pembinaan tehnis di lapangan tidak optimal
kontiniu 4. Adanya pesaing pelaksana
kesehatan swasta
3. Rndahnya survailance epidemiology 5. Kebijakan zero growth employment
4. Anggaran pembangunan terbatas
5. Terbatasnya biaya pendidikan dan
pelatihan

Faktor-faktor kunci keberhasilan yang mendorong pencapaian Visi


dapat dikatagorikan dalam isu-isu strategis sebagai berikut :
1. Manfaatkan kemampuan motivasi kerja staf untuk melaksanakan
koordinasi dan komitmen Pemko dalam menata lingkungan dengan
perilaku yang sehat.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat khususnya
golongan ekonomi lemah/gakin melalui tenaga professional.
3. Tingkatkan kemampuan dan motivasi kerja untuk meningkatkan
pelayanan yang terjangkau dan berkualitas guna menurunkan AKI dan
AKB.
4. Tingkatkan pemberdayaan staf dan tenaga professional dalam
menetapkan pelayanan rujukan.
5. Manfaatkan komitmen Pemko untuk meningkatkan kinerja dana dan
pembinaan khususnya dalam program prioritas daerah
6. Tingkatkan kompetensi institusi pelayanan kesehatan guna memenuhi
permintaan konsumen.
7. Tingkatkan keterampilan staf dalam pelayanan khususnya dibidang
ketersediaan obat-obatan esensial serta penggunaanya secara rasional.

Renstra Dinkes Payakumbuh 2012 - 2017 23


8. Upayakan penggalian dana untuk meningkatkan pelayanan, pembinaan
dan pendidikan/pelatihan bagi petugas kesehatan.

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan RI dan Renstra Dinas


Kesehatan Provinsi Sumbar

Dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di Kota


Payakumbuh, Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh juga mengacu kepada
Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 – 2014 dan Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 – 2015. Di mana perioritas
pembangunan kesehatan difokuskan kepada delapan fokus perioritas, yaitu;
.1 Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan keluarga berencana (KB),
.2 Perbaikan status gizi masyarakat,
.3 Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti
penyehatan lingkungan,
.4 Pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan,
.5 Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan,
mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan,
.6 Pengembangan sistim jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas),
.7 Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan,
.8 Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

Dalam pelaksanaannya pemerintah pusat dan pemerintah provinsi


telah menganggarkan dana dalam bentuk biaya operasional kesehatan,
peningkatan sarana/prasarana dan bantuan pengobatan masyarakat miskin.
Hal ini sangat menguntungkan bagi Pemerintah Kota Payakumbuh dalam
penganggaran pembangunan kesehatan.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis

Renstra Dinkes Payakumbuh 2012 - 2017 24


Berdasarkan tata ruang wilayah yang sudah ditetapkan dapat menjadi
penghambat dalam pengembangan gedung Puskesmas, terutama pada
wilayah pemukiman sempit, saat ini ada beberapa Puskesmas yang kondisi
bangunan sudah tidak layak dan luas tanah yang sangat sempit
menyebabkan layanan kepada masyarakat menjadi terganggu. Begitu juga
halnya dengan kajian lingkungan hidup pada semua sarana kesehatan, di
mana saat ini sarana kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) belum memilki
IPAL komunal untuk pengolahan limbah medis yang dihasilkan dari praktek
layanan kesehatan. Hal ini juga akan mejadi penghambat dalam memberikan
layanan kepada masyarakat.

Dalam perencanaan tata ruang Kota Payakumbuh, areal perkantoran


lebih diuatamakan pada kecamatan Payakumbuh Timur dan Payakumbuh
Selatan, dalam konteks ini Dinas Kesehatan sendiri belum memiliki lokasi
gedung yang tetap. Kondisi sampai dengan tahun 2012, perkantoran Dinas
Kesehatan Kota Payakumbuh masih berada pada lantai 2 Puskesmas
Padang Karambia, kecamatan Payakumbuh Selatan.

Terkait dengan lokasi-lokasi Pembangunan sarana dan prasarana


kesehatan, termasuk Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poskeskel.
Saat ini terdapat 45 kelurahan dengan keberadaan sarana dan prasarana
kesehatan, yang terdiri atas 8 Puskesmas, 23 Puskesmas Pembantu dan 14
Poskeskel. Jika melihat pada jumlah kelurahan yang ada di Payakumbuh
sebanyak 76 kelurahan, jadi rata-rata beban pelayanan sudah memenuhi
standar 1 unit untuk 2 kelurahan. Dengan beban ini, jangkauan dan cakupan
pelayanan kesehatan di Kota Payakumbuh sudah baik.

Melihat titik-titik keberadaan Puskesmas di Kota Payakumbuh, dari 8


(delapan) puskesmas, terdapat 3 puskesmas yang berada dalam lingkungan
penduduk cukup padat berupa perumahan, perumnas dan slam area, yakni
Puskesmas Ibuh, Puskesmas Parit Rantang dan Puskesmas Payolansek.
Pada ketiga puskesmas ini difokuskan pada pelayanan puskesmas
perkotaan di Payakumbuh dalam rencana Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup.

Renstra Dinkes Payakumbuh 2012 - 2017 25


Selanjutnya juga terdapat 3 (tiga) puskesmas yang berada pada
daerah perlintasan antar propinsi dan kab/kota, yakni Puskesmas Padang
Karambia (pada perlintasan Kota dengan Situjuh), Puskesmas Tarok (berada
pada perlintasan Kota – Pekan baru), dan Puskesmas Air Tabit (yang berada
pada perlintasan jalan Kota – Lintau/Lintas Sumatera). Khusus untuk
puskesmas Air Tabit yang berada pada perlintasan tersebut merupakan
perlintasan yang cukup ramai lalulintasnya, sehingga untuk kedepannya
diperlukan sarana pelayanan Gawat Darurat yang representatif.

Selanjutnya, terdapat 1 (satu) puskesmas pula yang berada pada


wilayah yang cukup jauh dengan pusat Kota, yakni Puskesmas Lampasi.
Pada puskesmas ini akses transportasi masih belum lancar sampai dengan
kondisi tahun 2012 lalu, trayek angkutan umum belum optimal untuk area ini,
sehingga yang akan datang khusus untuk Puskesmas lampasi ini sangat
dibutuhkan kelengkapan fasilitas pelayanan yang paripurna, meliputi, gawat
darurat, sistem rujukan, pelayanan rawatan termasuk persalinan. Dengan
pelayanan paripurna pada puskesmas pada jangkauan yang cukup jauh dari
pusat Kota ini diharapkan representasi cakupan wilayah kerja pada
masyarakat dapat lebih dioptimalkan dalam jangka panjang.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis


Dari data yang dikemukakan pada BAB II terdahulu sebagai dasar
dalam melakukan menelaah isu–isu strategis sebagai berikut :
1. Perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang semakin baik dengan
ditandai dengan penyebaran pembangunan sarana kesehatan secara
lebih merata, seperti keberadaan Puskesmas yang terdiri atas 2 (dua)
unit masing-masing kecamatan, puskesmas dengan kemampuan gawat
darurat optimal pada daerah perlintasan lalulintas ramai, puskesmas
dengan kemampuan paripurna termasuk rawatan pada wilayah dengan
jangkauan terjauh..
2. Motivasi staf/jajaran kesehatan yang tinggi yang dibarengi dengan sarana
dan prasarana pelayanan dan dengan ditetapkannya peraturan dan

Renstra Dinkes Payakumbuh 2012 - 2017 26


standar kerja yang terdiri atas Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tingkat
Kab/Kota dan Pemenuhan Indikator Indonesia Sehat.
3. Mutu sumber daya manusia kesehatan sangat menentukan keberhasilan
upaya dan manajemen kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan
yang professional masih terbatas terutama untuk menghadapi dan
mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta
menguasai Iptek Mutakhir terutama ketika menghadapi pesaing dari luar
pada era pasar bebas.
4. Sumber daya manusia kesehatan ditentukan oleh nilai-nilai moral yang
dianut dan diterapkan dalam menjalankan tugas dan profesinya.
Penegakkan etika dan mematuhi peraturan yang berlaku masih terasa
kurang, sehingga akan memberikan dampak buruk terhadap
profesionalisme mereka.
5. Penyebaran sarana fisik kesehatan belum diikuti sepenuhnya dengan
peningkatan mutu pelayanan dan keterjangkauan oleh lapisan
masyarakat. Dengan demikian, tantangan pembangunan kesehatan Kota
Payakumbuh meliputi pula upaya meningkatkan mutu pelayanan disetiap
jenjang yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tantangan ini
akan dijabarkan melalui upaya akreditasi Puskesmas se-Kota
Payakumbuh sehingga kualitas pelayanan berskala nasional dapat
dinikmati masyarakat.
6. Kecukupan dan keterampilan petugas pada surveylance epidemiology
masih belum memadai dan merata, hal tersebut ditandai dengan
kurangnya tenaga yang bersangkutan di Dinas kesehatan maupun
Puskesmas.
7. Pembinaan teknis belum kontiniu dilaksanakan di lapangan.
8. Terbatasnya biaya pendidikan dan pelatihan yang tersedia di lingkungan
Pemerintah Daerah.
9. Adanya Komitmen pemerintah untuk menerapkan good governance.
10. Dukungan secara kelembagaan dan organisatoris dari Lintas Sektoral
Kesehatan terhadap upaya program kesehatan di Kota Payakumbuh.
11. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
12. Telah tersedianya tenaga terdidik di bidang kesehatan secara cukup.

Renstra Dinkes Payakumbuh 2012 - 2017 27


13. Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup yang
sehat dan terus berkembangnya kewaspadaan dini terhadap bahan
berbahaya dan dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan.
14. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dengan dukungan sarana
transportasi yang makin membaik juga memberikan peluang untuk
mempercepat pencapaian pemerataan pelayanan kesehatan.
15. Kemungkinan keberadaan pelaksanaan otonomi daerah ditinjau kembali,
hal ini mengakibatkan bottom up planning pembangunan kesehatan akan
kembali kepada Top Down Planning.
16. Adanya kompetisi dalam era pasar bebas akibat globalisasi yang harus
diantisipasi dengan meningkatkan mutu dan profesionalisme.
17. Terjadinya transisi epidemiology dan transisi demografi, menyebabkan
pola penyakit dari penyakit infeksi kepada penyakit degeneratif.
Konsekwensi dari perubahan ini berdampak semakin mahalnya dan
sulitnya pelayanan kesehatan, sehingga akan terjadi perubahan pola
perencanaan pembiayaan, kebutuhan tenaga pelayanan dan peralatan
yang diperlukan.
18. Semakin meningkatnya penggunaan Nafza pada kelompok penduduk
muda yang berakibat terhadap kesehatan fisik dan mental mereka.
19. Terjadinya pergeseran perilaku di kalangan masyarakat luas, sehingga
meningkatnya kasus HIV/Aids dan penyakit menular seksual lainnya
(hasil forum SKPD).
20. Semakin meningkatnya Budaya Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan
Masyarakat (hasil forum SKPD).
21. Sanitasi Lingkungan Masyarakat yang semakin membaik (hasil forum
SKPD).

Renstra Dinkes Payakumbuh 2012 - 2017 28

Вам также может понравиться