Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Payudara
Secara anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,
ampula, pori pailla dan tepi alveolan. Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobulus
payudara. Setiap lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli.
Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal, yang merupakan
cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal dari cabang arteri aksilari
toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan vena supervisial
yang menuju vena kava superior. Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar
mammae, kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila,
dengan demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar
6
7
Keterangan:
A : Duktus pembesaran A : Sel-sel normal
B : Lobulus B : Membran sel
C : Bagian duktus yang di latasi untuk menahan susu C : Lumen
D : Puting susu
E. Jaringan lemak
F : Otot pektoralis mayor
G : Dinding dada
Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh hormon.
Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas sampai
daur haid. Beberapa hari sebelum haid, payudara akan mengalami pembesaran
maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh karena itu pemeriksaan payudara tidak
8
mungkin dilakukan pada saat ini. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan
menyusui. Saat hamil payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel
duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Adanya sekresi
(Sjamsuhidayat, 2004).
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi ganas pada payudara (Harianto, 2005). Pengertian
lain oleh Grace & Borley (2007), kanker payudara merupakan lesi malignan pada
payudara wanita.
Menurut Erik (2005), etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti,
namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian
a. Tinggi
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah kearah sel ganas.
b. Usia
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon estrogen
d. Ibu Menyusui
Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena
semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara, saat
e. Kelamin
f. Faktor Genetik
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara dua sampai tiga
kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita
kanker payudara. Secara umum riwayat keluarga juga sangat berperan dalam
Menurut Price (2006), kanker payudara menimbulkan tanda dan gejala sebagai
berikut :
b. Biasanya tidak nyeri, benjolan dapat diraba, konsistensi agak keras, irregular,
c. Adanya tanda lesung, peau d’orange (edema kulit akibat obstruksi limfatik),
dan nodus satelit kulit serta tanda kembang kol akibat ulserasi. Perubahan papilla
Penatalaksanaan penting pada kanker payudara meliputi (Smeltzer & Bare, 2002):
a. Mastektomi
b. Terapi Radiasi
c. Rekontruksi / Pembedahan
dengan radiasi regional dan kemoterapi ajuvan. Dapat juga dilakukan mastektomi
simplek yang harus diikuti radiasi, untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran
sentral.
d. Terapi Hormonal
Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon esterogen.
Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan adalah
diinfuskan ke IV.
11
2.3 Mastektomi
2.3.1 Pengertian
payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang terdiri dari
seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola dan puting susu serta kulit di atas
tumornya disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II, III
(Sjamsuhidayat, 2004).
Menurut Pierce & Neil (2007) tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara
Operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara
b. Mastektomi Total
Mengangkat semua jaringan payudara tetapi semua atau kebanyakan nodus limfe
Mengangkat seluruh payudara, beberapa atau semua nodus limfe dan kadang-
kadang otot pektoralis minor.otot dada mayor masih utuh. Mastektomi radikal
kulit, otot pektoralis mayor dan minor, nodus limfe ketiak dan kadang-kadang
d. Prosedur Membatasi
Dilakukan pada pasien rawat jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa
kurang dari 5 cm ukurannya yang tidak melibatkan puting. Prosedur ini untuk
keperluan diagnostik dan atau pengobatan bila dikombinasi dengan terapi radiasi
misalnya : lumpektomi.
Adalah pengangkatan seluruh sel kanker tanpa meninggalkan sel kanker secara
mikroskopik. Terapi bedah kuratif ini dilakukan pada kanker payudara stadium
meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Pengobatan bedah palliatif ini pada
perdarahan, patah tulang dan pengobatan ulkus, dilakukan pada kanker payudara
Menurut Pierce & Neil (2007), perawatan pasca bedah penderita dirawat di
Drain dilepas bila produksi masing-masing drain kurang dari 20cc/24 jam.
Umumnya drain sebelah medial dilepas lebih awal, karena produksinya lebih
Pada pasien pasca mastektomi perlu adanya latihan-latihan untuk mencegah atropi
otot, kekakuan dan kontraktur sendi bahu. Hal ini dilakukan untuk mencegah
menggunakan sendi bahu secara bersamaan. Latihan awal bagi pasien pasca
harus sudah dimulai fisioterapi pasif dan aktif seperti, melatih gerakan-gerakan
sendi bahu reduksi, rotasi sendi bahu. Selanjutnya mengangkat lengan keatas,
kesamping dan kedepan. Latihan harus teratur dan pasien dapat beristirahat bila
merasa sakit. Jika fisioterapi diterapkan sedini mungkin maka tidak akan terjadi
14
kontraktur sendi bahu dikemudian hari dan juga dengan fisioterapi dini
Follow up dilakukan :
utuh lagi, merasa tidak berguna, merasa dirinya menjijikkan. Setelah mastektomi,
banyak wanita yang beranggapan bahwa tubuhnya menjadi lemah dan rapuh serta
rentan terhadap penyakit. Mereka merasa tubuh mereka telah rusak dan mereka
dan mereka tidak dapat menerima diri mereka, juga orang lain.
15
tubuh si penderita (D’Orsi & Wilson, 2003). Respon terhadap adanya trauma pada
tubuh merupakan faktor penting dalam aktivitas seksual. Hal ini dapat
perasaan ditolak, menarik diri, dan juga rasa kehilangan dalam hubungan seksual.
Ditegaskan bahwa pria akan merasa terancam oleh wanita yang menjalani
dibangun oleh istrinya. Jika ia tergantung pada penilaian bahwa istrinya seksi atau
payudara.
c. Gangguan Emosional
depresi yang diikuti dengan mengasihani diri sendiri disertai dengan rasa curiga
dan bersalah. Ekspresi diri kecemasan dan ketegangan sebagai reaksi emosional
pola makan dan tidur seiring dengan meningkatnnya ketergantungan dan ekspresi
dari kebencian. Reaksi emosional ini dirasakan sebagai hal yang normal, dimana
16
mengalami ketakutan dan kecemasan karena merasa tidak siap bertemu dengan
orang lain serta bersikap merahasiakan tentang mastektomi yang mereka jalani
kepada masyarakat.
e. Dampak Psikologis
pengangkatan dari payudara, bagian tubuh yang sangat berarti dalam hidup
diantaranya:
1) Dependency Response
Suatu keyakinan diri bahwa penderita tidak mampu membuat keputusan dan
tindakan yang efektif untuk mengatasi penyakitnya yang dinilai sangat berat.
Penderita selalu membutuhkan bantuan dan perhatian orang lain. Hal ini
Menurunnya keyakinan dan harga diri yang disebabkan oleh proses penyakit dan
rambut menjadi rontok, berat badan turun drastis, dan terutama kehilangan organ
payudara.
3) Anger Response
Munculnya emosi negatif akibat tingginya stres yang mereka alami. Hal ini
suatu keadaan emosi negatif yang terjadi ketika individu mempersepsikan adanya
mereka.
4) Guilt Response
prilakunya di masa lalu. Penderita merasa tidak dapat lagi memenuhi tuntutan
Respon emosional dapat juga dipengaruhi oleh sikap dan perilaku dokter terhadap
keluhan mereka.
yaitu:
hubungan seksual.
2.4.1 Pengertian
Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan
baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri
orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai
gangguan dalam hubungan sosial dan gangguan dalam aktivitas pekerjaan (Bard
Jadi persepsi suami dengan istri yang mengalami mastektomi adalah intepretasi
terhadap istrinya, baik secara fisik maupun psikologis. Umumnya persepsi suami
yang negatif dari suami akan menambah beban psikologis bagi wanita.
Menurut Keitel (2000), pada beberapa suami dengan istri yang mengalami
mastektomi tidak dapat menerima keadaan istrinya. Hal ini disebabkan karena
persepsi negatif yang muncul pada suami meliputi aspek fisik dan aspek
psikologis.
a. Aspek Fisik
Secara aspek fisik, suami merasa setelah proses mastektomi membuat istrinya
yang kehilangan payudara, sehingga menjadi tidak menarik lagi secara seksual,
hal tersebut karena fungsi payudara yang berperan dalam stimulasi seksual bagi
wanita maupun lawan jenisnya. Serta ketika melakukan aktivitas seksual suami
Suami tidak dapat menerima keadaan istri yang kehilangan payudara dan
meninggalkan, meskipun ada itu hanya 1:100. Pasien penderita kanker payudara
dari keluarga, lingkungan dan terutama adalah dari suami. Keadaan yang paling
20
baik untuk proses penyembuhan kanker payudara adalah rasa tenang dan nyaman
b. Aspek Psikologis
Secara psikologis suami merasa stres dan cemas karena istrinya tidak dapat
diandalkan lagi dalam mengurus urusan rumah tangga. Kecemasan pada suami
organ payudaranya sebagai simbol seksual dan daya tarik bagi suami. Stuart
(2007), juga mengatakan kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu
dalam bentuk prilaku seperti rasa tidak berdaya, rasa tak mampu, rasa takut, phobi
tertentu.
mempengaruhi proses pemaknaan tersebut, baik faktor dari luar maupun faktor
dari diri sendiri. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu akan
faktor stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan dimana persepsi itu berlangsung
(Walgito, 2003).
objek persepsi, motif atau keinginan yang belum terpenuhi, pengalaman dan
harapan yaitu seseorang akan mempersepsikan suatu objek atau kejadian sesuai
dengan apa yang diharapkan. Individu yang sudah pernah mengalami nyeri hebat
dipersepsikan. Rangsang diantara objek yang bergerak dan objek yang diam akan
Proses terjadinya persepsi dimulai dari proses kealaman atau proses fisik dimana
adanya suatu objek yang menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat
indera atau reseptor yang akan diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak yang
kesadaran yang disebut proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang
dilihat atau apa yang didengar atau apa yang diraba yang merupakan proses
terakhir dari proses persepsi dan merupakan proses persepsi yang sebenarnya.
Stimulus yang akan dipersepsi atau yang akan mendapatkan respon dari individu
langkah persiapan dalam persepsi. Sehingga tidak semua stimulus akan diberikan
22
(Walgito, 2003).