Вы находитесь на странице: 1из 174

PENDIDIKAN HOLISTIK

TANTANGAN DAN MASA DEPAN

i
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, tentang Hak Cipta

PASAL 2
(1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan
menurut perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 72
(1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp 1.000.000.00 (Satu Juta Rupiah), atau paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (Lima Miliar Rupiah).
(2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pads ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah).

ii
PENDIDIKAN HOLISTIK
TANTANGAN DAN MASA DEPAN

Editor:
Mahdum
WanHasmahWanMamat
Zulfahmi

iii
Zimmerer, Scarborough, & Wilson. 2008. Essentials of Entrepreneurship and
Small Business Management. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.
Edisi 5, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

PENDIDIKAN HOLISTIK
TANTANGAN DAN MASA DEPAN

Editor:
Mahdum
WanHasmahWanMamat
Zulfahmi

Sampul dan Tata Letak : UR Press


Diterbitkan Oleh UR PRESS, Desember 2014

Alamat Penerbit
Badan Penerbit Universitas Riau
UR PRESS Jl. Pattimura No. 9, Gobah Pekanbaru 28132,
Riau, Indonesia
Telp. (0761) 22961, Fax. (0761) 857397
e-mail: unri_press@yahoo.co.id
ANGGOTA IKAPI

Hak Cipta dilindungi Undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Cetakan Pertama : Desember 2014

ISBN 987-979-792-547-5

iv 337
PRAKATA
Sudaryo. 1993. Kreativitas Akar Rumput dan Mutu Pendidikan Sekolah
Dasar. Mimbar Pendidikan, 1 I Tahun XLII.
Sugiyono. 2008.Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Alhamdulillah, Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah
Sujuti Jahja. 1977. Penelitian Tentang Kewirausahaan dalam rangka mengurniakan segala nikmat dan rahmat dengan memberi ruang dan
Pengembangan Displin Ilmu Kewirausahaan. Kertas Kerja. Jatinangor: peluang untuk membariskan sepatah dua kata dalam penerbitan buku ini.
IKOPIN. Setinggi penghargaan dan tahniah diucapkan atas kejayaan menerbitkan
buku ini yang dilaksanakan oleh Jabatan Asas Pendidikan dan Kemanusiaan
Suryana. 2003. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Fakulti Pendidikan Universiti Malaya, Kuala Lumpur Malaysia dan Fakultas
Suryana. 2006. Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekan Baru Indonesia
Jakarta: Penerbit Salemba. untuk menggalakkan pendekatan pendidikan holistik dalam pembangunan
Suryana.2004.Memahami Karakteristik Kewirausahahan. Jakarta: Direktorat ummah.
Pendidikan Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Pendidikan Pembinaan Negara Bangsa yang mempunyai kepelbagaian dari segi
Dasar DanMenengahDepartemen Pendidikan Nasional. agama, pendidikan dan budaya bukanlah merupakan sesuatu yang mudah.
Syaiful Sagala .2003. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung; Alfabeta. Perkara ini memerlukan suatu perkongsian ilmu bagi membuka jalan yang
baik dan berguna untuk kehidupan masyarakat. Perkongsian idea dalam
Syaiful Sagala .2007. Manejemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
majlis ilmu, seminar serta bengkel yang memberikan maklumat dalam
Bandung; Alfabeta
pelbagai bidang berkaitan pendidikan holistik amatlah diperlukan. Justeru,
Syaukani. 2002. Titik Temu dalam Dunia Pendidikan, Tanggungjawab Pemerintah, buku ini dihasilkan daripada perkongsian ilmu melalui seminar pendidikan
Pendidik, Masyarakat dan Keluarga Dalam Membangun Pendidikan. holistik 2014 anjuran bersama Jabatan Asas Pendidikan dan Kemanusiaan
Jakarta: Nuansa Madani. Fakulti Pendidikan Universiti Malaya serta Fakultas Keguruan dan Ilmu
Timmons, T.A., Smollen L.E.S. & Dingee A.L.M. 1997. New venture creation: a Pendidikan Universitas Riau.
guide to small business development. Ontario : Richard D. Irwin. Melalui seminar pendidikan holistik ini, sebanyak sebelas kertas kerja
Tony Wijaya. 2007. Hubungan Adversity Intelligencedengan Intensi telah dihasilkan oleh Jabatan Asas Pendidikan dan Kemanusiaan
Berwirausaha (SudiEmpiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta).Jurnal bekerjasama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Manajemen dan Kewirausahaan, 9,117-127 Riau.Perincian kertas kerja tersebut adalah seperti berikut:

Tony Wijaya. 2008. Studi Meta-Analisis HubunganEfikasi Diri dan Sikap 1. Pendidikan holistik dalam membentuk sahsiah diri, terdapat
Toleransi RisikoDengan Intensi Berwirausaha. Tugas Meta-Analisis enamkertas kerja antaranya membincangkan tentangkeberkesanan
Program Doktor Psikologi UGM. belajar bermain dalam pendidikan kanak-kanak, penerimaan terhadap
hukuman dalam pendidikan, pendidikan holistik mengikut al-Ghazali
Yarzebinski, J.A. 1992. ‘Understanding And Encouraging The Entrepreneur’.
dan Miskawayh dan penekanan konsep akhlak dalam aspek
Economic Development Review. Hlm 52.Yuyun Wirasasmita. 1994.
rohaniserta pembangunan model pentaksiran secara holistik;
Kewirausahaan: buku pegangan. Jatinangor: UPT-Penerbitan
IKOPIN.Zaim Saidi.2005. Kewiraswastaan Sosial. Jakarta: Piramedia. 2. Pendidikan holistik dari aspek pengembangan kurikulum dan strategi
pengajaran dan pembelajaran terdapat tiga belas kertas kerja antaranya
Zietsma, C. 1999. “Opportunity knocks - or does it hide? An examination of
prospek profesion fisioterapi dan keperluan terhadap perubahan
opportunity recognition in entrepreneurship”. Frontiers of
kurikulum, konsep amalan pengajaran guru pendidikan Islam,
Entrepreneurship Research. Wellesly, MA : Babson College.
pembangunan modul pembelajaran dalam pendidikan seni visual,
Zimmerer& Scarborough. 2005. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen domain asas bagi kerangka facebook sebagai medium dalam pendidikan
Binsnis Kecil. Ed. Keempat. PT. Indeks. Jakarta.

336 v
holistik, aplikasi multimedia dalam pengajaran kontemporari dan
Lambing, Peggy & Kuchl, Charles.2007. Entrepreneurship. New Jersey:
pengajaran bahasa Arab di China.
Prentice Hall.
Melalui penerbitan buku ini adalah diharapkan dapat memberi Maman Fathurochman. 2010. Motivasi Menjadi Wirausaha Sukses. Jakarta:
manafaat yang bernilai bagi mengembangkan pengetahuan dalam pelbagai
Univiversitras Mercu Buana.
aspek yang berkaitan dengan pendidikan holistik. Wallahu ‘alam.
Miner, J.B. 1996. The 4 Routes to Entrepreneurial Success. San Francisco:
Berrett Koehler Publishers.
Editor Moedjiarto. 2002. Sekolah Unggul. Metodologi Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Jakarta: Duta Graha Pustaka.

Mahdum Moorman & Halloran. 1993. Entrepreneurship. Ohio : South - Western


WanHasmah WanMamat Publishing Co.Muhammad Saroni. 2006. Manajemen Sekolah. Kiat
Zulfahmi Menjadi Pendidik yang Kompeten. Yogyakarta: Ar Ruzz.
Nawawi Mohd Jan. 1992. ‘Kompetensi Keusahawanan’. Asas keusahawanan.
Pusat Pembangunan Usahawan Malaysia (MEDEC). Institut
Teknologi Mara. Shah Alam.
Nor Aishah Buang. 2006. Asas Keusahawanan. Selangor Darul Ehsan: Fajar
Bakti Sdn. Bhd.
Norasmah Othman. 2002. Keberkesanan Program Usahawan Muda di Sekolah
Menengah. Tesis Ph.D. Universiti Putra Malaysia.
Poutsma, E., & Gils, A.V., 2006. ExplaningEntrepreneurial Intentions by
Means of theTheory of Planned Behavior. ResearchWorking Paper
Series. Department of Managementand International Business No 2
Purdi E. Chandra. 2001. Menjadi Entrepreneur Sukses. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Rambat Lupiyoadi. 2007. Entrepreneurship, From Minset to Strategy. Jakarta:
Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.
Rully Nasrullah. 2008. From Stranger to Success; Mengapa Sukses Bermula dari
Pendatang?. Jawa Timur: Masmedia Buana Pustaka.
Sabri Hj Hussin. 2002. Pengenalan kepada perniagaan: mengurus perniagaan
dalam perspektif Malaysia.Singapore : Thompson Learning.
Schultz, D. dan Schultz, S. E. 2002. Psychology and Work Today. Eight Edition.
NewJersey: Prentice Hall.
Soesarsono Wijandi. 1988. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung: Sinar Baru.
Sudarwan Danim. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah, dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.

vi 335
DAFTAR ISI
Buchari Alma. 2008. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.Cunningham, J.B. &
Lischeron, J. 1991. Defining entrepreneurship. Journal of Small Business
Management, 29 : 45-59.
Depdiknas. 2007. Kewirausahaan Sekolah. Materi diklat pembinaan Prakata v
kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah). Jakarta.
Pendidikan Holistik Menurut Perspektif Al-Ghazali dan Ibn Miskawayh
Djati Sutomo. 2007. Menjadi Entrepreneur Jempolan (Achieving Entrepreneruial Wan Hasmah Wan Mamat, dan Zulfahmi 1
Excellence). Jakarta: Penerbit Republika.
Endang Mulyani. et.al. 2010. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta: Penerapan Oral Presentation Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Kepemneterian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Bahasa Inggris Mahasiswa FKIP Universitas Riau
Pengembangn Pusat Kurikulum. Mahdum 26
Gaddam, Soumya. 2008. Identifying the RelayionshipBetween Behavioral
Prospek Profesion Fisioterapi dan Keperluan Perubahan Kurikulum Sekolah
Motives andEntrepreneurial Intentions: An Empirical StudyBased
Menengah
Participations of Business ManagementStudents. The Icfaian Journal
Abd Razak Zakaria, Munira Mohsin dan Hazleena Baharun 38
of ManagementResearch. 7, 35-5
Hadjimanolis, Athanasios, 2000, An Investigation of Innovation antecedents Perbandingan Pemikiran Konsep Akhlak Al-Ghazali dan Ibn Miskawayh
inSmall Firms in the Context of a Small Developing Country, Dalam Aspek Rohani
R&DManagement, Vol. 30. Zulfahmi dan Wan Hasmah Wan Mamat 52
Hisrich, R.D. & Peters, M.P. 1998. Entrepreneurship. Chicago : Irwin Inc.
Dampak Kebijakan Pemerintah di Sektor Pendidikan Terhadap Peningkatan
Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A. 2008.
Kompetensi Guru di Daerah Riau
Kewirausahaan. New York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba
Suarman dan Almasdi Syahza 74
Empat.Hurley,Robert. F and Hult, G, Tomas. M, 1998, ”Inovation,
Market Orientation, andOrganizational Learning: An Intergration
Pembangunan Model Pentaksiran Jasmani, Emosi, Rohani, Intelek (Jeri) di
and Empirical Examination”,Journal of Marketing, July.
Institut Pengajian Tinggi Awam Malaysia & Indonesia
Hutt, R. 1994. Entrepreneurship: starting your own business.Ohio : South Ghazali Darusalam, Wan Hasmah Wan Mamat, dan Zaharah Hussin. 92
Western.
Isaac, S. & Michael, W.B. 1981. Handbook in Research and Evaluation. (2t h Peranan Motivasi dan Belajar Mandiri (Self-Learning) dalam Meningkatkan
editian). California: San Diego Edits Publishers. Kemampuan Membaca Bahasa Inggris
Hadriana 121
Jamal Ma’mur Asmani. 2011. Sekolah Entrepreneur. Yogyakarta: Harmoni.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Evolusi Pengajaran Bahasa Arab Di China
Kirton, M. 1976. Adaptors and Innovators: A Description and Measurement. Wail Ismail, Muhammad Azhar Zailani, Mohd Faisal Mohamed dan Di Xuan 134
Journal of Applied Psychology. Vol. 61, No. 5, 622-629.
Pengembangan Modul Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam
Kirton, M. 1989. Adaptors and Innovators. Style of Creativity and Problem
Pengajaran dan Pembelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas (Pbm-Bsm).
Solving. New York: Routledge.
(Problem-Based Learning Module Development For Teachina and Learning
Kristanto. 2009. Pendidikan Kewirausahaan: Jakarta: Kencana Prenada Media Biology in High School)
Group. Wan Syafii 144

334 vii
pula digunapakai untuk mewujudkan keberhasilan organisasi, maka
Domain Asas Bagi Kerangka Facebook Sebagai Medium Pengajaran dan
dapatan kajian ini secara langsung dapat dimanfaatkan oleh siapa saja
Pembelajaran Dalam Pendidikan Holistik
administratordari berbagai institusi dan tingkatan sekolah atau
Nurulrabihah Mat Noh, Saedah Siraj, Mohd Ridhuan Mohd Jamil, Zaharah Husin
lembagapendidikan maupun oleh berbagai pihak yang berkaitan dengan
dan Ahmad Arifin Sapar. 155
pengelolaan sekolah. Hasil kajian ini sangatlah patut disebarluaskan bagi
memajukan institusi pendidikan dan mewujudkan lebih banyak lagi sekolah
Kemajuan Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Bantuan Komputer
yang efektif dengan pengamalan ciri-ciri wirausahawan sukses oleh
Auzar 176
administrator sekolah, untuk dapat mewujudkan lulusan sekolah yang
benar-benar dapat memasuki dunia kerja. Dapatan kajian ini boleh pula
Pelaksanaan Dan Keberkesanan Belajar Melalui Bermain Kanak-Kanak
digunapakai untuk menyusun alat test (ujian) dalam pemilihan
Prasekolah
kepalasekolah dan atauadministrator sekolah, untuk mengukur
Latifah Ismail dan Norlidya Wani Arpai 190
kemampuan dan pemahaman mereka terhadap pengamalan ciri-ciri
wirausahawansukses.
Konsep Amalan Pengajaran Guru Pendidikan Islam Di Sekolah-Sekolah
Pedalaman
Mohd Zaidi Bin Haji Mohd Zeki, Mohd Faisal Bin Mohamed dan Nurulaini DAFTAR PUSTAKA
Morshidi 216
Aan Komariah dan Cepi Triatna. 2005. Visonary Leadership, Menuju Sekolah
Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Rancangan Penilaian Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris Dalam
Kurikulum 2013: Satu Penilaian Ab Aziz Yusof. 2003. Keusahawanan. Selangor : Prentice Hall.Amiruddin
Fadly Azhar 229 Siahaan, et.al. 2006. Manajemen Pengawas Pendidikan. Seri Quantum
Teaching. Jakarta: Ciputat Press Group.
Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia Berorientasi Kepada Tujuan Abin Syamsuddin Makmun.1996. Pengembangan Profesi dan Kinerja tenaga
Pembelajaran Kependidikan. Pedoman dan Intisari Perkuliahan pada Program
Fakhri Ras 242 Doktor Administrasi Pendidikan Pascasarjana UPI Bandung.
Ariefa Efianingrum. 2007. Kultur Sekolah yang Kondusif bagi Pengembangan
Pembangunan Modul Pembelajaran Reka Bentuk Landskap Untuk
Moral Siswa. Artikel Majalah Dinamika Pendidikan No. 01/Th.IV Mei.
Pendidikan Seni Visual Tingkatan Empat
Siti Kalsom Abd Aziz, Wan Hasmah Wan Mamat, dan Abu Talib Puteh 253 Arman Hakim Nasution, et.al. 2007. Entrepreneurship,Membangun Spirit
Teknopreneurship, Yogyakarta: PenerbitAndi.
Aplikasi Teknologi Multimedia Dalam Pengajaran Kontemporari Bagi Azizi Yahaya, et.al. 2007. Menguasai Penyelidikan dalam Pendidikan. Kuala
Aqidah Islamiyah Lumpur: PTS Professional Publishing.
Rahimi Md Saad dan Zaiton Mat Deris 281
Benedicta Prihatin Dwi Riyanti. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang
Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
Penerimaan Ibu Bapa, Guru Dan Murid Terhadap Hukuman Fizikal
Zunaidi Harun, Norani Mohd. Salleh dan Abd Razak Zakaria 301 Brockhaus, R.H et al. 2001. Entrepreneurship education – a global view.
Burlington, USA : Ashgate Publishing Limited.
Pengamalan Ciri-Ciri Wirausahawan Sukses dalam Mewujudkan Sekolah Buchari Alma. 2003. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Efektif
Daeng Ayub Natuna 316

viii 333
KESIMPULAN PENDIDIKAN HOLISTIK MENURUT PERSPEKTIF
Membangun pendidikan agar suatu sekolah menjadi efektif AL-GHAZALI DAN IBN MISKAWAYH
merupakan tantangan bagi daerah dalam menangani otonomi pendidikan.
Dalam otonomi pendidikan, terbuka peluang yang cukup besar untuk
membuat pendidikan di daerah menjadi lebih berkualitas. Hal ini terjadi Wan Hasmah Wan Mamat, EdD., dan Zulfahmi
karena Kepala Daerah memiliki kewenangan yang penuh dalam
menentukan kualitas sekolah di daerahnya masing-masing melalui sistem
rekrutmen guru, rekrutmen siswa, pembinaan profesionalisme guru, PENGENALAN
rekrutmen kepala sekolah, penentuan sistem evaluasi, dan termasuk sarana Melalui pendidikan manusia dapat mempelajari semua konsep dan
dan sarana pendidikan. pelbagai aspek dalam kehidupan demi menjaga hidup manusia. Manusia
Tingkatmean pengamalan ciri-ciri wirausahawan sukses oleh boleh membentuk satu tamadun yang stabil dan sempurna melalui
administrator sekolah dalam pembangunan pendidikan efektif di Kota pendidikan holistik yang bertumpu pada akhlak mulia. Sejarah telah
Pekanbaru Provinsi Riau dengan 180 responden berdasarkan item 1 sampai menyaksikan bahawa antara sebab yang membawa kemusnahan dan
58 dari angket, ini dapat diinterpretasikan tinggi, dan diketahui secara nyata kehancuran sesuatu bangsa ialah akibat daripada kerakusan manusia dan
bahwa keempat-empat tingkat dalam dimensi pengamalan ciri-ciri hilangnya nilai-nilai kemanusiaan serta akhlak dalam kehidupan (Asmawati
wirausahawansukses mencatatkan mean yang tinggi, namun pengamalan Suhid, 2009). Ianya menjadi satu idea pemikiran bahawa pendidikan perlu
ciri-ciri wirausahawansukses yang paling dominan antara keempat-empat sepanjang kehidupan manusia agar tamadun dapat menjaga kelestarian
dimensi ciri-ciri wirausahawan suksestersebut ialah keyakinan dalam moral dan akhlak manusia seutuhnya. Pada hakikatnya pandangan tentang
diri.Kajian menunjukkan bahwa administrator sekolah (SMA dan SMK, akhlak (Sembodo Ardi Widodo, 2003), tidak terhad pada susunan hubungan
Negeri dan Swasta) di Kota Pekanbaru Provinsi Riausudah mengamalkan manusia dengan manusia lainnya, tetapi ianya mengawal hubungan
ciri-ciri wirausahawansukses yang tinggi dalam mengurus dan memimpin manusia dengan segala perkara yang terkandung dalam kehidupan dan
sekolah.Administratorsekolah selaku insan terpenting di seuatu sekolah lebih dalam lagi mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
perlu sadar akan potensi mengamalkan ciri-ciri wirausahawansukses, yang Pendidikan sebenarnya bersifat holistik iaitu memberi penekanan
ada pada diri mereka dan menggunakannya dengan sebaik mungkin untuk kepada tiga domain utama iaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Muhamad
bertambahbaik lagi keadaan pengelolaan sekolah mereka masing-masing. Suhaimi Taat, 2012). Beliau menekankan tidak semua manusia yang berjaya
Mengamalkan ciri-ciri wirausahawansukses pada arena mewujudkan atau boleh dikatakan sangat berjaya dalam karier yang diceburi dalam
sekolah efektif ialah suatu aktifitas kajian ilmiah dan penemuan yang hidup ini bergantung pada keupayaan kognitif semata. Jika dilihat orang-
dinamik dan mempunyai lapangan yang luas untuk diterokai dan dikaji orang yang berjaya samada di dalam atau di luar Negara, ramai yang
secara ilmiah. Mengamalkan ciri-ciri wirausahawansukses dapat dilakukan berjaya adalah mereka yang hebat dari aspek afektif dan psikomotornya.
dalam apa saja jenis pekerjaan sekalipun, baik di bidang pendidikan, bidang Sebagai contoh seperti ahli muzik, ahli sukan dan pelbagai ahli dalam
kewirausahaan itu sendiri maupun bidang yang lain, tetapi seharusnya bidang-bidang yang tidak terlalu menekankan kepada aspek kognitif.
tetap mempunyai persepsi yang baik terhadap apa saja yang mau ditekuni, Tumpuan kognitif, afektif dan psikomotor adalah pada akhlak yang
atau ingin mendapatkan manfaat yang lebih, dalam dunia pekerjaan tidak boleh dipisahkan dari ajaran Islam namun dalam pelaksanaan
masing-masing, maka patutlahmembuat gerakan paradigma dengan pendidikan harus diarahkan untuk membina tingkah laku yang luhur dan
mencuba mengamalkan ciri-ciri wirausahawansukses dalam menekuniapa membina moral bangsa. Pandangan ini dikukuhkan oleh Al-Jamil (1992),
saja pekerjaan dengan mengamalkan ciri-ciri wirausahawan sukses. yang mengatakan “Islam mengajarkan kehidupan yang dinamik dan
Pengamalan ciri-ciri wirausahawansuksesdalam pengelolaan progresif, menghargai akal fikiran melalui pengembangan ilmu
sekolah oleh administrator, maka dapat dilihat aktifitas ini mempunyai pengetahuan, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan
potensi menyumbang kepada keefektifan sekolah. Oleh karena itu, ia dapat rohani, sentiasa mengembangkan kepedulian sosial, berakhlak mulia dan

332 1
sikap-sikap positif yang lainnya” (hlm. 11-12). Namun, dalam amalan umat (1977). Poutsma& Gils (2006) dan Hadjimanolis (2000) menyatakan bahwa
Islam hanya berlaku untuk membayar kewajiban dan menjadi simbol bagi administrator sekolah di Kota Pekanbaru Provinsi Riau yang
ketaqwaan. Implikasi daripada ibadah yang bertujuan untuk kepedulian mempunyai daya kreativitas dan fleksibilitas akan mempunyai keupayaan
sosial kurang diberi penekanan. Dalam pandangan Fadlil Yani Ainusyam untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan permintaan pelanggan dan
(2007), kalangan masyarakat telah salah memahami simbol-simbol agama, harapan masyarakat akan kualitaslulusan sekolah, dan sekolah yang
agama lebih dimaknai sebagai penyelamat dalam konteks individu dan diurusnya boleh menjadi efektif dan semakin berhasil. Suryana (2004) serta
bukan penyelamat dalam konteks sosial. Perkembangan pendidikan harus Maman (2010) menyatakan bahwa seorang ahli yang menonjolkan
selari dengan keperluan semasa samada keperluan beragama ataupun keinovasian sebagai dasar personaliti menuju kewirausahaan modern.Daya
keperluan untuk hidup. kreativitas dan fleksibilitasyaitu keupayaan menyesuaikan diri terhadap
Dalam era globalisasi sekarang ini terjadi pelbagai isu akhlak dan moral perubahan permintaan pelanggan dan perniagaan ialah satu ciri
dalam semua kalangan masyarakat (Ismail Ibrahim, 1996). Menurut beliau seorang wirausahawan yang sukses, dengan kemampuan bertindak
isu peradaban dan akhlak tidaklah merupakan persoalan dalam kalangan secara fleksibel dan daya kreatifyang tinggi.
remaja sahaja, persoalan ini sebenarnya merupakan persoalan yang Aspek keinginan kepada umpan baliksegera bagi seorang
menyeluruh yang melibatkan hampir semua golongan masyarakat. Media wirausahawan ialah kehendak untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan
yang begitu jelas memaparkan berita tentang rasuah, kecurian, jenayah berupaya sebaik mungkin mereka bekerja dengan melihat respon dari
seksual, salah laku pendidik dan pelajar di sekolah-sekolah yang berlaku di lingkungannya. Maman (2010) dan Poutsma& Gils (2006) menyatakan
Malaysia, Indonesia dan negara Islam yang lain. Menurut Imran Effendy bahwawirausahawan harus mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan
(2003) agama, institusi pendidikan dan persekitaran adalah memainkan secaraterus menerusmencari pengakuan, dengan melihat respon dari
peranan yang penting bagi mengatasi persoalan dan isu akhlak yang lingkungan. Zimmerer & Scarborough (2005) dan Suryana (2006) secara
meresahkan semua pihak. tegas menyatakan bahwakeinginan kepada umpan baliksegera ialah suatu
Huraian di atas menjadi suatu pemikiran yang mesti dibincangkan keinginan yang kuat untuk menggunakan pengetahuan yang ada untuk
untuk perkembangan ilmu dan mencari jalan yang sesuai dengan memperbaiki prestasinya, dan mereka secara terus menerusmencari
perkembangan manusia dalam era globalisasi yang sangat berpengaruh pembenaran berdasarkan respon yang diberikan oleh lingkungannya.
kepada tingkah laku, etika dan akhlak. Tingkah laku, etika dan akhlak pada Keinginan kepada umpan baliksegera, yaitu seseorang wirausahawan yang
amnya adalah sebagai modal dalam pembangunan moral bangsa. Justeru, sukses gemar menilai prestasi dirinya untuk mendapatakan umpan
pendidikan memainkan peranan sebagai jatidiri menunjukkan peribadi baliksegera dari kesuksesannya.
yang mulia dalam erti sebenarnya. Perbincangan di atas menjelaskan Terhadap administrator sekolah yang mempunyai keinginan
bahawa sejak awal peradaban Islam mahupun peradaban manusia sehingga kepada umpan baliksegera dan secara terus menerusuntuk memahami
sekarang persoalan dan isu pendidikan terus dibincangkan dari semasa ke respon lingkungan terhadap pekerjaan yang dijalankannya sebagai upaya
semasa. Oleh itu kajian ini juga berhasrat mengkaji pemikiran ahli-ahli untuk memperbaiki aktifitas kepengelolaan yang dijalankan dalam
falsafah mengenai pendidikan holistik untuk mencapai maklumat yang mewujudkantujuan sekolah efektif. Administratorperlu
sesuai dengan isu-isu semasa. membuatperencanaan penting ke arah mencapai sesebuah tujuan yang
Perbincangan di atas menunjukkan pentingnya pendidikanholistik diarahkan. Ini secara tidak langsung mendukung dapatan kajian Roslan
dalam pembinaan modal insan. Oleh itu, kajianinicoba meneroka, (2003) yang menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang yang
membandingkan dan menganalisa pemikiran al-Ghazali dan Ibn senantiasamerencanakanaktifitaskesehariannya.
Miskawayh dalam pendidikan holistik. Perbandingan tersebut mengambil
kira asas falsafah dari segi matlamat dan konsep pendidikan. Oleh itu
kefahaman terhadap kedua tokoh dalam pendidikan harus benar-benar
difahami. Sepertimana penekanan Anderson (1998), untuk mengembangkan
kefahaman pendidikan iaitu dengan menjelaskan konsep pendidikan,
2 331
wirausahawan untuk memelihara satu lokus kawalan internal, yang kepercayaan, pendapat dan andaian. Contoh, analisis falsafah pendidikan
merupakan ciri penting seorang wirausahawansukses dan diamalkan oleh mencuba untuk memahami soalan-soalan seperti: apakah konsep
administrator sekolah. pendidikan? Bagaimana matlamat yang ingin dicapai dalam pendidikan?
Apakah persamaan konsep pendidikan daripada pandangan mereka?
Aspek berkemauann belajar dari kesalahan telah pula dikatakan
Apakah perbezaan konsep itu pula? Dari soalan-soalan tersebut dapat
Suryana (2006), Zimmerer dan Scarborough (2005) dan Nor Aisyah
dilihat persamaan dan perbezaan pemikiran tentang konsep akhlak yang
(2006)bahwawirausahawan yang sukses kebanyakan pernah gagal dalam
dibincangkan oleh al-Ghazali dan Ibn Miskawayh.
perniagaannya, bahkan lebih dari sekali. Keberhasilan biasanya tercapai
dengan optimistik yang tinggi, dan kegagalan merupakan satu pengajaran Pelbagai kajian yang telah dijalankan antara pemikiran al-Ghazali dan
kepadanya supaya kesalahanyang sama tidak diulangi pada masa Ibn Miskawayh. Azizah Zakaria (2004) mengkaji tentang beberapa aspek
depan. Bagi administrator sekolah yang mempunyai berkemauann dalam falsafah etika al-Ghazali. Dalam kajiannya itu beliau merumuskan
belajar dari kesalahan ialah mereka yang secara terus menerusdapat bahawa etika al-Ghazali adalah suatu etika yang menyeluruh. Tumpuan
memperbaiki dalam strategi pengelolaan sekolah hingga terwujud kajian Azizah hanya kepada etika al-Ghazali dalam aspek keilmuan (intelek)
keefektifan. Administrator harus mempunyai optimistik yang tinggi untuk tanpa menyentuh aspek yang lain. Mohd Rusli Hussain (2003) pula
mencapai kecemerlangan dalam pengelolaan sekolah. Berkemauann belajar mengkaji perbandingan pemikiran antara al-Ghazali dan Ibn Khaldun dari
dari kesalahan mencakupiseorang wirausahawan yang sukses sanggup segi pembangunan insan secara terperinci. Beliau menyimpulkan bahawa al-
menerima kegagalan dan merupakan satu pengajaran kepadanya, supaya Ghazali telah membincangkan pembangunan aspek dalaman amat sesuai
kesalahan yang sama tidak diulangi pada masa berikutnya(Zaim untuk dijadikan sebagai asas yang penting dalam merangka dan
Saidi2005). menjalankan program pembangunan insan dari pelbagai aspek seperti
aspek rohani, hati, jiwa dan akal. Kekurangan dan kelemahan al-Ghazali
Dimensi inovatif yang ditunjukkan administrator sekolah adalah di
berbanding Ibn Khaldun dalam mengaitkan manusia dengan unsur luaran.
tingkatinterpretasi yang tinggi denganmean = 4.55. Dimensi inovatif
Bagaimana persamaan dan perbezaan itu boleh berlaku? Apakah punca
meliputi; daya kreativitas dan fleksibilitas dan keinginan kepada umpan
persamaan dan perbezaan itu? Apakah persamaan dan perbezaan juga
balik segera. Hadjimanolis (2000)dan Hurley and Hult (1998) menyatakan
berlaku dalam pandangan al-Ghazali dan Ibn Miskawayh?
bahwainovasi sebagai tingkat kecepatan individu dalam mengadopsi
idea-idea baru dibandingkan anggota-anggota lain dalam suatu sistem. Pemikiran falsafah akhlak Ibn Miskawayh dibincangkan oleh Mohd Jais
Suryana (2004) serta Maman (2010) menyatakan bahwa seorang ahli yang Anuar Ahmad (2003). Beliau membincangkan tentang pemikiran Ibn
menonjolkan keinovasian sebagai dasar personaliti menuju kewirausahaan Miskawayh mengenai ketokohannya dalam menghuraikan falsafah akhlak
modern. secara terperinci. Pemikiran falsafah akhlak telah dicorakkan melalui
gabungan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang pernah beliau lalui.
Aspek daya kreativitas dan fleksibilitas diperlukan bagi seorang
Selain itu, terdapat juga kajian yang dilakukan oleh Mohd Sullah (2010),
wirausahawanuntuk dapat menyelaraskan perubahan dari permintaan
yang membandingkan konsep pendidikan akhlak Syed Muhammad Naquib
pelanggan dan usaahanya, karena kekakuan sering mengakibatkan
al-Attas dan Ibn Miskawayh yang memfokuskan kepada pendidikan akhlak
kegagalan, karena itu kebolehan bertindak secara fleksibel memerlukan
dari aspek karya, hakikat manusia dan konsep pendidikan akhlak daripada
daya kreativitasyang tinggi.Kreativitas dijelaskan sebagai kebolehan
kedua-dua tokoh.
mengembangkan idea baru dan mempunyai pandangan berlainan terhadap
sesuatu peluang atau masalah.Arman, et.al.(2007),Suryana(2006) dan Perbincangan terhadap beberapa kajian yang telah dijalankan di atas
Buchari Alma (2008) menyatakan bahwawirausahawan harus memiliki terlihat jelas bahawa al-Ghazali dan Ibn Miskawayh adalah dua ahli falsafah
kreativitas dan flkesibiliti untuk dapat menyelaraskan perubahan dari yang kerap membincangkan tentang pendidikan dalam pelbagai perspektif.
permintaan pelanggan dan usahanya, karena kekakuan sering Abubakar Aceh (1982) dalam Sejarah Filsafat Islam mengkategorikan al-
mengakibatkan kegagalan.Pendapat ini sejalan dengan hasil kajian Yuyun Ghazali dan Ibn Miskawayh dalam aliran moral dan akhlak. Oleh itu,
Wirasasmita (1994), Buchari Alma (2008), Suryana (2006) dan Sujuti Jahja kedua-dua pemikiran dikaji dari segi pendidikan holistik dalam beberapa
aspek kajian iaitu intelek, emosi, jasmani dan rohani.
330 3
Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan di atas, maka kajian ini berbanding yang lainnya, karena mempunyai kemauanberusaha keras dan
dijalankan untuk mencapai objektif berikut: meneroka pendidikan holistik waktu bekerjanya adalah panjang dan meletihkan (Suryana 2004).Rambat
menurut perspektif al-Ghazali dan Ibn Miskawayh serta menganalisa (2007) dan Kasmir (2006) menyatakan bahwa sifat usaha dan kerja keras
persamaan dan perbezaan pendidikan holistik menurut al-Ghazali dan Ibn menunjukkan seseorang selalu terlibat dalam berbagai situasi kerja dan
Miskawayh. tidak akan menyerah sebelum pekerjaan selesai. Administrator sekolah
yang mengutamakan kerja dan usaha keras akan mengisi waktunya
METODOLOGI dengan perbuatan yang nyata untuk mencapai tujuan sekolah efektif.

Penyelidikan ini menggunapakai pendekatan inkuiri dengan kaedah Dimensi memiliki kontrol diri yang ditunjukkan administrator
analisis falsafah (Kneller, 1971; Wingo, 1974; Anderson, 1998; Koetting & sekolah adalah di tingkatinterpretasi yang tinggi denganmean =
Malisa, 2004; & Abdul Khobir; 2007). Analisis terhadap pemikiran kedua- 4.66.Dimensimemiliki kontrol diri, meliputi; Berkemampuan
dua tokoh menggunakan analisis falsafah dengan mengikuti tiga kaedah memimpin,mau memikul tanggungjawab dan berkemauann belajaran dari
analisis: interpretasi, induktif dan deduktif, serta perbandingan(Anton kesalahan.Aspek berkemampuan memimpintergolong wirausahawan yang
Bakker & Achmad Charris Zubair, 1989). sangat mengetahui cara mengumpulkan orang yang tepat untuk melakukan
kerjaya. Oleh karena itu, keberhasilan jarang dicapai oleh administrator
Interpretasi dijalankan untuk mendapatkan konsep dan maklumat sekolahyang tidak mempunyai pengalaman dalam bidang yang
yang dimaksudkan oleh kedua tokoh tentang pendidikan holistik. Hasil diterokainya. Suryana (2003) menyatakan bahwa seorang wirausahawan
interpretasi dirumuskan secara induktif dan deduktif bagi memperjelas yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan. Pendapat ini sejalan
fikiran utama yang ingin dicapai. Analisis induktif dan deduktif pula dengan hasil kajian Suryana (2006) dan Buhcari Alma (2008). Bagi
diketengahkan secara perbandingan bagi merumuskan pandangan kedua- administrator sekolah yang berkemampuan memimpin akan mempunyai
duanya dalam pendidikan holistik. kemampuan untuk menggunakan pengaruhnya bagi tujuan
Data kajian tentang pemikiran al-Ghazali hanya melibatkan kepada tiga mengembangkan sekolah efektif, karenaitu dia mempunyai kemampuan
karya beliau yang berkaitan dengan pendidikan iaitu Ihya’ Ulum al-Din, untuk memimpin dan mengurus sekolah dengan baik.Berkemampuan
Ayyuha al-Walad, dan Mizan al-Amal. Manakala pemikiran Ibn Miskawayh memimpinyaituwirausahawan yang sukses merupakan seseorang yang
merujuk kepada salah satu karangannya iaitu Tahdhib al-Akhlaq dan dua berpengalaman dan memiliki pengetahuan tentang teknologi dan keadaan
buku karangan sarjana awal tentang Miskawayh iaitu The Refinement of pasaran di mana dia beroperasi dan mempunyai kemampuan untuk
Character dan The Ethical Philosophy of Miskawayh.Apa-apa yang terkandung menggunakan pengaruhnya bagi tujuan mengembangkan usahanya, serta
di dalam karya tersebut yang berkaitan dengan pendidikan holistik mempunyai keupayaan untuk memimpin.
dianalisis secara mendalam. Aspek mau memikul tanggungjawab sebagaimana dikatakan
Setiap isi kandungan dikaji berdasarkan unsur yang terkandung dalam Zimmerer, Scarborough, & Wilson (2008) dan Maman (2010)bahwa
senarai semak. Senarai ini merupakan instrumen utama yang menjadi kesanggupan untuk memikul tanggungjawab terhadap perniagaan berkaitan
pedoman dalam menjalankan proses penganalisisan pemikiran al-Ghazali erat dengan keinginan wirausahawan untuk memelihara satu lokus kawalan
dan Ibn Miskawayh. Unsur yang terkandung dalam senarai semak sebagai internal, oleh itu mereka bertanggungjawab secara individu terhadap siapa
berikut: saja yang terlibat dalam usahanya. Sementara itu, administrator sekolah yang
1. Aql (akal) mau memikul tanggungjawab akan secara terus menerusmengontrol sendiri
dan menggunakan berbagai sumber untuk mencapai tujuan yang sudah
2. Nafs (jiwa)
ditetapkan pada peringkat awal, supaya terwujud sekolah yang efektif
3. Qalb (hati)
4. Roh (ruh) (Arman, et.al. 2007). Kristanto (2009) dan Buhcari Alma (2008) menyatakan
Semua unsur tersebut berkaitan dengan proses pendidikan dan sebagai bahwa mau memikul tanggungjawab mencakupi kesanggupan untuk
memikul tanggungjawab terhadap perusahaan berkait eratdengan keinginan
pedoman untuk mengkategorikan pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh
dalam pendidikan holistik.
4 329
Saidi (2005) dan Nor Aishah (2006)menyatakan bahwawirausahawan DAPATAN KAJIAN
yang sukses mementingkan pencapaian tujuan yang ditetapkan, dan tujuan Perbincangan tentang kedua-dua tokoh dalam kajian ini kerap
yang ditetapkan timbul daripada keupayaan melihat dan merebut peluang dibincangkan dalam pemikiran Islam dan juga dalam pendidikan. Al-
yang terdapat di lingkungan. Pendapat ini sejalan dengan pendapat dan Ghazali dan Ibn Miskawayh hidup dalam masa yang berbeza, al-Ghazali
hasil kajian yang dikemukakan Suryana (2006), Zimmerer dan Scarborough, hidup pada tahun 1058-1111 M. Manakala Ibn Miskawayh hidup pada
(2005). Administrator sekolah yang pandai merebut peluang mempunyai tahun 932-1030 M. Al-Ghazali adalah seorang tokoh falsafah jalan tengah
intuisi dan imaginasi yang kuat untuk senantiasa mencapaitujuan yang dan juga ahli tasawuf, serta ulama Islam yang tersohor dan amat kerap
sudah ditetapkan.Pandai merebut peluang yaitu seorang wirausahawan yang dibincangkan dalam pelbagai penyelidikan saintifik. Begitu pula dengan Ibn
suksesmelihat dan merebut peluang yang terdapat di lingkungannya, Miskawayh, beliau adalah seorang tokoh falsafah yang kerap
dan merupakan amalan penting oleh administrator dalam mewujudkan membincangkan tentang etika dalam Islam.
sekolah yang efektif.
Aspek keyakinan diri yaituseseorang wirausahawansukses
mempunyai tingkat keyakinan diri yang tinggi, bersifat optimistik Biografi al-Ghazali
dan mempunyai kepercayaan tinggi terhadap kemampuan dan Al-Ghazali dengan nama lengkapnya ialah Abu Hamid bin Muhamad
keupayaannya untuk sukses dalam perniagaan serta diamalkan oleh bin Ahmad al-Ghazali at-Thusi telah dilahirkan pada pertengahan abad
administrator sekolah, di mana administrator sekolah menunjukkan banyak kelima Hijrah (450 H/1059 M) di daerah Thus di negeri Khurasan (A Hanafi,
keyakinan dan mempunyai kemampuan untuk sukses, karena seseorang 1969; Osman Khalid, 1993). Bapanya tergolong orang yang sangat sederhana
administratoryang memiliki keyakinan diri cenderung memiliki keyakinan sebagai pemintal benang, tetapi mempunyai semangat agama yang tinggi
akan kemampuannya untuk mencapai keefektifan sekolah. Zimmerer, dan mengharapkan anaknya menjadi ulama yang selalu memberi nasehat
Scarborough, & Wilson (2008) dan Maman (2010) menyatakan bahwa kepada umat. Mengikut setengah riwayat namanya disebut sebagai ‘al-
keyakinan diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan Ghazzali’ yang dikaitkan dengan pekerjaan bapanya sebagai pemintal
prestasikerja dan karya seseorang. Sebaliknya, setiap karya yang dihasilkan benang (A Hanafi, 1969; Osman Khalid, 1993; Hasyimsyah Nasution 1999).
akan menumbuhkan dan meningkatkan keyakinan diri. Kreativitas, inisiatif, Penisbahan namaal-Ghazali terdapat dua pendapat iaitu al-Ghazali dengan
semangat kerja dan ketekunan akan banyak mendorong seseorang untuk menggunakan satu huruf z dinisbahkan kepada tempat kelahirannya,
mencapai karya yang memberikan kepuasan batin, yang kemudian akan sedangkan al-Ghazali dengan menggunakan dua huruf z dinisbahkan
mempertebal keyakinan diri. Pada gilirannya administrator yang memiliki dengan pekerjaan ibu bapanya sebagai pemintal wol. Kerana itu sebutan ‘al-
keyakinan diri akan mempunyai kemampuan untuk berkerja sendiri dalam Ghazzali’ adalah panggilan penduduk Khurasan kepadanya (Abdul Kholid,
berorganisasi, mengawasi, dan meraihnya (Suryana 2006).Pendapat ini et al. 1999).
sejalan dengan hasil kajian yang dikemukakan oleh Soesarsono Wijandi
Al-Syami daripada Basri Ibrahim (2001) dan A Hanafi (1969)
(1988), Soeparman (1997), Yuyun (1994), Buchari Alma (2008) dan Gaddam
berpandangan bahawa al-Ghazali telah menulis puluhan buku yang
(2008). Gagasan, kerja, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat
diperkirakan mencapai 300 buku yang meliputi pelbagai bidang ilmu,
kerja keras, semangat berkarya, dan sebagainya banyak dipengaruhi oleh
antaranya: Teologi (Ilmu Kalam), Hukum Islam (Fiqh), Tasawuf, Tafsir,
tingkat keyakinan diri administrator dalam pengelolaan sekolahyang
Akhlak dan lain-lain. Karya-karya besar al-Ghazali dapat dilihat seperti:
harusmelebur dengan pengetahuan, kemampuan dan kesiapannya untuk Maqasid al-Falasifah (tujuan-tujuan para failasuf), Tahafut al-Falasifah
menjadikan sekolah efektif (Tony Wijaya2008).
(kekacauan fikiran para failasuf), Mi’yar al-Ilm (kriteria ilmu), Ihya Ulum al-
Aspek bertenaga yaituseorang wirausahawan yang sukses lebih Din (menghidupkan ilmu-ilmu agama), Al-Munqidz min al-Dhalal
bertenaga berbanding orang biasa, berusaha keras dan waktu bekerjanya (penyelamat dari kesesatan), Ayyuha al-Walad (wahai anak), Mizan al-Amal
panjang dan meletihkan serta diamalkan oleh administrator sekolah, di (timbangan amal), Misykat al-Anwar (lampu yang bersinar banyak) dan
mana administrator sekolah yang berhasil menunjukkan lebih bertenaga banyak lagi yang lain. Sebahagian besar buku-bukunya itu ditulis dalam
bahasa Arab dan yang lainnya ditulis dalam bahasa Parsi. Oleh itu, kerana
328 5
keluasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki al-Ghazali (dlm. M Syarif, sebagaimana dikatakan bahwa seseorang peniaga memiliki keyakinan yang
1994), beliau diisytiharkan sebagai Bukti Islam (hujjah al-Islam), Perhiasan tinggi tentang kejayaannya terhadap sesuatu kegiatan perniagaan
Agama (zain al-din) dan mujaddid. berbanding dengan seseorang yang bukan wirausahawan.
Dimensi kesungguhan yang ditunjukkan administrator sekolah
Biografi Ibn Miskawayh adalah padatingkatinterpretasi yang tinggi denganmean = 4.56. Dimensi
kesungguhan meliputi; berani mengambil resiko yang terukur,pandai
Nama lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad bin Muhammad Ya’kub merebut peluang, keyakinan diri dan bertenaga.Suryana (2003) menyatakan
Miskawayh (Ansari, 1964). Beliau berkata bahawa Ibn Miskawayh hidup bahwa wirausahawansuksesyang berani mengambil resiko terukur, ialah
dalam period sejarah Islam yang bercirikan aktiviti cergas, saintifik, seorang pengurus resiko yang baik. Dengan melakukan perubahan dan
pencapaian intelek yang besar dan pelbagai penciptaan sastera briliant. Di menangani resiko yang terukur dengan memastikan resiko yang diambil
pihak lain terjadinya krisis ekonomi, perpecahan politik dan perilaku sosial adalah munasabah dan berpatutan dengan ganjaran yang diterima. Aspek
serta moral yang terjejas. Keadaan di atas mengikut Ansari (1964) bahawa berani mengambil resiko yang terukur merupakan kemauan dan
moral mempunyai dua sumber inspirasi. Satu adalah luaran yang berasal kemampuanadministrator sekolah untuk mengambil resiko merupakan
dari keadaan sosial dan ekonomi. Kedua adalah dalaman yang terletak salah satu nilai utama dalam kewirausahaan.
dalam ideologi asas dan agama. Setakat sebagai tafsiran intelektual Al-
Quran dan Hadith, penggubalan peraturan yang mengawal kehidupan Keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai
biasa dan pembangunan sains lain. kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan
dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam
Ibn Miskawayh lahir pada tahun 325 H/936 M di Ray, Persia dan wafat melaksanakan tugas-tugasnya secara realistik pula. Situasi resiko kecil dan
di Asfahan 421 H/1030 M (Ansari, 1964; Hasyimsyah Nasution, 1999; situasi resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin
Abuddin Nata, 2003; Sirajuddin Zar, 2007). Pendidikan dan kehidupan awal didapati pada setiap situasi tersebut, karenawirausahawan menyukai
Miskawayh hanya melihat kenikmatan harga diri kaum bandar. Bapanya tantangan yang sukar namun dapat dicapai seperti pendapat dan hasil
tidak memberi perhatian yang lebih kepada pendidikan dan latihan kajian Buchari Alma (2003) sejalan dengan hasil kajian yang dikemukakan
anaknya itu. Bapanya meninggal manakala Miskawayh masih muda, oleh Angelita dalam Yuyun Wirasasmita (1994). Selanjutnya Kristanto
akibatnya dia telah ditinggal sepenuhnya dalam penjagaan dan pengawasan (2009),Kasmir (2006) dan Zimmerer & Scarborough (2005) menyatakan
ibunya. Kerugian tidak boleh diperbaiki bapanya cacat perkembangan bahwadalam keadaan pada masa kini, seseorang wirausahawan harus
moral, dia menguncup tabiat jahat sezaman dengan beliau, tabiat ini yang belajar mengurus resiko dan memastikan resiko yang diambil adalah
tidak diinginkan oleh Miskawayh (Ansari, 1994). Perkiraan Ansari (1994) memamg perlu dan berpatutan dengan ganjaran yang diterima. Berani
mungkin ibunya yang membantu Miskawayh untuk melengkapkan mengambil resikoyang terukur oleh wirausahawansuksesialah seorang
pendidikan peringkat pertama. Hari-harinya Miskawayh seperti biasa pengurus resiko yang baik, dengan melakukan perubahan dan menangani
mempelajari al-Quran, tatabahasa, sastera, tradisi, fiqh, sejarah, khususnya resiko yang terukur dan memastikan resiko yang diambil adalah memang
mempelajari bahasa Arab, aritmetik dan geomatry rendah. Oleh itu, perlu dan berpatutan dalam pengelolaan sekolah oleh administrator
Miskawayh tidak menemukan kesulitan menyelesaikan pendidikannya (Zaim Saidi2005).
sebagai subjek ini dalam kelas di masjid dan di rumah golongan bangsawan.
Aspek pandai merebut peluang yaitu suatu kebiasaan seorang
Karya-karya Miskawayh itu membuatnya dikenali sebagai pemikir wirausahawan yang suksesmelihat dan merebut peluang yang terdapat
Islam yang produktif. Beliau telah menghasilkan banyak kertas kerja, tetapi di lingkungan dengan diamalkan oleh administrator sekolah, di mana
hanya sebahagian kecil yang masih ada, seperti al-Fauz al-Akbar administrator sekolah menunjukkan seseorangyang selalu mengutamakan
(kemenangan besar), al-Fauz al-Asgar (kemenangan kecil), Tajarib al-Umam tugas dan hasil dengan mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
(pengalaman bangsa-bangsa; sejarah banjir besar bertulis 368 H/979 M), Uns berorientasi pada keuntungan, ketekunan dan ketabahan, tekad kerjakeras,
al-Farid (Keseronokan tolok bandingan; koleksi anekdot, puisi, peribahasa, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif(Depdiknas, 2007).Zaim
dan aforisme), Tartib as-Sa’adah (mengenai akhlak dan politik), al-Mustafa
6 327
(2010), Suryana (2006), dan Buchari Alma (2008).Berorientasikan masa (yang dipilih; pemilihan puisi), Jawidan Khirad (Koleksi pepatah), al-Jami’
depanyaitu seorang wirausahawan yang sukses menjalankan perniagaan (tentang jamaah), as-Siyar (tentang peraturan hidup), Kitab al-Asyribah
dengan mencatat kadar pertumbuhan yang tinggi, lebih (minuman) dan Tahdhib al-Akhlaq (pembinaan akhlak). (M Syarif, 1994;
menunjukkan keprihatinan yang tinggi terhadap masa Hasyimsyah Nasution, 1999; Ensiklopedi Islam, 2005).
depanperniagaannya.
Aspek komitmen dan tekad ialah administrator yang Matlamat Pendidikan Menurut al-Ghazali dan Ibn Miskawayh
mengamalkan pengamalan ciri-ciri wirausahawansukses adalah mereka
yang melakukan aktifitaspengelolaan sekolah dengan komitmen yang tinggi Apabila menelaah matlamat pendidikan dalam kehidupan, yang
untuk mencapai keefektifan dan perkembangan, karenaciri-ciri yang menjadi objek adalah manusia itu sendiri iaitu perilaku dan tingkah laku
terpenting dalam mempengaruhi kejayaan seseorang ialah mempunyai manusia. Matlamat pendidikan selaras dengan matlamat hidup manusia
dan sanggup mengorbankan sebahagian besar daripada waktunya dalam membina tamadun bangsanya. Berdasarkan analisis falsafah
dalam pengelolaan sekolah tersebut untuk mencapai targetnya, menunjukkan bahawa al-Ghazali menggariskan seorang yang menuntut
sebagaimana dikemukakan dalam kajian-kajianZimmerer, Scarborough& ilmu hendaklah mencari keutamaan jiwa dan kebahagiaan dunia dan
Wilson (2008), Syaiful Sagala (2003), Ab.Aziz Yusof (2003), Schultz dan akhirat (al-Ghazali, 1980;22-23, 1964; 180). Keutamaan jiwa adalah matlamat
Schultz (2002), Suryana (2006) dan Nor Aishah (2006).Komitmen dan pendidikan dalam aspek rohani dan jasmani sedangkan kebahagiaan dunia
tekad, di mana wirausahawanyang biasanya mempunyai tingkat dan akhirat adalah matlamat pendidikan secara holistik. Ilmu harus
komitmen dan tekad yang tinggi dan berminat terhadap aktifitaspelibatan bermanfaat bagi kehidupan dunia, jangan sampai manusia menjadiseperti
diri secara mendalam (Lambing & Kuehl 2003). sabda Rasulullah dalam sebuah hadith:

Aspek bermotivasi untuk mencapai keberhasilansejalan dengan Manusia yang paling dahsyat menerima seksaan pada hari kiamat
kajian-kajian Hisrich, Peters, & Shepard (2008) dan Kasmir (2006), di mana adalah orang yang berilmu tetapi tidak diberikan manfaatnya oleh
prestasi kecemerlangan merupakan motivasi yang utama bagi administrator Allah dengan ilmunya itu
sekolah yang mengamalkan ciri-ciri wirausahawansukses, (Riwayat Muslim).
karenaadministratorsperti wirausahawan lebih suka menjalankan sendiri apa
yang diinginkan terhadap sesuatu yang orang ramai tidak mungkin.
Administrator sekolah yang mengamalkan pengamalan ciri-ciri Sebahagian ahli pendidikan Islam berpendapat akhlak adalah hasil dari
wirausahawansuksesbermotivasi tinggi untuk mencapai keberhasilan pendidikan dan ada juga yang berpendapat akhlak merupakan matlamat
dalam pengelolaan sekolah, sehingga sekolah dapat menjadi efektif. Oleh yang ingin dicapai melalui pendidikan. Matlamat yang ingin dicapai dalam
karena itu, dapatan kajian telah menjelaskan secara nyata bahwa pembentukan akhlak adalah pembersihan jiwa dari kekotoran jiwa (al-
administrator sekolah di Kota Pekanbaru Provinsi Riau berupaya Ghazali, 1967;12). Prinsipnya bahawa matlamat pendidikan secara holistik
menunjukkan prestasi yang cemerlang dalam segala tugas yang adalah membersihkan jiwa dari segala yang dapat mengotori jiwa samada
dipertanggungjawabkan sekaligus memiliki keyakinan untuk menjadi mengerjakan perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan yang buruk.
model atau contoh (role model) yang terbilang di institusi yang dipimpinnya. Ibn Miskawayh merupakan seorang pengarang yang telah
Hasil ini menyerupai kajian Yarzebinski (1992) dan Tony Wijaya (2007) mempersembahkan kitab terawal dalam falsafah akhlak dalam bentuk yang
yang merumuskan bahwa para wirausahawan yakin akan keupayaan sistematik (Dwight, 1953; ix). Bahkan beliau memberikan pujian kepada
mereka dan konsep perniagaan di mana mereka percaya bahwa mereka Miskawayh sebagaimana yang tertulis: “This is the most important book on
memiliki keupayaan untuk mencapai apa saja yang mereka arahkan. philosophical ethics in Muslim literature” (Dwight, 1953; 122). Analisis
Namun, dapatan ini tidak sejalan dengan hasil kajian Zietsma (1999) dan interpretasi menunjukkan bahawa Miskawayh telah menggariskan metod-
Benedicta (2003) yang membuat pemerhatian ke atas elemen-elemen metod yang konsisten dalam merealisasikan matlamat pendidikan. Bukan
kewirausahaan di antara wirausahawan berbanding bukan wirausahawan, sahaja merumuskan teori dan praktikal tetapi telah meletakkan kedua-dua
unsur tersebut sebagai suatu cabang disiplin ilmu.
326 7
Pendedahan pemikiran dalam pendidikan oleh Ibn Miskawayh pada tingkatinterpretasi tinggi (mean=4.60). Ini merupakan satu dapatan
bermula dengan perbincangan manusia dan jiwanya. Kerana menurut yang positif serta memberi petunjuk bahwa setiap SMAdan SMK di Kota
Miskawayh jalan untuk mencapai kesempurnaan ialah dengan mengenal Pekanbaru Provinsi Riau yang diterajui oleh administratorsekolah sudah
jiwa. Miskawayh menyebutkan bahawa jiwa mempunyai tiga kuasaiaitu mampu menjadi sekolah yang efektif dari sudut pengembangan sumber
kuasa berfikir (al-quwwah al-natiqah) yang berpusat pada organ tubuh yang daya manusia, aktifitas dan sarana prasarana. Dapatan kajian ini
disebut otak. Kuasa nafsu syahwat (al-quwwah al-syahwiyyah) disebut sebagai mendukung hasil rumusan kajian Sabri (2002) yang menyatakan bahwa
kuasa binatang dan organ tubuh yang digunakannya disebut hati. Kuasa orang yang sukses tanpa mengira dalam bidang apa saja, seringkali
amarah (al-quwwah al-ghadhbiyyah) yang disebut kuasa binatang buas dan mempunyai ciri-ciri unik yang kesemuanya hampir sama dengan ciri-ciri
organ tubuh yang digunakannya disebut jantung (Miskawayh, 1961;19, yang dimiliki oleh wirausahawansukses.
Zurayk, 1968;15, & Ansari, 1964;87). Analisis berdasarkan senarai semak
Lambing dan Kuchl (2007) menambahkan bahwa seorang yang
bahawa ketiga-tiga kuasa tersebut berkaiterat dengan pendidikan holistik
sukses selalunya mempunyai semangat atau meanat yang tinggi seperti
iaitu mencakup aspek intelek, emosi, jasmani dan rohani.
memiliki ciri-ciri yang berorientasikan keberhasilan. Seperti juga Brockhaus
Merujuk dalam Ihya’ Ulum al-Dinbahawa al-Ghazali (1967;63-68) (2001) menyatakan bahwa setiap individu mempunyai bermacam-macam
menerangkan dua akhlak, akhlak yang baik dan buruk. Akhlak yang baik, ciri atau sifat pribadi yang membentuk sesuatu profil dan begitu juga
yang mana Rasulullah sebagai teladan yang paling utama. Baginda dengan kepala sekolah atau administrator sekolah. Dapatan kajian ini
menunjukkan jalan agama yang lurus sebagai buah dari perjuangan menunjukkan ingin berhasil, kesungguhan, memiliki kontrol diri dan
ketaqwaan dan latihan bagi hamba-hamba Allah. Akhlak yang buruk yang inovatif wujud dalam diri para administrator sekolah dan tingkat mean
dapat merosak hati dan menyakiti jiwa. Individu yang tahu tujuan yang ditunjukkan administrator dalam setiap dimensi kajian adalah pada
hidupnya, maka dia memfokuskan diri pada matlamat itu sehingga dia interpretasi tinggi. Dapatan ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa
mencapainya, Miskawayh menamakannya dengan ‘orang yang baik dan beberapa ciri yang ada dalam diri administratorsekolah adalah sama
bahagia’. Sebaliknya individu yang menjejaskan diri dari matlamat dengan ciri-ciri seorang wirausahawansukses. Ciri-ciri ini didukung oleh
hidupnya maka dia disebut sebagai ‘orang yang keji dan sengsara’ kajian Norasmah (2002) dan Rully Nasrullah (2008).
(Miskawayh, 1961; 14 & Zurayk, 1968; 11).
Dimensi ingin berhasilseperti wirausahawan yang ditunjukkan
Dalam pendidikan holistik mesti diberi tumpuan untuk mencapai administrator sekolah adalah di tingkatinterpretasi yang tinggi
akhlak yang baik dan mengelak akhlak yang buruk sebagai matlamat utama. denganmean = 4.63. Administrator sekolah dilihat sebagai insan yang
Kerana kedua-duanya wujud dalam keadaan zahir dan batin kerana senantiasa yakin akansukses dalam apa saja yang coba dilakukan dan dalam
manusia terdiri dari jasad yang dapat dilihat dengan mata dan manusia juga setiap keputusan yang dibuat serta mampu memberikan komitmen yang
dari ruh dan nafs yang boleh dilihat dengan mata hati. Pengertian tersebut tinggi secara terus menerusdalam profesi sebagai kepala sekolah dan
diperkukuhkan oleh Osman (2000) dan Harun Din (2001), mereka administrator. Ini adalah sama dengan ingin keberhasilan dalam
menjelaskan akhlak iaitu sebagai kebaikan bentuk rupa dan kebaikan akhlak. pengamalan ciri-ciri wirausahawansukses seperti dalam Nawawi (1992) dan
Kebaikan bentuk rupa merupakan keindahan zahir yang bersifat luaran. juga pengkaji lainnya seperti Cunningham (1991), Moorman dan Halloran
Sedangkan kebaikan akhlak adalah keindahan batin yang bersifat dalaman. (1993) dan Timmons (1997), serta Rully Nasrullah (2008).
Matlamat tersebut amat berharga dan merupakan nilai-nilai murni Dimensi ingin berhasil ini mencakupi aspek berorientasikan masa
yang sejajar dengan hakikat dan ciri kemanusiaan yang menjadi subjek depan, komitmen dan tekad, dan bermotivasi untuk mencapai keberhasilan.
kekhalifahan.Al-Ghazali dan Ibn Miskawayh menekankanbahawa matlamat Aspek berorientasikan masa depan ialah administrator sekolah yang
pendidikan adalah untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, mereka melihat jauh ke
danmempunyai jiwa yang bersih secara menyeluruh (holistik). Pendidikan depan dan tidak begitu mempersoalkan apakah sesuatu sudah dikerjakan,
akhlak menekankan prinsip-prinsip moral Islam kerana menurut Syed Ali melainkan lebih memperhatikan terhadap yang akan dikerjakan besok,
Ashraf (1992;156), “moral education is intrinsically bound to religious sebagaimana dikemukakan dalam kajian-kajian Endang Mulyani. et.al.
assumptions”. Dengan berorientasikan prinsip-prinsip moral Islam,
8 325
PEMBAHASAN pendidik berusaha membentuk anak didik dengan persiapan moral supaya
mereka berkomitmen dengan akhlak Islam dimana sahaja mereka berada.
Tingkat pengamalan ciri-ciri wirausahawansuksesoleh administrator
sekolah dalam pengelolaan sekolah dilihat daripada empat dimensi Berdasarkan huraian di atas menunjukkan pandangan al-Ghazali dan
yaituingin berhasil, kesungguhan, memiliki kontrol diri, dan inovatif. Ibn Miskawayh dari segi matlamat pendidikan adalah berteraskan
kesepaduan aspek intelek, emosi, jasmani dan rohani. Selain matlamat
pendidikandari segi akhlak, analisis juga menunjukkan beberapa
Tabel 1 : Skor Mean dan Standar Deviasi Pengamalan Ciri-Ciri pandangan al-Ghazali dan Ibn Miskawayh dalam ajaran dan asas
Wirausahawan Sukses oleh Administrator Sekolah dalam pembentukan akhlak sebagai matlamat utama pendidikan holistik.
pembangunan pendidikan di Kota Pekanbaru Provinsi Riau

Ajaran Tentang Kebahagiaan (al-sa’adah)


Ciri-ciri
n Item Mean s.d Interpretasi Dalam membicarakan tentang kebahagiaan al-Ghazali (1964)
WirausahawanSukses berpandangan bahawa manusia dapat memperoleh kebahagiaan yang kekal
tanpa ada kehancuran, kelazatan tanpa kesulitan, kegembiraan tanpa
Ingin Berhasil 180 1- 12 4.63 0.65 Tinggi
kesusahan, kekayaan tanpa kefakiran, kesempurnaan tanpa cacat,
Kesungguhan 180 13-33 4.56 0.67 Tinggi kemuliaan tanpa kehinaan iaitu dengan mencari kebahagiaan akhirat.
Sementara Ibn Miskawayh menyatakan Kebahagiaan adalah kebaikan yang
Memiliki Kontrol Diri 180 34-47 4.66 0.62 Tinggi berhubungkait dengan seseorang atau orang lain, bersifat relatif dan tak
Inovatif 180 48-58 4.55 0.68 Tinggi pasti. Berbeza mengikut orang yang mengusahakannya, tetapi kebaikan
mutlak tidak ada perbezaannya (Miskawayh, 1961; 78, Ansari, 1964; 70, &
Purata 180 1 -58 4.60 0.66 Tinggi Zurayk, 1968; 69).
Al-Ghazali menekankan bahawa individu yang kurang sempurna
akalnya telah memutuskan untuk menempuh jalan sempurna tetapi kerana
Berdasarkan tabel di atas didapati pengamalan ciri-ciri kebodohan mengakibatkan ia lemah mencari kebahagiaan. Ibn Miskawayh
wirausahawansuksesoleh administrator sekolah dengan mencatat juga memberi penekanan bahawa kebahagiaan sangat bergantung kepada
tingkatmean yang tertinggi ialah 4.66dengan Standar Deviasi 0.62 bagi usaha individu, ertinya kebahagiaan yang dirasakan seseorang dengan
dimensi memiliki kontrol diri. Diikuti oleh bacaan mean yang kedua tinggi orang lain adalah berbeza mengikut usahanya. Kedua-duanya melihat
yaitu4.63dengan Standar Deviasi 0.65 bagi dimensi ingin berhasil. kebahagiaan tergantung kepada usaha masing-masing individu.
Seterusnya, diikuti oleh dimensi kesungguhan dengan tingkatmean 4.56 Interpretasinya bahawa usaha sebagai salah satu proses pendidikan holistik
serta Standar Deviasi 0.67 merupakan nilai mean ketiga tinggi, dan untuk mencapai matlamat kebahagiaan.
dimensi inovatif merupakan keempat tinggi dengan tingkatmean 4.55
Berdasarkan analisis senarai semak didapati bahawa akal yang tidak
serta Standar Deviasi 0.68. Purata tingkatmean pengamalan ciri-ciri
sempurna menunjukkan intelek yang tidak sihat, sehingga ia tidak
wirausahawansuksesoleh administrator sekolah di Kota Pekanbaru Provinsi
berkemampuan untuk berfikir mencari kebahagiaan. Mengikut Abdul Fatah
Riau dengan 180 responden berdasarkan pernyataan 1 sampai 58, yaitu 4.60
(1998), unsur intelek yang cerdas otaknya, tunduk beramal untuk akhirat,
dengan Standar Deviasi 0.66, ini dapat diinterpretasikan tinggi.
sedangkan unsur intelek yang lemah otaknya, suka mengikuti perkara-
Dapatan kajian menunjukkan tingkatpengamalan ciri-ciri perkara yang tercela. Kesenangan yang didapati di dunia adalah sementara
wirausahawansuksesolehadministrator sekolah yang sedang bertugas di waktu. Namun, kenikmatan akhirat adalah bentuk kebahagiaan yang kekal.
Sekolah Menengah Atas(SMA) Negeri dan Swasta serta Sekolah Menengah
Al-Ghazali (1964) menggariskan empat golongan manusia dalam
Kejuruan (SMK) Negeri dan Swasta di Kota Pekanbaru Provinsi Riau berada
menghadapi akhirat: Pertama, golongan orang-orang yang berkeyakinan

324 9
adanya padang mahsyar, syurga dan neraka. Kedua, golongan teologi Islam Hutt (1994) menyatakan bahwawirausahawan yang sukses mesti
daripada ahli falsafah yang berkeyakinan realiti kelazatan adalah tidak mempunyai pengetahuan perniagaan dan teknis yang mendalam.
wujud kecuali boleh dikesan wujud benda yang nyata. Ketiga, golongan Pengetahuan perniagaan akan membantu wirausahawan menguruskan
yang mengingkari adanya kelazatan yang dapat dirasai oleh deria samada perniagaannya dengan lancar manakala pengetahuan teknis pula
dengan jalan yang nyata atau jalan khayalan. Keempat, golongan majoriti memberikan suatu kemampuan kepada wirausahawan
orang-orang hodoh dan kurang akal serta tidak tergolong dalam kelompok untukmengeluarkan sesuatu barang atau jasa dengan baik bagi
orang-orang yang berfikir (1964; 182-185). menjameankualitaspalayanan eksternal yang terbaik.
Secara induktif dan deduktif empat golongan ini adalah objek Pengamalan ciri-ciri wirausahawansukses telah dinyatakan oleh
pendidikan untuk memberikan tumpuan fikiran pada matlamat akhir iaitu Zimmerer dan Scarborough, (2005), yaitu: (1) komitmen dan tekad; (2)
alam akhirat (rohani). Justeru itu pendidikan holistik mesti mengambil keinginan mau bertanggungjawab; (3) pandai merebut peluang; (4) berani
kiraaspek rohani dalam bentuk dan pemahaman yang mantap untuk mengambil resikoyang terukur; (5) keyakinan diri; (6) daya kreativitas dan
mencapai kebahagiaan. Sebagaimana pernyataan al-Ghazali bahawa usaha fleksibilitas; (7) keinginan kepada umpan balik segera; (8) bertenaga; (9)
yang sungguh-sungguh (mujahadah) merupakan usaha mengubati jiwa bermotivasi untuk mencapai kesuksesan; (10) berorientasikan masa depan;
(rohani) dengan tujuan membersihkannya untuk memperolehi kebahagiaan (11) berkemauan belajar daripada kesalahan; dan (12) berkemamapuan
(sa’adah). Justeru itu, yang menolong untuk mencapai kebahagiaan adalah memimpin.
‘amal sholeh’ (al-Ghazali, 1964; 196). Tumpuan aspek rohani dalam ajaran
Mengikut Norasmah (2002) dengan bersandar kepada Zimmerer
kebahagiaan mengikut al-Ghazali adalah pada kesucian jiwa sehingga
dan Scarborough (2005) ciri-ciri wirausahawansukses dapat pula
membentuk akhlak batiniah yang mulia.
dikategorikan sebagai; (1) ingin berhasil, meliputi; berorientasikan masa
Berdasarkan Analisis didapati bahawa Miskawayh dalam merumuskan depan, komitmen dan tekad, serta bermotivasi; (2) kesungguhan,
lima kebahagiaan: Pertama, kebahagiaan yang terdapat pada kondisi sihat meliputi; berani mengambil resikoyang terukur, pandai merebut peluang,
badan dan kelembutan deria. Kedua, kebahagiaan yang terdapat pada keyakinan diri, dan bertenaga; (3) memiliki kontrol diri, meliputi;
pemilik keberuntungan, sahabat dan yang sejenisnya. Ketiga, kebahagiaan berkemampuan memimpin,mau bertanggungjawab, dan berkemauan
kerana termasyhur di kalangan orang-orang yang memiliki keutamaan dan belajar daripada kesalahan; dan (4) inovatif, meliputi; daya kreativitas dan
sentiasa berbuat kebajikan. Keempat, kebahagiaan yang ada pada seseorang fleksibelitas, serta keinginan kepada umpan balik segera. Namun rujukan
yang sukses dan mewujudkan semua cita-citanya dengan sempurna. Kelima, ini dibuat dengan memperhatikan model pemikiran dalam kewirausahaan
kebahagiaan dapat diperoleh apabila seseorang cerdas dan cermat dalam dari teori kewirausahaanLiebenstein (1968), kewirausahaan sebagai proses
berfikir dan memberikan pendapat serta lurus keyakinannya. (Miskawayh, tingkah laku sebagaimana Model Moore (1968), teori tingkah laku
1961;83, Ansari, 1964;72, & Zurayk, 1968;72). wirausahawanmodel Stevenson, Roberts dan Grousbeck (1989), model
Kelima-lima golongan di atas adalah wujud matlamat pendidikan pendidikan kewirausahaansebagai pendidikan proses sepanjang
secara menyeluruh dalam aspek jasmani,emosi, rohani dan intelek hayatmodel Gibb sebagai : model pembentukan kewirausahaan dari sudut
berasaskan petunjuk agama. Aspek jasmani diperkukuhkan oleh Ibn Sina pembangunan sumber daya manusia, Model Ciri Personaliti Miner (1996),
(980-1037M) bahawa dalam jiwa manusia terdapat jiwa haiwan yang model adapsi-inovasi dari Kirton (1989), dan hubungan personaliti,
menyerap melalui lima deria sehingga dapat memperoleh kebahagiaan. kreativitasdan inovasi.
Aspek emosi dan rohani sebagai keseimbangan dalam berbuat keutamaan
dan kebajikan. Manakala aspek intelek mengikut M Abduh (dlm. Ali
Zawawi, 1999) adalah potensi yang membezakan manusia dari makhluk-
makhluk lainnya. Sehinggalah cita-citanya dapat diwujudkan dengan
keyakinan dan sempurna.

10 323
menyatakan kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian Ajaran Tentang Keutamaan (al-fadhail)
untuk menyelesaikan permasalahan dan suatu usaha untuk memanfaatkan Kebahagiaan dapat dicapai dengan mensucikan jiwa dan
peluang yang dihadapi setiap saat. Kewirausahaan merupakan gabungan menyempurnakannya. Manakala menyempurnakan jiwa mestilah dengan
dari kreativitas, keinovasian, dan keberanian menghadapi resiko yang usaha untuk mencapai seluruh keutamaan. Al-Ghazali dan Ibn Miskawayh
dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara suatu mengemukakan keutamaan yang penting menerusi akhlak, yang
usaha baru. Berdasarkan konsep itu, secara ringkas kewirausahaan dapat dirumuskan dalam empat kuasa atau kekuatan asas.
didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
seni, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai Kuasa pertama adalah kuasa berfikir (rasional), Miskawayh
tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menyatakan apabila aktiviti jiwa berfikir tetap pada laluannya dan mencari
menghadapi resiko. pengetahuan yang benar maka jiwa berfikir dapat mencapai keutamaan
sikap bijaksana (al-hikmah) (Miskawayh, 1961; 20, Ansari, 1964; 88 & Zurayk,
Purdi (2001) menyatakan bahwa pengurus maupun administrator 1968; 15). Kebijaksanaan (hikmah) adalah kebaikan ilmu tercapai melalui
berjiwa kewirausahaan juga merupakan seseorang yang bersemangat tinggi kuasanya untuk mengetahui dan membezakan antara dua perkara, seperti
dalam mengembangkan kewirausahaannya, bertenaga, yakin diri, benar dan bohong dalam perkataan (al-Ghazali, 1964; 233, 1967; 69). Beliau
kreatif dan inovasi, senang dan pandai bergaul, berpandangan jauh menekankan kekuatan ini sebagai punca akhlak yang baik. Interpretasi dari
ke depan, bersifat fleksibel fleksibel, berani terhadap resiko, senang mandiri kedua-dua pemikiran bahawa matlamat pendidikan holistik memberi
dan bebas, banyak inisiatif dan bertanggung jawab, optimistik, memandang tumpuan dalam aspek intelek adalah keutamaan untuk mencapai
kegagalan sebagai pengalaman yang berharga, selalu berorientasi pada kebijaksanaan (hikmah).
keuntungan, dan suka bersaing. Sedangkan pengurus maupun
administrator yang tidak berjiwa kewirausahaancenderung berpikir Analisis intepretasi juga menunjukkan bahawa al-Ghazali dan Ibn
rasional, suka kemapanan, dan tidak menginginkan adanya perubahan. Miskawayh menyatakan dalam diri individu terdapat kuasa amarah. Ibn
Miskawayh merumuskan apabila aktiviti kuasa amarah mematuhi arahan
Burch dalam Nor Aishah (2006) menyatakan bahwa bagi seseorang kuasa berfikir dan tidak bangkit pada masa yang tidak sesuai atau terlalu
inovator, imaginasi adalah lebih penting daripada pengetahuan. Imaginasi bergelora, maka akan mencapai keutamaan sikap berani (al-syaja’ah)
dan kemampuan berpikir bergantung kepada keupayaan otak kanan. (Miskawayh, 1961; 20, Ansari, 1964; 88 & Zurayk, 1968; 15). Al-Ghazali
Siswaharus diajar kemampuanberpikir dan cara melakukan inovasi dalam berpandangan bahawa keberanian (al-syaja’ah) adalah keutamaan dari kuasa
pendidikan kewirausahaankarena inovasi merupakan elemen penting amarah. Kebaikan amarah ialah apabila mengecut dan mengembang selaras
dalam konsep kewirausahaan sejalan dengan era globalisasi yang kompetitif dengan kehendak hikmah. Kebolehan mengurus amarah dikatakan baik dan
pada masa kini. Djati Sutomo (2007) menyatakan bahwa untuk sukses bagi berani. Apabila amarah melampaui had dikatakan pengacau, tetapi apabila
seorang wirausahawan sangatlah penting untuk dapat memberi nilai amarah itu lemah dikatakan penakut (al-Ghazali, 1964; 266, 1967; 69).
kepada pelanggan serta meningkatkan daya saing. Ini karena,
keberhasilanwirausahawan ialah kesejahteraan dan penghargaan Matlamat pendidikan holistik berasaskan kuasa amarah adalah
masyarakat. keutamaan dalam menguruskan emosi agar tidak melampau dan bersikap
berani sesuai dengan petunjuk syarak. Mengikut Muhammad Wahyuni
Purdi (2001) menyatakan bahwa konsep wirausahawansukses ialah Nafis (2006) bahawa aspek emosi dicetuskan oleh fikiran rasional dan akal
kalau melakukan kesalahan mereka melupakannya dan terus bekerja, dapat membaca realiti emosi serta membuat penilaian secara naluri
hingga akhirnya mencapai kesuksesan. Sebagai wirausahawan harus selalu terhadap realiti emosi. Pendapat ini selari dengan pandangan al-Ghazali dan
berpikiran sukses, dan berani mengembangkan keyakinan diri. Untuk Ibn Miskawayh.
sukses seorang wirausahawan perlu keberanian secaraterus menerusuntuk
mejaga kemunduran kewirausahaan menuju keberhasilan. Oleh karena itu Selain dua kuasa di atas, terdapat kuasa nafsu dalam jiwa manusia.
harus senantiasa setiap waktu membuka mata dan telinga terhadap suatu Miskawayh menjelaskan apabila aktiviti jiwa haiwan dikendalikan oleh jiwa
peluang, serta berani menyatakan diri sukses. berfikir, tidak berlawanan dengannya dan tidak lemah dalam melawan
kehendak hawa nafsu maka jiwa berfikir akan mencapai keutamaan
322 11
kawalan diri (al-iffah) (Miskawayh, 1961;20, Ansari, 1964;88, & Zurayk, TUJUAN
1968;15). Kebaikannya apabila berada di bawah arahan hikmah. Kebolehan
Berdasarkan permasalahan kajian dan pertanyaan kajian, maka tujuan
mengurus nafsu dikatakan baik dan suci. Apabila nafsu melampau
kajian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengamalan ciri-ciri
dikatakan jahat, tetapi jika nafsu kurang (lemah) dikatakan beku (al-Ghazali,
wirausahawansuksesdalam mewujudkan sekolah efektif di Kota Pekanbaru
1964;269, 1967;80).
Provinsi Riau.
Mengikut Ibn Sina (980-1037M) dalam Harun Nasution (1979),
berdasarkan analisis senarai semak aspek jasmani, bahawa dalam jiwa (nafs)
terdapat jiwa tumbuhan yang memiliki tiga daya: daya makan, daya METODE
tumbuh, dan daya membiak serta jiwa haiwan yang memiliki daya Kajian ini mencoba melihat fenomena yang berlaku terhadap
penggerak dan daya menyerap. Pendapat ini juga diperkukuh oleh administrator sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
Muhammad Wahyuni Nafis (2006), apabila jiwa tumbuhan seimbang maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri serta Swasta di Kota
memberikan kehidupan yang sihat dan kekuatan tubuh yang cemerlang. PekanbaruProvinsi Riau. Data untukkajian ini dikumpulkan dengan
Sebaliknya apabila jiwa tumbuhan tidak seimbang maka dapat melahirkan menggunakan instrumen kajian yaitu angket, dan digunakan untuk
sifat hiperaktif dan rasa malas yang luar biasa. Intinya matlamat yang harus mendapatkan data tentang pengamalan ciri-ciriwirausahawan sukses oleh
dicapai dalam pendidikan holistik adalah keutamaan dalam mengawal administrator sekolah. Administratorsekolah yang dimaksudkan ialah
aspek jasmani agar tetap sihat (baik & suci) secara lahiriyah dan batiniyah. kepala sekolah dan empat orang wakilnya.
Berasaskan ketiga-tiga kuasa tersebut dan hubungkait antaranya Untuk mengukur tingkat pengamalan ciri-ciri wirausahawan
sehingga wujud kuasa adil yang menyempurnakannya iaitu keutamaan sifat sukses oleh administrator sekolah, populasi dalam pelaksanaan kajian ini
adil (al-adl) (Miskawayh, 1961; 20, Ansari, 1964; 88 & Zurayk, 1968; 16). terdiri daripada 360 orang terdiri atas 72 sekolah menengah meliputi 15
Kuasa adil sebagai titik tengah untuk menjaga keseimbangan antara seluruh SMA Negeri dan 21 SMA Sawsta, kemudian 6 SMK Negeri dan 30 SMK
keutamaan. Kuasa adil mengawalselia nafsu dan amarah dibawah arahan Swasta. Sampel kajian ditetapkan sebanyak 180 orang dengan merujuk pada
akal dan syarak. Jika berlaku perbuatan melampau maka ia dikatakan zalim. model Isaac & Michael (1981) dengan tingkat kesalahan 5%.
Al-Ghazali menggariskan bahawa keutamaan adil merupakan suatu
Sebelum kajian sebenarnya dilaksanakan, angket terlebih dahulu
keadaan yang teratur sesuai dengan ketentraman yang sebenar (al-Ghazali,
diuji validitas dan reliabelitasnya. Tingkat validitas angket terdiri atas 58
1964; 272, 1967; 70).
item diujicoba kepada 60 responden, di mana tingkat validitasnya merujuk
Analisis interpretasi bahawa matlamat pendidikan holistik dalam kuasa pada tabel Product Moment (r) sama atau lebih besar dari 0.254. Sementara
adil adalah keutamaan dalam mengawalselia aspek rohani yang seimbang itu reliabelitas angket diuji dengan Cronbach Alpha dan hasilnya diperoleh
untuk mencapai kesucian dan kecerdasan rohani. Al-Ghazali dan Ibn nilai Alpha 0.90 ke atas dan melewati nilai meanimal yang disarankan
Miskawayh juga menghuraikan empat unsur berlawanan daripada empat (Sugiyono, 2008). Hasil uji coba memutuskan bahwa 58 item angket valid
keutamaan iaitu kebodohan (al-jahl), kerakusan (al-Syirh), pengecut (al-jubn) dan relibael untuk digunakan dalam pengumpulan data penelitian.
dan kezaliman (al-jawr). Empat perilaku hina tersebut merupakan penyakit
jiwa dan menimbulkan banyak kepedihan dan kesengsaraan. Justeru itu,
manusia mesti mengawal empat keutamaan untuk menolak empat
keburukan menerusi hakikat kecerdasan rohani. Kedua-duanya I. Kerangka Teori
jugamengetengahkan empat kuasa dengan empat keutamaan yang
merupakan akhlak yang utama (ummahat al-fadhail) (Miskawayh 1961; 29,
Zurayk, 1968; 22, al-Ghazali, 1964; 286,& 1967; 80). Kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk
memulai suatu usaha atau suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
Kuasa-kuasa itu membolehkan manusia untuk sedia mengamalkan
baru dan sesuatu yang berbeda. Zimmerer &Scarborough (2005)
perilaku yang terpuji dalam mencapai matlamat pendidikan holistik yang

12 321
wirausahawansukses yang dimaksudkan dalam kajian ini mengikut bertumpu pada empat kuasa yang digariskan oleh al-Ghazali dan Ibn
Zimmerer, Scarborough, & Wilson (2008)yaituadministrator sekolah yang Miskawayh untuk mencapai empat keutamaan: keutamaan bijaksana
memiliki dan berkemampuan mengamalkan komitmen dan tekad; (hikmah), berani (syaja’ah), kawalan diri (iffah) dan keutamaan adil (‘adl).
keinginan untuk mau tanggungjawab; senantiasa merebut peluang; berani
mengambil resiko terukur; keyakinan diri; daya kreativitas dan fleksibilitas;
keinginan kepada impan balik segera; bertenaga; bermotivasi untuk Ajaran Tentang Kebaikan (al-khairat)
mencapai keberhasilan; berorientasikan masa depan; kemauan berlajar dari Jalan mendapatkan kebahagiaan dan keutamaan seperti pembahasan
kesalahan; dan berkemampuan memimpin dalam melaksanakan tugasnya sebelumnya adalah melalui perbuatan yang baik. Kebaikan mana-mana
sebagai administrator sekolah. tempat selalu baik, tetap dan tidak berubah. Oleh itu, pendidikan holistik
Berkenaan dengan uraian di atas, maka administrator sekolah perlu mengambilkira segala kebaikan yang mesti diajarkan dalam proses
mengamalkan ciri-ciri wirausahawan sukses dalam mengelola sekolah, pembelajaran.
sebagai upaya strategis dalam mewujudkan sekolah efektif. Untuk itu pula, Menurut Miskawayh, kebaikan yang dibenarkan adalah tujuan
pengamalan ciri-ciri wirausahawan sukses oleh administrator sekolah ini daripada sesuatu perkara dan merupakan tujuan terakhir (Miskawayh, 1961;
sangat perlu dikaji. 78, Ansari, 1964; 71, & Zurayk, 1968; 69). Namun sesuatu yang bermanfaat
untuk mencapai tujuan itu disebut juga dengan kebaikan. Pendidikan
holistik sebagai kebaikan dalam membentuk moral dan personaliti insan.
PERMASALAHAN Justeru itu menanamkan matlamat kebaikan dalam pendidikan holistik
Berdasarkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang bergitu adalah sangat penting.
mulia, yaitu untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia Manusia secara mutlak sangat menginginkan kebaikan dan berusaha
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mengetahui hakikat tujuan akhir yang menjadi tujuan kebaikan. Setiap
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang tingkatan kebaikan bertujuan menuju kepada Allah dan tidak berpaling
demokratis serta bertanggungjawab. Kenyataannya, banyak orang yang selain daripada-Nya (Miskawayh, 1961; 79). Analisis deduktif mendapati
sudah lulus dari sebuah sekolah justeru tidak dapat mengembangkan bahawa Miskawayh merumuskan kebaikan sebagai berikut:
potensi dirinya, tidak bertakwa, tidak berakhlak, tidak mandiri bahkan tidak
bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. Berkenaan dengan hal tersebut, a. Al-syarifah iaitu kebaikan kerana zat yang diperolehi melalui hikmah
kajian terhadap pengamalan ciri-ciri wirausahawan sukses oleh dan akal.
administrator sekolah dalam kaitannya dengan mewujudkan sekolah efektif b. Al-mamduhah iaitu keutamaan yang diusahakan dengan baik dan
masih belum banyak dijumpai, dana apakah administrator sekolah sudah dipersiapkan untuk sesuatu yang berlaku.
mengamalkan ciri-ciri wirausahawan sukses dalam mengurus c. Al-nafi’ah iaitu sesuatu yang diinginkan bukan untuk zatnya tetapi alat
sekolahnya?Disebabkan administrator sekolah dalam pengelolaan untuk mewujudkan kebaikan itu.
sekolahnya belum sepenuhnya mengamalkan ciri-ciri wirausahawan sukses, (Miskawayh, 1961;80, & Zurayk, 1968;70)
maka permasalahannya adalah bagaimanakah tingkat pengamalan ciri-ciri
Dari segi yang lain pula, beliau membahagi kebaikan kepada tujuan
wirausahawan sukses oleh administrator sekolah di Kota Pekanbaru (ghayah) dan bukan tujuan (laisat bi ghayah). Kebaikan dari segi tujuan
Provinsi Riau? (ghayah) disebutkan dengan sempurna (tammah) seperti kebahagiaan.
Sedangkan kebaikan yang bukan tujuan (laisat bi ghayah) seperti pengobatan,
pendidikan dan latihan (Miskawayh, 1961;80, & Zurayk, 1968;70). Tujuan-
tujuan itu merupakan kenikmatan rohani kerana tujuannya adalah menuju
kepada Allah.Manakala mengikut Al-Ghazali, juga terdapat tiga penggerak
kebaikan duniawi:

320 13
a. Al-targhib dan al-tarhib(Dorongan dan pencegahan). rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta mempunyai rasa
b. Raja’ al-mahmudah(Harapan pujian yang baik). tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Syaiful 2003).

c. Thalab al-fadhilah wa kamal al-nafs(Keinginan mencapai keutamaan dan Dilihat dari tujuan pendidikan nasional tersebut, terbuka peluang
kesempurnaan jiwa). bagi sekolah-sekolah di Indonesia untuk menjadi sekolah pada tingkatan
efektif. Program pendidikan khususnya pada sekolah dasar dan menengah,
(al-Ghazali, 1964;287) menunjukkan bahwakebijakan operasionalnya belum mengarah dan
Ketiga jalan tersebut dapat dilalui manusia dengan berbeza-beza dalam menyentuh model sekolah pada tingkatan efektif (Syaiful Sagala 2007).
kebaikan, kerana tidak ada kelainan dan perbezaan antara kebaikan Artinya, program pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah dilihat
duniawi dan kebaikan ukhrawi kecuali proses yang lambat dan cepat. dari kebijakan anggaran, fokus pembinaan sumber daya manusia sekolah,
Justeru, kebaikan itulah menjadi harapan setiap orang yang berakal, samada penyediaan buku pelajaran, penyediaan peralatan pendidikan, dan
di dunia dan akhirat (al-Ghazali, 1964;289). Analisis induktif mendapati peralatan pendukung lainnya, belum konsisten dengan program yang
bahawa tiga penggerak kebaikan itu bertujuan mencapai kecerdasan rohani, dijalankan (Medjiarto 2002). Kondisi objektif ini dapat dilihat dari
ertinya rohani yang cerdas boleh menggerakkan jiwa mencari kebaikan- konsistensi visi dan misi dalam mencapai tujuan dan target yang ditetapkan
kebaikan untuk kesempurnaan diri. masih cukup rendah. Hal ini ditandai dengan penyediaan anggaran
pendidikan yang disiapkan tidak atas dasar kepentingan sekolah, dan
Pendapat al-Ghazali pula bahawa semua orang berharap untuk
jumlah biaya yang diterima sekolah masih jauh dari jumlah yang diperlukan
kebaikan dirinya, tetapi mengapa sebahagian orang malas melakukan
(Sudarwan 2006).
kebaikan itu? Apakah dengan itu kebaikan dapat diperoleh? Ataukah ia
harus bermalas-malas sehingga kebaikan akan datang begitu sahaja? Konsistensi dan keefektifan menjadi jameanan untuk
Perkara yang boleh menyimpang dari usaha kebaikan dan amal baik adalah mencapaikualitas bagi organisasi. Artinya, dalam kegiatan pengelolaan,
rasa malas dan melalaikan (al-Ghazali, 1964; 290). Beliau menjelaskan, konsistensi visi dan misi terhadap tujuan yang direalisasikan dalam
manusia yang melalaikan usahanya untuk mendapatkan kebaikan kerana penyelenggaraan program kerja merupakan suatu prinsip bagi keberhasilan
bodoh dan dikalahkan oleh keinginan nafsu sebagai kesenangan jasmani. pengelolaan pendidikan (Muhammad Saroni 2006). Oleh karena itu, perlu
ada sistem yang mengatur secara sistematik tanggungjawab setiap elemen
Huraian daripada al-Ghazali dan Ibn Miskawayh secara interpretasi
organisasi, sehingga aktivitasnya dapat berjalan sesuai fungsi, tugas, dan
menunjukkan bahawa kebaikan mutlak adalah kebaikan rohani dan
tanggungjawabnya masing-masing (Koontz, Donnel, dan Weihrich 1984).
kebaikan darurat merupakan kebaikan nafsu syahwat. Sedangkan kebaikan
yang disepakati manusia adalah kebaikan akal (intelek). Mengikut Fungsi utama sekolah adalah menjalankan tugas bagi proses
pandangan kedua-duanya maka pendidikan holistik harus menitikberatkan kemanusiaan dan pemanusiaan insan. Meski ciri-ciri proses dan hasil
kebaikan rohani dan kebaikan akal serta mengawal kebaikan nafsu syahwat kerjanya berbeda dengan pabrik, tetapi cara-cara kewirausahaan dapat
secara menyeluruh. dipakai dalam pengelolaan sekolah. Kepala sekolah, guru, persatuan
orangtua murid, dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sekolah
harus mempunyai kemampuanmenerapkan kaedah-kaedah kewirausahaan.
Ajaran Tentang Kesempurnaan (al-kamal) Topik utama dari buletin National Association of Secondary School Principals
Setiap manusia menginginkan kesempurnaan dalam hidupnya, sama (NASSP) pada bulan Februari 1989 secara meyakinkan memuat
ada sempurna fizikal mahupun sempurna rohani. Apabila kesempurnaan pernyataan bahwa sekolah dapat belajar dari pengalaman dunia
diperolehi seseorang individu maka individu tersebut memperoleh kewirausahaan (Sudarwan 2006).
kebahagiaan yang hakiki. Al-Ghazali menggariskan kesempurnaan itu Wirausahawan yang sukses mesti mempunyai tingkat semangat
secara menyeluruh dalam lima bahagian. atau meanat yang tinggi terhadap aktifitaskewirausahaan, berorientasikan
Kesempurnaan yang paling utama mengikut al-Ghazali adalah kesempurnaan dan melihat sesuatu secara menyeluruh dari berbagai
kesempurnaan mendapatkan kebahagiaan akhirat. Kesempurnaan itu tidak perspektif (Lamb dan Kuehl 1997). Pengamalan ciri-ciri

14 319
Kualitaspengelolaan sekolah yang secara menyeluruh akan dapat dicapai kecuali dengan adanya kesempurnaan kedua. Al-Ghazali
memberikan hasil yang baik harus melakukan perubahan secaraterus menyebutnya dengan kesempurnaan bagi keutamaan jiwa (al-Ghazali, 1964;
menerusterhadap sekolah, sehingga di masa depan dapat memenuhi 294). Seperti yang telah disebutkan sebelumnya iaitu keutamaan akal,
kepentingan sejalan dengan kemauan dan harapan masyarakat (Sudaryo keutamaan kawalan diri, keutamaan berani dan keutamaan adil.
1993). Pendapat ini memperkuat kenyataanbahwaapabila administratorjuga Kesempurnaan ketiga iaitu keutamaan yang ada pada badan iaitu
menyatakan bahwa sekolah yang baik akan menghasilkan siswa yang kesihatan badan, kekuatan badan, keelokan badan dan panjang umur.
memiliki kemampuan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, menghargai Keempat adalah kesempurnaan luaran pada manusia iaitu harta, keluarga,
seni, kreativitas dan rasa ingin tahu, serta memiliki kompetensi individu kemuliaan, dan keluarga mulia. Semuanya dilengkapi oleh kesempurnaan
yang baik (Syaukani 2002). kelima iaitu taufiq dari Allah, melalui hidayah Allah, pimpinan Allah,
Kualitas yang diinginkan berorientasi kepada pemakai, baik kebaikan dari Allah dan kekuatan dari Allah (al-Ghazali, 1964;294). Analisis
internasl, yaitu para guru dan personel sekolah maupuneksternal, induktif dan deduktif mendapati bahawa pemikiran al-Ghazali tentang
yaitusiswa, masyarakat, pemerintah, dan masyarakat industri atau dunia kesempurnaan adalah matlamat yang harus diwujudkan dalam pendidikan
usaha. Pengelolaan sekolah memerlukan perlakuan dan strategi khusus holistik bagi membentuk pelajar yang sempurna sesuai pandangan al-
dalam upaya pengembangannya. Perlakuan dan strategi khusus itu akan Ghazali.
berbeda untuk setiap sekolah, walaupun fokus strategi itu berkisar pada Melalui pendidikan holistik manusia dapat menentukan arah
penyampaian kurikulum dan pengukuran kemajuan pembelajaran siswa, penciptaannya sebagai khalifah dengan sempurna. Dengan kewujudan
karena keutamaan dan penyediaan sumber-sumber yang menjadi dasar substansi inilah manusia dapat memperoleh tingkatan yang tinggi. Analisis
kebijakan juga memiliki perbedaan. Dengan demikian, keutamaan interpretasi mendapati bahawa pembahasan Miskawayh dalam wacana
pembelajaran di sekolah harus dilaksanakan oleh pengurus tingkat sekolah kedua (al-makalah al-tsaniah) menyatakan:
yaituadministrator sekolah (Syaiful 2003).
Kesempurnaan manusia ada dua macam, kerana dua kekuatan yang
Kualitas sekolah dapat diidentifikasi dari banyaknya siswa yang dimilikinya: fakulti teoritikal (‘alimah) dan fakulti praktikal (‘amilah).
memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupunprestasi di bidang lain, Fakulti yang pertama manusia cenderung kepada berbagai macam
serta lulusannya relevan dengan tujuan. Melalui siswa yang berprestasi ilmu dan pengetahuan dan yang satu lagi cenderung kepada
dapat diketahui pengelolaan sekolahnya, profil gurunya, sumber mengatur perkara-perkara
pembelajaran, dan lingkungannya. Dengan demikian, kualitas sekolah
adalah kualitassiswa yang mencermeankan kepuasan pelanggan, adanya (Miskawayh, 1961; 43).
penyertaan aktif pengelolaan dalam proses peningkatan kualitas secara
terus menerus, pemahaman dari setiap orang tentang tanggungjawab yang
Berdasarkan petikan di atas bahawa kesempurnaan manusia itu
khusus terhadap kualitas setiap individu dalam sekolah dan stakeholders
terdapat dalam dua perkara iaitu teoritikal (al-‘alimah) dan praktikal (al-
memahami serta merealisasikan prinsip "mencegah terjadinya kerusakan",
‘amilah). Kesempurnaan teoritikal merupakan kecenderungan manusia yang
dan melaksanakan pandangan bahwakualitas adalah cara hidup (Aan
berpunca kepada pelbagai ilmu dan pengetahuan. Manakala kesempurnaan
Komariah & Cepi Triatna 2005).
praktikal adalah kecenderungan manusia dalam mengamalkan ilmu dan
Administrator yang efektif pada sebuah sekolah akan menghasilkan pengetahuan yang dimilikinya secara bersepadu (Miskawayh, 1961; 43,
sumber insan yang cerdas, terampil, beriman, bertakwa, dan Ansari, 1964; 79 & Zurayk, 1968; 36). Interpretasinya kedua-dua
bertanggungjawab. Model sekolah yang efektifsejalan dengan yang kesempurnaan itu adalah berhujung pada sempurna rohani untuk
diharapkan oleh pendidikan nasional ialah mencerdaskan kehidupan memperoleh darjah yang tinggi dan mulia.
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
Majoriti manusia memikirkan kesempurnaan berarti memikirkan
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
matlamat hidup. Menerusi pendidikan holistik matlamat kesempurnaan
luhur, memiliki pengetahuan dan kemampuan, kesehatan jasmani dan
adalah tujuan akhir yang mesti dicapai. Kerana pada akhirnya hakikat

318 15
manusia adalah kesempurnaan iaitu mencapai kenikmatan spiritual (rohani) mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan potensi dirinya,
iaitu manusia meninggalkan kesenangan materi yang fana, demi potensi lingkungan terdekatnya, dan potensi yang lebih luas (Jamal 2011).
mendapatkan kesenangan yang berkekalan.
Berdasarkan semangat demokratisasi, desentralisasi dan globalisasi,
maka dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, terdapat
Perbincangan dan Perbandingan sembilan belas pasal yang menggandengkan kata pemerintah dan
pemerintah daerah, yang konotasinya adalah berbagai kebijakan dalam
Pengajaran dan pembelajaran dalam pendidikan telah mengetengahkan pembangunan pendidikan hendaknya selalu mengawinkan kepentingan
samada ilmu dunia atau akhirat dengan pelbagai isu yang mencabar. nasional dan kepentingan lokal (daerah) sehingga kualitas pendidikan yang
Analisis perbincangan pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh dalam diharapkan dapat meningkatkan daya saing peserta didik, dilaksanakan
pendidikan holistik telah mendapati pelbagai konsep yang boleh diberi secara efektif. Mulai dari hak dan kewajiban pemerintah dan pemerintah
tumpuan utama dalam menggubal arah pendidikan secara menyeluruh. daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas,
Dari segi matlamat kedua-dua tokoh menekankan bahawa tujuan akhir sampai kepada hak regulasi dalam mengatur sistem pendidikan nasional
kehidupan manusia adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat, oleh itu (Ariefa2007).
manusia mesti mempraktikkan amalan-amalan kebaikan untuk mencapai
matlamat itu. Pendidikan merupakan wadah terpenting dan memiliki nilai
strategis dalam merubah suatu keadaan. Perubahan yang dilakukan dalam
Secara terperinci matlamat pendidikan holistik daripada pemikiran al- proses pendidikan bukanlah perubahan dalam arti formal, tetapi perubahan
Ghazali dan Ibn Miskawayh, membincangkan tentang kebaikan (al-khair), sesungguhnya yang akan mempengaruhi kualitas kehidupan manusia baik
keutamaan (al-fadhail), kebahagiaan (al-sa’adah) dan kesempurnaan (al-kamal). secara struktural, budaya maupun emosi. Perubahan yang diinginkan
Keempat matlamat ini mesti diambilkira secara sepadu dan berterusan adalah perubahan yang mempengaruhi aturan kehidupan manusia untuk
dalam mewujudkan pendidikan holistik yang berkesan. Analisis juga siap menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tidak sebagai hambatan,
menunjukkan bahawa matlamat tersebut berhubungkait dengan aspek tetapi justeru dijadikan sebagai peluang menuju ke arah perbaikan yang
intelek, emosi, jasmani dan rohani. Perbincangan al-Ghazali dan Miskawayh signifikan terhadap kualitas kehidupan (Amiruddin 2006).
tidak menghuraikan secara spesifik tentang aspek intelek, emosi, jasmani
dan rohani dalam ajaran tentang kebahagiaan, keutamaan, kebaikan dan Fenomena dewasa ini semakin menunjukkan bahwa kepentingan
kesempurnaan. kewirausahaan dan sosial dalam penyelenggaraan sekolah merupakan dua
sisi perkembangan penting, sekolah harus banyak belajar dari dunia
kewirausahaan sudah pula menjadi isu dalam negeri dan dunia internasional
Persamaan dan Perbezaan Pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh walaupun keuntungan keuangan sangat menentukan semangat dalam
merencanakan dan mengimplementasikan program. Dengan biaya yang
Kajian ini telah mendapati bahawa konsep akhlak al-Ghazali dan Ibn
cukup, administrator sekolah dapat meningkatkanprestasikepalasekolah
Miskawayh terdapat dalam aspek intelek, emosi, jasmani dan rohani. Hasil
dan guru, serta dapat melakukan tawaran secara jelas dan tegas mengenai
analisis falsafah tentang pendidikan holistik al-Ghazali dan Ibn Miskawayh
standard kerja meanimal yang dituntut (Sudarwan Danim 2006).
menunjukkan persamaan dan perbezaan yang ketara.
Keefektifan sekolah pada dasarnya menunjukkan tingkat kesesuaian
Secara amnya persamaan pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh
antara hasil yang dicapai (achievement atau observed output) dengan hasil
menunjukkan bahawa dalam jiwa insan terdapat kuasa ilmu, amarah, nafsu
yang diharapkan (objectives, targets, intended output) sebagaimana telah
syahwat dan kuasa adil. Semua kuasa itu berkaitan dengan aspek intelek,
ditetapkan. Parameternya dapat dinyatakan sebagai angka nilai
emosi, jasmani dan rohani. Sedangkan dari segi perbezaan, Al-Ghazali
perbandingan antara jumlah hasil (lulusan, produk jasa, produk barang, dan
membincangkan keempat aspek tersebut secara ‘dalaman’ dan mendalam
sebagainya) yang dicapai dalam masa tertentu berbanding dengan jumlah
dengan fungsi dan tugas setiap aspek.Sementara Ibn Miskawayh
(unsur yang serupa) yang dihitung dalam masa tersebut (Makmun 1999).
menjelaskan secara ‘luaran’ dan perilaku yang muncul dari aspek tersebut.

16 317
PENGAMALAN CIRI-CIRI WIRAUSAHAWAN SUKSES Secara khasnya pendidikan holistik daripada pemikiran al-Ghazali dan
Ibn Miskwayah mendapati persamaan dalam masing-masing aspek kajian.
DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH EFEKTIF
Aspek intelek mendapati beberapa persamaan bahawa hakikat akal ialah
memperoleh pengetahuan secara semulajadi dan pengetahuan yang
Daeng Ayub Natuna diusahakan. Akal juga memiliki dua kekuatan iaitu: teoritikal (‘alimah) dan
praktikal (‘amilah). Akal merupakan asas dari intelek, oleh itu pengetahuan
intelek berfungsi membezakan kebaikan dan keburukan. Unsur akal juga
ABSTRACT memiliki kuasa ilmu untuk mencapai keutamaan bijaksana (hikmah) sebagai
The study related to applying the characteristic of successful entrepreneur tingkat intelek yang sempurna.
was done by the school’s administrator used descriptive-survey approach, Manakala persamaan pemikiran al-Ghazali dan Miskwayah dalam
and the data were collected by using questionnaires. The objective of this aspek emosi bahawa unsur hati sebagai pusat bagi emosi terdapat kuasa
study is to find out the application of the successful entrepreneur was done amarah yang substansinya adalah mendengarkan bisikan-bisikan dan
by the school’s administrator in Pekanbaru, Riau Province. There were four godaan setan. Justeru itu, manusia harus berkebolehan menguruskan kuasa
dimensions that were researched: (1) willingness to be successful, (2) amarah untuk mencapai keutamaan berani (syajaah). Kedua-dua tokoh juga
seriousness, (3) self-control, (4) and innovative. The result of the study menekankan bahawa keutamaan berani adalah patuh kepada arahan kuasa
described that all of mean level in it showed the score of mean was high, but ilmu.
the most domeanation among of the four characteristics in applying it was
Begitu pula persamaan pemikiran al-Ghazali dan Miskawayh dalam
on self-control.
aspek jasmani bahawa unsur jiwa mempunyai kuasa nafsu syahwat yang
patuh mengikuti arahan kuasailmu, maka melahirkan keutamaan kawalan
Kata kunci: wirausaha, sukses, administrator sekolah, sekolah efektif. diri (iffah).Keutamaan kawalan diri (iffah) adalah mengawal perilaku hati
jasmani dari pengaruh nafsu syahwat antara melampaui had dan kurang
syahwat.
PENDAHULUAN
Persamaan pemikiran al-Ghazali dan Miskwayah dalam aspek rohani
Kondisi bangsa Indonesia saat ini cukup memprihatinkan, terpuruk mendapati bahawa unsur jiwa (rohani) sebagai elemen pembentukan akhlak
disegala sektor, ketidakstabilan polik dan ekonomi, dekadensi moral, batiniyah.Jiwa (rohani) juga sebagai sumber bagi ilmu dan mencari ilmu
padahal sudah lebih dari setengah abad Indonesia merdeka sebagai Negara untuk menjadikan jiwa mulia.Matlamat yang ingin dicapai dalam
yang bebas dan berdaulat untuk menentukan arah bangsa. Faktor pendidikan rohani adalah pembersihan jiwa dari kerosakan jiwa.Prinsip
keterpurukan yang terjadi di Indonesia karena mengabaikan pembangunan pendidikan holistik dalam aspek rohani adalah untuk kebaikan dan
pendidikan sebagai wahana untuk menunjang transformasi budaya menuju kesempurnaan hakiki. Kerana aspek rohani sebagai penyeimbang kepada
tegaknya Negara kebangsaan yang berperadaban tinggi (Arman2007). aspek intelek, emosi dan jasmani dengan wujudnya kuasa adil (al-quwwah al-
Sentralisasi pengelolaan pendidikan nasional selama Indonesia ‘adalah).
merdeka, ternyata telah menempatkan Indonesia dalam posisi sebagai Sedangkan dari segi perbezaan secara garis besar menunjukkan konsep
negara yang jauh tertinggal dibanding dengan negara-negara lain di dunia. akhlak al-Ghazali dalam beberapa kitab karangannya lebih banyak
Hal ini tercermin dalam laporan United National Development Program menyebutkan sumber Al-Quran dan al-Hadith berbanding Ibn Miskawayh
(UNDP), yang memposisikan Indonesia pada peringkat 110 dari 173 negara, yang hanya beberapa persoalan sahaja yang merujuk kepada Al-Quran dan
jauh di bawah Malaysia (peringkat 55), Thailand (peringkat 70), Filipina al-Hadith tetapi lebih kepada penalaran akal dan pendapat ahli falsafah
(peringkat 77), Cina (peringkat 96) dan Vietnam (peringkat 109). Hal ini Yunani.
telah mendorong lahirnya semangat baru dan visi yang lebih demokratis
Secara khasnya pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh mendapati
dan lebih desentralistis dalam pengelolaannya, sehingga dapat
beberapa perbezaan dalam masing-masing aspek.Pendidikan holistik dalam
316 17
aspek intelek tidak mendapati banyak perbezaan. Pemikiran al-Ghazali Straus, M.A & Yodanis, C.L. (1996). Corporal Punishment in Adolescence
tentang akal lebih mendalam yang mengandungi unsur hati. Beliau and Physical Assaults on Spouses in Later Life: What Account for
membahagi akal kepada empat tingkat yang digolongkan menjadi dua: akal the Link? Journal of Mariage and the Family. 58, 825-841.
gharizi (naluri semulajadi) dan akal muktasab (pengetahuan yang
Straus, M.A (1996). Spanking and the Making of a Violent Society, Journal of
diusahakan). Sementara Ibn Miskawayh hanya membincangkan kekuatan
Pediatrics 98, 837-842.
akal dari proses berfikir (‘akil), dan objek yang difikirkan (ma’kul) sehingga
dapat membezakan kebaikan dan keburukan. Straus, M.A. (1991) Discipline and Deviance: physical Punishment of
Children and Violence and Other Crime in Adulthood. Social
Sementara dalam aspek emosi juga tidak mendapati banyak perbezaan
Problems, 38 (2), 133-154.
melainkan hanya beberapa perkara sahaja. Al-Ghazali menghuraikan
definisi hati secara dalaman dari segi letak dan unsur yang terkandung di Tsang, R. (1995). Social Stress, Social Learning and Anger as Risk Factors for
dalamnya. Berbeza dengan Ibn Miskawayh yang hanya menghuraikan Corporal Punishment. New Hampshire: Research Laboratory,
perbuatan yang lahir dari hati yang boleh merosak dan membersihkan hati. University of New Hampshire.
Ibn Miskawayh juga tidak menyebutkan unsur yang wujud dalam hati,
tetapi beliau hanya menyebutkan akibat-akibat yang lahir dari hakikat hati
sehingga merosak hati. Sedangkan al-Ghazali menyebutkan unsur yang
wujud dalam hati dan menghuraikan fungsi dari pasukan-pasukan hati.
Sedangkan dalam aspek jasmani mendapati perbezaan bahawa Al-
Ghazali menghuraikan nafsu syahwat sebagai kenikmatan jasmani dengan
terperinci dari sifat-sifat, hakikat dan zatnya secara ‘dalaman’. Namun, Ibn
Miskawayh juga menghuraikan nafsu syahwat sebagai kenikmatan jasmani
tetapi beliau tidak menghuraikannya secara ‘dalaman’. Beliau hanya
menghuraikan tindakan secara ‘luaran’ dalam aspek jasmani.
Miskawayh berpendapat dalam jiwa (nafs) terdapat jiwa haiwan dan
menjelaskan perilaku-perilaku yang lahir darinya serta tidak menghuraikan
kekuatan yang wujud dalam jiwa haiwan. Beliau juga menyebutkan bahawa
jiwa (nafs) memiliki jiwa tumbuhan dan menerangkan kekuatan yang wujud
di dalamnya. Berbanding dengan al-Ghazali yang menjelaskan bahawa
dalam jiwa (nafs) terdapat jiwa haiwan dan tumbuhan. Kedua-duanya
mempunyai kuasa sebagai penggerak dan penemu. Menurut beliau juga
bahawa dalam jiwa tersebut wujud tentara-tentara hati, yang zahir dan yang
batin dengan pelbagai fungsinya.
Perbezaan dalam aspek rohani bahawa pandangan al-Ghazali menerusi
unsur ruh dihuraikan secara ‘dalaman’ dan mendalam baik dari segi
pengertian, sumber dan bahagiannya. Manakala Ibn Miskawayh hanya
menghuraikan unsur ruh hanya dari segi hakikatnya sahaja. Al-Ghazali juga
berpendapat bahawa jiwa dengan kuasa Allah dapat dihancurkan tetapi
Allah tidak melakukannya. Sementara Miskawayh menyatakan bahawa jiwa
tidak hancur apabila berpisah dengan jasad. Beliau juga menyebutkan
bahawa dalam jiwa rohani wujud penggerak kebaikan iaitu: Al-Syarifah

18 315
Nachmias. C. and Nachmias. D. (1996). Research Methodology in Social Sciences (kebaikan), Al-Mamduhah (keutamaan) dan Al-Nafi’ah (manfaat). Berbeza
(5th Edn.) London: Edward Arnolds. dengan wujud penggerak yang disebutkan al-Ghazali, beliau menyebutkan
penggerak kebaikan iaitu: al-Targhib dan al-Tarhib (Dorongan dan pencegah),
Pallant, J. (2007). SPSS Survival Manual, Australia: Ligare Book Printer
Raja’ al-Mahmudah (Harapan pujian) dan Thalab al-Fadhilah wa Kamal al-Nafs
Sydney.
(Keinginan mencapai keutamaan dan kesempurnaan jiwa).
Parker-Jenkins, Merie (1997). Sparing the rod: school, discipline and
Mengikut al-Ghazali pula bahawa jiwa rohani menjadi sempurna
children’s rights in multicultural Britain. Kertas kerja yang
apabila mendapatkan lima kebajikan: kebajikan ukhrawiyah, kebajikan jiwa,
dibentangkan di Conference of the South African Education Law and
kebajikan badaniyah, kebajikan urusan luar, dan kebajikan taufiq dari-Nya.
Policy Association pada September, 1997.
Sedangkan menurut Miskawayh bahawa kesempurnaan jiwa rohani
Power, T.G., Kobayashi-Winata, H., and Kelley, M. L. (1992). Childrearing diperoleh segi ilmu dan mengamalkan ilmu itu.
patterns in Japan and the United States: A cluster analytic study.
International Journal of Behavioral Development, 15, 185-205.
Model Pendidikan Holistik Menurut al-Ghazali dan Ibn Miskawayh
Pukul Anak: Diplomat Malaysia (2014, April 23). Utusan Malaysia.hlm. 1.
Berdasarkan analisis pandangan al-Ghazali dan Miskawayh telah
Reed, J. S. (1971). To live - and die - in Dixie: a contribution to the study of
didapati pelbagai matlamat pendidikan holistik. Pemikiran kedua-dua
southern violence. Political Science Quarterly, 86, 429-443.
tokoh menunjukkan konsep pendidikan yang integrasi dan
Rohner, R. P., Kevin, J. Kean and David, E. Cournoyer. (1991). Effect of bersepadu.Kesepaduan pemikiran kedua-duanya boleh digubal sebagai
corporal punishment, perceived caretaker warmth, and cultural model pendidikan holistik sesuai dengan pendidikan semasa yang
beliefs on the psychological adjustment of children in St. Kitts, West mengambilkira segala aspek.
Indies. Journal of Marriage and Family, 53 (3), 681-693.
Pendidikan yang baik, kebaikannya berkekalan kerana kebaikan tidak
Sharifah Md. Nor. (2000). Keberkesanan Sekolah: Satu Perspektif Sosiologi. berubah-ubah. Pendidikan yang buruk, keburukannya dapat diubah dengan
Serdang: Universiti Putra Malaysia. pelbagailangkah kerana matlamat hidup manusia bukan untuk keburukan
Simmons, R. L., Wu, C., Lin, K., Gordon, L., & Conger, R.D. (2000). A Cross- dan kekurangan jiwa. Sebaliknya matlamat hidup manusia adalah untuk
Cultural Examination of the link between corporal punishment and kebaikan dan kesempurnaan jiwa.Berdasarkan perbincangan al-Ghazali dan
adolescent anti social behavior. Criminology, 38, 47-80. Ibn Miskawayh menerusi matlamat pendidikan dalam segala aspek
sehingga dibentuk model pendidikan holistiksecara integrasi. Rajah 1
Straus, M. A. (1994). The Conspiracy of Silence. Dalam Straus M.A (Eds.),
menunjukkan model pendidikan holistik yang berhubungkait dengan aspek
Beating The Devil Out Of Them: Corporal Punishment in American
intelek, emosi, jasmani dan rohani.
Families. San Francisco: Lexington/Jossey-Bass.
Straus, M. A., & Donnelly, D. A. (1994). Beating The Devil Out Of Them:
Corporal Punishment in American Families. New York:
Lexington/Jossey-Bass.
Straus, M. A., Donnely, Denise A. (1993). Corporal Punishment of Adolescents
by American Parents. Durham: University New Hampshire.
Straus, M.A & Mathur (1994). Social Change and Change in Approval of
Corporal Punishment by Parent from 1968 to 1992. Kertas kerja yang
dibentangkan di Simposium Antarabangsa Berkenaan Keganasan Terhadap
Kanak-Kanak dan Remaja, University Of Bielefeld, Germany pada
September, 1994.

314 19
Rajah 1 Antropologi dan Sosiologi, Fakulti Sastera dan Sains Sosial.
Model Pendidikan Holistik Secara Integrasi Universiti Malaya, Kuala Lumpur.
Hukuman Rotan di Sekolah Dikuatkuasakan Semula. (6 April, 2009) Utusan
Malaysia.
Hyman, I. A. (1979). Corporal Punishment in American Education. Philadelphia:
Temple University Press.
Hyman, I., Bongiovanni, A., Friedman, R., and Mc Dowell, E. (1977).
Paddling, Punishing, And Force. Children Today, 1977, 6, 17-23.
Hyman, Irwin A & Wise, James H. (1979). Corporal Punishment in American
Education. Philadelphia: Temple University Press.
Hyman, Irwin A. & Perone, D. C (1998). The Other Side of School Violence:
Educator Policies and Practices that may contribute to Student
Misbehavior. Journal of School Psychology, 36, 7-27.
Hyman, Irwin A. (1995). Corporal Punishment, Psychological Maltreatment,
violence, and Punitiveness in America: Research, Advocacy, and
Public Policy. Applied and Preventive Psychology, 4, 113-130.
James, K. F. (1963). Corporal Punishment In The Public Schools. California.
University of Southern California.
Kementerian Pelajaran Malaysia (KPM). (1988). Panduan Tatacara Disiplin
Sekolah untuk Guru Besar dan Guru. Kuala Lumpur: DBP.
Kerlinger, F. N. (2000). Foundations of Behavioral Research. (ed. ke empat). Fort
Worth: Harcourt College Publishers.
Lai P.L. (2000). Pengaruh Hukuman Fizikal Dan Sosio-Ekonomi Terhadap
Pencapaian Akademik Pelajar. Latihan Ilmiah yang tidak
Dalam rajah 1 menunjukkan bahawa roh (ruh), jiwa (nafs), hati (qalb) diterbitkan, Universiti Malaya. Kuala Lumpur.
dan akal (‘aql) merupakan pusat bagi aspek intelek, emosi, jasmani dan Leong J.C. (2002). Persepsi Ibu Bapa Terhadap Kesan Hukuman Fizikal Ke
rohani. Keempat-empat unsur tersebut boleh melahirkan perilaku-perilaku Atas Keagresifan Kanak-Kanak, Latihan Ilmiah yang tidak
dalam aspek intelek, emosi, jasmani dan rohani melalui anggota deria yang diterbitkan, Universiti Malaya. Kuala Lumpur.
menggerakkan dan melaksanakan gerak. Model pendidikan holistik
Muhammad Shahabaz Arif dan Muhammad Shaban Rafi (2007) Effects of
tersebut dapat diimplementasikan dalam pengajaran dan pembelajaran.
Corporal Punishment and Psychological Treatment on Students
Mendidik dan mengajar individu yang diberi tumpuan kepada keutamaan
Learning behavior. Journal of Theory and Practice in Education, 3 (2),
bijaksana (hikmah) untuk menentukan pilihan dalam membezakan kebaikan
171-180.
dan keburukan. Menggalakkan keutamaan berani (syaja’ah) untuk
melakukan apa yang seharusnya dilakukan supaya membentuk emosi yang Murphy, J.G. (1987). Does Kant Have a Theory of Punishment.Columbia Law
seimbang, tidak mengecut dan tidak melampaui batas. Pembentukan dan Review, 87 (3), 509-532.
pembinaan individu juga bertumpu pada kawalan diri (iffah) dari pengaruh-
pengaruh nafsu yang merosak jiwa dan akhlak. Serta menanamkan
20 313
apabila sesuatu masyarakat memberi penekanan kepada kepatuhan keutamaan adil (‘adalah) dalam hubungan vertikal dengan Allah serta
terhadap norma maka semakin tinggi tahap penggunaan hukuman fizikal hubungan horizontal dengan makhluk samada manusia mahupun haiwan
(Peterson, 1992). dan tumbuhan.
Model pendidikan yang diterapkan dengan memberikan penekanan
kepada empat kuasa asas, iaitu kuasa ilmu, kuasa amarah, kuasa nafsu
RUJUKAN
syahwat dan kuasa adil untuk melahirkan empat keutamaan, iaitu
Brophy, J. E. (1996). Teaching Problem Students. New York: Guilford Press. keutamaan hikmah, keutamaan berani, keutamaan kawalan diri dan
Burns, N.M & Straus, M. A. (1987). Cross-National Differencess in Corporal keutamaan adil. Seluruh keutamaan tersebut mempunyai sifat dan bahagian
Punishment, Infant Homicide, and Socioeconomic Factors, Durham, New masing-masing yang boleh digubal dalam bentuk pengajaran dan
Hampshire: University of New Hampshire. pembelajaran secara sepadu dan selari menerusi latihan, pembiasaan,
mujahadah dan berterusan yang bermula sejak kanak-kanak.
Chang, I. Joyce., Katsurada, Emiko (1997). Context of Physical Punishment:
A Cross Cultural Comparison. Kertas kerja yang dibentangkan di The Membina dan menerapkan seluruh keutamaan kepada individu
Annual Conference of the NCFR Fatherhood and motherhood in Diverse dengan selari dan sepadu boleh mencapai matlamat yang sebenar. Hasil
and Changing World. 7-10 November, 1997. dari analisis pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh bahawa pendidikan
holistik berteraskan matlamat kebahagiaan (al-sa’adah) di dunia dan akhirat,
Clarizio, H. F. (1980). Toward Positive Classroom Discipline. New York: John
keutamaan (al-fadhail) dari segi akhlak, kebaikan (al-khairat) dalam setiap
Wiley & Son.
amalan dan kesempurnaan (al-kamal) dalam pencapaian.
Deater-Deckard, K., & Dodge, K. A. (1997). Externalizing behavior problems
and discipline revisited: Nonlinear effects and variation by culture,
context, and gender. Psychological Inquiry, 8, 161-175. RUMUSAN

Dupper, D. R. & Dingus, A. E. Montgomery (2008). Corporal Punishment in Berdasarkan analisis perbandingan pemikiran konsep akhlak al-
U.S. Public Schools: A Continuing Challenge for School Social Ghazali dan Ibn Miskawayh serta penerapannya dalam pendidikan Islam
Workers. Children & Schools, ProQuest Education, 30 (4), 243-250. dari persamaan dan perbezaan menerusi aspek intelek, emosi, jasmani dan
rohani sebagai tumpuan utama pendidikan holistik.
EPOCHUSA (2009). Ohio Becomes 30th State to Ban School Corporal
Punishment (Vol. 1, Isu 13)Centre for Effective Discipline. Kajian ini telah mendapati bahawa pemikiran al-Ghazali dan Ibn
Miskawayh secara umum membincangkan cara-cara mendidik insan
Erlanger, Howard S. (1974). Social Class and Childrearing: A reassessment.
menjadi individu yang mulia. Hasil analisis falsafah tentang pendidikan
American Sociological Review, 39, 68-85.
holistik al-Ghazali dan Ibn Miskawayh menunjukkan bahawa kedua-
Flynn (1994). Discipline Responses: Influence of Parents’Socioeconomic duanya membincangkan tentang matlamat pendidikan holistik yang
Status, Ethnicity, Beliefs About Parenting, Stress, and Cognitive- berteraskan matlamat kebahagiaan, keutamaan, kebaikandan kesempurnaan
Emotional Processes, USA: National Centre for Biotechnology adalah sebagai matlamat utama yang harus dicapai. Seluruh matlamat
Information. pendidikan holistik tersebut diberi tumpuan menyeluruh kepada aspek
Hampton, J (1984). The Moral Education Theory of Punishment. Philosophy intelek, emosi, jasmani dan rohani.
and Public Affairs, 13 (2), 208-238. Secara amnya persamaan konsep akhlak antara al-Ghazali dan Ibn
Hinchey, Patricia H. (2004). Corporal punishment, legalities, realities, and Miskawayh dalam aspek intelek, emosi, jasmani dan rohani menunjukkan
implications. ProQuest Educational Journals, 77 (3), 96-100. bahawa dalam jiwa insan terdapat kuasa ilmu, kuasa amarah, kuasa nafsu
syahwat dan kuasa adil. Pendidikan bagi jiwa insan mesti mengawal dan
How, Wai Mun. (1988). A Socio-Economic Study Of Child Abuse Pattern In
menekankan kuasa-kuasa itu secara keseluruhan. Secara holistik kuasa itu
Kuala Lumpur And Petaling District. Latihan Akademik Sarjana Muda
berhubungkait dengan aspek intelek, emosi, jasmani dan rohani. Sedangkan

312 21
dari segi perbezaan, Al-Ghazali membincangkan keempat aspek tersebut PERBINCANGAN
secara ‘dalaman’ dan mendalam dengan fungsi dan tugas setiap
Secara keseluruhannya, respon yang diberikan oleh ibu bapa, guru dan
aspek.Sementara Ibn Miskawayh menjelaskan secara ‘luaran’ dan perilaku-
murid menunjukkan bahawa terdapat 14 item berada pada tahap tinggi. Ini
perilaku yang muncul dari aspek tersebut.
menunjukkan bahawa hukuman fizikal masih diterima oleh ibu bapa, guru
Berdasarkan perbandingan persamaan dan perbezaan kedua-dua dan murid dan mereka menganggap hukuman fizikal penting untuk proses
pemikiran, model pendidikan holistik berteraskan kuasa ilmu untuk pendidikan.
melahirkan kebijaksanaan (hikmah), kuasa amarah untuk mengawal
Dapatan ini bertepatan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
keberanian (syaja’ah), kuasa nafsu untuk mengawal diri (iffah) dan kuasa adil
Hampton (1984), Murphy (April, 1987) dan Clarizio (1980), mereka
untuk keseimbangan (‘adl) antara hubungan vertikal dengan Tuhan dan
berpendapat bahawa tujuan hukuman yang dikenakan adalah untuk i)
hubungan horizontal dengan makhluk. Model pendidikan holistik boleh
mengajar manusia tentang nilai-nilai moral dan; ii) mengekalkan keamanan
diimplementasikan dalam pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan isu-
dalam kehidupan;iii) serta mampu merubah sikap buruk yang dilakukan
isu pendidikan semasa.
oleh kanak-kanak.Dapatan kajian jelas menunjukkan bahawa ibu bapa, guru
dan murid sebulat suara menerima pelaksanaan hukuman fizikal di sekolah
RUJUKAN dan faktor jantina tidak mempengaruhi penerimaan mereka terhadap
hukuman fizikal.
‘Adil Za’bub. (1980). Al-Imam al-Ghazali dan Metodologi Kajiannya. Terj.
dariMinhaj al-Bath ‘ind al-Ghazali oleh Osman Haji Khalid (1993). Dapatan kajian ini bertentangan dengan dapatan kajian oleh Straus
Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka. yang mendapati bahawa ibu lebih kerap menggunakan hukuman fizikal
berbanding bapa (Straus & Donnelly, 1993). Namun dapatan kajian ini
A Hanafi. (1969). Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang. disokong oleh kajian yang dibuat oleh Sim (2005) yang mendapati bahawa
Abdul Fatah Hasan. (1998). Pemikiran Keseluruhan Otak; dalam pengurusan ibu dan juga bapa sama-sama cenderung untuk mengenakan hukuman
pendidikan dan kaitannya dengan kecerdasan emosi. Kuala Lumpur: fizikal kepada anak-anak mereka. Kecenderungan ibu dan bapa terhadap
Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd. hukuman fizikal dalam kajian tersebut menunjukkan bahawa faktor jantina
Abdul Khobir. (2007). Filsafat Pendidikan Islam Landasan Teoritis dan Praktis. tidak mempengaruhi penerimaan ibu mahupun bapa terhadap hukuman
fizikal.
Pekalongan: STAIN Press.
Dapatan menunjukkan bahawa terdapat perbezaan penerimaan antara
Abdul Kholik, et al. (1999). Pemikiran Pendidikan Islam, Semarang: Pustaka
kaum Melayu, Cina dan India terhadap hukuman fizikal. Dapatan ini
Pelajar.
menyokong dapatan kajian yang dijalankan oleh Deater-Deckerd dan Dodge
Abu Hasan, Muslim, Shahih Muslim. Semarang: Toha Putra, t.t. (1997) yang mendapati bahawa terdapat perbezaan persepsi antara orang
Abubakar Aceh. (1982). Sejarah Filsafat Islam. Jakarta: Ramadhani Sala. kulit putih dan orang kulit hitam terhadap hukuman fizikal. Orang kulit
putih menganggap hukuman fizikal sebagai punca kepada salah laku sosial
Abuddin Nata. (2003). Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian
manakala orang kulit hitam pula berpendapat sebaliknya. Mengulas lanjut
Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
mengenai hal ini, Reed (1971) menjelaskan bahawa 9/10 orang kulit hitam
Aisyah Syati. (1969). Maqal fi al-Insan, Dirasah Qur’aniyah. Kairo: Darul menggemari hukuman fizikal berbanding orang kulit putih.
Ma’arif. Terj. oleh Ali Zawawi (1999). Manusia Dalam Perspektif Al-
Mengukuhkan lagi dapatan kajian ini, ibu bapa di Amerika
Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus.
umpamanya memberikan lebih kebebasan kepada anak-anak dan bersifat
Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali. individualistik, dan menggalakkan anak-anak mereka berdikari sendiri
(1964). Mizan al-Amal. Oleh Sulaiman Dunya. Kaherah: Dar al- berbanding ibu bapa di Jepun, mereka lebih menekankan kepada kepatuhan
Ma’arif. kepada masyarakat (Power, Kobayashi-Winata & Kelley 1992). Ini bermakna,

22 311
0.136 (p<0.05)], guru [t(218) = t 0.944 (p<0.05)] dan murid [t(298) = t 0.570 Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali.
(p<0.05)] mengikut jantina terhadap hukuman fizikal. (1967). Ihya ulum al-Din. Juz 1, Qahirah: Mu’assah al-Halabi wa
Syarikah li al Nasyri wa at-Tauzi’.
Ujian ANOVA pula digunakan untuk mengenal pasti perbezaan
penerimaan antara kaum Melayu, Cina dan India terhadap hukuman fizikal. Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali.
Untuk tujuan tersebut, maklum balas daripada semua responden iaitu ibu (1967). Ihya ulum al-Din. Juz 3, Qahirah: Mu’assah al-Halabi wa
bapa, guru dan murid digunakan. Dapatan kajian adalah sebagaimana Syarikah li al Nasyri wa at-Tauzi’.
ditunjukkan oleh Jadual 3 di bawah: Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali.
(1980). Ayyuha al-Walad al-Muhib. Oleh Abdullah Ahmad Abu Zinah.
Dar al-Syuruq.
Jadual 4
Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali.
Perbezaan Penerimaan Antara Kaum Melayu, Cina Dan India Terhadap
(t.t.). Ihya Ulum al-Din. Juz 5, Beirut, Libanon: Dar al-Ma’arif.
Hukuman Fizikal
Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali.
JKD DK MKD F Sig.
(t.t.). Mukhtasar Ihya’Ulumuddin. Terj. Osman bin Jantan (2000). Cet. I.
Ibu bapa Antara Singapore: Pustaka Nasional Pte Ltd.
4035.527 2 2017.763 13.428 .000
Kumpulan Al-Jamil. (1992). Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam. Terj. H. M. Arifin,
Dalam Jakarta: Golden Terayon Press.
44627.460 297 150.261
Kumpulan Anderson, G. (1998). Fundamentals of Educational Research. New York: Falmer
Press.
Jumlah 48662.987 300
Anton Bakker & Achmad Charris Zubair. (1989). Metodologi Penelitian
Guru Antara Filsafat.Yogyakarta: Kanisius.
978.979 2 489.489 5.674 .000
Kumpulan
Asmawati Suhid. (2009). Pendidikan Akhlak dan Adab Islam Konsep dan Amalan.
Dalam Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn. Bhd.
18720.198 217 86.268
Kumpulan Azizah Zakaria. (2004). Penghayatan terhadap beberapa aspek dalam
Jumlah 19699.177 219 falsafah etika al-Ghazali: Kajian di kalangan pelajar Universiti
Teknologi Mara (UiTM) Shah Alam, Selangor Darul Ehsan. Disertasi.
Murid Antara Universiti Malaya. Kuala Lumpur.
3836.647 2 1918.323 16.377 .000
Kumpulan
Donalson, Dwight M. (1953). Studies in Muslim Ethics. London: S.P.C.K.
Dalam Ensiklopedi Islam. (2005). Jilid 3. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. Lembaga
34788.990 297 117.135
Kumpulan Bahasa.
Jumlah 38625.637 299 Harun Din. (2001). Manusia dan Islam. Jilid 2. Selangor Darul Ehsan: Dewan
Pustaka dan Bahasa.
Harun Nasution. (1979). Kedudukan Akal Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Idaya.
Keputusan analisis ke atas soal selidik ibu bapa [f(2,297)=13.428 p=0.00
p<0.05], guru [f(2,217)=5.674 p=0.00 p<0.05] dan murid [f(2,297)=16.377 Hasyimsyah Nasution. (1999). Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
p=0.00 p<0.05] semuanya didapati signifikan.

310 23
Ibn Miskawayh, Abu Ali Ahmad Bin Muhammad Ya’kub Miskawayh. yang tinggi. 9 item berada pada tahap sederhana. Item selebihnya iaitu
(1398). The Refinement of Character. Terj. oleh Constantine K. Zurayk berjumlah sebanyak 9 item berada pada tahap rendah.
(1968). Beirut: American University of Beirut.
Skor min yang digunakan dalam kajian ini akan diukur berdasarkan
Ibn Miskawayh, Abu Ali Ahmad Bin Muhammad Ya’kub Miskawayh. jadual pengukuran skor min dan interpretasi oleh Pallant(2007)
(1961). Tadhib al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq. Beirut: Mansyurah Dar sebagaimana dalam Jadual 1 di bawah. Jadual pengukuran tahap skor min
al-Maktabah al-Hayat. oleh Pallant(2007) ini adalah berdasarkan kepada tiga tahap iaitu nilai skor
Imran Effendy Hasibuan. (2003). Pemikiran Akhlak Syekh Abdurrahman Shiddiq min 1.0 hingga 2.33 adalah pada tahap rendah, nilai skor min 2.34 hingga
al-Banjari. Pekanbaru: LPNU Press. 3.66 adalah pada tahap sederhana, dan nilai skor min 3.67 hingga 5.00
adalah pada tahap tinggi. Menurut Pallant(2007), skor min tiga tahap ini
Ismail Ibrahim. (1996). Isu Akhlak: Tanggungjawab Bersama. Disunting oleh adalah lebih sesuai dan lebih mudah untuk melihat tahap.
Siti Fatimah Abdul Rahman, Membangun Fitrah Kehidupan. Kuala
Lumpur: Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM). Selain itu, untuk mengenal pasti perbezaan penerimaan antara ibu bapa,
guru dan murid terhadap hukuman fizikal mengikut jantina, Ujian-t (t-
Kneller, G.F. (1971). Foundations of educations. New York: John Wiley and Test)digunakan dan dapatannya adalah sebagaimana ditunjukkan oleh
Sons, Inc. Jadual 3 di bawah:
Koetting, J. R., & Malisa, M. (2004). Philosophy, research, and education. In
D. H. Jonassen (Ed.), Handbook ofresearch in educational
communications and technology (2nd ed., pp. 1009-1020). Mahwah, NJ: Jadual 3
Lawrence Erlbaum Associates. Penerimaan Ibu Bapa, Guru Dan Murid Terhadap Hukuman Fizikal
M Abdul Haq Ansari. (1964). The Ethical Philosophy of Miskawaih. India: The Mengikut Jantina
Aligarh Muslim University Press. Jantina N Min SP F Sig. T DK
M. M. Syariff. (1994). Sejarah Islam dari Segi Falsafah. Selangor Darul Ehsan:
Penerimaan Ibu Lelaki 150 60.76 13.412
Dewan Bahasa dan Pustaka.
Bapa
Mohd Jais Anuar Bin Ahmad. (2003). Metod Pembinaan Sahsiah Diri: Satu .199 .656 .136 298
Analisis Terhadap Pemikiran Falsafah Akhlak Ibn Miskawayh Perempuan 150 60.56 12.112
Menerusi Kitab Tahdhibul Al-Akhlaq. Disertasi. Universiti Malaya.
Kuala Lumpur. Penerimaan Guru Lelaki 110 67.72 9.77797

Mohd. Rusli Hussain. (2003). Pembangunan Insan: Kajian Perbandingan .005 .944 2.216 218
Antara al-Ghazali dan Ibn Khaldun. Disertasi. Universiti Malaya.
Perempuan 110 64.91 9.00755
Kuala Lumpur.
Mohd. Sullah. (2010). Studi Komparasi Konsep Pendidikan Akhlak Syed Penerimaan Murid Lelaki 150 66.75 11.779
Muhammad Naquib al-Attas dan Ibnu Miskawaih. Kertas Projek.
.323 .570 .878 298
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Muhammad Suhaimi Taat. Memahami Pendidikan Bersifat Holistik. Utusan Perempuan 150 65.60 10.946
Borneo. Rabu, 18 April 2012.
Muhammad Wahyuni Nafis. (2006). Yakin Diri 9 Jalan Cerdas Emosi dan Secara keseluruhannya, hasil analisis Ujian-tyang dijalankan mendapati
Cerdas Spiritual. Jakarta: Hikmah. bahawa tiada perbezaan signifikan antara penerimaan ibu bapa [t(298) = t

24 309
12L. Untuk sesetengah murid, hukuman 4.31 .798 4.31 .798 3.57 1.165 Salih Ahmad al-Syami. (t.t.). Perjuangan al-Ghazali Menegakkan Kebenaran dan
fizikal lebih berkesan berbanding Menghapuskan kebatilan. Terj. oleh Basri Ibrahim al-Hasani al-Azhari
teknik pendisiplinan yang lain seperti (2001). Johor Bahru: Perniagaan Jahabersa.
nasihat kaunseling Sembodo Ardi Widodo. (2003). Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam.
Jakarta: Nimas Multima.
12M. Hukuman fizikal dari jenis rotan 3.60 1.176 3.60 1.176 3.19 1.183
sahaja wajar dilaksanakan di sekolah Sirajuddin Zar. (2007). Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
12N. Hukuman fizikal yang dilaksanakan 4.14 .838 4.14 .838 3.14 1.156
di sekolah tidak berbahaya Syed Ali Ashraf. (1992). Islamic Education and Moral Development.Dalam
Syed Ali Ashraf & P.H. Hirst (Eds.), Religion and Education: Islamic
12O. Hukuman fizikal adalah pilihan 3.98 1.143 3.98 1.143 3.52 1.175 and Christian Approaches. Cambridge: The Islamic Academy.
terakhir dalam usaha mendisiplinkan
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan.
murid
HandbookBagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu. (terbitan pertama).
12P. Hukuman fizikal hanya sesuai untuk 3.07 1.210 3.07 1.210 3.47 1.107 Fadlil Yani Ainusyam, Pendidikan Akhlak. hal. 17-40. Bandung:
kesalahan jenayah sahaja Universitas Pendidikan Indonesia.

12Q. Hukuman fizikal menjadikan murid 2.76 1.047 2.76 1.047 3.27 1.055 Wingo, M. (1974). Philosophy of education: An intoduction. Lexington, MA: D.
lebih agresif C. Heath.

12R. Hukuman fizikal boleh dilaksanakan 3.75 1.200 3.75 1.200 2.40 1.259
dengan disaksikan oleh murid lain
untuk memberi pengajaran

12S. Hukuman fizikal hanya boleh 2.70 1.159 2.70 1.159 3.05 1.280
dilaksanakan ke atas murid lelaki
sahaja

12T. Hukuman fizikal boleh dilaksanakan 3.94 .958 3.94 .958 3.72 1.136
ke atas murid lelaki dan perempuan

Jadual2 di atas menunjukkan nilai min dan sisihan piawai yang


diperolehi hasil daripada analisis ke atas respon daripada ketiga-tiga
responden kajian iaitu ibu bapa, guru dan murid terhadap semua item
kajian. Bagi responden ibu bapa, analisis mendapati bahawa sebanyak 5
item berada pada tahap tinggi, selebihnya iaitu sebanyak 15 item berada
pada tahap sederhana dan tiada item yang berada pada tahap rendah.Begitu
juga dengan responden guru, analisis mendapati bahawa terdapat 14 item
yang berada pada tahap tinggi dan 6 item berada pada tahap sederhana.
Responden murid pula menunjukkan bahawa 2 item mempunyai nilai min

308 25
PENERAPAN ORAL PRESENTATION UNTUK Jadual 2
MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS
Penerimaan Ibu Bapa, Guru dan Murid Terhadap hukuman fizikal
MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS RIAU
Ibu bapa Guru Murid
Item Pernyataan
Mahdum Min SP Min SP Min SP

12A. Hukuman fizikal penting untuk 4.36 .760 4.36 .760 3.62 1.083
PENGENALAN proses pendidikan dan wajar
dilaksanakan di sekolah
Dewasa ini, keterampilan berbicara Bahasa Inggris bagi seorang
lulusan universitas, termasuk lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu 12B. Hukuman fizikal menjadikan murid 4.18 .796 4.18 .796 3.53 1.098
Pendidikan (FKIP) Universitas Riau yang hendak mencari pekerjaan insaf dan sedar terhadap kesalahan
merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan. Keterampilan berbicara
12C. Hukuman fizikal hanya boleh 2.89 1.139 2.89 1.139 3.25 1.136
Bahasa Inggris dapat memberi nilai tambah untuk merebut lapangan kerja,
dilaksanakan dengan pengawasan ibu
khususnya bila ingin bersaing di kancah nasional maupun internasional.
bapa
Akan tetapi kita tidak dapat menutup mata melihat kenyataan masih
rendahnya keterampilan berbicara Bahasa Inggris sebahagian besar 12D. Hukuman fizikal dapat memberi 3.86 .981 3.86 .981 3.08 1.117
mahasiswa FKIP Universitas Riau. kesan segera kepada tingkah laku
Menyikapi rendahnya daya saing tersebut, FKIP Universitas Riau murid
sebagai salah satu institusi pendidikan harus berusaha untuk meningkatkan 12E. Hukuman fizikal dapat menjimatkan 3.70 1.112 3.70 1.112 2.86 1.097
kemampuan dan daya saing mahasiswanya. Salah satu usaha yang masa guru menangani masalah
dilakukan adalah dengan merekonstruksi kurikulum yang mulai disiplin di dalam kelas
diberlakukan pada tahun ajaran 2014-2015 dan menjadikan mata kuliah
Bahasa Inggeris sebagai salah satu mata kuliah wajib fakultas. 12F. Guru menggunakan hukuman fizikal 4.40 .862 4.40 .862 3.47 1.160
hanya untuk tujuan mendidik
Pada kurikulum 2014 ini, penekanan kegiatan pembelajaran Bahasa
Inggris adalah agar mahasiswa memiliki keterampilan berkomunikasi 12G. Hukuman fizikal satu-satunya cara 3.22 1.341 3.22 1.341 3.03 1.267
dengan teman sejawat maupun komunitas ilmiah lainnya secara efektif, untuk menangani salah laku murid
empatik dan santun baik secara lisan maupun tulisan. Pada mata kuliah ini
disediakan materi pembelajaran yang dapat digunakan untuk 12H. Hukuman fizikal menyediakan murid 3.93 1.060 3.93 1.080 3.62 1.123
mengembangkan kemampuan berbicara (conversation fluency) dan menulis kepada realiti kehidupan iaitu setiap
yang baik. Materi pembelajaran dirancang agar dapat memberi kesempatan pesalah mesti dihukum
kepada mahasiswa untuk terlibat dalam suatu pembicaraan yang nyata (real 12I. Hukuman fizikal dapat mendidik 3.94 .977 3.94 .977 3.70 1.095
talk) di dalam kelas serta menggunakan bahasa secara kreatif dan sesuai murid supaya tahu menghormati
dengan tujuan pembelajaran. orang lain
Pada kurikulum sebelumnya, sebahagian program studi juga telah
12J. Hukuman fizikal dapat mencegah 3.70 1.068 3.70 1.068 3.32 1.111
memiliki mata kuliah Bahasa Inggeris, namun pelaksanaan perkuliahan
sikap agresif yang ada pada murid
maupun materi pembelajaran belum dilaksanakan secara terkoordinasi,
bahkan ada program studi yang mata kuliah Bahasa Inggrisnya diasuh oleh 12K. Hukuman fizikal dapat memupuk 3.71 .992 3.71 .992 3.37 1.088
dosen yang bukan dosen bahasa Inggris. Selain itu, penulismenemukan perkembangan peribadi yang baik
bahwasemuakelasmasihmenerapkan pendekatanyang berpusat pada guru
26 307
dibawa pulang dan seterusnya menyerahkan set soal selidik tersebut kepada (teacher-centered) dalam kegiatan belajar mengajarnya. Akibatnya, waktu
ibu bapa/penjaga masing-masing. Seramai 400 orang murid(200 orang lelaki guru berbicara jauh lebih banyak dibandingkan dengan waktu berbicara
dan 200 orang perempuan/sampel kajian) diserahkan set soal selidik ibu untuk mahasiswa. Hal ini juga menyumbang kepada rendahnya
bapa/penjaga. Semasa sesi penyerahan set soal selidik ibu bapa/penjaga, kemampuan berbicara mahasiswa.
pengkaji memaklumkan kepada murid agar menyerahkan set soal selidik Untuk mengatasi masalah ini penulis mencoba melakukan sebuah
tersebut mengikut jantina masing-masing. Ini bermakna murid lelaki akan penelitian tindakan kelas. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
menyerahkan set soal selidik kepada bapa/penjaga lelaki. Manakala murid mengetahui dampak penerapan oral presentation dalam meningkatkan
perempuan pula akan menyerahkan set soal selidik kepada ibu/penjaga keterampilan berbicara mahasiswa dan sekaligus untuk mengetahui sikap
perempuan masing-masing. Ini bertujuan untuk memastikan bilangan ibu mahasiswa terhadap penerapan oral presentation tersebut. Disamping itu
dan bapa adalah sama rata mengikut strata masing-masing. penulis juga ingin mendapatkan saran-saran dari mahasiswa tentang
Bagi soal selidik guru, pengkaji menyerahkan set-set soal selidik penerapan oral presentation oleh dosen untuk meningkatkan keterampilan
kepada guru Penolong Kanan Pentadbiran dan Akademik untuk diserahkan berbicara Bahasa Inggris mahasiswa yang lebih baik. Nguyen Thi Tam
kepada guru-guru mengikut kesesuaian waktu.Semua responden diberi (2012) mengatakan bahwa oral presentations sangat bermanfaat untuk
jaminan bahawa jawapan yang mereka kemukakan adalah rahsia. Oleh membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan berbicara.
sebab itu, responden diminta agar tidak menulis nama pada borang soal Penelitian ini melibatkan 42 orang mahasiswa sebagai partisipan dan
selidik, responden hanya perlu mengisi maklumat peribadi yang mereka ini sudah pernah belajar bahasa Inggris sebelumnya. Instrumen
dikemukakan di dalam borang soal selidik. Untuk memastikan pengkaji yang dipakai adalah tes kemampuan berbicara.Disamping itu angket dan
mendapat pulangan soal selidik ibu bapa/penjaga dan guru yang wawancara digunakan sebagai instrument pendukung guna mendapatkan
mencukupi, pengkaji akan hadir sendiri ke sekolah untuk mengutip soal data tentang sikap mahasiswa. Deskriptif analisis digunakan untuk
selidik tersebut daripada murid dan juga guru sehingga mendapat jumlah menganalisis data.
pulangan yang sepatutnya. Kutipan soal selidik dilakukan dengan bantuan
guru dan kakitangan sekolah setelah mendapat kebenaran daripada
pengetua. Keterampilan Berbicara
Diantara empat keterampilan bahasa: mendengarkan, berbicara,
Analisis Data menulis dan membaca, keterampilan berbicara sepertinya dianggap yang
paling penting. Seseorang yang bisa “berbicara” dikatagorikan sebagai
Analisis data dibuat menggunakan PASW (Predictive Analytics orang yang “mengetahui dan mempunyai kemampuan” tentang bahasa itu
SoftWare). Data deskriptif yang melibatkan pengiraan Min dan Sisihan (Ur, 1996). Pendapat ini seiring dengan pendapat Nunan (1998) dalam
Piawai digunakan untuk mengenal pasti penerimaan ibu bapa, guru dan bukunya Language Teaching Methodology yang mengatakan bahwa
murid terhadap hukuman fizikalsebagaimana dalamJadual 1 di bawah: menguasai “seni berbicara” adalah aspek yang paling penting bagi banyak
orang dalam mempelajari foreign language ataupun second language. Dan
keberhasilan seseorang itu dalam mempelajari bahasa dapat diukur dari
Jadual1
kemampuannya untuk berkomunikasi dalam bahasa itu. Hornby (1987)
Jadual Pengukuran Skor Min dan Interpretasi Pallant (2007) juga mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang untuk
Skor Min Interpretasi (Tahap) menggunakan bahasa dalam satu situasi yang alami.

1.00 – 2.33 Rendah Ur (1996) mengemukakan idenya tentang karakteristik dari kegiatan
pembelajaran berbicara yang sukses, diantaranya: (1) Learners talk a lot.
2.34 – 3.66 Sederhana
Sebisa mungkin dosen harus mengalokasikan lebih banyak waktu dan
3.67 – 5.00 Tinggi kesempatan bagi mahasiswa untuk berbicara; (2) Participation is even. Ini
berarti bahwa diskusi kelas tidak didominasi oleh sebagian kecil mahasiswa
306 27
saja, tapi setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk berbicara, (3) perbezaan penerimaan antara kaum Melayu, Cina dan India terhadap
Motivation is high. Mahasiswa sangat ingin berbicara karena mereka tertarik hukuman fizikal.
pada topik dan memiliki sesuatu yang baru untuk dibicarakan, (4) Language
is of an acceptance level. Mahasiswa mampu mengekspresikan diri dalam
ucapan yang relevan, mudah dipahami satu sama lain, dan pada tingkat METODOLOGI
akurasi yang dapat diterima. Kajian ini merupakan kajian berbentuk kuantitatif menggunakan
Singkatnya, untuk mendapatkan karakteristik di atas tidaklah mudah. kaedah tinjauan (survey) dan statistik deskriptif. Tinjauan dibuat
Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh dosen dalam meminta menggunakan soal selidik yang diedarkan untuk mendapatkan maklumat
mahasiswa untuk berbicara. Ur (1996) menyatakan faktor-faktor yang tentang bentuk hukuman fizikal yang wujud di sekolah. Statistik deskriptif
menyebapkan sulitnya berbicara bagi mahasiswa, diantaranya: (1) Inhibitions. pula digunakan untuk mempamerkan data yang diperolehi berkaitan
Mahasiswa sering khawatir kalau-kalau ianya akan membuat kesalahan penerimaan ibu bapa/penjaga, guru dan murid terhadap hukuman fizikal
dalam berbicara, takut dikritik atau kehilangan muka, atau hanya malu dalam menangani salah laku disiplin dalam kalangan murid serta faktor
ketika bicara karena tidak menarik, (2) Nothing to say. Kita sering yang mempengaruhi penerimaan tersebut agar dapatan kajian mudah
mendengar para mahasiswa mengeluh bahwa mereka tidak bisa difahami. Dapatan yang diperolehi daripada kajian ini boleh
memikirkan sesuatu untuk dikatakan, (3) Low or uneven participation. Hanya digeneralisasikan kepada seluruh ibu bapa/penjaga yang mempunyai ciri
satu orang boleh berbicara pada satu waktu jika ia ingin didengar, dan ini yang sama dengan ibu bapa/penjaga yang dipilih sebagai sampel kajian iaitu
berarti sedikit sekali kesempatan atau waktu untuk bebicara bagi setiap murid-murid dan guru serta ibu bapa/penjaga kepada murid yang sedang
mahasiswa dalam kelas yang besar. (4) Mother-tongue use. Apabila didalam menuntut dalam tingkatan empat di Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur.
sebuah kelas terdapat banyak mahasiswa yang memiliki bahasa ibu yang
sama, mereka akan cenderung menggunakan bahasa ibu tersebut, karena
Prosedur Pungutan Data
dinggap lebih mudah.
Setelah mendapat kebenaran daripada Bahagian Perancangan dan
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, banyak mahasiswa merasa
Penyelidikan Dasar Pendidikan, Kementerian Pendidikan Malaysia dan
frustasi dalam belajar bahasa Inggeris. Mereka merasa bahwa banyak
daripada pengetua sekolah serta ibu bapa/penjaga bagi memaklumkan dan
kendala yang mereka hadapi ketika ingin berbicara dengan menggunakan
mendapatkan kebenaran untuk menjadikan anak-anak jagaan mereka
bahasa Inggeris. Menurut mereka, berbicara dalam bahasa Inggeris
sebagai sampel kajian. Setelah mendapat kebenaran dari pengetua dan ibu
melibatkan banyak faktor yang harus diperhatikan, diataranya, grammar,
bapa/penjaga. Pengkaji sendiri hadir ke sekolah pada tarikh yang ditentukan
vocabulary, pronunciation, lingkungan sekitar yang kesemuanya membuat
oleh pengetua untuk mentadbir sesi menjawab soal selidik dengan bantuan
mahasiswa tidak “nyaman” ketika berbicara. Harmer (2001) mensyaratkan
guru. Bagi memastikan responden menjawab dengan tepat mengenai item-
bahwa agar dapat berbicara bahasa Inggeris dengan lancar seseorang harus
item yang dikemukakan dalam soal selidik, mereka terlebih dahulu
memiliki tidak hanya pengetahuan tentang bahasa tetapi juga kemampuan
dikumpulkan oleh guru di dalam sebuah bilik yang sesuai. Di situ pengkaji
untuk memproses informasi dalam fikirannya ketika memberi respon
memberi penerangan kepada responden mengenai tujuan kajian dan cara
kepada lawan bicaranya.
mengisi borang soal selidik. Mereka juga diberi penerangan tentang
Para dosen, bagaimanapun, tidak boleh bingung atau kecewa dengan perkataan atau ayat-ayat yang kurang difahami atau yang akan
situasi ini. Mereka harus menggunakan otoritas dan pengalaman mereka menimbulkan keraguan. Di samping itu, responden juga diberitahu bahawa
untuk menyelesaikan masalah. Hal-hal berikut dapat dilakukan, Ur (1996): tidak ada jawapan yang betul dan salah dalam menjawab item-item yang
(1) letakkan mahasiswa dalam kelompok, (2) aktivitas-aktifitas yang dikemukakan di dalam soal selidik. Oleh itu para responden diminta
dilakukan sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah difahami, (3) hati- menjawab dengan sejujur mungkin.
hati dalam menentukan topik atau tugas yang diberikan, sehingga topik
Sebaik sahaja murid selesai menjawab, pengkaji dengan bantuan guru
yang diberikan hendaknya dapat merangsang minat mahasiswa, (4)
mengedarkan pula set soal selidik ibu bapa/penjaga kepada murid untuk

28 305
negeri telah mengharamkan pelaksanaan hukuman fizikal(Dupper, 2008; membuat mahasiswa hanya berbicara dalam bahasa target, yaitu Bahasa
Hinchey, 2004). Manakala 21 negeri lain masih lagi membenarkan Inggris.
pelaksanaan hukuman fizikal dalam menangani permasalahan disiplin Bagaimana menilai keterampilan seseorang dalam berbicara? Berikut
murid di sekolah(Dupper, 2008). Pada 17 Julai 2009, sebagaimana yang ini adalah beberapa jenis komponen berbicara yang dikemukakan oleh
dilaporkan oleh sebuah pertubuhan yang dikenali sebagai End Physical beberapa ahli. Untuk mengetahui tingkat keterampilan berbicara seorang,
Punishment of Children of USA (EPOCHUSA) pihak berkuasa Ohio turut tentu saja ia harus menunjukkan atau mendemonstrasikan kebolehannya
mengambil langkah mengharamkan hukuman fizikal, ini menjadikan dalam berbicara berdasarkan kriteria tes keterampilan berbicara atau rubrik
jumlah keseluruhan negeri di Amerika Syarikat yang mengharamkan untuk komunikasi lisan. Harris (1969) menetapkan lima komponen yang
hukuman fizikal adalah sebanyak 31 buah(EPOCHUSA, 2009). harus dimasukkan dalam menguji keterampilan berbicara, yakni:
Jika diteliti, perbezaan pelaksanaan antara negeri-negeri di Amerika pengucapan (pronunciation), tatabahasa (structure), kosakata (vocabulary),
Syarikattersebut menunjukkan terdapatnya perbezaan penerimaan kelancaran (fluency), isi (content).
masyarakat terhadap hukuman fizikal. Perbezaan penerimaan ini Weir (1993) memiliki pendapat lain. Beliau menyatakan bahwa ada
disebabkan oleh beberapa faktor seperti budaya(Chang, 1997) lima komponen skor dalam tes ke terampilan berbicara, yakni: akurasi
kepercayaan(Parker-Jenkins, 1997), status sosio-ekonomi(Erlanger, 1974; (accuracy), kesesuaian (appropriateness), kecukupan kosakata (adequacy of
How,1988) dan juga jantina(Flynn, 1994). Kesan dari perbezaan penerimaan vocabulary), ketepatan tata bahasa (grammatical accuracy), kejelasan
ini telah menyebabkan timbulnya desakan dari pihak-pihak tertentu supaya (intelligibility), kelancaran (fluency) , dan relevansi isi (relevance of content).
hukuman fizikal dihapuskan. Masing-masing komponen memiliki empat tingkat penilaian yang akan
Seperti dinyatakan sebelum ini, di Malaysia secara dasarnya hukuman menyatakan tingkat keterampilan berbicara seseorang dari rendah ke tinggi.
fizikal dibenarkan olehundang-undang, walau bagaimanapun Pendapat lain diberikan oleh O'Malley (1996). Beliau menjelaskan
pelaksanaannya terhad kepada hukuman rotan sahaja. Sebarang bentuk bahwa ada tiga komponen pada tes keterampilan berbicara, yaitu:
hukuman fizikal lain adalah ditegah oleh undang-undang(KPM, 1988). kelancaran, tatabahasa, dan kosakata. Skor masing-masing memiliki enam
Pelaksanaan hukuman fizikal di Malaysia adalah tertakluk kepada beberapa tingkat rating yang menunjukkan tingkat keterampilan seseorang dalam
peraturan tertentu dan ianya tidak boleh dilaksanakan sewenang- berbicara. Selanjutnya, Brown dan Yule (1999) menjelaskan bahwa dosen
wenangnya oleh guru di sekolah.Penerimaan masyarakat Malaysia terhadap harus mempersiapkan suatu bentuk borang tertentu ketika mengevaluasi
hukuman fizikal tentunya dipengaruhi oleh ciri-ciri unik masyarakat keterampilan berbicara mahasiswa. Borang ini meliputi: jenis pembicaraan
Malaysia itu sendiri.Dari segi demografi, masyarakat Malaysia yang terdiri yang dikehendaki, ketepatan tata bahasa, kosakata yang tepat, kefasihan
dari kaum Melayu, Cina dan India mempunyai kepercayaan, budaya dan atau pengucapan, dan transfer informasi. Sementara Brown (2004)
latar belakang sosio-ekonomi yang berbeza. Berdasarkan kajian-kajian yang menjelaskan bahwa tes komunikatif harus memenuhi beberapa kriteria:
dilakukan oleh para sarjana seperti Rohner et. al.(1991), Simmons et. memiliki aspek untuk menguji grammatical, discourse, sociolinguistic, and
al.(2000), Straus dan Donnely(1994), perbezaan-perbezaan yang dinyatakan illocutionary competence dan strategic competence.
di atas mempunyai pengaruh terhadap penerimaan sesuatu masyarakat
terhadap pelaksanaan hukuman fizikal. Justeru itu, tumpuan kajian kepada Karena cukup banyak pendapat tentang bagaimana cara menilai
penerimaan ibu bapa, guru dan murid terhadap pelaksanaan hukuman keterampilan berbicara, perlu bagi penulis untuk memilih komponen yang
fizikal dalam menangani masalah disiplin di sekolah bersandarkan kepada akan digunakan dalam menilai keterampilan berbicara mahasiswanya.
beberapa pemboleh ubah iaitu jantina dan juga kaum. Dalam penelitian ini, komponen yang dipilih untuk dinilai adalah:
pengucapan, tatabahasa, kosa kata, kelancaran dan isi. Alasannya sederhana,
Objektif kajian ini adalah untuk mengenal pasti penerimaan ibu bapa, yaitu komponen-komponen ini lebih sering digunakan oleh ahli-ahli bahasa
guru dan murid terhadap hukuman fizikal. Kajian ini juga mengenal pasti yang disebutkan di atas. Sementara rubrik penilaian akan disesuaikan
sama ada wujud perbezaan penerimaan dalam kalangan ibu bapa, guru dan dengan situasi, kondisi dan tingkat pengetahuan latar belakang mahasiswa.
murid terhadap hukuman fizikal mengikut jantina. Mengenal pasti Tingkat penilaian terhadap setiap komponen akan menjelaskan tingkat

304 29
keterampilan mahasiswa dalam berbicara. Jadi, berdasarkan penjelasan di ditemui ialah kajian tentang persepsi ibu bapa terhadap kesan hukuman
atas, indikator keterampilan berbicara mahasiswa yang digunakan pada fizikal ke atas keagresifan kanak-kanak yang dijalankan oleh Leong (2002)
penelitian ini adalah: (1) pengucapan, (2) tata bahasa, (3) kosakata, (4) dan kajian terhadap pengaruh hukuman fizikal dan sosio-ekonomi
kefasihan dan isi. terhadap pencapaian akademik pelajar oleh Lai (2000).Kedua-dua kajian ini
merupakan latihan akademik peringkat Sarjana Muda bagi kursus
Antropologi dan sosiologi, Fakulti Sastera dan Sains Sosial, Universiti
Oral Presentation Malaya.
Apapun profesi seseorang, ia mungkin pernah ikut berpartisipasi Kebanyakan kajian yang dinyatakan di atas, mendapati bahawa
dalam sebuah seminar, konferensi ataupun rapat dan siskusi dengan pendekatan hukuman fizikal kurang berkesan berbanding pendekatan
mengemukakan suatu ide atau pendapat kepada pesera lain. Penyampaian secara psikologi.Sebagai bukti, Muhammad Shahabaz Arif dan Muhammad
pendapat tentang sebuah topik dihadapan sekelompok orang (audience) Shaban Rafi (2007) dalam kajiannya mendapati bahawa amalan hukuman
seperti ini dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk oral presentation. fizikal tidak membantu meningkatkan minat dan prestasi akademik
Seorang yang mempunyai kemampuan baik dibidang oral presentation akan murid.Walaupun begitu, pendekatan hukuman fizikal dalam menangani
dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki, mempengaruhi masalah disiplin murid masih lagi popular dalam kalangan para pendidik
pengambilan sebuah keputusan, dan bahkan meningkatkan prestise. dan ibu bapa(Brophy, 1996).Pendekatan hukuman fizikal menurut kajian
Sehingga, memiliki kemampuan dibidang oral presentation adalah penting para cendekiawan Barat mendapati bahawa untuk jangka masa panjang
untuk meraih sukses untuk semua bidang pekerjaan. Tidak terkecuali bagi hukuman fizikal boleh mengakibatkan wujudnya tingkah laku devian dan
mahasiswa FKIP yang nantinya akan menjadi seorang guru tingkah laku anti sosial seperti dendam, tingkah laku delinkuen remaja dan
Pengertian lain dari oral presentation adalah suatu keganasan di dalam dan di luar sekolah(Straus, 1996).
kegiatanmenjelaskan sesuatu kepadaaudience, bida berlansung di kelas atau Namun begitu, terdapat golongan yang menyokong pelaksanaan
dalam suatu situasi ruangkerja. Oral presentationbiasanya dinilai hukuman fizikal. Hukuman fizikal yang dikenakan ke atas murid
berdasarkan kualitasinformasi yang disajikansertametodemenyajikannya menjadikan murid insaf dan sedar tentang kesilapan mereka dan tidak
(Jessica Cook 2013). Manakala menurut Donna Swarthout (2013)oral mengulangi kesalahan yang dibuat(Syarifah Mohd Nor, 2000).Hyman(2002)
presentationadalah proses transmisi informasi atau ide-idedari seseorang menyatakan bahawa terdapat pihak tertentu yang tidak bersetuju dengan
orangke sekelompuk oranglainnya secara verbal. Komunikasi lisanbisa saja gerakan untuk menghapuskan hukuman fizikal di Amerika
berlansung secaraformalatauinformal. Syarikat.Menurut beliau, pihak tersebut menyatakan bahawa masyarakat
Dalam kegiatan perkuliahan, oral presentation dapat diartikan Amerika telah tersalah anggap mengenai konsep sebenar hukuman fizikal.
sebagai penyampaian oleh seorang(atau lebih) mahasiswa yang Salah anggap inilah yang telah membawa kepada pemansuhan hukuman
memberikanpandangan kepadakelompokmahasiswa lain tentang satu topik fizikal sedangkan hukuman fizikal dalam konteks pendidikan di sekolah
yang telah ditentukan berdasarkan pada bacaanatau penelitianyang adalah penting dan tidak sama dengan hukuman fizikal yang difahami oleh
dilakukan. Kemampuan berkomunikasi lisan tidak dapat diajarkan. Dosen sesetengah pihak. Oleh itu menurut beliau lagi, perlunya ada satu
hanyalah mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Oleh karena itu, latihan pendefinisian yang berbeza antara hukuman fizikal di sekolah dan
memegang peranan penting, baik untuk meningkatkan kemampuan hukuman fizikal di luar sekolah yang lebih bersifat penderaan.
berbicara secara umum, maupun dalam meningkatkan kemampuan Kewujudan pendapat yang menerima dan menolak pelaksanaan
presentasi secara individu. hukuman fizikal sebagaimana yang dinyatakan di atas telah menimbulkan
Mempersiapkan sebuah oral presentation yang baik adalah sebuah seni kesukaran kepada pihak yang terlibat secara langsung dengan proses
yang mencakup perencanaan yang matang, perhatian terhadap isi atau pendidikan khususnya guru di sekolah.Perbezaan pendapat tersebut telah
informasi apa yang diperlukan oleh pendengar, dan perhatian yang serius menyebabkan wujudnya perbezaan pelaksanaan antara negeri-negeri di
tentang cara penyampaian. Agar oral presentation menjadi menarik, Amerika Syarikat berkaitan pelaksanaan hukuman fizikal ini.Terdapat 30

30 303
pelaksanaan hukuman rotan ditolak oleh sebilangan masyarakat pembicara dapat menggunakan catatan, visual aids ataupun computer dan
antarabangsa.Isu berkaitan dengan hukuman fizikal khususnya rotan telah proyektor.
mendapat perhatian ahli-ahli akademik, ini termasuklah Institut Ido Priyono Hadi (2001) mengemukakan pendapatnya tentang tujuan
Kepengetuaan, Universiti Malaya. Pada 16-17 Mac, 2003 institut ini telah sebuah oral presentation. Menurut beliau secara garis besar sebuah presentasi
menganjurkan satu perjumpaan Pengetua dan Guru Besar dalam Seminar dirancang untuk menjelaskan (to explain), menjual (to sell), atau untuk
Kepengetuaan Kali Ke-3 bertujuan untuk membincangkan masalah disiplin memotivasi (to motivate). Menurut Wardhani (2009), sebuah presentasi
dan mencari jalan untuk mengatasinya. bertujuan untuk (1) memberikan informasi; (2) melakukan persuasi; dan (3)
Pada 1-4 Ogos, 2004, rentetan dari beberapa isu kontroversi yang menghibur. Namun apapun tujuan sebuah presentasi, yang terpenting
berkaitan dengan permasalahan disiplin murid Kementerian Pendidikan adalah pikirkan siapa audiencenya. Apakah mereka professionals atau
Malaysia sendiri telah mengambil inisiatif dengan menganjurkan nonprofessionals? pembeli atau penjual? penyedia jasa ataupengguna?
Konvensyen Disiplin Peringkat Kebangsaan di Kuala Lumpur. Tujuan internal atau eksternal? Secara lebih rinci tujuan presentasi dapat
konvensyen ini adalah untuk membincangkan kemelut disiplin yang tidak dikelompokkanlagi sebagai berikut : (1)Untuk mempertunjukkan : layanan,
berkesudahan yang berlaku dalam kalangan murid sekolah. Antara isu yang produk, sistem; (2) Untuk membentuk : citra, strategi; (3) Untuk menghibur :
dibangkitkan ialah persoalan mengenai hukuman fizikal.Antara jenis kolega, orang luar; (4) Untuk menjual : konsep, produk, ide; (5) Untuk
hukuman fizikal yang diperdebatkan ialah hukuman rotan.Terdapat banyak mewakili : kelompok, perusahaan, departemen; (6) Untuk mempromosikan :
kajian lalu yang dilakukan oleh para sarjana Barat terhadap hukuman fizikal sikap, cara bekerja; dan (7) Untuk mengusulkan : penyelesaian, konsep baru
yang memfokuskan kepada beberapa topik yang berbeza.James (1963) (Ido Priyono Hadi 2001)
umpamanya, menfokuskan kajian kepada pelaksanaan hukuman fizikal dari Kemampuan oral presentation memang dipengaruhi oleh bakat, tetapi
aspek perundangan, kes-kes mahkamah dan pandangan masyarakat juga merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. Jangan merasa takut
terhadap hukuman fizikal.Clarizio (1971) menyentuh tentang kesan dan untuk gagal, sebab biasanya pembicara yang dianggap berhasil juga dimulai
jenis-jenis hukuman fizikal. Selain itu, ada juga pengkaji yang menjalankan dari pengalaman-pengalaman yang tidak memuaskan, tetapi ia selalu
kajian terhadapkesan hukuman fizikal, Hyman dan Wise, (1979) membuat berusaha untuk memperbaiki penampilannya dalam menyampaikan
kajian perbandingan terhadap kesan hukuman fizikal ke atas negeri-negeri presentasi itu. Menurut Santosa Nusa Putra (2009) oral presentation yang
di Amerika Syarikat yang melarang hukuman fizikal dengan negeri-negeri baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) Akurat, informasi yang
yang tidak melarang hukuman fizikal. Burns dan Straus(1987) juga mengkaji disampaikan benar dan tepat (2) Objektif, menjelaskan argumentasi dari
tentang kesan hukuman fizikal, mereka membuat kajian ke atas ibu bapa berbagai pihak; (3) Lengkap, informasi yang disampaikan utuh; (4) Selektif,
dan guru di sepuluh buah negara di Eropah yang membenarkan hukuman menyajikan informasi yang penting dan relevan; (5) Interpretatif,
fizikal. Straus(1994) pula mengkaji perhubungan antara hukuman fizikal memberikan interpretasi berdasarkan data yang ada, (6) Jelas, penyajian
dengan keagresifan dan beliau juga telah mempelbagaikan kajiannya mudah dipahami, sederhana dan langsung pada pokok pembahasan.
dengan mengkaji perkaitan hukuman fizikal dengan sikap dendam. Tsang
(1995), membuat kajian berkenaan dengan hukuman fizikal yang wujud Santosa Nusa Putra (2009) juga memberikan pendapatnya tentang
dalam keluarga. persiapan- persiapan yang perlu dilakukan sebelum presentasi seperti
berikut:
Straus(1996), sekali lagi muncul dengan kajian yang mengkaji perkaitan
hukuman fizikal dengan masalah psikologi seperti stres dan depresi.Diikuti 1. Lakukan analisis peserta/pendengar presentasi (hal ini bertujuan agar
oleh Muhammad Shahabaz Arif dan Muhammad Shaban Rafi (2007), kita dapat menentukan pola pendekatan dan tingkat meteri presentasi
mengkaji tentang kesan hukuman fizikal dan kesan rawatan psikologi yang lebih tepat).
terhadap pembelajaran murid.Di Malaysia, kajian ilmiah yang 2. Tentukan dengan lebih spesifik tujuan presentasi (secara umum
memfokuskan kepada persoalan hukuman fizikal di sekolah masih kurang presentasi burtujuan untuk merubah persepsi dan dapat melakukan
diberi perhatian serius jika dibandingkan dengan Barat. Antara kajian yang tindak lanjut baik secara pribadi maupun kelompok).

302 31
3. Rancang garis besar presentasi (sistimatika penyampaian/presentasi PENERIMAAN IBU BAPA, GURU DAN MURID TERHADAP
disesuaikan dengan sifat materi dan kondisi peserta). HUKUMAN FIZIKAL
4. Susun pendahuluan dan penutup presentasi (pendahuluan sangat
penting untuk merangsang perhatian dan mengorientasi peserta,
Zunaidi Harun, Norani Mohd. Salleh, PhD.,
sedangkan penutup harus mampu memberikan kesan utuh dan lengkap
danAbd Razak Zakaria, PhD.
pada presentasi).
5. Lakukan Riset/telaah terhadap topik yang akan dipresentasikan (ini PENGENALAN
dilakukan untuk mengantisipasi forum tanya jawab yang dilakukan
setelah presentasi sehingga dapat memberikan jawaban yang Pengurusan disiplin di sekolah merupakan antara isu yang sering
memuaskan). dibangkitkan oleh pelbagai pihak dan ia merupakan satu tanggungjawab
yang sangat mencabar kewibawaan guru khususnya dalam mencari
6. Siapkan catatan dan alat bantu visual (penggunaan media seperti print-
pendekatan terbaik dan berkesan untuk menangani masalah disiplin murid
out, LCD Proyektor, dll yang dapat memperjelas informasi dan
yang kian meningkat.Salah laku disiplinperlu ditangani dengan baik dan
menjadikan presentasi lebih menarik).
dicegah sebelum ia menjadi semakin parah. Dalam hal ini,tentunya guru
7. Berlatihlah sebelum presentasi (latihan yang baik akan mempengaruhi adalah pihak yang terlibat secara langsung dalam proses pencegahan ini.
penampilan dan kinerja). Pencegahan salah laku disiplin ini perlu ditangani dengan bijak oleh
guru.Terdapat beberapa pendekatan utama yang sering dipraktikkan oleh
guru antaranya ialah pendekatan menggunakan hukuman fizikal (Hyman et
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah: (1) Gunakan bahasa yang al., 1977).
sederhana karena tujuannya adalah untuk berkomunikasi; (2) Berikanan
penekanan pada kata-kata kunci, pastikan audience menyadarinya dan Penggunaan hukuman fizikal menjadi lebih sensasi apabila hukuman
ulangidengan menggunakanungkapanyang berbeda; (3) Periksapengucapan fizikal yang berlaku meninggalkan kesan fizikal kepada murid. Sebagai
kata-katayang sulit, tidak biasa, ataukata- kata asing terlebih dahulu contoh, pada 2 Mac 2010, akhbar Utusan Malaysia memaparkan berita
sebelum disampaikan. Menggunakan suara dengan efektif juga perlu tentang dakwaan seorang murid yang telah dicakar oleh guru (Utusan, Mac
diperhatikan, umpamanya; berbicaralah dengan cukupkerasuntuksemua 2, 2010). Ibu bapa tidak berpuas hati dan menganggap hukuman tersebut
orang yang hadir di dalam ruangan; berbicaralah dengan perlahan tetapi tidak berperikemanusiaan dan mencabar maruah murid. Apa jua alasan
jelasdan tidak terburu-buru; variasikankualitassuara dengan yang diberi oleh guru, hukuman fizikal tetap mengundang pelbagai reaksi
menggunakanvolume suara yang bervariasi dan memperlambat volume daripada murid, ibu bapa dan masyarakat.Pada 28 Mac 2014, sepasang
suara ketika mengucapkan poin-poin penting. suami isteri rakyat Malaysia telah didakwa dan dijatuhkan hukuman
penjara oleh kerajaan Sweden kerana memukul anak lelaki mereka akibat
melanggar Akta Perlindungan Kanak-kanak Sweden telah menggemparkan
HASIL DAN PEMBAHASAN dan menarik perhatian masyarakat Malaysia dan juga masyarakat
antarabangsa. Si isteri telah dijatuhi hukuman penjara selama 14 bulan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini adalah sebuah
penelitian tindakan kelas yang dimaksudkan untuk meningatkan kualitas manakala si suami dikenakan hukuman penjara selama 10 bulan(Utusan
pembelajaran. Adalah sangat penting bagi penulis untuk mengetahui apa Malaysia, April 23, 2014).
sebenarnya yang terjadi didalam kelas, terutama yang berkaitan dengan Di Malaysia sokongan terhadap hukuman fizikal-rotan telah
meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris mahasiswanya. disuarakan oleh beberapa pihak antaranya ialah Presiden Majlis
Penulis ingin mengetahui, apa yang sebenarnya difikirkan mahasiswa, Permuafakatan Persatuan Ibu Bapa dan Guru Nasional(PIBGN), Mohamad
bagaimana reaksi mereka terhadap proses pembelajaran danapa Ali Hassan(Kosmo, Februari 3, 2010). Menurut beliau hukuman rotan
merupakan pendekatan terbaik untuk menangani disiplin murid sekalipun

32 301
Fatimah Abdul Rahman (Ed.) (2000). Multimedia dan Islam. Kuala yangmereka perlukanuntukfokus pada peningkatan kemampuan berbicara
Lumpur: Institut Kefahaman Islam Malaysia. dan bagaimana mereka harusberubah danapa yangbermanfaat bagimereka.
Mohd Arif Hj Ismail & Norsiati Razali @ Mohd Ghazali. (2003). “Aplikasi Penelitian ini juga dimaksudkan untuk melihat dan mencari alternatif
Teknologi Maklumat dan Komunikasi dalam Pengajaran dan dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kegiatan mengajar dengan
Pembelajaran: Perspektif Mata Pelajaran Kimia SPM” dalam Jurnal cara-cara tertentu. Pada kegiatan pembelajaran dengan oral presentation,
Pendidikan, Jil.3, Bil.1 [April]. Bangi: Fakulti Pendidikan UKM. mahasiswadimintauntuk duduk dalam kelompok yang terdiri dari empat
orang dan mempersiapkanpresentasidikelasdengan topik yang telah
Muhammad Sahari & Hassan Langgulung, (1999). Reasons for school
dipersiapkan dan disepakati bersama, yang tentu sajaberkaitan dengan
children's poor attitude towards Islamic Educatiuon: A pilot Inquiry,
tema pelajaran.Setiap kelompok diberikan waktu 10 menit untuk presentasi
Jurnal Pendidikan Islam Jilid 8. Bil. 3 (June). Kuala Lumpur: IPI-ABIM.
dan 15 menit untuk tanya jawab. Mahasiswadiizinkan untuk
Rabaisyah Azirun (1999). Tahap penggunaan multimedia di kalangan guru-guru menggunakankomputerdanproyektor. Iniberarti bahwamereka
Pendidikan Islam di Melaka Tengah, Melaka. Tesis Sarjana Pendidikan harusmempersiapkanpowerpointuntuk presentasimereka.
tidak diterbitkan: UKM.
Sebelum kegiatan presentasi dilaksanakan,terlebih dahulu
Rozinah Jamaluddin, (2005). Multimedia dalam pendidikan, Kuala Lumpur: mahasiswa mendapat penjelasan ataupun petunjuk rinci tentang cara untuk
Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd. mempersiapkan presentasi, bagaimana membagi tugas pada setiap anggota
Wan Hisyamuddin Wan Jusoh ,(2005). Pengajaran ilmu Usuluddin dalam kelompok untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok harus
kurikulum bersepadu (KBSM) KPM: Analisis terhadap pelaksanaannya di memberikan suara dalam presentasi, dan bagaimana membuat presentasi
Terengganu. Disertasi Sarjana Usuluddin tidak diterbitkan: UM. menjadi efektif. Yang lebih penting lagi, mahasiswa juga mendapat
informasi tentang kriteria penilaian terhadap penampilan mereka. Selain
Yosni Norjannah Yong. (2005). Pengajian al-Quran menerusi multimedia: Suatu
itu juga harus dipastikan bahwa semua mahasiswa benar-benar mengerti
kajian terhadap perisian-perisian al-Quran di Malaysia. Disertasi Sarjana
tentang apa yang harus mereka lakukan dengan mengadakan cross-check
Usuluddin tidak diterbitkan: UM.
melalui pertanyaan-pertanyaan.
Zakaria Ahmad, (2005). Pengajaran Al-Quran berbantukan komputer di Maktab
Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memberi komentar
Perguruan Teknik. Dimuatturun daripada
pada presentasi teman-teman mereka. Selama presentasi, mereka bertindak
http://mptkl.tripod.com/rnd/quran_02. htm
sebagai penonton, pengamat dan penilai. Selanjutnya, umpan balik dari
Zawawi Hj. Ahmad, (1992). Strategi pengajaran Pendidikan Islam KBSM Ed. 2. dosen terhadap presentasi mahasiswa juga diberikan agar mahasiswa dapat
Kuala Lumpur: Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd. meningkatkan kualitas presentasi dan keterampilan berbicara mereka.
Tes kemampuan berbicara digunakan untuk mengukur kemampuan
berbicara Bahasa Inggris mahasiswa dalam bentuk pretes dan postes. Pretes
ini diberikan sebelum kegiatan pembelajaran dengan menggunakan oral
presentation dilaksanakan dan postes diberikan setelah treatment (kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan oral presentation) dilaksanakan.Semua
mahasiswa diminta untuk menyampaikan pembicaraan sesuai dengan topik
yang telah ditentukan selama lebih kurang lima menit.
Kemampuan berbicara itu diukur melalui 3 indikator (1) delivery, (2)
communicative ability, dan (3) content(Matthews 1994), yang kemudian
dijabarkan menjadi 10 komponen seperti dibawah ini:

300 33
A. Delivery Aiiri Abu Bakar. (2003). Sikap pelajar terhadap mata pelajaran Pendidikan Islam:
_______ Maintaned eye contact with listeners in all parts of the room. Satu kajian di sekolah-sekolah menengah daerah Alor Gajah, Melaka. Tesis
Sarjana Pendidikan tidak diterbitkan: UKM
_______ Spoke loudly and clearly.
Blair G.M, et al.. (1991). Psikologi pendidikan. Terj. Noran Fauziah Yaakub.
_______ Spoke in a natural, conversational manner. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
_______ Used effective posture, movement, and gestures. Baron A.E. & Orwig G.W. (1995). Multimedia technologies for training: An
B. Communicative Ability introduction. Colorado: Libraries Unlimited, Inc.
_______ Pronunciation was clear. C. Usha Devi A/P Chinnapan. (2000). Keberkesanan penggunaan bahan
multimedia dalam pengajaran dan pembelajaran sejarah antara sekolah
_______ Spoke fluently, without two much hesitation or repetition.
menengah bestari dan sekolah menengah biasa. Disertasi Sarjana
_______ Grammar and vocabulary choices were reasonably Pendidikan tidak diterbitkan: UM.
accurate.
Ghazali Darusalam. (2004). Pedagogi pendidikan Islam. Kuala Lumpur:
C. Content Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd.
_______ Fullfilled assignment. Green T.D, & Brown A, (2002). Multimedia projects in the classroom. A guide to
_______ Met time limit. development and evaluation. California: Corwin Press, Inc.
_______ Developed topic with sufficient reasons, examples, and Haron Din. (2003). Manusia dan Islam. Jil. (2). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
details. dan Pustaka.
Skor akhirkemampuan berbicara mahasiswa diperoleh dengan Jamaludin Harun & Zaidatun Tasir. (2003). Multimedia dalam pendidikan.
menjumlahkan nilai keseluruhan komponen diatas. Masing-masing Pahang: PTS Publication and Distributors Sdn. Bhd.
komponen diberi nilai dengan rentangan 1 sampai 10. Dengan demikian Ismail Hj. Ibrahim. (1999). Isu-isu semasa dari perspektif Islam. Kuala Lumpur:
skore kemampuan berbicara mahasiswa akan berada dalam rentang 10 Institut Kefahaman Islam (IKIM)
sampai 100. Kemudian tingkat kemampuan berbicaramahasiswa akan
Ismail Zain. (2002). Aplikasi multimedia dalam pengajaran. Kuala Lumpur:
dikategorikan menjadi: Poor (0 - 35); Fair (36 – 55); Average (56 – 70); Good
(71 – 85); dan Excellent (86 – 100). Utusan Publications& Distributors Sdn Bhd.
Kamarulzaman Abdul Ghani, & Mohd Aderi Che Noh, (2006). Amalan
Setelah nilai pretes mahasiswa dianalisia, maka dapat diinformasikan
pengajaran guru Pendidikan Islam mengikut persepsi pelajar. Seminar
hal-hal sebagai berikut : (1) Pada komponen delivery, nilai rata-rata
Amalan Pengajaran Guru Pendidikan Islam: UKM Selangor.
mahasiswa adalah 57. (2) Pada komponen Communicative Ability, nilai rata-
rata mahasiswa sebesar 54. (3) Pada komponen Content, nilai rata-rata Khadijah Abdul Razak,& Shahrin Awaludin, (2006.april). Amalan pengajaran
mahasiswa adalah sebesar 62.Dengan demikian, nilai rata-rata kemampuan guru Pendidikan Islam: Penilaian kendiri guru Pendidikan Islam. Seminar
berbicara Bahasa Inggris mahasiswa secara keseluruhan adalah 57.6, artinya Amalan Pengajaran Guru Pendidikan Islam: UKM, Selangor.
berada pada tingkat “Average” Kementerian Pendidikan Malaysia, (2002). Sukatan pelajaran Pendidikan Islam
Setelah nilai postes kemampuan berbicara mahasiswa diolah, maka Tingkatan Satu hingga Lima KBSM. Kuala Lumpur: Pusat
dapat diinformasikan hal-hal sebagai berikut : (1) Pada komponen delivery, Perkembangan Kurikulum.
nilai rata-rata mahasiswa adalah74. (2) Pada komponen Communicative Mashkuri Yaacob, Salimah Mokhtar dan Abdullah Ghani (2000) Multimedia
Ability, nilai rata-rata mahasiswasebesar 82. (3) Pada komponen Content, dari perspektif al Quran. dalam Abu Bakar Abdul Majeed & Siti
nilai rata-raa mahasiswa adalah sebesar 76. Dengan demikian, nilai rata-rata

34 299
menggunakan kaedah dan bahan bantu mengajar yang menarik perhatian kemampuan berbicara Bahasa Inggris mahasiswa secara keseluruhan adalah
murid seperti penggunaan multimedia ini walaupun berbagai rintangan 77.3, artinya berada pada tingkat “Good.”
mesti ditempuhi jika mereka berkeinginan untuk melihat keteguhan aqidah Berdasarkan analisis nilai pretesdan postes terlihat bahwa penerapan
dan kemuliaan akhlak anak bangsa kita. oral presentation dalam kegiatan belajar mengajar ternyata mampu membuat
mahasiswa berbicara dengan lebih baik dan lebih efektif dibandingkan
KESIMPULAN dengan situasi saat pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode biasa yang
bersifat teacher-centtered. Kemampuan berbicara bahasa Inggris mahasiswa
Sebagai rumusannya, pengajaran Aqidah sangat penting untuk diajar dapat meningkat dari “average” menjadi “good”.
dengan cara yang berlainan dan dengan cara terkini menggunakan
Hasil analisis terhadap angket yang diberikan membuktikan bahwa
multimedia kerana ianya sesuai dengan masa kini, lebih menarik, murid
ternyata mahasiswa secara keseluruhan memiliki sikap yang sangatpositif
senang memahami fakta dalam Aqidah dan yang pentingnya tidak
terhadap kegiatan oral presentation. Mereka juga memiliki keyakinan yang
bertentangan dengan Agama Islam. Ini juga diharapkan boleh memberikan
tinggi tentangmanfaatdan kegunaanmelakukanoral presentation dalam
kesan jangka panjang iaitu murid dapat menghayati pelajaran ini dalam
meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris. Secara khusus
kehidupan seharian mereka dan memperbaiki akhlak mereka ke arah yang
mahasiswa mengatakan bahwa mereka setujubahwa kegiatan oral
lebih baik. Inilah di antara matlamat utama pengkaji ketika ingin menyelidik
presentation dapat membantu mereka belajar Bahasa Inggrislebih
berkait dengan penggunaan multimedia dalam Pendidikan Islam khususnya
baikkhususnya dalam melatih keterampilan berbicara.
dalam pelajaran Aqidah.
Lebih darisetengah dari mahasiswa(67,1%) percayabahwa oral
presentation adalah sesuai bagi merekadan 58,6% melaporkan bahwa
RUJUKAN mereka merasa percaya dirisaat melakukanpresentasidalam bahasa Inggris.
Abdul Ghani Samsuddin & Norhashimi Saad, (1997). Kelas elektronik dan Meskipun hampirsemua mahasiswasudah pernah melakukan
pengajaran Pendidikan Islam. Seminar Kebangsaan Pendidikan Guru: presentasidikelassebelumnya, 71,3% dari mahasiswa merasa
UPM, Selangor. sulituntukmenyampaikanoral presentation dalam Bahasa Inggris secara
lisandi kelas.Kesulitaan ini disebapkan oleh dosendan mahasiswa. Dosen
Rosnaini Hj.Mahmud, Mohd Arif Hj.Ismail, Abdullah Mohd Sarif (2000).
mungkin belum memberikanbimbingan yang cukupdaninstruksi yang jelas
“Aplikasi multimedia interaktif dalam pengajaran geografi.” International
kepada mahasiswa, sehinggamereka masih bingungtentangapa yang harus
Conference: Education & ICT in the New Millennium: Park Royal
dilakukandan bagaimana melakukannya. Dilain pihak, kemampuan
Kuala Lumpur.
berbicararelative kurang baik, pengucapanyang salahdan kosa katayang
Ulwan, Abdullah Nasih. (2000). Pendidikan anak-anak dalam Islam. Jilid (2), kurang memadai merupakan faktor utama yang menyebapkan presentasi
Terj. Syed Ahmad Semait. Singapura: Pustaka Nasional. yang dilakukan mahasiswarelative belum baik. Mahasiswa mengatakan
Abdul Salam Muhamad Shukri, (2003). Panduan mengajar Akidah kepada anak- bahwa mereka takutmembuat kesalahan dankehilangan mukadi
anak. Pahang: PTS Publications & Distributor Sdn Bhd. depanteman-teman sekelas. Bahkan, mereka tidakcukup berpengalaman
untuk membuatpresentasi yang efektif.
Ab. Halim Tamuri,& Zarin Ismail, (2006.april). Amalan pengajaran guru
Pendidikan Islam di bilik darjah: Satu analisis pemerhatian. Seminar Angket yang diberikan juga meminta mahasiswa untuk memberikan
Amalan Pengajaran Guru Pendidikan Islam; UKM, Selangor. saran tentang bagaimana meningkatkan efektivitas oral presentationdalam
pelajaran berbicara bahasa Inggris. 86,3% dari mahasiswa menginginkan
Abu Zahari Abu Bakar, (1988). Memahami psikologi pembelajaran. Petaling
agar dosen memberikan lebih banyak umpan balik pada kesalahan
Jaya: Fajar Bakti Sdn. Bhd.
pengucapan (pronunciation); 78,3% menyukai diberikan umpan balik tentang
Ahmad Mohd Salleh. (2003). Pendidikan Islam: falsafah, sejarah dan kaedah kesalahan tata bahasa (structure); 57,1% pada bahasa tubuh seperti ekspresi
pengajaran dan pembelajaran. Selangor: Fajar Bakti Sdn. Bhd. wajah, kontak mata dan gerak tubuh. Sejumlah 54,8% dari mahasiswa lebih

298 35
suka diberi komentar pada isi (content) dan susunan (organization). dihasilkan oleh pengolahan pemikiran ke atas rangsangan–rangsangan yang
Sebahagian kecil saja dari mahasiswa yang mengharapkan komentar diterima melalui pancainderanya. Allah berfirman dalam surah Al-Balad (8-
tentang intonasi (intonation). Sejumlah 69% dari mahasiswa mengharapkan 10) yang bermaksud:
pujian pada presentasi yang telah mereka lakukan.
“Bukankah jadikan untuk manusia itu dua biji mata, lidah dan dua bibir di
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang mahasiswa, samping kami menunjukkan dua jalan yang boleh ditanggapi mereka”.
diperoleh informasi bahwa para mahasiswa ingin dosen membantu mereka
Allah Taala juga berfirman di dalam surah al-Isra’, aya 36, yang bermaksud:
untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam beberapa hal. Pertama-
tama, dosen harus memberikan model dalam menyampaikan oral “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan pemikiran semuanya adalah
presentation, yang termasuk bagaimana memperkenalkan topik, bagaimana bertanggungjawab belaka."
menyajikan materi, bagaimana pindah dari satu bagian ke bagian lain dari Ayat-ayat ini menjelaskan tentang kecerdasan manusia yang bermula
presentasi serta bagaimana untuk menyimpulkan. dengan perubahan tingkahlaku akibat daripada pengolahan pemikiran yang
Kedua, mahasiswa berpendapat bahwa dosen harus membantu mana ia melalui dua proses yang biasa berlaku dalam konunikasinya
mahasiswa meningkatkan pengucapan (pronunciation) dengan memberikan dengan alam sekeliling. Setiap apa yang ia nampak akan terus ke otak lalu
contoh pengucapan yang benar dari kata-kata mahasiswa yang salah ucap. diubah menjadi fikiran dan yang kemudian dijelmakan melalui percakapan
Mahasiswa menyatakan bahwa dosen harus selalu mengingatkan yang dituturkan melalui mulut. Proses kedua ialah setiap bunyi yang
mahasiswa untuk fokus pada ucapan mereka, menekankan kata-kata kunci, didengar akan terus dihantar ke otak dan diproses menjadi satu isyarat yang
menggunakan pola intonasi yang tepat. Ketiga, para mahasiswa boleh difahami atau tidak difahami. Dari sini terbit tindakbalas dari si
mengemukakan bahwa hal terpenting adalah memberikan umpan balik pendengar, jika ia faham ia akan menggangguk kepala, andai ia ditidak
yang kritis setelah setiap presentasi dan memberikan pujian pada presentasi faham, ia akan menggelengkan kepalanya. Disini jelas betapa kebijaksanaan
yang disampaikan dengan baik. Allah menjadikan alat komunikasi dalam diri manusia. Walaupun begitu,
kita harus faham bahawa kecerdasan manusia mempunyai pertalian dengan
rangsangan yang kuat dan cukup. Dengan ini para guru mesti memberikan
KESIMPULAN rangsangan yang cukup melalui penglibatan sebanyak mungkin
Hasil penelitian membuktikan bahwa oral presentation merupakan pancaindera murid agar pembelajaran mereka dapat berjalan dengan baik.
kegiatan yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahada Langkah terbaik untuk melibatkan lebih banyak pancaindera ialah dengan
Inggris mahasiswa. Mahasiswa juga mempunyai sikap positif terhadap menggunakan bahan bantu mengajar yang berkesan dan menarik iaitu
pelaksanaan kegiatan ini dalam proses pembelajaran. Walaupun terdapat menggunakan multimedia.
beberapa kelemahan, mahasiswa percaya bahwaoral presentation dapat Walaupun tidak banyak kajian tentang keberkesanan penggunaan
membantu mereka belajar bahasa Inggris lebih baik, khususnya untuk multimedia terhadap pendidikan Islam khususnya pelajaran Aqidah, tetapi
meningkatkanketerampilan berbicara.Secara keseluruhan,komentar atau pengkaji merasakan bahawa pendapat-pendapat di atas telah memberikan
umpan balik yang konstruktif dan terus-menerusdari dosendan teman gambaran yang jelas kepada guru-guru Pendidikan Islam tentang
sekelasterhadap presentasi mahasiswa memainkan peran yang sangat pentingnya menggunakan multimedia dalam Pendidikan Islam khususnya
penting agar mahasiswa dapat meningkatkan kualitas presentasi dan dalam pelajaran Aqidah dan mesti menggunakan multimedia dalam
keterampilan berbicara. pengajaran mereka mula dari sekarang jika mereka masih lagi ragu-ragu
untuk menggunakannya.

RUJUKAN Oleh itu sebagai guru Pendidikan Islam, mereka mesti menyahut
cabaran ini dengan mempelbagaikan pendekatan dalam pengajaran Aqidah
Brown, H. Douglas, 2004. “Assessing Speaking” Language Assessment: Principal supaya menjadikan pengajaran Aqidah lebih berkesan kepada murid serta
and Classroom Practice. San Francisco: Pearson Education. Inc. mencapai objektif yang dikehendaki. Mereka amat digalakkan

36 297
Pendapat ini disokong oleh Abdul Salam Mohd Shukri (2003), bahawa Brown, Gillian and George Yule, 1999. Teaching the second Language (2nd ed).
asas kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat ialah aqidah. Aqidah Melbourne: Cambridge University Press.
adalah ibarat akar tunjang ataupun batang kepada sepohon pokok. Donna Swarthout. 2013. Oral Communication: Definition, Types &
Kesemua dahan dan ranting bergantung hidup kepadanya. Jika tunjangnya Advantages. http://education-portal.com/academy/lesson/oral-
rosak ataupun dirosakkan, maka akibatnya amat berat. Begitulah beliau communication-definition-types-advantages.html#lesson[23 Mei 2014].
memberikan analogi tentang kepentingan aqidah. Jika aqidah itu amat
penting, maka pendidikan untuk menanam dan memperolehi aqidah juga Haris, David P., 1969. Testing English as a Second Language. New York: Mc
amat penting. Aqidah wajib ditanam sejak kanak-kanak lagi. Tambahnya Grow Hill.
lagi, mengabaikan pendidikan aqidah untuk kanak-kanak boleh Harmer, Jeremy, 1991. The Practice of English Language Teaching. New
menyebabkan kerosakkan di muka bumi ini dan maksiat akan berleluasa York: Longman.
samada disebabkan oleh kejahilan ataupun terlalu menurut hawa nafsu.
Hornby, 1987. Oxford Learner Dictionary. Washington. Oxford University
Bagi memantapkan lagi aqidah anak-anak muslim, Ulwan dalam Syed Press.
Semait (2000) telah menganjurkan para guru seharusnya menggunakan
Jessica Cook 2013. Definition of an "Oral Presentation.http://dailyenglish24.
salah satu metod yang digunakan oleh Al-Quran iaitu pemerhatian terhadap
Blogspot.com/2013/09/what-is-oral-presentation-definition.html [23
alam meliputi air hujan, pokok, kejadian siang dan malam, alam cakerawala,
Mei 2014].
lautan, gunung-ganang, penciptaan manusia, tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya yang boleh membawa kepada keimanan yang kuat kepada Allah. Nguyen Thi Tam. 2012. An action research on developing speaking skill
Untuk meyakinkan murid tentang semua ini, guru perlu kepada pendekatan through oral presentations with reference to the course book "Talk
yang khusus seperti membuat lawatan untuk melihat perkara yang sebenar. time" for the second-year non-major students at Hanoi University of
Namun ini tidak mungkin dilakukan dengan kerap oleh para guru Industry. M.A Thesis University of Languages and International
disebabkan kekurangan masa dan kos kewangan. Studies

Bagi pengkaji, tiada cara lain yang paling efektif kecuali guru mesti Nunan, D. 1998. Language Teaching Methodology. Teacher Education and
menggunakan bahan bantu mengajar yang murah dan menarik seperti Development. A textbook for Teachers. Macquqrie University: Sydney.
penggunaan multimedia yang boleh memberikan gambaran yang sebenar Ido Priyono Hadi. 2001. Komunikasi Lisan.
kepada murid tentang alam ini dengan hanya berada di dalam bilik darjah http://faculty.petra.ac.id/ido/courses /7_komunikasi _ lisan.pdf. [23
tanpa perlu keluar ke tempat lain. Mei 2014].
Kaedah ini telah disokong keberkesanannya oleh pakar psikologi barat O’Mallay, J. Michael, and Lorraine Valdez Pierce, 1996. Authentic Assessment
Blair G.M. et al. dalam Noran Fauziah Yaakub (1991) yang mengatakan for English Languagr alearners, Addison: Wesley Publishing Company.
bahawa mengikut kajian yang dijalankan oleh mereka iaitu sikap dan
Santosa Nusa Putra (2009). Komunikasi Lisan yang
peribadi murid lebih mudah dibentuk dan diubah sekiranya mereka
efektif.http://paksan.wordpress. com/2012/02/21/presentasi-lisan-
mendapat maklumat dan bukti yang mereka lihat dengan mata mereka
yang-efektif/. [23 Mei 2014].
sendiri. Ini adalah selari dengan fungsi multimedia yang menyediakan
maklumat yang benar dan dapat dilihat dan didengar sendiri oleh para Ur, Penny, 2000. A Course in Language Teaching: Practice and Theory.
murid. Cambridge: Cambridge University Press.

Kepentingan bahan bantu mengajar ini seperti multimedia dalam Wardhani I. G. A. K., et.al, .2009. Teknik Menulis Karya Ilmiah.
Pendidikan Aqidah dapat juga kita fahami berdasarkan pendapat yang UniversitasTerbuka: Jakarta
bernas daripada Zawawi Ahmad (1992), yang menerangkan bahawa Weir, C.J., 1993. Understanding and Developing Language Test. New York.
manusia adalah makhluk yang amat istimewa yang mempunyai kecerdasan Prentic Hall.
yang optimun. Pembelajaran seseorang berlaku melalui pengalaman yang

296 37
PROSPEK PROFESION FISIOTERAPI DAN KEPERLUAN PERUBAHAN sebagai benteng dalam kehidupan seharian murid menjadi kurang berkesan
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH kerana mereka tidak lagi berminat guru Pendidikan Islam yang masih
mengamalkan dengan kaedah klasik dan langsung tidak mempunyai bahan
bantu mengajar dalam pengajaran mereka berbanding dengan guru subjek
Abd Razak Zakaria, PhD.,Munira Mohsin, PhD., dan Hazleena Baharun lain yang sering menggunakan multimedia dalam pengajaran mereka.
Kelemahan pengajaran Aqidah ini terbukti sebagaimana kajian yang
PENGENALAN dibuat oleh Wan Hisyamuddin Wan Jusoh (2004) tahap pemahaman dan
penghayatan tentang kandungan ilmu Usuluddin bagi murid sekolah
Fisioterapi merupakan ilmu yang menitikberatkan untuk menstabilkan
menengah di Terengganu masih di peringkat sederhana. Begitu juga
atau memperbaiki gangguan terhadap fungsi gerak tubuh serta
pelaksanaan aktiviti pengajaran dan pembelajaran masih kurang menepati
mengembalikan mobiliti serta fungsi tubuh dengan teknik senaman. Kaedah
kehendak KBSM.
fizikal digunakan bagi membantu memulihkan kerosakan tisu terutama otot
dan sendi. Bidang fisioterapi moden berkembang sebagai cabang daripada Maksud tidak menepati kehendak KBSM antaranya ialah tidak
penjagaan rawatan profesional bermula beberapa dekad penghujung abad menggunakan pelbagai pendekatan dan kaedah yang telah disarankan oleh
ke 19. Di Eropah, munculnya perubatan moden dan saintifik memberi kesan pihak Kementerian Muridan termasuklah tidak menggunakan bahan bantu
berhubung dengan kemahiran-kemahiran baru dan kemahiran-kemahiran mengajar sebagaimana yang disarankan seperti penggunaan multimedia.
lama seperti tetapan tulang, penggunaan herba dan pelbagai terapi fizikal Guru-guru Pendidikan Islam masih lagi menggunakan kaedah lama dalam
telah hilang tempat dalam profesion perubatan yang diperkaya dengan pengajaran mereka. Ini bukanlah disebabkan mereka tidak mahu mengubah
teknik diagnosis yang saintifik dan rawatan yang lebih selamat(Turner, 2001; cara pengajaran, tetapi terlalu banyak kekangan yang terpaksa mereka
Council of Australian Governments;2006; Australian Health Ministers’ hadapi seperti masalah masa, kurang kemahiran, tidak banyak disediakan
Conference, 2004; Nall, 2005). CD ROM Pendidikan Islam sepertimana subjek lain dan berbagai lagi.
Dalam situasi yang sentiasa berubah, kebanyakan ahli terapi tradisional Begitu juga dengan keputusan kajian yang dibuat oleh Zarin Ismail dan
berhadapan dengan pilihan sama ada kekal dalam budaya dan amalan Ab.Halim Tamuri (2006), yang mengkaji amalan pengajaran guru
fizikal yang sama atau mempertingkatkan diri dalam sistem penjagaan Pendidikan Islam seramai 493 orang di bilik darjah di enam buah negeri di
kesihatan yang lebih profesional. Ahli terapi tradisional perlu mencari Malaysia yang mendapati bahawa min yang diperolehi oleh guru
tempat dalam amalan perubatan moden. Kemahiran mereka juga manual, Pendidikan Islam dalam penggunaan bahan bantu mengajar seperti
tanpa penggunaan dadah dan terhad di bahagian luar tubuh. Tambahan lagi, multimedia hanya 2.73 iaitu berada di tahap sederhana dan hampir kepada
terapi tradisional dikaitkan hanya dengan rawatan fizikal dan senaman tidak memuaskan. Kenyataan ini adalah amat mendukacitakan dan
yang merupakan sebahagian daripada budaya spa masa lalu dan ternyata seharusnya diperbaiki dari semasa kesemasa.
tidak mempraktikkan mana-mana domain profesional(Minns & Bitchell, Sebagai seorang muslim yang tidak ingin melihat penghakisan Aqidah
1998). berlaku kepada anak bangsa kita kerana sebagaimana yang dimaklumi
Pada masa sekarang fisioterapi telah berkembang dari hospital ke pengajaran Aqidah ini sangat penting. Ini diakui oleh Ulwan (2000) dalam
pelbagai unit perubatan dan ahli fisioterapi pada masa kini bekerja di klinik, Syed Ahmad Semait mengatakan:
pusat rawatan, sektor swasta dan juga di sekolah(Australian Physiotherapy “Bahawa si anak dari sejak dia pandai mengenal dan tahu membezakan
Council, 2008; Australian Standards for Physiotherapy, 2006). Seiring mestilah dipertalikan dengan rukun iman yang asasi, juga dengan hakikat-
dengan perkembangan yang begitu dinamik, bidang fisioterapi kini hakikat hari akhirat yang ghaib. Dia mesti diyakinkan dengan berita-berita
merupakan sebahagian daripada perkhidmatan kesihatan yang aktif yang benar yang telah sabit dari hal-hal i’tikad dan perkara-perkara
memberikan sumbangan terhadap pencapaian kesihatan yang optimum ghaib”...(ms: 378).
bagi seseorang individu dan masyarakat dalam mencegah, merawat dan
memulihkan gangguan gerak fungsi melalui proses fisioterapi. Pada hari ini

38 295
sebahagian mata pelajaran Pendidikan Islam Sekolah Menengah di Malaysia. ia merupakan satu profesion perubatan yang boleh diceburi iaitu dari
Ianya sebagai kesinambungan daripada pelajaran aqidah yang diajar di neonatal hingga ke geriatric(Minns & Bitchell, 1998).Bidang ini telah
peringkat sekolah rendah. Sukatan pelajaran dalam Pendidikan Aqidah ini mendapat pengiktirafan yang meluas dan menjadi pilihan sebagai satu
telah disusun mengikut kesesuaian tahap kemampuan murid mengikut bidang kerjaya. Pengkhususan mengikut bidang–bidang tertentu di dalam
Tingkatan. Adakalanya tajuknya berulang pada tingkatan yang berlainan profesion fisioterapi menjadikan bidang ini semakin mendapat tempat dan
tetapi pengisian akan berbeza. Tajuk-tajuk Aqidah berkisarkan 4 tajuk terbuka luas dalam pasaran tenaga mahir(Department of Employment and
utama iaitu berkait dengan perkara Uluhiyyat, Ghaibiyat, Mumkinat dan Workplace Relations 2006; Bentley & Dunstan 2006; Department of Human
Nubuwwat (KPM, 2002). Services, 2007). Ini telah meningkatkan keperluan ahli fisioterapi di negara
kita.
Walaupun Empat perkara utama yang dibincangkan dalam pelajaran
Aqidah ini kelihatan agak berat. Namun ianya sangat penting untuk Kita sering mendengar persaingan yang hebat untuk mengikuti bidang
menerapkan pegangan yang kukuh kepada murid hari ini. Pihak yang perubatan. Walaupun kos pembelajaran dalam bidang ini agak mahal,
menggubal sukatan ini tidak ada pilihan kerana ini merupakan asas yang namun peluang kerjaya dalam bidang perubatan adalah luas dan
mesti diketahui dan dihayati oleh setiap muslim yang mukalaf. Hanya cerah(Access Economics, 2002; Productivity Commission, 2005; Conn,
yang mampu dibuat oleh penulis teks pelajaran Aqidah ialah Harris, and Gavel, 2001; Department of Health and Aged Care (DHAC),
mempermudahkan penerangan dan memasukkan elemen-elemen yang 2001; Joyce, and McNeil, 2006; McMeeken, Grant, Webb, Krause, & Garnett
boleh menarik perhatian murid. 2008). Para doktor tidak dapat merawat pesakit tanpa bantuan jururawat,
juru farmasi, ahli fisioterapi, juru x-ray dan sebagainya. Selari dengan
Mengikut Abdul Salam Mohd Shukri (2003) , salah satu pendekatan
kesedaran masyarakat terhadap penjagaan kesihatan, seharusnya membawa
atau kaedah yang mesti digunakan oleh guru Pendidikan Islam ialah
kepada peningkatan bilangan institusi kesihatan kerajaan mahupun swasta
mengajar pendidikan Aqidah sehingga ianya menjadi satu pelajaran yang
dan syarikat–syarikat gergasi farmaseutika(Anderson, Ellis, Williams, &
seronok dimuridi, mudah difahami dan yang penting sekali ialah akan
Gates, 2005; Chipchase, Galley, Jull, McMeeken, Refshauge, Naylor, &
dihayati oleh murid sepanjang hidup mereka. Pendekatan ini sesuai dengan
Wright, 2006). Sehubungan itu pihak kerajaan perlu bersedia bagi
jiwa murid yang masih muda dan mentah. Al-Bukhari meriwayatkan
menghadapi perubahan ini. Kursus-kursus Sains Kesihatan seperti
daripada Anas bahawa Rasulullah S.A.W bersabda yang
fisioterapi adalah satu prospek baru yang perlu diperkenalkan di sekolah-
bermaksud: ”Mudahkanlah jangan memayahkan, berikanlah berita gembira jangan
sekolah menengah di negara ini(Allen, 2000;Turner, 2001; Chartered Society
menyebabkan mereka lari”.
of Physiotherapy, 2006; Blackstock & Jull, 2007; McMeeken, Webb, Krause,
Dengan ini, guru Pendidikan Islam seharusnya memikirkan kaedah Grant, & Garnett, 2005).
yang terbaik dalam pengajaran Aqidah. Ini juga adalah selari dengan
Di Malaysia bilangan ahli fisioterapi masih sedikit. Menurut statistik
pendapat Ahmad Mohd. Salleh (2003), adalah perlu seseorang guru
unjuran stok dan keperluan tenaga manusia, menjelang tahun 2010 anggota
merancang dengan baik tentang satu-satu kaedah yang hendak digunakan
tenaga paramedik mahir dan berpengetahuan yang diperlukan sekurang-
bagi satu pengajaran. Pemilihan kaedah dan bahan bantu mengajar yang
kurangnya seramai 87,442 orang. Tan Sri Muhyiddin Yassin dalam
sesuai akan membawa pengajaran yang berkesan serta pembelajaran yang
kenyataannya di pembukaan mesyuarat Malaysian Psysiotherapist Association
bermakna dan menyeronokkan.
(MPA) kali ke 47 menggesa pengamal fisioterapi di negara ini untuk
Pada kebiasaannya, guru Pendidikan Islam hanya menggunakan menyediakan input kepada kesedaran kesihatan di kalangan kanak-kanak
kaedah lama sebagaimana dalam kajian yang dibuat oleh Muhammad sekolah. Kempen itu akan menjadi platform yang berkesan untuk mendidik
Sahari dan Hassan Langgulung(1997), Kamaruzzaman dan Mohd Aderi anak-anak muda serta ibu bapa mereka dalam mengamalkan gaya hidup
Che Noh (2006) yang mana guru-guru hanya menggunakan kaedah dan menjalani kehidupan yang sihat. Sebagai sebahagian daripada usaha
penerangan dan perbincangan dalam pengajaran mereka tanpa untuk menangani masalah obesiti kanak-kanak dan isu-isu kesihatan yang
menggunakan bahan bantu mengajar yang berkesan, dengan ini matlamat lain dalam kalangan golongan muda, beliau menggalakkan MPA
untuk menjadikan subjek Pendidikan Islam khususnya subjek Aqidah bekerjasama dengan Kementerian Pelajaran untuk menganjurkan kempen
294 39
kesedaran kesihatan di sekolah-sekolah(Malaysian Psysiotherapist Gambar rajah 1.1: Pengajaran Berkesan
Association, 2010).
Persatuan Fisioterapi Malaysia (MPA) dalam kajiannya mendapati
bidang fisioterapi dalam sektor kesihatan Malaysia amat diperlukan dan
kerajaan perlu memberi laluan kepada kolej-kolej swasta dan institusi
pengajian tinggi untuk menyediakan kursus-kursus bagi menyediakan
tenaga mahir dalam bidang ini. Terdapat 209 hospital swasta dan 157
hospital awam di negara ini, yang memerlukan kira-kira 750 ahli fisioterapi.
Strategi Kecerdasan
Selain itu, kerajaan juga perlu mengambil kira ahli fisioterapi yang bekerja Pedagogi Psikologi
dalam pertubuhan-pertubuhan bukan kerajaan (NGO), dan sektor kerajaan
seperti Kementerian Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat.
Selain itu, kira-kira ahli fisioterapi yang menjalankan amalan persendirian Teknolog
dan bekerja di klinik swasta. Persatuan Fisioterapi Malaysia (MPA)
mendapati purata nisbah ahli fisioterapi kepada penduduk negara adalah Multimedia? Kemahiran
1:27,000 berbanding dengan 1:14,000 bagi negara-negara maju dan 1:500,000
di bawah negara-negara maju. Persatuan Fisioterapi Malaysia (MPA)
meramalkan bahawa akan ada kira-kira 19,000 ahli fisioterapi di negara ini
PENGAJARAN BERKESAN
menjelang 2020, apabila penduduk yang dianggarkan akan menjadi 30 juta,
memberikan nisbah 1:1,700. Justeru, kerajaan perlu mengkaji semula
sasaran ini dan mencadangkan agar ahli fisioterapi yang dihasilkan boleh (Ubahsuaian daripada Ismail Zain, 2002)
dilantik ke sekolah-sekolah di bawah skim guru-guru lepasan ijazah (KPLI).
Semua masalah dan kekangan yang disebutkan di atas menjadi
Mereka boleh menjadi guru dan masuk ke dalam pelbagai bidang
penyumbang terbesar kepada guru-guru Pendidikan Islam untuk tidak
kepakaran dan boleh menjadi pendidik fizikal. Justeru, sekolah akan
menggunakan multimedia sebagai BBM dalam pengajaran mereka dan
mempunyai tenaga pengajar dalam bidang fisioterapi dan Kementerian
menjadikan alasan mereka untuk terus mengekalkan cara tradisional dalam
Pelajaran Malaysia perlu menyediakan ruang untuk bidang ini berkembang
pengajaran mereka.
di sekolah. Untuk mengatasi masalah ini pengkaji inginkan mendapatkan
maklum balas daripada pakar–pakar untuk menyerap masuk subjek
fisioterapi dalam kurikulum sekolah menengah yang sedia ada. PENGAJARAN AQIDAH DAN MULTIMEDIA DI PERINGKAT
Bertepatan dengan keperluan semasa dalam bidang fisioterapi, kajian SEKOLAH MENENGAH
ini bertujuan untuk mengenal pasti bidang-bidang fisioterapi yang akan Menurut Ghazali Darussalam (2004), pendidikan aqidah ialah teras
wujud di pasaran pada masa hadapan. Di samping itu pula, jangkaan yang perlu diajar sebelum seseorang murid memmuridi subjek-subjek lain.
keperluan bidang fisioterapi bagi memenuhi pasaran tenaga kerja dan Ini kerana Pendidikan tauhid merupakan asas keimanan dan keyakinan
subjek yang bersesuaian untuk diserapkan ke dalam kurikulum serta manusia terhadap keesaan Tuhan disamping kepercayaan terhadap rukun
mengetahui keperluan prasarana bagi tujuan penyerapan subjek fisioterapi iman yang enam perkara. Jika ilmu tauhid ini telah ditanam di akal dan
dalam kurikulum sekolah. sanubari seseorang maka ilmu-ilmu lain yang akan bernaung di bawahnya.
Dengan lain perkataan ilmu tauhid menjadi asas dan puncak serta paksi
kepada pelbagai jenis ilmu.
METODOLOGI
Bersumberkan kepada pentingnya Pendidikan aqidah ini, ianya telah
Teknik Delphi digunakan dalam kajian ini. Saedah Siraj(2008)
dijadikan salah satu komponen dalam bahagian Ulum Syar’iah iaitu
berpendapat Teknik Delphi adalah satu pendekatan yang sistematik yang
40 293
menggunakan multimedia dalam pengajaran mereka. Ini ditambah lagi direka untuk mendapatkan kesepakatan atau konsensus pendapat pakar
sebenarnya teknologi multimedia ini hanya sebagai bahan bantu, murid mengenai masa depan tanpa sebarang pengaruh peribadi. Teknik ini adalah
bukannya boleh bergantung sepenuhnya kepada multimedia dalam usaha yang terbaik untuk membuat kajian terhadap Prospektus Profesion
untuk memmuridi sesuatu ilmu. Murid juga masih memerlukan guru Fisioterapi masa depan dan impaknya kepada kurikulum sekolah menengah
sebagai pembimbing utama dan menjadi tempat rujukan untuk memastikan kerana ianya merupakan satu pendekatan yang berstruktur di mana proses
apa yang mereka muridi tidak tersasar. komunikasi kumpulan pakar dalam bidang ini dapat dilakukan secara
berkesan dan tanpa bersemuka(Adler & Ziglio, 1996; Henson, 1980; Ziglio,
Permasalahan ini turut dijelaskan oleh Rosenberg (2000) dalam Mohd
1996). Pembinaan item berdasarkan kesepakatan(konsensus) pandangan
Arif Hj. Ismail dan Norsiati Razali (2003), yang menyatakan bahawa
dalam kalangan pakar bagi mendapatkan tahap kesahan dan
multimedia dapat menambahkan nilai dalam pengajaran dan pembelajaran,
kebolehpercayaan yang tinggi(Gay & Airasian, 2000;Rubin, & Babbie, 2001).
tetapi sebenarnya teknologi ini hanya suatu faktor pemangkin ke arah
Menurut Steward, Halloran, dan Harrigan (1999), kepakaran seseorang
mempercepatkan proses keberkesanannya, manakala kemahiran guru dari
individu dalam bidangnya berupaya menyelesaikan isu yang dikenal pasti
segi aspek pedagogi serta psikologi adalah sangat diperlukan. Dengan itu,
kerana mereka boleh meramal masa depan.
pembelajaran di kelas tidak akan berkesan kepada murid jika guru tidak
mampu mengintegrasikan aspek pedagogi, psikologi dan teknologi dalam
penyampaian ilmu atau dalam pengajaran mereka. Panel Pakar
Menurut Ismail Zain (2002), keberkesanan pengajaran menggunakan Pakar-pakar dalam kajian ini adalah seramai 15 orang pakar yang
multimedia mesti mempunyai pelbagai kaedah, teknik dan aktiviti harus dipilih secara bertujuan(purposive). Mereka yang dipilih sebagai pakar
mampu menyediakan satu persekitaran pengajaran mantap, adalah terdiri daripada kumpulan yang mempunyai kepakaran dalam
menyeronokkan serta mampu menyokong dua aspek yang lain iaitu aspek bidang fisioterapi, perubatan, pembangunan kurikulum dan pendidikan
pedagogi dan psikologi. Tambahnya lagi, aplikasi multimedia bukan sahaja menengah. Pakar-pakar yang dipilih adalah 20 orang yang memiliki
penggunaan pekakas dan perisian yang canggih tetapi mampu menyusun pengetahuan, menceburi dan terlibat secara langsung dalam bidang
satu strategi pengajaran yang lebih berstruktur dan bersepadu. Lihat fisioterapi, lima orang doktor perubatan,tiga orang pegawai yang terlibat
gambar rajah di bawah. dalam penggubalan dan pembangunan kurikulum, tiga orang pentadbir
sekolah menengah.

Prosedur Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data dengan menggunakan Teknik Delphi dalam
kajian ini melibatkan dua pusingan seperti berikut :
Pusingan Pertama
Semua responden yang telah dilantik sebagai pakar ditemu bual untuk
memperoleh persetujuan dalam kajian ini. Teknik Delphi digunakan untuk
membina item instrumen soalan soal selidik bagi melihat keperluan subjek
fisioterapi dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah menengah. Satu temu
duga berstruktur dijalankan dengan pakar yang dipilih bagi mendapat
maklumat yang berkaitan Prospektus Profesion Fisioterapi masa depan dan
keperluan kepada perubahan kurikulum sekolah menengah yang sedia ada.
Hasil daripada temu bual ini dalam pusingan ini akan dijadikan asas
membina soal selidik yang akan digunakan dalam pusingan seterusnya.
292 41
Pusingan Kedua Satu kajian tinjauan yang dilakukan oleh Rabaisyah Azirun (1999)
Pusingan kedua dilaksanakan bagi mengembangkan item instrumen menyatakan bahawa guru-guru Pendidikan Islam di Melaka Tengah,
soal selidik. Selain itu ia bertujuan mengenal pasti, memperincikan dan Melaka, sebenarnya berfikiran positif terhadap multimedia dalam
mempersetujui apa yang telah diperoleh daripada kalangan panel pakar pengajaran tetapi masih lagi menghadapi masalah kemahiran komputer
terhadap item yang dikemukakan dalam soal selidik. Dalam pusingan ini, yang tidak mencukupi, kekurangan kemudahan komputer di sekolah dan
soal-selidik yang telah dibina berdasarkan dapatan dari pusingan pertama. yang paling besar ialah halangan mental iaitu fobia dengan pekakas
Pengkaji terlebih dahulu menyenaraikan mengikut tema-tema persetujuan komputer dan tidak berkeyakinan dengan kebolehan mereka.
terhadap item dan memberikan semula kepada panel pakar untuk Kini kita faham bahawa semakin ramai guru Pendidikan Islam yang
mendapatkan persetujuan semula. Sekiranya terdapat item yang perlu sedar tentang kepentingan penggunaan bahan multimedia dalam
ditambah atau digugurkan, pusingan ini akan dijadikan asas untuk pengajaran mereka dan ingin menggunakan kaedah terbaru dalam
membina item yang benar-benar mempunyai kesahan yang tinggi. Skala pengajaran mereka tetapi terlalu banyak kekangan yang terpaksa mereka
Likert digunakan untuk mendapat konsensus pakar terhadap tema-tema hadapi dan membantut usaha murni mereka itu . Menurut Abdul Ghani
yang dibentuk melalui input dalam pusingan pertama. Shamsuddin (1997), guru Pendidikan Islam menghadapi lebih banyak
cabaran dan kekangan berbanding dengan guru subjek dan lain dalam
mengaplikasikan multimedia dalam pengajaran mereka. Antaranya ialah:
Pusingan Ketiga
x Kekurangan perisian Islam yang yang bersifat interaktif yang dapat
Instrumen soal selidik yang digunakan adalah lanjutan daripada menyokong perkembangan penggunaan Teknologi dalam kelas
kandungan instrumen yang telah diubahsuai dan dimurnikan dalam elektronik.
pusingan terdahulu. Panel pakar tidak lagi perlu mengubah suai,
menambah atau menggugurkan sebarang item yang telah dibina. Item yang x Perisian multimedia interaktif yang ada di pasaran, sebahagiannya
sedia ada(tidak berubah) diberikan persetujuan semula manakala item baru memerlukan kepada pengubahsuaian agar sesuai dengan sukatan dan
yang ditambah perlu mendapatkan tahap persetujuan berdasarkan skala tahap pembelajaran.
Likert yang diberikan. x Keterbatasan maklumat di lebuhraya maklumat kerana kekurangan
pakar-pakar Islam yang menyumbangkan bahan on-line kepada
masyarakat sejagat.
Prosedur Analisis Data
x Kekurangan guru-guru Pendidikan Islam yang terlatih dan
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data yang diperolehi. berkemahiran tinggi dalam penggunaan Teknologi canggih serta
Semua data yang diperolehi daripada pusingan pertama dan kedua mampu menyesuaikan diri dalam pengajaran elektronik.
dianalisis berdasarkan kekerapan, median, julat antara kuartil. Konsesnsus
pakar diukur dengan menggunakan kiraan julat antara kuartil untuk x Kekurangan psarana teknologi dan suasana kondusif. Contohnya
menentukan tahap konsensus antara pakar yang dilantik dalam kajian ini. makmal komputer yang masih kekurangan komputer berbanding
Tahap konsensus yang ditentukan adalah seperti berikut : dengan jumlah murid yang ramai. Begitu juga kelas yang tidak sesuai
untuk menggunakan komputer dan LCD di dalamnya contohnya kelas
a) Konsensus tinggi : Julat Antara Kuartil di antara 0 hingga 1 terlalu sempit, tiada kemudahan layar putih dan sebagainya.
b) Konsensus sederhana : Julat Antara Kuartil 1.01 hingga 1.99 Tambahan lagi menurut Yosni Norjannah (2005), guru-guru
c) Tiada konsensus : Julat Antara Kuartil 2.0 dan ke atas Pendidikan Islam juga bermasalah dari sudut penyediaan pekakasan
sebelum menggunakan sesuatu perisian multimedia iaitu ianya menuntut
masa yang lebih daripada guru sedangkan guru bukan sahaja ditugaskan
menjalankan pengajaran bahkan dibebani berbagai tugas luar bilik darjah
yang menyebabkan guru terpaksa mengetepikan hasrat mereka untuk

42 291
d) Media yang paling ideal untuk pengajaran individu dan pemulihan Analisis Data
kerana ianya memberi peluang kepada murid untuk menjelajah Dapatan daripada setiap pusingan akan dianalisis sebagai usaha untuk
sendiri pelbagai sumber maklumat dalam multimedia. mencapai konsensus di kalangan pakar. Oleh itu, data akan dianalisis
e) Memberi kesegaran baru dalam tugas pengajaran dan pembelajaran menggunakan Ukuran KecenderunganBerpusat (UKB) iaitu median dan julat
kerana ia memberi gambaran yang jelas kepada murid dan ianya antara kuartil.
tidak statik. Jadual 1
f) Membekalkan kepada murid maklumbalas pakar dan juga Jenis-jenis bidang fisioterapi yang menyediakan peluang kerjaya di masa
membekalkan latihan dan ujiminda. hadapan
No. Item Median Julat Antara
Item Kuartil
Kekangan dan Cabaran Pengajaran Pendidikan Islam mengunakan 1 Sukan 4 0
Multimedia 7 Muskulorsceletel rehabilitation 4 0
Menurut kajian yang terbaru mengenai amalan pengajaran guru 3 Kesihatan wanita 4 1
Pendidikan Islam yang dijalankan oleh Kamaruzzaman Abdul Ghani dan 6 Pediatrik 4 1
Mohd Aderi Che Noh (2006), melalui persepsi murid sebagai sampel 2 Geriatrik 4 1
seramai 3166 orang di beberapa negeri di Malaysia berpendapat bahawa 5 Pulmonary/cardiac rehabilitation 4 1
guru Pendidikan Islam begitu kurang menggunakan bahan bantu mengajar 9 Pemulihan tangan (Hand 4 0
terkini seperti OHP, dan komputer ketika mereka mengajar. Mengikut 10 rehabilitation) 4 0
analisis ini, min bagi penggunaan BBM hanyalah 2.71. Ini adalah suatu yang 8 Cardiorespiratory 4 1
membimbangkan dan sepatutnya para pendidik mencari jalan untuk 4 Lympoedema rehabilitation 4 1
mengatasi kelemahan ini. 11 Critical care 4 2
12 Neurology 4 1
Walaupun begitu sudah ada usaha-usaha untuk meningkatkan lagi
13 Kesihatan pekerjaan 4 1
penggunaan multimedia dalam Pendidikan Islam contohnya sebagaimana
(Occupational Health)
penyelidikan yang dibuat oleh Zakaria Ahmad (2005) penggunaan CD
Amputee
komputer untuk Pengajaran Al-Quran di Maktab Perguruan Teknik kepada
sebilangan bakal guru . Tumpuan pengajaran adalah berkaitan dengan
sebutan makhraj huruf, mim mati/nun mati, hukum mad, makna ayat dan Jadual 1 menunjukkan skor median item 1hingga 13 adalah 4. Ini
lagu. Pengajaran dalam bilik kuliah sebanyak dua sesi dalam tempoh dua bermakna semua bidang tersebut akan menyediakan kerjaya dalam pasaran
minggu melibatkan 40 orang murid bidang sains dan bidang teknologi pekerjaan di Malaysia masa hadapan. Jadual 1 juga menunjukkan item 1, 7,
maklumat. Metodologi pengajaran yang digunakan penggunaan CD-Rom 9 dan 10 pada Julat Antara Kuartiladalah 0 iaitu pada tahap setuju tertinggi
untuk proses pengajaran dan pembelajaran. Maklumat sokongan adalah di kalangan pakar. Item 2, 3, 4, 5, 6, 8, 12 dan 13 mendapat Julat Antara
daripada maklum balas guru-guru pelatih dan pensyarah-pensyarah Kuartil 1 di mana ia juga berada pada tahap yang tinggi. Sementara itu, item
pemerhati. Hasil kajian menunjukkan ketiga-tiga pihak bersetuju 11 menunjukkan Julat Antara Kuartil pada nilai 2 di mana ia berada pada
pengajaran Quran berbantukan komputer memberi kebaikan kepada murid tahap sederhana. Dengan kata lain, daripada Jadual 1 analisis jenis-jenis
dan pensyarah. Sekiranya dibandingkan dengan kaedah tradisional murid bidang fisioterapi berdasarkan dapatan Delphi Pusingan kedua
bersetuju bahawa kaedah pengajaran berbantukan komputer adalah lebih menunjukkan panel pakar sangat bersetuju profesion-profesion yang telah
baik untuk pengajaran mim mati/nun mati, hukum mad, makna ayat dan disenaraikan akan berada dalam pasaran kerja dalam bidang profesion di
lagu. Manakala kajian mendapati kaedah tradisional lebih sesuai digunakan masa hadapan.
untuk mengajarkan makhraj.

290 43
Jadual 2 pakar seperti penyediaan latihan dan uji minda untuk menyenangkan
Jangkaan jenis-jenis pekerjaan ini berada di pasaran kerja di Malaysia murid berinteraksi.
No. Item Item Median Julat Antara Menurut Jamaluddin Harun & Zaidatun Tasir (2003), di antara ciri
Kuartil penting yang memberi kelebihan kepada penggunaan teknologi multimedia
15 Sekarang 4 0 dalam pendidikan ialah interaktiviti. Ia sepatutnya menjadi unsur utama
18 2020 4 1 dalam pembangunan aplikasi multimedia kerana ia adalah elemen utama
16 2010 4 2 yang merangsang komunikasi pengguna dengan komputer. Ini membawa
17 2015 4 0 maksud pengguna komputer berupaya mengawal apa isi kandungan yang
19 2025 4 0 hendak dipersembahkan dan bagaimana ia dipersembahkan. Ini juga kerana
20 2030 4 0 ianya mengandungi ciri-ciri hipermedia dan hiperteks yang berperanan
dalam menyediakan sistem capaian informasi yang boleh dicapai secara
Jadual 2 menunjukkan skor median item 15 hingga 20 adalah 4. tidak linear. Menurutnya lagi keupayaan interaktif inilah yang
Sementara itu, julat antara kuartil bagi item 15, 17, 19 dan 20 pula mendapat menyebabkan multimedia ini berbeza dan lebih menarik jika dibandingkan
nilai 0. Ini bermakna semua panel bersetuju bahawa jangkaan keperluan dengan persembahan video dan filem. Walaupun kedua-dua ini juga
pakar-pakar fisioterapi kepada rakyat Malaysia akan berlaku pada tahun mempunyai elemen teks, grafik, audio dan video tetapi pengguna tidak
2015, 2025 dan 2030. Bagi tahun 2020 pula, Julat Antara Kuartil berada pada mampu untuk mengawal isi kandungan dan cara persembahan
nilai 1 dan pada tahun 2020, panel pakar tidak mencapai konsensus yang sebagaimana yang boleh dilakukan kepada multimedia.
tinggi terhadap keperluan pakar-pakar fisioterapi pada tahun 2010 dengan Rosnaini Hj.Mahmud, Mohd Arif Hj. Ismail, Abdullah Mohd Sarif (2000)
mencapai nilai Julat Antara Kuartil ialah 2. menggariskan keistimewaan multimedia berdasarkan respon para guru
Jadual 3 daripada hasil kajian yang dijalankan. Mereka mengatakan bahawa ciri
Matapelajaran di sekolah menengah yang perlu dikuasai multimedia seperti grafik berwarna warni, kesan bunyi, muzik iringan,
sebagai persediaan menceburi bidang fisioterapi suara latar lagu, klip video dapat menyumbang ke arah keseronokan dan
No. Item Item Median Julat minat belajar di kalangan murid. Tambahnya lagi dalam persembahan
Antara multimedia mempunyai bentuk visual bergerak dan adunan audio yang
Kuartil sesuai. Ini sebenarnya amat penting untuk mewujudkan persekitaran
23 Bahasa Inggeris 4 1 pembelajaran yang hidup dan tidak membosankan.
24 Biologi 4 0 Secara umumnya, setelah meneliti pendapat dan kajian-kajian di atas,
25 Sains 4 1 boleh dikatakan penggunaan multi media dilihat amat berkesan kepada
26 Fizik 4 1 pengajaran dan pembelajaran di sekolah kerana ianya dilihat sebagai:
27 Pergerakan manusia (Human 4 1
a) Memudahkan penghasilan bahan pengajaran yang lebih kreatif dan
28 movement) 4 1
efisyen.
29 Sains biomedikal (Biomedical 4 2
Science) b) Pendekatan baru dalam pendidikan yang lebih efektif dan realistik
Rawatan awal selepas kecederaan kepada murid kerana mampu muat turun bahan pengajaran dalam
sukan dan luar bilik darjah denga hanya melalui komputer multimedia
dan LCD .
Jadual 3 menunjukkan median bagi item-item 23 sehingga 29 dengan c) Memudahkan penggunaan pelbagai teknik pengajaran dan
nilai 4. Ini menunjukkan pakar amat bersetuju dengan item yang pembelajaran seperti multimedia, simulasi, aktiviti kumpulan
dicadangkan. Julat Antara Kuartil bagi item 24 adalah 0 menunjukkan pakar menerusi aplikasi rangkaiannya.

44 289
antaranya ialah Abu Zahari Abu Bakar (1988), yang mana beliau mencapai konsensus persetujuan yang tinggi. Julat Antara Kuartil bagi item
berpendapat bahawa pengamatan dan penumpuan murid akan lebih baik 23, 25 sehingga 28 adalah 1. Ia juga menunjukkan konsensus yang tinggi di
jika mereka mendapat rangsangan luaran yang kuat daripada warna-warna kalangan pakar.
yang berbagai, bunyi-bunyian yang menarik, gambar-gambar yang besar
dan terang , tulisan yang cantik, imej yang bergerak-gerak dan berubah-
ubah serta berulang-ulang. Pada pendapat pengkaji, semua rangsangan ini Jadual 4
tidak lagi mustahil diadakan dengan menggunakan bahan multimedia Kaedah penilaian yang sesuai bagi menilai pencapaian pelajar
dalam pengajaran di bilik darjah. dalam bidang ini di sekolah menengah
No. Item Item Median Julat
Pendapat di atas juga menguatkan lagi penyelidikan yang dibuat oleh Antara
Green T.D dan Brown A (2002) yang mengatakan bahawa multimedia yang Kuartil
digunakan di dalam bilik darjah boleh mendorong lagi keinginan untuk
30 Teori 4 1
belajar, menambahkan lagi produktiviti dan meningkatkan kreativiti di
31 Praktikal 4 1
kalangan guru dan juga murid. Malah guru dan murid juga mampu
membuat penemuan baru dalam program multimedia ini seterusnya juga
Jadual 4 terdapat item 30 dan 31 di mana nilai median kedua-duanya
dapat berkongsi penemuan terbaru tersebut bersama ahli kumpulan mereka.
adalah 4 dan para pakar juga mencapai konsensus yang tinggi bagi kedua-
Begitu juga dengan kajian yang dibuat oleh Baron A.E dan Orwig G.W dua item berkenaan dengan mendapat nilai Julat Antara Kuartil bersamaan
(1995) mendapati bahawa penggunaan multimedia dalam latihan atau dengan 1.
kursus yang dijalankan boleh menambahkan lagi keberkesanan kepada
kursus tersebut, telah meningkatkan keyakinan diri peserta kursus, telah
berjaya mengurangkan masa latihan, mengurangkan kos, menjadikan Jadual 5
pengajaran dan pembelajaran lebih aktif, menggalakkan penyelidikan Kaedah pengajaran yang sesuai bagi mengajar bidang fisioterapi
seterusnya dapat memberi motivasi kepada peserta kursus atau latihan yang di sekolah menengah
mereka jalani. No. Item Item Median Julat Antara
Kuartil
Menurut Rozinah Jamaluddin (2005) Eiser, (1992) dalam kajiannya
32 Demonstrasi 4 0
berkaitan dengan multimedia di Texas dan California telah menunjukkan
33 Praktikal 4 1
keberkesanannya kepada pendidikan melalui adaptasi buku teks kepada
34 Klinikal 4 1
cakera video. Keberkesanannya juga dapat lihat dalam kajian Kulik dan
Kulik (1985, 1986, 1991 & 1994) dalam Rozinah Jamaluddin juga dapat
dilihat melalui peningkatan gred pembelajaran dan dapat mengurangkan Nilai median 4 bagi semua item dalam Jadual 5 menunjukkan tahap sangat
masa belajar bagi semua murid yang berada di kolej ataupun peringkat setuju dan mencapai persetujuan pakar dengan konsensus yang tinggi iaitu
dewasa. nilai Julat Antara Kuartil adalah 0 dan 1. Data tersebut menunjukkan panel
pakar bersetuju sebulat suara bahawa kaedah pengajaran bagi bidang
Begitu juga pendapat dari Yosni Norjannah (2005) yang mengatakan
fisioterapi adalah dengan kaaedah demonstrasi, praktikal dan klinikal.
bahawa situasi pengajaran dan pembelajaran akan menjadi lebih realistik
dan relevan bagi murid kerana multimedia mampu menyediakan gambaran
yang jelas dan tidak statik. Tambahnya lagi dengan adanya multimedia
boleh memberi galakan kepada murid untuk menjelajah sendiri pelbagai
sumber maklumat kerana ianya mampu muat bahan pengajaran dalam dan
luar bilik darjah. Pihak sekolah hanya perlu menyediakan komputer
multimedia dan LCD. Selain itu juga ianya membekalkan maklumbalas

288 45
Jadual 6 paparan iaitu bukan sahaja melalui paparan skrin komputer malah boleh
Apakah bentuk laluan kerjaya bagi pelajar-pelajar yang disambung terus ke monitor televisyen atau ditayang melalui projector LCD.
memilihmatapelajaran fisioterapi sebagai matapelajaran pilihan mereka? Istimewanya lagi multimedia ini ialah ianya berbentuk interaktif yang mana
No. Item Item Median Julat Antara murid boleh mengawalnya atau strukturnya berunsurkan hypermedia yang
Kuartil boleh dimasukkan ke laman web dan murid boleh menggunakannya untuk
35 Sukan 4 0 pembelajaran.
36 Geneatrik 4 1 Rozinah Jamaluddin (2005) menjelaskan lagi bahawa para pendidik
37 Pediatrik 4 1 pada masa sekarang jangan sesekali mengehadkan pengajaran di dalam
38 Kesihatan wanita 4 1 bilik kelas kepada persembahan linear seperti dalam buku teks, tetapi ini
39 Industri 4 1 akan lebih bermakna jika multimedia digunakan kerana ianya akan
40 Ergonomik 4 1 menjadikan bacaan lebih dinamik dengan mengembangkan teks dalam
41 Kesihatan pekerjaan 4 1 sesuatu topik tertentu. Ia juga akan menjadikan teks lebih bermaya dengan
42 Haiwan 4 1 intergrasi bunyi, gambar, muzik dan video.
Menurut Rozinah Jamaluddin lagi, Perubahan yang berlaku dalam
Nilai median 4 bagi semua item di dalam Jadual 6 menunjukkan satu masyarakat kita juga mempengaruhi pembangunan sistem pengajaran kita.
kesepakatan yang tinggi di kalangan semua pakar. Data tersebut juga Kita boleh melihat reka bentuk sistem pengajaran yang beganjak daripada
menunjukkan konsensus yang tinggi pada item 35 dengan mendapat nilai teori behaviorism ke teori cognitivism dan yang terkini ialah teori
Julat Antara Kuartil adalah 0 sementara bagi item 36 sehingga 42 pula constructivism. Dalam teori terbaru ini, murid berada di dalam kelas mesti
mencapai nilai Julat Antara Kuartil adalah 1. Ini menunjukkan bahawa aktif di mana pembelajaran berlaku dalam dua hala iaitu berpusatkan
bidang kerjaya fisioterapi amat luas merangkumi bidang-bidang sukan, kepada murid (Student centered). Dengan adanya pengajaran menggunakan
geneatrik, pediatrik, kesihatan wanita, industri, ergonomik, kesihatan multimedia menguatkan lagi teori ini kerana murid dapat belajar dengan
pekerjaan dan bidang haiwan. lebih berkesan dengan cara mereka memberikan input dan jawapan yang
mana ianya akan diadili dengan maklumbalas yang telah dikodkan dalam
pakej multimedia interaktif. Tambahnya, guru di sini hanya berfungsi
Jadual 7
sebagai fasilitator yang akan bertindak sebagai pemudahcara bagi murid.
Apakah kemudahan infrastruktur yang diperlukan oleh sesebuah
Murid juga dapat mencari sebanyak mana maklumat yang mereka
sekolah menengah apabila fisioterapi menjadi matapelajaran sekolah?
kehendaki dengan bantuan daripada guru mereka.
No. Item Item Median Julat Antara
Kuartil Antara sebab yang penting multimedia digunakan dalam Pendidikan
43 Kelas syarahan 4 1 mengikut Usha Devi (2000) adalah kerana perkembangan teknologi baru ini
44 Makmal 4 1 menawarkan satu teknologi maklumat yang bersepadu serta berfungsi
45 Kolam hidroterapi 4 1 kerana kaedah ini memudahkan penyimpanan dan penyampaian maklumat
46 Gimnasium 4 1 kepada para pendidik dan para murid. Tambahan lagi kita juga tahu
47 Bilik rawatan 4 1 bahawa komputer adalah sebagai alat yang penting berkait dengan
48 Bilik penilaian 4 1 maklumat dan pengetahuan dan bagi pendidik dan murid, mereka sangat
memerlukan maklumat dan pengajaran kerananya kedua-duanya adalah
pemangkin kepada kejayaan mereka.
Bagi Jadual 7, menunjukkan nilai median 4 bagi item 43 sehingga 48
dengan mencapai konsensus yang tinggi iaitu nilai Julat Antara Kuartil Sebenarnya antara sebab multimedia diciptakan dan digunakan dalam
bersamaan dengan 1. Ini jelas menunjukkan para pakar amat bersetuju pengajaran dan pembelajaran di bilik darjah adalah untuk mengikut saranan
dengan kemudahan infrastruktur yang perlu ada di dalam bidang fisioterapi yang dibuat oleh pakar-pakar psikologi pendidikan sejak dulu lagi

46 287
daripada cerita ini dalam membangunkan kandungan multimedia untuk seperti menyediakan kolam hidroterapi, kelas syarahan, makmal,
tujuan pendidikan. gimnasium, bilik rawatan dan bilik penilaian.
Orang Islam mempunyai potensi untuk memajukan teknologi
maklumat ini dengan berpegang kepada hikmah sebagai asas dalam PERBINCANGAN
membangunkannya. Pembangunan perisian dan kandungan perlulah
bermatlamatkan penerapan nilai hikmah dalam kalangan penggunanya Dapatan jelas menunjukkan bawah karier dalam bidang fisiterapi
kerana ia akan meninggalkan implikasi baik bagi seluruh umat manusia dan mempunyai masa depan yang cerah terutama dalam bidang sukan,
umat Islam khasnya. Ia juga merupakan satu praktik ibadah yang akan pemulihan muskuloskeletal pemulihan tangan dan kardiorespiratori.
mendapat ganjaran besar di sisi Allah s.w.t. Anggaran keperluan tenaga kerja dalam bidang kesihatan wanita, pediatrik,
geriatriks, pemulihan pulmunari, kardiak, pemulihan limpodema, rawatan
Ismail Ibrahim (1999) menyarankan agar umat dan dunia Islam kritikal, kesihatan pekerja dan amputee juga menjelaskan bahawa keperluan
seharusnya mengejar peluang serta turut bersaing dalam mengambil perubahan kurikulum amat berkait rapan dengan keperluan kerjaya ini.
peluang membangunkan teknologi maklumat dan komunikasi sebagai satu
bentuk penunaian kewajipan dan tanggungjawab mereka yang diberi Anggaran keperluan dalam tenaga manusia di Malaysia juga
amanah sebagai khalifah untuk memakmurkan alam ini. menunjukan kepeluan kerjaya dalam bidang fisioterapi amat tinggi.
Kesemua pakar dalam kajian ini mempunyai konsensus yang tinggi
Perbincangan di atas memberikan satu petunjuk bahawa umat Islam berkaitan dengan keperluan tenaga mahir dalam bidang ini. Justeru,
tidak boleh ketinggalan dalam perkembangan teknologi ini. Mereka mesti tindakan drastik perlu diambil oleh Pusat Perkembangan Kurikulum dan
bersikap positif dan menceburkan diri secara aktif dalam denyut Kementerian Pelajaran Malaysia dalam menilai semula keperluan
perkembangannya dengan kerangka yang selari dengan kehendak dan kurikulum yang boleh memenuhi keperluan tenaga mahir dalam bidang
tuntutan syariat. Umat Islam perlu terkehadapan dalam bersaing serta fisioterapi dan permintaan terhadapnya. Pusat Perkembangan Kurikulum
berlumba agar kekuatan umat ini terserlah pada pandangan kawan dan juga perlu merancang subjek-subjek yang sesuai dalam membentuk
lawan. Mereka perlu berjihad dalam melaksanakan tugasan ini sebagai kurikulum yang berkaitan dengan fisoterapi.Konsensus yang tinggi juga
menyahut seruan Rasulullah S.A.W dalam hadithnya yang bermaksud: terhadap rekabentuk kurikulum fisioterapi harus diambil kira bagi memberi
“Orang mukmin ialah orang yang bijaksana, pintar, waras, berhati-hati, ruang kepada murid menguasiai subjek seperti biologi selain Bahasa
berani, tidak gopoh, alim dan wara’” (hadith riwayat al-Dailami). Inggeris, fizik, pergerakan manusia dan sains biomedik. Penjelasan lanjut
berkaitan dengan keperluan memebentuk kurikulum baru bersesuaian
dengan pakej yang ditawarkan kepada murid dalam sistem pensijilan
KEPENTINGAN MULTIMEDIA DALAM PENGAJARAN DAN terbuka. Ini berikutan sekiranya murid ingin meneruskan pengajian lanjut
PEMBELAJARAN mereka dalam bidang yang sama selepas menamatkan persekolah
Multimedia merupakan kemahiran asas yang bergerak dengan pantas menengah.
dan sangat penting bagi kehidupan pada abad ini. Multimedia telah berjaya Perancangan yang teliti diperluan dalam perlaksanaan kurikulum
menukar gaya pembacaan kita pada hari ini. Kalau dahulu, buku teks hanya fisioterapi di sekolah menengah. Panel pakar juga bersetuju bahawa
memaparkan teks dan gambar yang kaku tetapi segalanya telah berubah penilaian subjek fisioterapi perlua dijalankan secara teori dan praktikal.
dengan adanya teknologi multimedia ini. Cara penilaian terhadap subjek ini juga perlu diubah dan tidak hanya
Menurut Ismail Zain (2002), multimedia adalah salah satu media berasaskan kepada peperiksaan semata-mata (Taylor, 2003). Yap (2003) and
pengajaran (instructional media) iaitu cara di mana informasi dapat McMeeken et al.(2008) dalam kajiannya juga mendapat penilaian secara
disampaikan kepada murid. Tambahnya lagi multimedia pula dirujuk teori dan praktikal lebih adil dalam menilai murid kerana penilaian
kepada pelbagai media samada teks,grafik, audio,video dan animasi dijalankan secara holistik dan tidak hanya terhad kepada peperiksaan.
berbentuk digital yang disebarkan melalui mikroproses pada peranti Teknik mengajar juga perlu diubah sekiranya subjek fisioterapi dijadikan
sebagai kurikulum baru(McMeeken, 2008). Panel pakar juga bersepakat
286 47
bahawa kaedah pengajaran juga diubah kepada kaedah demonstrasi, pembelajaran yang mengatakan bahawa 80 % daripada apa yang dilihat,
praktikal dan klinikal. Ini kerana kurikulum fisioterapi memerlukan murid didengar dan dipraktikkan dapat diingat lebih lama oleh manusia.
didedahkan dengan pengetahuan dan kemahiran yang tinggi. Justeru,
Walaupun teknologi maklumat dan komunikasi menyediakan ruang
kaedah ini secara tidak langsung akan menepati keperluan penilaian
penyebaran maklumat dan pengetahuan yang luas, namun tidak semua
terhadap pelajar.
maklumat itu boleh dikategorikan sebagai ilmu. Hanya maklumat dan
KPM juga harus mengambil kira infrastruktur dalam kaedah pengetahuan yang bernilai boleh diterima sebagai ilmu. Ilmu juga
pengajaran sekiranya merancang kurikulum fisioterapi nanti. Sekolah yang mempunyai beberapa peringkat yang peringkatnya yang tertinggi adalah
terpilih untuk melaksanakan kurikulum ini nanti perlu dilengkapi dengan hikmah. Dengan kawalan perkakasan semata-mata, komputer tidak boleh
bilik syarahan, makmal, kolam hidroterapi, gimnasium, bilik rawatan dan menyediakan kandungan ilmu yang bernilai tinggi iaitu hikmah. Allah
bilik penilaian. Infrastruktur ini diperlukan dalam memudahkan pengajaran hanya menjadikan manusia yang mempunyai hati (jiwa) dapat mencapai
dan pembelajaran. Walau bagaimanapun, KPM dan PPK perlu merancang tahap ilmu yang tertinggi (hikmah) tersebut. Manusia yang berhikmah
dengan teliti dalam merealisasikan kurikulum fisioterapi pada masa depan. bukan sahaja mempunyai pengetahuan tetapi menterjemahkan ilmu
tersebut dalam perlakuan mereka. Mereka juga memiliki kemampuan untuk
menapis sesuatu maklumat dan pengetahuan yang sampai kepada mereka
RUMUSAN sama ada ia bermanfaat atau sebaliknya. Di dalam surah al-Hujurat, ayat 6,
Dapatan kajian ini jelas menunjukkan bahawa masa depan dalam Allah SWT berfirman dengan maksud:
bidang fisioterapi amatlah cerah dan memberi peluang yang sangat luas “Wahai orang yang beriman, jika datang kepada orang fasiq membawa sesuatu
bagi lepasan sekolah menengah yang meminati bidang separa perubatan. berita, maka selidiklah terlebih dahulu”.
Ibu bapa yang berpandangan positif harus melihat bidang separa perubatan
sebagai bidang yang sama pentingnya dengan bidang perubatan yang Maksud daripada ayat berkenaan memberi panduan kepada peranan
selama ini dilihat sebagai tidak mempunyai masa depan yang baik untuk manusia dalam menerima maklumat dan pengetahuan daripada sumber
anak-anak mereka. Kementerian Pelajaran Malaysia juga harus melihat yang berasaskan teknologi maklumat dan komunikasi iaitu menapis,
kembali silibus sekolah menengah yang sedia ada bagi memberi ruang dan menyaring dan menentukan keutamaan apa yang diterima. Di dalam ayat
peluang kepada pelajar untuk menceburi bidang selain daripada bidang berkenaan juga Allah SWT memerintahkan umat Islam menyelidik terlebih
perubatan yang selama ini diangap berprestij diceburi oleh pelajar aliran dahulu sesuatu yang disampaikan untuk menentukan kebenarannya demi
sains ketika di sekolah menengah. Kurikulum yang lebih fleksibel dan menjaga kemaslahatan Ummah. Perintah ini mesti menjadi ingatan bagi
menitikberatkan praktikal selain daripada teori yang dipelajari di dalam setiap orang Islam yang ingin melayari internet kerana tidak semua
kelas membolehkan pelajar-pelajar lebih bersedia untuk melanjutkan maklumat yang dijumpai adalah benar. Begitulah juga dengan seorang yang
pelajaran dalam bidang yang diminati di samping memenuhi era globalisasi menggunakan kemudahan teknologi tersebut dalam amalan pengajaran
pembelajaran yang berteraskan kemahiran berbanding peperiksaan semata- mereka. Maklumat yang yang menyeleweng dan paparan negatif hendaklah
mata. Justeru, Kementerian Pelajaran Malaysia harus menyemak kembali dihindari kerana ia boleh meninggalkan kesan negative bagi yang
silibus sedia ada bagi tujuan kesesuaian semasa dalam memenuhi keperluan memperolehinya. Kemantapan aqidah dan ilmu pengetahuan amat berguna
rakyat dan aspirasi negara. untuk memastikan maklumat yang diterima tidak menghakis jatidiri mereka
sebagai seorang muslim.
Dalam al-Quran banyak kisah kehidupan berasaskan nilai hikmah
RUJUKAN dipaparkan untuk panduan pembacanya. Misalnya, cerita Nabi Sulaiman
Anderson G, Ellis E, Williams V, & Gates, C. (2005). Profile of the dan bapanya Nabi Daud, Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis, sehinggalah kisah
physiotherapy profession in New South Wales (1975–2002)Australian Luqman al-Hakim dan anaknya serta Nabi Musa dan seorang lelaki
Journal of Physiotherapy 51: 109–116. (dikatakan Nabi Khidir). Banyak teladan hikmah yang kita boleh belajar

48 285
beliau ada perkaitan dengan teknologi komputer. Ayat 1 hingga 5 surah al- Access Economics (2002), An Analysis of the Widening Gap between Community
Alaq tersebut bermaksud: Need and the Availability of GP Services, Access Economics Pty Ltd.
Canberra.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia daripada segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Allen, I. (2000). Challenges to the Health Services: The Professions, British
Yang Paling Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Medical Journal Vol 320, pp. 1533-1535.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” Australian Health Ministers’ Conference (2004), National Health Workforce
Dalam potongan ayat tersebut, Allah s.w.t. menggunakan perkataan Strategic Framework, Sydney.
qalam atau pena. Dalam konteks zaman penurunan wahyu tersebut, pena Australian Physiotherapy Council (2008) Accreditation. Available from:
merujuk kepada alat untuk menulis, menyebar dan menyimpan maklumat http://www.physiocouncil.com.au/Accreditation/ [Accessed 22 April
serta ilmu. Dalam konteks hari ini, alat untuk menulis, menyebar dan 2013].
menyimpan maklumat serta ilmu adalah komputer. Perkembangan inilah
yang perlu dihayati oleh orang Islam dalam menanggapi perkembangan Australian Standards for Physiotherapy (2006) Available from:
kehidupan mereka. http://www.physiocouncil.com.au/australian_standards_for_physioth
erapy [Accessed 22 April 2008].
Menurut Ismail Ibrahim (1999) lagi, penurunan wahyu tersebut
memberi petunjuk jelas bahawa menulis dan membaca adalah asas kepada Bentley P, Dunstan D (2006) The Path to Professionalism: physiotherapy in
ilmu pengetahuan. Maksudnya, Allah s.w.t. mengajar manusia dengan Australia to the 1980s. Melbourne: Australian Physiotherapy
perantaraan menulis dan membaca. Bahkan ketika ayat itu diturunkan, Nabi Association.
Muhammad s.a.w. tidak mengenal huruf apatah lagi membaca. Qalam itu Blackstock FC, Jull GA (2007) High-fidelity patient simulation in
pula merujuk kepada pena yang digunakan untuk menulis dan kemudian physiotherapy education Australian Journal of Physiotherapy, 53: 3–5.
disebarkan kepada umat manusia. Komputer telah menggantikan peranan
Chartered Society of Physiotherapy (2006): Urgent action needed to secure
pena pada hari ini atas dasar perkembangan teknologi dan kepantasan
jobs for newly qualified physios. from:
aliran maklumat. Penciptaan komputer menyebabkan dunia semakin
http://www.csp.org.uk/director/newsandevents/news.cfm?item_id=95
‘mengecil’ kerana pelbagai perkara boleh diperolehi dengan mudah melalui
BD9AB500AC0B04CB2C380167B8603A[Accessed 7 January 2013].
perantaraan perkakasan tersebut. Menjadi tanggungjawab manusia untuk
memastikan kemudahan tersebut digunakan bagi tujuan yang mendekatkan Chipchase LS, Galley P, Jull G, McMeeken JM, Refshauge K, Naylor M,
mereka kepada Pencipta sepertimana firman Allah Taala dalam surah An- Wright A (2006) Looking back at 100 years of physiotherapy
Nahl, ayat 78, bermaksud: education in Australia. Australian Journal of Physiotherapy 52: 3–7.

“Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan kamu Conn, W., Harris, M. and Gavel, P. (2001), Australian Medical Workforce Data
tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, Collections, Australian Medical Workforce Advisory Committee
penglihatan dan hati (jiwa) agar kamu bersyukur.” (AMWAC), Sydney.

Jelas daripada ayat berkenaan bahawa proses kesempurnaan kejadian Council of Australian Governments (COAG), (2006), COAG Communiqué:
dan kematangan manusia melibatkan tiga aspek yang dinyatakan iaitu Report on Australia’s Health Workforce, COAG Unit, Department of the
pendengaran, penglihatan dan jiwa. Andai diterjemahkan dalam konteks Prime Minister and Cabinet, Canberra.
perkembangan teknologi komunikasi dan maklumat, ia relevan dengan Crosbie J, Gass E, Jull G, Morris M, Rivett D, Ruston S, Sheppard L, Sullivan
aplikasi multimedia yang mampu menggabungkan aspek audio J, Vujnovich A, Webb G, Wright A (2002):Sustainable undergraduate
(pendengaran), visual (penglihatan) dan analisis (hati atau minda) dalam education and professional competency. Australian Journal of
kalangan khalayak. Fakta ini turut disokong oleh kajian dalam psikologi Physiotherapy 48: 5–7.

284 49
Department of Health and Aged Care (DHAC).(2001). The Australian Medical mengikuti dengan baik pengajaran yang dikendalikan oleh guru yang
Workforce, Occasional Papers: New Series No. 12, DHA, Canberra. berkemampuan sedemikian.
Department of Employment and Workplace Relations (2006) National State Dalam pengajaran Pendidikan Islam, terdapat komponen yang agak
Skills Shortage List (Physiotherapists).Available from: sukar untuk diajar berbanding komponen yang lain. Di antaranya ialah
http://jobsearch.gov.au/joboutlook/ [Accessed 22 April 2013]. komponen Aqidah yang agak sukar untuk dicerakinkan bagi tujuan
Department of Human Services (2005) Victorian Government submission to penghayatan oleh murid berbanding dengan isi komponen Ibadah dan
the Productivity Commission Study into the Health Workforce. Akhlak Islamiyah serta Tilawah Al-Quran. Menurut Abdul Salam Mohd.
Available from: Shukri (2003), pendidikan Aqidah secara dasarnya adalah suatu yang
http://www.health.vic.gov.au/workforce/downloads/productivity_co kompleks. Pengajarannya perlu mencapai matlamat yang tertinggi iaitu
mmission2.pdf [Accessed 12 December 2013]. pengiktirafan dan pengakuan kebenaran berkaitan kedudukan sebenar
sesuatu perkara sehingga murid dapat mengiktiraf dan mengakui adanya
Department of Human Services (2007): Physiotherapy Labour Force Victoria Allah, kedudukan-Nya sebagai Rabb iaitu Pencipta dan Ilah iaitu Tuhan
2006. Melbourne: Victorian Government Department of Human yang disembah dan dipatuhi dalam semua perkara serta Allah sebagai
Services. Available from: http://www.health.vic.gov.au/workforce/ Tuhan yang memiliki segala sifat kesempurnaan. Pendidikan Aqidah ini
pubs.htm akan menjadi bertambah rumit lagi apabila guru hanya menggunakan
Gay, L. R., & Airasian, P. (2000). Educational research: Competencies for analysis kaedah penerangan tanpa alat bantu mengajar yang berkesan. Ini akan
and aplication(6th edition). New Jersey: Merrill. menyebabkan murid hanya menghafal isi yang terkandung dalam pelajaran
Glenn, J. C., & Gordon, T. J. (2007). State of the future 2007. Washington, DC: Aqidah tanpa memahami serta menghayati kandungannya yang sebenar.
Lebih merumitkan, apabila pembelajarannya hanya sekadar untuk lulus
World Federation of UN Associations and American Council for the
peperiksaan.
United Nations University.
Oleh itu, eksploitasi teknologi maklumat dan komunikasi khususnya
Joyce, C., and McNeil, J. (2006). ‘Fewer medical graduates are choosing
teknologi multimedia dalam pengajaran komponen Aqidah mampu
medical practice: A comparison of four cohorts’, Medical Journal of
Australia, vol. 185, pp. 102-4. menyediakan satu ruang untuk meningkatkan keberkesanan yang
diharapkan.
Linstone, H. A., & Turoff, M. (2002). The Delphi Method: Techniques and
Applications http://is.njit.edu/pubs/delphibook/delphibook.pdf
KONSEP TEKNOLOGI MULTIMEDIA DALAM AL-QURAN
McMeeken, J.(2008). Physiotherapy education-what are the cost?. Australian
Journal of Physiotherapy, vol 54, 85-86. Menurut Mashkuri Yaacob, Salimah Mokhtar dan Abdullah Ghani
(2000), teknologi bukanlah sesuatu yang asing dalam sejarah Islam. Ia
McMeeken JM, Grant R, Webb G, Krause KL, Garnett R (2008) Australian
berkembang secara berterusan selari dengan peningkatan kepandaian
physiotherapy student intake is increasing and attrition remains as the
manusia bagi memudahkan kehidupan mereka. Jika ditelusuri, teknologi
university average: a demographic study. Australian Journal of
berkaitan mesin senibina, ketenteraan, perkapalan, perubatan, pertanian dan
Physiotherapy 54: 65–71.
sebagainya telah berkembang maju mendokong kecemerlangan umat Islam
McMeeken JM, Webb G, Krause KL, Grant R, Garnett R (2005) Learning sebelum abad ke 16 masihi lagi. Sebenarnya roh ajaran Islamlah yang
Outcomes and Curriculum Development in Australian Physiotherapy menjadi pencetus dan penggerak utama kepada kejayaan tersebut dalam
Education. from: tangan para ilmuan, sarjana, saintis dan teknologis muslim pada masa itu.
http://www.physiotherapy.edu.au/physiotherapy/go [Accessed 22
Ismail Ibrahim (1999) menjelaskan bahawa wahyu pertama yang
April 2013].
diturunkan kepada Rasulullah s.a.w. iaitu ayat permulaan bagi surah al-
Minns, C. & Bithell, C.(1998). Musculoskeletal physiotherapy in GP Alaq secara tidak langsung membicarakan tentang teknologi yang pada
fundholding practices, Physiotherapy, vol 84(2), 84-92.
50 283
Di samping itu, satu lagi situasi yang wajar mendapat perhatian semua Nall C (2005) The health workforce. Melbourne: Australian Physiotherapy
pihak berkepentingan ialah keperibadian guru Pendidikan Islam yang tidak Association. Available from: http://apa.advsol.com.au /independent
lagi mempunyai daya tarikan dalam kalangan murid. Jika guru berkenaan /documents /submissions/WorkforceEnquiry.pdf
tidak mempunyai daya tarikan pada pandangan murid, sukar untuk mereka Productivity Commission (2005) Australia’s Health Workforce Research
melihat idealisme yang terkandung dalam dalam cara hidup Islam dan guru Report. Canberra: Australian Government. Available from:
berkenaan tidak mampu menjadi contoh ikutan bagi para murid. Kajian http://www.pc.gov.au/study/healthworkforce/docs/finalreport
Muhammad Sahari dan Hassan Langgulung (1998) mendapati bahawa
kaedah pengajaran guru Pendidikan Islam secara umumnya tidak menarik Rubin, A., & Babbie, E.(2001). Research method for social science work.
perhatian murid. Kajian Aiiri Abu Bakar (2003) kepada 415 murid di daerah Wadsworth: Thompson Learning.
Alor Gajah juga telah menunjukkan nilai min keseluruhan sikap murid Saedah Siraj (2008a). Kurikulum masa depan (Future curriculum) (1st ed.).
terhadap subjek Pendidikan Islam adalah rendah iaitu 2.71, manakala min Kuala Lumpur: Penerbit Universiti Malaya.
sikap murid terhadap guru Pendidikan Islam ialah 2.50. Kedua bacaan
Saedah Siraj, & Azdalila Ali (2008). Principals’ projections on the Malaysian
tersebut menggambarkan tahap yang sederhana dan sudah tentu tidak
secondary school future curriculum.International Education Studies,
memuaskan. Apabila murid tidak berminat dengan seseorang guru, sudah 1(4), 61-78. [Online] http://www.ccsenet.org/ies/
semestinya apa yang diajar oleh guru berkenaan tidak akan mendapat
perhatian dan keutamaan daripada mereka. Oleh itu, mata pelajaran Steward, L. G., O’Halloran, C., Harrigan, P., & Spencer, J. A. (1999).
Pendidikan Islam hanya dipelajari untuk lulus dan bukannya untuk Identifiying appropriate tasks for the preregistration year: Modified
difahami dengan mendalam sebagai bekalan hidup mereka di masa Delphi Technicque. British Medical Journal, 319(7204), 224 – 229.
hadapan. Secara tidak langsung, tidak hairanlah jika masalah sosial Taylor, R. L. (2003). Assessment of Exceptional Students, Educational and
berleluasa apabila murid tidak lagi berminat dengan didikan berteraskan Psychological Procedures.Ed. ke-6. USA: Allyn and Bacon.
Islam disebabkan tidak berminatnya mereka dengan personaliti dan kaedah
Turner, P.(2001). The occupational prestige of physiotherapy: Perception of
pengajaran guru matapelajaran itu sendiri.
student physiotherapists in Australia, Australian Journal of
Kajian yang dibuat oleh Khadijah Abdul Razak dan Shahrin Awaludin Physiotherapy, vol 47, 191-197.
(2006) melibatkan seramai 717 guru Pendidikan Islam di enam buah negeri
Yap,Y. K. (2003). Pengurusan Kurikulum – Penilaian. KertasKerja Edaran PTK
mengenai penilaian kendiri mereka terhadap amalan pengajaran di dalam
DG48. Kuala Lumpur.
kelas telah membuktikan bahawa mereka mengakui tentang kurangnya
penggunaan bantu bantu mengajar yang terkini (TMK dan komputer) iaitu
dengan nilai min yang rendah (2.05) sahaja. Kekurangan ini sudah tentu
bertentangan dengan tuntutan semasa untuk mempelbagaikan cara dan
metod pengajaran subjek Pendidikan Islam melalui kemudahan TMK yang
sudah menjadi sebahagian daripada kehidupan masa kini.
Pada pandangan Ismail Ibrahim (1999), teknologi komunikasi dan
maklumat menarik perhatian dan minat generasi muda kerana mereka
melihat keistimewaan yang ada di dalam teknologi tersebut secara logik
yang bersesuaian dengan zaman kini. Oleh itu, jika guru Pendidikan Islam
berkebolehan dalam mengeksploitasi keistimewaan teknologi tersebut,
mereka akan dapat memperkenalkan satu pengalaman pembelajaran yang
menarik dalam diri murid. Murid sudah tentu akan merasa kagum dan

282 51
PERBANDINGAN PEMIKIRAN KONSEP AKHLAKAL-GHAZALI APLIKASI TEKNOLOGI MULTIMEDIA DALAM PENGAJARAN
DAN IBN MISKAWAYH DALAM ASPEK ROHANI KONTEMPORARI BAGI AQIDAH ISLAMIYAH

Zulfahmi dan Wan Hasmah Wan Mamat,EdD. Rahimi Md Saad dan Zaiton Mat Deris

PENGENALAN PENGENALAN

Melalui pendidikan manusia dapat mempelajari semua konsep dan Kurikulum Pendidikan Islam peringkat menengah yang dilaksanakan
pelbagai aspek dalam kehidupan demi menjaga kelangsungan hidup. di Malaysia adalah disusun berdasarkan kerangka Falsafah Pendidikan
Manusia boleh membentuk satu tamadun yang stabil dan sempurna melalui Kebangsaan (FPK) yang bermatlamatkan pembentukan insan seimbang.
akhlak mulia. Sejarah telah menyaksikan bahawa antara sebab yang Pelbagai perubahan telah dilalui oleh kurikulum berkenaan untuk
membawa kemusnahan dan kehancuran sesuatu bangsa ialah akibat disesuaikan dengan peredaran zaman dan generasi namun isi
daripada kerakusan manusia dan hilangnya nilai-nilai kemanusiaan serta kandungannya tidak banyak mengalami perubahan. Perubahannya banyak
akhlak dalam kehidupan (Asmawati Suhid, 2009). Ianya menjadi satu idea berlaku ke atas penyusunan struktur isi kandungan yang disesuaikan
pemikiran bahawa pendidikan akhlak perlu sepanjang kehidupan manusia dengan keperluan dan perkembangan masa.
agar tamadun dapat menjaga kelestarian akhlak manusia seutuhnya. Pada Sukatan Pendidikan Islam secara keseluruhannya dibahagikan kepada
hakikatnya pandangan tentang akhlak (Sembodo Ardi Widodo, 2003) tidak dua komponen utama iaitu bahagian Tilawah Al-Quran dan Hadith serta
terhad pada susunan hubungan manusia dengan manusia lainnya, tetapi bahagian Ulum Syariah. Bahagian Ulum Syariah pula dipecahkan kepada
ianya mengawal hubungan manusia dengan segala perkara yang beberapa komponen lebih kecil iaitu Aqidah, Ibadah, Sirah Nabawiyah dan
terkandung dalam kehidupan dan lebih dalam lagi mengatur hubungan Akhlak Islamiyah (KPM, 2002). Tujuannya adalah untuk memperdalamkan
antara manusia dengan Tuhannya. proses pengajaran dan pembelajaran matapelajaran berkenaan dan
Fadlil Yani Ainusyam (2007) menyatakan pula bahawa pendidikan seterusnya memberikan kesan yang lebih menyeluruh kepada murid.
akhlak merupakan bahagian penting dalam pembinaan peribadi individu Namun, proses pembelajaran yang lebih berorientasikan peperiksaan
dan moral bangsa. Akhlak itu sendiri tidak bisa dipisahkan dari ajaran Islam telah menyebabkan guru Pendidikan Islam hanya mengajar subjek
namun dalam pelaksanaan pendidikannya harus diarahkan untuk membina berkenaan dengan matlamat untuk menghabiskan sukatan pelajaran
tingkah laku yang luhur dan membina moral bangsa. Pandangan di atas (Ahmad Mohd Salleh, 2003). Manakala murid pula belajar hanya untuk
diperkuatkan oleh Al-Jamil (1992) yang menyatakan “Islam mengajarkan tahu tentang agama Islam dan lulus cemerlang dalam peperiksaan
kehidupan yang dinamik dan progresif, menghargai akal fikiran melalui khususnya peperiksaan awam seperti dalam Penilaian Menengah Rendah
pengembangan ilmu pengetahuan, bersikap seimbang dalam memenuhi (PMR) dan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM). Akibatnya, elemen pendidikan
keperluan jasmani dan rohani, sentiasa mengembangkan kepedulian sosial, dan penerapan nilai murni kepada murid kurang diberi perhatian. Hasilnya,
berakhlak mulia dan sikap-sikap positif yang lainnya” (hlm. 11-12). Namun, ukuran bagi berjaya atau gagal seseorang guru itu mengajar adalah merujuk
dalam amalan umat Islam hanya berlaku untuk membayar kewajipan dan kepada keputusan yang dicapai oleh murid di dalam peperiksaan. Begitu
menjadi simbol ketaqwaan. Implikasi daripada ibadah yang bertujuan untuk juga dengan murid, mereka akan dianggap cemerlang apabila mendapat
kepedulian sosial kurang diberi penekanan. Fadlil Yani Ainusyam (2007) keputusan terbaik dalam subjek utama seperti matematik, bahasa Inggeris,
menegaskan pula bahawa masyarakat telah salah memahami simbol-simbol Sains dan sebagainya. Mereka tidak dianggap cemerlang dengan semata-
agama, agama lebih dimaknai sebagai penyelamat individu dan bukan mata berakhlak mulia serta berkeperibadian tinggi. Situasi ini menjadi
keberkahan sosial secara bersama. dilema besar dalam amalan pendidikan kita hari ini.
Dalam era globalisasi sekarang ini terjadi pelbagai isu akhlak dan moral
dalam semua kalangan sebagaimana yang diperkatakan oleh Ismail Ibrahim
52 281
Sidek Mohd Noah (2000). Reka bentuk Penyelidikan. Institut Pendidikan & (1996). Menurut beliau isu peradaban dan akhlak tidaklah merupakan
Pembelajaran Jarak Jauh (IDEAL), Universiti Putra Malaysia, Serdang, persoalan dalam kalangan remaja sahaja, persoalan ini sebenarnya
Selangor. merupakan persoalan yang menyeluruh yang melibatkan hampir semua
golongan dan kategori sosial. Apatah lagi melalui media yang begitu jelas
Sukatan Pelajaran Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM)
diterangkan berita rasuah, perilaku seksual, salah laku pendidik dan pelajar
Pendidikan Seni Visual (2000). Kementerian Pendidikan Malaysia.
di sekolah-sekolah yang berlaku di Malaysia, Indonesia dan di pelbagai
Thompson Ian H. (2002). Ecology, community and delight: a trivalent approach to negara-negara Islam lainnya. Sebenarnya agama dan institusi pendidikan
landscape education. Landscape and Urban Planning : European serta persekitaran menurut Imran Effendy (2003)adalah amat memainkan
Conference of Landscape Architecture Schools Annual Meeting peranan penting bagi mengatasi persoalan dan isu akhlak yang meresahkan
(ECLAS) 60 (2). Hlm 81 – 93. semua pihak.
Veveika Sinthamani A/P Roganagtham (2003). Penghasilan dan penilaian Huraian di atas menjadi sesebuah pemikiran yang mesti
modul pembelajaran perindustrian di Asia Tenggara untuk Geografi diperbincangkan untuk perkembangan ilmu dan mencari jalan yang sesuai
Tingkatan Dua. Fakulti Pendidikan, Universiti Malaya. dengan perkembangan manusia dalam era globalisasi yang sangat
Yusup Hashim (1997). Media Pengajaran Untuk Pendidikan dan Latihan (hlm berpengaruh kepada tingkah laku, etika dan akhlak. Tingkah laku, etika dan
145-150). Shah Alam: Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd. akhlak pada amnya adalah sebagai modal dalam pembangunan moral
bangsa. Justeru, akhlak pada khasnya adalah sebagai jatidiri amalan Islam
yang murni untuk menunjukkan pribadi yang mulia dalam erti sebenarnya.
Perbincangan di atas menjelaskan bahawa sejak awal peradaban Islam
mahupun peradaban manusia sehingga sekarang persoalan dan isu akhlak
terus dibincangkan dari semasa ke semasa, oleh itu kajian ini juga berhasrat
mengkaji pemikiran-pemikiran mengenai konsep akhlak secara integrasi
untuk mencapai sebuah maklumat dan konsep yang menyeluruh dan sesuai
dengan isu-isu semasa.
Pelbagai kajian yang telah dijalankan untuk melihat perbandingan
pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh dalam bidang akhlak. Azizah
Zakaria (2004) mengkaji tentang beberapa aspek dalam falsafah etika al-
Ghazali, beliau merumuskan bahawa etika al-Ghazali adalah suatu etika
yang komprehensif. Mohd Rusli Hussain (2003) pula mengkaji
perbandingan pemikiran antara al-Ghazali dan Ibn Khaldun dari segi
pembangunan insan secara terperinci dan spesifik. Mengikut beliau
kelemahan al-Ghazali berbanding Ibn Khaldun adalah dalam mengaitkan
manusia dengan unsur luaran kerana unsur luaran merupakan unsur
sampingan yang hanya sesuai digunakan mengikut kesesuaian sesuatu
kelompok dan bukan perkara dasar yang menjadi kemestian dalam
pembangunan insan. Justeru, wujud unsur-unsur itu boleh diteroka juga
wujud persamaan dan perbezaan antara pemikiran al-Ghazali dan Ibn
Miskawayh.
Pemikiran falsafah akhlak Ibn Miskwayh juga dibincangkan oleh Mohd
Jais Anuar Ahmad (2003). Beliau membincangkan tentang pemikiran Ibn
Miskawayh mengenai ketokohannya dalam menghuraikan falsafah akhlak
280 53
secara terperinci. Pemikiran falsafah akhlak telah dicorakkan melalui Mok Soon Sang (2003). Buku Peperiksaan Penilaian Tahap Kecekapan Skim
gabungan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang pernah beliau lalui. Perkhidmatan Guru : Bahagian II : Kompetensi Khusus/Fungsi (Pengurusan
Selain itu, terdapat juga kajian yang dilakukan oleh Mohd Sullah (2010) Pengajaran dan Pembelajaran). Kementerian Pendidikan Malaysia.
yang membandingkan konsep pendidikan akhlak Syed Muhammad Naquib
Noriati A. Rashid, et al. (2012). Teknologi dalam Pengajaran dan Pembelajaran
al-Attas dan Ibn Miskawayh yang memfokuskan kepada pendidikan akhlak
Edisi Kemas Kini. Malaysia: Oxford Fajar Sdn Bhd.
dari aspek karya, hakikat manusia dan konsep pendidikan akhlak daripada
kedua-dua tokoh. Norijah Mohamad (1997). Keberkesanan pembelajaran koperatif dan pengajaran
secara modul bagi peningkatan pencapaian pelajar dalam Bahasa Melayu
Perbincangan terhadap beberapa kajian yang telah dijalankan di atas peringkat sekolah menengah. Tesis sarjana yang tidak diterbitkan
menunjukkan al-Ghazali dan Ibn Miskawayh kerap membincangkan
Universiti Putra Malaysia.
tentang konsep akhlak daripada pelbagai perspektif. Abubakar Aceh (1982)
mengkategorikan al-Ghazali dan Ibn Miskawayh dalam aliran moral dan Norulhuda Che Embi (2012). Pembinaan modul pembelajaran kendiri tajuk asas
akhlak. Oleh itu, kajian ini melihat dari sudut fokus yang berbeza dari landskap dan reka bentuk landskap bagi kursus hortikultur hiasan dan
kajian-kajian di atas. Kajian ini lebih berfokus kepada perbandingan konsep landskap. Fakulti Pendidikan, Universiti Teknologi Malaysia.
akhlak menurut pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh dari segi rohani Patton M.Q. (1990). How To Use Qualitative Methods In Evaluation. London:
sebagai keindahan batin. Sage.
Dalam sejarah pemikiran Islam, pemikiran al-Ghazali kurang Pusat Perkembangan Kurikulum (2009). Pembelajaran Secara Kontekstual.
dipengaruhi oleh pemikiran falsafah Yunani bahkan ia menentang Kuala Lumpur: Kementerian Pendidikan Malaysia.
pemikiran ahli falsafah Yunani dalam bukunya Tahafut al-Falasifah.
Rio Sumarni Shariffudin. (2007). Design of Instructional Materials for Teaching
Sementara Ibn Miskawayh, pemikirannya dipengaruhi oleh pemikiran
and Learning Purposes: Theory into Practice. In J. V. Robert A.
falsafah Yunani. Justeru itu, bagaimanakah pemikiran kedua-dua tokoh ini?
Reiser, Trend and Issues in Instructional Design and Technology (pp. 97-
Apakah intipati pemikiran kedua-dua tokoh dalam konsep akhlak? Apakah
110). New Jersey: Pearson Education.
wujud persamaan dan perbezaan pemikiran antara kedua-dua tokoh? Oleh
itu, kajian ini dapat memastikan titik persamaan dan perbezaan dalam Robert J. Mc Dermoott & Paul D. Sarrela (1996). Health Education Evaluation
konsep akhlak antara kedua-dua tokoh. Persoalan-persoalan itu adalah and Measurement : A Practitioner’s Perspective. 2nd Edition, New Jersey :
penting untuk melihat aspek yang perlu diperbaiki atau disokong tambah Prentice Hall Englewood, hlm. 147-148.
dalam membentuk konsep akhlak yang sesuai kehendak fitrah manusia dan Russell, J.D. (1974). Modular Instruction: A Guide to the Design, Selection,
Tuhan. Utilization and Evaluation of Modular Materials. New York : Publishing
Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan di atas, maka kajian ini Company.
dijalankan untuk mencapai objektif berikut: meneroka pandangan al- Sabitha Marican (2009). Penyelidikan Sains Sosial : Pendekatan Pragmatik.
Ghazali tentang konsep akhlak dalam aspek rohani dan menelaah Perpustakaan Negara Malaysia, Kuala Lumpur.
pandangan Ibn Miskawayh tentang konsep akhlak dalam aspek rohani serta
Sharifah Alwiah Alsagoff (1981). Pengenalan pengajaran individu dengan
menganalisa persamaan dan perbezaan konsep akhlak antara al-Ghazali dan
tumpuan khas kepada modul pengajaran & modul pembelajaran. Jurnal
Ibn Miskawayh dalam aspek rohani.
Pendidik dan Pendidikan, 3(1), 54 – 62. Pulau Pinang: Universiti Sains
Malaysia.
KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM Sidek Mohd Noah & Jamaludin Ahmad (2005). Pembinaan Modul: Bagaimana
Akhlak dalam Islam sangat penting dan besar pengaruhnya dalam membina modul latihan dan modul akademik. Serdang, Selangor: Penerbit
membina dan membentuk manusia. Pendekatan Islam dalam amalan dan Universiti Putra Malaysia.
pendidikan akhlak amat menekankan kepada penanaman akidah atau
rohani yang mantap (Asmawati Suhid, 2009). Kepentingan akidah dalam
54 279
Kementerian Pendidikan Malaysia (2003). Modul Pengajaran dan Pembelajaran pendidikan akhlak dapat dilihat menerusi nash-nash al-Quran dan Hadith.
Pendidikan Seni Visual. Al-Quran adalah wahyu Allah s.w.t.yang mengandungi petunjuk, arahan
dan perbezaan antara hak dan batil terutama dalam tiga bidang iaitu aqidah,
http://www.moe.gov.my/bpk/modul_pnp/modul_psv/02pengenalan.
syari’ah dan akhlak. Allah s.w.t. menegaskan dalam al-Quran yang
pdf
bermaksud:
Kementerian Pendidikan Malaysia (2002). Kurikulum Bersepadu Sekolah
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik
Menengah. Huraian Sukatan Pelajaran Landskap Dan Nurseri Tingkatan
bagimu (iaitu bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan
Empat Dan Lima. Pusat Perkembangan Kurikulum, Kuala Lumpur.
(ketibaan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Kementerian Pendidikan Malaysia (2002). Modul Pelaksanaan Mata Pelajaran
(Surah al-Ahzab 33:21)
Vokasional. Kuala Lumpur : Kementerian Pendidikan Malaysia.
Kemp, J. E., Morrison, G. R, & Ross, S.M. (1998). Designing effective instruction
(2nd Ed.). New Jersey : Merrill Prentice Hall. Ayat di atas menjelaskan perilaku Baginda Rasulullah s.a.w. sebagai
contoh teladan untuk seluruh umat Muslim dan juga seluruh umat manusia.
Koh Boh Boon (1980). Pengajaran Bahasa Malaysia. Jabatan Pendidikan Bahasa,
Fakulti Pendidikan, Universiti Malaya, Kuala Lumpur. Islam adalah agama yang menekankan pembinaan dan pembentukan
akhlak dan keperibadian mulia di semua kalangan. Akhlak membina diri
Kolb, D.A. (1984). Experiential Learning : Experience as a Source of Learning and
insan agar menjadi seorang yang tunduk dan patuh kepada perintah dan
Development. Englewood Cliff, NJ: Prentice Hall.
larangan Allah s.w.t. di samping memiliki sifat dalaman suci dari segi
Kosmo (01 Okt.2011). Dasar Penghijauan Negara : Dasar Landskap negara peribadi dan personaliti luaran. Oleh itu, untuk menentukan secara
dilancar. Seksyen : Negara. hlm. 04. terperinci konsep akhlak mestilah memahami definisi akhlak secara bahasa
Megat Aman Zahiri, Nurul Shuhadah Abdul Rahman (2010). Pembangunan dan istilah terlebih dahulu.
Pembelajaran Berbantukan Komputer (PBK) bagi topik bulatan Matematik Akhlak dapat didefinisikan dalam dua bentuk iaitu dari segi bahasa
Tingkatan 2 berasaskan teori konstruktivisme. Skudai, Johor: UTM. dan istilah. Dari segi bahasa Arab menurut Abd al-Latif (1985), akhlak
Mohamad Najib Abdul Ghafar (1999). Penyelidikan Pendidikan. Skudai : adalah bentuk jamak dari khuluq yang bererti kebiasaan, perilaku, tabi’at,
Universiti Teknologi Malaysia. marwah dan din (agama). Manakala Bugha (1997) memberikan takrif akhlak
iaitu sifat yang menetap dalam jiwa, baik secara semulajadi (fitrah) ataupun
Mohd Johari Ab. Hamid & Hamzah Lasa (2013). Estetika Seni Visual. Penerbit
yang diusahakan, yang memberikan pengaruh dalam sikap yang baik dan
Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjong Malim, Perak.
buruk. Pengertian yang sama juga dibincangkan oleh Nasir Omar (1986),
Mohd. Majid Konting (2000). Kaedah Penyelidikan Penyelidikan. Dewan Bahasa Abdur Rahman Md Aroff (1999), Harun Din (2001), Imran Efendy Hasibuan
dan Pustaka, Kuala Lumpur. (2003)dan Asmawati Suhid (2009). Mereka memandang bahawa perkataan
Mohd. Majid Konting (1993). Kaedah Penyelidikan Pendidikan, c.2, Kuala akhlak merupakan bentuk jamak dari kata ‘khuluq’ (tingkah laku). Mengikut
Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka. Harun Din (2001), beliau membezakan istilah al-khalq dan al-khuluq dengan
perbezaan yang amat jauh antara akhlak yang bermakna keindahan fizik
Mohd Yahya Mohamed Ariffin (2004). Siri Pengajian Dan Pendidikan
dengan akhlak yang berkekalan.
Utusan : 55 Kerjaya Pilihan. Edisi Kedua. Utusan Publications &
Distributors Sdn Bhd., Kuala Lumpur. Akhlak juga boleh didefinisikan sebagai sifat semulajadi, marwah,
tingkah laku, tabiat, kepercayaan, pegangan atau agama (Nasir Omar, 1986;
Mok Soon Sang (2013). Pedagogi untuk Pengajaran dan Pembelajaran (Edisi
Abdur Rahman Md Aroff, 1999; &Asmawati Suhid, 2009). Ditakrifkan
Kedua). Penerbitan Multimedia Sdn. Bhd., Puchong, Selangor.
mengikut Kamus Mu’jamWajiz (2000) bahawa akhlak adalah ilmu yang
berhubungan dengan hukum-hukum nilai yang berkaitan dengan perbuatan
yang bersifat baik dan buruk.

278 55
Daripada beberapa definisi yang dikemukakan di atas, meskipun Butcher, C. Davies, C., & Highton, M. (2006). Designing learning: From module
berbeza-beza perkataan tetapi dalam pengertian yang sama. Oleh itu, akhlak outline to effective teaching. London: Routledge.
dapat dinyatakan mempunyai pengertian yang merangkumi empat
Cennamo, K., & Kalk, D. (2005). Real World Instructional Design. Toronto, ON:
hubungan iaitu hubungan akhlak terhadap Tuhan, hubungan akhlak
Thomson Learning Inc.
terhadap diri sendiri, hubungan akhlak terhadap masyarakat dan hubungan
akhlak terhadap alam sekitar. Chua Yan Piaw (2011). Kaedah dan Statistik Penyelidikan Buku 1 (Edisi Kedua).
McGraw-Hill.
Akhlak dari segi istilah banyak diberikan definisi oleh sarjana Islam
berkaitan dengan pengertian dan konsep akhlak. Akhlak merupakan sifat Creager & Murray (1985). The international encyclopedia of education. Oxford:
yang muncul dari jiwa yang melahirkan perbuatan dengan mudah tanpa Pergamon Press Ltd.
perlu difikirkan mahupun diusahakan (Abd al-Latif, 1985). Pandangan lain Dasar Landskap Negara (2011). Dasar Landskap Negara : Malaysia Negara
yang menjelaskan bahawa akhlak adalah satu ilmu yang membahaskan Taman Terindah. Jabatan Landskap Negara dan Kementerian
tingkah laku manusia sama ada baik dan buruk. Islam menyeru kepada Perumahan & Kerajaan Tempatan.
akhlak yang baik dan melarang berbuat keburukan (Sayyed Naim, 1996;
http://www.kpkt.gov.my/jln/main.php?Content=articles&ArticleID=5
Bugha, 1997). Mengikut Asmawati Suhid (2009) akhlak mengandungi sifat
0&IID=
yang dimiliki oleh individu sejak kelahirannya, yang menerusi latihan,
rangsangan yang akhirnya menjadi tabiat dan akhlak juga meliputi dua Hackett, B., (1971). Landscape Planning: an Introduction to Theory and Practice.
dimensi iaitu batin dan zahir dalam bentuk perlakuan. Pengertian ini selaras Oriel Press, Newcastle upon Tyne.
dengan huraian Nasir Omar (1986). Hannafin, M.J. & Peck, K.L. (1988). The design, development and evaluation of
Akhlak juga didefinisikan oleh Haron Din (2001) sebagai dua bentuk instructional software. New York: Mc Millan Publishing Company.
iaitu akhlak Islam dan akhlak falsafah. Akhlak Islam ialah akhlak yang Iberahim Hassan (2009). Perancangan Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan
bersumber kepada wahyu al-Quran dan al-Sunnah. Sementara akhlak Seni Visual dan Pendidikan Seni Berasaskan Disiplin (DBAE). Fakulti
falsafah ialah akhlak yang bersumber kepada daya usaha kemampuan Sains Sosial dan Kesenian, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI),
pemikiran manusia. Kedua bentuk akhlak di atas selaras dengan pendapat Perak.
Nasir Omar (1986), tentang kriteria nilai-nilai etika Islam iaitu nilai-nilai dari
http://rozzoll.wordpress.com/seni-art/
Allah yang dimanifestasikan melalui wahyu dan nilai-nilai buatan manusia
hasil dari penggunaan kapasiti yang diberikan Allah kepada mereka, seperti Ivan Marusic (2002). Some observations regarding the education of landscape
akal, deria, dan lain-lain. Sidi Gazalba (1978) dan Abdur Rahman Md. Aroff architects for the 21st century. Landscape and Urban Planning 60. Hlm
(1999) mendefinisikan akhlak sebagai sikap keperibadian yang melahirkan 95 – 105
tingkah laku perbuatan manusia terhadap Sang Khalik dan manusia lain, Jamaludin Ahmad (2008). Modul dan Pengendalian Bimbingan Kelompok.
terhadap diri sendiri, haiwan dan alam sekitar mengikut perintah dan Serdang, Selangor: Penerbit Universiti Putra Malaysia.
larangan serta petunjuk al-Quran dan al-Hadith.
Jamaludin Ahmad (2002). Kesahan, kebolehpercayaan dan keberkesanan modul
Berdasarkan pandangan diatas dapat difahami bahawa setiap individu program maju diri ke atas motivasi pencapaian di kalangan pelajar-pelajar
muslim haruslah menjaga keindahan budi pekertinya, keperibadian sekolah menengah negeri Selangor. Tesis Doktor Falsafah yang tidak
seseorang ditunjukkan oleh keindahan akhlak lahiriah bukan bentuk diterbitkan, Universiti Putra Malaysia, Serdang.
jasmaniah. Akhlak menunjukkan perangai dan tingkah laku individu sama
Johari Surif, Nor Hasniza Ibrahim, Mohamad Yusof Arshad (2006).
ada baik atau buruk. Akhlak pula mencakupi semua aspek dan elemen
Pembangunan dan keberkesanan perisian berdasarkan teori konstruktivisme
dalam kehidupan kerana hal itu juga merupakan sebahagian dari ajaran dan
dalam mempelajari konsep traffic sign, pengajian kejuruteraan awam.
suruhan Islam yang perlu dipelihara, agar sahsiah seseorang muslim dapat
Universiti Teknologi Malaysia, Skudai, Johor.
terjaga sebagaimana mestinya. Hal ini berhubungkait dengan akhlak yang
diringkaskan oleh Miqdad Yaljan (1973). Beliau mendefinisikan dalam tiga
56 277
digunakan dalam kajian ini kerana data yang dihasilkan dapat aspek iaitu: 1) Sifat tabi’i atau semulajadi dari fitrah manusia. 2) Sifat yang
dikemukakan sebagai ringkasan daripada keseluruhan set data. Analisis ini dimiliki seseorang melalui latihan yang akhirnya diterima sebagai adat atau
dapat memberi maklumat secara terperinci tentang skor kekerapan, tabiat. 3) Akhlak terbagi kepada dua iaitu batin (jiwa) dan zahir iaitu
peratusan, min dan sisihan piawai. kelakuan.
Kesimpulannya, akhlak berkait rapat dengan perbuatan atau perlakuan
RUMUSAN manusia ketika berada dalam keadaan sedar atau tidak sedar. Di samping
Pelaksanaan Modul Pembelajaran Reka Bentuk Landskap di sekolah itu perbuatan atau perlakuan buruk boleh di elak sewaktu keadaan sedar
menengah kebangsaan harian biasa dilihat akan dapat meningkatkan menerusi latihan-latihan. Manusia yang mempunyai personaliti yang baik
kefahaman pelajar dan dapat diberi pendedahan awal disamping menunjukkan ia adalah individu yang berakhlak baik. Sebaliknya manusia
mengekalkan kepentingan tajuk ini. Keperluan penguasaan tajuk ini amat yang mempunyai personaliti yang buruk menunjukkan ia adalah individu
penting dalam memenuhi keperluan kehendak soalan dalam peperiksaan yang berakhlak buruk. Sifat yang mulia dapat membawa kepada
dan kerja kursus di peringkat SPM. Justeru itu, pelaksanaannya juga adalah kebahagiaan dan kesempurnaan hidup. Sedangkan sifat yang buruk boleh
penting dalam membantu pelajar untuk meningkatkan kemahiran kreativiti membawa kepada kesengsaraan dan keseksaan hidup.
pada diri dan secara tidak sedar, pengalaman mempelajarinya akan turut
dapat membantu mereka dalam memenuhi keperluan asas pendidikan di
peringkat tinggi dan seterusnya dalam dunia pekerjaan kelak. Seperti yang METODOLOGI
telah dibincangkan, kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
Kesesuaian kaedah yang digunapakai dalam pengumpulan data dapat
melibatkan seramai 60 orang pelajar di sekolah menengah yang mempelajari
menghasilkan dapatan yang benar, oleh itu penjelasan kaedah yang
PSV sebagai mata pelajaran elektif di tingkatan empat. Data dalam kajian ini
digunapakai adalah penting untuk menganalisis konsep akhlak menurut al-
dikumpul melalui soal selidik bagi menjawab semua soalan kajian. Harapan
Ghazali dan Ibn Miskawayh dalam kajian ini. Penyelidikan ini
pengkaji agar pihak-pihak yang berkenaan akan mengambil perhatian dan
menggunapakai pendekatan inkuiri dengan cara analisis falsafah(Kneller,
merujuk kajian ini untuk digunakan dalam melaksanakan pengajaran dan
1971; Wingo, 1974; Anderson, 1998; Koetting & Malisa, 2004; & Abdul
pembelajaran dengan kehendak semasa dan masa akan datang. Dengan cara
Khobir; 2007).Data dikumpul dengan buku-buku yang berhubungkait
ini juga pelajar dapat diberi pendedahan awal dan mengetahui skop
dengan pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh. Analisis terhadap
pembelajaran berkaitan dengan topik reka bentuk landskap.
pemikiran kedua-dua tokoh menggunakan analisis falsafah dengan
mengikuti tiga cara analisis berikut:
BIBLIOGRAFI
1. Interpretasi
Abd Wahid, Mohammad Faizal Naharuddin (2010). Pembangunan perisian 2. Induktif dan deduktif
multimedia interaktif teknologi automotif: Anti-lock Brake System (ABS). 3. Perbandingan
Skudai, Johor: UTM. (Anton Bakker & Achmad Charris Zubair, 1989).
B. Suryosubroto, Rosda Karya (1983). Sistem Pengajaran dengan Modul.
Jakarta: Bina Aksara. Dalam menjalankan interpretasi penyelidik menelusuri pemikiran al-
Bahagian Pembangunan Kurikulum (2002). Panduan Pengajaran MPV Ghazali dan Ibn Miskawayh untuk mendapatkan konsep dan maklumat
Landskap dan Nurseri. Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala yang dimaksudkan oleh kedua tokoh tersebut secara khas. Pandangan
Lumpur. kedua-dua tokoh dibandingkan dan difahami menurut keunikannya dan
juga diberikan penekanan pada segi-segi tertentu. Hasil interpretasi
Baharuddin Aris, Rio Sumarni Shariffudin, Manimegalai Subramaniam
dirumuskan secara induktif dan deduktif bagi memperjelas fikiran utama
(2002). Reka Bentuk Perisian Multimedia. Skudai: Penerbit UTM.
yang ingin dicapai sebagai rumusan konsep akhlak dalam aspek
rohani.Hasil interpretasi juga dianalisis secara induktif dan deduktif untuk
mendapatkan intipati daripada maksud yang dikemukan al-Ghazali dan Ibn
276 57
Miskawayh. Kemudian intipati itu diketengahkan secara perbandingan bagi Berdasarkan Rajah 5, jika dilihat secara terperinci terdapat 1 (3.6%)
merumuskan konsep akhlak dalam aspek rohanidaripada perspektif orang responden mengatakan sangat tidak setuju, 6 (21.4%) orang
persamaan dan perbezaan. responden pula tidak setuju dan 4 (14%) orang responden adalah tidak
Data kajian tentang konsep akhlak al-Ghazali hanya melibatkan kepada pasti. Responden yang mengatakan setuju adalah seramai 7 (25%) dan 10
tiga karya beliau yang berkaitan dengan akhlak iaitu Ihya’ Ulum al-Din, (36%) orang responden sangat setuju dengan item soalan 30 ini. Daripada
Ayyuha al-Walad, dan Mizan al-Amal. Ketiga karya itu dianalisis kandungan hasil analisis ini dapat ditafsirkan bahawa min bagi item soalan ini berada
yang berkaitan dengan konsep akhlak. Manakala pemikiran konsep akhlak pada tahap kecenderungan yang tinggi.
Ibn Miskawayh merujuk kepada salah satu karangannya iaitu Tahdhib al- Secara keseluruhannya, dapatan kajian rintis yang telah dijalankan
Akhlaq dan dua buku karangan sarjana awal tentang Miskawayh iaitu The menunjukkan responden faham dan memberi respons yang positif terhadap
Refinement of Character dan The Ethical Philosophy of Miskawayh.Apa sahaja kepentingan Modul Pembelajaran Reka bentuk Landskap yang akan
yang terkandung di dalam karya tersebut yang berkaitan dengan konsep dilaksanakan. Ini dapat dilihat daripada keputusan analisis data yang
akhlak dianalisis secara mendalam. mendapati bahawa tahap kecenderungan min untuk “Bahagian D :
Pengetahuan dan minat pada tajuk Reka Bentuk Landskap” adalah berada
Setiap isi kandungan dikaji berdasarkan unsur atau elemen yang pada tahap tinggi dan ini memberi keputusan yang positif kepada pengkaji
terkandung dalam senarai semak. Senarai ini merupakan instrumen utama untuk laksanakan kajian. Justeru itu, objektif ketiga kajian ini iaitu menguji
yang menjadi pedoman dalam menjalankan proses penganalisisan kebolehgunaan modul pembelajaran yang disediakan setelah dilakukan
pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh dalam konsep akhlak. Unsur atau pengubahsuaian daripada modul pengajaran yang asal telah dicapai dengan
elemen yang terkandung dalam senarai semak sebagai berikut: min keseluruhan yang tinggi.
5. Aql (akal)
6. Nafs (jiwa) iii. Pengubahsuaian Modul
7. Qalb (hati) Beberapa perubahan dibuat terhadap modul pembelajaran yang telah
8. Roh (ruh) direka setelah peroleh respon daripada panel pakar, pelajar dan guru. Di
antara perubahan tersebut adalah seperti berikut; (1) Pengkaji telah
Semua unsur tersebut berkaitan dalam proses pembinaan aspek rohani
membuat penambahan pada modul dengan menambah beberapa gambar
dan sebagai pedoman untuk mengkategorikan pemikiran al-Ghazali dan Ibn
rajah yang berkaitan dalam Bahagian A, dan (2) Latihan pengukuhan yang
Miskawayh dalam konsep akhlak.
melibatkan lukisan perspektif perlu ditambah dalam isi kandungan modul.
Isi kandungan modul telah distrukturkan semula mengikut kurikulum
DAPATAN KAJIAN yang telah ditetapkan. Di samping itu, terdapat beberapa perubahan kecil
melibatkan penambahan istilah dan kesilapan ejaan pada modul yang
Al-Ghazali dalam dunia Islam dikenal sebagai Hujjatul Islam dengan
dibangunkan.
karyanya yang paling popular Ihya Ulum al-Din dan banyak karya-karya
beliau yang lain yang membincangkan tentang akhlak dalam pelbagai
Analisis Data
dimensi kehidupan.Berbanding dengan Ibn Miskawayh yang dikenal
Data-data kajian ini dikumpul dari pendekatan kuantitatif. Menurut
sebagai bapa etika Islam yang pertama. Karyanya yang paling popular iaitu
Patton (1990), pendekatan kuantitatif mampu mengukur reaksi responden
Tahdhib al-Akhlaq dan beberapa karya yang lain juga berkaitan dengan
terhadap soal selidik. Data-data yang dikumpul melalui soal selidik
akhlak.
kemudiannya akan dianalisis dengan menggunakan programStatistical
Package for the Social Sciences (SPSS) Statistics 20. Penganalisisan dilakukan
Pemikiran Al-Ghazali Dalam Konsep Akhlak untuk melihat peratus penyumbang kepada konstruk yang diwakili oleh
item-item yang dianalisis. Nilai Alfa Cronbach digunakan untuk melihat
Sebahagian besar pemikiran ahli falsafah Islam oleh pemikiran failasuf
kebolehpercayaan dan kebolehgunaan. Kaedah analisis deskriptif
Yunani dan Neo-Platonisme, namun al-Ghazali adalah sebaliknya (Helmi

58 275
Rajah 4 menunjukkan minat responden untuk mempelajari topik reka Hidayat, 1994). Beliau menjadikan pengalaman hidup kerohaniannya
bentuk landskap bagi item 30. sebagai pengetahuan terpenting dan sebagai hujah yang benar dari ruh
agama. Pengalaman kerohanian dalam agama adalah sebagai landasan teori
Rajah 4: Tahap kecenderungan jumlah pelajar yang menunjukkan minat akhlak. Beliau meletakkan matlamat dan prinsip yang benar sesuai dengan
untuk mempelajari topik reka bentuk landskap. nilai-nilai Islam setelah melalui pelbagai cubaan dan keragu-raguan dalam
hatinya.
10 Matlamat yang ingin dicapai dalam pembentukan akhlak adalah
10 pembersihan jiwa dari kekotoran jiwa (al-Ghazali, 1967; 12). Aspek rohani
8 7 sebagai elemen jiwa yang berbeza dari badan,maka pembentukan akhlak
6 harus diberikan tumpuan pada pembersihan rohani agar menjadi suci.
6
B ila n ga n Pela j a r

4 Namun, apabila akhlak buruk maka dapat merosak hati dan menyakiti jiwa
4 (rohani).

2 1 Pembahasan aspek rohani hanya menitikberatkan beberapa tumpuan


ajaran yang berkaitan dengan asas pembentukan akhlak dari aspek
0 rohanimenerusi beberapa perkara di bawah ini:
Sangat Tidak Tidak pasti Setuju Sangat
tidak setuju setuju
setuju a. Ajaran Tentang Kebahagiaan (al-sa’adah)
Dalam membicarakan tentang kebahagiaan al-Ghazali (1964)
berpandangan bahawa manusia dapat memperoleh kebahagiaan yang kekal
tanpa ada kehancuran, kelazatan tanpa kesulitan, kegembiraan tanpa
kesusahan, kekayaan tanpa kefakiran, kesempurnaan tanpa cacat,
Rajah 5: Peratus kecenderungan pelajar yang menunjukkan minat untuk kemuliaan tanpa kehinaan iaitu dengan mencari kebahagiaan akhirat.
mempelajari topik reka bentuk landskap Kelemahan makhluk untuk menempuh jalan kebahagiaan adalah kerana
kelemahan iman mereka terhadap hari akhirat.
Sangat tidak
Kelemahan iman termasuk dalam kebodohan aspek rohani, lemah yang
setuju, 3.6%
disebabkan kelalaian untuk menempuh jalan-jalan kebahagiaan.
Sangat setuju Tidak setuju Kenikmatan akhirat adalah kebahagiaan yang berkekalan. Al-Ghazali (1964)
36% 21.4% menggariskan empat golongan manusia dalam menghadapi akhirat:Pertama,
golongan orang-orang yang berkeyakinan adanya padang mahsyar, syurga
Tidak pasti dan neraka. Kedua, golongan teologi Islam daripada ahli falsafah yang
Setuju
14% berkeyakinan realiti kelazatan adalah tidak wujud kecuali boleh dikesan
wujud benda yang nyata. Ketiga, golongan yang mengingkari adanya
25%
kelazatan yang dapat dirasai oleh deria samada dengan jalan yang nyata
atau jalan khayalan. Keempat, golongan majoriti orang-orang hodoh dan
kurang akal serta tidak tergolong dalam kelompok orang-orang yang
berfikir (1964; 182-185).
Interpretasi daripada empat golongan ini adalah memberikan tumpuan
fikiran pada alam akhirat (rohani) dalam bentuk dan pemahaman yang

274 59
berbeza-beza berasaskan ilmu pada diri masing-masing untuk mencapai bidang landskap
kebahagiaan. Usaha yang sungguh-sungguh (mujahadah) merupakan usaha ini ada
mengubati jiwa (rohani) dengan tujuan membersihkannya, untuk ditawarkan di
memperolehi kebahagiaan. Sehingga sampailah kesucian jiwa pada ‘sa’adah’ peringkat
atau kebahagiaan dapat diperolehi. Justeru itu, yang menolong untuk universiti.
mencapai kebahagiaan adalah ‘amal sholeh’ (al-Ghazali, 1964; 196).
29 Saya tahu
Tumpuan aspek rohani dalam ajaran kebahagiaan mengikut al-Ghazali
bahawa bidang
adalah pada kesucian jiwa sehingga membentuk akhlak batiniah yang mulia.
landskap ini
mempunyai Item 9 3.64 72.8 Tinggi
b. Ajaran Tentang Keutamaan (al-fadhail) peluang kerjaya
yang cerah di
Kebahagiaan dapat dicapai dengan mensucikan jiwa dan
masa hadapan.
menyempurnakannya. Manakala menyempurnakan jiwa mestilah dengan
usaha untuk mencapai seluruh keutamaan. Al-Ghazali mengemukakan 30 Saya minat
keutamaan yang penting menerusi akhlak, yang dirumuskan dalam empat untuk
kuasa atau kekuatan asas. mempelajari
Item 10 3.68 73.6 Tinggi
topik ini dengan
Kebijaksanaan (hikmah) adalah keutamaan kekuatan akal. Kebaikan
mendalam jika
ilmu tercapai melalui kekuatannya untuk mengetahui dan membezakan
diberi peluang.
antara dua perkara, seperti benar dan bohong dalam perkataan (al-Ghazali,
1964;233, 1967;69). Beliau menekankan kekuatan ini sebagai punca utama Min
3.52 Tinggi
akhlak yang baik. Apabila kekuatan ilmu itu baik maka ia akan meningkat Keseluruhan
kepada peringkat ‘hikmah’. Kekuatan ini pula menuntut jiwa (rohani)
menemukan kebaikan-kebaikan amal perbuatan (al-Ghazali, 1964;265,
1967;11). Tumpuan aspek rohani dalam keutamaan ini adalah berusaha Jadual 3: Interpretasi Min
mendapatkan kebaikan bagi mengelak keburukan akhlak.
Berdasarkan analisis interpretasi adalah didapati keutamaan Skor min Kriteria
keberanian. Al-Ghazali berpandangan bahawa keberanian iaitu keutamaan 1.00 – 1.99 Rendah
kuasa‘marah’. Kebaikan marah ialah apabila mengecut dan mengembang
selaras dengan kehendak hikmah. Kebolehan mengurus marah dikatakan 2.00 – 2.99 Sederhana
baik dan berani. Apabila marah melampaui had dikatakan pengacau, tetapi 3.00 – 3.99 Tinggi
apabila marahitu lemah dikatakan penakut (1964;266, 1967;69). Kuasa marah 4.00 – 5.00 Sangat Tinggi
berada dalam emosi individu, tetapi hakikatnya dikawal oleh rohani agar
tidak berakhlak buruk.
Secara keseluruhannya, min yang dicatatkan bagi item pada bahagian
Selain dua kekuatan di atas, terdapat kekuatan ‘nafsu’iaitu iffah atau
ini adalah 3.52. Ini menunjukkan responden mempunyai pengetahuan
kawalan diri. Kebaikannya apabila berada di bawah arahanhikmah (akal).
mengenai reka bentuk landskap secara asas sahaja serta mereka juga peka
Kebolehan mengurus nafsu dikatakan baik dan suci. Apabila nafsu
dan sedar akan kepentingan topik tersebut di masa akan datang lebih-lebih
melampau dikatakan jahat, tetapi jika nafsu kurang(lemah) dikatakan beku
lagi di peringkat Sijil Pelajaran Malaysia (SPM). Ini dibuktikan lagi tentang
(al-Ghazali, 1964;269, 1967;80).Nafsu boleh dikawal dengan membersihkan
minat untuk mempelajari topik dengan mendalam berada pada kedudukan
jiwa, mensucikan peribadi dan menjauhi hawa nafsu yang merosak akhlak
min kedua tertinggi iaitu 3.68 dengan peratus skor min sebanyak 73.6%.

60 273
bahawa (al-Ghazali, 1980;45-46).Aspek rohanimemainkan peranan yang selaras
landskap dengan kekuatan iffah,bertumpumengawal nafsu ke arah yang baik.
terbahagi Berasaskan tiga keutamaan tersebut terdapat satu lagi keutamaan iaitu
kepada dua jenis ‘adil’ sebagai titik tengah untuk menjaga keseimbangan antara seluruh
iaitu landskap keutamaan. Kuasa adil iaitu mengawalselia nafsu dan marah dibawah
lembut ’softscape’ arahan akal dan syarak. Jika berlaku perbuatan melampau maka ia
dan landskap dikatakan zalim. Al-Ghazali menggariskan bahawa keutamaan
kejur ’hardscape’. adilmerupakan suatu keadaan yang teratur sesuai dengan ketentraman
23 Landskap ini yang sebenar (1964;272, 1967;70). Beliau mengetengahkan keempat kekuatan
adalah berkaitan dengan empat keutamaan yang merupakan punca akhlak (ummahat al-akhlaq)
Item 3 3.43 68.6 Tinggi
dengan alam (1964; 286, 1967; 80).
sekitar. Kekuatan-kekuatan itu membolehkan manusia untuk sedia
24 Saya tahu mengamalkan perilaku yang terpuji.Disamping itu keutamaannyamemiliki
tentang fungsi dua hujung dan satu sifat pertengahan. Manusia diperintahkan untuk
fizikal dan melakukan yang pertengahan, yang lurus antara dua hujung. Kuasa adil
Item 4 3.61 72.2 Tinggi sebagai cerminan aspek rohani bagi mengawalselia kekuatan yang lain.
estetika
tumbuhan Apabila rohani seimbang maka memberikan kekuatan bagi emosi, intelek
dalam landskap. dan jasmani.

25 Saya ingin
mempelajari c. Ajaran Tentang Kebaikan (al-khairat)
tentang lukisan
Jalan mendapatkan kebahagiaan dan keutamaan seperti pembahasan
pelan-pelan Item 5 3.25 65 Tinggi
sebelumnya adalah melalui perbuatan yang baik. Kebaikan selalu baik, tetap
dalam reka
dan tidak berubah. Al-Ghazali menerangkan bahawa terdapat tiga
bentuk
penggerak kebaikan duniawi:
landskap.
i. Al-targhib dan al-tarhib(Dorongan dan pencegahan)
26 Saya tahu apa
ii. Raja’ al-mahmudah(Harapan pujian yang baik)
itu model Item 6 3.79 75.8 Tinggi
iii. Thalab al-fadhilah wa kamal al-nafs(Keinginan mencapai keutamaan dan
landskap.
kesempurnaan jiwa)
27 Saya sedar topik
(al-Ghazali, 1964;287)
ini ada kerja
kursus untuk
peperiksaan di Item 7 3.61 72.2 Tinggi
Ketiga penggerak ini dapat dilalui manusia dengan berbeza-beza untuk
peringkat SPM. mencapai kebaikan. Justeru itu, tidak ada perbezaan antara kebaikan
duniawi dan kebaikan ukhrawi kecuali cepat atau lambat mencapai
kebaikan itu (al-Ghazali, 1964;289). Analisis induktif mendapati bahawa tiga
28 Saya tahu
penggerak kebaikan itu bertujuan untuk mencapai kecerdasan
bahawa Item 8 3.68 73.6 Tinggi
rohani.Rohani yang cerdas akan menggerakkan jiwauntuk mencari kebaikan
pembelajaran
dan kesempurnaan diri sendiri.

272 61
d. Ajaran Tentang Kesempurnaan (al-kamal) Bahagian D
Setiap manusia menginginkan kesempurnaan dalam hidupnya, sama Pengetahuan Dan Minat 0.883
10
ada sempurna fizikal mahupun sempurna rohani. Apabila kesempurnaan Pada Tajuk Reka Bentuk
diperolehi oleh seseorang individu makaindividu tersebut memperoleh Landskap
kebahagiaan yang hakiki. Al-Ghazali menggariskan kesempurnaan itu Keseluruhan 30 0.943
secara menyeluruh dalam lima bahagian.
Kesempurnaan yang paling utama mengikut al-Ghazali adalah Dapatan yang diperolehi daripada kajian ini ialah nilai alpha 0.943.
kesempurnaan mendapatkan kebahagiaan akhirat. Kesempurnaan itu tidak Nilai ini mempunyai kebolehpercayaan yang bersesuaian dengan kenyataan
dapat dicapai kecuali dengan adanya kesempurnaan kedua. Al-Ghazali Mohd Majid Konting (1993), meskipun tiada batasan khusus yang boleh
menyebutnya dengan kesempurnaan bagi keutamaan jiwa (1964;294). digunakan bagi menentukan pekali kebolehpercayaan yang sesuai bagi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya iaitu keutamaan akal, keutamaan sesuatu alat ukur, pekali kebolehpercayaan yang lebih daripada 0.60 sering
kawalan diri, keutamaan berani dan keutamaan adil. digunakan dan menjadikan rujukan paling minimum untuk diterima. Nilai
kebolehpercayaan yang boleh diterima pakai antara 0.6 hingga 1.0.
Kesempurnaan ketigaiaitu keutamaan yang ada pada badan iaitu
Š–‹Š‘Š—ȱ‹Ž•’Šžȱ•Š’ǰȱŠ‘Š™ȱ΅ȱƽȱŖǯŝŗȱ– 0.99 adalah tahap yang terbaik (71% -
kesihatan badan, kekuatan badan, keelokan badan dan panjang umur.
99% kebolehpercayaan item oleh sampel). Fraenkel dan Wallen (1996) pula
Keempat adalah kesempurnaan luaran pada manusia iaitu harta, keluarga,
–Ž•ŽŠ””Š—ȱ—’•Š’ȱ”Ž‹˜•Ž‘™Ž›ŒŠ¢ŠŠ—ȱ’Ž–ȱ¢Š—ȱ’Ž›’–Šȱ™ŠŠȱŠ‘Š™ȱ΅ȱƽȱŖǯŝŖȱ–
kemuliaan, dan keluarga mulia. Semuanya dilengkapi oleh kesempurnaan
0.99.
kelima iaitu taufiq dari Allah, melalui hidayah Allah, pimpinan Allah,
ii. Tahap Kecenderungan Terhadap Pelaksanaan Modul
kebaikan dari Allah, dan kekuatan dari Allah (1964;294). Analisis induktif
Bagi mendapatkan gambaran kecenderungan terhadap pelaksanaan
dan deduktif mendapati bahawa pemikiran al-Ghazali tentang
modul pembelajaran, pengkaji telah menganalisis respons pelajar pada
kesempurnaan adalah wujud dari aspek rohani sehingga membolehkan
Bahagian D iaitu “Pengetahuan dan minat pada tajuk Reka bentuk
manusia mencapai kesempurnaan hakiki. Kebahagiaan dan kelazatan rohani
Landskap”. Dalam bahagian ini terdapat 10 soalan item. Item-item telah
diperoleh apabila manusia dekat dengan Allah s.w.t. dengan melaksanakan
dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai
segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
frekuensi, min dan peratusan. Hasil daripada responden mengenai bahagian
ini adalah positif. Jadual di bawah menunjukkan perwakilan soalan bagi
Pemikiran Ibn Miskawayh Dalam Konsep Akhlak setiap item.

Pemikiran Miskawayh tentang teori metafizik iaitu tentang Tuhan, Jadual 2: Item dan analisis kekerapan, min dan min keseluruhan
alam dan jiwa manusia memberikan hubungkait kepada idea-idea yang bagi item Bahagian D
diutarakan berkaitan akhlak.Pandangan beliau lebih merujuk kepada etika
Aristotle dan Neo-Platonik sehingga terjadi perbezaan dan cabaran dalam
Peratus Tafsiran
membuat kesepaduan antara keduanya yang selaras dengan pandangan
Bil. Item No Item Skor Min Skor Tahap
Islam.Berdasarkan analisis interpretasi mendapati beberapa ajaran asas
Min (%)
pemikiran Miskawayh yang bertumpu dalam konsep akhlak.
21 Saya pernah
a. Ajaran tentang kebahagiaan (al-sa’adah) tahu mengenai
Kebahagiaan merupakan kebaikan yang amat berkaitan dengan reka bentuk Item 1 3.25 65 Tinggi
pemiliknya dan merupakan kesempurnaan bagi pemiliknya. Kebahagiaan landskap
adalah kebaikan yang berhubungkait dengan seseorang atau orang lain, ia sebelum ini.
relatif dan esensinya tak pasti. Berbeza mengikut orang yang 22 Saya mengetahui Item 2 3.25 65 Tinggi

62 271
i. Kesahan dan Kebolehpercayaan Instrumen mengusahakannya, tetapi kebaikan mutlak tidak ada perbezaannya
Kesahan (validity) dan kebolehpercayaan (reliability) adalah elemen (Miskawayh, 1961;78, Ansari, 1964;70, & Zurayk, 1968;69).
yang penting kepada para pengkaji. Ia juga merupakan instrumen amat Kebahagiaan sangat bergantung kepada usaha individu ertinya
penting bagi mempertahankan kejituan instrumen daripada terdedah kebahagiaan yang dirasakan seseorang dengan orang lain adalah berbeza
kepada kecacatan. Semakin tinggi nilai dan tahap kesahan dan mengikut usahanya. Analisis mendapati bahawa Miskawayh dalam
kebolehpercayaan instrumen, maka semakin jitu data-data yang akan merumuskan pembahagiaan tentang kebahagiaan merujuk kepada
diperolehi bagi menghasilkan kajian yang baik dan berkualiti. pandangan Aristotle yang membahagi kebahagiaan menjadi lima:
Sabitha Marican (2009) menyatakan bahawa kualiti sesuatu alat ukur
kajian boleh diterjemahkan dalam bentuk kebolehpercayaan dan kesahan. Pertama, kebahagiaan yang merujuk kepada kesihatan badan dan
Kebolehpercayaan ialah sejauh mana ukuran itu konsisten dalam mengukur kelembutan deria yang mencakup pendengaran, penglihatan, bau, rasa dan
sesuatu konsep. Manakala kesahan pula ialah tahap perkaitan antara alat sentuhan yang baik. Kedua, kebahagiaan yang berdasarkan dengan
ukur kajian atau ukuran dengan gagasan yang hendak diukur. Kedua- memperolehi keberuntungan. Ketiga, kebahagiaan kerana termasyhur di
duanya seringkali dilaksanakan untuk memastikan data kajian itu boleh kalangan orang-orang yang memiliki keutamaan dan mendapat pujian
dipercayai dan sah dari perspektif penyelidikan saintifik. orang-orang tersebut kerana sentiasa berbuat kebajikan. Keempat,
Menurut Chua Yan Piaw (2011), kesahan didefinisi sebagai nilai kebahagiaan pada seseorang yang sukses dalam segala hal, sehinggalah ia
korelasi di antara pengukuran dan nilai sebenar sesuatu variabel. Jika dapat mewujudkan cita-citanya dengan sempurna. Manakala perkara yang
pengukuran yang dibuat tepat pada nilai sebenar sesuatu variabel, nilai kelima, kebahagiaan dapat diperolehi apabila seseorang cerdas dan cermat
korelasinya adalah tinggi dan penyelidikan tersebut mempunyai kesahan dalam berfikir dan memberikan pendapat serta lurus keyakinannya
yang tinggi. Kebolehpercayaan pula merujuk kepada suatu kajian untuk (Miskawayh, 1961;83, Ansari, 1964;72, & Zurayk, 1968; 72). Mencapai
memperoleh nilai yang serupa apabila pengukuran yang sama diulangi. Jika kebahagiaan adalah salah satu ketenangan rohani yang menggerakkan
pengukuran pada kali yang kedua (dan ketiga atau pada kali yang fikiran untuk sentiasa berbuat baik. Sebaliknya keresahan rohani boleh
seterusnya) dilakukan, nilai yang diperoleh adalah serupa, maka kajian membawa kepada kerosakan akhlak.
dikatakan mempunyai kebolehpercayaan yang tinggi. Di bawah merupakan Miskawayh berpandangan juga bahawa manusia memiliki kebajikan
jadual nilai kebolehpercayaan alfa cronbach bagi kajian rintis yang telah rohani, yang diibaratkan dengan ruh yang baik atau disebut malaikat.
dilaksanakan sebelum melakukan kajian sebenar. Manusia juga mempunyai kebajikan jasmani yang diibaratkan dengan
haiwan. Kedua-dua kebajikan ini terletak dalam dua alam yang berbeza,
kebajikan rohani terdapat di alam yang tinggi, sementara kebajikan jasmani
Jadual 1: Keputusan Kajian Rintis terdapat di alam yang rendah (Miskawayh, 1961;86, & Ansari, 1964;80,
Nilai Kebolehpercayaan Alfa Cronbach bagi Kajian Rintis (N=28) Zurayk, 1968;75). Mencapai kebahagiaan adalah dengan cara mengekang
keinginan jasmani dan memberi penekanan pada hakikat aspek rohani.
Nilai Alpha
Item Bilangan Item (Kebolehpercayaan)
b. Ajaran Tentang Keutamaan (al-fadhail)
Bahagian B
Minat Diri Terhadap Mata MengikutMiskawayh bahawa jiwa manusia mempunyai tiga fakulti
12 0.876 yang menjadikan manusia boleh mencapai kebajikan dan keutamaan (al-
Pelajaran Pendidikan Seni
Visual fadhail). Fakulti yang pertama adalah fakulti berfikir (rasional), Miskawayh
Bahagian C menyatakan apabila aktiviti jiwa berfikirtidak keluar dari laluan dirinya dan
0.801 mencari pengetahuan yang benarmaka jiwa berfikir dapat mencapai
Pendekatan Guru Dalam 8
keutamaan sikap bijaksana (al-hikmah) (Miskawayh, 1961; 20, Ansari, 1964;88
Proses Pembelajaran
& Zurayk, 1968;15). Muhammad Wahyuni Nafis (2006) pula menyatakan
bahawa jiwa peribadi yang seimbang akan membimbing kebaikan dan
270 63
menyediakan kecerdasan, inilah pandangan Miskawayh dalam konteks jiwa Bagi melengkapkan kajian rintis, borang soal selidik telah diedarkan
berfikir untuk kesucian rohani. kepada 28 orang pelajar yang merupakan subjek kajian. Pelajar-pelajar bagi
Fakulti yang kedua iaitu fakulti nafsu, Miskawayh menjelaskan apabila kajian rintis ini terdiri daripada pelajar tingkatan empat dari kelas 4 Mawar
aktiviti jiwa haiwan dikendalikan oleh jiwa berfikir, tidak berlawanan 2 yang mempelajari mata pelajaran Pendidikan Seni Visual sebagai subjek
dengannya dan tidak lemah dalam melawan kehendak hawa nafsu maka elektif. Menurut Robert dan Paul (1996), jumlah sampel atau responden
jiwa berfikir akan mencapai keutamaan kawalan diri (al-iffah) (Miskawayh, yang digunakan dalam kajian rintis biasanya tidak kurang daripada 20
1961;20, Ansari, 1964;88, & Zurayk, 1968;15). Apabila nafsu tidak dikawal orang sampel. Manakala Mohamad Najib (1999) menyatakan bahawa
dengan baik maka boleh merosak batiniah, oleh itu rohani mengawal nafsu sampel kajian rintis tidak perlu besar dan hanya diperlukan 6 hingga 9
agar tidak merosak akhlak batiniah. orang.
Pekali Alpha (kebolehercayaan) bagi kajian rintis ditentukan dengan
Analisis juga mendapati pandangan Miskawayh tentang jiwa amarah. penggunaan perisian komputer Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)
Beliau merumuskan apabila aktiviti jiwa amarah mematuhi arahan jiwa Statistics 20. Hasil daripada kajian rintis yang dijalankan, didapati nilai
berfikir dan tidak bangkit lagi pada masa yang tidak sesuai atau terlalu pekali Cronbach Alpha adalah 0.943 (>0.60). Ini menunjukkan item bagi soal
bergelora, maka akan mencapai keutamaan sikap berani (al-syaja’ah) selidik ini mempunyai tahap kebolehpercayaan yang tinggi dan sesuai
(Miskawayh, 1961;20, Ansari, 1964;88& Zurayk, 1968;15). Analisis senarai digunakan dalam kajian yang ingin dijalankan. Menurut Mohd Majid (2000),
semak menunjukkan bahawa Muhammad Wahyuni Nafis (2006) pekali kebolehpercayaan yang sesuai bagi sesuatu alat ukur adalah tiada
menghuraikan unsur emosi dicetuskan oleh fikiran rasional dan akal dapat batasannya. Pekali kebolehpercayaan yang lebih daripada 0.60 adalah sering
membaca realiti emosi serta membuat penilaian secara naluri terhadap digunakan dalam penyelidikan.
realiti emosi.Pendapat ini selari dengan pandangan Miskawayh.Justeru itu, Kajian rintis ini juga telah dijalankan ke atas dua orang guru PSV
rohani menjaga keseimbangan jiwa amarah agar tetap tenang dan selalu Tingkatan 4 dan 5 dan seorang Guru Kanan Mata Pelajaran (GKMP) dalam
berada dalam arahan jiwa berfikir. sekolah responden tersebut. Dalam kajian rintis ini, dua set borang soal
Ketiga keutamaan tersebut saling berhubungkait sehingga selidik yang sama diedarkan kepada guru mata pelajaran. Kemudian sesi
wujudkeutamaan lain menyempurnakannyaiaitu keutamaan sifat adil (al-adl) temu bual dijalankan terhadap ketiga-tiga orang guru tersebut bagi
(Miskawayh, 1961;20, Ansari, 1964; 88 & Zurayk, 1968; 16). Interpretasinya mendapatkan maklumat berkaitan kajian ini. Tujuan kajian rintis ini
bahawa keutamaan adil adalah sebagai perilaku rohani dalam diri setiap dijalankan adalah untuk melihat kesesuaian modul yang dibangunkan dari
insan. Rohani yang bijak, berbuat dan menilai secara adil kepada Allah dan segi isi kandungan, bahasa yang digunakan, untuk mendapatkan maklumat
manusia serta makhluk lainnya.Miskawayh juga menghuraikan empat tentang respons bertulis yang diberikan oleh guru PSV agar dapat
unsur berlawanan daripada empat keutamaan iaitu kebodohan (al-jahl), membantu pengkaji memperbaiki mutu soal selidik untuk responden,
kerakusan (al-Syirh), pengecut (al-jubn) dan kezaliman (al-jawr). Empat modul pembelajaran yang akan digunakan serta untuk membuat anggaran
perilaku hina tersebut merupakan penyakit jiwa dan menimbulkan banyak peruntukan masa bagi kajian yang sebenarnya.
kepedihan dan kesengsaraan. Justeru itu, manusia mesti mengawal empat Antara isu yang cuba dicungkil dalam kajian rintis ini adalah
keutamaan untuk menolak empat keburukan menerusi hakikat mengetahui masalah utama para guru dalam pengajaran dan pembelajaran
kecerdasanrohani. reka bentuk landskap dari aspek pedagogi, sikap dan masalah pembelajaran
pelajar, penggunaan sumber dan bahan bantu mengajar dan aspek
pentaksiran pencapaian pelajar. Kajian rintis ini turut mendapatkan
c. Ajaran Tentang Kebaikan (al-khairat) pandangan pelajar terhadap minat diri terhadap mata pelajaran PSV,
Pandangan Miskawayh tentang kebaikan juga merujuk kepada pengetahuan dan minat pada tajuk reka bentuk landskap serta pendekatan
pandangan Aristotle. Menurut Miskawayh, kebaikan adalah berhubungan guru di dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
dengan tujuan tiap sesuatu perkara dan kebaikan merupakan tujuan
terakhir (Miskawayh, 1961;78, Ansari, 1964; 71& Zurayk, 1968;69). Namun
sesuatu yang bermanfaat untuk mencapai tujuan itu disebut juga dengan
64 269
landskap dengan pemeliharaan alam sekitar, jenis-jenis landskap, kebaikan. Kebaikan bersifat mutlak benar, kerana akal tidak mungkin
memahami pelan-pelan landskap dan sebagainya. menerima usaha atau gerak yang tidak ada akhirnya. Tujuan berhujung
pada kebaikan merupakan kenikmatan rohani kerana tujuannya adalah
menuju kepada Allah.
Sampel Kajian
Dalam persampelan kajian pula seramai 60 orang pelajar Tingkatan 4 Berdasarkan analisis didapati bahawa Miskawayh membahagi
yang mempelajari mata pelajaran Pendidikan Seni Visual sebagai mata kebaikan sepertimana pembahagian oleh Aristotle. Miskawayh
pelajaran elektif diambil sebagai sampel kajian. Kesemua sampel kajian merumuskan kebaikan sebagai berikut:
adalah dari salah sebuah sekolah menengah yang terletak dalam daerah i. Al-syarifah iaitu kebaikan kerana zatnya yang diperolehi melalui
Petaling Jaya, Selangor. Mereka mewakili 3 kelas sahaja. Sekolah dalam hikmah dan akal.
daerah ini dipilih sebagai sampel kajian kerana penyelidikan seperti ini ii. Al-mamduhah iaitu keutamaan dan perbuatan yang diusahakan dengan
belum pernah dijalankan. Satu gambaran kasar akan diberikan kepada baik dan dipersiapkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan berlaku.
sampel tentang struktur modul, rasional dan objektif. Dalam kajian ini, iii. Al-nafi’ah iaitu segala sesuatu yang diinginkan bukan untuk zatnya
sampel kajian berperanan sebagai pengguna modul pembelajaran yang tetapi alat untuk mewujudkan kebaikan itu.
dibangunkan.
(Miskawayh, 1961;80, & Zurayk, 1968;70).
Instrumen Kajian
Dalam kajian ini instrumen yang digunakan ialah borang soal selidik
Analisis juga menunjukkan bahawa kebaikan mutlak adalah kebaikan
(Pra Kajian dan Pasca Kajian), modul pembelajaran dan borang kesahan
rohani. Kebaikan sementara dinamakan kebaikan nafsu syahwat. Sedangkan
instrumen kajian (panel pakar). Pembangunan Modul Pembelajaran Reka
kebaikan yang disepakati manusia adalah kebaikan akal. Apabila kebaikan
Bentuk Landskap untuk Pendidikan Seni Visual Tingkatan 4 dibangunkan
rohani selari dengan kebaikan akal maka melahirkan individu yang
untuk mengkaji keberkesanan modul dalam pengajaran dan pembelajaran
berakhlak mulia.
di kalangan pelajar disalah sebuah sekolah menengah, Petaling Jaya. Borang
soal selidik dan borang penilaian keberkesanan modul digunakan untuk
mengumpul data. d. Ajaran Tentang Kesempurnaan (al-kamal)
Manusia dapat menentukan arah penciptaannya sebagai khalifah.
Dapatan Kajian Rintis
Dengan kewujudan substansi inilah manusia dapat memperoleh tingkatan
Untuk tujuan tersebut satu kajian awal dilaksanakan di sekolah kajian
yang tinggi. Analisis interpretasi mendapati bahawa pembahasan
di Petaling Jaya sekitar bulan Januari 2014. Pelajar-pelajar daripada sebuah
Miskawayh dalam wacana kedua (al-makalah al-tsaniah) menyatakan:
kelas yang mengambil mata pelajaran PSV sebagai mata pelajaran elektif
telah terlibat dalam kajian awal. Kajian awal dilakukan untuk mengenal
pasti masalah-masalah serta pendekatan yang digunakan dalam pengajaran
dan pembelajaran PSV umumnya dan khususnya bagi tajuk reka bentuk
landskap.
Untuk kajian rintis ini, satu sub topik dalam Bahagian A iaitu 1.1 (Jenis Kesempurnaan manusia ada dua macam, kerana dua kekuatan yang
Landskap) serta dua sub topik dari Bahagian B iaitu 2.1 (Asas Lukisan Pelan dimilikinya: fakulti teoritikal (‘alimah) dan fakulti praktikal (‘amilah).
Landskap) dan 2.2 (Inventori) telah dipilih untuk dilaksanakan. Sub topik Fakulti yang pertama manusia cenderung kepada berbagai macam
tersebut dipilih atas kepentingannya sebagai tunjang utama kepada ilmu dan pengetahuan dan yang satu lagi cenderung kepada
pengenalan serta pemahaman pelajar terhadap tajuk kajian ini secara mengatur perkara-perkara.
umum. (Miskawayh, 1961;43).

268 65
Berdasarkan petikan di atas bahawa kesempurnaan manusia itu Rajah 3: Pertindihan konseptual antara tiga bidang nilai utama:
terdapat dalam dua perkara iaitu teoritikal (al-‘alimah) dan praktikal (al-
ekologi, masyarakat dan kesejahteraan
‘amilah). Kesempurnaan teoritikal merupakan kecenderungan manusia yang
berpunca kepada pelbagai ilmu dan pengetahuan. Manakala kesempurnaan
praktikal adalah kecenderungan manusia dalam mengamalkan ilmu dan
pengetahuan yang dimilikinya secara bersepadu (Miskawayh, 1961;43,
Ansari, 1964; 79& Zurayk, 1968;36). Interpretasinya kedua-dua
kesempurnaan itu adalah berhujung pada sempurna rohaniuntuk
memperoleh darjah yang tinggi dan mulia.
Majoriti manusia memikirkan tentang kesempurnaan dengan
memperolehi kenikmatan deria yang berupa kenikmatan jasmani sebagai
punca dari tujuan dan kebahagiaan terakhir. Padahal hakikat kesempurnaan
manusia adalah kenikmatan spiritual (rohani) iaitu manusia meninggalkan
kesenangan materi yang fana, demi mendapatkan kesenangan yang
berkekalan.

Persamaan Dan Perbezaan Konsep Akhlak Dalam Aspek Rohani


Berdasarkan analisis perbandingan, kajian ini telah mengenalpasti
pemikiran konsep akhlak al-Ghazali dan Ibn Miskawayh dalam aspek
rohanidaripada perspektif persamaan dan perbezaan. Analisis terhadap
pemikiran al-Ghazali dan Ibn Miskawayh merumuskan pandangannya
Sumber : Thompson (2002)
tentang ajaran dan asas pembentukan akhlak dalam aspek rohani.
Pandangan al-Ghazali dan Miskawayh dalam ajaran keutamaan (al-
fadhail) menunjukkan persamaan dari segi pengertian tentang kekuatan adil Pada asasnya, di tengah-tengah gambar rajah tersebut adalah kawasan
(al-quwwah al-‘adalah). Kedua-duanya berpandangan bahawa kekuatan adil di mana ketiga-tiga bidang nilai utama bertindih antara satu sama lain. Ini
dapat mengawal kekuatan lain sehingga terwujud keseimbangan dalam menunjukkan bahawa reka bentuk akan menjadi kaya dengan nilai-nilai
perilaku mahupun tindakan seseorang. Kekuatan adil melahirkan sikap estetik, sosial dan nilai alam sekitar. Thompson (2002) menyatakan reka
yang selaras terhadap kesucian rohani dan keutamaan jiwa manusia. bentuk ini sebagai ‘reka bentuk Trivalen’ dan beliau berpendapat bahawa
Perbuatan yang dilaksanakan dengan adil sesuai petunjuk syarak boleh jenis hubung kait pada rajah tersebut adalah jenis yang paling kaya nilai
meluruskan hubungan sesama manusia dan membentuk kebaikan yang reka bentuk.
sempurna. Justeru itu, terbentuklah hubungan akhlak yang adil terhadap Oleh yang sedemikian, kriteria-kriteria isi kandungan modul yang akan
diri sendiri, keluarga, masyarakat, persekitaran dan akhlak terhadap Allah dibangunkan adalah berpandukan pendekatan ekologi kerana ia sentiasa
secara batiniah (rohani), sebagaimana pandangan Yusuf al-Qaradawi (1977) berhubung kait dengan ciri-ciri yang terdapat pada pertindihan konsep
tentang kesyumulan etika Islam. antara tiga bidang nilai utama iaitu ekologi, masyarakat dan kesejahteraan.
Dari segi persamaan pemikiran al-Ghazali dan Miskawayh dalam Ini adalah kerana Modul Pembelajaran Reka Bentuk Landskap yang akan
aspek rohani mendapati pula bahawa unsur jiwa (rohani) sebagai elemen dibangunkan untuk pelajar tingkatan empat, terbahagi kepada dua iaitu:
pembentukan akhlak yang mengawal setiap kekuatan dalam jiwa. Aspek Bahagian A (Pengenalan Landskap) dan Bahagian B (Proses Mereka Bentuk
rohani merupakan sumber bagi ilmu dan mencari ilmu untuk menjadikan Landskap). Kedua-dua bahagian tersebut akan membincangkan hubungan
jiwa mulia. Sementara dari segi matlamat kedua-dua tokoh menekankan
66 267
Antara lain, terdapat dua perkara penting bagi pembinaan modul pembersihan jiwa dari kekotoran atau kerosakan jiwa. Begitupun dalam
pembelajaran yang berkesan iaitu reka bentuk modul perlu bertumpu prinsip utama akhlak adalah untuk kebaikan dan kesempurnaan hakiki.
kepada keperluan pelajar dan strategi pengajaran dan pembelajaran perlu Sedangkan dari segi perbezaan konsep akhlak dalam aspek rohani
bertumpu kepada usaha untuk membantu pelajar menguasai kemahiran, bahawa pandangan al-Ghazali daripada unsur ruh dihuraikan secara
membina pengetahuan dan menghayati ilmu dengan berkesan. ‘dalaman’ dan mendalam baik dari segi pengertian, sumber dan
bahagiannya. Manakala Miskawayh hanya menghuraikan unsur ruh hanya
Kriteria Pemilihan Isi Kandungan Modul Reka Bentuk Landskap dari segi hakikatnya sahaja. Al-Ghazali juga berpendapat bahawa jiwa
dengan kuasa Allah dapat dihancurkan tetapi Allah tidak melakukannya.
Untuk kajian ini, dalam memilih isi kandungan modul pembelajaran
Sementara Miskawayh menyatakan bahawa jiwa tidak hancur apabila
reka bentuk landskap, pengkaji akan mengaitkan hubungan modul yang
berpisah dengan jasad. Beliau juga menyebutkan bahawa dalam jiwa wujud
dibangunkan dengan tiga bidang nilai utama bersangkutan pendekatan
penggerak kebaikan iaitu: Al-Syarifah (kebaikan), Al-Mamduhah (keutamaan),
ekologi. Berdasarkan artikel Thompson (2002), beliau merujuk kepada
dan Al-Nafi’ah (manfaat). Berbeza dengan wujud penggerak yang
penulisan Plato, jika diperhatikan Rajah 4, rajah menunjukkan bahawa
disebutkan al-Ghazali, beliau menyebutkan penggerak kebaikan iaitu: al-
terdapat pertindihan konsep antara ketiga-tiga bidang nilai. Sebagai contoh,
Targhib dan al-Tarhib (Dorongan dan pencegah), Raja’ al-Mahmudah (Harapan
‘fungsi/fungsionalisme’, boleh difahami sebagai satu falsafah reka bentuk
pujian), dan Thalab al-Fadhilah wa Kamal al-Nafs (Keinginan mencapai
yang didorong oleh kesedaran sosial tentang kegunaan objek-objek yang
keutamaan dan kesempurnaan jiwa). Penggerak kebaikan ini wujud dalam
direka bentuk dan mempunyai nilai estetik yang unggul.
aspek rohani bagi mengawal kesucian akhlak batiniah secara berterusan.
Sementara itu, Hackett (1971) dari United Kingdom telah
Mengikut al-Ghazali pula bahawa jiwa rohani menjadi sempurna
mengembangkan idea-idea hubung kait antara nilai-nilai ekologi dan nilai-
apabila mendapatkan lima kebajikan: kebajikan ukhrawiyah, kebajikan jiwa,
nilai estetik, bahawa landskap yang direka bentuk berpandukan ekologi,
kebajikan badaniyah, kebajikan urusan luar dan kebajikan taufiq dari-Nya.
menjadi salah satu idea yang sentiasa memenuhi nilai estetika. Ekologi dan
Sedangkan menurut Miskawayh bahawa kesempurnaan jiwa rohani
nilai-nilai sosial membentuk satu ‘pendekatan ekologi’ sekitar tahun 1970-an
diperoleh segi ilmu dan mengamalkan ilmu itu. Kesempurnaan jiwa adalah
dan 1980-an yang bermula di Belanda sebelum disebar luas dan diamalkan
wujud dari ketenangan rohani bagi melahirkan akhlak batiniah yang mulia.
oleh pereka-pereka landskap untuk beberapa buah Bandar baru di Britain
khususnya Warrington. Pihak-pihak yang memberi sokongan terhadap Prinsip akhlak adalah untuk kebaikan dan kesempurnaan hakiki.
pendekatan ini mendakwa bahawa masyarakat akan mendapat manfaat dari Justeru itu, aspek rohani sebagai penyeimbang kepada aspek emosi, intelek
segi psikologi dan sosial dengan adanya hubung kait landskap naturalistik dan jasmanisesuai petunjuk syarak.Berdasarkan konsep akhlak al-Ghazali
yang terkandung spesis semula jadi dan kepelbagaian habitat. dan Ibn Miskawayh dalam aspek rohani maka dirumuskan perkaitannya
sebagai berikut:

266 67
Rajah 1
Hubungan aspek rohani 1) Menentukan matlamat dan
objektif pembelajaran
2) Merancang g sstrategi untuk
Jiwa mencapai matlamat dan objektif
(nafs) 3) Mewujudkan kandungan kursus
Akal Hati
('aql) (qalb)
4) Menggunakan latihan
Roh
(ruh) 5) Mengukur bagaimana perjalanan
latihan

Kekuatan daripada tiga Kekuatan


Akal (ilmu), Amarah dan Nafsu Syahwat Tujuan utama model reka bentuk pengajaran ini adalah untuk
menghasilkan modul pembelajaran yang berkesan bagi membolehkan
(al-nathiqah, al-ghadhbiyyah wa al-syahwiyyah) pelajar memperoleh kemahiran, pengetahuan dan sikap yang diharapkan
serta digemari oleh pelajar. Pengajaran yang dirancang dengan teliti dan
lengkap diharapkan akan dapat mewujudkan keyakinan, kepercayaan dan
Keadilan ('adalah) perasaan hormat pelajar terhadap pengajar, sekaligus membina disiplin
yang positif.

Kecerdasan rohani Pembinaan Modul


Ketelitian adalah perlu dalam menjalankan pembangunan modul
pembelajaran. Modul yang dibangunkan mengandungi pelajaran yang
khusus dengan menyatakan objektif pengajaran dan pembelajaran yang
Analisis konsep akhlak dalam aspek rohani menunjukkan kesepaduan
hendak dicapai, menyenaraikan aktiviti bagi mencapai objektif tersebut dan
antara unsur-unsur dalam diri manusia. Berdasarkan rajah 1menunjukkan
menjelaskan teknik penilaian sumatif. Pada asasnya, modul pembelajaran
bahawa empat unsur tersebut berfungsi secara selaras dan sepadu dalam
tersebut mengandungi perkara seperti tajuk pada halaman hadapan;
diri manusia untuk melahirkan kecerdasan rohani. Ruh dalam diri manusia
halaman kandungan; beberapa pelajaran atau unit tertentu dan maklumat
berhubungkait kepada pembinaan aspek rohani untuk menyeimbangkan
khusus atau aktiviti pengajaran dan pembelajaran yang relevan dalam
antara kekuatan ilmu, amarah dan nafsusyahwat.
setiap pelajaran.
Dari ketiga-tiga kekuatan itu, melahirkan kekuatan adil sebagai Sharifah Alwiyah Alsagoff (1981) menegaskan sesuatu bahan
penyeimbang antara ketiga-tiganya. Adil bukanlah sebahagian daripada pembelajaran haruslah sesuai dengan tahap kebolehan dan kecerdasan
keutamaan bijaksana (hikmah), keutamaan berani (syajaah), keutamaan seseorang pelajar bahkan, urutan langkah-langkah pembinaan modul harus
kawalan diri (iffah) tetapi adil merupakan keutamaan daripada seluruh dipatuhi. Ini adalah untuk menjamin supaya modul itu kelak akan benar-
keutamaan tersebut. Justeru itu, keutamaan adil merupakan kumpulan benar mencerminkan keperluan pelajar, juga supaya konsep, prinsip dan
hukum-hukum syariat yang mulia, kesucian jiwa dan kemuliaan akhlak. kemahiran yang dikemukakan akan mengambil kira kemampuan pelajar
Penerapan konsep akhlak dalam aspek rohani terlebih dahulu dan objektif modul. Hal ini juga ditegaskan oleh Cennamo dan Kalk (2005)
mengukuhkan akhlak dalam aspek intelek, emosi dan jasmani sehingga bahawa unsur paling penting dalam pembinaan modul pembelajaran ialah
elemen-elemen yang terdapat dalam jiwa dengan mudah boleh mengenal pemahaman tentang pengguna modul tersebut.

68 265
del Reka Bentuk Pengajaran hakikat kerohanian. Substansi jiwa (rohani) sebagai sumber bagi ilmu dan
Rekabentuk pengajaran merujuk kepada satu proses yang sangat mencari ilmu untuk menjadikan rohani suci dan mulia. Oleh itu, pengajaran
sistematik bagi memastikan satu perancangan yang tersusun agar dan pembelajaran diberi tumpuan untuk menggariskan dan mencapai
penyampaian dan penerimaan pembelajaran berkesan. Terdapat banyak matlamat pembersihan rohani dari kekotoran atau kerosakan jiwa.
model pengajaran yang telah diperkenalkan contohnya Model Heinich, Al-Ghazali dan Miskawayh telah menggariskan bahagian yang
Molenda, Russel and Smaldino, Model Morrison, Ross and Kemp (MRK), terdapat dalam kekuatan adil. Penerapan konsep akhlak dalam aspek
Model ASSURE, Model Dick and Reiser dan Model ADDIE. Namun begitu, rohanimesti diambilkira dalam pengubalan sistem pengajaran dan
proses bagi modul yang dihasilkan untuk kajian ini adalah berasaskan pembelajaran untuk mencapai matlamat dan prinsip keadilan yang benar.
Model ADDIE. Model ini dipilih kerana ia dapat membantu dalam Mengajar, mendidik, membangun dan membina nilai-nilai akhlak bagi
melaksanakan kajian dengan yakin selaras dengan tujuan kajian ini dan keadilan kepada jiwa individu, masyarakat dan yang paling utama adalah
turut membantu untuk menambah baik pelaksanaan modul yang sedia ada adil kepada hak-hak Allah. Pembinaan akhlak mestilah dengan pembiasaan,
di sekolah-sekolah menengah kebangsaan. Ia dapat diringkaskan kepada 5 latihan dan amalan terhadap nilai-nilai tersebut secara kukuh untuk
fasa seperti Rajah 2 di bawah. mencapai kebaikan dan kesempurnaan dalam aspek rohani sesuai dengan
tujuan penciptaannya kembali kepada Allah dengan jiwa yang tenang (nafs
Rajah 2: Model ADDIE al-muthmainnah).
Pembentukan dan pembinaan kekuatan adil (al-quwwah al-‘adalah) boleh
ANALISIS
mengawal kekuatan-kekuatan lain untuk membersihkan dan mensucikan
(Analysis) aspek rohani. Keutamaan adil boleh mengawalselia kekuatan ilmu,
kekuatan amarah dan kekuatan nafsu syahwat. Penerapan konsep akhlak
M
MODEL
ODEL dalam aspek rohani bertujuan mencapai kecerdasan rohani supaya boleh
PENILAIAN membezakan hak-hak kepada manusia dan hak kepada Allah s.w.t.
(Evaluation)
ADDIE REKABENTUK
(Design)
PERBINCANGAN
Pengajaran dan pembelajaran dalam pendidikan Islam telah
mengetengahkan sama ada ilmu dunia atau akhirat tetapi juga mendapati
pelbagai cabaran. Analisis perbincangan al-Ghazali dan Miskawayh tentang
PERLAKSANAAN
konsep akhlak bahawa kedua-dua tokoh menekankan tujuan akhir
PEMBANGUNAN
(Implementation) kehidupan manusia adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat, oleh itu
(Development)
manusia mesti mempraktikkan amalan-amalan kebaikan untuk mencapai
matlamat itu.
Manakala dari segi pembentukkan akhlak al-Ghazali dan Miskawayh
sama-sama membincangkan tentang kebaikan (al-khair), keutamaan (al-
fadhail), kebahagiaan (al-sa’adah) dan kesempurnaan (al-kamal). Keempat
teori (ajaran) ini mesti diambilkira secara sepadu dan berterusan dalam
mewujudkan pendidikan Islam yang berkesan. Analisis juga menunjukkan
bahawa empat teori tersebut sangat berhubungkait dengan aspek rohani.
Perbincangan al-Ghazali dan Miskawayh tidak menghuraikan secara
spesifik tentang aspek rohani dalam ajaran kebaikan, keutamaan,
kebahagiaan dan kesempurnaan. Justeru itu, secara tersirat perbincangan
264 69
kedua-dua tokoh menunjukkan ajaran tentang akhlak untuk membentuk Rajah 1: Carta Alir Proses Kerja Pembangunan Modul P & P
dan membina aspek rohani yang kukuh.
Penerapan konsep akhlak daripada pemikiran al-Ghazali dan
Miskawayh tentunya mendapati cabaran yang besar apabila orang-orang
Islam malas dan tidak mau mendidik diri dan keluarga untuk menuntut
pengetahuan agama (ilmu fardhu ain). Sebab pengetahuan agama
membentuk rohani dan daya fikir yang kukuh. Akal dan agama merupakan
FASA FASA REKA BENTUK FASA
perkara yang selaras dalam pendidikan Islam. Al-Ghazali dan Miskawayh
ANALISIS DAN PELAKSAN
telah menekankan pembersihan jiwa untuk mencapai kesempurnaan rohani.
AAN DAN

RUMUSAN Me Membina Penilaia Pela


nge Modul n dan ksan
Kesimpulannya bahawa konsep akhlak al-Ghazali dan Ibn Miskawayh Pembelaj Semaka aan
nal
mendapati bahawa secara umum mereka membincangkan tentang P aran PSV n dan
keutamaan, kebaikan, kebahagiaan dan kesempurnaan yang berhubungkait Ana Peni
dengan aspek rohani.Persamaan pemikiran kedua-dua tokoh bahawa dalam lisis laian
jiwa insan terdapat kekuatan adilsebagai keseimbangan rohani yang Kep
Penamba
mengawal kekuatan ilmu, amarah dan nafsu syawat. Sedangkan dari segi hbaikan Dilulus
Me
perbezaan, Al-Ghazali membincangkan tentang akhlak secara ‘dalaman’ dan oleh kan? Mod
nga
mendalam dengan fungsi dan tugas setiap aspek.Sementara Ibn Miskawayh nali ul
menjelaskan secara ‘luaran’ dan perilaku yang muncul dari aspek tersebut. Ya
Pela
Pengesa Pr ksan
RUJUKAN han aan
Abd al-Latif Muhammad Abd. (1985). Akhlaq fi al-Islam. Kahirah: Maktabah dan
Peni
Dar al-Thaum.
Abdul Khobir. (2007). Filsafat Pendidikan Islam Landasan Teoritis dan Praktis. PER
Pekalongan: STAIN Press. ANA
Pengkaji Pengkaji Penilai Peng Pen
Abdul Rahman Md. Aroff. (1999). Pendidikan Moral: Teori Etika dan Amalan
Pakar kaji gkaji
Moral. Selangor: Universiti Putra Malaysia. (Ketua dan
Abubakar Aceh. (1982). Sejarah Filsafat Islam. Jakarta: Ramadhani Sala. Panitia
Pen
PSV
Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali.
HASI
(1964). Mizan al-Amal. Oleh Sulaiman Dunya. Kaherah: Dar al-Ma’arif. LAN
Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali. Masalah dan Dokumen modul, ulasan Ulasan Peni
(1967). Ihya ulum al-Din. Juz 1, Qahirah: Mu’assah al-Halabi wa keperluan guru pakar dan pandangan guru pengg laian
Syarikah li al Nasyri wa at-Tauzi’. dan pelajar, una pelaj
(pelaja ar,
Prototaip 1
r), sem

70 263
Fasa pertama ialah mengenal pasti matlamat dan objektif pengajaran Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali.
dan pembelajaran, melakukan analisis pengajaran dan mengenal pasti (1967). Ihya ulum al-Din. Juz 3, Qahirah: Mu’assah al-Halabi wa
pengetahuan asas pelajar.Fasa kedua pula adalah merancang strategi untuk Syarikah li al Nasyri wa at-Tauzi’.
mencapai matlamat dan objektif serta membangunkan kandungan modul Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali.
pembelajaran. Dalam fasa ini, mereka bentuk dan menghasilkan modul (1980). Ayyuha al-Walad al-Muhib. Oleh Abdullah Ahmad Abu Zinah.
pembelajaran akan dibahagikan kepada dua bahagian iaitu Bahagian A: Dar al-Syuruq.
Pengenalan Landskap dan Bahagian B: Proses Merekabentuk Landskap.
Penghasilan dan reka bentuk modul pembelajaran ini adalah berasaskan Al-Ghazali, al-Imam Abi Hamid Muhammad Bin Muhammad al-Ghazali.
Model ADDIE. Seterusnya modul pembelajaran, borang soal selidik (Pra (t.t.). Mukhtasar Ihya’Ulumuddin. Terj. Osman bin Jantan (2000). Cet. I.
kajian dan Pasca Kajian) serta borang kesahan kajian dijalankan sebagai Singapore: Pustaka Nasional Pte Ltd.
instrumen. Al-Jamil. (1992). Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam. Terj. H. M. Arifin,
Fasa ketiga adalah di mana penganalisaan maklumat dan data yang Jakarta: Golden Terayon Press.
dikumpul melalui borang soal selidik setelah aktiviti latihan dilakukan serta
Anderson, G. (1998). Fundamentals of Educational Research. New York: Falmer
penilaian sumatif akan dilaksanakan bagi mengukur perjalanan pengajaran
Press.
dan pembelajaran. Maklumat yang dikumpulkan juga digunakan untuk
memperbaiki dan mengubahsuaikan modul pembelajaran ini jika perlu. Anton Bakker & Achmad Charris Zubair. (1989). Metodologi Penelitian
Rajah 1 menunjukkan fasa dan carta alir proses kerja pembangunan modul. Filsafat.Yogyakarta: Kanisius.
Asmawati Suhid. (2009). Pendidikan Akhlak dan Adab Islam Konsep dan Amalan.
Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn. Bhd.
Azizah Zakaria. (2004). Penghayatan terhadap beberapa aspek dalam
falsafah etika al-Ghazali: Kajian di kalangan pelajar Universiti
Teknologi Mara (UiTM) Shah Alam, Selangor Darul Ehsan. Disertasi.
Universiti Malaya. Kuala Lumpur.
Harun Din. (2001). Manusia dan Islam. Jilid 2. Selangor Darul Ehsan: Dewan
Pustaka dan Bahasa.
Helmi Hidayat. (1999). Menuju Kesempurnaan Akhlaq. Jakarta: Mizan.
Ibn Miskawayh, Abu Ali Ahmad Bin Muhammad Ya’kub Miskawayh.
(1398). The Refinement of Character. Terj. oleh Constantine K. Zurayk
(1968). Beirut: American University of Beirut.
Ibn Miskawayh, Abu Ali Ahmad Bin Muhammad Ya’kub Miskawayh.
(1961). Tadhib al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq. Beirut: Mansyurah Dar al-
Maktabah al-Hayat.
Imran Effendy Hasibuan. (2003). Pemikiran Akhlak Syekh Abdurrahman Shiddiq
al-Banjari. Pekanbaru: LPNU Press.
Ismail Ibrahim. (1996). Isu Akhlak: Tanggungjawab Bersama. Disunting oleh
Siti Fatimah Abdul Rahman, Membangun Fitrah Kehidupan. Kuala
Lumpur: Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM).

262 71
Kneller, G.F. (1971). Foundations of educations. New York: John Wiley and iii. Turutan unit-unit pelajaran adalah disusun daripada mudah ke
Sons, Inc. kompleks, sesuai dengan perkembangan pembelajaran individu.
Koetting, J. R., & Malisa, M. (2004). Philosophy, research, and education. In
D. H. Jonassen (Ed.), Handbook ofresearch in educational communications Di samping itu, berdasarkan literatur (Butcher, Davies, & Highton, 2006;
and technology (2nd ed., pp. 1009-1020). Mahwah, NJ: Lawrence Kemp, Morrison, & Ross, 1998), modul pembelajaran mempunyai beberapa
Erlbaum Associates. ciri asas seperti:
M Abdul Haq Ansari. (1964). The Ethical Philosophy of Miskawaih. India: The i. Mengenal pasti pengguna bagi modul yang disediakan.
Aligarh Muslim University Press. ii. Mempunyai objektif pembelajaran yang dapat diukur.
Miqdad Yaljan. (1973). Al-Ittijah al-Akhlaqi fi al-Islam, Kaherah: Maktabah al- iii. Menyediakan bahan pembelajaran yang tersusun rapi.
Khanaji. iv. Menunjukkan kefleksibelan terhadap keperluan dan minat
pengguna.
Mohd Jais Anuar Bin Ahmad. (2003). Metod Pembinaan Sahsiah Diri: Satu v. Memberi peluang kepada pengguna untuk mencapai kejayaan.
Analisis Terhadap Pemikiran Falsafah Akhlak Ibn Miskawayh vi. Dibentuk dengan mengambil kira pengalaman lalu pengguna.
Menerusi Kitab Tahdhibul Al-Akhlaq. Disertasi. Universiti Malaya. vii. Menggunakan mod pembelajaran yang dapat diadaptasikan kepada
Kuala Lumpur. situasi pembelajaran secara individu atau berkumpulan.
Mohd. Hussain Rusli. (2003). Pembangunan Insan: Kajian Perbandingan viii. Dapat digunakan dalam sebarang setting yang sesuai bagi
Antara al-Ghazali dan Ibn Khaldun. Disertasi. Universiti Malaya. pengguna.
Kuala Lumpur. ix. Dapat digunakan mengikut kelajuan sendiri, selaras dengan
keperluan dan kebolehan pengguna.
Mohd. Nasir Omar. (1986). Falsafah Etika: Perbandingan Pendekatan Islam dan
Barat. Kuala Lumpur: Bahagian Hal Ehwal Pelajar Jabatan Perdana
Menteri. Oleh yang demikian, bahan-bahan pelajaran perlulah dirancang
berdasarkan kemahiran dan ilmu pengetahuan asas pelajar, objektif
Mohd. Sullah. (2010). Studi Komparasi Konsep Pendidikan Akhlak Syed
pelajaran, sukatan pelajaran serta kaedah pembelajaran yang akan
Muhammad Naquib al-Attas dan Ibnu Miskawaih. Kertas Projek.
dipraktikkan di dalam bilik darjah. Pada peringkat akhir, pelajar akan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
menilai modul pembelajaran yang digunakan di dalam bilik darjah dengan
Mu’jam Wajiz. (2000).Mesir: Kementerian Pendidikan dan Pengajaran. tujuan mengesan kebolehgunaan dan keberkesanan modul.
Muhammad Sayyed Naim. (1996). Fi al-Ilmi al-Akhlaq, Syirkah al-Tibaáh al-
Fanniyah al-Muttahiddah. METODOLOGI
Muhammad Wahyuni Nafis. (2006). Yakin Diri 9 Jalan Cerdas Emosi dan Kajian ini menggunakan kaedah penyelidikan penerokaan yang
Cerdas Spiritual. Jakarta: Hikmah. melibatkan teknik penyelidikan tinjauanberbentuk deskriptif dengan
menggunakan kaedah kuantitatif iaitu penggunaan set soal selidik dan set
Mustafa Dib Bugha. (1997). Nidham al-Islami fi al-‘Aqidah wa al-Akhlaq wa al-
penilaian modul. Kaedah ini dipilih kerana pertama, ia melibatkan
Tashri’. Damsyik: Dar al-Mustafa.
responden dalam skala yang kecil. Kedua, membolehkan pengkaji membuat
Sembodo Ardi Widodo. (2003). Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam. kajian hubungan dan perbandingan dengan hasil kajian kepada populasi
Jakarta: Nimas Multima. yang lebih besar. Prosedur kajian melibatkan tiga fasa iaitu (1) analisis
Sidi Gazalba. (1978). Ilmu Islam III. Kuala Lumpur: Offset Bumikita. keperluan, (2) reka bentuk dan pembangunan, dan (3) pelaksanaan dan
penilaian. Fasa penilaian sumatif dilaksanakan dalam fasa pelaksanaan dan
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan.
penilaian.
HandbookBagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu. (terbitan pertama). Fadlil

72 261
pelajar ke arah kendiri. Pembelajaran kontekstual menggalakkan pelajar Yani Ainusyam, Pendidikan Akhlak. hal. 17-40. Bandung: Universitas
untuk belajar sesama sendiri. Pentaksiran autentik digunakan untuk menilai Pendidikan Indonesia.
strategi-strategi pengajaran dan pembelajaran. Wingo, M. (1974). Philosophy of education: An intoduction. Lexington, MA: D.
C. Heath.
Ciri-ciri Modul Yusuf al-Qardawi. (1977). Al-Khasa’is al-Ammah li al-Islam. Kaherah:
Bagi mencapai aspek kebaikan penggunaan modul, maka ciri-ciri Maktabah Wahbah.
tertentu perlu digariskan. Yusup Hashim (1997), menggariskan ciri-ciri
modul mengandungi :
i. Rasional - Menerangkan tinjauan mengenai kandungan modul serta
sebab-sebab modul digunakan.
ii. Objektif - Meliputi senarai kemahiran, pengetahuan dan sikap yang
harus dikuasai oleh pelajar selepas mengikuti modul tersebut.
iii. Ujian Masuk / Pra-Kajian - Untuk mengetahui tahap pengetahuan
atau kemahiran pelajar sebelum mengikuti modul atau untuk
mengesan berapa banyak pengetahuan atau kemahiran yang telah
dikuasai pelajar.
iv. Bahan Pelbagai Media - Berbagai-bagai format digunakan bersama
modul. Ia bertujuan untuk menggalakkan penglibatan pelajar serta
melibatkan sebanyak mungkin deria yang membantu proses
pembelajaran.
v. Aktiviti Pembelajaran - Gabungan beberapa kaedah pengajaran yang
sesuai dengan modul yang dapat membangkitkan minat dan
memenuhi keperluan pelajar.
vi. Pasca-kajian - Bertujuan mengukur objektif modul tercapai atau
sebaliknya.

Manakala antara ciri-ciri modul yang digariskan oleh Mok Soon Sang
(2003) adalah :
i. Mempunyai objektif pelajaran yang khusus serta eksplisit agar
pencapaian pelajar dapat diukur selepas aktiviti pembelajaran.
ii. Mengandungi unit-unit atau pakej-pakej pelajaran, disusun
berdasarkan kaedah pembelajaran individu. Setiap unit atau pakej
pelajaran mengandungi objektif pelajaran eksplisit, panduan belajar,
arahan, bahan-bahan membaca, senarai takrif istilah, buku-buku
rujukan, kerja kursus dan ujian.

260 73
DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH DI SEKTOR PENDIDIKAN terhadap perisian modul tersebut mendapati ianya memenuhi ciri-ciri
TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI DAERAH RIAU multimedia interaktif serta memenuhi objektif-objektif yang telah
ditetapkan. Begitu juga kajian yang dijalankan oleh Megat Aman & Nurul
Shuhadah (2010). Model ADDIE yang digunakan berjaya menarik minat
Suarman dan Almasdi Syahza*) pelajar terhadap proses pengajaran dan pembelajaran.
Berdasarkan kepentingan yang telah dinyatakan di atas, pengabaian
Abstract kepada aspek model reka bentuk pengajaran dalam membangunkan bahan
pengajaran akan menyebabkan proses pembelajaran yang berlaku tidak
Government policies in the education sector with regard to the initial
mencapai objektifnya.
competency test before certification is intended to improve and ensure the
readiness of teachers and the adequacy of competence in the education and
training following the teaching profession. This research will compare the a. Teori Pembelajaran Secara Kontekstual
quality of the initial test value kompeteni before they follow PLPG the
competency test score after follow PLPG that will appear either increase or Matlamat modul ini ialah untuk membantu guru dan pelajar
decrease the development of scores before and after values held PLPG. The memahami, menguasai dan menggunakan pendekatan kontekstual dalam
research was conducted through a survey with methods development pengajaran dan pembelajaran. Merujuk kepada Pusat Perkembangan
(Developmental Research). In this study, samples were taken with the Kurikulum (2009), dalam pendekatan pembelajaran kontekstual, strategi
selection of samples based on purposive sampling method in order to obtain pengajaran dan pembelajaran mestilah memenuhi empat keperluan yang
a representative sample in accordance with the specified criteria. The data berikut iaitu motivasi, pemahaman, kemahiran dan penilaian.
used in this study is secondary data. The data that has been collected will be Maka dengan itu, Noriati A. Rashid et al., (2012) berpendapat tentang
analyzed by using a different test is paired sample t-test. This study pendekatan kontekstual ini dapat membantu pelajar menghubungkaitkan
concluded that income was a significant difference between the value of the pembelajaran kandungan dengan situasi sebenar dan motivasi pelajar untuk
initial competency test with a value of teacher competency test after membuat kaitan antara apa-apa yang dipelajari di dalam bilik darjah dan
following certification through PLPG patterns, but when viewed from the bagaimana pengetahuan ini digunakan dalam kehidupan mereka sebagai
delta turns upside is still far from the expected. Thus it can be said that the warganegara dalam masyarakat. Kolb (1984) juga menjelaskan bahawa
competence of teachers is low even if the teacher has followed the profession penglibatan pelajar dalam persekitaran sekolah bertambah secara signifikan
of teacher education and training, lack of competence is also related to apabila mereka tahu sebab mereka diajar konsep-konsep tertentu dan
teacher performance tersbut. Therefore, it still needs to improve teacher bagaimana konsep tersebut dapat diaplikasikan di luar bilik darjah. Majoriti
performance through assessment of teacher performance and teacher pelajar akan belajar dengan lebih berkesan jika mereka bekerjasama dengan
performance through continuous improvement. Besides, it is also necessary pelajar dalam kumpulan atau pasukan.
to study more in-depth analysis and conduct an evaluation relating well Mok Soon Sang (2013) juga turut menyatakan bahawa ciri-ciri teori
with the initial competency test as well as with regard to the implementation pembelajaran secara kontekstual ini adalah; (a) Merupakan pembelajaran
of the certification it self. secara konkrit yang melibatkan aktiviti hands-ondan minds on, iaitu secara
kerja praktik (melakukan dan berfikir), (b) Ia melibatkan pelbagai
Keywords: government policy, teacher competency, certification kemudahan seperti bilik darjah, makmal, alat bantu mengajar dan alam
sekitar, dan (c) Pembelajaran ini banyak melibatkan potensi intelek, emosi,
sosial, dan fizikal pelajar serta budayanya.
Noriati A. Rashid et al., (2012) membuat kesimpulan bahawa
pengajaran ini membimbing pelajar untuk memantau dan
bertanggungjawab terhadap pembelajaran sendiri agar mereka menjadi

74 259
dengan dua mandat yang berbeza seperti yang berikut; (1) Untuk Abstrak
menjalankan penyelidikan dan memahami undang-undang yang mengawal Kebijakan pemerintah di sektor pendidikan berkaitan dengan uji
alam sekitar, dan (2) Untuk membina langkah-langkah bagi membolehkan kompetensi awal sebelum pelaksanaan sertifikasi ini bertujuan untuk
kegiatan pemuliharaan dijalankan dengan cara yang paling sesuai. meningkatkan dan memastikan kesiapan guru dan kecukupan kompetensi
Dalam hubungan ini, pelajar haruslah mengetahui tentang peranan dalam mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru. Pada penelitian ini
mereka dan tujuan mempelajari fenomena keindahan bidang landskap, akan dibandingkan kualitas nilai uji kompeteni awal sebelum mereka
memperkukuhkan persepsi serta pemahaman agar menjadi generasi yang mengikuti PLPG dengan nilai uji kompetensi setelah mengikuti PLPG
mampu memastikan landskap benar-benar memberi erti yang positif di sehingga akan nampak perkembangan baik peningkatan maupun
dalam kehidupan seharian pada diri sendiri dan masyarakat setempat. penurunan skor nilai sebelum dan sesudah diadakan PLPG. Penelitian ini
dilakukan melalui survey dengan metode perkembangan (Developmental
Penghasilan Modul Pembelajaran Research). Dalam penelitian ini sampel diambil dengan pemilihan sampel
berdasarkan metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel
a. Modul Pembelajaran Berasaskan Model ADDIE yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Data yang
Kebanyakan teori-teori dan model reka bentuk pengajaran bergantung digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data yang telah
kepada beberapa langkah dalam menghasilkan bahan pembelajaran yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan alat uji beda yaitu paired
berkesan (Hanaffin & Peck,1988). Secara umumnya, langkah tersebut sample t-tes. Dapatan kajian ini menyimpulkan bahwa memang terdapat
meliputi tiga fasa iaitu fasa perancangan, fasa pembangunan dan fasa perbedaan yang signifikan antara nilai uji kompetensi awal dengan nilai uji
pengujian. Antara teori-teori dan model reka bentuk pengajaran yang ada kompetensi guru setelah mengikuti sertifikasi melalui pola PLPG, akan
ialah Model Hannafin & Peck, Model ASSURE, Model ADDIE dan tetapi bila dilihat dari deltanya ternyata kenaikannya masih jauh dari yang
sebagainya. diharapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi guru
masih rendah sekalipun guru tersebut telah mengikuti pendidikan dan
Menurut Thompson (2001) yang dipetik dari Rio Sumarni Shariffudin
latihan profesi guru, rendahnya kompetensi ini juga berkaitan dengan
(2007), teori dan model pengajaran akan membimbing pembangun dalam
kinerja guru tersbut. Oleh karena itu masih diperlukan peningkatan kinerja
mempercepatkan proses membangunkan bahan, membantu dalam
guru baik melalui penilaian kinerja guru maupun melalui peningkatan
komunikasi dengan ahli kumpulan perekabentuk dan meliputi semua fasa
kinerja guru berkelanjutan. Disamping itu juga diperlukan kajian dengan
rekabentuk pengajaran. Model ini mengandungi tiga fasa yang utama iaitu
analisis yang lebih mendalam sekaligus melakukan evaluasi baik yang
‘Fasa Analisis Keperluan’ (Need Assesment Phase), ‘Fasa Rekabentuk’ (Design
berkaitan dengan uji kompetensi awal maupun yang berkaitan dengan
Phase) dan ‘Fasa Pembangunan dan Perlaksanaan’ (Develop & Implement
pelaksanaan sertifikasi guru itu sendiri.
Phase). Di samping itu, setiap fasa tersebut akan melalui proses penilaian
dan penyemakan yang dilaksanakan secara berterusan.
Untuk membangunkan Modul Pembelajaran Reka Bentuk Landskap Kata kunci: Kebijakan pemerintah, Kompetensi Guru, Sertifikasi
dalam kajian ini, pengkaji akan menggunakan Model ADDIE. Model ini
merupakan salah satu model reka bentuk pengajaran yang sistematik dalam
penghasilan bahan pembelajaran yang berkesan dan mesra pengguna
(Baharuddin et al., 2002). Hasil kajian yang dilakukan oleh Johari, Nor
Hasniza & Mohamad Yusof (2006) menunjukkan bahawa perisian modul
yang dibangunkan oleh mereka menggunakan model ADDIE berjaya
memberi impak yang positif sebagai alat pembelajaran tambahan.
Abd. Wahid & Mohammad Faizal (2010) turut mengaplikasikan model
reka bentuk ADDIE dalam perisian modul mereka. Hasil pengujian

258 75
PENDAHULUAN program ini juga bertujuan mewujudkan wadah bagi penyelidikan dan
Setiap negara membutuhkan SDM yang berkualitas, karena akan penilaian alam sekitar sebagai satu sumbangan khidmat kepada masyarakat
berdampak positif terhadap perkembangan pembangunan suatu bangsa dan negara.
dalam berbagai bidang. Tidak hanya dalam hal penguasaan ilmu Pemegang Ijazah Sarjana Muda Seni Bina Landskap adalah arkitek
pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sikap mental yang baik. Setiap landskap bertauliah dan layak mendaftar sebagai ahli Institut Landskap
negara selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas SDMnya. Untuk Arkitek Malaysia (ILAM). Mereka boleh menceburi bidang-bidang kerja
meningkatkan kualitas SDM tersebut dapat dilakukan dengan seperti arkitek landskap disektor awam atau swasta, pengurus tapak
meningkatkan kualitas pendidikan bangsanya karena dengan pendidikan semaian, perhutanan, PERHILITAN, perancang landskap, perancang aspek
yang berkualitas akan tercipta SDM yang berkualitas pula, yang pada taman rekreasi dan penyelidikan. Mereka juga boleh menjadi pensyarah di
akhirnya dapat mendukung terwujudnya target pembangunan nasional. universiti dan IPT (Mohd Yahya, 2004).
Untuk mencapai target kualitas dalam pendidikanpada semua Dalam meletakkan hala tuju pembangunan dan pemuliharaan landskap
tingkatan, pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun negara yang komprehensif untuk panduan semua pihak, satu dasar
2005 tentang Guru dan Dosen. Salah satu implementasi dari undang-undang telahpun dilancarkan iaitu Dasar Landskap Negara (DLN) yang
tersebut adalah pelaksanaan Sertifikasi Guru. Dasar hukum yang digunakan bermatlamat menjadikan Malaysia Negara Taman Terindah menjelang 2020.
sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan, antara lain: 1) Ia dilancarkan serentak dengan Sambutan Hari Landskap Negara. Dasar
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan yang diluluskan Kabinet pada 22 Disember 2010 itu akan digunakan dan
Nasional; 2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dilaksanakan oleh semua Pihak Berkuasa Tempatan (PBT) sebagai rujukan
Dosen; 3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar untuk membangun dan memelihara landskap sebagai khazanah negara
Nasional Pendidikan; 4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 yang tinggi nilainya (Kosmo, 2011). Kementerian Pendidikan Malaysia
Tentang Guru; 5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun (KPM) adalah antara badan pelaksana yang turut terlibat dalam
2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. melaksanakan Pelan Tindakan DLN tersebut.
Berkaitan dengan ketentuan tersebut, salah satu upaya pemerintah Penggubalan mata pelajaran bidang landskap yang berdasarkan
dalam melakukan pembinaan dan peningkatan kompetensi guru adalah Falsafah Pendidikan Kebangsaan dirancang untuk mencapai matlamat ke
melalui pemetaan kompetensi guru dengan Uji Kompetensi Awal (UKA) arah mempertingkatkan produktiviti negara dengan membekalkan tenaga
bagi guru yang akan mengikuti sertifikasi.Uji Kompetensi Awal (UKA) mahir yang berpengetahuan dalam bidang landskap ini. Penawaran mata
adalah ujian bagi guru calon peserta sertifikasi guru yang bertujuan untuk pelajaran ini merupakan sebahagian usaha Kementerian Pendidikan untuk
mengukur kompetensi dasar guruyang bersangkutan. Hasil UKA akan memperluaskan pendidikan teknikal dan vokasional di sekolah-sekolah
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan sertifikasi guru akademik serta institut-institut pengajian tinggi tempatan. Persediaan awal
melalui PLPG. ini adalah untuk memenuhi keperluan permintaan tenaga pekerja mahir dan
separa mahir dalam bidang industri landskap yang semakin meningkat
Pelaksanaan sertifikasi guru ini telah dimulai sejak tahun 2007.. (Kementerian Pendidikan Malaysia, 2002).
Kebijakan pemerintah melalui sertifikasi guru ditargetkan dapat Satu kajian dari negara Slovenia, Ivan Marusic (2002) menegaskan
meningkatkan mutu pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini dalam kesimpulan kajiannya bahawa kajian tersebut bukanlah untuk
sampai pendidikan tinggi. Disamping peningkatan mutu, pemerintah juga mengurangkan kepentingan mengajar sains semula jadi dalam kurikulum
memberikan imbangan dalam bentuk kesejahteraan guru melalui tunjangan seni bina landskap dan perancangan landskap mahupun untuk
profesi pendidik. Dengan demikian guru disamping profesional dia juga mengurangkan peranan ekologi landskap dalam kurikulum pendidikan.
harus sejahtera sebagai seorang guru. Hasratnya hanya menekankan tentang betapa pentingnya bagi pelajar untuk
Pada tataran empirik, program sertifikasi ditanggapi beragam oleh memahami intipati proses perancangan dan mereka bentuk landskap dalam
para guru. Sebagian guru menanggapi program sertifikasi dengan membezakan sifat sebenar ekologi landskap dan sifat sebenar seni bina
kesungguhan hati dan dipahaminya bahwa program sertifikasi guru benar– landskap. Pelajar-pelajar perlu memahami bahawa seni bina landskap dan
benar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kelompok ini perancangan landskap adalah dua aktiviti yang berbeza pada dasarnya
76 257
d. Pelajar dapat menilai dan mengetahui hasil pembelajarannya secara berupaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas diri sejalan
berterusan. dengan panduan penilaian yang dikeluarkan pemerinta. Sebagian guru
e. Pelajar benar-benar menjadi sumber utama dalam proses pengajaran lainnya, menanggapi kebijakan sertifikasi ini tidak lebih dari kebijakan
dan pembelajaran. biasa-biasa saja seperti kebijakan-kebijakan lainnya. (Fachturrohman, 2009).
f. Pemahaman pelajar terhadap modul dapat dinilai melalui penilaian Terkait diberlakukannya UKA sejak tahun 2012, ada banyak sorotan
yang dibuat setelah setiap modul dipelajari. yang menyatakan bahwa proses sertifikasi baik portofolio maupun PLPG
(B. Suryosubroto, 1983:18). tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan
kompetensi dan profesionalisme guru (M S Sembiring, 2010). Harus diakui
Koh Boh Boon (1980) pula menyatakan, modul penting dalam bahwa pelaksanaan sertifikasi baik melalui portofolio maupun PLPG masih
pembelajaran kerana pembinaannya yang berlandaskan prinsip-prinsip ada kelemahan. Guru peserta PLPG umumnya tidak memiliki kesiapan
pedagogi yang memberi kesan positif terhadap pembelajaran pelajar. Modul awal secara baik untuk memasuki proses PLPG, disisi lain pelaksanaan
menjadi penting dalam pengajaran kerana kelebihan modul tersebut PLPG dimana interaksi antara guru dan asesor selama pelatihan yang hanya
menjadikan pembelajaran pelajar lebih berkesan.Berpandukan kepada 9-10 hari, tentu menumbuhkan emosi tersendiri antara kedua belah pihak,
petikan Berita Harian (1990) yang dipetik dari Veveika (2003), bagi sehingga kelulusan PLPG tidak terlepas dari pengaruh tersebut. (BPPSDMP,
memastikan kewujudan pendidikan yang bermutu, maklumat dan objektif, 2012)
isi kandungan, proses dan keberkesanan pendidikan diberi penekanan yang Di Propinsi Riau dari 7.155 guru yang telah mengikuti uji kompetensi
khusus melalui perubahan dan pembaharuan kurikulum. guru ternyata nilai rata-rata 39.50 lebih rendah dari rata-rata nasional 42.25,
Jadi, jelaslah bahawa pembangunan modul pembelajaran ini jelas kompetensi pedagogiknya 42,41 juga lebih rendah dari rata-rata nasional
membentuk landasan bagi pemilihan kandungan, aktiviti pembelajaran dan 44.4 dan kompetensi profesional hanya 44.47 dari 46.40. (Agus Salim, 2014).
ukuran penilaian yang sesuai bagi sesuatu modul pembelajaran. Secara Sementara harapan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Undang-
paling mudah, tujuan modul yang dibangunkan oleh pengkaji ini adalah Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan
membabitkan pernyataan global tentang hasil yang dijangkakan bagi modul Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
tersebut. Kualifikasi dan Kompetensi Guru adalah terjadinya peningkatan kualitas
kompetensi guru sebagai agen pembelajaran di sekolah. Serifikasi guru
merupakan salah satu langkah untuk menjadikan guru profesioanal dan
Kepentingan Pengajaran Dan Pembelajaran Bidang Landskap di Malaysia meningkatnya kesejahteraan guru. Kompetensi yang dimaksudkan adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
Pada peringkat sekolah, telah wujud mata pelajaran Landskap di
dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
sekolah-sekolah menengah harian biasa. Bermula pada tahun 2002 di mana
keprofesionalanya.
mata pelajaran Vokasional diperkenalkan di sekolah harian biasa iaitu mata
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh
pelajaran Landskap dan Nurseri untuk pelajar tingkatan 4 dan 5. Tidak
gambaran mengenai (1) perbedaan antara nilai UKA sebelum guru
ketinggalan juga topik ini terkandung dalam silibus Pendidikan Seni Visual
mengikuti PLPG dengan nilai Uji Kompetensi setelah mengikuti PLPG
Tingkatan 4. Ini semua adalah pendedahan yang awal bagi pelajar
seluruh jenjang tahun 2012 dan 2013 (2) perbedaan yang signifikan antara
mengenali dan memahami reka bentuk landskap diperingkat asas.
nilai UKA sebelum guru STK/PAUD mengikuti PLPG dengan nilai Uji
Merujuk satu kajian yang dibuat oleh Mohd Yahya (2004), untuk
Kompetensi setelah mengikuti PLPG. (3)perbedaan yang signifikan antara
menambah lagi tenaga mahir mengenai landskap, kerajaan telah membuat
nilai UKA sebelum guru SD mengikuti PLPG dengan nilai Uji Kompetensi
pusat latihan mengenai landskap di mana dengan tujuan untuk
setelah mengikuti PLPG (4) perbedaan yang signifikan antara nilai UKA
menyediakan tenaga mahir dalam bidang ini. Program seni bina landskap
sebelum guru SMP mengikuti PLPG dengan nilai Uji Kompetensi setelah
yang ditawarkan di universiti/institusi pengajian tinggi antara lain bertujuan
mengikuti PLPG (5) perbedaan yang signifikan antara nilai UKA sebelum
mendidik dan melahirkan pakar-pakar yang boleh merancang, mereka
guru SMA mengikuti PLPG dengan nilai Uji Kompetensi setelah mengikuti
bentuk, mengubah suai dan mengurus kerja-kerja landskap. Di samping itu,
256 77
PLPG (6) perbedaan yang signifikan antara nilai UKA sebelum guru SMK motivasi; disebut sebagai bahan, alat dan sumber, yang terdiri daripada
mengikuti PLPG dengan nilai Uji Kompetensi setelah mengikuti PLPG pelbagai aktiviti yang dirancang.
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain ini secara umum Di dalam pendidikan, terdapat beberapa jenis modul telah
adalah untuk mengetahui dampak kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan diperkenalkan. Jamaludin Ahmad (2002) telah membahagikan modul
sertifikasi guru terhadap peningkatan kompetensi guru. kepada empat jenis: (1) modul pengajaran, (2) modul motivasi, (3) modul
pembinaan kendiri dan (4) modul akademik. Walau bagaimanapun, sebagai
TINJAUAN PUSTAKA
pembina modul, pembina perlu memastikan objektif modul tercapai di
kalangan kumpulan sasaran (Jamaludin, 2008; Sidek & Jamaludin, 2005). Di
Program sertifikasi guru merupakan salah satu upaya kebijakan samping itu, latar belakang teori modul perlu sesuai dengan objektif bagi
pemerintah pada sektor pendidikan dalam rangka meningkatkan setiap aktiviti dalam modul.
kompetensi dan profesionalisme guru yang pada gilirannya juga akan
meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut Undang-undang RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Undang-undang RI Kepentingan Modul Pembelajaran
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah
Modul memuatkan beberapa maklumat berhubung dengan senarai
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan
standard pembelajaran yang perlu diajar serta cadangan aktiviti dan latihan.
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Standar
Modul juga boleh diguna pakai sebagai pencetus idea. Ia dapat membantu
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Pendidik menjelaskan bahwa guru
untuk melaksanakan sesi pengajaran dan pembelajaran dengan baik dan
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sertifikat pendidik, sehat
bersedia. Namun begitu, guru juga boleh mengubah suai dan
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
mengembangkan lagi aktiviti dan latihan yang dicadangkan. Dalam kajian
pendidikan nasional.
ini, perbincangan tertumpu kepada pembinaan atau pembentukan modul
Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan pembelajaran yang dapat berfungsi sebagai pelengkap kepada buku teks
Dosen disebutkan bahwa, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas PSV sekolah. Modul tersebut menyediakan cadangan untuk menambah
utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan serta mengembangkan isi kandungan tajuk yang dikaji.
mengevaluasi peserta didik pada pendikan anak usia dini jalur pendidikan
Sehubungan itu proses pengajaran juga perlu mampu mendorong
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Undang-undang
pembelajaran ke peringkat yang maksimum. Untuk mendorong
tersebut secara jelas menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional.
pemahaman yang tinggi di kalangan pelajar, pembelajaran perlulah berada
Maksudnya, guru merupakan pekerjaan yang membutuhkan berbagai
dalam proses yang sistematik dan praktikal. Oleh yang demikian, peranan
persyaratan profesional yang ditetapkan. Persyaratan professional yang
modul pembelajaran ini dibangunkan adalah suatu usaha untuk
dimaksudkan adalah guru perlu memiliki sejumlah kompetensi.
meningkatkan keberkesanan dan kualiti terhadap ilmu pengetahuan yang
Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Broke and Stone disampaikan oleh guru dan dapat diterima dengan pemahaman yang tinggi
(Mulyasa, 2007) mengemukakan bahwa kompetensi guru adalah a descriptive oleh pelajar disamping dapat mencungkil kemahiran kreativiti mereka.
of qualitative nature of teacherbehavior appears to be entirely meaningful ... (suatu
Berikut adalah antara tujuan pembangunan modul.Tujuan modul ini
gambaran kualitatif tentang hakekat perilaku guru yang penuh arti).
digunakan di dalam proses pengajaran dan pembelajaran adalah agar :
Sementara itu dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh b. Pelajar dapat mengikuti pengajaran sesuai dengan kemahiran, ilmu
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. dan kemampuannya sendiri.
c. Pelajar dapat menghayati dan melakukan aktiviti pembelajaran
Kompetensi yang harus dimiliki guru mencakup kompetensi personal,
secara belajar sendiri, berkumpulan sama ada di bawah bimbingan
kompetensi profesional, kompetensi akademik dan kompetensi sosial.
atau tanpa bimbingan guru.
Kompetensi personal berupa perfoma kepribadian guru yang tercermin
78 255
Fasa Analisis Keperluan: dalam perilaku yang baik dan mulia. Kompetensi profesional merupakan
1) Melaksanakan kajian rintis; mengedarkan borang soal selidik penguasaan guru atas keterampilan-keterampilan yang terkait dengan
kepada guru mata pelajaran PSV dan pelajar yang mengambil mata tugas-tugas keguruan, seperti penguasaan metode pembelajaran,
pelajaran PSV sebagai elektif. Temu bual guru PSV juga turut penggunaan media pembelajaran. Kompetensi akademik berupa
dijalankan. Menganalisis data yang diperolehi hasil daripada kajian kemampuan guru dalam menguasai materi ajar sesuai dengan bidang
rintis yang dijalankan. keahliannya. Sedangkan kompetensi sosial berupa kemampuan guru dalam
Fasa Reka bentuk dan Pembangunan: bersosialisasi dengan semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan.
2) Membangunkan sebuah modul pembelajaran berasaskan modul Uji Kompetensi merupakan kegiatan pemetaan yang dilakukan dalam
pengajaran Mata Pelajaran Vokasional (MPV) iaitu ‘Modul rangka pembinaan dan pengembangan profesi guru yang efektif dan
Landskap dan Nurseri Tingkatan 5’ kepada Modul Pembelajaran peningkatan kinerja guru. Sementara itu, pengertian Uji Kompetensi Guru
Reka bentuk Landskap untuk Pendidikan Seni Visual Tingkatan 4 yang tercantum dalam pasal 1 angka (1) berbunyi : “Uji Kompetensi Guru
dengan menggunakan kaedah Model ADDIE. yang selanjutnya disebut UKG adalah pengujian penguasaan kompetensi
Fasa Pelaksanaan dan Penilaian: profesional dan pedagogik dalam ranah kognitif sebagai dasar penetapan
3) Menguji kebolehgunaan modul pembelajaran yang dibangunkan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan bagian dari
dengan mengaplikasi teknik Pengajaran dan Pembelajaran Secara penilaian kinerja guru”.
Kontekstual setelah dilakukan pengubahsuaian daripada modul
yang asal iaitu ‘Modul Landskap dan Nurseri Tingkatan 5’. Dalam Pasal 3 ayat (1) PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru disebutkan
4) Mendapatkan penilaian pelajar terhadap keberkesanan modul bahwa “Kompetensi sebagaimana dimaksud pasal 2 merupakan
pembelajaran Reka Bentuk Landskap Tingkatan Empat. seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.” Pada ayat (2) pasal ini disebutkan juga bahwa
PENGAJARAN PEMBELAJARAN BERASASKAN MODUL
“kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
Di dalam bilik darjah, aktiviti pengajaran dan pembelajaran kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
disampaikan melalui pelbagai kaedah, antaranya berasaskan modul. Norijah kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.”
(1997), mendefinisikan modul sebagai sesuatu yang mampu menjadi bahan Standar kompetensi guru terkandung dalam Standar Pendidikan dan
perantara kepada pelajar khususnya dalam proses pengajaran dan tenaga Kependidikan. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
pembelajaran yang terancang. Melihat kepada definisi ini, pengkaji boleh sendiri telah diatur dalam Permendikbud No. 16 Tahun 2007 tentang
mentakrifkan modul sebagai suatu bahan pengajaran dan pembelajaran Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam Permendikbud
yang lengkap dan penting bagi golongan pendidik di mana isi ini, diatur secara detil tentang standarisasi kompetensi guru yang meliputi
kandungannya telah dirancang oleh penggubal modul bagi menguji tahap kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional guru pada
pemahaman pelajar agar mereka dapat mencapai pengetahuan serta masing-masing tingkat satuan pendidikan.
kemahiran-kemahiran tertentu yang dikehendaki.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, pemerintah telah
Dalam kajian Russell (1974), beliau menyatakan bahawa para pembina mengambil kebijakan sertifikasi guru. Menurut Wibowo dalam Mulyasa,
modul menggunakan istilah ‘modul’ adalah untuk merujuk kepada pakej (2007), sertifikasi guru memiliki beberapa tujuan dan manfaat. Tujuan dari
pendidikan yang berkaitan dengan konsep subjek manakala Creger dan sertifikasi guru adalah: (1) untuk memberi perlindungan kepada profesi
Murray (1985) berpendapat modul adalah satu unit pendidikan yang pendidik dan tenaga kependidikan.; (2) untuk melindungi masyarakat dari
lengkap yang memberi tumpuan untuk mencapai beberapa objektif yang praktik-praktik yang tidak kompeten sehingga merusak citra pendidik dan
dinyatakan. Beberapa aktiviti digabungkan, diselesaikan dan yang berkaitan tenaga kependidikan; (3) untuk membantu dan melindungi lembaga
dengan setiap aktiviti (Sharifah, 1981; Sidek, 2000), dan (Jamaludin, 2008; penyelenggara pendidikan dalam mengembangkan rambu-rambu dan
Sidek & Jamaludin, 2005) menyatakan modul adalah untuk program instrument untuk melakukan seleksi calon pendidik dan tenaga

254 79
kependidikan;(4) untuk membangun citra masyarakat terhadap profesi PEMBANGUNAN MODUL PEMBELAJARAN REKA BENTUK
pendidik dan tenaga kependidikan; dan (5) untuk memberikan solusi dalam LANDSKAP UNTUK PENDIDIKAN SENI VISUAL
rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan. TINGKATAN EMPAT
Sedangkan manfaat sertifikasi guru adalah: (1) Memberi kemudahan dalam
memberikan pengawasan terhadap mutu pendidik dan tenaga Siti Kalsom Abd Aziz,Wan Hasmah Wan Mamat, EdD.,
kependidikan: dan (2) mempermudah dalam penjaminan mutu pendidik dan Abu Talib Puteh, PhD.
dan tenaga kependidikan.
Kebijakan pelaksanan sertifikasi guru tahun 2012 dilaksanakan PENGENALAN
melalui tiga pola yakni pola perolehan sertipikat pendidik secara langsung Sistem pendidikan adalah elemen yang penting bagi sesebuah negara
/PSPL, pola portofolio dan pola PLPG (gambar.1) Kebijakan lainnya yang dalam usaha menuju ke arah membangunkan masyarakat dari segi
menyertai pelaksanaan sertifikasi adalah bahwa setiap guru harus ekonomi, politik dan sosial. Maka itu, pelaksanaan sistem pendidikan yang
mengikuti uji kompetensi awal terlebih dahulu. dijalankan perlulah mengikut keperluan dan kesesuaian masyarakat
Malaysia. Bagi mata pelajaran Pendidikan Seni Visual (PSV) di sekolah,
mata pelajaran ini bertujuan membentuk keperibadian generasi Malaysia
yang celik seni dan budaya, secara tidak langsung akan menggalakkan lagi
perkembangan seni yang menuju ke arah memperbaiki nilai-nilai hidup.
Usaha memartabatkan pelajaran PSV selari dengan mata pelajaran yang lain
bukanlah suatu isu yang baru di dalam negara Malaysia ini. Pengajaran dan
pembelajaran Pendidikan Seni Visual, Kurikulum Bersepadu Sekolah
Menengah (KBSM) telah dirancang dengan teratur, kemas dan berubah
mengikut keperluan semasa atas usaha Pusat Perkembangan Kurikulum,
Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM).
Seperti yang dinyatakan oleh Mohd Johari & Hamzah (2013), matlamat
ilmu pendidikan seni adalah untuk membina pemikiran dan intelektual
pelajar. Pelajar berpeluang menggunakan semua bentuk kebijaksanaan
kreatif mereka, luahan perasaan, pemikiran serta mencetuskan idea-idea
baharu dalam penciptaan. Yang penting dalam Pendidikan Seni Visual ialah
aspek pembelajaran seni yang berkait dengan perkembangan diri individu,
masyarakat dan penghasilan pelbagai produk seni sebagai keperluan dalam
Gambar 1 Alur Sertifikasi Guru tahun 2012
kehidupan manusia. Seperti mana yang telah ditegaskan dalam bidang
penghasilan seni visual, kegiatan kreatif yang melibatkan benda-benda yang
Pelaksanaan uji kompetensi awal (UKA) sebelum pelaksanaan dapat disentuh, dilihat dan diimaginasi adalah galakkan kepada
sertifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan dan memastikan kesiapan perkembangan persepsi dan daya intuisi(Sukatan Pelajaran KBSM
guru dan kecukupan kompetensi dalam mengikuti pendidikan dan latihan Pendidikan Seni Visual, 2000).
profesi guru (PLPG). seorang guru yang lulus dari proses UKA, maka guru Kajian ini dijalankan bagi mengenal pasti keberkesanan sebuah modul
tersebut dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan yang cukup pembelajaran, dijalankan dengan mensasarkan tiga tujuan utama iaitu (1)
untuk mengikuti PLPG sebagai bagian dari pendidikan profesinya. dan menjalankan analisis keperluan, (2) mereka bentuk dan membangunkan
sebaliknya bagi guru yang tidak lulus UKA, dinyatakan belum mencukupi modul pengajaran Pendidikan Seni Visual di peringkat sekolah menengah
kompetensi untuk mengikuti pendidikan profesi guru. Dengan demikian, dan (3) menilai modul yang dibangunkan ini. Secara khususnya, objektif
uji kompetensi awal bagi guru yang akan mengikuti PLPG merupakan kajian ini ialah:
80 253
Silberman, M., (2014).Handbook experiential learning. Strategi pembelajaran dari kontrol mutu saat itu bagi seorang guru. Jaminan mutu merupakan kegiatan
dunia nyata. Bandung:Nusa Media. yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan sejak awal proses
Tomlinson, B., (1990). Managing change in Indonesian high schools. ELT produksi. Jaminan mutu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
Journal 1 (1) 24-37. menjamin proses produksi agar dapat menghasilkan produk yang
Wenden, A., (1989).Learner strategies for learner autonomy.Planning and imple- memenuhi spesifikasi tertentu. Jaminan mutu adalah sebuah cara
menting learning training for language leaners. New York:Prentice Hall. menghasilkan produk yang bebas dari cacat dan kesalahan.
Sekalipun pemerintah telah melaksanakan kebijakannya melaui
sertifikasi guru untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalnya, hanya
saja dari beberapa kajian yang dilakukan ternyata belum lagi memberikan
hasil dan harapan yang maksimal. Kajian yang dilakukan oleh Kementerian
Pendidikan Nasional (2011) tentang Analisis Sistem Sertifikasi Guru
ternyata juga menenukan berbagai permasalahan sehingga disarankan
untuk dilakukan lagi kajian dan analisis yang lebih mendalam mengenai
desain sertifikasi guru agar sesuai kebutuhan saat ini.. Hal yang sama juga
ditemukan dalam Kajian yang dilaksanakan oleh Tim Kajian Staf Ahli
Mendiknas Bidang Mutu Pendidikan dengan judul : Kajian Kompetensi
Guru dalam meningkatkan Mutu Pendidikan, disimpulkan bahwa masih
ada kesenjangan mengenai pelaksanaan kompetensi guru antara
prosespembelajaran yang dilaksanakan di kelas dengan rencana
pembelajaran (RPP)yang disusun guru. Secara administratif apa yang
direncanakan oleh guru sudahsesuai dengan ketentuan yang ada, tetapi
pelaksanaan di kelas tidak sesuaidengan rencana.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan melalui survey dengan metode
perkembangan (Developmental Research). Guna mendapatkan informasi
secara umum tentang dampak kebijakan pemerintah disektor pendidikan
terhadap peningkatan kompetensi guru, maka penelitian ini banyak
memanfaatkan data sekunder yang didapatkan melalui dokumentasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dari semua
jenjang/satuan pendidikan di Propinsi Riau yang mengikuti PLPG pada
Rayon 105 Universitas Riau tahun 2012 yaitu sebanyak 4.853 orang dan 2013
sebanyak 8.370 orang. Penentuan jumlah sampel merujuk kepada
Sukmadinata (2005) dimana terlebih dahulu menentukan jumlah sasaran
setiap kluster (jenjang/satuan pendidikan) sehingga diperoleh sampel
minimum, untuk tahun 2012 sampel sebanyak 584 orang dan tahun 2013
sebanyak 612 orang. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan pemilihan
sampel berdasarkan metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan
sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria
252 81
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang telah kalah pentingnya ialahpilihan pendekatan pembelajaran dari satu
lulus ujian kompetensi awal. kurikulum ke kurikulum yang lain. Pendekatan saintifik di era pelaksanaan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, kurikulum 2013, dianggap sangat responsif terhadap penguasaan
dimana data sekunder merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara ilmupengetahuan dan tekhnolog. Hal itu diikuti oleh tingginya
tidak langsung melalui dokumentasi. Analisis data adalah cara-cara urgensikearah terpusat kepada siswa (students’ centered). Penekanan ini
mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan akan menjadikan peserta didik memaksimalkan daya fikirnya dalam
interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab masalah menghadapi berbagai tantangan hidupnya dimasa yang akan datang.
yang telah dirumuskan. Data-data yang telah terkumpul akan dianalisis Persiapan yang intensif sebelum ujian nasional masih dipandang ebagai cara
dengan menggunakan alat uji beda yaitu paired sample t-tes. Pada penelitian yang sangat urgen. Hal itu mengingat banyaknya hal-hal yang perlu
ini akan dibandingkan kualitas nilai UK Awal sebelum mereka mengikuti dikuasai oleh peserta didik sebelum mengikuti ujian nasional itu sendiri.
PLPG dengan nilai Nilai Ujian Tulis Nasional setelah mengikuti PLPG Kemudian yang perlu mendapat pertimbangan ulang ialahproses
sehingga akan nampak perkembangan baik peningkatan maupun pemerolehan bahasa Inggris pada usia dini di tingkat sekolah dasar. Pase
penurunan skor nilai sebelum dan sesudah diadakan PLPG. usia ini secara teori memang sudah diakui sebagai fase yang cukup
potensial untuk menerima bahasa asing disamping penguasaan bahasa
Proses analisis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: nasional (bahasa Indonesia). Kemudian, penetapan kompetensi Inti (KI)
(a). Menentukan formulasi hipotesis nilai (H0) yaitu: yang terfokus kepada pembentukan sikap akan memberi warna tersendiri
bagi perjalanan generasi penerus bangsa Indonesia dimasa yang akan
H01 : Tidak terdapat perbedaan kualitas Nilai Uji Kompetensi
datang. Yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan fasilitas ICT di
sebelum dan sesudah adanya kegiatan PLPG Tahun 2012 di Rayon 105
sekolah dan dimasa masyarakat telah pula memungkinkan peserta didik
Universitas Riau.
untuk berkembang sesuai zamannya dimana tekhnologi telah menjadi
H02 : Tidak terdapat perbedaan kualitas Nilai Uji Kompetensi bagian sangat penting dalam kehidupan masa kini dan dimasa yang akan
sebelum dan sesudah adanya kegiatan PLPG Tahun 2013 di Rayon 105 datang.
Universitas Riau.
(b). Menentukan level of significant yaitu sebesar 5% atau 0,05;
DAFTAR BACAAN
(c). Menentukan kriteria pengujian. H0 diterima jika nilai
Brown, H.D., (2000). Perinsip pembelajaran dan pengajaran bahasa.
probabilitas >0,05 berarti t idak terdapat perbedaan kualitas Nilai Uji
Jakarta:Pearson Education Inc.
Kompetensi sebelum dan sesudah adanya kegiatan PLPG Tahun 2012
Ellis, R., (1994). The study of second language acquisition. Oxford: Oxford
di Rayon 105 Universitas Riau.H0 ditolak jika nilai probabilitas <0,05
University Press.
berarti terdapat perbedaan kualitas Nilai Uji Kompetensi sebelum dan
Littlewood, W., (1980).An introduction to communicative approach. Cambridge:
sesudah adanya kegiatan PLPG; dan
Cambridge University Press.
(d). Penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian hipotesis. Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pengajaran (1969 dan 1975). Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Mohammed Amin Embi (2000). Language learning strategies : A Malaysian
HASIL DAN PEMBAHASAN
context. Bangi: Fakuliti Pendidikan Universiti Kebangsaan Malaysia.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengethaui dampak Oxford, R.L, (1989). Language learning strategies:What every teacher should
kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan sertifikasi guru terhadap know. Boston:Heinle& Heinle Publishers.
peningkatan kompetensi guru, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah Norizan Abdul Razak, dkk., (2007). Online lifelong learning in Malaysia.
dengan melihat apakah tedapat perbedaan nilai uji kompetensi awal yang Research and practice. Kuala Lumpur:Universiti Putra Malaysia.
diikuti oleh calon guru peserta sertifikasi jalur PLPG dengan nilai uji Prabhu, N.S., (1989). New Pedagogy.Cambridge:Cambridge University Press.
kompetensi guru akhir setelah mengikuti PLPG.
82 251
bangsa Indonesia sebagai salah satu yang memiliki peradaban tinggi dimasa Uji kompetensi awal (UKA) mulai diterapkan bagi guru yang berhak
lalu. Para pejuang bangsa pada umumnya orang-orang yang berintegritas ikut sertifikasi tahun 2012. Mendikbud Muhammad Nuh mengatakan,
tinggi, hidup sederhana, mementingkan kepentingan umum diatas segala sertifikasi merupakan sebuah proses melalui pendidikan dan latihan profesi
kepentingan pribadi dan golongan, bangsawan, negarawan, dan lain guru (PLPG), yang ingin memastikan bahwa seseorang itu profesional
sebagainya. sebagai guru.Uji kompetensi juga dilakukan untuk memastikan orang yang
masuk ke dalam PLPG, apakah sudah memenuhi persyaratan minimal yang
C.9 Dukungan fasilitas ICTdalam proses pembelajaran bahasa Inggris harus dipenuhi. Jika peserta sudah memenuhi standar minimal dan
Sumber belajar yang selama ini bertumpu dua hal saja yakni guru dan mendapat sertifikasi, berarti dia dianggap sudah profesional secara
perpustakaan telah berubah dengan hadirnya fasilitas “information, administratif.
communication, and technology-ICT)(Norizan Abdul Razak, dkk; 2007). Pelaksanaan uji kompetensi ini sangat penting diadakan, hal ini
Dalam kta lain, guru tidak lagi merupakan sumber pengetahuan utama sesuai dengan pendapat Dunkin dan Biddle dalam Sagala (2006)
disamping perpustakaan. Kehadiran fasilitas ICT telah memungkinkan menyatakan bahwa proses pembelajaran secara umum akan berlangsung
peserta didik mendapatkan informasi yang sangat banyak dan beragam dengan baik jika pendidik mempunyai dua komponen utama yaitu, (1)
yang dapat menopang proses pembelajaran bahasa Inggris. Dengan Kompetensi substansi materi pembelajaran atau penguasaan materi
kekayaan bahan-bahan yang bersifat otentik (authentic material) telah pula pelajaran, dan (2) kompetensi metodologi pembelajaran. Artinya jika guru
menjadikan peserta didik menjadi pelajar yang independen (independent menguasai materi pelajaran, diharuskan juga menguasai metode pengajaran
learners) dan dapat mengarahkan dirinya sendiri (self-directed learners).Hal sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik yaitu
penting yang perlu diperhatikan hanyalah pada dampak negative dari memahami karakteristik peserta didik. Jika metode dalam pembelajaran
pemanfaatan ICT tersebut yang kadangkala peserta didik belum mampu tidak dikuasai, maka peyampaian materi ajar akan tidak maksimal. Dengan
memilih dan memilah informasi-informasi yang tersedia di dunia maya demikian, seorang guru dituntut untuk mampu menyampaikan materi ajar
yang siaftnya sangat beragam dan sangat banyak jumlahnya.Peserta didik yang dikuasainya melalui berbagai strategi, metode, pendekatan yang
perlu pendampingan guru-guru, orang tua, teman sejawat, dan pihak-pihak sesuai dengan karakteristik materi ajar, tujuan pembelajaran dan
terkait lainnya supaya tidak tergelincir kearah yang sifatnya negatif. karakteristik peserta didik.
Pelaksanaan uji kompetensi awal (UKA) sebelum pelaksanaan
KESIMPULAN sertifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan dan memastikan kesiapan
Urain diatas, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa banyak hal guru dan kecukupan kompetensi dalam mengikuti pendidikan dan latihan
yang berkait berkelindan dalam perbincangan pembelajaran bahasa Inggris profesi guru (PLPG). seorang guru yang lulus dari proses UKA, maka guru
di Indonesia terutama yang berorientasi kepada tujuan pembelajaran. tersebut dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan yang cukup
Kedaan bahasa Inggris secara formal berstatus “English as a Foreign untuk mengikuti PLPG sebagai bagian dari pendidikan profesinya. dan
Language (EFL)” belum perlu secara nasional diubah menjadi “English as a sebaliknya bagi guru yang tidak lulus UKA, dinyatakan belum mencukupi
Second Language (ESL)” di Indonesia, meskipun kebutuhan bahasa Inggris kompetensi untuk mengikuti pendidikan profesi guru. Dengan demikian,
di daerah-daerah tertentu sangat tinggi pada tingkatan penggunaannya. uji kompetensi awal bagi guru yang akan mengikuti PLPG merupakan
Selanjutnya, perumusan tujuan pembelajaran secara nasional masih sangat kontrol mutu saat itu bagi seorang guru.
relevan dalam rangka menyamakan tingkat kemajuan pendidikan di Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil
seluruh Indonesia. Kalau tidak demikian, daerah-daerah tertentu akan perbandingan dan perbedaan nilai uji kompetensi awal dan uji kompetensi
sangat maju jika dibandingkan dengan daerah tertentu pula di Indonesia. PLPG untuk tahun 2012 dan 2013 seperti tabel berikut:
Berikutnya, pengetahuan peserta didik tentang bahasa Inggris masih sangat
perlu seimbang antara Ilmu Bahasa B.Inggris dengan penggunaan bahasa
itu sendiri, karena antara kedua aspek tersebut saling berkait satu sama
lainnya terutama dalam kegiatan berbicara dan mengarang. Yang tidak
250 83
Tabel 1 Perbandingan Nilai Rata-rata UKA dengan Uji Kompetensi PLPG Dengan adanya kebijakan pemerintah Indonesia melalui pelaksanaan
kurikulum 2013 dimana bahasa Inggris tidak lagi diberikan di sekolah dasar
Rata-rata Nilai
Tahun lj (SD) telah “memperlemah” persiapan belajar bahasa yang sesungguhnya di
o UKA UK PLPG SLTP dan SLTA. Kebijakan sebelumnya telah “mengharuskan” siswa SD
2012 43,94 55,27 11,33 untuk memperoleh bahasa Inggris semenjak kelas 4 (pada umumnya usia 10
tahun). Rentang waktu selama tiga memperolah bahasa Inggris telah
2013 43,25 57,64 14,39
dimungkinkan terbentuknya fondasi-fondasi berbahasa seperti kebiasaan
Jumlah 43,60 56,46 12,86 mendengar/meniru bahasa secara alamiah dari lawan bicara atau dari
sumber-sumber belajar.Selain itu, siswa juga telah memperoleh kemampuan
menggunakan sejumlah kosakata dasar dalam kalimat-kalimat
Bila dilihat dari tabel 1 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan sederhana.Perpaduan antara kemahiran mendengar, penggunaan kosakata
bahwa skor rata-rata uji kompetensi guru yang diperoleh dari tahun 2012 dasar dalam kalimat sederhana telah memungkinkan siswa memiliki modal
dan 2013 hanya 56,46 saja sementara skor yang diharapkan secara nasional berbahasa yang memadai untuk kegiatan pembelajaran bahasa (language
adalah 70, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi guru masih learning) di SLTP dan seterusnya.
rendah sekalipun guru tersebut telah mengikuti pendidikan dan latihan Kalau kondisi ini dikaitkan dengan persiapan bahasa Indonesia untuk
profesi guru, rendahnya kompetensi ini juga berkaitan dengan kinerja guru ikut serta dalam kehidupan regional Asia Tenggara yang dikenal dengan
tersbut. Oleh karena itu masih diperlukan peningkatan kinerja guru baik Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sudah dapat dikatakan generasi
melalui penilaian kinerja guru maupun melalui peningkatan kinerja guru penerus Indonesia akan lemah dalam aspek pemerolehan bahasa Inggris
berkelanjutan, sehingga harapan pemerintah melalui kebijakan di sektor sebagai bahasa asing. Tentu saja sulit untuk dibandingkan dengan usia
pendidikan khususnya kebijakan sertifikasi guru dapat meningkatkan sebaya dengan generasi penerus Singapura, Malaysia, BruneiDarussalam,
kinerja guru tersebut dapat tercapai. dan Philipina yang berada dalam suasana bahasa Inggris sebagai bahasa
Selanjutnya bila dilihat sebarannya menurut jenjang satuan kedua di negaranya.
pendidikan pada tahun 2012 terlihat pada tabel 2, secara keseluruhan
memang terjadi peningkatan nilai kompetensi guru paling tinggi untuk C.8 Penetapan kompetensi inti (KI) yang terfokus kepada sikap dalam
jenjang SMP yaitu 12.57 diikuti oleh SD, SMK dan SMA. Akan tetapi untuk pelaksanaan Kurikulum 2013
guru TK/PAUD kenaikannya paling rendah yaitu hanya 2.24 saja. Sekalipun Penerapan kompetensi inti (KI) menjadi ciri khas dari pelaksanaan
diperoleh peningkatan akan tetapi bila dilihat dari pencapaian skor kurikulum 2013. KI berisikan ketiga domain yang ada dalam diri siswa
minimum ternyata terdapat penurunan karena pada uji kompetensi awal yakni sikap, pengetahuan, and keterampilan. Pada pelaksanaan kurikulum
(UKA) skor minimum adalah 30, sementara setelah mingikuti PLPG sebelumnya, komponen sikap terabaikan.Setelah lama berlansung, terasa
ternyata skor minimum adalah 15. hasil pendidikan Indonesia hanyalah menonjolkan aspek pengetahuan dan
keterampilan.Hal seperti itu menampakkan sinyalemen negatif tentang
prilaku generasi baru Indonesia yang cenderung pintar dan mampu bekerja
tetapi kurang dibarengi dengan kejujuran, ketulusan, keikhlasan dalam
berbuat.Pada gilirannya, watak bangsa Indonesia yang selama ini dikenal
jujur, ramah, sopan santun terhapus oleh tingginya prilaku korupsi, anarkis,
dan brutal.Tiga perilaku terakhir ini menjadi tontonan sehari-hari di media
elektronik dan media cetak Indonesia.
Dengan terukurnya sikap dan perilaku sejak dini di sekolah,
perilaku gererasi penerus bangsa Indonesia akan kembali kepada jati diri
bangsa ini yang sudah lama diamalkan sebelumnya. Sebagai contoh,
tingginya pengamalan budaya malu dimasa yang lalu telah mengantarkan
84 249
kurang mampu menangkap filosofi pendekatan ini yang nota bene Tabel 2. Perbandingan Nilai rata-rata UKA dengan Uji Kompetensi PLPG
bertumpu kepada siswa. Guru-guru kurang sabar mengikuti proses demi Tahun 2012
proses pendekatan saintifik ini. Akhirnya, kembali terjadi kecenderungan
Rata-rata Nilai
dimana guru tetap mengambil alih kegiatan pembelajaran yang sayogiya
Satuan Pendidikan UK lj
hal-hal seperti itu dilakukan oleh peserta didiknya. o
UKA PLPG

C.6 Keenam, masih perlukah persiapan yang intensif sebelum ujian TK/PAUD 56,71 58,94 2,24
nasional (breakthrough programmes) dilakukan? SD 41,07 52,44 11,37
Penetapan ujian nasional (UN) sebagai penentu kelulusan siswa telah
menjadikan UN ini sebagai tujuan utama pembelajaran bahasa SMP 45,97 58,54 12,57
Inggris.Kebijakan khusus yang diambil sekolah adalah dengan melakukan SMA 51,47 62,25 10,78
suatu program persiapan UN yang disebut dengan program terobosan
SMK 51,13 62,42 11,29
(breakthrough program).Melalui program ini, siswa pada semester akhir
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Jumlah 49,27 58,92 9,65
Atas (SLTA) mengikuti program terobosan ini.Pada umumnya program ini
berlansung pada bulan Oktober sampai dengan April (4 bulan).Selama
rentang waktu tersebut, para siswa dijejali dengan soal-soal UN yang Hal ini memberikan indikasi bahwa terjadi penurunan kompetensi
lalu.Kegiatannya benar-benar bertumpu kepada pengerjaan soal-soal UN. guru sekalipun mereka telah mengikuti PLPG. Oleh karena itu diperlukan
Istilah “learning for test” benar-benar terjadi dalam kegiatan ini adanya evaluasi terhadap pelaksanaan PLPG ke depan, baik dari segi
(Mohammed Amin Embi;2000). penyelenggarannya maupun dari model pelaksanaan PLPG tersebut. Hal ini
Pihak sekolah sangat percaya dengan program terobosan ini sebagai diperlukan agar tujuan pelaksanaan sertifikasi guru dapat tercapai.
suatu usaha untuk meluluskan peserta didiknya dari UN.Persentase Sekalipun hasil penelitian yang dilakukan oleh Bachtiar Dwi Kurniawan
kelulusan siswa telah menjadi barometer keberhasilan sekolah.Dengan (2011) di Yogyakarta menyimpulkan bahwa proses pelaksanaan
demikian konsep “learning for life” terlupakan, sehingga siswa menjadi kebijaksanaan sertifikasi guru baik di tingkat Dinas Pendidikan dan LPTK
manusia penghafal soal-soal ujian. Siswa kurang dibekali dengan kasus- telah terlaksana dengan baik dan lancar. Namun demikian kekhawatiran M
kasus atau hal-hal yang dapat meransang proses berfikirnya sesuai dengan S Sembiring (2010) yang menyatakan bahwa belum terlihatnya perbedaan
jenjang domain kognitif. Dalam kontek ini, aspek “mengingat” saja yang yang signifikan kompetensi pedagogik, profesional dan sosial guru antara
banyak dimanfaatkan siswa dalam proses pembelajaran menjelang guru yang telah bersertifikat dengan guru yang belum bersertifikat sangat
diselenggarakannya UN. perlu dipertimbangkan. Artinya dampak kebijakan pemerintah sektor
pendidikan khususnya tentang sertifikasi guru terhadap peningkatan
C.7. Terabaikannya proses pemerolehan bahasa Inggrispada usia dini profesionalitas dan kompetensi guru tidak akan terpenuhi.
(Sekolah Dasar) Selanjutnya dari hasil analisis uji statistik menggunakan Paired
Sebahagian besar akhli berpendapat bahwa permulaan kematangan Samples Test Statistics diperoleh hasil sebagai berikut:
untuk belajar bahasa lain selain dari bahasa ibu/bahasa negaranya adalah
pada usia 9 tahun. Usia ini sejalan dengan usia seorang siswa kelas 3 sekolah
dasar (SD). Pada usia-usia seperti ini telah berkembang daya ingat dan
nalar seorang anak untuk meniru bahasa lawan bicaranya. Proses
pemerolehan bahasa (language acquisition) telah dapat berlansung dengan
sempurna (Ellis;2000).

248 85
Std sangkut pautnya dengan kebutuhan nyata bahasa Inggris dalam dunia kerja
Me Std. . Error (the need of English in work places).
an N Deviation Mean Dengan fenomena tersebut terdahulu, pendekatan komunikatif
Pa UKA 43, 13,935 ,54 (Communicative Approach selanjutnya disebut dengan PKG Approach)
663 direkomendasikan sebagai pendekatan utama pembelajaran bahasa Inggris
ir 1 _AWAL 5777 61 121
pada pelaksanaan kurikulum 1984. Guru-guru mendapat pelatihan yang
UKA 54, 15,764 ,61
663 cukup untuk melaksanakan PKG Approach ini secara berjenjang-nasional,
_AKHR 1427 86 226
regional dan lokal.Pelatihan secara nasional diikuti oleh guru-guru bahasa
Inggris pilihan dari seluruh provinsi di Indonesia, yang menjadi fasilitator
pada tingkat regional dan lokal didaerah masing-masing.Program ini
Nilai rata-rata untuk UKA awal peserta PLPG 2012 adalah sebesar
diayomi oleh konsultan dari Negara kerajaan Inggris yakni Brian Tomlinson.
43,57 sedangkan setelah mengikuti PLPG sebesar 54,14
Pada tahun 1991, Brian Tomlinson merefksikan pembelajaran bahasa Inggris
di Indonesia melalui suatu artikel yang dimuat dalam English Teaching
Paired Samples Test Forum-dengan judul Managing Change in Indonesian High School. Dia
menyorot kegagalan pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia sebelum
diterapkannya kurikulum 1984 dimana pendekatan utama yang dipakai
S adalah Grammar Translation Method (GTM).Sorotannya terletak
d ig. (2-
Paired Differences t f tailed)
ketidakmapuan kebanyakan siswa untuk melakukan komunikasi dalam
bahasa Inggris setelah bertahun-tahun belajar bahasa Inggris pada jenjang
S 95%
formal pendidikan.
td. S Confidence
M Deviatio td. Error Interval of the
ean n Mean Difference
C.5 Urgensinya kearah terpusat kepada siswa (students’ centered) sebagai
Lower Upper warna dari pelaksanaan kurikulum 2013
UKA_ Di era kurikulum 2013, pendekatan saintifik diangkat sebagai
air AW
pendekatan utama pembelajaran dimana peserta didik jauh lebih aktif
1 AL - - 1 , - - 6 ,
11,42 berbuat dibanding gurunya (students-centered learning)(Selberman;
UKA 10,5650 1,30419 43902 9,7029 24,065 62 000
70
_AK 2014).Kegiatan pengamatan yang diikuti oleh pengajuan pertanyaan oleh
HR peserta didik menjadi rangkaian kegiatan yang krusial untuk
dilaksanakan.Dari situlah guru-guru sebagai fasilatator, melakukan kegiatan
pembelajaran selanjutnya.Artinya, guru-guru telah mendapatkan pemetaan
Hipotesis: keadaan pengetahuan peserta didik melalui ungkapan pertanyaan-
Ho : Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata nilai pretest dan pertanyaan yang ddiajukannya terhadap pengamatan yang mereka lakukan
posttest tidak berbeda secara signifikan) sebelumnya. Diasumsikan, pendekatan ini akan memungsikan kekuatan
kognitif peserta didik (higher ranking order of thinking)(Oxford; 1989). Pada
Hi : Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata nilai pretest dan
gilirannya, peserta didik diharapkan mampu melakukan rangkaian
posttest adalah memang berbeda secara signifikan)
kegiatan-kegiatan ilmiah yang bermuara kepada “self-directed learners”.
Sementara ini, ada catatan penting dalam pelaksanaannya oleh guru-
Terlihat bahwa t hitung adalah -24,065 dengan probabilitas 0,000. guru yang sudah terbiasa dengan pendekatan pembelajaran bahasa Inggris
Oleh karena probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak atau nilai rata-rata berbeda yang masih dinominasi oleg guru (teacher’s centered). Sebagian guru-guru
86 247
Speaking juga memiliki keunikan tersendiri bagi yang secara signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa memang
melakukannya yakni adanya sifat-sifat diri yang tercategori kepada tedapat perbedaan yang signifikan antara nilai UKA sebelum mengikuti
“extroverted person” dimana seseorang tersebut memiliki kecenderungan PLPG dengan nilai UKA setelah mengikuti PLPG untuk tahun 2012. Hasil
untuk melakukan kegiatan penggunaan bahasa secara mudah “talk analisis yang sama juga didapatkan bahwa memang terdapat perbedaan
active”.Sifat “extroverted” peserta didik perlu dikenali secara pasti oleh yang signifikan antara nilai UKA sebelum mengikuti PLPG dengan nilai
guru-guru sebagai pembina, pengarah, pemberi kemudahan, sahabat UKA setelah mengikuti PLPG untuk tahun 2012 baik satuan pendidikan
berkomunikasi(Oxford; 1989). Dengan demikian, akan terjadi kemudahan TK/PAUD, SMP, SMA maupun SMK.
dalam menjalankan kegiatan speaking ditengah-tengah peserta didik baik Berikutnya bila dilihat pula perbandingan nilai uji kompetensi awal
didalam kelas maupun diluar kelas. dengan niali uji kompetensi guru setelah mengikuti PLPG tahun 2013
Lain hanya dengan kegiatan penggunnaan bahasa tulis (writing) terlihat pada tabel 3.
yang identik dengan merangkai-rangkai ide menjadi satu kesatuan dalam
bentuk karangan (composition).Kegiatan ini dapat dijalankan dengan efektif
jika ada latihan-latihan untuk mengerjakan model-model karangan didalam Tabel 3. Perbandingan Nilai Rata-rata UKA dengan Uji Kompetensi Akhir
kelas yang dilanjutkan diluar kelas.Penguasaan ide-ide yang terambil dari PLPG Tahun 2013
bacaan-bancaan menjadi bagian-bagian penting dalam kegiatan mengarang Rata-rata Nilai
(writing).Faktor yang tidak dapat diabaikan dalam kegiatan mengarang ini Satuan Pendidikan lj
o UK
yakni koreksi dari guru-guru bahasa Inggris.Pengoreksian memerlukan
UKA PLPG
keseriusan untuk melihat berbagai aspek suatu karangan seperti tatabahasa,
konten, penggunaan kosakata, penggunaan tanda baca, dll.Tindak lanjut TK/PAUD 52,98 58,34 5,36
komentar/koreksian guru oleh peserta didik menjadi hal yang penting SD 41,34 56,60 15,26
lainnya.
SMP 43,67 58,94 15,26
SMA 51,16 66,69 15,53
C.4 Pilihan pendekatan pembelajaran dari satu kurikulum ke kurikulum
yang lain SMK 41,49 60,17 18,68

Salah satu kebijakan penting yang diambil oleh pembuat kurikulum Jumlah 46,13 60,15 14,02
di Indonesia adalah penetapan pendekatan utama pembelajaran disetiap
era pelaksanaan kurikulum. Sebagai contoh “Grammar Translation Method”
Seperti halnya dengan tahun 2012, secara keseluruhan dari semua
(GTM)telah ditetapkan sebagai pendekatan utama pembelajaran bahasa
jenjang atau satuan pendidikan baik TK/PAUD sampai dengan SMA/K
Inggris pada era kurikulum 1969-1975. Hampir mendekati masa lima belas
memang terjadi kenaikan nilai uji kompetensi awal dengan nilai uji
tahun lamanya, GTM-yang lebih dikenal dengan pendekatan Salah Tiga
kompetensi setelah mengikuti PLPG yaitu rata-rata kenaikan sebesar 14,02,
(Salah Tiga Approach) menjadi warna pembelajaran bahasa Inggris di
tertinggi SMK yaitu 18,68 diikuti oleh SMA, SMP dan SD. Sedangkan yang
Indonesia. Peserta didik dijejali dengan latihan-latihan rancang bangun
terendah sama dengan tahun 2012 yaitu TK/PAUD yaitu hanya 5,36 saja.
kalimat (sentence pattern)(Prabhu: 1991).
Hanya saja skor rata-rata pencapaian nilai uji kompetensi setelah PLPG bila
Peserta didik cukup mahir melakukan latihan-latihan penggunaan dibandingkan dengan tahun 2012 (58,92) terjadi peningkatan tahun 2013
bahasa melalui sentence pattern yang sudah dirancang sebelumnya, tetapi (60,15) sebesar 1,23, namun bila dibandingkan dengan nilai uji kompetensi
sangat kurang memperhatikan penggunaan bahasa itu dalam kenyataan yang diharapkan secara nasional yaitu 70, ternyata masih jauh dari yang
sehari-hari (real life situation).Ia benar-benar “bookish English”, dan diharapkan. Akan tetapi pencapaian skor uji kompetensi ini tidak akan
kebanyakan ungkapannya “are not working outside the classroom”. Prabhu terlalu bermakna apabila tidak diimplementasikan oleh guru di sekolahnya
mensinyalir di India, pengajaran bahasa Inggris didalam kelas tidak ada tempat dia bertugas. Apabila hal ini tidak dilakukannya maka akan
246 87
benarlah seperti yang dikemukan oleh Ridwan El Hairiry (2010) yang telah dijadikan landasan untuk merobah tujuan pembelajaran bahasa Inggris
menyatakan bahwa hasil analisis perbandingan kinerja guru sebelum dan dari “passive English” kepada “active English”.
setelah lulus sertifikasi ternyata rata-rata kinerja guru pascasertifikasi justru Melalui motto pembelajaran bahasa Inggris “use your English
mengalami penurunan bila dibandingkan sebelum sertifikasi. whenever possible” yang diterapkan sejak kurun waktu 1984, penggunaan
Dari hasil analisis uji statistik diperoleh gambaran sebagai berikut: bahasa telah mulai digalakkan di sekolah-sekolah. Namun dalam
Paired Samples Statistics perjalannya, sedikit tergangganngu oleh kurang terkontrolnya penggunaan
tatabahasa yang standard dan pilihan kosakata yang sesuai, motto tersebut
Std sedikit diperbaiki dengan “meaningful use of English” mulai pada periode
Me Std. . Error kurikulum 1994 sampai dengan priode kurikulum 2013 ini. Dengan
an N Deviation Mean demikian, penggunaan bahasa Inggris telah dibarengi oleh penggunaan
Pa UKA 43,2 65 21,300 ,82 kaedah-kaedah tata bahasa yang tepat, pemilihan penggunaan kosakata,
ir 1 AWAL 228 9 35 974 intonasi, dan ritma bahasa yang sesuai menurut penutur aslinya.

UKA 57,8 65 9,6793 ,37


AKHIR 300 9 1 705 C.3 Keseimbangan antara Ilmu Bahasa B.Inggris dengan penggunaan
bahasa
Littlewood (1981) berketetapan bahwa antara “pre-communicative
Nilai rata-rata untuk UKA awal peserta PLPG 2012 adalah sebesar
activities/the knowledge of the language” dan “ communicative English/the
43,22 sedangkan setelah mengikuti PLPG sebesar 57,83
use of English” sangat perlu sejalan dalam pelaksanaannya. Dalam kontek
ini, penguasaan ilmu bahasa (listening, reading, vocabulary, and structure)
Paired Samples Correlations akan berkait berkelindan dengan penggunaan bahasa itu sendiri (speaking
dan writing).
Correl
N ation Sig. Hampir semua guru-guru bahasa Inggris mengakuinya bahwa
kegiatan penggunaan bahasa (speaking dan writing) sangat tidak memadai
Pair 1 UKA waktu yang tersedia dibanding dengan jumlah peserta didik yang
AWAL & melakukannya.Apalagi aspek penggunaan bahasa itu sendiri belum menjadi
659 ,638 ,000
UKA barometer dari pembelajaran bahasa Inggris, dimana penguasaan ilmu
AKHIR bahasalah yang menjadi ukuran kuantitatif suatu pembelajaran.Hal itu
ditandai oleh materi ujian nasional yang tidak memuat kemampuan
penggunaan bahasa (speaking dan writing).
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Selanjutnya, penggalakan kegiatan “speaking” akhir-akhir ini di
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
sekolah melalui salah satu acara yakni “English day” sering tidak efektif
karena berbagai kendala-kendala yang tidak teratasi oleh pesertanya. Salah
Hasil korelasi antara kedua variabel, yang menghasilkan angka 0,638 satu kendalanya adalanya kurang mantapnya pemahaman ilmu bahasa
dengan nilai signifikansi sebesar 0,00. Hal ini menyatakan bahwa korelasi seperti penguasaan tatabahasa dan kosakata, serta ide-ide pembicaraan
antara nilai pretest dan posttest signifikan. yang terambil dari bacaan-bacaan.Disamping itu, pembiasaan-pembiasaan
ucapan-ucapan kata, frase, kalimat, gabungan kalimat-kalimat juga turut
memberi akibat kepada tersendatnya program “English day” tersebut.

88 245
tersebut diatas, telah menyeret masyarakat Indonesia kedalam arus putaran Paired Samples Test
informasi tersebut. Tentu saja terjadi persoalan yang harus dituntaskan
S
yakni tingkat kemampuan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia secara
d ig. (2-
umum.Ada kalangan tertentu (masih sedikit jumlahnya di Indonesia) yang
Paired Differences f tailed)
sudah mengarahkan pemikirannya untuk mengubah status bahasa Inggris
di Indonesia dari EFL kepada ESL.Kalangan ini adalah orang-orang yang Std. Std. 95% Confidence
Mea Deviati Error Interval of the
selalu berinteraski kehidupannya dengan dunia internasional (diplomat, n on Mean Difference
eksportir, ilmuan, pelintas batas negara, pemirsa televisi berskala dunia, dll).
Mereka telah memperhatikan secara nyata efektifitas ESL diperbagai Negara Lower Upper
tetangga seperti Singapura,Malaysia, Philipina, India, dll., yang telah P U
menikmati kemajuan kehidupan globalisasi melalui penetapan bahasa air 1 KA
Inggris sebagai ESL di negaranya. Dengan berstatus ESL, penggunaan AWAL 1 , - - 6 ,
- UKA 14,61 6,86 66 15,90 13,32 22,23 58 000
bahasa Inggris telah dimungkinkan terjadinya secara aktif (compulsory)
AKHI
dalam sendi-sendi kehidupan dinegaranya.Persandingan penggunaan R
bahasa pertama masing-masing Negara (Malay, Chinese, Hindi, dll) dengan
bahasa Inggris sebagai bahasakedua telah terjadi penguasaan kedua-dua Hipotesis:
bahasa secara berimbang (equal competence) (Wende; 1991). Ho : Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata nilai pretest dan
posttest tidak berbeda secara signifikan)
C.2 Perumusan tujuan pembelajaran secara nasional
Hi : Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata nilai pretest dan
Dalam kurun waktu pelaksanaan kurilkulum 1969 dan kurikulum posttest adalah memang berbeda secara signifikan)
1975, rumusan tujuan pembelajaran adalah menitik beratkan kepada
bahasa Inggris pasif dimanapenguasaan reading (isi bacaan) yang ditopang
oleh kosakata dan tatabahasa menjadi hal yang krusial (GBPP 1969 dan Terlihat bahwa t hitung adalah -22,23dengan probabilitas 0,000. oleh
GBPP 1975). Kemudian tujuan pembelajaran tersebut bergeser kearah karena probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak atau nilai rata-rata berbeda
penggunaan bahasa Inggris secara intensifdi era pelaksanaan kurikulum secara signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Terdapat
1984 dan kurikulum 1994, 2004, 2006, dan 20013. Dalam kurun waktu perbedaan yang signifikan antara nilai UKA sebelum mengikuti PLPG dan
tersebut, penguasaan reading tetap menjadi hal yang pokok tetapi dijadikan nilai UKA setelah mengikuti PLPG tahun 2013. Hasil analisis yang sama
alat penunjang untuk melakukan kegiatan-kegiatan penggunaan bahasa juga didapatkan bahwa memang terdapat perbedaan yang signifikan antara
(berbicara dan mengarang)(Littlewood; 1981). nilai UKA sebelum mengikuti PLPG dengan nilai UKA setelah mengikuti
PLPG untuk tahun 2013 baik satuan pendidikan TK/PAUD, SMP, SMA
Diawal pelaksanaan kurikulum 1984, telah dilakukan evaluasi
maupun SMK
secara menyeluruh tentang pelaksanaan pengajaran bahasa Inggris
sebelumnya. Brian Tomlinson (1991) telah mengemukakan bahwa “…after Berdasarkan analisis data tersebut dapat diketahui bahwa secara
several years of learning English, most of learners could not achieve English umum memang terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai UKA
for communication”. Pernyataan ini telah menguatkan rumusan tujuan sebelum dengn sesudah PLPG dilaksanakan, akan tetapi bila dilihat dari
pembelajaran bahasa Inggris secara nasional untuk “passive English”. Dilain deltaatau peningkatan kompetensi guru antara sebelum kegiatan sertifikasi
pihak, perkembangan kebutuhan bahasa Inggris dipertengahan tahun 1980- guru dilaksanakan dengan kompetensi guru setelah dilaksanakan sertifikasi
an di Indonesia sudah semakin pesat. Hal itu telah dimungkinkan oleh guru pola PLPG ternyata tidak terlalu besar kenaikannya bahkan dari nilai
berbagai perkembangan Indonesia dalam pergaulan internasional seperti rata-rata nasional untuk uji kompetensi guru sebesar 70 masih jauh dari
ASEAN, AFTA, MEE, PBB, dan lain sebagainya.Senyalemen kuat diatas yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan kajian dengan analisis yang
lebih mendalam sekaligus melakukan evaluasi baik berkaitan dengan uji

244 89
kompetensi awal maupun yang berkaitan dengan pelaksanaan sertifikasi PERMASALAHAN
guru itu sendiri, sehingga kebijakan pemerintah di sektor pendidikan Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian pendahuluan,
khususnya melalui UKA dan sertifikasi guru pola PPLG mempunyai sekurang-kurangnya, ada sembilan permasalahan yang patut
dampak yang signifikan terhadap peningkatan kompeensi guru. diperbincangkan dalam tulisan ini. Pertama, perlukah status bahasa Inggris
dirubah dari English as a Foreign Language (EFL) kepada English as a
KESIMPULAN Second Language (ESL) di Indonesia, yang dikaitkan dengan kebutuhan
bahasa Inggris yang semakin meningkat dalam kontek dinamika global?
Kebijakan pemerintah di sektor pendidikan berkaitan dengan uji Kedua, masih relevankah perumusan tujuan pembelajaran secara nasional
kompetensi awal (UKA) sebelum pelaksanaan sertifikasi ini bertujuan untuk dalam keberagaman kedaan lokal di Indonesia? Ketiga, masih perlukah
meningkatkan dan memastikan kesiapan guru dan kecukupan kompetensi keseimbangan antara Ilmu Bahasa B.Inggris dengan penggunaan bahasa?
dalam mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG). Seorang guru Keempat, apakah perlu ditetapkan pilihan pendekatan pembelajaran dari
yang lulus dari proses UKA, maka guru tersebut dinyatakan memiliki satu kurikulum ke kurikulum yang lain? Kelima, dimanakah letak
kompetensi dan kemampuan yang cukup untuk mengikuti PLPG sebagai urgensinyakearah terpusat kepada siswa (students’ centered) sebagai warna
bagian dari pendidikan profesinya dan sebaliknya bagi guru yang tidak dari pelaksanaan kurikulum 2013?Keenam, masih perlukah persiapan yang
lulus UKA, dinyatakan belum mencukupi kompetensi untuk mengikuti intensif sebelum ujian nasional (breakthrough programmes) dilakukan?
pendidikan profesi guru. Ketujuh, apakah akibat dari terabaikannya proses pemerolehan bahasa
Dapatan kajian ini menyimpulkan bahwa memang terdapat Inggris pada usia dini (Sekolah Dasar)? Kedelapan, apakah peran yang
perbedaan yang signifikan antara nilai uji kompetensi awal (UKA) dengan dimainkan oleh penetapan kompetensi Inti (KI) (sikap, pengetahuan, dan
nilai uji kompetensi guru setelah mengikuti sertifikasi melalui pola PLPG, keterampilan) dan dalam pelaksanaan kurikulum 2013? Kesembilan,
akan tetapi bila dilihat dari deltanyaternyata kenaikannya masih jauh dari dukungan fasilitas ICT seperti apakah yang sangat diperlukan dalam proses
yang diharapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi pembelajaran bahasa Inggris dimasa yang akan datang?
guru masih rendah sekalipun guru tersebut telah mengikuti pendidikan dan
latihan profesi guru, rendahnya kompetensi ini juga berkaitan dengan PEMBAHASAN
kinerja guru tersbut.
C.1 Status bahasa Inggrisdi Indonesia
Oleh karena itu masih diperlukan peningkatan kinerja guru baik Dinamika kehidupan globalisasi pada penggalan awal abad ke 21 ini
melalui penilaian kinerja guru maupun melalui peningkatan kinerja guru (2000-2025) telah menjadikan bahasa Inggris semakin kokoh sebagai bahasa
berkelanjutan, sehingga harapan pemerintah melalui kebijakan di sektor pertama perserikatan bangsa-bangsa (PBB). Hal itu diperkuat oleh berbagai
pendidikan khususnya kebijakan sertifikasi guru dapat meningkatkan siaran televisi berkelas dunia (BBC, CNN, Aljazeera, European News, France
kinerja guru tersebut dapat tercapai.Disamping itu juga diperlukan kajian News, NSBC, Nat Geo Wild, dll) yang secara 24 jam setiap hari melakukan
dengan analisis yang lebih mendalam sekaligus melakukan evaluasi siarannya dalam bahasa Inggris. Media masa ini telah menjadi rujukan
baikyang berkaitan dengan uji kompetensi awal maupun yang berkaitan utama oleh masyarakat dunia tentang kejadian-kejadian yang berskala
dengan pelaksanaan sertifikasi guru itu sendiri, sehingga kebijakan dunia.Dengan sangat aktifnya, televisi ini sebagai media masa dalam
pemerintah di sektor pendidikan khususnya melalui UKA dan sertifikasi menggunakan bahasa Inggris dengan isu-isu yang mutakhir, telah
guru pola PPLG mempunyai dampak yang signifikan terhadap peningkatan membuka cakrawala umat manusia dijagad raya untuk ikut serta menikmati
kompetensi guru. siaran ini secara aktif (USA, Kerajaan Inggris Australia, Seladia Baru, India,
Bangladesh, Sri Langka, Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, dll)
maupun secara pasif (Cina, Rusia, Indonesia, Thailand, Jepang, Vitenam,
Korea Selatan, dll).
Derasnya arus informasi yang dapat dinikmati oleh hampir dua
pertiga jumlah penduduk dunia, ( 4 milyar) manusia di Negara-negara
90 243
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI INDONESIA DAFTAR PUSTAKA
BERORIENTASI KEPADA TUJUAN PEMBELAJARAN Bachtiar Dwi Kurniawan (2011). Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru dalam
rangka Meningkatkan Profesionalitas Guru di Kota Yogyakarta, Jurnal
Dr. FAKHRI RAS, M.Ed. Studi PemerintahanUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta Vol. 2
Nomor 2 Agustus 2011

PENDAHULUAN BPPSDMP Kemdikbud (2012).Pedoman Pelaksanaan Pendidikan dan


Ciri khas pembelajaran Bahasa Inggris (sekolah-sekolah negeri dan Pelatihan Guru Pasca Uji Kompetensi Awal (UKA). Jakarta:
sebagian besar sekolah swasta)di Indonesia adalah tujuan pembelajaran Kemdikbud.
menjadi titik sentral segala elemen-elemen yang berkaitan dengan Fachturrohman, (2009). Fatchurrohman (2009) Pengaruh Sertifikasi Bagi
pembelajaran bahasa Inggris itu sendiri (learning goal Peningkatan Kinerja Guru SMP Negeri 1 Salatiga.Jurnal Mudarissa
oriented)(Brown;2000).Hal-hal yang terkait dengan tujuan pembelajaran UNS Salatiga, VOL. 1 (NO. 2). ISSN 2085-2061
tersebut adalah pendekatan utama pembelajaran (main teaching and Kemdikbud.(2012). Pedoman Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan
learning approach), buku teks, sumber mengajar dan belajar, fokus evaluasi pada Sekolah Dasar. Jakarta: Kemdikbud.
pembelajaran, konten program intensif untuk ujian nasional, dll. Berkenaan
dengan rumusan tujuan pembelajaran, secara garis garis besarnya dapat M S Sembiring, (2010).Kajian Implementasi Kebijakan Program Sertifikasi Guru,
dibagi kepada dua titik sentral tujuan pembelajaran itu yang bertumpu Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol. 3 No. 8 Tahun 2010;
kepada pemahaman isi bacaan, kosakata, dan tata bahasa dan pemahaman Pusat Penelitian Kebijakan, Depdiknas : Jakarta
isi bahasa bacaan sebagai titik penggunaan bahasa Inggris.Rumusan tujuan Mulyasa (2007). Standar kompetensi dan sertifikasi guru. Bandung : Rosda
yang pertama telah dipakai pada kurun waktu pelaksanaan kurikulum 1969
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Nomor 5 tahun
dan kurikulum 1975.Sedangkan rumusan tujuan pembelajaran kedua
2012 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan
dipakai dalam kurikulum 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013.
Pembaharuan tujuan pembelajaran yang berorientasi kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
perkembangan penggunaan bahasa Inggris dilakukan pada pelaksanaan Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
kurikulum 1984. Tekanan pembelajaran bahasa Inggris telah bergeser dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
aspek penguasaan pengetahuan bahasa (the knowledge of the language) Pendidikan;
kepada kemampuan penggunaan bahasa itu sendiri (the use of the language Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru;
in real life situation).Pergeseran rumusan pembelajaran secara signifikan Sagala (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung : Alfabeta
ini telah membawa konsekuensi logis kepada kompetensi yang perlu
Tim Kajian Staf Ahli Mendiknas (2012). Kajian Kompetensi Guru dalam
dimiliki guru-guru bahasa Inggris, perangkat pembelajarannya, dan situasi
Meningkatkan Mutu Pendidikan. www file.upi.edu/Direktori/.../sinopsis-
kebahasaan di sekolah dan diluar sekolah.Untuk memaksimalkan
kompetensi-guru%5B1%5D.pdf
pencapaian pembaharuan tujuan pembelajaran tersebut, sekurang-kurang-
nya, ada 9 hal yang perlu mendapat perhatian serius. Kesembilan hal Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
tersebut adalah sebagai berikut; status bahasa Inggris di Indonesa, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
perumusan Tujuan pembelajaran secara nasional, keseimbangan antara Ilmu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Bahasa B.Inggris dengan penggunaan bahasa, pilihan Pendekatan Nasional;
Pembelajaran,kearah terpusat kepada siswa (students’ centered), persiapan
yang intensif sebelum ujian nasional (breakthrough programmes),
terabaikannya proses pemerolehan bahasa Inggris pada usia dini,tekanan
kompetensi Inti (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) pembelajaran, dan
dukungan fasilitas ICT disekolah dan di masyarakat.
242 91
PEMBANGUNAN MODEL PENTAKSIRAN JASMANI, EMOSI, Riau Pos, 2014. Kurikulum dari Masa Ke Masa. Pekanbaru: Riau Pos, 20
ROHANI, INTELEK (JERI) DI INSTITUT PENGAJIAN TINGGI AWAM Oktober 2014.
MALAYSIA & INDONESIA
Stufflebeam, D.L. (1971). The relevance of CIPP evaluation model for
educational accountability. Journal of Research and Development in
Ghazali Darusalam, PhD., Wan Hasmah Wan Mamat, EdD., Education Fall: 19-25.
dan Zaharah Hussin, PhD. Tierney, R. & Marielle, S (2004). What’s wrong with rubrics: focusing on the
consistency of performance criteria across scale levels. Retrieved July 6,
2012, from http://PAREonline.net
PENGENALAN
Tillema, et al. (2011). Assessing assessment quality: Criteria for quality
Pembangungan modul/perisian pentaksiran JERI (Jasmani, Emosi, assurance in design of (peer) assessment for learning: A review of
Rohani dan Intelek) adalah satu model pentaksiran perkembangan insan research studies. Studies in Educational Evaluation, 37, 25-34.
pelajar secara holistik bagi mengukur keseimbangan JERI (Jasmani, Emosi,
Rohani & Intelek) bukan sahaja boleh diguna pakai kepada murid-murid di Tola, B. (2006). Self-assessment: Module assessment guidelines in the
sekolah tetapi juga pelajar-pelajar di Institut Pendidikan Tinggi classroom. Jakarta: Educational Assessment Research and
Awam/Swasta di Malaysia dan Indonesia. Satu perisian (software) Development, Ministry of National Education (Penilaian diri: modul
Pentaksiran JERI telah dicipta oleh penyelidik di Fakulti Pendidikan, pedoman penilaian di kelas. Jakarta: pusat Penilaian Pendidikan
Universiti Malaya bersama dengan Fakulti Tarbiyah, Universitas Islam Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan
Negeri Sunan Kalijaga, Yogjakarta. Pentaksiran yang telah dihasilkan adalah Nasional.)
selaras dengan kehendak Falsafah Pendidikan Kebangsaan untuk Yustisia, P.T. 2008. Panduan Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan
memaktubkan perkembangan potensi individu secara menyeluruh dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
bersepadu untuk mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi Zakaria, R.T. (2006). Attitude assessment guidelines: Module assessment
intelek, rohani, emosi dan jasmani. Proses penaksiran JERI boleh dijalankan guidelines in the classroom. Jakarta: Educational Assessment Research and
secara manual oleh guru/pensyarah di bilik darjah/kuliah selain boleh Development, Ministry of National Education (Pedoman penilaian sikap:
dilaksanakan melalui perisian komputer oleh penyelidik. Modul pedoman penilaian di kelas. Jakarta: Pusat Penilaian
Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen
FALSAFAH PENDIDIKAN KEBANGSAAN Pendidikan Nasional.)

Pentaksiran JERI (Jasmani, Emosi, Rohani dan Intelek) diilhamkan


daripada Falsafah Pendidikan Kebangsaan (FPK). FPK digubal untuk
memberi panduan atau arah tuju untuk menentukan haluan, asas dan
inspirasi kepada semua usaha dan rancangan dalam bidang pendidikan.
Falsafah Pendidikan Kebangsaan lahir melalui suatu proses yang agak
panjang iaitu satu proses pembinaan negara dan bangsa semenjak merdeka
lagi. Idea penggubalan FPK telah tercetus selepas penerbitan laporan
Jawatankuasa Kabinet pada tahun 1979. FPK yang dahulunya dikenali
sebagai Falsafah Pendidikan Negara (FPN) telah digubal berlandaskan tiga
ideologi iaitu Rukun Negara, Dasar Ekonomi Baru (RMK 3, 1976-1980) dan
Dasar Pendidikan Kebangsaan (1999). Penggubalan falsafah ini telah
dilakukan oleh pakar-pakar akademik yang meneliti dan mengambil kira
keperluan individu, masyarakat dan negara (KPM, 2001). Falsafah
92 241
Rujukan Pendidikan Kebangsaan (FPK) telah dirumuskan pada tahun 1988 dan
Azhar, F. 2012. Pelaksanaan Penilaian Berasaskan Kelas dalam Kalangan dinyatakan dalam Akta Pendidikan 1996 yang bermaksud:
GuruBahasa Inggris Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Provinsi “Pendidikan di Malaysia adalah satu usaha berterusan ke arah
Riau, Indonesia. Disertasi Doktor pada Fakulti Pendidikan, Universiti memperkembangkan lagi potensi individu secara menyeluruh dan
Kebangsaan Malaysia. Bangi. bersepadu untuk mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari
segi intelek, rohani, emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan
Depdikbud, 1974. Kurikulum 1974 SMA. Pedoman Khusus Pengembangan
kepatuhan kepada Tuhan. Usaha ini adalah bertujuan melahirkan rakyat
Silabus dan Penilaian. Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta:
Malaysia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berakhlak mulia,
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdikbud.
bertanggungjawab dan berkeupayaan mencapai kesejahteraan diri serta
Depdikbud, 1984. Kurikulum 1984 SMA. Pedoman Khusus Pengembangan memberi sumbangan terhadap keharmonian dan kemakmuran
Silabus dan Penilaian. Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta: masyarakat dan negara”. ( Akta Pendidikan 1996, Akta 550)
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Jakarta: Depdikbud.
Depdikbud, 1994. Kurikulum 1994 SMA. Pedoman Khusus Pengembangan
Silabus dan Penilaian. Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta: Menurut Mohd Fathi Adnan (2010), berdasarkan pernyataan di atas,
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Jakarta: Depdikbud. matlamat pendidikan negara boleh dinyatakan secara ringkas sebagai usaha
untuk melahirkan warganegara yang mempunyai sahsiah yang baik,
Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004 SMA. Pedoman Khusus Pengembangan seimbang dan bersepadu dari segi Jasmani, Emosi Rohani dan Intelek (JERI).
Silabus dan Penilaian. Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta: Ia juga selari dengan prinsip-prinsip Rukun Negara iaitu; Kepercayaan
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Bagian Proyek kepada Tuhan, Kesetiaan kepada Raja dan Negara, Keluhuran
Pengembangan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup PMU. Perlembagaan, Kedaulatan Undang-undang serta Kesopanan dan
Depdiknas. Kesusilaan. Falsafah Pendidikan Kebangsaan (FPK) boleh dicerminkan
Depdiknas, 2008. Rancangan Penilaian Hasil Belajar. Dirjen Manajemen dalam Rajah 1 yang menggambarkan elemen-elemen dalam Falsafah
Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Sekolah Pendidikan Kebangsaan.
Menengah Atas.
Forgette, G.R. & Marelle, S. (2000). Organizational Issues Related to Portfolio
Assessment Implementation in the classroom. Retrieved June 21, 2012,
from http://PAREonline.net
Hughes, A. 2003. Testing for Language Teachers. Second Edition. Cambridge:
Cambridge University Press.
Kemendikbud, 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Leahy et al. (2005). Classroom assessment minute by minute, day by day.
Educational Leadership, 63(3). Retrieved June 26, 2012, from
http://search.ebscohost.
O’Malley, M.J. & Pierce, V.L. 1996. Authentic Assessment for English Language
Learners. New York: Addison-Wesley Publishing Company.
Popham, W. J. (1995). Classroom Assessment: What teachers need to know. Rajah 1 : Elemen-elemen dalam Falsafah Pendidikan Kebangsaan
Boston: Pearson Education Inc.

240 93
PENTAKSIRAN DI INSITITUSI PENGAJIAN TINGGI AWAM DI 5 Material well organized; links could occasionally be clearer but
MALAYSIA communication not impaired.

Menurut Pusat Perkembangan Kurikulum (1991), penaksiran 4 Some lack of organization; re-reading required for clarification of
merupakan satu proses yang sistematik bertujuan untuk mengesan ideas.
pekembangan pelajar secara menyeluruh dan berterusan, bersifat formatif, 3 Little or no attempt at connectivity, though reader can deduce some
dirancang, dikendalikan dan ditaksir oleh guru sendiri yang bertujuan untuk organization.
memudahkan guru membuat tindakan susulan bagi mengatasi kelemahan 2 Individual ideas may be clear, but very difficult to deduce connection
pembelajaran dan memperkukuhkan kemahiran dan pengetahuan pelajar between them.
disamping guru dapat memperkembangkan potensi pelajar dari aspek
1 Lack of organization so severe that communication is seriously
pengetahuan (kognitif), kemahiran (afektif) dan sikap serta nilai murni yang impaired
dihayati. Pusat Perkembangan Kurikulum (1993) telah memperincikan
rekabentuk penaksiran di sekolah berpandukan ciri-ciri berikut yang antara
lainnya menyatakan penaksiran merupakan satu bentuk penilaian yang SCORE:
dapat mengesan perkembangan individu dari segi kognitif, afektif dan Grammar:____+ Vocabulary_____+ Mechanism_____+ Fluency_____+
psikomotor, digubal oleh sekumpulan pakar, dilaksanakan secara Form_____ =
desentralisasi, tidak menekankan perbandaingan pencapaian pelajar,
dikendalikan melalui tiga cara; pemerhatian, lisan dan tulisan dan proses
penilaian adalah sistematik. (TOTAL)

Pentaksiran berkait rapat dengan kurikulum iaitu elemen utama dalam 5. Mampu menilai sikap siswa dari berbagai aspek sikap (Kemendikbud,
proses pendidikan. Finch dan Crunkilton (1999) telah menjelaskan bahawa 2013)
kurikulum sebagai aktiviti pembelajaran dan pengalaman yang diperlukan Sikap yang dimaksud disini adalah sikap siswa selama proses belajar-
oleh pelajar di bawah kawalan institusi pendidikan dan merangkumi dua mengajar yang meliputi berbagai aspek seperti: (a) rasa hormat (respect), (b)
kategori keperluan pendidikan secara lebih luas iaitu pendidikan sepanjang jujur (honest), (c) peduli (care), (d) berani (brave), (e) percaya diri (confidence),
hayat dan pendidikan untuk menyara kehidupan. Di institusi pengajian (f) berkomunikasi baik (communicative), (g) peduli social (social awareness), (h)
tinggi awam Malaysia, pentaksiran dijalankan kepada para pelajar dalam ingin tahu (curiosity), (i) kerja sama (team work), (j) melakukan tindak
tempoh kuliah iaitu selama 14 minggu bagi setiap semester, dan 16 minggu komunikasi yang tepat (communicative action).
setiap semester di Indonesia. diikuti dengan seminggu untuk cuti belajar dan
peperiksaan akhir semester. Dalam jangka masa itu, pelajar juga harus
bersedia dengan segala tugasan yang akan diberi sama ada ianya berbentuk Kesimpulan
bertulis, pembentangan dan seminar, di samping kuiz bertulis dan Ditinjau dari factor input, guru Bahasa Inggris SMP Negeri di
peperiksaan pertengahan semester yang dijalankan secara tidak rasmi iaitu Provinsi Riau memiliki sikap yang tinggi, namu demikian memiliki
di luar jadual peperiksaan terselaras. pengetahuan serta keterampilan yang sedang dalam pelaksanan penilaian
Peperiksaan akhir semester di peringkat pengajian tinggi awam berbasis kelas (Azhar, 2012). Oleh karena itu, guru diharapkan senantiasa
kebiasaannya hanya mewakili 40 hingga 60 peratus markah keseluruhan, meningkatkan pengetahuan (what to teach) sebelum melaksanakan
manakala yang selebihnya merupakan markah pentaksiran yang dijalankan pembelajaran (how to teach) tetapi juga tahu bagaimana menjaga sikap siswa
secara berterusan semasa sesi kuliah dan tutorial dijalankan. Dalam proses terhadap Bahasa Inggris (how to maintain) serta memiliki keterampilan pula
pentaksiran, elemen utama yang akan ditaksir ialah pengetahuan, dalam menentukan jenis penilaian otentik serta merancang perangkat
kefahaman, kemahiran pelajar serta nilai yang menjurus kepada : profil penilaian secara holistic dan analitik. SEMOGA.
(profile), penyertaan (involvement), perkembangan (development) dan
pencapaian (achievement).
94 239
Mechanics Sistem pentaksiran pendidikan kebangsaan direkabentuk untuk
S Criteria mencapai hasrat Falsafah Pendidikan Kebangsaan ke arah membangunakan
core potensi pelajar secara holsitik supaya dapat menghasilkan individu yang
mempunyai intelek, rohani, emosi dan fizikal yang seimbang dan harmoni,
6 Few (if any) noticeable lapses in punctuation or spelling.
berdasarkan kepercayaan dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhan
5 Occasional lapses in punctuation or spelling which does not, disamping mengurangkan penekanan terhadap pembelajaran
however, interfere with comprehension.
berorientasikan peperiksaan serta untuk mentaksir pertumbuhan dan
4 Errors in punctuation or spelling fairly frequent; occasional re- perkembangan pembelajaran pelajar. Proses pentaksiran pembelajaran boleh
reading necessary for full comprehension. dibuat secara manual oleh guru atau pensyarah di bilik kuliah, juga boleh
3 Frequent errors in spelling or punctuation; lead sometimes to dilaksanakan melalui perisian komputer. Terdapat banyak aspek dalam
obscurity. pentaksiran pembelajaran pelajar yang boleh dinilai seperti: projek komuniti,
2 Errors in spelling or punctuation so frequent that reader must often peperiksaan, pembentangan individu atau kumpulan, pencapaian dalam
rely on own interpretation. kelas, kerja lab, perkuliahan, tugasan kursus, tugasan individu, demonstrasi,
dan sebagainya.
1 Errors in spelling or punctuation so severe as to make comprehension
virtually impossible. Untuk melaksanakan penaksiran yang menyeluruh, kaedah penaksiran
perlu lebih komprehensif dan hendaklah berdasarkan learning outcome.
Sebelum menentukan kadah penaksiran, nilai atau kebolehan yang ingin
Fluency (style and ease of communication)
dilihat daripada pelajar tersebut perlu dikenal pasti. Pentaksiran di IPTA
S Criteria adalah berdasarkan kepada Kerangka Kelayakan Malaysia (KKM) yang
core dikeluarkan oleh Malaysian Qualitification Agensi (MQA). KKM
6 Choice of structures and vocabulary consistently appropriate; like merupakan huraian sistem pendidikan kebangsaan, yang difahami peringkat
that of educated native speaker. antarabangsa yang menjelaskan semua kelayakan dan pencapaian akademik
5 Occasional lack of consistency in choice of structures and vocabulary dalam pendidikan tinggi (pasca sekolah) dan menghubungkan kelayakan ini
which does not, however, impair over all ease of communication. secara bermakna. KKM merupakan instrumen yang membangun dan
megklasifikasikan kelayakan berdasarkan satu set kriteria yang dipersetujui
4 ‘Patchy’, with some structures and vocabulary items noticeably
inappropriate to general style. di peringkat kebangsaan dan ditanda aras dengan amalan antarabangsa dan
menjelaskan tahap pembelajaran, hasil pembelajaran dan sistem kredit
3 Structures or vocabulary items sometimes mot only inappropriate but
(CGPA/PNGK) yang berasaskan beban pembelajaran pelajar. Kriteria ini
also misused; little sense of ease of communication.
diterima dan digunapakai bagi semua kelayakan yang dianugerahkan oleh
2 Communication often impaired by completely inappropriate or pemberi pendidikan tinggi. KKM telah mengintegrasi dan menghubungkan
misused structures or vocabulary items. semua kelayakan negara.
1 A ‘hotch-porch’ of half-learned misused structures and vocabulary
KKM juga menyediakan laluan pendidikan yang menghubungkan
items rendering communication almost impossible.
kelayakan-kelayakan secara sitematik. Ini membolehkan individu
memajukan diri dalam pendidikan tinggi melalui pemindahan kredit dan
Form (organization) pengiktirafan pembelajaran terkumpul yang diperoleh daripada
pembelajaran formal dan informal tanpa mengira masa dan tempat dalam
S Criteria
core konteks pembelajaran sepanjang hayat. Bagi menjamin kualiti graduan,
Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia (KPT) telah meletakkan kriteria dan
6 Highly organized; clear progression of ideas well linked; like
standard yang jelas. Pencapaian hasil pembelajaran ini pula akan diukur
educated native speaker.
menggunakan pengiraan sistem kredit yang berasaskan kepada beban
238 95
sebenar jam pembelajaran pelajar (student learning time) dan bukannya Contoh penilaian analitik untuk menilai karya tulis dan
berasaskan jam kontak antara pensyarah dan pelajar. Rajah 2 diberikut keterampilan berbicara:
menunjukkan kaitan antara hasil pembelajaran, jam kredit, MQF dan MQA. (Adopted from Harris (1968) in Hughes (2003).
Grammar
S Criteria
core
6 Few (if any) noticeable errors of grammar or word order.
5 Some errors of grammar or word order which do not, however,
interfere with comprehension.
Rajah 2 : Kaitan Antara Hasil Pembelajaran, Jam Kredit, MQF dan MQA 4 Errors of grammar or word order fairly frequent; occasional re-
reading necessary for full comprehension

KONSEP DAN CONTOH PENTAKSIRAN JERI 3 Errors of grammar or word order frequent; efforts of interpretation
sometimes required on reader’s part.
Konsep Dan Contoh Pentaksiran Jasmani
2 Errors of grammar or word order very frequent; reader often has to
Pentaksiran aktiviti jasmani berdasarkan Sistem Pentaksiran Penilaian rely on own interpretation.
Kebangsaan (SPPK) melibatkan pergerakan tubuh badan yang berkaitan
1 Errors of grammar or word order so severe as to make
dengan perkembangan fizikal dan kesihatan badan. Pentaksiran Aktiviti
comprehension virtually impossible.
Jasmani (PAJ) pula adalah proses mendapatkan maklumat tentang
perkembangan fizikal dan penjagaan kesihatan pelajar. Melalui pelbagai
aktiviti PAJ, maklumat tentang kecerdasan dan kesihatan murid dapat Vocabulary
dikumpul. PAJ ditaksir secara formatif, iaitu pentaksiran dilakukan S Criteria
sepanjang proses pembelajaran melalui pemerhatian oleh guru dan juga core
rakan sebaya. Aspek jasmani yang tidak boleh dilihat seperti pengetahuan
6 Use of vocabulary and idiom rarely (if at all) distinguishable from that
dan pemikiran pula tidak ditaksir melalui PAJ tetapi ia boleh dinilai dengan of educated native speaker.
menggunakan kaedah pentaksiran yang lain seperti Pentaksiran Psikometrik
5 Occasionally uses inappropriate terms or relies on circumlocutions;
melalui Komponen Pintar Jasmani - KPJ (Bahagian Pembangunan
expression of ideas hardly impaired.
Kurikulum, 2008).
4 Uses wrong or inappropriate words fairly frequent; expression of
Antara instrumen pentaksiran dan penilaian yang sering digunakan di
ideas may be limited because of inadequate vocabulary.
peringkat sekolah ialah dengan kaedah senarai semak. Senarai semak adalah
alat pentaksiran yang mengandungi senarai item dan ia digunakan bagi 3 Limited vocabulary and frequent errors clearly hinder expression of
ideas.
menilai kemahiran atau tingkah laku. Analisis daripada senarai semak ini
menentukan sama ada wujud kemahiran atau tingkah laku tertentu dalam 2 Vocabulary so limited and so frequently misused that reader must
diri murid yang diperhatikan. Dari segi yang lain ujian kecergasan fizikal often rely on own interpretation.
boleh dibahagikan kepada: 1 Vocabulary limitations so extreme as to make comprehension
virtually impossible.

1. Kecergasan Fizikal Berlandaskan Kesihatan


Kecergasan satu panduan hidup sihat mengutarakan konsep asas
tentang kecergasan serta startegi bagi mengatasai masalah kesihatan atau
96 237
Kedelapan jenis penilaian otentik ini, hanyalah merupakan pola boleh menguji tahap kesihatan seseorang (Wee Eng Hoe, 1997). Ujian bagi
pokok saja; guru disarankan mengembangkannya menjadi berbagai jenis mementukan kesihatan fizikal atau jamani seseorang boleh dibuat melalui
penilaian yang dianggap lebih mudah dilaksanakan dan mudah pula ujian-ujian seperti; komposisi badan (BMI), fleksibiliti (jangkauan melunjur),
dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, guru mestilah ber prilaku aktif dan daya tahan kardiovaskular (bleep test), kekuatan otot (standing broad jump)
kreatif dalam membuat rancangan penilaian hasil belajar baik untuk dan daya tahan otot (variation sit up – 5 level sit-up test). Kajian ini akan
menilai aspek pengetahuan, praktik, maupun sikap siswa dalam mata menggunakan Komposisi Badan (BMI) sebagai ukuran kesihatan seseorang
pelajaran Bahasa Inggris. pelajar seperti dalam jadual 1 berikut.
3. Menentukan jenis penilaian otentik berikut butir-butir soalnya yang
sejalan dengan aspek perumusan indikator, perumusan tujuan Jadual 1 : Indeks Jisim Badan (BMI) bagi range umur 19 – 24 tahun
pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber belajar,
pemilihan media belajar, model pembelajaran, serta skenario Indeks Jisim Badan (BMI) Kateogri
pembelajaran (Kemendibud, 2013).
(<18.5) Kurus (kurang berat)
4. Mampu merancang atau menentukan perangkat penilaian baik dalam
(18.5 – 24.9) Normal (ideal)
bentuk rubrik (pengukuran secara holistik) maupun rating
scale(pengukuran secara analitik) termasuk penilaian aspek sikap. (25 – 29.9) Gemuk (Berat Badan Berlebihan)

Contoh penilaian holistik untuk menilai isi karya tulis. >30 Sangat Gemuk atau Obes
(Depdiknas, 2004)
Criteria Komposisi Badan (BMI)
core
Kadar relatif otot, lemak, tulang dan tisu-tisu lain yang membentuk
The essay writing demonstrates the ability to communicate and satisfy
tubuh. Individu yang cergas mempunyai peratus kandungan lemak yang
0 the reader/rater.
rendah, berkadar dengan berat badan dan ketinggian. Secara ringkas berat
The essay writing demonstrates the ability to communicate with or badan boleh dibahagikan kepada dua ; jisim tanpa lemak dan jisim berlemak.
0 (without) difficulties for the reader/rater. Jisim lemak dinyatakan sebagai peratus berat badan. Sebagai contoh
The essay writing demonstrates the ability to communicate though seseorang yang mempunyai berat 70 kg dengan 35 peratus lemak akan
0 there is a little difficulty for the reader/rater. membawa 24.5 kg (35 peratus daripada 70 kg) lemak semasa bergerak. Jisim
The essay writing demonstrates the ability to communicate though tanpa lemak termasuk semua tisu dan organ selain lemak. Jisim lemak
0 reader/rater sometimes has difficulties to understand. dibahagi kepada lemak yang diperlukan untuk hidup dan lemak yang
The essay writing demonstrates the ability to communicate though
berlebihan. Jumlah lemak yang diperlukan oleh setiap orang adalah 3
0 reader/rater usually has difficulties to understand. peratus untuk lelaki dan 12 peratus untuk wanita. Indeks Jisim Badan (BMI)
merupakan skala yang lazim digunakan untuk menentukan kegemukan
The essay writing demonstrates limited ability to communicate
seseorang. Formula dibawah digunakan:
0 ideas/opinion.
The essay writing cannot demonstrate the ability to communicate;
0 however, there is opinion/idea that can still be understood. Berat badan (kg)
The essay writing cannot demonstrate the ability to communicate at all. Indeks Jisim Badan =
0
Tinggi (meter) X Tinggi (meter)
The essay writing cannot be assessed since the answers are only copied
0 from the text.

236 97
2. Kecergasan Fizikal Berlandaskan Kemahiran Motor use of both.
i. Ketangkasan materials. - Can observe oral,
Keupayaan untuk mengubah arah pergerakan atau kedudukan written products
badan dengan pantas dan tepat. and thinking skills.

ii. Kuasa - Scored with rubric


or rating scale
Keupayaan untuk memindahkan tenaga kepada daya secara
eksplosif. Kuasa dirujuk kepada gabungan kekuatan dan kelajuan Constructed-Response Students - Student produces
pergerakan. Items respond in written report.
writing to - Usually scored on
iii. Imbangan open-ended substantive
Keupayaan untuk mengekalkan kedudukan badan dengan teguh questions. information and
sama ada semasa melakukan pergerakan (dinamik) atau semasa thinking skills
pegun (statik).
- Scored with rubric
iv. Masa Reaksi or rating scale
Masa yang diambil oleh seseorang untuk bertindak setelah
Teacher Observations Teacher - Setting is classroom
menerima rangsangan untuk berbuat demikian.
observes environment
v. Kelajuan student - Takes little time
Keupayaan untuk melakukan pergerakan dalam masa yang singkat. attention,
response to - Record
Kelajuan dirujuk kepada jarak pergerakan yang dicapai dalam satu
instructional observations with
jangka masa yang diberi.
materials, or anecdotal notes or
vi. Koordinasi interactions rating scales
Kebolehan menyelaras dan menyeragamkan pergerakan anggota with other
badan untuk menghasilkan sesuatu tindakan tertentu. students.
Portfolios Focused on - Integrates
Standard Ujian Kecergasan Fizikal (IPTA) contohnya di Universiti collection of information from a
Teknologi MARA melalui Fakulti Sains Sukan Dan Rekreasi telah mereka student work number of sources
bentuk ‘Borang Penilaian Temuduga Pelajar Program Diploma Pengajian to show - Gives overall
Sukan’ (Physical Fitnessw Test Informed Consent Form) bagi menilai tahap progress over picture of student
kecergasan fizikal calon pelajar. Ujian kecergasan fizikal ini mengandungi: time. performance and
learning

1. Standing broad jump (kekuatan otot) - Strong student


involvement and
2. Agility T-Test (ketangkasan) commitment
3. Variation sit up (daya tahan otot) - Calls for student
4. Bleep test (daya tahan kardiovaskular) self-assessment

98 235
Story or Text Retelling Students - Student produces Ujian kecergasan fizikal yang digunakan sangat lengkap dan terperinci
retell main oral report mengandungi maklumat seperti; arahan, aktiviti, borang penilaian dan
ideas or ukuran tahap kercergasan seseorang (Norasudin Sulaiman, Hosni Hasan,
- Can be scored on
selected Nagoor Meera Abdullah dan Norazhan Che Lan, 2013).
content or language
details of text components
experienced
through - Scored with rubric Konsep Dan Contoh Pentaksiran Emosi
listening or or rating scale Dalam pentaksiran emosi, tiada satu kaedah yang standard untuk
reading. - Can determine mengukurnya. Cara dan soalannya tidak sama seperti pentaksiran yang
reading melibatkan kognitif, kerana di dalam pentaksiran emosi, tiada jawapan betul
comprehension, atau salah yang ditanyakan, ia cuma berkenaan respon atau impuls pelajar.
reading strategies, Emosi boleh diukur menggunakan pelbagai cara samada melalui bentuk
and language kualititatif atau kuantitatif, namun terdapat tiga pendekatan utama untuk
development mengukur perubahan emosi iaitu meminta pelajar untuk menggambarkan
emosi mereka., mengamati prilaku mereka dalam situasi yang
Writing samples Students - Student produces
membangkitkan emosi dan mengukur perubahan-perubahan yang terjadi
generate written document
dalam tubuh (fisiologi) sewaktu mengalami pengalaman emosional. Dalam
narrative, - Can be scored on mentaksir emosi dengan kaedah kuantitatif, terdapat tiga instrumen yang
expository, content or language boleh mentaksir emosi iaitu, Psikogalvanometer (melihat kepada perubahan
persuasive, or components elektrisis permukaan kulit kerana individu yang mengalami emosi akan
reference
- Scored with rubric mengeluarkan keringat), kedua Sphygmomanometer (alat untuk mengukur
paper.
or rating scale tekanan darah) dan ketiga ialah Lie detector (alat yang dapat mengukur
samada individu tersebut bercakap benar atau bohong, ia dicatat dalam
- Can determine
polygraph). Namun kebiasaanya instrumen ini digunakan untuk kes
writing processes
jenayah bukan untuk tujuan pendidikan.
Projects/Exhibitions Students - Students make
Pada peringkat pendidikan tinggi ataupun universiti awam,
complete formal
pentaksiran emosi pelajar boleh dilakukan secara tidak formal seperti
project in presentation,
mentaksir keadaan emosi pelajar melalui kaedah pemerhatian semasa
content area, written report, or
pelajar mengadakan sesi soal jawab sewaktu pembentangan. Selain itu,
working both.
pentaksiran juga boleh dilakukan oleh pensyarah melalui sesi refleksi
individually - Can observe oral terhadap kerjasama rakan kumpulan dalam menyiapkan tugasan ataupun
or in pairs. and written projek. Selain melalui tugasan kursus, pensyarah juga boleh mentaksir
products and emosi pelajar melalui borang soal selidik, ia sebagai garis panduan untuk
thinking skills pemerhatian serta alat yang akan di gunakan untuk merekod (pengukuran
- Scored with rubric tingkah laku menggunakan skala pengkadaran. Walaupun cara ini lebih
or rating scale empirikal, ia mempunyai kelemahan disebabkan cadangan jawapan di
dalam skala tersebut telah disediakan, dan ia berkemungkinan bukan
Experiments/Demonstration Students - Students make oral jawapan sebenar pelajar kerana terikat kepada beberapa cadangan jawapan
s complete presentation, yang disediakan.
experiment or written report, or
demonstrate
234 99
Selain dari pentaksiran emosi konvesional (secara manual), terdapat 1. Memahami aspek yang dinilai (Kemendikbud, 2013).
pentaksiran emosi secara maya (on line), dengan kemajuan teknologi jalur
lebar, pentaksiran emosi secara online boleh dilakukan bila-bila masa, ia
dinamakan E-ujian emosi. E-ujian emosi di laman sesawang membolehkan Kelompok Mata Aspek yang dinilai
pensyarah mentaksir emosi pelajar dengan cara meminta pelajar o Mata Pelajaran Pelajaran
mengaksesnya di laman sesawang dan selain daripada itu, pelajar sendiri Kelompok A Bahasa Inggris Pengetahuan, praktik,
mampu menguji keadaan emosi nya tanpa perlu ada pihak ketiga, dalam (Wajib) dan sikap
konteks ini pihak ketiga adalah pensyarah. Namun cara ini masih lagi
diragui oleh sesetengah pihak tentang kesahan dan kebolehpercayaanya.
Terkini, di negara barat, mereka membina satu instrumen dalam bentuk Terdapat tiga aspek yang dinilai dalam mata pelajaran Bahasa Inggris
visual dengan menampilkan ekspresi emosi secara grafik dalam mentaksir yakni aspek pengetahuan, aspek praktik, dan aspek sikap. Aspek
dan mengukur emosi seseorang individu. Antara instrumen jenis ini ialah pengetahuan dalam konteks ini berkenaan dengan ilmu bahasa (language
LEMtool yang dibangunkan secara kerjasama oleh Huisman.G (University of content) yakni aspek yang mengajarkan tentang kaedah-kaedah yang
Twente) dan Van Hout.M (SusaGroup), di mana ia melibatkan lapan jenis mencakupi pola tata bahasa (grammatical structures) maupun parts of speech
ekspresi bahasa tubuh Kamarul Azmi Jasmi dan Ab. Halim Tamuri (2007). (unsur-unsur penunjang) ilmu bahasa itu sendiri. Dengan kata lain, aspek
Pentaksiran emosi digital media ini mempunyai kelebihannya tersendiri pengetahuan ini berkenaan dengan ilmu bahasa yang harus diajarkan (what
iaitu cepat dan dapat menjimatkan masa tanpa memerlukan literasi to teach). Setelah dianggap menguasai ilmu bahasa barulah dilanjutkan
cadangan respon jika dibandingan dengan pentaksiran literasi. dengan kemampuan menggunakan bahasa (how to teach/practice). Ketika
kedua aspek ini dijalankan secara bersamaan, disinilah guru dapat
Matrik emosi di Malaysia mahu pun di Indonesia diperingkatkan
mengetahui/merasakan sikap siswa terhadap Bahasa Inggris melalui proses
kepada 3 tahap mengikut kategori; rendah, sederhana dan tinggi
pengamatan. Jika proses what to teach nya menarik dan mudah dipahami,
berdasarkan ukuran 5 skala Likert = 3 ÷ 5.00 = 1.66 bagi menentukan
maka sikap siswa terhadap cara pembelajaran guru serta Bahasa Inggris
kedudukan emosi seseorang pelajar di universiti seperti jadual 2 berikut:
sebagai mata pelajaran akan menguat yang disebut dengan aspek menjaga
sikap (how to maintain). Jadi, pastikan dalam melaksanakan penilaian ketiga
Jadual 2 : Matrik pengkuran emosi aspek ini disarankan kepada guru mengikuti urutan sebagai berikut: what to
Konstruk Indikator Rendah Sederhana Tinggi teach(cognitive); how to teach/practice(psychomotor); and how to maintain
(affective) secara otentik.
2. Emosi 1. Emosional Test 0.00 - 1.66 1.67 - 3.33 3.34 - 5.00
a) Kesedaran 2. Memahami jenis-jenis penilaian otentik (O’Malley & Pierce, 1996)
kendiri Assessment Descri Advantages
b) Kemahiran ption
sosial
Oral interview Teacher asks - Informal and
c) Pengurusan
student relaxed context
emosi
questions - Conducted over
d) Empati
about successive days
personal with each student
Konsep Contoh dan Pentaksiran Rohani background,
activities, - Record observations
Falsafah Pendidikan Kebangsaan menuntut pembangunan menyeluruh
readings, and on an interview
potensi murid dari aspek Jasmani, Emosi, Rohani dan Intelek. Namun,
interests. guide
penekanan kepada peperiksaan menyebabkan proses Pengajaran dan

100 233
aspek sikap ini merupakan salah satu persyaratan dalam penentuan Pembelajaran lebih menjurus kepada menyediakan murid untuk boleh
kenaikan kelas. Aspek penilaian sikap dalam Kurikulum 2013 ini mencakup menjawab soalan peperiksaan sahaja. Malah, sistem pentaksiran murid
dua sub-aspek utama yakni penilaian sikap spiritual dan penilaian sikap sedia ada juga lebih mengarah kepada pentaksiran aspek intelek sahaja
sosialyang dapat dilakukan melalui proses menerima, menjalankan, tanpa memberi banyak tumpuan kepada penilaian pertumbuhan dan
menghargai, menghayati, dan mengamalkan dalam konteks membentuk perkembangan potensi-potensi lain. Menurut Kamarul Azmi Jasmi dan Ab.
“perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, Halim Tamuri. (2007) pentaksiran rohani pelajar dinilai melalui beberapa
dan bertanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial cara untuk memberi gambaran yang menyeluruh mengenai profil pelajar
dan alam sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain” (Kemendikbud, 2013). dari segi amalan agama iaitu melalui : pemerhatian, senarai semak dan skala
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa guru diharapkan memiliki pemeringkatan dan temu bual.
tingkat kemampuan menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan a. Pemerhatian
mengamalkan penilaian berbasis kelas yang tinggi pula dalam proses
belajar-mengajar sehingga akan mudah bagi meraka dalam merancang Melalui pemerhatian, guru dapat mengenal pasti dan mencatat ciri-ciri
penilaian hasil belajar termasuk penilaian hasil belajar mata pelajaran perkembangan pelajar dari aspek rohani seperti menghayati nilai kebersihan
Bahasa Inggris. fizikal dan mental, nilai harga diri, kecintaan kepada Negara dan
seumpamanya yang dapat mencerminkan aspek berkenaan dalam diri
Namun demikian, dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas ini, pelajar tersebut.
guru diharapkan melakukan penilaian terhadap pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa secara nyata/otentik sehingga penilaian ini disebut pula
dengan penilaian otentik (authentic assessment) dalam proses belajar- b. Senarai Semak dan Skala Pemeringkatan
mengajar. Penilaian otentik dapat di refleksikan sebagai satu jenis penilaian
Senarai semak dan skala pemeringkatan boleh digunakan oleh guru
yang dilakukan pada saat satu atau beberapa kegiatan dilakukan oleh siswa
untuk mentaksir aspek rohani dalam kalangan pelajar. Guru perlu
secara nyata sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru (O’Malley &
menyediakan senarai semak atau skala pemeringkatan yang mengandungi
Pierce, 1996). Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk
unsur-unsur rohani yang ingin ditaksir. Sebagai contoh, dalam Perkara Asas
membuat rancangan penilaian hasil belajar yang otentik yakni rancangan
Fardhu Ain (PAFA) (Kamarul Azmi Jasmi dan Ab. Halim Tamuri, 2007) dan
penilaian yang merefleksikan penilaian aspek sikap spiritual (KI1.1),
borang penilaian (Mohd.Azani Ghazali, 1999).
penilaian aspek sikap sosial (KI1.2), penilaian aspek pengetahuan (KI.2),
serta penilaian aspek keterampilan (KI.3) siswa yang sebenarnyasecara
nyata selama proses belajar-mengajar berlangsung (Kemendikbud, 2013). c. Temu bual
Iaitu menemu bual sendiri responden bagi mendapatkan pengakuan
D. Rancangan Penilaian Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris lisan mengenai amalan keagamaan mereka.

Dalam membuat rancangan penilaian hasil belajar mata pelajaran Matrik emosi di Malaysia mahu pun di Indonesia diperingkatkan
Bahasa Inggris secara akurat, maka guru disarankan mengikuti rambu- kepada 3 tahap mengikut kategori; rendah, sederhana dan tinggi
rambu sebagai berikut: berdasarkan ukuran 5 skala Likert = 3 ÷ 5.00 = 1.66 bagi menentukan
kedudukan emosi seseorang pelajar di universiti seperti jadual 3 berikut:

232 101
Jadual 3 : Matrik pengkuran emosi menerapkan langkah-langkah saintifik yang berorientasi pada proses
exploration, elaboration, dan confirmation. Sementara itu, dalam Kurikulum
Konstruk Indikator Rendah Sederhana Tinggi
2013, ketiga proses ini juga tetap dilakukan tetapi perlu dikembangkan
3. Rohani 1. Solat 0.00 - 1.66 1.67 - 3.33 3.34 - 5.00 dengan pendekatan saintifik yang mencakup observing, questioning,
2.Puasa associating, experimenting, networking, serta communicating. Dengan demikian,
3.Membaca al- pendekatan pembelajaran dalam Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
Qur’an adalah saling melengkapi.
4.Amalan Wirid
5.Sifat Terpuji
6.Pencapaian C. Penilaian Hasil Belajar
Peperiksaan Seterusnya, dalam konteks rancangan penilaian hasil belajar
Pengetahuan khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, baik Kurikulum 2006 dan
Agama Islam / Kurikulum 2013 masih menggunakan penilaian berbasis kelas (classroom-
moral peringkat based assessment) yakni jenis penilaian yang merujuk kepada aspek
SPM pengetahuan (cognitive), aspek keterampilan (psychomotor), dan aspek sikap
(affective). Aspek pengetahuan (cognitive) mencakup penilaian tulis (written
Konsep Dan Contoh Pentaksiran Intelek assessment), penilaian kinerja (performance assessment), dan penilaian
portofolio (portfolio assessment). Aspek keterampilan (psychomotor) mencakup
Banyak cara boleh mengkelaskan penilaian. Penilaian yang dibuat
penilaian diri (self/peer assessment), penilaian produk (product assessment), dan
berasaskan tujuan dan masa boleh dikelaskan kepada penilaian formatif,
penilaian proyek (project assessment); sementara itu, aspek sikap (affective)
sumatif, pra kelayakan dan diagnostik serta alternatif. Penilaian pengajaran
hanya mencakup penilaian sikap (attitude assessment).
juga boleh dilakukan melalui pelbagai hasil pembelajaran pelajar seperti;
disertasi, projek, kajian kes, portfolio, bengkel, seminar dan oral pelajar. Penilaian sikap (attitudes assessment) dan penilaian diri (self/peer
Penilaian sumatif digunakan bagi menentukan tahap penguasaan pelajar assessment) berisikan informasi tentang domain afektif, sedangkan penilaian
dalam keseluruhan kursus. Penilaian sumatif biasanya dilakukan pada akhir kinerja (performance assessment), penilaian proyek (project assessment),
sesi kursus. Contoh penilaian sumatif ialah ujian akhir semester. danpenilaian produk (product assessment) mengumpulkan informasi tentang
Memandangkan penilaian sumatif dibuat pada akhir kursus, skor-skor dari domain keterampilan; penilaian tulis (written assessment) menilai domain
penilaian sumatif biasanya lebih berguna untuk tujuan melaporkan kognitif; dan akhirnya, penilaian portofolio (portfolio assessment)
kemajuan pelajar daripada memperbaiki kelemahan awal pengajaran mengumpulkan dan menyimpan informasi berkenaan dengan pengetahuan,
pensyarah dan pembelajaran pelajar. Peratusan yang diamalkan dalam sikap, dan keterampilan terhadap mata pelajaran tertentu serta berfungsi
penilaian sumatif kebiasaannya berada dalam lingkungan 50% – 70%. sebagai bukti dari proses belajar-mengajar (Forgette & Marielle, 2000; Leahy,
Pemberatan penilaian sumatif bergantung kepada jenis kursus yang 2005; Zakaria, 2006; Tola, 2006; Tillema, 2011; Tierney & Marielle, 2004;
ditawarkan oleh fakulti. Popham, 1995).

Manakala penilaian formatif digunakan secara berterusan untuk Hasil penelitian mengenai pelaksanaan jenis-jenis penilaian berbasis
mengesan kemajuan yang dicapai oleh pelajar dalam unit-unit pelajaran kelas (classroom-based assessment) menunjukkan bahwa guru-guru mata
yang diajar. Penilaian formatif dilakukan bagi memastikan pelajar telah pelajaran Bahasa Inggris SMP Negeri di Provinsi Riau memiliki tingkat yang
menguasai setiap unit pelajaran sebelum mereka diperkenalkan dengan unit sedang pada aspek pengetahuan dan aspek keterampilan; tetapi memiliki
pelajaran baru seterusnya. Penilaian formatif sangat berguna bagi tujuan tingkat yang tinggi pada aspek sikap terhadap pelaksanaan penilaian
diagnosis. Dengannya punca-punca kelemahan pelajar dapat dikesan. berbasis kelas (Azhar, 2012). Hasil kajian ini tentu saja sangat mendukung
Penilaian formatif dapat menentukan samada pelajar telah bersedia untuk tujuan dari Kurikulum 2013 yakni lebih mengutamakan penilaian pada
mengikuti pelajaran berikutnya yang lebih tinggi dan rumit. Penilaian aspek sikap baru diikuti oleh aspek pengetahuan dan keterampilan; bahkan
102 231
menunjukkan perbedaan target yang signifikan antara satu mata pelajaran formatif juga boleh meningkatkan motivasi pelajar untuk belajar.
dengan mata pelajaran lainnya termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Penggunaan penilaian formatif sangat ditekankan di universiti. Pencapaian
Namun demikian, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris mulai dari ujian formatif tidak sesuai digredkan. Terdapat lima jenis penilaian yang
Kurikulum 1974 hingga Kurikulum 2004 telah terjadi perubahan pada digunakan di universiti. Pertama; penilaian autentik (sumatif), kedua;
pendekatan yang digunakan termasuk rancangan penilaian hasil belajarnya. penilaian kompetensi (ujian prestasi), ketiga ; penilaian proses dan produk
Kurikulum 1974, berorientasi pada grammar translation method; Kurikulum (ujian pencapaian), keempat: penilaian berterusan (ujian formatif) dan
1984 berorientasi pada communicative approach; Kurikulum 1994 berorientasi kelima; penilaian afektif (ujian prestasi).
pada meaningful language learning; dan Kurikulum 2004 berorientasi pada CGPA atau PNGK (Purata Mata Gred Terkumpul) baik di Malaysia
competency-based curriculum. Akan tetapi, Kurikulum 2006 yang berorientasi mahu pun di Indonesia adalah sama 0.00 – 4.00. Dalam kajian ini sahaja
pada school-based curriculum dan Kurikulum 2013 yang berorientasi pada CGPA di peringkatkan kepada tiga kategori (rendah, sederhana dan tinggi)
scientific approach diberlakukan kembali baik pendekatan pembelajaran = 3 ÷ 4.00 = 1.33 bagi menentukan kedudukan inteleks seseorang pelajar di
maupun rancangan penilaian hasil belajarnya yakni berlaku secara umum universiti seperti jadual 4 berikut.
terhadap semua mata pelajaran tanpa terkecuali (Depdikbud, 1974, 1984,
1994; Depdiknas, 2004, 2006; Kemendikbud, 2013).
Jadual 4 : CGPA atau PNGK (Purata Mata Gred Terkumpul)
CGPA / PNGK Kateogri
B. Pendekatan Pembelajaran
Jika ditinjau dari sudut pendekatan, secara umum pendekatan 0.00 – 1.33 Rendah
pembelajaran yang digunakan dalam kedua kurikulum ini (Kurikulum 2006 1.34 – 2.67 Sederhana
dan Kurikulum 2013), menunjukkan sedikit perbedaan. Pendekatan
2.68 – 4.00 Tinggi
pembelajaran pada Kurikulum 2006 ditujukan pada penggunaan model-
model pembelajaran efektif yang dapat dipilih oleh guru sesuai dengan
keterampilan bahasa (language skills) termasuk pokok bahasa (lesson material) PERSOALAN KAJIAN
yang akan diajarkan. Jadi dalam konteks ini, guru diberi kebebasan untuk
Institut Pengajian Tinggi (IPT) sebagai institusi pendidikan tertinggi
memilih model-model pembelajaran efektif yang diinginkannya (Yustisia,
harus menjadi tempat yang paling sesuai untuk menggilap JERI pelajar.
2008). Sementara itu, dalam Kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran
Pelajar IPT pula perlu mempunyai keinginan dan keupayaan untuk
yang disarankan adalah pendekatan saintifik (scientific approach) yang
melibatkan diri dalam proses pembentukan modal insan dengan minda
mencakup aktivitas pembelajaran seperti berikut: observasi (observing),
kelas pertama ini. Justeru pentaksiran keseimbangan JERI mesti
bertanya (questioning), Menalar (associating), mencoba (experimenting),
dilaksanakan sefar menyeluruh oleh university dengan melibatkan semua
membuat jaringan (networking), dan mengkomunikasikan (communicating)
pihak yang ada hubungan dengan pelajar. Oleh itu, persoalan kajian ini
(Kemendikbud, 2013).
merangkumi:
Namun demikian, pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam
1. Sejauhmanakah perisian (software) berbantukan komputer bagi melihat
kedua kurikulum ini ditinjau dari aspek pelaksanaannya menunjukkan
keseimbangan JERI (Jasmani, Emosi, Rohani Dan Intelek) seseorang
aktivitas atau langkah-langkah pelaksanaan yang tidak jauh berbeda bahkan
pelajar di Institut Pengajian Tinggi Awam Malaysia dapat dibangunkan
saling melengkapi. Tingkat persamaan tersebut terletak pada langkah-
serta berkesan dalam mentaksir JERI pelajar?
langkah pembelajaran (kegiatan inti) yang dirancang oleh guru secara
tertulis dalam Rencana Pengembangan Pembelajaran (RPP) nya. Sebagai 2. Sejauhmanakah seseorang pelajar di Institut Pengajian Tinggi Awam
contoh, dalam Kurikulum 2006, guru menggunakan pendekatan Malaysia mempunyai keseimbangan JERI (Jasmani, Emosi, Rohani Dan
pembelajaran model pembelajaran Student Team Achievement Division Intelek) bagi mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis?
(STAD). Model pembelajaran STAD ini tentu saja dilaksanakan dengan METODOLOGI
230 103
Kajian ini menggunakan rekabentuk survey sebagai asas untuk RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
mengumpulkan data daripada responden. Kajian ini juga tergolong dalam BAHASA INGGRIS DALAM KURIKULUM 2013: SATU PENILAIAN
kajian berbentuk ‘testing out research’ melalui ‘Pembangunan Software
Model Pentaksiran JERI’. Tujuan kajian ini adalah untuk membangunkan
atau menghasilkan satu perisian (software) berbantukan komputer bagi Fadly Azhar
melihat sifat holistik seseorang pelajar universiti melalui keseimbangan JERI
(Jasmani, Emosi, Rohani Dan Intelek). Sampel kajian dipilih secara random
Abstrak
antara kedua buah negara Malaysia (Universiti Malaya, Kuala Lumpur) n =
81 dan Indonesia (Universitias Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta) n = Perubahan kurikulum dari masa ke masa yakni mulai dari tahun 1947, 1964,
76. Empat bentuk instrument digunakan dalam kajian ini. Pertama; Indeks 1968, 1974, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006 hingga 2013 secara langsung
Jisim Badan (BMI) untuk ujian kesihatan jasmani, ‘emosional test’ untuk menyebabkan terjadinya perubahan pada pendekatan pembelajaran serta
kestabilan emosi, soal selidik rohani dan CGPA atau PNGK pelajar untuk rancangan penilaian hasil belajarnya. Dengan kata lain, setiap kurikulum
melihat domain inteleks. Pekali alpha ΅ȱ ‹Š’ȱ ˜–Š’—ȱ Ž–˜œ’ȱ ƽȱ ǯŝŜşȱ Š—ȱ memiliki pendekatan serta rancangan penilaian hasil belajarnya yang
›˜‘Š—’ȱ ΅ȱ ƽȱ ǯŞřŘȱ –Ž—ž—“ž””Š—ȱ Internal Consistency kebolehpercayaan item senantiasa berbeda antara satu kurikulum dengan kurikulum lainnya.
adalah baik. Bagi mengesahkan insturmen kajian, penyelidik menggunakan Pendekatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 berorientasi pada
teknik Criterion – Related Evidence untuk mengumpulkan bukti (collecting pendekatan ilmiah (scientific approach) dan rancangan penilaian hasil
evidence) melalui sekumpulan pakar rujuk (expert judgment). belajarnya berorientasi pada penilaian otentik yang mencakup penilaian
aspek sikap spiritual (KI1.1), penilaian aspek sikap sosial (KI1.2), penilaian
aspek pengetahuan (KI.2), serta penilaian aspek keterampilan (KI.3).
Reka Bentuk Dan Kerangka Kajian Makalah ini membahas tentang langkah-langkah pendekatan pembelajaran
Reka bentuk kajian ini adalah ‘kajian reka bentuk perisian dan dan rancangan penilaian hasil belajar Bahasa Inggris berdasarkan
pembangunan modul’. Matlamatnya adalah bagi menghasilkan satu Kurikulum 2013 yang ditinjau dari aspek context, input, process, dan product
perisian (software) keseimbangan JERI (Jasmani, emosi, Rohani dan Intelek) (Stufflebeam, 1971).
seseorang pelajar di Fakulti Pendidikan, Institusi Pengajian Tinggi Awam Kata-kunci: pendekatan saintifik, rancangan penilaian hasil belajar,
Malaysia. Reka bentuk pembangunan dibuat berdasarkan Richey dan Klien kurikulum 2013
(2007). Reka bentuk kajian ini bersifat menguji dan mengesahkan seara
praktik. Kajian pembangunan modul Jeri berasaskan perisian (software)
berkomputer ini mengandungi tiga fasa; pertama, analisis keperluan, kedua, A. Kurikulum dari Masa Ke Masa
reka bentuk dan pembangunan dan ketiga. Perubahan kurikulum berkenaan dengan pendidikan di Indonesia
telah terjadi sebanyak sebelas kali perubahan yakni dalam kurun waktu
antara tahun 1947 hingga tahun 2013 (Riau Pos, 2014). Menurut harian ini,
Fasa 1 Analisis Keperluan
tiap-tip kurikulum memiliki rancangan pendekatan seperti berikut:
Teknik Pembangunan Model Pentaksiran JERI (Jasmani, Emosi, Rohani, Kurikulum 1947 terfokus pada rencana pembelajaran yang di rinci dalam
Intelek) Di Sekolah Dan Institut Pengajian Tinggi Awam rencana pembelajaran terurai. Kurikulum 1964& 1968 ditujukan
padarencana pendidikan sekolah dasar. Kurikulum 1973 berpedoman pada
proyek perintis sekolah pembangunan. Kurikulum 1975 berfokus pada
Teknik penaksiran bagi Model JERI, dibuat melalui setiap individu pembinaan sekolah dasar. Secara garis besar, kurikulum dalam kurun waktu
pelajar secara formatif dari awal hingga penghujung semester. Proses 1947 – 1975 ini menunjukkan pendekatan yang lebih berorientasi pada
pentaksiran dibuat secara formatif (berterusan) daripada awal hingga rancangan penilaian hasil belajar yang berlakuk secara umum bagi semua
penghujung semester bagi mengenalpasti keseimbangan Jasmani, Emosi, mata pelajaran di berbagai tingkat satuan pendidikan yakni belum
Rohani dan Intelek pelajar. Pentaksiran model Jeri mencakupi aspek berikut:
104 229
Pejabat Pelajaran Daerah Tongod/Telupid (2013). Keputusan Peperiksaan 1. Penaksiran jasmani
Sijil Pelajaran Malaysia dan Penilaian Menengah Rendah. 2. Pentaksiran emosi
Pelan Pembangunan Pendidikan 2012-2025, Kementerian Pelajaran
Malaysia. 3. Pentaksiran rohani
Raihaniah Zakaria (1991). Falsafah Pembangunan Kemasyarakatan Menurut Ibn 4. Pentaksiran intelek
Khaldun. Latihan Ilmiah, Ijazah Sarjana Muda Usuluddin, Universiti
Dengan itu pentaksiran JERI mengikut indikatornya dibuat mengikut
Malaya.
komponen-komponen seperti jadual 5 berikut :
Rohana Hamzah (2010). Mengenali Manusia Asas Pembangunan Pendidikan
Berkualiti. Johor: Universiti Teknologi Malaysia.
Rosnani Hashim (2001). Kurikulum Pendidikan Dari Perspektif Islam Dalam Jadual 5 : Model JERI dan Jenis Pentaksiran
Konteks Pendidikan Di Malaysia. Jurnal Pendidikan Islam, 9 (4), 9-26.
Model JERI Jenis Penaksiran
Seman Saleh (2005). Pelaksanaan Pengajaran Dan Pembelajaran Bahasa
1. Jasmani Pelajar IPTA:
Melayu: Kajian Kes Di Sebuah Sekolah Rendah Di Daerah Jerantut,
1. Ujian Kecergasan Berasaskan Kesihatan (Individual
Pahang Darul Makmur. Jurnal Institut Perguruan Bahasa Asing, Jilid
Fitness Test
3(2), 27-44.
Evaluation):
Sharifah Alawiyah Alsagoff (1986). Ilmu Pendidikan: Pedagogi. Kuala Lumpur:
1.1 Komposisi Badan (BMI)
Heinemann.
2. Emosi 1. Emosional Test:
Shirley Tay S.H dan Shukery Mohamed (2006). Issues In Teaching and
i. Kesedaran kendiri
Learning Sciences and Mathematics In English In Sabah. Proceedings from
ii. Kemahiran Sosial
the National Seminar on Language Teaching. Universiti Malaysia
iii. Pengurusan Emosi
Sabah, 83-96.
iv. Empati
Sinagatullin, I.M. (2001). Expectant Times: Rural Education In Russia. Journal
3. Rohani 1. Soal selidik Rohani
Education Review, Vol.53(1), 37-45.
4. Intelek 1. Pencapaian CGPA/PNGK Semester akhir di universiti
Slavin, R.E (1991). Educational Psychology. Boston: Allyn Bacon.
Tengku Sarina Aini & Faridah Che Husein (2008). Pendekatan Individu
dalam Pengajaran Pendidikan Islam sebagai Wahana Melahirkan Fasa 2 Rekabentuk Dan Pembangunan
Modal Insan Bertamadun, Jurnal Usuluddin, 27, 141-156. Rekabentuk dan pembangunan mencakupi mereka bentuk perisian
Zawawi Ahmad (1984). Kaedah dan Teknik Pengajaran Pendidikan Islam. (software) JERI yang dibuat melalui bantuan pakar IT (Formats Sdn. Bhd).
Selangor: International Book Service. Semua pembolehubah JERI dan statistik dimasukkan bagi membuat modul
pentaksiran JERI yang boleh digunapakai serta berkesan dalam mengukur
JERI terhadap seseorang pelajar IPTA. Software JERI di bina barasaskan
kepada dua komponen; pertama ‘data entry system’ dan kedua ‘report’.

Fasa 3 Pelaksanaan
Dalam fasa fasa 3 kajian rintis dibuat bagi menguji instrument dari segi
kebolehpercayaan dan keesahan kajian, Juga bagi menguji kebolehgunaan
dan keberkesanan program/software JERI melalui ‘tyr run’ terhadap 30
sampel yang dibuat di Universiti Malaya.

228 105
Metrik Pengukuran Jeri Ibnu Khaldun (2000). Muqaddimah Ibnu Khaldun. Kuala Lumpur: Dewan
Sistem metrik berikut digunakan bagi melihat kesimbangan keempat- Bahasa dan Pustaka.
empat komponen JERI (Jasmani, Emosi, Rohani, Intelek) di Institut Pengajian Jemaah Nazir Persekutuan (1986). Laporan Tahunan Jemaah Nazir
Tinggi Awam Malaysia dan Indonesia. Oleh kerana setiap komponen JERI di Persekutuan. Kuala Lumpur: Jemaah Nazir Sekolah Persekutuan,
beri pemberatan (weightage) maka kesesuaian bagi interval bagi tahap Kementerian Pendidikan Malaysia.
Kamarul Azmi Jasmi dan Abdul Halim Tamuri (2012). Kaedah Pengajaran
kesimbangan ‘rendah’, ‘sederhana’ dan ‘tinggi’ adalah 8.33 (25 ÷ 3) seperti
Dan Pembelajaran Pendidikan Islam. Johor: Universiti Teknologi
jadual 6 berikut:
Malaysia.
Solstad, K. J. (2009). The Impact Of Globalisation On Small Communities And
Jadual 6 : Metrik Pengukuran JERI Small Schools In Europe. International Symposium for Innovation in
Rural Education Improving Equity in Rural Education, Vol. 59 (7), 3-5.
Model Instrumen Metrik Pengukuran
Michael Brett (1999). Ibnu Khaldun And The Medieval Maghrib. Asugate
JERI
Publishing Limited.
1.Jasmani Ujian Kecergasan Kurus Normal Gemuk Misnan Jemali (2006). Metodologi Pengajaran Al-Quran Sekolah Menengah.
Berasaskan (kurang (ideal) (Berat Badan Kajian Cuti Sabatikal. Tanjung Malim, Universiti Pendidikan Sultan
Kesihatan berat) (18.5 - 24.9) Berlebihan) Idris.
(Individual Fitness (<18.5) (25 - 29.9) Misnan Jemali (2008). Amalan Pengajaran Guru Dalam Pengajaran dan
Test Evaluation) Pembelajaran Tilawah Al-Quran Sekolah Menengah. Tesis Phd, Universiti
berdasarkan ujian Kebangsaan Malaysia.
BMI (Bass Index Mohd Faruq (1998). Al-Fikr Al-Khalduni min Khilal al-Muqaddimah. Beirut: Al-
Body) Risalah Publisher.
2. Emosi Emosional Test Muhammad Abdullah Enan (2012). Ibnu Khaldun Riwayat Hidup Dan
Karyanya (terj.). Kuala Lumpur: Institut Terjemahan Negara Malaysia
3. Rohani Pencapaian Rendah Sederhana Tinggi (T)
Berhad.
Peperiksaan (R) (S) 3.34 - 5.00 Muhammad Iqbal (1981). The Reconstruction Of Religion Thought In Islam.
Pengetahuan 0.00 - 1.66 1.67 - 3.33 New Delhi: Bavana.
Agama Islam /
Muliyadi Bin Mohammed (2012). Keberkesanan Teknik Soaljawab Dalam
moral di
Pengajaran Akhlak Pendidikan Islam Tahun Enam. Tesis Sarjana,
sekolah/IPTA
Universiti Malaya.
4. Intelek Pencapaian CGPA Rendah Sederhana Tinggi (T) Nik Mustapha Nik Hassan (1194). Falsafah Pengurusan Dalam Islam. Seminar
Akhir di university (R) (S) 2.68 – 4.00 Pengurusan Abad ke 21 Peringkat Kebangsaan. 21-23 Ogos 1994,
0.00 – 1.33 1.34 – 2.67 Universiti Utara Malaysia.
Nor Azilah Ngah dan Zarina Shukur (1997). Projek Percubaan Pengenalan
Kepada Komputer. Berita Matematik, April, 5-11.
LAPORAN KAJIAN Nora’shikin Bawi (2012). Intergrasi Komputer Dalam Pengajaran Dalam
Kalangan Guru Pendidikan Islam Sekolah Rendah. Tesis Sarjana,
Laporan kajian ini adalah berdasarkan hasil dapatan daripada
Universiti Malaya.
keseluruhan 5 buah universiti awam Malaysia dan sebuah universitas di
Indonesia. Norhayati Ramlah & Mohd Yusof Abdullah (2011). Pengaruh Indigenous
Pedagogy Terhadap Peranan Guru Dalam Proses Pengajaran Dan
Pembelajaran Di Kawasan Pedalaman. Jurnal Pendidikan, Universiti
Malaya (Edisi Khas),1-10.
106 227
Laporan Penyelidikan. Fakulti Pendidikan, Universiti Kebangsaan Jantina
Malaysia, Bangi. Jadual 7 : Taburan Responden Mengikut jantina
Abd Munir Mohamed Noh (2005). Falsafah Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun
Dan John Dewey: Kajian Perbandingan. Tesis Sarjana, Akademi Bil Malaysia (UM) Indonesia (UIN)
Pengajian Islam, Universiti Malaya. Perihal Kekerapan Peratusan Kekerapan Peratusan
Abdul Halim El-Muhammady (1998). Pendidikan Islam Falsafah, Disiplin dan
1 Lelaki 10 13.2 28 36.8
Peranan Pendidik. Selangor: Dewan Pustaka Islam.
Abdullah Amin Al-Nukmy (1995). Kaedah Dan Kurikulum Pendidikan Islam 2 Perempuan 66 86.8 48 63.2
Menurut Ibnu Khaldun dan Al-Qabisi. Kuala Lumpur: Pustaka Syuhada. Jumlah 76 100.0 76 100.0
Adam Hamzah (2005). Metode Menuntut Ilmu Mengikut Perspektif Ibn Khaldun.
Latihan Ilmiah, Ijazah Sarjana Muda Usuluddin, Universiti Malaya.
Ahmad Zabidi Abdul Razak dan Fathiah Saini (2006). Kepimpinan Jadual 7 di atas bagi data Universiti Malaya, Kuala Lumpur
Pengajaran Daripada Perspektif Islam Ke Arah Pembentukan menunjukkan pelajar perempuan 87.7 peratus (78) lebih ramai berbanding
Komuniti Sekolah Yang Cemerlang. Masalah Pendidikan, Universiti pelajar lelaki 12.3 peratus (10). Manakala data Universitas Islam Negeri,
Malaya, 5-14. Yogyakarta menunjukkan pelajar perempuan 63.2 peratus (48) lebih ramai
Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad (1998). Ihya’ Ulum al- berbanding pelajar lelaki 36.8 peratus (28).
Din. Al-Qaherah: Dar al-Hadith.
Anupam Azra (2009).The Monthly Journal Ministry Of Rural Education.
International Symposium for Innovation in Rural Education Umur
Improving Equity in Rural Education. Vol. 59(7), 1-3. Jadual 8 : Taburan Responden Mengikut umur
Azmi Mamat (2005). Beberapa Aspek Pemikiran Kritis Ibn Khaldun Kajian Dalam
Bil Malaysia (UM) Indonesia (UIN)
Kitab Al-Muqaddimah. Kertas Projek Ijazah Sarjana Muda Usuluddin,
Universiti Malaya. Perihal Kekerapan Peratusan Kekerapan Peratusan
Baharin Bin Abu & Norhidayah Ismail (2010). Tahap Kesediaan Guru Pelatih 1 21 tahun 8 10.5 5 6.5
Fakulti UTM Untuk Berkhidmat Di Kawasan Pedalaman. Laporan
Penyelidikan, Universiti Teknologi Malaysia, Johor. 2 22 tahun 19 25.1 21 27.6
Barter, B. (2008). Rural Education: Learning To Be Rural Teacher. Journal of 3 23 tahun 49 64.4 50 65.9
Workplace Learning, Vol.20 (7/8), 468-479.
Jumlah 76 100.0 76 100.0
Eppley, K.(2009). Rural School and the Highly Qualified Teacher Provision
of No Child Left Behind: A Critical Policy Abalysis. Journal Of Research
In Rural Education. Jadual 8 di atas bagi data Universiti Malaya, Kuala Lumpur
Fuad Baali dan Ali Wardi (2003). Ibnu Khaldun & Pola Pemikiran Islam. menunjukkan pelajar yang berumur 23 tahun adalah 66.8 peratus (54 ) lebih
Jakarta: Pustaka Firdaus. ramai berbanding pelajar yang berumur 22 tahun 23.4 peratus (19) dan
Gamal Abdul Nasir Zakaria (2003). Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam. Kuala umur 21 tahun 9.8 peratus (8). Manakala data Universitas Islam Negeri,
Lumpur. PTS Publications & Distributors Sdn. Bhd. Yogyakarta menunjukkan pelajar yang berumur 23 tahun adalah 65.9
Ghazali Darusalam (2000). Kursus Tamadun Islam Dan Pendidikan Moral. peratus (50 ) lebih ramai berbanding pelajar yang berumur 22 tahun 27.6
Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn. Bhd. peratus (21) dan umur 21 tahun 6.5 peratus (5).
Hassan Langgulung (1995). Pendidikan Islam Dan Peralihan Paradigma. Shah
Alam: Pustaka Hizbi.
Ibnu Khaldun (1995). Muqaddimah (terj). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
226 107
Agama dipertimbangkan seperti persediaan guru dan kemudahan sedia ada di
Jadual 9 : Taburan Responden Mengikut agama sekolah untuk digunakan semasa pengajaran dalam pembelajaran.
Selain itu, Jabatan Pelajaran Negeri (JPN) dan Jemaah Nazir dapat
Bil Malaysia (UM) Indonesia (UIN)
membantu dan memantau guru-guru di pedalaman dengan lebih sempurna.
Perihal Kekerapan Peratusan Kekerapan Peratusan Kedua-dua jabatan ini mampu menyelia sekolah-sekolah pedalaman dengan
1 Islam 64 84.2 76 100 telus dan akan berlaku peningkatan kualiti pendidikan pelajar di pedalaman.
Sebagai contoh amalan pengajaran guru berdasarkan indigenous pedagogy,
2 Kristian 9 11.9 - -
memberikan panduan untuk merancang aktiviti berdasarkan persekitaran di
3 Buddha 3 3.9 - - pedalaman dan sentiasa memberikan jalan penyelesaian terbaik terhadap
Jumlah 76 100.0 76 100.0 permasalahan-permasalahan dan cabaran-cabaran pembelajaran yang
berlaku di pedalaman. Secara langsung pihak JPN juga dapat memberikan
perhatian yang lebih kepada sekolah-sekolah pedalaman supaya pendidikan
Jadual 9 di atas bagi data Universiti Malaya, Kuala Lumpur yang diterima oleh pelajar adalah adil dan saksama seperti pelajar di bandar.
menunjukkan pelajar yang beragama Islam 79.0 peratus (64) lebih ramai Ini secara tidak langsung akan meningkatkan motivasi guru untuk mengajar
berbanding pelajar yang beragama Kristian 11.1 peratus (9) dan agama dan pelajar mempelajari Pendidikan Islam dengan lebih sempurna di
Buddha 9.9 peratus (8). Manakala data Universitas Islam Negeri, Yogyakarta pedalaman . Modul amalan pengajaran guru berkesan di pedalaman boleh
menunjukkan semua pelajarnya beragama Islam 100.0 peratus (76). difikir dan dilaksanakan dengan strategi yang sempurna dan ilmiah.

Bangsa RUMUSAN
Jadual 10 : Taburan Responden Mengikut bangsa Pendidikan Islam memainkan peranan yang penting dalam kehidupan.
Kesempurnaan akhlak, keindahan peribadi, kemuliaan ibadah, kebesaran
Bil Malaysia (UM) Indonesia (UIN)
kandungan al-Quran dan pemurnian akidah adalah datang dari Islam.
Perihal Kekerapan Peratusan Kekerapan Peratusan Untuk mendatangkan keindahan dan menjadikan Islam itu sebagai satu cara
1 Melayu 51 67.1 - - hidup, maka guru memainkan semua peranan utama ini untuk menjadikan
pendidikan seumur hidup kepada para pelajar (Abdul Halim El-
2 China 13 17.1 - -
Muhammady,1998).
3 India 8 10.5 - -
Melihat kepada keupayaan sebenar murid untuk menerima ilmu di
4 Brunei 1 1.3 - - kawasan pedalaman memerlukan komitmen penuh daripada guru. Murid
5 Kadazan 2 2.7 - - yang dahagakan ilmu memerlukan guru yang pemurah dengan air ilmu
kerana Allah. Justeru amalan pengajaran guru Pendidikan Islam yang positif
6 Bugis 1 1.3 - - penting terhadap pengajaran dalam pembelajaran pelajar di pedalaman.
7 Indonesia 76 100
Jumlah 76 100.0 76 100.0
RUJUKAN

Jadual 10 di atas bagi data Universiti Malaya, Kuala Lumpur Al-Quran


menunjukkan pelajar berbangsa Melayu 69.1 peratus (56) lebih ramai Ab. Halim Tamuri, Adnan Yusopp, Kamisah Osman, Shahrin Awaluddin,
berbanding pelajar berbangsa China 16.0 peratus (13), India 9.8 peratus (8), Zamri Abdul Rahim, & Khadijah Abdul Razak (2004). Keberkesanan
Brunei 1.2 peratus (1), Kadazan 2.5 peratus (2) dan Bugis 1.2 peratus (1). Kaedah Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Islam ke atas Diri Pelajar.
108 225
seperti kajian yang dijalankan oleh Adam Hamzah (2005). Keyakinan Manakala data Universitas Islam Negeri, Yogyakarta menunjukkan semua
pengkaji terhadap tokoh ini sangat tinggi memandangkan tokoh ini pelajarnya adalah bangsa Indonesia 100.0 peratus (76).
merupakan seorang ilmuan terkenal dan sangat mengutamakan pengajaran
al-Quran. Perkara ini disokong oleh Misnan Jemali (2006, 2008). Buktinya
teori yang terkandung dalam kitab al-Muqaddimah ini berdasarkan ruh al- Tahun Pengajian
Quran (Muhammad Iqbal,1981; Adam Hamzah 2005) dan berkonsepkan Jadual 11 : Taburan Responden Mengikut tahun pengajian
penurunan ayat al-Quran secara beransur-ansur (Misnan Jemali, 2008).
Bil Malaysia Indonesia
Tokoh ilmuan ini juga merupakan ilmuan Islam tersohor dengan
memberikan kuliah di Universiti Al-Azhar dan universiti-universiti lain. Perihal Kekerapan Peratusan Kekerapan Peratusan
Malah tokoh-tokoh barat amat menyanjungi Ibnu Khaldun sebagai tokoh 1 Tahun 3 8 10.6 17 22.4
pendidikan (Michael Brett,1999).
2 Tahun 4 68 89.4 59 77.6
Beberapa aspek pemikiran kritis Ibnu Khaldun telah dikaji oleh Azmi
Mamat (2005). Aspek pemikiran yang dimaksudkan adalah ketelitian, 76 100.0 76 100.0
penilaian, logik, disiplin dan etika dan proaktif. Selain itu, analogi dan
perbandingan, ketepatan dan mengkategorikan idea merupakan aspek
Jadual 11 di atas bagi data Universiti Malaya, Kuala Lumpur
pemikiran kreatif yang terhasil terdapat dalam kajian kitab tokoh ulung ini.
menunjukkan pelajar tahun 4 adalah 90.1 peratus (73) lebih ramai
berbanding pelajar tahun 3, 9.8 peratus (8). Manakala data Universitas Islam
KEPENTINGAN P & P DI SEKOLAH PEDALAMAN Negeri, Yogyakarta menunjukkan pelajar tahun 4, 77.6 peratus (59) lebih
ramai berbanding pelajar tahun 3, 22.4 peratus (17).
Manfaat kajian ini penting kepada Kementerian Pelajaran Malaysia
berfokuskan membangunkan potensi pelajar minda kelas pertama yang
seimbang daripada segi jasmani, emosi, rohani, intelek dan sosial (JERIS) di Pengajian / Kursus
kawasan pedalaman. Setiap dasar yang dirancang, digubal dan
Jadual 12 : Taburan Responden Mengikut Pengajian
dilaksanakan oleh kementerian untuk memperbaiki kurikulum dan
pengajaran dalam pembelajaran warga sekolah pedalaman perlu bersifat Bil Malaysia Indonesia
adil dan tidak berat sebelah seperti mempertimbangkan pelbagai faktor. Perihal Kekerapan Peratusan Kekerapan Peratusan
Antara faktor-faktor yang dimaksudkan ialah amalan pengajaran guru
1 Sains 13 17.1 - -
seperti indigenous pedagogy, iklim sekolah, kesediaan guru mengajar dan
tahap kesediaan pelajar untuk belajar di sekolah pedalaman. 2 Pendidikan 61 80.2 - -
Kajian ini diharapkan agar panitia Pendidikan Islam di sekolah-sekolah 3 Bahasa 2 2.7 - -
pedalaman merancang secara khusus pengajaran dalam pembelajaran 4 Tarbiyah - - 69 90.7
praktikal untuk ahli-ahli panitia. Dalam meningkatkan kualiti pengajaran
Pendidikan Islam, fokus yang perlu diberi perhatian serius seperti 5 B.Arab - - 7 9.3
pengajaran guru secara berkesan boleh melonjakkan prestasi akademik JUMLAH 76 100.0 76 100.0
pelajar khasnya dalam peperiksaan awam, Sistem Pentaksiran Berasaskan
Sekolah (PBS) dan peperiksaan atau ujian di peringkat sekolah. Panitia perlu
menilai kembali aktiviti-aktiviti panitia berkaitan amalan pengajaran guru Jadual 12 di atas bagi data Universiti Malaya, Kuala Lumpur
yang sesuai di pedalaman dengan pelbagai aktiviti bertema dan berfokus. menunjukkan pelajar pengajian Pendidikan Sains adalah 75.3 peratus (61)
Cabaran-cabaran pengajaran guru di pedalaman hendaklah lebih ramai berbanding pelajar pengajian Pendidikan 22.2 peratus (18) dan
pengian Bahasa 2.5 peratus (2). Manakala data Universitas Islam Negeri,

224 109
Yogyakarta menunjukkan pelajar pengajian Tarbiyah adalah 90.7 peratus Rajah 1:
(69) lebih ramai berbanding pelajar pengajian Bahasa Arab 9.3 peratus (7). Model Ibnu Khaldun dalam teori malakah dan tadrij

Universiti Malaya KAEDAH


PENGAJARAN TADRIJ
Jadual 13 : Keseimbangan JERI Di Universiti Malaya MALAKAH (KOGNITIF)

Bil Jasmani Emosi Rohani Intelek Keseimbangan JERI Tajuk-isu-isu, Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Penilaian &
(BMI) (mean) (mean) (CGPA) pengetahuan Rumusan
1 19.6 I 3.58 T 3.21 S 2.78 T Tidak Seimbang murid & set Objektif, Objektif, Objektif,
2 19.4 I 3.76 T 3.14 S 3.08 T Tidak Seimbang
induksi kaedah & kaedah & kaedah & *kesimpulan
3 21.6 I 3.58 T 2.36 S 3.04 T Tidak Seimbang
ABM ABM ABM *ulang tiga kali
*tahap akal *isu utama *isu *P&P lebih *Buat penilaian
4 20.7 I 3.91 T 3.74 T 3.65 T SEIMBANG
*kesediaan murid jelas & mendalam mendalam *Rumuskan
5 22.8 I 3.79 T 3.10 S 3.84 T Tidak Seimbang
terang *perincikan * dengan jelas
6 18.3 K 4.27 T 3.10 S 3.11 T Tidak Seimbang
*ulang isu serta menekankan sebanyak tiga kali
7 20.0 I 4.55 T 3.14 S 3.33 T Tidak Seimbang dengan contoh malakah
8 19.7 I 4.09 T 2.95 S 3.59 T Tidak Seimbang ringkas
9 19.7 I 4.18 T 3.86 T 3.63 T SEIMBANG
10 17.3 K 4.39 T 3.76 T 3.42 T Tidak Seimbang
11 18.6 I 3.48 T 2.88 S 3.49 T Tidak Seimbang
12 15.7 K 3.73 T 3.86 T 3.27 T Tidak Seimbang
Pencapaian akademik di kalangan murid
13 21.2 I 3.88 T 3.36 T 3.49 T SEIMBANG
14 16.2 K 3.82 T 3.24 S 3.29 T Tidak Seimbang
15 21.3 I 3.15 S 3.38 T 2.68 T Tidak Seimbang
16 31.1 G 3.58 T 2.95 S 3.30 T Tidak Seimbang
17 17.3 K 4.61 T 4.02 T 2.96 T Tidak Seimbang
Sumber: Al-Muqaddimah, Ibnu Khaldun (2000)
18 22.7 I 3.73 T 3.74 T 3.27 T SEIMBANG
19 18.4 K 3.67 T 3.95 T 2.94 T Tidak Seimbang
20 21.5 I 4.39 T 3.86 T 2.74 T SEIMBANG Ibnu Khaldun menyatakan bahawa pengajaran yang berkesan adalah
21 22.2 I 3.30 S 2.88 S 3.37 T Tidak Seimbang pengajaran yang disampaikan secara berterusan. Mohd Faruq (1998) dalam
22 17.1 K 3.97 T 3.36 T 2.94 T Tidak Seimbang
Azmi Mamat (2005) menyatakan bahawa Ibnu Khaldun menyarankan
23 19.8 I 3.94 T 3.05 S 3.01 T Tidak Seimbang
24 20.8 I 3.00 S 5.38 T 2.99 T Tidak Seimbang kewajipan bagi seseorang guru untuk memberikan didikan berterusan
25 24.7 I 4.39 T 3.05 S 3.28 T SEIMBANG kepada anak muridnya. Ini kerana, pendidikan yang diharapkan oleh Islam
26 20.2 I 4.12 T 3.86 T 3.21 T SEIMBANG menjadi warisan ilmu. Ia diharapkan tidak terputus dan akan diwarisi oleh
27 27.4 G 3.67 T 3.17 S 3.58 T Tidak Seimbang generasi-generasi seterusnya.
28 17.2 K 3.52 T 3.17 S 3.42 T Tidak Seimbang
Konsep berterusan juga bermaksud pengajaran dan pembelajaran guru
29 25.3 G 3.45 T 3.86 T 2.97 T Tidak Seimbang
tidak terputus-putus dan tidak ditanggalkan dalam jarak dan tempoh yang
30 21.3 I 3.30 S 3.52 T 3.41 T Tidak Seimbang
31 17.9 K 3.76 T 3.14 S 3.51 T Tidak Seimbang
lama (Ibnu Khaldun,1995). Jika pertentangan berlaku, ia akan menyebabkan
32 22.4 I 3.24 S 2.48 S 3.41 T Tidak Seimbang pelajar akan mudah lupa dan tiada kesinambungan dan kaitan antara tajuk-
33 19.6 I 3.82 T 3.10 S 3.84 T Tidak Seimbang tajuk yang telah dipelajari. Justeru apabila kajian dijalankan di sekolah
34 22.5 I 3.45 T 3.24 S 3.32 T Tidak Seimbang pedalaman, pengkaji ingin melihat adakah kaedah ini sesuai dan diamalkan
35 17.7 K 3.85 T 2.67 S 3.19 T Tidak Seimbang di sana.
36 18.9 I 3.73 T 2.98 S 3.02 T Tidak Seimbang
Pada hemat pengkaji, teori yang diperbincangakn oleh Ibnu Khaldun
37 18.1 K 3.61 T 3.02 S 3.85 T Tidak Seimbang
ini amat sesuai dengan kajian pengkaji. Ini kerana kajian ini banyak
38 22.0 I 3.30 S 3.21 S 3.28 T Tidak Seimbang
menyentuh mengenai amalan pengajaran dan guru serta penguasaan ilmu
110 223
pembelajaran, guru perlu mengajar perkara yang mudah dan meningkat 39 21.7 I 3.67 T 2.67 S 3.42 T Tidak Seimbang
sedikit demi sedikit sehinggalah pelajar bersedia untuk menerima pelajaran 40 16.3 K 3.79 T 3.50 T 3.79 T Tidak Seimbang

dan teori yang lebih kompleks seperti kemahiran dan perindustrian (Adam 41 22.5 I 4.55 T 3.71 T 3.35 T SEIMBANG

Hamzah,2005). Ibnu Khaldun menolak sistem pengajaran sekarang yang 42 24.0 I 3.76 T 3.29 S 3.59 T Tidak Seimbang
43 17.3 K 3.64 T 3.17 S 3.46 T Tidak Seimbang
menggunakan teknik mudah seperti nota-nota dan ringkasan. Ini kerana
44 18.9 I 3.73 T 2.98 S 3.81 T Tidak Seimbang
teknik ringkasan ini akan menyekat ilmu secara mendalam dan merosakkan
45 24.1 I 4.64 T 3.48 T 3.58 T SEIMBANG
susunan ilmu itu sendiri (Raihaniah Zakaria, 1991).
46 24.2 I 3.55 T 3.31 S 3.92 T Tidak Seimbang
Umumnya dalam al-Muqaddimah, penjelasan mengenai pengajaran 47 25.1 G 4.55 T 3.48 T 3.35 T Tidak Seimbang
guru amat ilmiah. Antaranya ialah guru hendaklah memberikan ulasan 48 19.4 I 3.73 T 3.93 T 3.46 T SEIMBANG
secara menyeluruh pengajaran yang disampaikan berdasarkan objektif 49 19.3 I 3.61 T 3.36 T 3.18 T SEIMBANG
pengajaran. Sekiranya objektif pembelajaran belum tercapai, guru 50 17.5 K 3.52 T 2.43 S 2.64 S Tidak Seimbang
digalakkan untuk tidak meneruskan pembelajaran dan objektif lain. Dalam 51 23.1 I 3.70 T 3.26 S 3.16 T Tidak Seimbang
konteks ini, Misnan Jemali (2006) memberikan contoh pelajar tidak dapat 52 24.2 I 3.67 T 3.48 T 2.99 T SEIMBANG
menguasai objektif pembelajaran surah al-Fatihah, guru tidak digalakkan 53 28.9 I 3.94 T 3.50 T 3.31 T SEIMBANG
memindah pengajarannya ke surah an-Nas. 54 30.1 G 3.42 T 3.52 T 3.32 T Tidak Seimbang
55 21.3 I 3.58 T 2.45 S 3.39 T Tidak Seimbang
Pendekatan kepada pelajar kurang jelas terhadap apa yang diajar oleh
56 16.9 K 3.48 T 2.98 S 2.91 T Tidak Seimbang
guru, guru hendaklah membuka ruang kepada pelajar untuk sesi soal-
57 23.2 I 4.15 T 3.07 S 2.37 S Tidak Seimbang
jawab. Ini kerana apabila guru menjawab soalan pelajar, ia dapat
58 28.6 G 3.58 T 2.57 S 3.13 T Tidak Seimbang
mengurangkan kekeliruan dan salah faham terhadap apa yang mereka
59 30.7 G 3.48 T 3.07 S 2.95 T Tidak Seimbang
faham dan tahu (Ibnu Khaldun, 2000). Ibnu Khaldun menyarankan agar 60 32.7 G 3.45 T 2.88 S 3.11 T Tidak Seimbang
guru mengulang-ulang kandungan pengajaran yang diajar sebanyak tiga 61 19.6 I 3.42 T 2.76 S 2.41 S Tidak Seimbang
kali sehingga menjadi kebiasaan (‘adat). Ia dapat dilihat secara ringkas 62 20.9 I 3.67 T 3.21 S 3.03 T Tidak Seimbang
seperti maklumat di bawah: 63 27.7 G 3.76 T 3.19 S 3.46 T Tidak Seimbang
64 18.7 I 3.91 T 3.12 S 3.36 T Tidak Seimbang
65 17.5 K 4.09 T 3.52 T 3.43 T Tidak Seimbang
66 18.2 K 3.70 T 3.29 S 3.22 T Tidak Seimbang
67 17.4 K 3.58 T 2.40 S 3.34 T Tidak Seimbang
68 20.4 I 3.91 T 3.76 T 3.32 T SEIMBANG
69 31.7 G 3.79 T 3.10 S 3.63 T Tidak Seimbang
70 21.4 I 4.27 T 3.12 S 3.57 T Tidak Seimbang
71 21.0 I 4.55 T 3.07 S 3.33 T Tidak Seimbang
72 22.9 I 4.21 T 2.98 S 3.82 T Tidak Seimbang
73 22.4 I 4.18 T 3.21 S 3.47 T Tidak Seimbang
74 21.2 I 3.73 T 3.64 T 2.89 T SEIMBANG
75 20.4 I 4.21 T 3.74 T 3.49 T SEIMBANG
76 23.3 I 3.61 T 3.71 T 3.41 T SEIMBANG

Petunjuk:
Jasmani (BMI) : K = Kurus, I = Ideal, G = Gemok
Emosi, Rohani dan CGPA/PNGK : R=Rendah, S=Sederhana, T=Tinggi

222 111
Jadual 13 di atas menunjukan keseimbangan JERI bagi sampel para pelajar. Apabila kaedah ini tidak dipatuhi oleh guru dalam melaksanakan
pelajar di fakulti pendidikan, Universiti Malaya. Hasil kajian mendapati pengajaran dan pembelajaran, para pelajar akan mudah hilang fokus, susah
daripada domain jasmani pelajar yang kursus adalah 23.6 peratus (18), ideal menumpukan perhatian dan tidak berminat sekaligus menjauhi
63.2 peratus (48), gemok 13.2 peratus (10). Domain Emosi pula didapati pembelajaran.
pelajar yang mempunyai emosi yang stabil atau tinggi 92.1 peratus (70), Metod menyampaikan ilmu menurut Ibnu Khaldun bukan sekadar
emosi sederhana 7.9 peratus (6) dan tiada emosi bertahap rendah. Domain guru menyampaikan ilmu tetapi bertujuan menyuburkan malakah dalam diri
Rohani pula didapati, pelajar yang mempunyai rohani yang baik atau pelajar. Malakah dicapai melalui deep dan achieving oleh pelajar (Misnan
Tinggi 38.2 peratus (29), sederhana 61.8 peratus (47) dan tiada rohani Jemali, 2008). Penyuburan ini bertujuan melahirkan pelajar yang terbuka
bertahap rendah. Akhir sekali daripada domain Inteleks didapati pelajar minda dan berfikiran luas dan jauh. Malakah yang terbentuk ini diharapkan
yang mempunyai CGPA yang tinggi adalah 96.1 peratus (73) para pelajar dapat membantu pelajar untuk menghasilkan ilmu baru dan pandangannya
mempunyai daya inteleks yang sederhana 3.9 peratus (3) dan tiada pelajar sendiri terhadap apa yang dipelajari (Adam Hamzah, 2005). Ia dibina
yang mempunyai CGPA yang rendah. Secara kesimpulannya, dapatlah berasaskan kepada konsep beransur-ansur, melanjut, memperluas dan
dirumuskan bahawa keseluruhan para pelajar yang dijadikan sampel kajian mendalami pelajaran dan terakhir adalah kesyumulan (Al-Nukmy, 1995).
yang mempunyai tahap kesihatan Jasmani yang ideal/baik berdasarkan
BMI adalah sebanyak 63.2 peratus (48), kestabilan Emosi berdasarkan Misnan Jemali (2008) menyatakan bahawa Ibnu Khaldun menegaskan
emosional test adalah 92.1 peratus (70), Rohani yang baik berdasarkan ujian malakah yang dicapai oleh pelajar melalaui deep dan achieving haruslah
rohani adalah 38.2 peratus (29) dan daya Intelek berdasarkan CGPA tahun menepati dua syarat. Syarat pertama adalah pelajar wajib mendalami ilmu.
terakhir adalah 96.0 peratus (73). Hanya 21.0 peratus (16) pelajar di fakulti Dengan mendalami ilmu ini, pelajar dapat membezakan antara faham dan
pendidikan, Universiti Malaya yang didapati mempunyai keseimbangn hafal. Syarat yang kedua pula adalah untuk mendapatkan ilmu perlu
keempat-empat domin; Jasmani, Emosi, Rohani dan Inteleks. menghafal dan faham. Ibnu Khaldun menegaskan bahawa syarat kedua ini,
untuk mendapatkan ilmu perlu belajar secara optimum, latihan sebagai
syarat serta belajar dan berlatih akan mengukuh dan memantapkan malakah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta mereka.
Jadual 14 : Keseimbangan JERI Di Universiti Malaya Menurut Ibnu Khaldun (1995) dalam kitabnya al-Muqaddimah, beliau
Bil Jasmani Emosi Rohani Intelek Keseimbangan mencadangkan tiga langkah pengajaran. Pertama adalah guru yang
JERI mengajar hendaklah mengetahui tahap dan kemampuan pelajar. Tahap dan
(BMI) (mean) (mean) (CGPA)
kemampuan pelajar di sini adalah cemerlang, sederhana dan lemah. Oleh
1 16.6 K 4.07 T 4.12 T 3.34 T Tidak Seimbang
kerana pelajar mempunyai kemampuan tertentu, maka keadah mengajar
2 18.5 K 2.90 S 3.20 S 3.38 T Tidak Seimbang dua perkara serentak tidak sesuai digunakan.
3 22.0 I 3.38 S 3.91 T 3.41 T Tidak Seimbang
Langkah kedua adalah guru mengulang semula tajuk yang
4 17.6 K 3.43 T 4.02 T 3.59 T Tidak Seimbang
diperbincangkan semasa peringkat set induksi. Pada peringkat ini tujuannya
5 17.2 K 3.36 S 3.97 T 3.50 T Tidak Seimbang untuk menguatkan kefahaman, mengaitkan dengan tumpuan dan menarik
6 20.0 I 2.86 S 3.25 S 3.40 T Tidak Seimbang perhatian dan fokus pelajar. Ini termasuklah persediaan yang cukup supaya
7 20.0 I 2.75 S 2.58 S 3.45 T Tidak Seimbang pengajaran guru lancar (Mohd Faruq, 1998).
8 16.2 K 3.87 T 3.04 S 3.59 T Tidak Seimbang Tahap ketiga pula adalah guru mengajar dengan jelas berdasarkan
9 21.6 I 3.23 S 3.26 S 3.60 T Tidak Seimbang objektif pembelajaran pada tahap yang lebih tinggi. Apabila penyampaian
10 17.6 K 3.91 T 3.82 T 3.50 T Seimbang guru terang dan jelas dari awal pembelajaran, para pelajar dapat
mengaitkan semua isi kandungan pembelajaran hingga ke akhir sesi
11 26.4 G 3.57 T 3.00 S 3.65 T Tidak Seimbang
pengajaran guru. Itulah sebabnya Ibnu Khaldun menyarankan kepada para
12 15.4 K 4.45 T 2.84 S 3.67 T Tidak Seimbang
guru untuk mengajar mengikut tahap kemampuan pelajar. Ini kerana dalam
112 221
Menyedari permasalahan yang berlaku, guru Pendidikan Islam di 13 20.7 I 3.87 T 3.40 T 3.71 T SEIMBANG
kawasan pedalaman sebagai peserta kajian untuk melihat amalan 14 22.0 I 3.87 T 3.26 T 3.51 T SEIMBANG
pengajaran yang berlangsung di sana. Fenomena ini merupakan satu jalan 15 18.1 K 2.58 S 2.54 S 3.41 T Tidak Seimbang
untuk melihat sejauhmanakah perkembangan amalan pengajaran 16 18.1 K 2.50 S 2.82 S 3.49 T Tidak Seimbang
Pendidikan Islam di kawasan pedalaman. Kajian ini juga diharapkan dapat
17 22.9 I 2.96 S 2.88 T 3.54 T Tidak Seimbang
melihat dengan lebih jelas lagi amalan-amalan yang digunakan oleh guru
18 17.9 K 2.72 S 3.35 S 3.40 T Tidak Seimbang
semasa pengajaran sekaligus menilai tahap keberkesanan amalan-amalan
tersebut untuk melahirkan pelajar pedalaman yang berwibawa dan 19 20.2 I 2.86 S 3.17 T 3.57 T Tidak Seimbang

berpendidikan bertunjangkan Falsafah Pendidikan Kebangsaan. Dalam 20 18.2 K 3.04 S 3.31 T 3.00 T Tidak Seimbang
konteks ini juga, cabaran-cabaran dalam amalan mengajar guru Pendidikan 21 16.8 K 2.98 S 3.44 S 3.36 T Tidak Seimbang
Islam di pedalaman akan dikaji dengan teliti. 22 18.3 K 3.71 S 3.22 S 3.80 T Tidak Seimbang
23 21.4 I 3.08 T 3.32 T 3.32 T SEIMBANG

PENDEKATAN P & P DI SEKOLAH PEDALAMAN 24 21.6 I 3.52 T 2.84 S 3.24 T Tidak Seimbang
25 18.0 K 3.86 T 3.13 S 3.41 T Tidak Seimbang
Menurut Abd Munir Mohamed Noh (2005), dua saranan yang harus
diberi perhatian oleh sistem pendidikan adalah ilmu pengetahuan dan ko- 26 21.5 I 2.86 T 2.92 S 3.32 T Tidak Seimbang

kurikulum hendaklah sesuai kepada pelajar dan kaedah dan langkah yang 27 17.6 K 2.75 T 2.88 S 3.25 T Tidak Seimbang
digunakan oleh guru adalah komprehensif. Dalam konteks ini, menurut 28 18.0 K 3.87 T 3.30 T 3.32 T Tidak Seimbang
Misnan Jemali (2008), peranan guru amat penting menurut Ibnu Khaldun. 29 22.9 I 4.07 T 2.65 T 3.52 T SEIMBANG
Antaranya membantu pencapaian pelajar, mengesan perkembangan
30 23.5 I 3.50 T 3.14 S 3.52 T Tidak Seimbang
psikologi dan sosial pelajar serta meningkatkan motivasi pelajar. Justeru
31 19.7 I 3.37 S 3.48 T 3.23 T Tidak Seimbang
model Ibnu Khaldun dalam teori malakah dan tadrij amat sesuai
diimplimentasikan dalam kajian ini. 32 20.3 I 2.96 T 2.98 S 3.56 T Tidak Seimbang
33 17.3 K 3.04 T 3.61 T 3.70 T Tidak Seimbang
Gamal Abdul Nasir Zakaria (2003) menjelaskan bahawa antara kaedah
34 18.1 K 3.32 T 3.02 S 3.66 T Tidak Seimbang
pendidikan yang disarankan oleh Ibnu Khaldun adalah kaedah pandang
dengar (talqin), pengajaran secara berperingkat-peringkat dan beransur- 35 21.9 I 3.10 T 3.08 S 3.48 T Tidak Seimbang
ansur (tadrij), pengajaran berfokus, peniruan (muhakah atau taqlid), 36 20.6 I 2.98 T 3.22 S 3.52 T Tidak Seimbang
percubaan (at-tajribah) dan pengulangan (al-tikrar). Tujuan pendidikan 37 20.3 I 4.27 T 3.05 S 3.50 T Tidak Seimbang
mengikut tokoh ini untuk menyediakan pendidikan agama, sosial dan 38 22.3 I 3.32 S 3.13 S 3.60 T Tidak Seimbang
akhlak dan kesenian, mendidik pemikiran individu dan bimbingan
39 20.0 I 4.21 T 2.84 S 3.32 T Tidak Seimbang
mendapat pekerjaan (Al-Nukmy,1995). Perkara ini disokong oleh Fuad Baali
40 20.7 I 3.83 T 3.53 T 3.41 T SEIMBANG
dan Ali Wardi (2003) dan Muhammad Abdullah Enan (2012) dengan
menyatakan bahawa tujuan pendidikan menurut Ibnu Khaldun tidak 41 22.5 I 3.91 T 2.92 T 3.48 T SEIMBANG

terpisah-pisah antara satu sama lain. 42 16.5 K 3.64 T 3.32 T 3.36 T Tidak Seimbang

Teori malakah dan tadrij banyak membincangkan mengenai 43 15.0 K 3.91 T 2.74 S 3.25 T Tidak Seimbang

keberkesanan pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan teknik 44 18.2 K 3.91 T 2.92 S 3.57 T Tidak Seimbang
secara bertahap-tahap (tadrij), beransur-ansur serta sedikit demi sedikit dan 45 19.5 I 3.71 T 3.95 T 3.16 T SEIMBANG
kognitif (malakah) (Ibnu Khaldun,2000). Ini kerana menurut Mohd Faruq 46 16.2 K 4.14 T 3.30 S 3.16 T Tidak Seimbang
(1998), perkara asas yang ditekankan oleh Ibnu Khaldun kepada seseorang 47 21.2 I 3.73 T 3.24 S 3.36 T Tidak Seimbang
guru adalah guru hendaklah mengetahui kekuatan dan keupayaan akal
220 113
48 20.5 I 3.68 T 3.28 S 3.20 T Tidak Seimbang jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan persekitaran
49 17.5 K 3.82 T 3.39 T 3.05 T Tidak Seimbang pendidikan di sekolah dan komuniti kecil akan terpinggir daripada arus
50 19.8 I 3.10 T 3.22 S 3.36 T Tidak Seimbang pendidikan global.
51 16.4 K 3.23 T 3.23 S 3.70 T Tidak Seimbang Pada bulan September 2012, Kementerian Pelajaran Malaysia telah
52 20.2 I 3.65 T 2.76 S 3.30 T Tidak Seimbang melancarkan Pelan Pembangunan Pendidikan 2012-2025 bertujuan sebagai
53 18.3 K 3.23 T 2.66 T 3.57 T Tidak Seimbang transformasi pendidikan negara. Antara transformasi dimaksudkan kepada
sekolah pedalaman adalah akses bekalan air bersih, kemudahan asrama
54 17.6 K 3.87 T 3.18 T 3.48 T Tidak Seimbang
selesa, elektrik sekurang-kurangnya 12 jam sehari dan infrastruktur
55 20.1 I 3.33 T 3.70 T 3.00 T SEIMBANG
kondusif di sekolah. Pelan ini bertujuan merapatkan jurang pendidikan
56 18.0 K 3.78 T 3.42 T 3.00 T Tidak Seimbang
negara antara urban dan pedalaman (Kementerian Pelajaran Malaysia, 2012).
57 22.6 I 3.35 T 3.18 T 3.59 T SEIMBANG
Setelah pelbagai usaha dilakukan oleh pihak kerajaan bagi
58 18.5 K 3.67 T 2.86 T 3.00 T Tidak Seimbang
mempertingkatkan pendidikan di pedalaman, harapan yang tinggi
59 20.7 I 3.34 T 3.36 T 3.50 T SEIMBANG diletakkan kepada guru-guru di pedalaman yang mengajar Pendidikan
60 15.9 K 3.61 T 3.13 T 3.00 T Tidak Seimbang Islam. Guru-guru ini diharapkan mampu menjadikan amalan pengajaran
61 18.2 K 3.23 T 3.06 T 3.33 T Seimbang sebagai pelengkap kepada pendidikan yang diperlukan oleh rakyat. Amalan
62 21.6 I 3.18 T 2.74 T 3.34 T SEIMBANG pengajaran guru Pendidikan Islam diharap menjadikan pembelajaran
pelajar menyeronokkan dan menambahkan minat mereka terhadap subjek
63 20.0 I 3.10 T 3.06 T 3.66 T SEIMBANG
ini. Persoalan timbul apabila kajian Jemaah Nazir Persekutuan (1986)
64 19.6 I 3.23 T 3.18 T 3.73 T SEIMBANG
menyatakan guru Pendidikan Islam berada pada tahap lemah dalam aspek
65 21.9 I 3.65 T 3.53 T 3.40 T SEIMBANG persediaan mengajar, persediaan murid-murid, pengelolaan bilik darjah dan
66 19.4 I 3.08 T 2.92 T 3.50 T SEIMBANG penyampaian pengajaran.
67 18.7 I 3.04 T 2.97 T 3.66 T SEIMBANG Shirley Tay dan Shukery Mohamed (2006) dan Seman Salleh (2005)
68 19.2 I 3.44 T 3.11 T 3.00 T SEIMBANG dalam kajian mereka menyatakan pengajaran guru di pedalaman
69 21.7 I 3.67 T 3.06 T 3.56 T SEIMBANG ketinggalan berbanding di kawasan urban. Barter (2008), dan Epply (2009)
70 16.7 K 3.18 T 2.89 T 3.48 T Tidak Seimbang dalam Norhayati Ramlan dan Mohd Yusof Abdullah (2011) menyokong
71 17.5 K 3.55 T 3.04 T 3.82 T Tidak Seimbang
perkara ini dengan menyatakan bahawa murid pedalaman memiliki
persekitaran yang amat berbeza dengan kawasan lain. Kehidupan murid
72 20.2 I 3.08 T 2.97 T 3.57 T SEIMBANG
amat terbatas pada dunia mereka yang terpencil menyebabkan pengetahuan
73 17.3 K 3.52 T 3.88 T 3.00 T Tidak Seimbang
mereka hanya bertumpu kepada perkara-perkara yang hanya terdapat
74 22.0 I 3.86 T 3.06 T 3.41 T SEIMBANG dengan alam sekeliling mereka.
75 18.3 K 3.74 T 3.51 T 3.00 T Tidak Seimbang
Maklumat keputusan peperiksaan awam oleh Pejabat Pelajaran Daerah
76 25.7 G 4.12 T 3.64 T 3.50 T Tidak Seimbang Tongod/Telupid (2013) menunjukkan bahawa Gred Purata Matapelajaran
(GPMP) bagi matapelajaran Pendidikan Islam Sijil Pelajaran Malaysia (SPM)
dan Penilaian Menengah Rendah (PMR) bagi tahun 2013 di kawasan
Petunjuk:
pedalaman mengecewakan. Tiga sekolah pedalaman di daerah tersebut
Jasmani (BMI) : K = Kurus, I = Ideal, G = Gemok hanya mampu memperolehi kedudukan tiga terendah berbanding sekolah
Emosi, Rohani dan CGPA/PNGK : R=Rendah, S=Sederhana, T=Tinggi di urban. Tujuh daripada sembilan belas orang calon Pendidikan Islam yang
menduduki PMR juga gagal dalam peperiksaan tersebut.

114 219
perlu memberikan komitmen lebih terhadap pengajaran dalam Jadual 14 di atas menunjukan keseimbangan JERI bagi sampel para
pembelajaran di pedalaman. pelajar di fakulti Tarbiyah, Universitas Islam Negeri, Sunan Kalijaga,
Kesimpulan bahawa pengajaran guru yang berkesan penting terhadap Yogyakarta. Hasil kajian mendapati daripada domain jasmani pelajar yang
pendidikan di pedalaman. Keperibadian guru seperti kekuatan azam kursus adalah 40.7 peratus (31), ideal 56.5 peratus (43), gemok 2.6 peratus
semasa mengajar, bersemangat ketika proses pengajaran dalam (2). Domain Emosi pula didapati pelajar yang mempunyai emosi yang stabil
pembelajaran dijalankan, kerelaan diri menyediakan alat bantu mengajar atau tinggi 78.9 peratus (60) dan emosi sederhana 21.1 peratus (16). Domain
yang berkesan dan kesungguhan guru menjadi faktor kepada pembangunan Rohani pula didapati, pelajar yang mempunyai rohani yang baik atau
pendidikan. Perkara ini disokong oleh Ahmad Zabidi Abdul Razak dan Tinggi 55.2 peratus (42) dan sederhana 44.7 peratus (34). Akhir sekali
Fathiah Saini (2006) yang berpendapat bahawa pengaruh guru terhadap daripada domain Inteleks didapati 100 peratus (76) para pelajar mempunyai
murid sangat besar. Murid mudah mencontohi teladan yang baik daripada daya inteleks yang tinggi. Secara kesimpulannya, dapatlah dirumuskan
guru dalam proses pendidikan kanak-kanak dan remaja di sekolah. bahawa keseluruhan para pelajar yang dijadikan sampel kajian yang
Kesungguhan dan amalan pengajaran guru semasa mengajar menjadi satu mempunyai tahap kesihatan Jasmani yang ideal/baik berdasarkan BMI
adalah sebanyak 56.5 peratus (43), kestabilan Emosi berdasarkan emosional
sebab kejayaan pelajar di pedalaman.
test adalah 78.9 peratus (60), Rohani yang baik berdasarkan ujian rohani
adalah 55.2 peratus (42) dan daya Intelek berdasarkan CGPA tahun terakhir
Pengajaran Di Sekolah Pedalaman adalah 100 peratus (76). Hanya 26.3 peratus (20) pelajar di fakulti Tarbiyah,
Universitas Islam Negeri, Sunan Kalijaga, Yogyakarta yang didapati
Amalan pengajaran guru yang berkesan mempertimbangkan pelbagai
mempunyai keseimbangn keempat-empat domin; Jasmani, Emosi, Rohani
skop yang luas seperti dalam Model Pengajaran Berkesan (Slavin, 1991).
dan Inteleks.
Model ini menekankan kualiti pengajaran, kesesuaian aras pengajaran,
insentif dan masa yang perlu dipertimbangkan oleh guru semasa dalam
proses pengajaran. Dalam proses pengajaran guru, guru perlu Perbandingan antara kedua Negara
mempertimbangkan pelbagai perkara termasuk cara menyampaikan ilmu
dan maklumat kepada pelajar yang sesuai. Pandangan ini bertepatan Jadual 15 Perbandingan antara kedua Negara
dengan aspek pemilihan kaedah yang ditegaskan oleh as-Syaibani (1979) Universiti Malaya, Malaysia (n = 76) Universiti Islam Negeri, Yogjakarta (n = 76)
dalam Kamarul Azmi Jasmi dan Ab. Halim Tamuri (2012): BMI (Ideal) Tinggi Tinggi Tinggi Kesei BMI (Ideal) Tinggi Tinggi Tinggi Kesei
mban mb
“Tiada satu metod pengajaran yang berguna untuk semua tujuan gan
anga
pendidikan dan semua mata pelajaran. Begitu juga, tiada JERI
n
pengkaedahan yang lebih baik bagi semua pendidik dalam semua JERI
keadaan dan suasana. Guru boleh memilih metod yang sesuai
Jasma 63.2 - - - 56.5 - - --
dalam tujuan pendidikan yang ingin dicapainya atau pelajaran yang ni
(48) (43)
ingin diajar, serta tahap perkembangan, kematangan dan
kecerdasan pelajar-pelajar ”. Emosi - 92.1 - - - 78.9 -
(70) 21.0 (60) 26.3
Penyelidikan di luar negara mengenai sekolah pedalaman seperti (16) (20)
Anupam Azra (2009) menyatakan bahawa tahap pendidikan di India sangat Roha - - 38.2 - - - 55.2 -
ni
rendah sedangkan negara tersebut mempunyai populasi penduduk yang (29) (42)
terbesar di dunia selepas Negara China. Kebanyakan rakyat di India Intele - - - 96.1 - - - 100
terutamanya kanak-kanak perempuan di pedalaman masih tidak menguasai ks
(73) (76)
kemahiran asas di tahap umur mereka. Berbeza dengan pendapat oleh
Solstad (2009) yang lebih risaukan globalisasi yang menjadi ancaman
kepada sekolah dan komuniti yang kecil di Eropah. Ancaman globalisasi ini
218 115
Jadual 15 di atas menunjukkan perbandingan antara kedua-dua buah dan akhirat. Tanpa ilmu maka sudah pasti hasrat pendidikan untuk
universiti, Universiti Malaya, Malaysia dan Universiti Islam Negeri, menghasilkan modal insan tidak akan tercapai. Masyarakat terus akan
Yogjakarta. Dapatan perbandingan menunjukkan daripada domain Jasmani berada dalam kejumudan dan hanya berfikir di dalam kotak pemikiran
63.2 peratus (48) dan Emosi 92.1 peratus (70) didapati Universiti Malaya, mereka sahaja. Perkara ini akan menjadikan manusia mendapat kedudukan
Malaysia lebih baik berbanding Jasmani 56.5 peratus (43) dan Emosi 78.9 yang rendah (Muliyadi Mohammed,2012). Justeru tugas guru bukanlah
peratus (60) Universiti Islam Negeri, Yogjakarta. Tetapi jika dilihat daripada sekadar memindahkan maklumat, pengetahuan, pengalaman dan ilmu
domain Rohani 55.2 peratus (42) dan inteleks 100.0 peratus (76) Universiti kepada para pelajarnya. Akan tetapi bagaimana seseorang guru
Islam Negeri, Yogjakarta didapati lebih baik berbanding Universiti Malaya, menyalurkan ilmu tersebut untuk menjadikan pelajar itu positif dari segi
Malaysia Rohani 38.2 peratus (26) dan inteleks 96.1 peratus (73). Manakala sikap, keperibadian dan nilai yang tinggi bermodelkan RasululLah (Tengku
keseluruhan keseimbangan Jasmani, Emosi, Rohani dan Inteleks (JERI) Sarina Aini & Faridah Che Husein,2008).
Universiti Islam Negeri, Yogjakarta 26.3 peratus (20) lebih baik berbanding Firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:
dengan Universiti Malaya, Malaysia 21.0 peratus (16).
“Sesungguhnya adalah bagimu pada diri Rasulullah itu contoh
ikutan yang baik, iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan
KESIMPULAN DAN RUMUSAN keredhaan Allah dan balasan baik hari akhirat, serta ia pula
Software atau perisian JERI melalui penggunaan computer telah menyebut dan banyak mengingati Allah”.
berjaya dibangunkan setelah melalui beberapa ujikaji atau cubajaya yang (Surat Al-Ahzab: 21)
dibuat secara berterusan terhadap sampel rintis di Universiti Malaya. Justeru guru memainkan peranan untuk membangunkan potensi setiap
Software JERI yang direkacipta berkemampuan mengukur atau membuat pelajar terutamanya pelajar pedalaman yang dikatakan agak ketinggalan
taksiran keseimbangan terhadap 4 domain JERI (Jasmani, Emosi, Rohani berbanding pelajar di urban melalui amalan pengajaran guru yang berkesan.
dan Inteleks) seseorang pelajar di IPTA dan juga terhadap murid-murid Guru Pendidikan Islam hendaklah bersedia dan ikhlas mencurahkan ilmu di
sekolah di sekolah rendah atau menengah dengan mengubah rubrik data. kawasan pedalaman. Namun, menurut Baharin Abu & Norhidayah Ismail
Kekuatan software JERI ini adalah ia dapat mengukur keseimbangan JERI (2010) mendapati bahawa tahap minat dan kesediaan guru pelatih Fakulti
secara individu dan rubriknya bersifat flexible kepada semua jenis pelajar Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia untuk berkhidmat di kawasan
dan institusi. pedalaman di tahap yang sederhana.
Bertitik-tolak daripada penyataan di atas, amalan pengajaran guru
RUJUKAN Pendidikan Islam yang berkesan dan berkualiti diperlukan bagi
Al-Qur’an al-Karim memperkasakan Pendidikan Islam di pedalaman. Perkara asas yang perlu
diketahui adalah amalan pengajaran guru merupakan aspek utama yang
Ali Abdul Halim Mahmud (2000) Pendidikan Ruhani, Jakarta Gema: Insani dipentingkan dalam proses pengajaran dalam pembelajaran (Sharifah
Press. Alwiah Alsagoff,1986). Walaupun apa jua kaedah yang digunakan oleh guru,
Azizi Hj. Yahaya dan Yusof Boon. (2008). Kecerdasan Emosi dan Hubungannya maka harus dilihat keberkesanan pengajaran guru dan kesannya terhadap
Dengan Pencapaian Akademik dan Tingkahlaku Pelajar. Unibersiti pembelajaran. Tidak ada gunanya pengajaran guru berbantukan komputer
Teknologi Malaysia Skudai, Johor. riba tetapi guru mengajar sambil lewa dan tidak bersungguh-sungguh
(Kamarul Azmi Jasmi & Abdul Halim Tamuri, 2012). Lebih-lebih lagi
Abdul Razaq Ahmad (2005). Mahasiswa Abad 21. Universiti Kebangsaan
komitmen guru sangat dipentingkan kepada pelajar di pedalaman dalam
Malaysia. Bangi, Selangor.
proses guru menyampaikan ilmu kerana kondisi di pedalaman jauh berbeza
Akta Pendidikan 1996, Arkib Negara, Kuala Lumpur. dengan kawasan urban. Kenyataan ini disokong oleh Sinagatullin (2001)
Atkinson, R. L. DKK. (1987). Pengantar Psikologi I. Jakarta : Penerbit yang menjelaskan bahawa keadaan di pedalaman membataskan potensi
Erlangga. pelajar kerana kekangan prasana dan infrastruktur. Ini menyebabkan guru
116 217
KONSEP AMALAN PENGAJARAN GURU PENDIDIKAN ISLAM Ali, Mohammad & Ansori, Mohammad (2000). Psikologi Remaja
DI SEKOLAH-SEKOLAH PEDALAMAN (Perkembangan Peserta Didik), Bandung; Bumi Aksara.
Abdul Razaq Ahmad (2005). Mahasiswa Abad 21. Universiti Kebangsaan
Mohd Zaidi Bin Haji Mohd Zeki, Mohd Faisal Bin Mohamed Malaysia. Bangi, Selangor.
dan Nurulaini Morshidi Bhasah Abu Bakar (2003). Asas Pengukuran Bilik Darjah. Tanjung Malim:
Quantum Books.

PENGENALAN Eisenberg, N., Fabes, R., Carlo, G., Troyer, D., Speer, A., Karbon, M., &
Switzer, G. (1992). The relations of maternal practices and
Guru memainkan peranan penting kepada pembangunan negara. characteristics to children’s vicarious emotional responsiveness. Child
Pembinaan pendidikan secara menyeluruh oleh guru merupakan salah satu Development, 63, 583–602.
aspek pembangunan bagi memenuhi pendidikan dalaman dan luaran
manusia (Rohana Hamzah, 2010). Menurut Nor Azilah Ngah dan Zarina Eisenberg, N., Fabes, R., Bernzweig, J., Karbon, M., Poulin, R., & Hanish, L.
Shukur, 1997), guru berperanan sebagai agen perubahan dan Abdul Halim (1993). The relations of emotionality and regulation to preschoolers’
et al., (2004) menyetujui pernyataan tersebut dengan menegaskan bahawa, social skills and sociometric status. Child Development, 64, 1418–1438.
tanggungjawab guru perlu memberitahu, mengajar, memindahkan Eisenberg, N., Fabes, R., & Murphy, B. (1996). Parents’ reactions to children’s
maklumat, disiplin, ilmu pengetahuan menggunakan medium peneguhan, negative emotions: Relations to children’s social competence and
latihan, arahan dan sebagainya kepada para pelajarnya. Peranan dan comforting behavior. Child Development, 67, 2227–2247.
tanggungjawab ini tidak boleh dipisahkan oleh guru sebagai ejen pendidik Eisenberg, N., Fabes, R., & Losoya, S. (1997). Emotional responding:
anak bangsa dan pemindahan nilai-nilai kepada pelajar (Abdul Halim El- Regulation, social correlates, and socialization. In P. Salovey & D.
Muhammady,1998). Sluyter (Eds.), Emotional.
Tanpa peranan pendidik, sudah pasti Falsafah Pendidikan Kebangsaan Eisenberg, N. & Fabes, F. (1998). Prosocial development. In N. Eisenberg
tidak dapat dijayakan. Ini sudah pasti akan menjejaskan Matlamat (Ed.), Handbook of Child Psychology, Volume 3: Social, Emotional and
Pendidikan Negara untuk melahirkan warganegara Malaysia yang Personality Development (5th edn, pp. 701–778). Editor-in-Chief: W.
seimbang dalam pelbagai aspek, taat setia dan bersatu padu, beriman, Damon. New York: Wiley.
berakhlak mulia, berilmu, berketrampilan dan sejahtera. Selain itu, matlamat
pendidikan di negara ini penting bagi menyediakan sumber tenaga manusia Finch, C.R and Crunkilton, J.R. (1999). “Curriculum Development in
untuk kemajuan dan keperluan negara. Perkara ini disokong oleh Nik Vocational and Technical Education: Planning, Content and
Mustapha Nik Hassan (1993) dan Nora’shikin Bawi (2012) dengan Implementation”. Boston: Allyn and.
menyatakan bahawa matlamat pendidikan memberi peluang pendidikan Fraenkel, J.R and Wallen, E. N. (1996), How to Design and Evaluate
kepada semua rakyat berfokus untuk menghasilkan pelajar yang Research. United State of America : Mc Graw-Hill, Inc.
mempunyai pelbagai kecerdasan mengikut konteks (Contextual Multiple
Goleman, D.(1997) Emotional Intelligence. United States: Boston.
Intellligent-CMI).
Gardner, H.(1983).Frames of Mind :The Theory of Multiple Intelligences.
Dalam konteks Pendidikan Islam, menurut Ghazali Darusalam (2000),
Penerbit: Basic Books, New York.
tujuan Pendidikan Islam adalah untuk membawa individu ke arah
pemantapan iman, pemikiran logik dan mampu membentuk disiplin diri. Gay, L.R., (1992), Educational Research : Competencies for Analysis and
Tujuan Pendidikan Islam juga mendorong hati manusia mengingati Allah Application. 4th Edition, Maxwell Macmillan International Edition, New
(Al-Ghazali,1998). Matlamat akhirnya adalah untuk pembentukan khalifah York : Maxwell Macmillan Publishing Company.
(Hassan Langgulung,1995; Abdul Halim El-Muhammady,1998) dan Imam Ghazali (1988), Ihya’ `Ulumiddin. TK. H. Ismail Yakub MA-SH (terj.).
mendekatkan diri kepada Allah S.W.T bagi mencapai kebahagiaan di dunia Singapura: Pustaka National.

216 117
Jabatan Pengurusan Institusi Pengajian Tinggi (2006). Modul Pembangunan Moyles, J. (2005). The excellence of play. New York: Open Press University
Kemahiran Insaniah (Soft Skills) Unutk Institusi Pengajian Tinggi NAEYC. (2008). History of NAEYC. Online at www.naeyc.org
Malaysia. Putrajaya: Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia. /about/history.asp.
Kamus Dewan (2012), Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka. Ng, J. (2009). Exploring learning experience during an early childhood
Kementerian Kesihatan Malaysia (2006), Noncommunicable Disease Section- curriculumchange in Singapore.http://www.aare.edu.au /10pap/
Disease Control Divison, Kuala Lumpur. 2424Ng.pdf. (20 Mac 2014).
Kementerian Pelajaran Malaysia ( 2001 ), Falsafah Pendidikan Kebangsaan, Riley, J. (ed.) (2003). Learning in the early years. London: Paul Chapman.
Matlamat dan Misi, Pusat Pembangunan Kurikulum, Kementerian Rohani Abdullah, Nani Menon & Mohd. Sharani Ahmad (2007). Panduan
Pelajaran Malaysia. Kurikulum Prasekolah. PTS Professional Publishing Sdn. Bhd:Selangor.
Kementerian Pelajaran Malaysia ( 2001 ), Falsafah Pendidikan Kebangsaan, Zakiah,M.A.,Azlina,M.K.,& Yeo,K.J.(2011). Persepsi dan amalan guru novis
Matlamat dan Misi, Pusat Pembangunan Kurikulum, Kementerian
terhadap penggunaan pendekatan belajar sambil bermain. Kertas
Pelajaran Malaysia. kerja yang dibentangkandalam The International Conference on Early
Kementerian Pelajaran Malaysia. 2001. Falsafah Pendidikan Kebangsaan, Childhood and Special Education(ICECSE) 2011, 10-12 Jun.
Matlamat dan Visi,Kementerian Pendidikan Malaysia.Kuala Lumpur:
Kementerian Pelajaran Malaysia, Pusat Perkembangan Kurikulum.
Kementerian Pelajaran Malaysia. 20013. Standard Kecergasan Fizikal
Kebangsaan (SEGAK), Sekolah Rendah Dan Menengah. Kuala Lumpur
: Kementerian Pelajaran Malaysia, Pusat Perkembangan Kurikulum.
Khailani Abdul Jalil & Ishak Ali Shah (1993) Pendidikan Islam Era 2020
Tasawur Dan Strategi, Selangor : Percetakan Bintang Jaya.
Kamarul Azmi Jasmi dan Ab. Halim Tamuri. (2007). Pendidikan Islam Kaedah
Pengajaran & Pembelajaran. Universiti Teknologi Malaysia : Johor.
Muhamad Mahyudin Nafis (2007). Yakin Diri 9 Jalan Cerdas Emosi dan Cerdas
Spiritual. Penerbit: Selangor, PTS Millenia Sdn. Bhd.
Mayer, J. D. 2001. Emotional Intelligence and Giftedness. Roeper Review.
23(3): 131-137.
Mayer, J. D., and Salovey, P. (1997). What is emotional of emotional intelligence.
Intelligence, 17, (4), 433-442.
Mohd Fathi bin Adnan, Rohana Hamzah, Aminudin bin Udin (2010).
Implikasi Falsafah Pendidikan Kebangsaan dalam Pendidikan Teknik
dan Vokasional di Malaysia. Retrieved 2012, Februari 28:
http://eprints.utm.my/14917/
Mawer, M. (1995). The effective teaching of physical education. London:
Longman.

118 215
Bruce, T (1991). Time to play in early childhood education. London: Hodder Mohd Fauzi Hamat, Joni Tamkin Borhan dan Ab. Aziz Mohd Zin (2007),
& Stoughton. Pengajian Islam di Institut Pengajian Tinggi Awam Malaysia, Kuala
Carol Gestwicki. (1999) Developmentally Appropriate Practice,Curiulum Lumpur : Penerbit Universiti Malaya.
And Development In Early Education. USA: Delmar Publisher. Muhammad Abi Sofian Abdul Halim (2011) Program Perhubungan
Drake, J. (2001). Planning children’s play and learning in the foundation Masyarakat. Rencana dipetik dari Dewan Siswa November 2011 telah
stage. London: David Fulton. dimuat turun dari laman web
http://dwnsiswa.dbp.my/wordpress/?p=62
Duncan, J. & Lockwood, M. (2008). Learning through play: A work based
approach for the early years professional. London: Continuum Mook, Soon Sang (2008). Bimbingan & Latihan Persediaan MedSI & Temuduga :
International Publishing Group. Penerbitan Multimedia-Es Resources Sdn. Bhd.

Fauziah Md.Jaafar. (2008). Kepentingan Aktiviti Bermain Di Dalam Mohd.Azani Ghazali. (1999). Perkara Asas Fardhu’Ain (PAFA) & Ayat-ayat
Pendidikan Prasekolah. Bidang Pendidikan, Kolej Sastera dan Sains. Hafazan. Pustaka Syuhada : Kuala Lumpur.

Froebel, F. (1889). The education of man. New York: E. Appleton. Newman J.H (1976). The Idea of University. Oxford University Press, London.

Hall, N. & Abbott, L. (1991). Play in the primary curriculum. London: Hodder Noriati A. Rashid, Lee Keok Cheong, Zulkufli Mahayudin & Zakiah
& Stoughton. Noordin (2012), Falsafah & Pendidikan di Malaysia, Shah Alam: Oxford
Fajar.
Hayer, Palmer & Zaslow (2009).Children Play and Development. Allyn &
Bacon Boston, London, Toronto, Sydney, Tokyo and Singapore. Noriati A. Rashid..[et al.], 2010, Siri Pendidikan Guru : Guru Dan Cabaran
Semasa, Selangor : Oxford Fajar Sdn. Bhd
Hughes, F .P(1995). Children, play and development. Boston: Allyn And
Nik Aziz Nik Pa, Rahimi Md. Saad & Ahmad Zabidi Abd. Razak (2007), Isu-
Bacon
Isu Kritikal Dalam Pendidikan Islam & Pendidikan Bahasa Arab Berteraskan
Kementerian Pendidikan Malaysia. 2003.Huraian Kurikulum Prasekolah Pendekatan Islam Hadhari, Selangor: Hazrah Enterprise.
Kebangsaan. Dewan Bahasa dan Pustaka.
Norasudin Sulaiman, Hosni Hasan, Nagoor Meera Abdullah dan Norazhan
Kementerian pelajaran Malaysia 2010, huraian Kurikulum Standart Che Lan, 2013. Finess Test For Student, Shah Alam : University
Prasekolah Kebangsaan. Putrajaya: bahagian pembangunan Technology MARA, Faculty of Sports Science and Fecreation.
kurikulum.
Nitko, A.J. (2004) “Educational Assessment of Students.” Upper Saddle
Maria Montessori (1912). The Montessori Method,( translated by Anne River, NJ: Merrill Pusat Perkembangan Kurikulum (1991). Panduan
Everett George), New York: Frederick A.Strokes company. Penilaian Berasaskan Sekolah (PKBS). Kuala Lumpur: Kementerian
Mariani Md Nor (2009). Kepentingan bermain dalam pendidikan prasekolah. Pendidikan Malaysia.
http://www.scribd.com/doc/4007899/Kepentingan-Bermain-Dalam- Pusat Perkembangan Kurikulum (1993). Laporan Kajian Pelaksanaan Penilaian
Pendidikan-Prasekolah. Kemajuan Berasaskan Sekolah Di Sekolah Rendah. Kuala Lumpur:
Miller, E. & Almon, J. (2009). Crisis in kindergarten:Why children need to play in Kementerian Pendidikan Malaysia.
school.USA: Alliance for Childhood. Pusat Perkembangan Kurikulum, (2001). Falsafah Pendidikan Kebangsaan,
Morrison, G. S. (1995). Early childhood education today. New Jersey: Merrill Matlamat dan Misi. Kementerian Pendidikan Malaysia.
Prentice Hall. Pettifor, B. (1999) Physical education methods for classroom teachers,
Moyles, J. R. (1989). Just Playing? The role and status of play in early Physical education for children; Study and teaching (Elementary).
childhood education. Milton Keynes.Philadelphia: Open (p.p. 343 ). United States Physical.
University Press.

214 119
Richey, R.C., Klien, J.D., & Nelson, W.A. (2007). Developmental Research : RUMUSAN
Studies of Instructional Design And Development. Dlm. Johassen. Keseluruhan dapatan kajian pelaksanaan belajar melalui bermain
D, H. (Ed.) Handbook of Research on Educational Communications and adalah memuaskan di mana majoriti guru sedar bahawa main
Technology (2nd ed.). London : Lawrence Erlbaum Associates sememangnya memainkan peranan penting dalam kehidupan dan
Publishers. perkembangan kanak-kanak.
Robert, J. Mc Dermoott and Sarrela, P.L., (1996), Health Education Evaluation Guru juga merupakan individu yang bertanggungjawap terhadap
and Measurement : A Practitioner’s Perspective. 2nd Edition, New Jersey : kehidupan belajar kanak-kanak. Di sini, peranan guru amat penting untuk
Prentice Hall Englewood. menyediakan persekitaran yang penuh kasih sayang dan merangsang
Roid, G.H., and Haladyna, T,M., (1982), A Technology for Test-Item Writing. minda serta fizikal kanak-kanak. Oleh itu, guru haruslah menggunakan
New York : Harcourt Brace Jovonavich Publishers. kemahiran yang boleh membantu kanak-kanak untuk melaksanakan
Strayer (1987), Roberts & Strayer (1996), Eisenberg, Fabes, & Losoya (1997), tanggungjawab kita dengan lebih baik.
Saarni, Sufean Hussin (2004). Pendidikan di Malaysia Sejarah, Sistem Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan menjadi panduan kepada
dan Falsafah. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. prasekolah kerajaan, tadika swasta, tabika perpaduan, tadika anjuran
Sistem Pentaksiran dan Penilaian Kebangsaan (2008). Kementerian Pelajaran jabatan agama islam serta tabika anjuran jabatan KEMAS. Pendekatan
Malaysia. Kuala Lumpur: Bahagian Pembangunan Kurikulum . belajar melalui bermain menampilkan satu persamaan dimana ia
mementingkan penglibatan ativiti yang menyeronokkan. Pelaksanaan
Seminar Pembangunan Modal Insan (2009), Kecemerlangan Modal Insan. pendekatan ini di tadika jelas menunjukkan keseriusan aktiviti bermain
Pada: 23-24 Mac 2009 irep.iium.edu.my/.../Proceding-Pelaburan-Negara. digunakan oleh guru walaupun menghadapi beberapan cabaran seperti
Syafiq (2009). Intelektual. ri masa yang amat terhad.
http://eigenzone.blogspot.com/2009/12/intelektual.html pada 31
Oktober 2012.
Teuku Iskandar (1984). Kamus Dewan. Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan RUJUKAN
Pustaka. Abu Bakar Nordin & Rohaty Mohd Majzub (1989). Pendidikan prasekolah.
Wee, E. H. (1997). Kecergasan : Satu Panduan Hidup Sihat. Shah Alam: Petaling Jaya: Fajar Bakti.
Penerbit Fajar Bakti. Sdn. Bhd. Aliza Ali & Sharifah Nor Puteh. (2011). Pendekatan Bermain Dalam
Wee, E. H. (2011). Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Kesihatan. Selangor: Pengajaran Bahasa Dan Literasi Bagi Pendidikan Prasekolah. Jurnal
Karisma Publications Sdn. Bhd. Pendidikan Bahasa Melayu.Vol 2,Bil 2. Nov 2011, 1-15.
Asmah Morni (2001). Play in Brunei preschool classrooms: In journal of
Applied Research in Education, 2002, Vol.2, No.4, 203-213.
Azizah Lebai Nordin (2005). Pendekatan Pengajaran Prasekolah Belajar Sambil
Bermain.Bengkel Kurikulum Pendidikan Prasekolah Anjuran
Kementerian Pendidikan Malaysia.
Broadhead, P. (2004). Early years play and learning: Developing social skills
and cooperation. London: Routledge Falmer.
Brock, A., Sylvia, D., Jarvis, P., & Olusoga, Y. (2009). Perspectives on play:
Leaning for life. England: Pearson Education Limited.

120 213
8. Belajar Melalui Bermain Meningkatkan Perkembangan Bahasa Kanak- PERANANMOTIVASI DAN BELAJAR MANDIRI (SELF-LEARNING)
kanak DALAM MENINGKATKANKEMAMPUAN MEMBACA
BAHASA INGGRIS
Menurut Vygotsky (1967),” bermain membantu perkembangan bahasa
menstruktur otak melalui penggunaan symbol-simbol dan alat-alat yang
sesuai. Aktiviti belajar melalui bermain dapat merangsang perkembangan Hadriana
bahasa kanak-kanak. Kanak-kanak banyak melakukan tugasan di dalam
kumpulan dan memerlukan mereka untuk berinteraksi sesama mereka.
PENGENALAN
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan seseorang
IMPLIKASI karenamelalui bahasa seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain.
1. Implikasi Kepada Guru Berkomunikasi adalah memahami dan menyampaikan informasi, fikiran,
Majoriti guru-guru tadika sedar bahawa belajar melalui bermain perasaan; serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
mempunyai banyak kebaikan kepada perkembangan diri kanak-kanak, akan Kemampuan berkomunikasi dapat juga dimaknai sebagai kemampuan
tetapi terdapat beberapa masalah yang menyebabkan mereka kurang berwacana, yaitu kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan
mengaplikasikan kaedah ini di dalam bilik darjah. Guru haruslah sentiasa dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat kemahiran bahasa, yaitu
peka dengan keperluan mata pelajaran disamping bijak menyelitkan aktiviti mendengar, bertutur, membaca dan menulis. Menurut Raminah Haji Sabran
bermain untuk menarik minat kanak-kanak agar pengajaran menjadi lebih (1993)dalam berkomunikasi seseorang menyampaikan perasaan, kehendak,
bermakna kepada kanak-kanak. Penggunaan bahan dan alatan haruslah pendapat, pengalaman, buah fikiran, pengetahuan, mendapatkan informasi,
ditambah dan dipelbagai agar kemahiran kanak-kanak dapat dibangunkan menambahkan ilmu pengetahuan, memahami orang lain dan sebagainya
dan dikembangkan. baik secara lisan ataupun tulisan.
Bahasa memiliki peranan penting dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional seorang. Bahasa juga merupakan faktor penentu
2. Cadangan Penambahbaikan dalam mempelajari pengetahuan. Agar pelajar mampu bersaing di era
Cadangan kepada Guru Tadika dengan mengikuti latihan tentang globalisasi dan masyarakat yang selalu berubah ini, Bahasa Inggeris
belajar melalui bermain. Guru perlu lebih aktif dan kreatif serta perlu merupakan salah satu mata pelajaran bahasa yang wajib bagisiswa sekolah
melibatkan diri bersama-sama dengan kanak-kanak. menengahsampai mahasiswa di tingkat universitas di Indonesia. Hal ini
disebapkan karena Bahasa Inggris telah menjadi bahasa global yang penting
dalam semua bidang, khususnya dalam memahami teknologi baru dan
3. Cadangan Kepada Pihak Pentadbir dalam berkompetisi merebut lapangan kerja.
Menyediakan persekitaran yang selamat, menarik dan Tujuan pengajaran dan pembelajaran Bahasa Inggeris pada tingkat
sesuai.Menyediakan kurikulum yang tersusun dan seimbang. Pihak sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia ada dua, yaitu kemahiran
pentadbir tadika juga harus memastikan guru mempunyai kelayakan dalam berkomunikasi dan kemahiran untuk memahami teks (Departemen
bidang pendidikan awal kanak-kanak.Pihak kerajaan haruslah menyebarkan Pendidikan Nasional Indonesia 2006). Selain kedua aspek tersebut, sasaran
maklumat tentang pendekatan belajar melalui bermain.Pihak pentadbir pembelajaran Bahasa Inggeris juga tertumpu kepada tercapainyapassing
perlu menyediakan peruntukan khas dan tidak harus mementingkan grade dalam ujian akhir nasional. Ketercapaian tujuan pembelajaran yang
keuntungan semata-mata. telah digariskan tersebut akan terlihat melalui empat kemahiran Bahasa
Inggeris: mendengar, bercakap, membaca dan menulis siswa. Diantara
empat kemahiran bahasa ini yang bersepadu dalam kurikulum Bahasa
Inggeris, kemahiran membaca cenderung menjadi keutamaan.

212 121
Memiliki kemahiran membaca mempunyai peranan yang sangat untuk menulis dan mewarna bagi aspek motor halus mereka.Aktiviti-
penting bagi orang-orang yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan aktiviti ini akan membuatkan kanak-kanak berasa gembira dan seronok.
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi ataupun bagi orang-orang yang
ingin berjaya dimasa depan (Tuan 2011). Hal ini disebabkan karena
membaca adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan penguasaan 5. Belajar Melalui Bermain Dapat Meningkatkan Perkembangan Sosial
Bahasa Inggeris. Melalui membaca, siswa dapat memahami dan Kanak-kanak
menggunakan informasi yang terkini. Rubin dan Clark (1983) menyatakan bahawa kanak-kanak yang terlibat
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang dengan peraturan dan bersosial semasa bermain cenderung untuk menjadi
guru Bahasa Inggeris beberapa buah SMA di Pekanbaru pada bulan orang yang paling popular dalam kumpulannya. Connolly dan Doyle (1984)
September 2012 didapati bahwa kemampuan membaca Bahasa Inggeris pulamendapati kanak-kanak yang biasa melibatkan diri dalam main sosial
siswa SMA di Pekanbaru masih belum memuaskan. Berdasarkan membentuk fantasi mempunyai kecekapan sosial yang lebih tinggi.
pengamatan awal yang dilakukan, rendahnya kemampuan membaca siswa Mereka juga melakukan perbincangan, berkerjasama dan bersepakat
adalah karena mereka tidak mampu memahami teks dengan baik sehingga dalam melakukan tugasan yang diberi oleh guru, di sini, hubungan
tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teks silaturahim sesama rakan sebaya dapat dieratkan dan kanak-kanak dapat
tersebut. Pendapat ini selari dengan temuan Rina Febritasari (2010) dan belajar menghormati hak orang lain. Selain itu, kanak-kanak juga dapat
Sinur Vera Afriana (2012). Minimnya perbendaharaan kata yang dimiliki belajar untuk bertolak ansur melalui perkongsian bahan mainan.
juga merupakan penyebap rendahnya kemampuan membaca Bahasa Inggris
siswa. Selain itu, siswa juga kurang memiliki strategi dalam membaca. Hal
ini disebabkan karena siswa kurang diberikan latihan yang cukup dan 6. Belajar Melalui Bermain Dapat Memupuk Perkembangan Emosi Positif
terencana untuk memiliki strategi yang baik dalam membaca. Sehingga Ibu bapa digalakkan untuk membenarkan anak-anak mereka bermain.
ketika mereka diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teks Ini kerana, bermain amat penting kerana ia berupaya merehatkan fizikal dan
yang mereka baca, seperti: mencari idea pokok, menentukan makna kata minda daripada keletihan yang dialami di sekolah. Al-Ghazali (1988). Hal
dan mencari informasi tertentu pada teks, para siswa melakukannya dengan ini menyebabkan kanak-kanak berasa terkongkong dan bosan dengan
lamban dan kebingungan (Sinur Vera Afriana 2012). aktiviti harian yang sama, akhirnya motivasi untuk belajar akan
Faktor kurangnyamotivasi membaca juga merupakan salah satu berkurangan dan kencenderungan untuk menuntut ilmu akan terabai.
faktor yang menyumbang kepada wujudnya masalah membaca dalam
kalangan siswaPendapat ini selari dengan temuan Susilowati (2012) yang
7. Belajar Melalui Bermain Dapat Meningkatkan Kognitif Kanak-kanak
menemukan penyebab rendahnya kemampuan membaca siswa adalah
karena kurang minat dan motivasi untuk membaca.Sebahagian besar siswa Roskos dan Christie (2007) serta Sawyer dan Dezutter (2007)
mengatakan bahawa mereka membaca hanya karena mereka harus menyatakan bahawa bermain penting untuk perkembangan kogntitif kanak-
membaca bukan kerana mereka senang membaca.Faktor lain yang kanak.Aktiviti bermain juga membekalkan pengalaman kepada kanak-
menyebabkan rendahnya pemahaman membaca siswa adalah faktor kanak contohnya, sewaktu melakukan aktiviti bermain, kanak-kanak akan
kuantitas membaca yang dimilikinya.Semakin banyak ia membaca, akan melalui sendiri aktiviti tersebut contohnya simulasi lampu isyarat, dengan
semakin baik kemampuan membaca yang dimilikinya (Indra Rahmana ini, kanak-kanak dapat berfikiran dengan luas di mana apa yang perlu
Putra. 2012). dilakukan sekiranya berhadapan dengan lampu isyarat dan apakah
tindakan yang boleh mereka lakukan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa kemampuan
membaca siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: (1) faktor- Selain itu, aktiviti bermain juga mengalakkan kanak-kanak untuk
faktor yang berkaitan dengan pengetahuan, pengalaman, dan tingkat menyuarakan pendapat dan idea mereka.
kecerdasan atau kemampuan berfikir siswa; (2) faktor yang berkaitan
dengan situasi emosi, motivasi dan sikap; (3) faktor yang berkaitan dengan
122 211
mengenali persekitaran sosial dan fizikalnya. Selain itu, aktiviti bermain tingkat kesukaran teks (4) faktor yang berkaitan dengan tingkat
juga memberi peluang kepada kanak-kanak untuk menguasai kemahiran kemampuan siswa dalam penguasaan perbendaharaan kata dan struktur
baru serta memperkembangkan konsep dan pengalaman mereka. bahasa.
Kenyataan yang dikemukakan oleh Almy dengan pandangan Rubin et. Untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan
al. (1983) dalam membincangkan ciri-ciri bermain, menyebut, “pertama, membaca Bahasa Inggris, guru perlu kreatif dalam mewujudkan situasi
bermain adalah motivasi dalaman. Lenyap dengan sendiri dan berlaku bagi belajar yang menyenangkan dan berpusatkan siswa.Hassan (2003) turut
mendapatkan kepuasan semasa melakukannya. Kedua, ciri-ciri yang menegaskan guru-guru hendaklah menggunakanmetode pengajaran yang
berkaitan dengan main perlu ada kebebasan memilih oleh peserta” (Fergus, berbagai dalam membantu meningkatkan kemampuan siswa agar mencapai
1995). Dengan kata lain, ciri-ciri bermain seterusnya adalah: prestasi yang dikehendaki. Oleh karena itu guru perlu mengaplikasikan
a) Menyeronokan strategi-strategi mengajar yang bervariasi untuk menimbulkan minat dan
b) Memilih secara bebas motivasi membaca siswa. Dengan demikian diharapkan siswa tidak lagi
c) Tidak bersifat literal menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu yang membosankan.
d) Digerakkan oleh motivasi intrinsik dan ekstrinsik
e) Penglibatan secara aktif daripada sudut mental dan fizikal Kemampuan Membaca, Motivasi dan Belajar Mandiri

4. Belajar Melalui Bermain Dapat Meningkatkan Kemahiran Fizikal Kemampuan Membaca


Kanak-kanak Membaca merupakan proses berpikir atau bernalar (proses aktif dan
Kanak-kanak pada peringkat prasekolah memerlukan aktiviti yang bertujuan) yang dilakukan melalui proses mempersepsi dan memahami
menguatkan otot mereka. Aspek perkembangan fizikal adalah amat penting informasi serta memberikan makna terhadap bacaan yang dilakukan oleh
di prasekolah kerana tanpa perkembangan fizikal yang mantap kanak- pembaca. Proses membaca hendaknya dilakukan untuk memperoleh dan
kanak akan menghadapi masalah dalam melakukan aktiviti seperti memahami pesan yang disampaikan oleh penulis.
memegang pensel atau berus untuk menulis atau melukis, penglibatan Kajian tentang bagaimana memahami proses membaca sudah
dalam aktiviti sukan, aktiviti memainkan peralatan muzik serta dilakukan semenjak puluhan tahun yang lalu. Nuttal (1982) mengatakan
pengendalian peralatan(Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan. bahwa membaca melibatkan tiga jenis pembelajaran: kognitif, afektif dan
Sutterby & Frost (2006) menyatakan bahawa antara perkembangan positif psikomotor. Pembelajaran kognitif yang adalah tentang bagaimana seseorang
yang diperoleh daripada aktiviti bermain adalah berkaitan dengan memahami teks. Pembelajaran afektif adalah tentang sikap siswa terhadap
kesihatan dan perkembangan fizikal kanak-kanak. membaca dan pembelajaran psikomotor merupakan proses fizikal berkaitan
Belajar melalui bermain menyediakan pelbagai aktiviti yang melibatkan dengan aktivitas membaca. Diantara ketiganya, pembelajaran kognitif
pergerakan di mana pergerakan-pergerakan ini dapat meningkatkan merupakan hal yang paling dominan untuk menentukan makna sebagai
kemahiran fizikal kanak-kanak. Aktiviti main ini dapat membantu bentuk kefahaman terhadap sebuah teks.
perkembangan motor kasar serta melancarkan pergerakan otot serta saraf Menurut Nunan (2003) proses membaca untuk mendapatkan
kanak-kanak. kefahaman itu ada tiga bahagian, iaitu: Bottom-up models, Top-down models
Melalui pemerhatian pengkaji, aktiviti menyusun gambar dan dan Interactive model. Bottom-up model biasanya terdiri pada proses
perkataan, aktiviti membentuk tanah liat di tadika yang dikaji menunjukkan membaca tahap rendah. Siswa memulai kefahaman membaca pada asas-
bahawa, aspek motor halus di tadika amat penting dan memainkan peranan asas huruf, pemaknaanbunyi, morfem, diikuti dengan pengenalan terhadap
utama, tidak lupa juga sewaktu menjalankan aktiviti ini, koordinasi mata strukturkalimat dan teks yang lebih panjang untuk mendapatkan makna
tangan kanak-kanak juga akan berkembang. Cara ini dilihat sangat sesuai dalam rangka mencapai kefahaman.
dipraktikan di tadika kerana lebih menarik dan dapat menghilangkan Model Top-down bermula dengan idebahwa kefahaman ada dalam
kebosanan kanak-kanak berbanding tadika yang hanya meminta murid diri sipembaca. Pembaca menggunakan pengetahuan yang sudah
210 123
dimilikinya, membuat prediksi, lalu mencari informasi dalam teks untuk KESIMPULAN
mengesahkan atau menolak prediksi yang sudah dibuat. Oleh karena itu, 1. Pendekatan Pengajaran dan Pembelajaran
makna dalam teks dapat difahami pembaca walaupun tidak semua kata-
kata dalam teks itu diketahui artinya.Interactive model merupakan model Berdasarkan dapatan kajian, kesemua guru menyatakan bahawa
yang dianggap memberipenjelasan paling komprehensif tentang proses mereka menggunakan kurikulum standard prasekolah kebangsaan di tadika
membaca. Model ini mengkombinasikan bottom-up dan top-down dengan mereka. Pendekatan pengajaran dan pembelajaran merupakan standard
asumsi bahawa corak pemahaman disintesis berdasarkan informasi yang kedua yang dikemukakan oleh Kurikulum Standard prasekolah kebangsaan
diberikan secara serentak pada beberapa sumber pengetahuan (Stavonich iaitu, guru prasekolah perlu menggunakan pendekatan yang bersesuaian
1980). Murtagh (1989) menekankan bahawa pembaca bahasa kedua yang dengan tahap perkembangan kanak-kanak(developmentallyappropriate)
terbaik adalah orang-orang yang cekap dan boleh mengintegrasikan Bottom- supaya pembelajaran berkesan dan membawa makna kepada murid.
up dan Top-down model. Pendekatan yang disarankan adalah pembelajaran berpusatkan murid,
Menurt Supyan Husin (2012), umumnya pembaca pemula inkuiri penemuan, belajar melalui bermain, pendekatan bersepadu,
memerlukan pendekatan bottom-up model untuk membaca dan memahami, pendekatan bertema, pembelajaran berasaskan projek, pembelajaran
manakala pembaca yang baik akan mengambil pendekatan top-down model, masteri(terutamanya dalam penguasaan bahasa dan kemahiran),
sedangkan pembaca mahir akan menggunakan pendekatan membaca pembelajaran konseptual(menggunakan pengalaman murid, alam
interaktif dalam aktivitasmemcaca. Pendekatan model interaktif dalam persekitaran murid) dan pembelajaran berdasarkan kepelbagaian
membaca mencakup kedua-dua aspek membaca intensif dan membaca kecerdasan(multipleintelligence).
ekstensif. Guru perlu menyediakan teks yang lebih singkat untuk mengajar
kemahiran dan strategi membaca tertentu dengan jelas. Guru juga perlu
2. Guru Menjalankan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Belajar Melalui
menggalakkan siswa untuk membaca teks yang lebih panjang dan banyak
Main
tetapi didak dimaksudkan untuk menguji kemahiran mereka.
Dapatan kajian mendapati bahawa kesemua guru telah faham akan
Berbicara tentang definisi membaca, para pakar masih bersilang
pendekatan belajar melalui bermain dan boleh melaksanakan di dalam kelas
pendapat dalam memberikan definisi membaca yang benar-benar tepat.
sekiranya diperlukan. Rafie Mahat (2001) berkesanan kualiti dalam
Meskipun demikian menurutnya ada satu yang disepakati oleh seluruh
pendidikan prasekolah bergantung kepada pelaksanaannya.Guru juga
pakar tentang membaca, dimana unsur yang mesti ada dalam setiap
seringkali mengendalikan aktiviti bermain melalui kaedah aktiviti kelas,
aktivitas membaca adalah pemahaman (comprehension). Sesuai dengan
aktiviti kumpulan dan aktiviti individu. Kaedah ditentukan oleh guru
pendapat Nunan (2003) tujuan membaca adalah kefahaman. Aktivitas
bedasarkan apa yang ingin dicapai, tahap pencapaian murid dan tugas. Ini
membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah aktivitas
kerana guru akan bertindak sebagai pembimbing.
membaca. Hal ini selari dengan pendapat Zamri Mahamod et.al (2010)
bahwa ketika membaca seseorang itu perlu memahami apa isi yang ingin Bahan dan peralatan adalah penting dalam program pendidikan awal
disampaikan oleh sipenulis barulah apa yang dimaksudkan dengan kanak-kanak. Alat-alat pengajaran akan membantu perkembangan kanak-
membaca itu memberi kesan. kanak sama ada dalam aspek fizikal, mental, sosial, emosi dan kerohanian.
Bahan maujud, kad gambar, kad nombor, ‘puzzle’, blok dan objek semula
Nunan (2003) juga memberikan pendapatnya tentang membaca dan
jadi.
bagaimana kefahaman terhadap bacaan dapat diperoleh. Menurut Nunan,
membaca adalah sebuah proses yang dilakukan pembaca dalam
menggabungkan informasi yang berasal teks dengan pengetahuan yang 3. Kaedah Belajar Melalui Bermain Dapat Meningkatkan Perkembangan
sudah dimiliki sebelumnya untuk mendapatkan makna. Nunan Diri dan Pencapaian Murid di Tadika
menggunakan istilah strategic reading untuk menggambarkan kemampuan
Secara amnya masyarakat sudah mengetahui bahawa bermain adalah
pembaca dalam menggunakan berbagai strategi untuk mencapai
penting bagi kanak-kanak. Melalui aktviti bermain, kanak-kanak dapat
pemahaman. Pembaca yang baik tahu apa yang mesti ia lakukan bila
124 209
sesuatu. Nilai positif ini jika disemai sejak kecil dalam diri kanak-kanak, mengalami kesukaran dalam mencapai kefahaman itu. Selain itu, Nunan
tidak mustahil untuk kanak-kanak ini berjaya apabila dewasa kelak. juga menggunakan istilah fluent reading untuk menggambarkan kelajuan
membaca yang sesuai bagi seseorang untuk mendapatkan kefahaman yang
memadai ataupun mencukupi. Sehingga aktivitas membaca merupakan
3. Belajar Melalui Bermain Mengalakkan Kanak-kanak Untuk gabungan antara bacaan teks, pembaca, kelancaran dan strategi.
Berkomunikasi
Menurut Radha, Noraini dan Pramela (2008), kemahiran membaca
Belajar melalui bermain juga dapat memberi kesan kepada merupakan aktivitas persendirian yang lazimnya berlaku di dalam fikiran
perkembangan bahasa kanak-kanak. Kemahiran bahasa menjadi fokus seseorang. Membaca juga ialah suatu proses kognitif yang penting untuk
utama dalam program pendidikan awal kanak-kanak di mana konsep 4M menentukan proses keberkesanan membaca.Membaca adalah juga suatu
mengandungi 3M untuk aspek bahasa iaitu kemahiran mendengar, aktivas yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas mendengar, bertutur dan
kemahiran membaca, dan kemahiran menulis. menulis. Ketika membaca, seseorang akan dikatakan faham apabila ia
Melalui aktiviti bermain dalam kumpulan, ahli kumpulan boleh memahami apa yang dibacanya. Selain itu, dia dapat menyampaikan hasil
menegur rakan mereka yang membuat kesalahan tutur kata. Secara tidak kefahamannya itu secara lisan atau tertulis kepada orang lain.
langsung mereka boleh memperbaiki kesilapan bahasa mereka. Aktiviti Kemahiran membaca merupakan kemahiran yang penting
sosialisasi ini dapat memperbaiki tahap penguasaan bahasa kanak-kanak. disampingkemahiran menulis dan bertutur. Santangelo dan Olighouse
(2009) mengatakan bahawa bersama-sama dengan kemahiran membaca,
kemahiran menulis adalah peramal kejayaan akademik dan merupakan
4. Belajar Melalui Bermain Dapat Melatih Kanak-kanak Untuk
persyaratan utama untuk dapat ambil bahagian dalam kehidupan
Menggunakan Anggota Badan Dengan Betul
dimasyarakat dan dalam ekonomi global. Harmer (2009) pula mengatakan
Belajar melalui bermain dapat memberi kesedaran kepada kanak-kanak kemahiran membaca Bahasa Inggeris sangat berkaitan erat dengan proses
untuk menggunakan anggota badan mereka dengan betul iaitu melalui pemerolehan Bahasa Inggeris sebagai bahasa asing. Dengan memiliki
pergerakan aktif. Aktiviti bermain yang menggunakan otot kecil seperti kemampuam membaca yang baik, siswa akan dapat berhasil tidak hanya
menggunakan tanah liat, menyusun perkataan dan gambar dapat pada mata pelajaran membaca, tetapi juga pada semua bidang ilmu.
meningkatkan motor halus kanak-kanak manakala aktiviti bermain yang
Kemahiran membaca memang harus dibina dan dimiliki oleh semua
melibatkan pergerakan otot besar seperti aktiviti membaling
siswa. Supyan Husin (2011) mengatakan, siswa yang dikategorikan sebagai
dadu,pergerakan kaki dan badan bagi menjadi kenderaan dapat
pembaca yang baik akan mampu mencari dan menemukan ide-ide teks
meningkatkan motor kasar kanak-kanak.
yang dibacanya dan pembaca yang lemah menggunakan mata mereka pada
Kesimpulannya, berdasarkan dari keputusan dapatan kajian yang telah setiap perkataan dalam teks-teks dan bergantung kepada setiap huruf dan
dibuat kebanyakkan responden mengatakan bahawa semua tadika perkataan untuk memahami keseluruhan perenggan. Supyan Husin (2012)
menggunakan pendekatan belajar melalui bermain. Mereka mengatakan berpendapat bahawa pemahaman membaca akan menjadi lebih mudah bila
bahawa mereka memahami konsep belajar melalui bermain dan menyedari seseorang mengetahui tentang simbol grapho-phonic sesuatu bahasa, yang
pelaksaan belajar melalui bermain adalah sangat perlu dalam pengajaran merupakan prasyarat dalam membaca.
dan pembelajaran di sekolah.
Aktivitas pendidikan dan pembelajaran sebenarnya merupakan suatu
Dapatan kajian juga mendapati bahawa aktiviti bermain di peringkat proses, yaitu proses mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
awal kanak-kanak sememangnya banyak memberi kesan yang positif mengetahui tingkat ketercapaian tujuan tersebut, diperlukan suatu alat atau
kepada kanak-kanak seperti dari aspek perkembangan fizikal, mental, emosi, aktivitas yang disebut penilaian. Nuttal (1982) menafsirkan membaca adalah
sosial dan bahasa kanak-kanak. hasil pada interaksi antara persepsi simbol grafik yang mewakili bahasa dan
kemahiran bahasa pembaca, kemahiran kognitif, dan pengetahuan yang
dimilikinya. Dalam proses ini, pembaca cuba untuk mewujudkan makna

208 125
yang dimaksudkan oleh penulis. Menurut Nuttal, ada lima klasifikasi soal kanak-kanak serta guru sendiri, kekerapan aktiviti belajar melalui bermain
yang dapat digunakan untuk menguji kefahaman membaca yaitu: (1) Soal di dalam kelas adalah berbeza antara tadika yang dikaji.
tentang kefahaman literal; (2) Soal yang melibatkan penyusunan atau Hasil temubual dengan guru di tabika kemas pula mendapati bahawa
pentafsiran kembali; (3) Soalinferens atau membuat kesimpulan, (4) Soal aktiviti belajar sambil bermain sememangnya dilaksanakan di tadika
penilaian; dan (5) Soal tentang respon pribadi. KEMAS, akan tetapi aktiviti ini dilaksanakan pada awal tahun sahaja dan
Sedangkan Hughes (2002) mengemukakan bahwa aspek-aspek yang pada akhir tahun, penekanan lebih diberikan kepada penguasaan 4 M iaitu
dapat digunakan untuk menilai kefahaman membaca siswa adalah: (1) membaca, menulis, mengira dan menaakul.
Mencari idea utama (Finding the main idea); (2) Mencari informasifactual
(Finding factual information); (3) Mencari makna kata berdasarkan konteks
(Finding meaning of vocabulary based on context); (4) Rujukan (Reference); dan Keberkesanan Belajar Melalui Bermain
(5) Inferen. 1. Belajar Melalui Bermain Menyebabkan Kanak-Kanak Berasa Gembira
Pardiono (2005) menambahkan dua jenis petanyaan lagi selain yang Untuk Belajar
di kemukakan Hughes, yaitu bentuk pertanyaan benar-salah (true-false) dan Hasil dapatan kajian mendapati apabila guru mengaplikasikan
bentuk pertanyaan yang menanyakan pengecualian (exception). Pada pendekatan belajar melalui bermain di dalam kelas, kanak-kanak akan
pertanyaan yang berbentuk true-false, siswa diberikan sebuah kalimat lalu berasa gembira,seronok dan terhibur. Pemerhatian pengkaji mendapati
diminta untuk menjawap apakah kalimat tersebut benar atau salah menurut apabila guru meminta kanak-kanak melakukan sesuatu aktiviti, kanak-
teks yang diberikan. Pada pertanyaan exception, kepada siswa diberikan kanak segera mengangkat tangan dan tidak sabar untuk belajar melalui
beberapa kalimat, lalu siswa diminta untuk menentukan mana diantara bermain. Kanak-kanak juga lebih terbuka untuk menyuarakan pendapat
kalimat tersebut yang tidak betul menurut teks yang dibaca. apabila guru meminta pendapat kerana mereka telah melalui aktiviti
tersebut.

Motivasi
Para ahli psikologi mendefenisikan motivasi sebagai proses dalam 2. Belajar Melalui Bermain Menerapkan Nilai Murni Dalam Diri Kanak-
diri seseorang yang mengaktifkan, membimbing dan mengekalkan perilaku Kanak
dalam tempo masa tertentu. Menurut Hamzah B. Uno (2012) motivasi Belajar melalui bermain bukan sahaja memberikan ilmu akademik
adalah dorongan asas yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. semata-mata bahkan turut menerapkan nilai murni dalam diri kanak-kanak.
Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan orang itu Aktiviti bermain yang telah dirancang oleh guru sering memerlukan kanak-
untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang ia inginkan. Oleh kanak untuk bekerja di dalam kumpulan. Di sini, kanak-kanak dapat belajar
karena itu, perbuatan seseorang didasarkan atas suatu motivasi sesuai membuat sesuatu dengan bantuan rakan. Akhirnya kanak-kanak boleh
dengan tema yang mendasarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Tileston bekerjasama dengan semua ahli dan juga ahli kumpulan lain.
dalam Marlina (2007) yang mengatakan bahawa motivasi dapat
Pemerhatian pengkaji mendapati terdapat guru yang meminta kanak-
didefinisikan sebagai pendorong seseorang untuk melakukan suatu
kanak bekerja dalam kumpulan, meminta mereka melantik seorang ketua,
kegiatan, “Motivation relates to the drive to do something, to study new things,
mengagihkan kawasan dan ruang untuk setiap kumpulan, membuat
and encourages us to try again when we fail.”
pengundian dan meminta kanak-kanak menyusun kepingan gambar
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat bersama-sama rakan dan menegah kanak-kanak melakukannya sendiri.
melaksanakan sesuatu dan mau melaksanakan sesuatu. Motivasi lebih dekat Kemudahan bahan dan peralatan yang terhad memerlukan kanak-kanak
pada mau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah untuk bertolak ansur sesama mereka.
kekuatan, baik dari dalam mahupun dari luar diri seseorang yang
Kanak-kanak juga lebih berani untuk mencuba dan meneroka alam di
mendorong orang itu berbuat untuk mencapai tujuan yang telah
sekeliling mereka dan lebih berdikari dan berdisiplin dalam membuat
ditetapkan sebelumnya. Apabila dilihat pada sumber yang
126 207
sukar menjalankan aktiviti main kerana kelas mereka terdiri dari kanak- menimbulkannya, motivasi dapat dibagi menjadi dua bahagian, iaitu
kanak berusia 4 hingga 6 tahun dan kanak-kanak berumur 6 tahun sangat motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Abdul Rahim et al. 2008; Hamzah
sedikit kerana ibu bapa lebih memilih untuk menghantar anak mereka ke B. Uno 2012).
prasekolah kebangsaan. Sumber motivasi intrinsik adalah challenge, curiosity, control, dan
Dapatan kajian juga mendapati 2 orang guru menyatakan bahawa fantasy. Motivasi intrinsik timbul tampa memerlukan ransangan luar karena
penyediaan bahan menjadi masalah untuk mereka manakala 3 orang guru memang sudah ada dalam dirri seseorang, sejalan dengan keperluannya.
menyatakan bahawa tempat belajar yang tidak sesuai dan sempit Perilaku yang disebapkan oleh motivasi intrinsik tidak memerlukan
menyukarkan guru untuk menjalankan aktiviti belajar melalui bermain. penghargaan orang lain bila dilakukan dan tidak perlu pula hukuman bila
tidak dilaksanakan. Segala tindakan yang dilakukan, termasuk belajar
adalah karena terdapatnya tanggung jawab internal pada diri seseorang itu.
Rajah 7:
Sebaliknya, ada pula perilaku seseorang yang hanya muncul atau
Masalah Murid Semasa Guru Menjalankan Aktiviti Belajar Melalui Bermain tidak muncul karena ada hukuman. Motivasi yang menyebapkan perilaku
10 itu seolah-olah berasal luar. Motivasi ini disebut motivasi ekstrinsik.
9 Dengan kata lain, motivasi ekstrinsik timbul karena ada ransangan luar diri
8 seseorang individu. Misalnya seorang siswa yang bertingkah laku untuk
7 mencapai hasil terbaik dalam menghadapi ujian. Motivasi ini timbul kerana
6 melihat kepada manfaat yang akan diperoleh apabila berhasil dalam ujian
5 itu.
4
3 Pentingnya peranan motivasi dalam proses belajar dan pembelajaran
2 perlu dipahami oleh guru agar guru dapat melakukan berbagai bentuk
1 tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi belajar sangat penting dalam
0 proses kegiatan pengajaran dan pembelajaran untuk meningkatkan
masalah kawalan masalah masa murid kurang tiada masalah kemampuan atauhasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
kelas bekerjasama Wagman (2005) yang mengatakan bahawa motivasi merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mempelajari bahasa
Rajah 7 di atas, hasil temubual juga mendapati guru sukar asing,termasuk kemampuan membaca Bahasa
melaksanakan aktiviti belajar melalui bermain di kelas kerana berhadapan Seorang siswa dikatakan mempunyai motivasi belajar kalau ia
dengan beberapa masalah murid mereka. Masalah yang paling utama memperhatikan tingkat penglibatan dan ketekunan yang tinggi dalam
adalah masalah kawalan kelas iaitu 4 orang guru menyatakan bahawa menyelesaikan tugas-tugasyang diberikan. Siswa ini memperlihatkan usaha
kanak-kanak lebih aktif semasa bermain, ini menyebabkan mereka sukar dan semangat dalam belajar walaupun diluar waktu yang ditentukan guru.
mengawal kelas dan kanak-kanak bising. 3 orang guru pula mengatakan Perlu diketahui guru bahwa lamanya waktu yang diperlukan siswa untuk
bahawa mereka menghadapi masalah masa kerana aktiviti bermain bekerja dalam menyelesaikan tugas yang diberikan adalah berbeda. Siswa-
selalunya memakan masa yang lama dan untuk beralih dari satu aktiviti ke siswayang mempunyai motovasi tinggi lebih banyak menggunakan
satu aktiviti bukanlah mudah dan kanak-kanak sering memakan masa yang waktunya untuk belajar menyelesaikan tugas-tugasdibanding siswa-siswa
lama untuk bertukar aktiviti, guru juga menyatakan bahawa aktiviti yang mempunyai motivasi rendah.
bermain tidak sempat dijalankan pada waktu pengajaran yang telah
Motivasi seorang siswa yang tinggi dalam belajar dapat dilihat
ditetapkan.
melalui beberapa ciri motivasi yang ada pada diri seseorang seperti: tekun
Dua orang guru pula menyatakan bahawa mereka kurang mendapat dalam belajar, dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, sabar
kerjasama dari kanak-kanak. Oleh kerana berhadapan dengan masalah dari menghadapi kesulitan, tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas
206 127
prestasi yang diperoleh, menunjukan minat yang besar terhadap masalah- Rajah 5: Keperluan Menjalankan Aktiviti Belajar Melalui Bermain
masalah belajar, lebih suka belajar sendiri, tidak cepat bosan dengan tugas-
10
tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, dan senang mencari dan
menyelesaikan masalah. 8
6
Untuk meningkatkan motivasi belajar, guru mesti berusaha 4
membentuk kebiasaan siswanya agar secara beransur-ansur boleh 2
menumpukan perhatian lebih lama dan bekerja keras (Azwani Binti Ismail 0
2012). Caranya ialah dengan: (1)Memberikan tugas-tugas yang dapat
keperluan mata pelajaran keperluan murid
diselesaikan dalam waktu yang cukup tapi tidak terlalu lama dan guru
mendampingi mereka bila mereka menghadapi kesulitan; (2) Menyiapkan
pembelajaran koperatif; (3) Merancang tugas-tugas yang dapat difahami
siswa dengan sempurna; (4)Meyakinkan siswa bahwa jika mereka Bagi menjalankan aktiviti belajar melalui bermain, peralatan dan bahan
melakukan usaha, maka mereka memperoleh kemajuan dan keberhasilan (5) yang sering digunakan oleh guru untuk aktiviti ini adalah terdiri daripada
Memberikan pujian atau penghargaan jika siswa menunjukkan peningkatan kad objek,nombor, gambar, puzzle, blok, objek semula jadi serta objek
usaha dan kemampuan. maujud. Kajian menunjukkan 7 orang guru menggunakan bahan ini,
manakala 3 orang guru lagi menggunakan bahan mengikut keperluan
Dalam pembelajaran bahasa, termasuk didalamnya pembelajaran pembelajaran seperti dam ular, dadu dan carta penilaian untuk mengajar
membaca Bahasa Inggris, motivasi digambarkan sebagai ‘kombinasi usaha matematik, gelung bola dan kon untuk pengajaran melibatkan aktiviti
dan keinginan untuk mencapai tujuan dan sikap yang baik terhadap fizikal serta replika objek untuk aktiviti simulasi.
pembelajaran bahasa tersebut (Gardner, 1985). Penelitian tentang motivasi
dalam pembelajaran bahasa asing tidak dapat dilepaskan dari kajian yang
dilakukan oleh Gardner dan Lambert ( 1972, 1985, 2005). Gardner dan Rajah 6: Masalah Guru Dalam Menjalankan Aktiviti Belajar Melalui Bermain
Lambert (1972) yang menelaah motivasi sebagai sebuah faktor dari berbagai
10
sikap yang yang berbeda-beda. Brown (2007) menyatakan bahawa motivasi 9
merupakan variabel afektif yang harus dipertimbangkan dalam proses 8
pembelajaran bahasa. Teori Motivasi berkembang melewati beberapa 7
6
tempoh dan perspektif. Beberapa perspektif yang mengkaji motivasi, 5
diantaranya adalah perspektif behavioristik yang memandang motivasi 4
3
dalam pengertian bahawa motivasi muncul kerana adanya keinginan untuk 2
mendapatkan imbalan. Dalam perspektif kognitif, motivasi muncul karena 1
keperluan dasar manusia. Motivasi dipandang sebagai keputusan- 0
keputusan yang dibuat oleh individu demi tujuan tertentu yang hendak ia kesukaran penyediaan tempat belajar tiada masalah
capai. (Keller: 1983 dalam Brown: 2007). Sedangkan perspektif konstruktif tentukan bahan tidak
memandang motivasi sebagai hasil konstruksi sosial dalam masyarakat, kebolehan pengajaran sesuai/sempit
mental dan fizikal
hasil interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya, dan juga berperanan
murid
sebagai status sosial.
Peranan guru untuk mengendalikan motivasi belajar para siswa
Penyelidikan juga melihat masalah yang dihadapi oleh guru dalam
sangatlah penting, dan dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas belajar
menjalankan aktiviti belajar melalui bermain. 4 orang guru menyatakan
yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa secara individu.
mereka sukar merancang aktiviti kerana sukar menentukan kebolehan
Usaha dan perhatian guru yang besar diperlukan pula untuk membimbing
mental dan fizikal murid, guru tadika KEMAS mengatakan bahawa mereka
siswa-siswayang mempunyai kemampuan membaca rendah agar mereka
128 205
guru dan membuat lembaran kerja. Manakala 6 buah tadika lagi mempunyai motivasi belajar yang sama. Salah satu penyebab rendahnya
menjalankan aktiviti belajar sambil bermain dengan bimbingan guru. kemampuan siswaadalah karena mereka hanya menggunakan sedikit waktu
untuk belajar dan menyelesaikan tugas-tugas. Mereka juga tidak biasa
untuk menumpukan perhatian dalam waktu yang cukup lama dan bekerja
Rajah 4: Perancangan Aktiviti Bermain Sambil Belajar keras.
Ahirnya boleh dikatakan bahwa dalam kegiatan belajar untuk
perancangan aktiviti belajar memperoleh kemampuan membaca Bahasa Inggris yang baik, motivasi
melalui bermain sangat diperlukan. Bila seorang siswa tidakmempunyai motivasi dalam
membaca, ia tidak akan melaksanakan aktivitas-aktivitas belajar membaca
itu dengan baik. Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran
membaca Bahasa Inggris ini perlu pula dipahami oleh guru agar guru
modul bertema dapatmelakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa.
modul asas
aktiviti rutin Belajar Mandiri (Self-Learning)
Selain motivasi, gaya belajar dan strategi belajar juga dianggap
sebagai faktor pentingdalam keberhasilan pembelajaran bahasa.Belajar
Rajah 4 menunjukkan carta pie hasil temubual di mana mendapati mandiri merupakan salah satu bentuk dari gaya ataupun strategi
bahawa 7 orang guru merancang aktiviti bermain menggunakan modul pembelajaran seseorang.
bertema, manakala 3 orang guru menggunakan modul asas.
Pada masa sekarang, tanggungjawab pembelajaran adalah
Kebanyakkan guru iaitu 70% guru merancang aktiviti berdasarkan tanggungjawab siswa dan bukannya tanggungjawab guru. Siswa tidak lagi
tema pengajaran yang sudah ditetapkan setiap minggu, manakala 30% lagi dilihat sebagai individu yang hanya menerima informasi dan pengetahuan,
menggunakan modul asas iaitu merangkumi Bahasa Malaysia, Bahasa melainkan secara aktif harus terlibat dalam penyusunan dan pembinaan
Inggeris, Bahasa Cina (untuk prasekolah yang aliran Bahasa Cina), Bahasa pengetahuan. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diaplikasi oleh
Tamil (untuk prasekolah yang aliran Bahasa Tamil, Pendidikan Islam, adalah belajar mandiri.
Pendidikan Moral, Matematik dan permainan luar.
Little (2000) yang mengatakan belajar mandiri tidaklah berarti
Temubual juga mendapati 8 daripada guru yang dikaji mengatakan pembelajaran tanpa guru. Dalam konteks pembelajaran di kelas, mandiri
mereka menjalankan aktiviti belajar melalui bermain mengikut keperluan tidak bermakna pelepasan tanggung jawab oleh guru ataupun guru
mata pelajaran dimana mereka menyelitkan sesuatu subjek dengan aktiviti membiarkan siswamelakukan hal-hal apa yang mereka dapat lakukan.
bermain. Mandiri bukan pula sesuatu yang dilakukan guru untuk siswa karena
Dapatan juga mendapati 2 daripada guru yang ditemubual belajar mandiritidak merupakan satu metode pengajaran. Namun, Guru
mementingkan keperluan murid dalam menjalankan aktiviti bermain. dapat membantu siswa-siswa untuk mengetahui apa yang terbaik untuk
mereka lakukan supaya mereka dapat mengawal kegiatan pembelajaran
mereka. siswa yang mandiri mampu merancang, mengatur dan menilai
sendiri kegiatan pembelajaran mereka.
Macdougall (2008) mendefinisikan belajar mandiri sebagai sejenis
pembelajaran yang dicirikan oleh pribadi yang terarah mandiri dan
ketergantungan yang kurang pada guru. Oleh kaena itu, siswayang mandiri
selalu berusaha meningkatkan keupayaannya untuk membina keikut

204 129
sertaan dan kerjasama. Lebih tepat lagi, siswayang mandiri diberi kuasa Pelaksanaan Belajar Melalui Bermain di Tadika
untuk membina apa yang mereka sudah tahu atau percaya ke dalam sistem Dapatan kajian mendapati bahawa 6 daripada guru tadika yang dikaji
kepercayaan, konsep, nilai dan bentuk pemikiran yang merupakan satu sangat faham tentang belajar melalui bermain, manakala 4 orang guru
tanda tingkat kematangan perkembangan kognitif. faham dengan pendekatan ini. Hal ini dapat ditunjukkan melalui jadual
Menurut Anita Wenden (1991) ciri-ciri pada siswa yang mandiri graf 3. Kebanyakan guru (60%) mengatakan bahawa mereka sangat faham
adalah (a) tidak hanya belajar disekolah, tetapi mempunyai cara sendiri tentang pendekatan belajar melalui bermain, manakala 40% guru faham. Ini
untuk belajar dirumah; (b) mempuyai sistem dalam belajar; (c) berusaha menunjukkan guru-guru sudah memahami pendekatan belajar melalui
untuk menyelesaikan masalahnya sendiri; (d) tidak malu bertanya, dan bermain.
meminta orang lain untuk memeriksa dan menjelaskan kesalahan yang ia
buat; (e) selalu belajar dari kesalahan; dan (f) selalu siap untuk menerima
informasi.Nunan (2000) juga mampunyai pendapat tentang konsep mandiri Rajah 3: Kefahaman Guru Tentang Belajar Melalui Bermain
dalam pembelajaran bahasa berkaitan dengan pendekatan komunikatif.
Konsep mandiri merupakan keseluruhan pandangan seseorang terhadap kefahaman guru tentang belajar
dirinya. Konsep ini terbentuk sejak dari kecil dan berkembang dari masa
kemasa melalui proses penilaian diri. Dari itu, bagaimana ibu bapak melalui bermain
berinteraksi, menilai dan menghargai anak-anak akan memberi kesan yang
mendalam terhadap pembentukan konsep mandiri mereka.
sangat faham
Akhirnya dapatrumuskan bahwa konsep mandiri merupakan
faham
keupayaan siswadalam mengawal proses pembelajarannyasendiri.Konsep
mandiri dalam pembelajaran bahasa adalah berkaitan dengan pendekatan sederhana faham
komunikatif. Pembelajaran bahasa kedua akan lebih berkesan jika siswa tidak faham
dibenarkan untuk membangun sifatmandiri mereka.Belajar mandiritidak
menolak peranan guru dalam pembelajaran, tetapi ia menunjukkan,
besarnya peranan guru dalam membentuk kemahiran diri siswa. Apabila ditemubual, semua guru yang memahami pendekatan belajar
melalui bermain menyatakan mereka mengendalikan aktiviti bermain
melalui aktiviti kelas, kumpulan dan individu. Semasa menjalankan aktiviti
KESIMPULAN
bermain, guru kelas mengalakkan kanak-kanak untuk berkerjasama dalam
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwamotivasi dan belajar kumpulan dan melalui aktiviti bermain guru mengambil peluang untuk
mandiri dapat mempengaruhi kemampuan membaca membaca Bahasa memerhatikan kanak-kanak bermain dan hasil pembelajaran dari aktiviti
Inggris siswa. Motivasi siswa yang baik dapat membantu mereka berusaha bermain itu boleh digunakan untuk merancang aktiviti-aktiviti seterusnya.
untuk meningkatkan kemampuan membaca. Belajar mandiri (self-learning)
Aktiviti bermain secara berkumpulan juga dilihat lebih popular di
juga mampu memberi sumbangan kepada siswa untuk berusaha
kalangan guru, di mana 2 orang guru menyatakan mereka akan membuat
meningkatkan kemampuan membaca Bahasa Inggris. Siswa yang mandiri
kumpulan berdasarkan tahap kecerdasan dan umur kanak-kanak kerana
tidak lagi mengandalkan guru dalam belajar, melainkan mampu
guru akan membimbing kumpulan yang kurang mahir dalam sesuatu aspek.
menentukan apa yang ingin ia capai dan berusaha bagaiman cara mencapai
tujuan tersebut. Sungguhpun begitu, faktor-faktor lain juga mempunyai Sebaliknya pada pemerhatian yang dijalankan oleh pengkaji di 8 buah
peranan dalam usaha meningkatkan kemampuan membaca Bahasa Inggeris tadika yang terdiri dari KEMAS, perpaduan, Majlis Ugama Islam Pahang,
dalam kalangan siswa yang tidak dibincangkan dalam tulisan ini. swasta dan Kementerian Pendidikan, mendapati 2 buah tadika tidak
menjalankan aktiviti belajar melalui bermain. Kanak-kanak hanya
mendengar guru mengajar, membaca, mewarna dan mengira di hadapan
130 203
Instrumen Kajian RUJUKAN
Dalam kajian ini penyelidik menggunakan dua kaedah iaitu kaedah Abdul Rahim Hamdan, Mohamad Najib Ghaffar, Jamaluddin Ramli &
temubual dan pemerhatian. Ahmad Johari Sihes. 2008. Study preference and motivation taxonomy
Pemerhatian of adult learners. Laporan Projek. Fakulti pendidikan. Universiti
Tehnologi Malaysia.
Pemerhatian merupakan teknik utama dalam kajian kualitatif yang
digunakan oleh penyelidik untuk mengumpul dan menganalisis data.
Pemerhatian semulajadi adalah satu kaedah yang sering digunakan iaitu Azwani Binti Ismail. 2012. Kesan model STAD terhadap nilai patriotisme
pengkaji akan memerhati responden kajian dalam keadaan semulajadi. sikap dan kemahiran berkomunikasi pelajar dalam mata pelajaran
Pemerhatian dijalankan semasa aktiviti pembelajaran menggunakan kaedah sejarah. Tesis Dr.Fal. Universiti Kebangsaan Malaysia.
belajar melalui bermain berlangsung di dalam kelas. Brown, H.D. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Edisi Kelima.
Kaedah Temubual Pearson Education.
Pengkaji telah menemubual responden iaitu guru prasekolah yang terlibat Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Garis-Garis Besar Program Pengajaran
dan fokus soalan adalah berkisarkan kepada persoalan kajian. (Education Guidelines). Jakarta: Pusat Kurikulum Nasional.
Jadual 1: Sampel Kajian: Jenis Tadika, Bilangan Guru dan Bilangan Kanak- Gardner, R. 1985. Social Psychology and Second Language Learning : the
Kanak role of attitudes and motivation.London: Edward Arnold.
Nama tadika Bilangan guru Bilangan kanak- Gardner, R. and Lambert, W. 1972. Attitudes and Motivation in Second
kanak Language Learing. Rowley, MA: Newbury House.
Kemas 2 44 Hamzah B Uno. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Perpaduan 1 17
Harmer. 2009. How to Teach English. Oxford: Pearson Longman.
Tadika Islam (MUIP) 2 42
Hughes, Arthur. 2002. Testing for Language Teachers. 2nd Ed. Cambride:
Swasta 3 82
Cambride University Press.
Kementerian Pendidikan 2 46
Indra Rahmana Putra. 2012. The application of NHT (Numbered Head
Malaysia
Together) technique in improving the students’ reading ability in
Jumlah 10 201 comprehending descriptive texts. Tesis Sarjana. Universitas Riau.
Little, D. 2000. Autonomy and autonomous learners. Byram, M. (ed.).
Routledge Encyclopedia of Language Teaching and Learning. London:
DAPATAN KAJIAN Routledge, 69-72.
Responden yang terlibat dalam kajian ini adalah terdiri daripada 10
orang guru yang terdiri dari 8 buah tadika meliputi Tadika Kemas,
perpaduan, swasta, Majlis Agama Islam Pahang dan Kementerian Macdougall, M . 2008. Ten Tips For Promoting Autonomous Learning And
Pendidikan Malaysia untuk ditemubual. Seramai 201 orang kanak-kanak Effective Engagement In The Teaching Of Statistics To Undergraduate
terlibat dalam pemerhatian. Medical Students Involved In Short-Term Research Projects. Journal of
Applied Quantitative Method. 3 (3): 223-240.
Marlina, Lenny. 2007. Motivation and Language Learning: A Case of EFL
Students. Jurnal KOLITA. Unika Atma Jaya.

202 131
Murtagh, L. 1989. Reading in a Second or Foreign Language: Models, Main adalah penentu penting bagi perkembangan kekuatan sahsiah,
Processes, and Pedagogy. Language culture and Curriculum, 2:91-105. daya cipta, kestabilan emosi, perkembangan sosial dan intelek disamping
Nunan, D. 2003. Practical English Language teaching. New York: McGrow-Hill. dapat mengembangkan kekuatan fizikal, koordinasi dan ketangkasan murid
(Caplan dan Caplan,1973).
Nuttal,C. 1982. Reading Skill in a Foreign Language. Oxford: Heinemann.
Menurut Imam Al-Ghazali (1058-1111) menekankan bahawa bermain
Pardiyono. 2005. Fokus Bahasa Inggeris: Persiapan UAN dan SPMB. Jakarta: dalam kalangan kanak-kanak dapat mengembangkan sifat semulajadi
Erlangga kanak-kanak, menyuburkan tubuh, menguatkan otot, mendatangkan
Radha Nambiar, Noraini Ibrahim & Pamela Krish. 2008. Penggunaan kegembiraan dan kerehatan selepas penat belajar. Beliau juga menasihati
Strategi Pembelajaran Bahasa dalam Kalangan Pelajar Tingkatan 2. kanak-kanak agar bermain kerana main dapat menenangkan jiwa serta
Jurnal Bangi 3(3):1- 17. memberi kebebasab kepada kanak-kanak terutama semasa bergaul dengan
rakan-rakan mereka.
Raminah Hj. Sabran. 1993. Kecekapan berkomunikasi dalam bahasa
Malaysia. Kuala Lumpur: Fajar Bakti. Kesimpulannya pendidikan pra sekolah dalam atau luar negera
mendapati kebanyakan guru bersetuju tentang pentingnya
Rina Febritasari. 2010. A Study on the ability of the second year students of
mengintegrasikan main dalam kurikulum namun bagi memenuhi standard
SMA Negeri 4 Pekanbaru in comprehending expository texts. Tesis
yang ditetapkan, akan tetapi guru tidak mempunyai masa, tidak
Sarjana. Universitas Riau.
mempunyai latihan dan pengetahuan pedagogi yang secukupnya untuk
Santangelo, Tanya and Natalie G. Olinghouse. 2009. Effective Writing melaksanakan aktiviti bermain di kelas. Justru, belajar melalui bermain
Instruction for Students Who Have Writing Difficulties. Focus on perlu difokuskan terhadap konsep, kaedah pengajaran, pedagogi,
Exceptional Children 42 (4): 1-20. pelaksanaan dan kesan-kesannya kepada pembangunan kanak-kanak
Sinur Vera Afriana. 2012. Using three stay one stray strategy to seperti yang telah disyorkan oleh Jean Piaget, John Dewey, Maria
increase the ability of the first year SMA Nurul Falah students in Montessori, Friedrich Wilhelm Froebel dan Imam Al-Ghazali.
comprehending narrative text. Tesis Sarjana. Universitas Riau.
Supyan Husin 2011. Again, are you a good reader? http://supyanhussin. METODOLOGI
wordpress. com/2011/01/02/again-are-you-a-good-reader/. [4 Ogos
Kajian kes telah dipilih kerana kajian ini berbentuk kualitatif dan
2013].
meninjau pelaksanaan belajar melalui bermain di prasekolah.
Supyan Husin. 2012.Ability to Read. What Does it Need?http://
supyanhussin. wordpress.com/category/opinion/. [4 Ogos 2013].
Rajah 2:Proses Reka Bentuk Kajian
Susilowati. 2012. The Effectiveness of using QAR to improve students’
reading comprehension of hortatory exposition text at the second pendekatan tadika
grade students of SMAN 3 Tanjung Balai Karimun. Tesis Sarjana.
Universitas Riau. instrumen
Stanovich, K.E. 1980. Toward an Interactive Compensatory Model of
pengumpulan data
Individual Differences in the Development of Reading Fluency.
Reading Research Quarterly 16:32-71.
analisis data
Tuan, T. L. 2011. Teaching Reading through WebQuest. Journal of Language
Teacing and Research. 2 (3): 664 – 673. hasil kajian
Wagman, J.C. 2005.The Effects of an Inquiry-Internet Research Project on
Self-Efficacy, And Academic Autonomy in Heterogenously Grouped
132 201
mana apabila kanak-kanak belajar konsep melalui main, pembelajaran dan High School Latin I Students. Motivation. Thesis Ph.D. Capella
ingatan akan bersatu dengan lebih kuat dan kekal untuk waktu yang lama. University.
Maria Montessori merupakah tokoh terkemuka dalam bidang Zamri Mahamod, Mohamed Amin Embi dan Nik Mohd Nik Yusof . 2010.
pendidikan awal kanak-kanak dan sangat menghormati kanak-kanak dan Strategi Pembelajaran Bahasa Melayu dan Inggeris Pelajar Cemerlang.
hak mereka. Menurut Montessori (1870-1952), permainan adalah seperti Bandar baru Bangi: Awal Hijrah Enterpri.
pekerjaan kepada kanak-kanak. Permainan memberi peluang kepada kanak-
kanak untuk meneroka dan mencuba sesuatu aktiviti. Dalam proses
mencuba, mereka menemui pengetahuan baru. Aktiviti bermain
membenarkan mereka memenuhi keperluan perasaan ingin tahu di samping
meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran mereka. Beliau
juga menekankan pembelajaran melalui penerokaan, di mana persekitaran
adalah sangat penting bagi kanak-kanak kerana mereka boleh belajar semua
benda yang terdapat di sekeliling mereka. Seterusnya, kanak-kanak akan
berasa seronok dan mempunyai daya tahan yang tinggi kerana aktiviti
mencabar di sekelilingnya dapat menjadikan fizikalnya lebih lasak.
Moyles (1991), menegaskan bahawa main adalah satu proses satu
proses yang diperlukan oleh kanak-kanak dan sangat penting dalam
pembelajaran. Biasanya apabila sesuatu tugasan itu dianggap mudah,
tugasan tersebut sering dirujuk sebagai mainan kanak-kanak
memandangkan tidak wujudnya komplikasi dan merupakan nilai yang
paling berharga buat perkembangan kanak-kanak (Mariani Md Nor,2007).
Friedrich Wilhelm Froebel (1837) telah meneroka dan membina satu
sistem pendidikan awal kanak-kanak berasaskan konsep belajar melalui
bermain. Beliau percaya bermain adalah asas untuk kanak-kanak
mempelajari sesuatu dan pembentukan peribadinya dipengaruhi oleh cara
bagaimana kanak-kanak tersebut bermain. Beliau juga yakin permainan
yang sesuai dapat membantu kanak-kanak berfikir dan memberi
keseronokan, kebebasan, kepuasan, kerehatan dalaman dan luaran serta
kedamaian di dalam dunia kanak-kanak.
John Dewey (1929), main terdiri daripada aktiviti-aktiviti tidak sedar
yang dilakukan demi mendapatkan hasil yang melebihi kemampuan diri
mereka sendiri. Apabila kanak-kanak bermain, mereka melakukan suatu
aktiviti itu dengan bersungguh-sungguh kerana main dianggap proses yang
bermakna kepada mereka. Kanak-kanak akan melakukan aktiviti yang
memberi makna dan nilai kepada dirinya. Proses yang dilalui semasa
aktiviti main adalah lebih penting berbanding produk akhir kerana produk
akhir ini tidak atau hanya memiliki manfaat dan makna yang sedikit kepada
kanak-kanak.

200 133
EVOLUSI PENGAJARAN BAHASA ARAB DI CHINA memilih blok tertentu, berlakon dan berkomunikasi dengan kanak-kanak
lain, mereka terlibat dalam pembelajaran bahasa yang bermakna.

Wail Ismail, PhD., Muhammad Azhar Zailani, PhD., Bodrova, Elena dan rakan-rakan(2003) dalam kajiannya yang bertajuk
Mohd Faisal Mohameddan Di Xuan “building language and literacy through play” mendapati kecenderungan
tingkahlaku main kanak-kanak terdiri dari pelbagai unsur. Main drama
memberi kesan terbaik terhadap perkembangan bahasa dan literasi.
PENGENALAN Kajian yang dijalankan di Scotland oleh Professor Emeritus
Bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran, bahasa asas dalam Islam, Neuropsikologi iaitu Bergstrom (2005) menyatakan kanak-kanak
terjemahan kepada ibadah Islam, bahasa Sunnah, dan juga merupakan memerlukan persekitaran yang luas dan memerlukan aktiviti mainan di luar
bahasa yang mengeratkan persaudaraan di antara umat Islam di Timur dan bilik darjah untuk perkembangan otak yang sihat. Beliau mencadangkan
Barat. Al-Quran telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad S.A.W dengan bahawa terlalu banyak arahan daripada ibu bapa serta pembelajaran formal
menggunakan bahasa Arab, justeru bahasa al-Quran bersifat bahasa akan membentukan minat serta kreativiti kanak-kanak.
kerohanian, kalimah al-Quran bukan ciptaan manusia tetapi kalimah yang Kajian oleh Jensen (2000,2001), Shore (1997), Christie (2001), Frost,
diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad S.A.W untuk Wortham (2001) menyatakan:
panduan seluruh umat manusia.
“play is a scaffold for development, a vehicle for increasing neural structures,
Perkembangan bahasa Arab ke pelusuk dunia telah bermula sejak 1400
tahun yang lampau. Pelbagai faktor yang memainkan peranan penting and a means by which all children practice skills thay will need in later life”.
dalam perkembangan Bahasa Arab ke merata dunia. Antara faktor yang Di dalam kajian Wardel (2004) memberikan kesimpulan bahawa main
dianggap penting adalah semasa umat Islam menunaikan Ibadah haji di amat penting kerana kanak-kanak merupakan kurikulum terbaik atau cara
Kota Mekah. Aktiviti yang berlangsung pada ketika musim haji tidak hanya yang terbaik untuk perkembangan sosial, fizikal, emosi serta perkembangan
terhad kepada aktiviti ibadah haji semata-mata. Bahkan ianya merangkumi kognitif kanak-kanak.Seorang doktor, iaitu Ginsburg (2007), dalam laporan
kepada pelbagai aktiviti sampingan seperti keterlibatan jemaah haji dengan klinikalnya yang bertajuk “American academy of paediatrics”, mengutarakan
urus niaga dalam kalangan orang Arab di Mekah. Jemaah haji dari luar mengenai kepentingan bermain bagi kanak-kanak. Menurut beliau, main
tanah Arab membawa barangan jualan dari negara asal mereka untuk penting untuk perkembangan optimal kanak-kanak dan turut diiktiraf oleh
dipasarkan ketika musim haji.Pengunaan bahasa Arab semakin meluas “united nation high commission for human rights” sebagai “right of every child”.
dalam aktiviti ekonomi antara orang Arab dan bukan Arab. Antara pusat Kajian beliau turut mengenal pasti pelbagai sumbangan kepada
pasaran perdagangan yang terkenal di Mekah pada ketika itu ialah pasar perkembangan kognitif, fizikal, emosi, sosial, kesejahteraan dan
Ukaz, Almajnah, Zi alHijaz, dan Khyber(Afghani,1993). perkembangan otak yang sihat.
Bahasa Arab juga merupakan lambang perpaduan dalam kalangan Hirsh-Pasek, Golinkoff, Berk dan Singer (2009), mengutarakan
masyarakat Arab dengan masyarakat bukan Arab. Sebagaimana al-Quran pendapat, bahawa main sebagai alat menangani masalah obesiti yang
telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad S.A.W. dalam bahasaArab. semakin serius dalam kalangan kanak-kanak kebelakangan ini. Main
Penurunan al-Quran menggunakan bahasa Arab tidak bermakna al-Quran dikaitkan sebagai aspek yang penting kepada “every single development
itu hanya untuk bangsa Arab sahaja, malahan ianya sebagai panduan domain”. Main juga membawa kepada perkembangan motor halus, motor
kepada seluruh umat manusia tanpa mengira bangsa dan warna kulit. kasar dan sosialisasi. Main juga menjadi asas untuk perkembangan emosi
Sesiapa yang mempelajari al-Quran maka secara langsung mereka telah kanak-kanak.
mempelajari bahasa Arab. Justeru, untuk memahami al-Quran secara Elkind (2007), menegaskan bahawa main pada zaman kanak-kanak
terperinci semestinya pengetahuan bahasa Arab perlu diterapkan dalam adalah “dominant and directed learning experiences”. Pengalaman ini
setiap individu.Sesungguhnya al-Quran itu terjaga dari cacat dan cela. Tiada memperkayakan dan menyokong kematangan mental kanak-kanak. Di
satu ilmu pun yang tertinggal dalam wahyu al-Quran itu. Sebagaimana

134 199
jangka pendek sahaja. Kartz tidak menafikan kebolehan kanak-kanak dalam yang dinyatakan dalam al-Quran surah al-Hijr, ayat 31, yang bermaksud:
menguasai kemahiran yang diajar oleh guru. (Sesungguhnya Kami turunkan al-Quran, dan Kami juga menjaganya).
Hayer, Parmer dan Zaslow (2009) menyatakan guru-guru prasekolah Mereka yang berpandukan al-Quran dalam hidup maka sesungguhnya
memerlukan konsep yang jelas dan prinsip yang kukuh untuk dijadikan telah mengamal Islam secara syumul. Islam tidak akan dapat disebarkan
asas dan garis panduan pelaksanaan kurikulum prasekolah. Tanpa konsep tanpa bahasa Arab sebagai perantaraan. Tanpa Islam sebagai isi kandungan,
dan prinsip ini. Sesuatu program prasekolah tidak dapat mencapai bahasa Arab berkemungkinan besar tidak membawa apa-apa erti dan tidak
matlamat yang diharapkan. Untuk mencapai tahap kecemerlangan dalam akan berkembang seperti sekarang.
pendidikan awal kanak-kanak para guru dan pentadbir perlu memahami Jika dilihat secara geografi penggunaan bahasa Arab meliputi
matlamat dan menghayati prinsip pendidikan yang bersepadu jelas dan sebahagian besar Afrika utara dan Asia Barat (Khalifa, 2003).Bahasa Arab
mantap. diguna sebagai bahasa rasmi dalam dua puluh Liga Arab, bahasa rasmi
Asma (2001) membuat kajian pelaksanaan main di tadika Brunei Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu.Manakala mengikut sejarah,China
bertajuk “Play in Brunei Preschool Classrooms”. Kajian ini telah melibatkan adalah antara negara yang terawal telah menerima bahasa Arab sebagai
12 orang guru tadika dan 16 orang kanak-kanak. Dapatan kajian mendapati bahasa asing yang utama. Perkara ini berlaku disebabkan hubungan yang
bahawa 60% guru-guru tadika tidak bersetuju dengan kaedah ini. Mereka erat diantara China-Arab kira-kira seribu tahun yang lampau.. Hubungan
berpendapat kaedah ini tidak memberi sumbangan terhadap proses antara pedagang Arab-China yang sudah terjalin sekian lama. Pertukaran
pembelajaran kanak-kanak. Pada keseluruhannya kesemua guru tadika dari segi pendidikan, budaya, politik dan teknologi diantara Arab-China
yang dikaji iaitu seramai 12 orang menyatakan bahawa kanak-kanak ini memantapkan lagi perkembangan bahasa Arab di China.
perlu diajar secara formal seperti latih tubi, ulangkaji pelajaran setiap hari
dan pengajaran secara kelas. Ini sangat penting bagi tujuan menyediakan KEMUNCULAN BAHASA ARAB DI CHINA
mereka kelak ke tahun satu. Aktiviti bermain cumalah untuk mengisi masa
yang terluang sahaja. Hubungan negara China dengan orang-orang Arab telah bermula
sekian lama. Menurut Jiang Chun & Guo Ying De (2001), bahasa Arab
Manakala Cooney (2004) yang mengkaji persepsi guru-guru di tadika- adalah bahasa asing yang tertua telah memasuki dalam negara China. Ini
tadika di Guatemala mengenai belajar melalui bermain mendapati guru- disebabkan kemasukan orang-orang Arab ke negara China dalam urusan
guru lebih cenderung dan berminat dengan pendekatan kombinasi “teacher perdagangan dan perniagaan mereka. Hubungan awal diantara negara
and child-centred” aktiviti dan pengimbangan di antara bermain sambil China dan Arab bermula pada zaman pemerintahan Han Barat (206SM-
belajar dan akademik terancang dalam pembelajaran. Pui-Wan dan 28M). Sokongan dan galakkan daripada pemerintahan kerajaan China pada
Stimpson (2004) yang menjalankan kajian mengenai pengetahuan, ketika itu merancakkan lagi aktiviti ekonomi negara China dengan orang-
pendekatan dan masalah yang dihadapi oleh guru-guru di Hong Kong, orang Arab. Begitu juga ramai pedagang-pedagang China yang pergi ke
mendapati guru-guru tidak memahami retorik dan realiti main. Main bebas tanah Arab untuk menjalankan aktiviti perniagaan mereka. Antara tokoh
(free play) lebih dipraktikkan dan masa bermain diberikan hanya sebagai pedagang China yang terkenal seperti Zhang Qian. Beliau telah membuat
ganjaran selepas penat belajar. perdagangan perjalanan sutera yang melibatkan Asia Tengah dan Asia Barat
Ryan, Tagano dan Moran (2005) mendapati ramai guru berpendapat yang meliputi negara Iraq, Syria dan negara-negara Arab yang lain.
bahawa main bukan merupakan satu cara yang sesuai untuk meningkatkan Perkembangan aktiviti ekonomi diantara negara China dan orang-orang
dan membantu perkembangan kanak-kanak, malah guru-guru lebih Arab telah memberi impak yang sangat besar dalam perkembangan bahasa
berminat kepada program akademik sahaja. Arab di China. Ramai pedagang Arab yang datang ke China telah menetap
Kajian oleh Karyn Wellhousen dan Rebecca (2006), dalam jurnal dan berkahwin dengan wanita tempatan. Sejak dari itu Islam dan bahasa
bertajuk ‘building literacy opportunities into children’s block play’, Arab telah mula berkembang di negara China terutamanya di bandar-
mengkaji bagaimana alat mainan blok menyumbang kepada pembelajaran bandar besar seperti di Canton, Guang Zhou, Bangchow dan bandar-bandar
literasi awal kanak-kanak. Apabila kanak-kanak membuat keputusan, lain di tenggara China. Pendekatan dan penampilan orang-orang Islam yang

198 135
jujur dan amanah dalam aspek perniagaan terutamanya telah menarik Pendidikan yang mementingkan kemahiran 3M semata-mata adalah
perhatian masyarakat tempatan untuk memeluk agama Islam.Banyak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang sihat.
masjid-masjid telah dibina dan dijadikan sebagai pusat pendidikan dan Azizah Lebai Nordin (2005) mengatakan terdapat guru-guru
pengajian bahasa Arab (ZhouLie, 2013). prasekolah yang mengajar mata pelajaran secara berasingan dan dalam
Perkembangan bahasa Arab dan Islam semakin maju pada zaman bentuk yang sangat formal seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah
pemerintahan keluarga diraja Yuan (1271 m -1328 m). Perubahan geo- rendah, seperti guru tidak memahami perkembangan dan pertumbuhan
politikini membawa perubahan besar pada negara China yang juga meliputi kanak-kanak. Ada separuh guru yang menggunakan strategi belajar sambil
sebahagian besar negara-negara di Asia Tengah dan Asia Barat. bermain tetapi permainan yang dijalankan lebih merupakan permainan
Penghijrahan orang Arab muslim dan Parsi ke China semakin meningkat. bebas tanpa perancangan yang tersusun dan berkesan.
Mereka membentuk komuniti muslim dengan mendirikan masjid-masjid
yang digelar sebagai ‘Hoy- Hoy” yang melambangkan orang Islam. Keluarga
diraja Yuan berperanan penting dalam menjalin hubugan luar dengan Pendidikan Prasekolah Luar Negara
negara Arab. Hubungan luar ini merangkumi kesemua aspek politik, Miller dan Almon (2009) mendapati aktiviti bermain telah diketepikan
ekonomi, ketenteraan, budaya, dan teknologi.Pengunaan bahasa Arab dalam pendidikan prasekolah di Amerika sejak dua dekad yang lalu kerana
digunakan secara meluas di China, ianya bukan sahaja terhad dalam dianggap tidak relevan dengan kurikulum prasekolah yang bersifat
kalangan orang Islam malahan menjadi bahasa asing yang utamadi China. akademik dan berorintasikan peperiksaan. Menurut beliau lagi, masa
Pertukaran pelbagai ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang kanak-kanak lebih banyak diperuntukkan untuk belajar dan sering diuji
pada zaman pemerintahan diraja Yuan. Antara bidang yang menjadi dalam kemahiran literasi dan Matematik berbanding pendekatan belajar
keutamaam seperti sains, astronomi, perakaunan, perubatan, ketenteraan, melalui bermain. Akibatnya, bilangan guru yang mengikut kurikulum baru
pembinaan dan sebagainya. Terdapat banyak buku berbahasa Arab dan semakin bertambah dan guru terpaksa menurut perubahan kurikulum
manuskrip Islam dalam Perpustakaan Diraja pada Dinasti Yuan. (Nicolopoulou, 2010). Miller & Almon (2009) bersetuju bahawa dengan
Dianggarkan lebih daripada 242 jilid buku berbahasa Arab dalam memilih pendekatan langsung, kanak-kanak menguasai kemahiran Literasi
perpustakaan tersebut(WangShiDian & ShangQiWeng, 1992). dan Matematik dengan cepat mengikut masa dan standard akademik yang
Bermula daripada Dinasti Yuan bahasa Arab terus berkembang dan telah ditentukan dalam kurikulum.
menjadi salah satu bahasa yang paling penting di China. Bahasa Arab Kajian Chervenak (2011) yang melihat perspektif guru tentang
adalah bahasa hubungan sains, politik, perdagangan dan ekonomi antara pembelajaran berasaskan main mendapati kebanyakkan guru bersetuju
Arab-China. Di samping itu, ianya bahasa Al-Quran dan Sunnah dan juga tentang pentingnya mengintegrasikan main dalam kurikulum namun bagi
bahasa umat Islam (Wu Qing Ling, 2012). memenuhi standard yang ditetapkan, guru tidak mempunyai masa yang
Pada abad kedua puluh telah berlaku perubahan yang ketara di China secukupnya untuk melaksanakan aktiviti bermain di kelas.
dari segi politik, budaya serta pendidikan. Penambahbaikan dalam sistem Kajian Ng (2009) di Singapura, melaporkan latihan tentang prinsip dan
pendidikan telah dimantapkan bagi menjamin kualiti pendidikan di China pedagogi kurikulum berasaskan bermain yang diberikan kepada guru
seiring dengan kemajuan dunia semasa. Pendidikan agama Islam dan prasekolah yang mempunyai pengalaman mengajar yang lama tidak berjaya
Bahasa Arab yang sebelum ini banyak tertumpu pengajiannya secara mengubah sikap mereka untuk menerima perubahan kurikulum, malah
tradisional di masjid-masjid telah beralih arah masuk dalam sistem mereka didapati tidak melaksanakan kurikulum ini di dalam kelas.
pendidikan sekolah moden. Seterusnya peralihan ini telah dilanjutkan pada
Kartz (2007) tidak bersetuju dengan bebanan berat yang diberikan oleh
peringkat pengajian tinggiiaitu di kolej dan universiti awam kerajaan.
guru prasekolah kepada kanak-kanak dalam melaksanakan tugas-tugas
Pengajian ilmu-ilmu Islam dan Bahasa Arab telah menjadi kurikulum akademik. Beliau juga menyebut tekanan kepada kanak-kanak untuk
rasmi disemua peringkat pengajian. Kursus-kursus yang berkaitan menghasilkan tugas-tugas akademik seperti buku kerja, kertas edaran dan
latihan fonik adalah tidak berkesan atau jika bermanfaat ia adalah dalam

136 197
Pendidikan Prasekolah DalamNegara Pendidikan Islam dan Bahasa Arab telah beri tempat dalam sistem arus
Kajian awal telah dilakukan oleh jemaah nazir sekolah pada tahun 2005 perdana di China.
setelah pendekatan bermain sambil belajar diperkenalkan dalam Kurikulum Kesedaran kerajaan China terhadap kepentingan bahasa Arab dalam
Prasekolah Kebangsaan (2003). Malangnya kurikulum ini tidak ketara kalangan masyarakat China juga merupakan salah satu faktor
penggunaannya di prasekolah di Malaysia kecuali prasekolah di bawah perkembangan bahasa Arab di China. Pihak kerajaan China telah
kementerian pelajaran Malaysia (Mariani,2009). Hasil kajian mendapati menghantar pelajar-pelajar China di institusi-institusi pengajian peringkat
bahawa sebanyak 79.5 peratus guru menggunakan pendekatan belajar tinggi di negara-negara Arab.Bantuan biasiswa telah diberikan kepada
melalui bermain dalam pembelajaran mereka, 83.6 peratus menggunakan pelajar-pelajar tersebut sebagai sokongan kerajaan dalam pengajian mereka
pendekatan bertema dan 78.0 peratus menggunakan pendekatan bersepadu. di negara–negara Arab. Dasar terbuka kerajaan China dalam menerima
Hasil ini bertentangan dengan kajian yang dilakukan oleh pegawai pelajar dari negara-negara Arab untuk menyambung pengajian di peringkat
prasekolah dari Bahagian Pendidikan Negeri Selangor ke atas 20 buah universiti dan institusi pengajian mereka juga menyumbang kearah
sekolah dimana dapatan menunjukkan hampir semua kelas tidak perkembangan bahasa Arab di China. Pertukaran pelajar diantara dua
melaksanakan pendekatan belajar melalui bermain (Pusat Perkembangan pihak banyak memberi implikasi yang besar dalam perkembangan dan
Kurikulum, 2007). Kajian juga mendapati bahawa guru mempunyai penggunaan bahasa Arab di China.
pandangan positif terhadap pendekatan belajar melalui bermain yang
menjadi panduan pengajaran dalam kurikulum prasekolah kebangsaan PERKEMBANGAN PENGAJARAN BAHASA ARAB DI CHINA
tetapi mempunyai masalah untuk melaksanakannya di dalam kelas kerana
kurang kemahiran dan pengetahuan dan tidak mendapat panduan yang Perkembangan pengajaran Bahasa Arab di China terbahagi kepada
khusus untuk melaksanakan pendekatan tersebut. empat fasa seperti berikut:

Kajian Sharifah Norhaidah Syed Idros (2007,2010) dari Pusat Pengajian


Ilmu Pendidikan, Universiti Sains Malaysi mendapati 15 daripada 19 orang Fasa Pertama:Pendidikan "Jenzten" dalam pengajaran Bahasa Arab
guru yang ditemu bual menyatakan bahawa mereka tahu tentang kelebihan
Pada peringkat awal pengajaran bahasa Arab dipelopori oleh dua
pendekatan belajar sambil bermain tetapi sukar untuk melaksanakan kerana
keluarga iaitu Tang (618-907) dan Song (960-1279). Pada peringkat ini
kesuntukan masa, kekurangan bahan dan alat dan sukar dalam mengawal
pengajaran bahasa Arab diajar secara kaedah pengajaran tradisional.
tingkahlaku kanak-kanak.
Metod ini dikenali sebagai "bapa kepada anak” yang hanya diajar dirumah.
Lau Ging Lim (2012) mengkaji kesan penggunaan kaedah bermain Metod ini berterusan pada zaman pemerintahan Dinasti Yuan (1271-1368).
sambil belajar ke atas minat dan penglibatan murid dalam pembelajaran Akan tetapi kaedah ini terdapat kelemahan dan masalah dalam
Sains di samping meningkatkan pencapaian mereka dalam mata pelajaran pelaksanaannya. Menyedari dengan permasalahan yang berlaku Khoo Deng
Sains. Kajian dijalankan ke atas 38 orang murid tahun 4 di sebuah sekolah Zhou (1522-1597) telah memperkenalkan pengajaran agama Islam dan
kebangsaan di daerah Kuching. Hasil kajiannya menunjukkan bahawa bahasa Arab yang khusus di masjid-masjid pada zaman pemerintahan
penggunaan kaedah bermain sambil belajar didapati berjaya meningkatkan Dinasti Ming (1368-1644). Banyak rujukan buku-buku Arab dan agama
minat serta penglibatan peserta kajian dalam pembelajaran Sains, sekaligus Islam telah diterjemah kedalam bahasa China bagi kegunaan masyarakat
meningkatkan pencapaian mereka dalam mata pelajaran Sains. tempatan. Cabang ilmu bahasa Arab telah diajar secara lebih mendalam
Rohaty dan Abu Bakar (2008) menyatakan kecermerlangan masyarakat seperti nahu, balaghah dan sebagainya ( Bai Shou Yi, 1990).
masa kini, sering kali dikaitkan dengan kejayaan kanak-kanak prasekolah
dalam menghasilkan kanak-kanak yang berjaya menulis, mengira dan
Fasa Kedua: Pendidikan Moden dalam Pengajaran Bahasa Arab
membaca. Justeru itu pusat prasekolah tersebut menjadi tumpuan ibu bapa
untuk menghantar anak-anak mereka mendapat pendidikan prasekolah. Pendekatan tradisional dalam pengajaran bahasa Arab masih
digunakan di masjid-masjid. Aktiviti pendidikandi masjid-masjid telah

196 137
berlansung dengan konsiten. Peningkatan ahli masyarakat yang ingin b. Persekitaran yang kondusif, perancangan jangka pendek dan jangka
belajar bertambah dari masa ke semasa. Begitu juga kewujudan sekolah- panjang perlulah dibina.
sekolah Islam telah mendapat tempat dalam kalangan pelajar. Ramai pelajar a. Guru membina aktiviti pengajaran berpandukan minat kanak-
telah memilih sekolah aliran Islam ini kerana perjalanan sekolah yang kanak. Guru membuat keputusan tentang proses pengajaran serta
bersistematik, prasarana yang cukup dan moden serta kurikulum sekolah bahan yang diperlukan dalam melaksanakan aktiviti berkenaan.
yang menepati dengan keadaan semasa di China(Ibrahim, 1998& b. Guru merancang masa, menyediakan bahan dan peralatan serta
LiXingHua, 1999). mengenalpasti langkah-langkah melaksanakan aktiviti yang terpilih.
Sekolah moden aliran Islam terbahagi kepada dua jenis: Akhirnya, aktiviti dilaksanakan.

1. Sekolah rendah. Pada peringkat ini pelajar diajar bahasa China,


subjek-subjek teras sebagaimana di sekolah awam dan pengajian Menurut Rohani, Nani dan Mohd. Sharani (2007), dalam teori Piaget,
ilmu-ilmu Islam dalam bahasa China dan bahasa Arab. Di antara pendekatan bermain menitik beratkan beberapa perkara seperti berikut:
sekolah yang berpengaruh seperti: i. Persekitaran kanak-kanak perlu dilengkapi dengan bahan dan
a) Sekolah Rendah Ma Yuan di Cheng Chang, daerah Juan Sho. aktiviti yang membenarkan mereka berinteraksi dengan
Telah diasaskan oleh Thong Zhang pada tahun 1906. persekitaran mereka. Contohnya, aktiviti melukis, membina,
b) Sekolah Rendah Persendirian Yuan Ben di Peking. Telah berlakon, bermain olok-olok atau bermain dengan pasir dan air.
diasaskan pada tahun 1906. ii. Pengalaman belajar kanak-kanak adalah berasakan aktiviti
2. Sekolah menengah, sebagai contoh: penerokaan dan penemuan. Misalnya, selepas berpengalaman
a) Sekolah Menengah Chun Shi Shan Xi, diasaskan pada tahun bermain air, kanak-kanak berkebolehan membuat jangkaan samada
1926. sesuatu benda akan terapung atau tenggelam apabila diletakkan di
b) Sekolah Menengah Bandar Houshang di Khang, diasaskan pada atas permukaan air.
tahun 1928. iii. Guru berperanan menggalakkan penerokaan persekitaran dan
membimbing dalam proses pembinaan pengetahuan.
Kesan daripada sistem pengajian Islam moden di sekolah–sekolah iv. Kurikulum dan pengalaman pembelajaran kanak-kanak disusun
tersebut membuahkan hasil ke arah perkembangan bahasa Arab di China. berasaskan minat yang boleh mewujudkan perasaan ingin tahu
Ramai tenaga pengajar yang terdiri daripada kalangan orang Arab yang kanak-kanak.
berhijrah ke China. Begitu juga dasar penghantaran pelajar China untuk
belajar di institusi-institusi pengajian di tanah arab seperti di Universiti al- PENDIDIKAN PRASEKOLAH DALAM DAN LUAR NEGARA
Azhar, Mesir. Perkara ini dapat mengukuhkan lagi perkembangan bahasa
Arab secara meluas di China. Mereka inilah banyak memberi sumbangan Pendidikan prasekolah ternyata sudah mempunyai kurikulum yang
dalam kejayaan bahasa Arab di China. Sistem pembelajaran yang lebih sesuai serta strategi pengajaran dan pembelajaran yang sepadan dengan
dinamik dan teratur telah diperkenalkan. Tidak hanya bergantung dengan perkembangan kognitif, afektif, dan sosial kanak-kanak iaitu melalui
metod konvensional semata-mata. Di samping itu sokongan yang kuat pendekatan belajar melalui bermain dalam proses pengajaran dan
daripada pihak Persatuan Islam China juga merupakan salah satu elemen pembelajaran. Huraian Kurikulum Prasekolah Kebangsaan Kementerian
kejayaan dan perkembangan bahasa Arab di China(LiXingHua, 1998, Pendidikan Malaysia (2003: 260) telah menghuraikan pendekatan belajar
DingJun, 2000 & LiZheZhong, 2013). melalui bermain yang menjadi asas konsep dan prinsip pendidikan
prasekolah.

138 195
Konsep Bermain di Prasekolah Fasa Ketiga: Pengajaran Bahasa Arab di Universiti China
Pusat Perkembangan Kurikulum (2008) menggariskan konsep “belajar Pada fasa ini pengajaran Bahasa Arab telah mula diajarkan di peringkat
melalui bermain” yang diperlukan seperti berikut: universiti. Pada peringkat ini merupakan sumbangan yang besar terhadap
i. Sesuatu aktiviti yang dapat memberi kegembiraan serta peluang perkembangan bahasa Arab di China. Graduan awal pelajar China yang
kepada murid melahirkan perasaan. menuntut di Universiti al-Azhar telah kembali ke negara mereka dengan
ii. Murid dapat meneroka, mencuba dan meningkatkan penguasaan memberi input yang banyak dalam mengembangkan pengajaran bahasa
kemahiran Arab di China. Dengan inisiatif kumpulan ini, bahasa Arab telah mula diajar
iii. Murid berpeluang memberi tumpuan dan perhatian di Universiti Nanjing pada tahun 1943. Selepas itu satu jabatan yang khusus
iv. Membantu murid mengembangkjan pertumbuhan dari segi kognitif untuk Bahasa Arab telah ditubuhkan di Universiti Peking pada tahun 1946
dan psikomotor. (Zhou Lie, 2010).
v. Bebas, terancang dan selamat Salah satu matlamat pengajaran Bahasa Arab di universiti China adalah
vi. Peluang mencuba idea sendiri bagi mengukuhkan lagi penguasaan pelajar berkomunikasi dalam Bahasa
Menyedari kepentingan “belajar sambil bermain” dan peranannya Arab dengan fasih dan lancar. Latihan dan praktikal secara optimum telah
kepada kanak-kanak, Akta Pendidikan Kanak-Kanak (1996) Bab Dua dititik beratkan kepada pelajar dalam memastikan Bahasa Arab dapat
Pendidikan Prasekolah, Seksyen 22 mensarankanpendekatan-pendekatan dikuasai sepenuhnya. Perkara ini diberi keutamaan kerana pelajar-pelajar
kurikulum prasekolah seperti berikut: yang mengikuti kursus Bahasa Arab akan menjadi lidah rasmi kepada
kerajaan China dalam hubungan luar dengan negara-negara Arab.
i. Pendekatan belajar melalui main
ii. Pendekatan bertema Bahasa Arab dianggap bahasa yang penting bagi kerajaan China. Ini
iii. Pendekatan bersepadu dijelaskan oleh Timbalan Perdana Menteri China merangkap Menteri Luar
iv. Pendekatan ICT dalam pembelajaran China Chen Yi. Beliau menegaskan bagi mengukuhkan pengaruh politik di
arena global kemahiran dan penguasaan bahasa asing adalah sangat
Main adalah satu aktiviti yang bebas daripada peraturan luaran yang diperlukan. Tokoh pemikiran sosialis China Mao Zhe juga telah menyatakan
mana ia bukan satu tugas yang dipaksa. Dalam suatu permainan, ia untuk menjadikan negara China sebuah negara pertama yang berpengaruh
menentukan penglibatan diri individu secara aktif dan permainan ini dan disegani diperingkat antarabangsamaka keperluan terhadap bahasa
selalunya melibatkan kesan perasaan positif seperti gembira dan seronok asing amat diperlukan. Justeru Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing
yang selalu disertai dengan gelak ketawa. Bermain juga adalah satu bentuk yang perlu diberi perhatian oleh masyarakat China(Zhou Lie, 2010).
pembelajaran yang aktif yang mengintegrasikan minda, badan dan jiwa
(Persatuan Kebangsaan Pendidikan Awal Kanak-kanak, 1997). Dengan sokongan yang padu daripada kerajaan China telah banyak
universiti-universiti China telah mula memainkan peranan dalam
Dalam konteks prasekolah di Malaysia, khususnya dari perspektif menubuhkan program pengajian bahasa Arab. Pengajian bahasa Arab
kurikulum, main mempunyai unsur seperti berikut: bersifat terbuka kepada seluruh masyarakat China samada Islam atau bukan
i. Main yang terancang Islam. Antara universiti-universitiChina yang terawal telah menubuhkan
ii. Main yang berstruktur jabatan bahasa Arab seperti berikut:
iii. Main yang fleksible 1. Peking University
iv. Memenuhi keperluan kognitif, psikomotor dan afektif 2. Fakulti Pengajian Asing Peking
Langkah-langkah melaksanakan aktiviti bermain adalah seperti berikut: 3. Universiti Barat Laut Rakyat China
4. Lanzhou University
a. Aktiviti bermain memerlukan perancangan yang teratur
5. Hailo Nagjiang University
bersesuaian dengan perkembangan kanak-kanak.
6. Universiti Pengajian Asing di Shanghai
7. Universiti Pengajian Asing di Sichuan
194 139
8. Universiti Pengajian Asing di Xi'an and pleasurable.Carr dalam teorinya menyatakan, main penting kepada
9. Universiti Pengajian Asing di Dalian kanak-kanak kerana main menyediakan peluang kepada kanak-kanak untuk
10. Universiti Pengajian Asing di Tianjin meluahkan pendapat masing masing (Kraus,1990).
11. Zhongshan Universiti Bermain adalah fitrah kanak-kanak. Penekanan belajar melalui bermain
12. Universiti Ningxia dalam pendidikan prasekolah dapat memberi kanak-kanak peluang untuk
13. Universiti Qinghai Rakyat China membuat penerokaan, penemuan dan pembinaan pengalaman secara
langsung. Semasa menjalankan aktiviti tersebut, pengalaman secara tidak
Fasa Keempat: Pengajaran Bahasa Arab di Institut-Institut Islam China langsung akan berlaku dalam proses penerimaan sensori atau deria seperti
penglihatan, sentuhan, bau dan rasa yang dirangsang. Menurut Fauziah Md.
Pada zaman pemerintahan Perdana Menteri China Zhou Ang Lai, Jaafar (2003), bermain adalah satu aktiviti semulajadi dan menjadi keperluan
beliau masih meneruskan polisi kerajaan yang sebelum ini. Dimana bagi setiap kanak-kanak.
perkembangan bahasa asing terutamanya bahasa Arab dianggap penting
untuk kestabilan politik China di peringkat antarabangsa. Pada April 1955 Penggunaan konsep bermain pada peringkat kanak-kanak telah
beliah telah mengadakan satu lawatan rasmi ke Institut Islam Indonesia. disokong dan diakui oleh penyelidik-penyelidik dari pelbagai disiplin
Konsep Institut Islam Indonesia telah menarik minat beliau untuk termasuklah penyelidik psikologi, pendidikan, falsafah, sosiologi dan juga
menubuhkan institut yang sama di China (Li Jiang Min, 2004). kesihatan. Malah Persatuan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB) telah
mengistiharkan pada 20 November 1959 bahawa kanak-kanak mempunyai
Justeru itu, dengan sokongan dan galakkan daripada beliau telah hak untuk bermain yang harus diarahkan untuk tujuan yang sama
diasaskan beberapa institut Islam di beberapa wilayah yang mempunyai khususnya dalam bidang pendidikan (Duncan & Lockwood, 2008). Hal ini
populasi penduduk majoriti orang Islam. Wilayah tersebut seperti di kerana, mereka percaya dalam kehidupan kanak-kanak, bermain
Xinjiang, Ningxia, Gansu, Qinghai, Yunnan dan Henan. merupakan faktor penting dalam membantu proses pembelajaran dan
Institut-institut Islam terbahagi kepada dua kategori: perkembangan mereka (Bredekamp, 1987).
1) Institut-institut Islamkerajaan. Institut ini mendapat dana sokongan Menurut Morrison (1995), bermain adalah proses kehidupan kanak-
daripada kerajaan China.SepertiInstitut Islam Xinjiang, Institut Islam kanak dan merupakan tahap tertinggi dalam membantu proses
China, InstitutIslam Peking, Institut Islam Kunming, Institut Islam perkembangan kanak-kanak. Malah Frobel menyarankan semua kerja yang
Shangtun, Institut Islam Lanzho dan lain-lain. dilakukan oleh kanak-kanak perlu mempunyai ciri-ciri bermain. Oleh yang
2) Institut-institut Islam swasta. Institut ini diuruskan secara persendirian demikian, guru prasekolah haruslah mengaplikasikan aktiviti bermain di
dan tidak mendapat dana daripada pihak kerajaan. Seperti Institut bilik darjah dengan berkesan seperti yang ditetapkan dalam setiap tunjang
Tinggi Bahasa Arab Kaiyuwan– Yunnan, Institut Bahasa Arab prasekolah.
Yangkesha- Guang Zhou, Institut Bahasa Arab Shanghai -Shanxi dan Hasil kajian oleh Zakiah, Azlina dan Yeo (2011) mendapati pendidikan
lain-lain. formal menjadi pilihan guru prasekolah kerana mereka lebih fokus kepada
objektif mata pelajaran dan kemahiran yang perlu dikuasai kanak-kanak
sebelum ke darjah satu. Kebanyakan tadika tidak menyediakan waktu
Institut-institut Islam telah mendapat tempat dalam masyarakat China.
bermain atas alasan tidak mempunyai masa yang cukup untuk menjalankan
Kehadiran pelajar di setiap wilayah untuk belajar agama Islam dan Bahasa
aktiviti bermain, malah kebanyakan penyelia tadika tidak menghargai
Arab semakin meningkat dari masa kesemasa. Bilangan institut-institut
belajar melalui bermain langsung (Miller & Almon 2009).
Islam mula bertambah pada tahun 1980. Dengan perkembangan positif ini
telah membawa era baru dalam pengembangan Pendidikan Islam serta Kajian tentang pelaksanaan dan keberkesanan pendekatan belajar
Bahasa Arab secara amnya. melalui main dilihat perlu untuk kita mengetahui samada guru-guru di
prasekolah melaksanakan pendekatan yang telah digariskan oleh
Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan.
140 193
tahap komunikasi lisan yang lebih tinggi, pemikiran yang kreatif, Beberapa kriteria kemasukkan pelajar ke institut-institut Islam
berimaginasi dengan lebih baik, dan dapat menyelesaikan masalah (Brock ditetapkan. Calon pelajar sekurang-kurangnya perlu mempunyai sijil
et.al.,2009), meningkatkan motivasi dan menggalakkan penglibatan serta sekolah tinggi atau yang setaraf dengannya.Hanya calon pelajar Islam
tumpuan (Riley,2003) melalui aktiviti belajar melalui bermain. diterima masuk dalam program institut-institut Islam. Manakala tempoh
Oleh itu, objektif kajian ini adalah untuk: Mengenal pasti pendekatan pengajian selama tiga tahun bagi program diploma dan empat tahun bagi
pengajaran dan pembelajaran yang guru gunakan di dalam bilik darjah. program ijazah sarjana muda.
Mengenal pasti cara guru menjalankan pengajaran berdasarkan pendekatan Struktur kurikulum di institut-institut Islam terbahagi kepada tiga
belajar melalui main. Mengenal pasti kesan kaedah belajar melalui bermain kategori asas:
dalam membantu murid meningkatkan perkembangan diri murid di tadika. 1. Pengajian ilmu-ilmu Islam sebanyak 60%. Seperti al-Quran, ilmu tafsir,
Penyelidikan ini dijalankan berdasarkan adaptasi daripada Model Teori ulum al-Quran, perundangan Islam, sejarah Islam dan sebagainya.
Pemprosesan Maklumat R.M Gagne (1957). Model ini sesuai untuk 2. Pengajian Bahasa Arab sebanyak 24%. Merangkumi nahu, soraf,
dijadikan panduan dalam menyediakan maklumat yang sistematik untuk balaghah, linguistik dan sebagainya.
melihat implikasi pendekatan pengajaran belajar melalui bermain terhadap 3. Sains politik sebanyak 16%. Merangkumi geo politik tempatan dan
kanak-kanak prasekolah. Baddley (1990) menyokong teori ini dan antarabangsa.
menyatakan bahawa model Gagne ini lengkap kerana ia dapat
menyampaikan maklumat tentang input, proses dan output yang dihasilkan
untuk mencapai objektif penyelidikan. MATLAMAT PENGAJARAN BAHASA ARAB

Rajah 1: Teori Pemprosesan Maklumat, R.M.Gagne (1975) DI INSTITUT-INSTITUT ISLAM


Pada asasnya matlamat pendidikan di institut-institut Islam di China
INPUT PROSES OUTPUT memberi tumpuan kepada pemupukan semangatpatriotime terhadap
negara sendiri, menyokong sistem pentadbiran kerajaan sosialis China. Di
Pengajaran belajar -pemerhatian -implikasi kanak-
samping itu dapat melahirkan pelajar dan masyarakat
sambil bermain lebih kanak prasekolah Islamberpengetahuan tinggi dengan ilmu-ilmu Islam serta kecekapan
-temubual
berbentuk akademik berbahasa Arab.
Oleh yang demikian ahli-ahli akademik telah menggariskan komponen
yang hendak dicapai dalam sistem dan kurikulum di institut-institut Islam
Belajar Melalui Bermain di China sepeti berikut:
Mengikut Pallergini (1995), main ialah sukarela, bermotivasi intrinsik, a) Matlamat agama: Subjek-subjek yang menjurus untuk mendalami
main melibatkan penglibatan dan pergerakan fizikal yang aktif serta Islam seperti : Hadis, Tafsir, Perundangan Islam, Feqah, Al-Quran
mempunyai kualiti yang melibatkan imaginasi.Brian Sutton-Smith dalam dan sebagainya. Perkara ini dititikberatkan supaya pengetahuan
Pallergini (1995) menyifatkan mainadalah satu proses belajar untuk serta amalan agama Islam dalam kalangan masyarakat Islam
memenuhi keperluan fisiologi dan keperluan sosial. Main juga disifatkan bertepatan dengan ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi
sebagai kuasa. Ini merujuk kepada pertandingan yang melibatkan pasukan Muhammad (SAW). Agama Islam adalah agama yang telah
yang menang dan kalah. Dimana jika dia menjuarai sesuatu pertandingan, diwahyukan kepada Nabi Muhammad (SAW), dan bukan ajaran
dia akan berasa kekuasaan berada di tangannya. Beliau juga mendefinisikan ciptaan manusia.Ketakwaan kepada Allah (SWT) adalah matlamat
mainsebagai suatu fantasi yang berkait secara langsung dengan main hamba diciptakan ke atas muka bumi ini.
sebagai kemajuan kerana kedua-duannya melibatkan kanak-kanak. b) Matlamat khusus kepada individu dan masyarakat:
Manakala Johnson & Enshler (1982) mendapatimain sebagai play may be 1. Pembangunan jati diri setiap individu dan masyarakat dari segi
defined as behaviour that is intrinsicically motivated, freely chosen, process oriented fizikal, mental, falsafah, moral dan sosial.
192 141
2. Membentuk nilai-nilai rohani yang mantap dan percaya dengan “divergent object may guide children to numerous approaches, leading them to
konsep ketuhanan terhadap Allah SWT. appreciate the fact that problems may have multiple solutions”
3. Pemupukan tahap pemikiran yang tinggi dan kritis kepada Pendekatan belajar melalui bermain telah diperkenalkan dalam
pelajar dengan mengambil kira persekitaran semasa dan kurikulum pendidikan prasekolah melalui Kurikulum Prasekolah
sentiasa maju kehadapan. Kebangsaan (2003) sejak lebih sepuluh tahun lalu dan menjadi asas konsep
4. Menanamkan kebanggaan berbahasa Arab sebagai bahasa dan prinsip pendidikan prasekolah. Kini, melalui Standard Kurikulum
komunikasidalam masyarakat. Prasekolah Kebangsaan (SKPK, 2010), pendekatan belajar melalui bermain
5. Memupuk semangat hormat- menghormati pada semua lapisan masih menjadi pendekatan yang perlu dilaksanakan di prasekolah seluruh
masyarakat. Malaysia. SKPK menfokuskan kepada proses pengajaran dan pembelajaran
6. Penyediaan kepakaran sumber manusia dalam semua bidang di prasekolah iaitu berpusatkan kanak-kanak, menggunakan pendekatan
profesional dan sebagainya. pengajaran dan pembelajaran bersepadu, bertema, belajar melalui bermain,
7. Memberi latihan dan pengalaman dalam setiap bidang pembelajaran kontekstual dan pembelajaran berasaskan projek.
kepakaran yang diperlukan, dan juga memupuk rasa
bertanggungjawab individu dalam memberi khidmat terhadap Bermain diakui penting oleh ramai penyelidik seperti Moyles, (1989),
ahli masyarakat. Bruce (1991), Hall dan Abbott (1991), Wood dan Artfield (1996), Drake (2001),
8. Kelestariansetiap individu dalam aktiviti sosialisasi bersama Riley(2003), Broedhead(2004) dan Brock et. al (2009) yang menekankan
masyarakat serta mendidik keseimbangan emosi dan juga tentang kepentingannya untuk meningkatkan pembelajaran dan
kestabilan dari segi psikologi. perkembangan kanak-kanak. Bermain dapat menyediakan peluang kepada
9. Melahirkan masyarakat yang berkreativiti dan berinovasi kanak-kanak melalui proses penyusunan semula, penemuan baru, proses
selaras dengan kemajuan tamadun dunia. pengayaan, pembinaan pengalaman dan pengetahuan serta konsep-konsep
10. Mewujudkansemangat kecintaan terhadap keluarga berteraskan baru (Brock et. al 2009). Menurut Sharifah Nor Puteh dan Aliza Ali (2011),
semangat kasih sayang, hormat-menghormati dan kerjasama. pengajaran dan pembelajaran dalam pendidikan awal kanak-kanak lebih
11. Melahirkan individu yang mampu menghadapi situasi berkesan jika dilakukan melalui aktiviti bermain kerana bermain adalah
kehidupan yang berbeza dengan bijak, rasional dan sentiasa sebahagian dari dunia kanak-kanak.
berani menyahut cabaran. National Association for the Education of Young Children (NAEYC)
percaya bahawa kanak-kanak belajar mengikut perkembangan mereka.
NAEYC (2008) menekankan amalan-amalan pendekatan pengajaran
KESIMPULAN “Developmentally Appropriate Practices (DAP)” atau amalan bersesuaian
Perkembangan bahasa Arab di China telah wujud sekian lama. Peranan dengan perkembangan kanak-kanak.
pemerintahan awal kerajaan China yang mempunyai dasar terbuka kepada Ramai kajian lepas menghasilkan bukti bahawa pendekatan belajar
orang asing terutamanya orang Arab telah mengukuhkan lagi kedudukan melalui bermain penting untuk diaplikasikan dalam proses pengajaran dan
bahasa Arab di China. Kepentingan bahasa Arab dalam kalangan rakyat pembelajaran peringkat prasekolah. Pakar-pakar ini telah membina
China amat signifikan dalam mengembangkan pengaruh China ke persada kurikulum prasekolah yang menggunakan pendekatan bermain untuk
antarabangsa. Bahasa Arab juga mempunyai nilai komersial yang tinggi dan meningkatkan perkembangan kognitif (Bodrova & Leong,2001,2003; Bruce,
berdaya saing serta mampu menandingi bahasa dunia lain seperti bahasa 2001; Owocki,1991; Sawyers & Rogers,1998), perkembangan sosil
Inggeris, Perancis, Rusia dan sebagainya. Nilai ekonomi yang terdapat pada (Parten,1932; Sluss,2005, Trawick-Smith,2006) dan pembelajaran kanak-
bahasa Arab membolehkannya diiktiraf sebagai salah satu bahasa utama kanak (Brand,2006).
dan terpenting di dunia serta telah menarik ramai orang mempelajarinya.
Kini fungsi dan peranan bahasa Arab dilihat semakin bertambah terutama Pendekatan belajar melalui bermain tidak boleh dipandang remeh dan
dalam era globalisasi. Dasar langit terbuka dan dunia tanpa sempadan diabaikan pelaksanaannyaoleh guru-guru prasekolah. Penyelidik-penyelidik
membawa kepada erakomunikasi yang tidak terbatas yang rnenjadikan terdahulu telah membuktikan bahawa kanak-kanak boleh menunjukkan
142 191
PELAKSANAAN DAN KEBERKESANAN BELAJAR MELALUI bahasa sebagai wadah perantaraan.Bahasa Arab turut tidak ketinggalan dan
BERMAIN KANAK-KANAK PRASEKOLAH memainkan peranannya dalam menjalinkan perhubungan politik, ekonomi
dan sosial antara masyarakat dunia yang bersifat global.

Latifah Ismail, PhD., dan Norlidya Wani Arpai


RUJUKAN

PENGENALAN Bai Shou Yi, (1982).Manuscripts of the history Islam in China,Ning xia People's
Publishing House.
Belajar melalui bermain adalah salah satu teknik pengajaran dan
Bai Shou Yi, (1990).Hui Personage History (Ming), Ning xia People's
pembelajaran yang berkesan kepada kanak-kanak. Teknik ini
mendatangkan lebih keseronokan dan kepuasan kepada kanak-kanak Publishing House.
kerana selepas bermain, merekamenunjukkan rasa kegembiraan. Dengan Ding Jun, (2013). Chinese Arabic Education, China Social Press.
bermain, kanak-kanak belajar atau secara sedar mencari maklumat dan Jiang Chun, Guo Ying De, (2001). The history of Arab-China relations,
kemahiran yang baharu. Kanak-kanak dapat menguasai beberapa Economic Daily Press.
kemahiran dan perkembangan seperti kemahiran fizikal, penguasaan
bahasa dari segi perbendaharaan dan peraturan tatabahasa, melatih diri Li Jiang Min, (2004).China Islamic Institute Library Overview, Volume 11.
dengan kemahiran sosial, pemikiran kreatif, mengumpul segala informasi Li Xing Hua, (1998). The history of Islam in China,China Social Sciences Press.
tentang dunia mereka melalui deria, atau dengan mudah dapat disimpulkan
Li Zhen Zhong 㸦 2000), The pursuit of scholar-Ma Jian biography,Ning xia
sebagai ‘belajar melalui bermain’.
People's Publishing House.
Pada abad yang ke 20an ini, main menjadi satu keperluan, penting,
Ma Yong, (1999).The basic curriculum to teach Arabic language (The decisions of
kritikal, asas kepada dunia sosial kanak-kanak, perkembangan emosi, fizikal,
the Department of Arabic Language in the faculty of Oriental
dan perkembangan intelektual. Justru, pendekatan belajar melalui bermain
Languages and Literature at the University of Beijing).
dilihat menjadi keutamaan dalam proses pengajaran dan pembelajaran
kanak-kanak sekarang. Xin Yue Hua, (2004).China Islamic Institute Library Overview. Volume II.

Bermain memerlukan bahan mengajar atau alat kelengkapan yang Wu Qing Ling, (2012).Analysis of the development from a different perspective
membantu dalam menyampaikan pengajaran. Bahan bantu changes in China and the Arab countries, West Africa, Volume II.
mengajarmerangkumi semua benda yang boleh dilihat, didengar, dipegang, Zhao Can, (1977). Jing Xue Xi Chuan Publisher.
dibaca, dikisahkan, dirasai, dihidu, digunakan dan sebagainya. Peralatan
Zhou Lie㸦2010).Arabic teaching and research in China.
untuk aktiviti bermain tidak semestinya dibeli dari pasaran malah boleh
dibuat sendiri oleh guru dengan menggunakan bahan semulajadi dan bahan
terbuang.
Hughes (1995) mendapati kanak-kanak yang menggunakan berbagai
alat mainan menunjukkan perkembangan kognitif yang lebih baik daripada
kanak-kanak yang tidak menggunakan alat mainan. Kekurangan alat
permainan akan membantutkan aktiviti main di prasekolah. Persekitaran
kanak-kanak perlu dipenuhi oleh bahan-bahan yang perlu disentuh dan
bahan yang boleh digunakan secara sepenuhnya bagi perkembangan sensori
dan sosial (Gestwicki,1999).Peralatan yang digunakan oleh kanak-kanak
dalam aktiviti mainan dapat membantu membina pemikiran yang kreatif,
kritis dan berimaginasi. Hughes seterusnya mendapati (1999):
190 143
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN Pratiwi, Yuni. (2001). Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.“Pengembangan
MASALAH DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BIOLOGI Kompetensi Teks dalam Pembelajaran Prosa Fiksi”. Malang: IKIP
SEKOLAH MENENGAH ATAS (PBM-BSM) Malang.
(PROBLEM-BASED LEARNING MODULE DEVELOPMENT FOR
Rio Sumarni Shariffudin & Kasiran Buang.(1994). Effectiveness of a
TEACHING AND LEARNING BIOLOGY IN HIGH SCHOOL)
computer-aided module in enhancing conceptual understanding in
science learning.Proceeding of the National Symposium on Educational
Wan Syafii Computing (EDUCOMP 94), hlm.153-160.
Rosalina, D. (2008). Efektivitas permainan konstruktif terhadap peningkatan
ABSTRACT kreativitas anak prasekolah.(Online).Availabe etd.eprints.ums.ac.i
d/852/1/F100020186.pdf. (diunduh pada12 Maret 2013).
This study was carried out aiming to design modules Problem Based
Snow, C. E., Burns, M. S., & Griffin, P. (1998).Preventing reading difficulties in
Learning in Teaching High School Biology (PBM-BSM) in order to assist
young children.Washington, DC: National Academy.
teachers in creating a learning process that is innovative and creative.
Modules are designed with the topic Motion System and Circulatory System. Spodek, B., & Saracho, O. N. (1994). Early childhood education and early
The design of the module using the ADDIE model as a guide. The design of childhoodspecial education: A look to the future. In P. L. Safford, B.
PBM-BSM module with a five-step implementation of PBL. The module Spodek, & O. N. Saracho (Eds.).Yearbook of Early Childhood Education:
consists of a material book, Learning Implementation Plan (RPP), and the Early Childhood Special Education, Vol. V (pp. 242-246). New York:
Student Worksheet (LKS) and manuscript evaluation. The draft has been Teachers College Press.
prepared modules assessed by expert lecturers and teachers who are Sri Nuryati. (2007). Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Permainan
experienced, then performed a limited test. The results showed that the Bahasa Di Kelas Awal Sekolah Dasar.Jurnal Sekolah Dasar, (Online),
modules developed if the terms of the indicators of material well categorized (http://www. Google.com, (7 Disember 2007)
(score 3:28). RPP indicators are categorized either (a score of 3:03). LKS
indicators are categorized either (a score of 3:09). and evaluation indicators Suhardjono.(2008). Kemampuan Membaca Pemahaman Soal Hitungan Cerita
are categorized either (a score of 3:08). Overall conclusion that the teachers Murid-Murid Kelas IV Sekolah Dasar/Maddrasah
agree that PBM-BSM modules generated in this study is good if judged from Ibditaiyah.http://kompas.com. Di-download pada tanggal 7 Maret
the indicator module. 2013.
Walker, D., Greenwood, C., Hart, B., & Carta, J. (1994). Prediction of school
outcomes based on early languageproduction and socioeconomic
Keywords: Biology High School; Problem Based Learning Module; Module factors. Child Development, 65, 606-611.
Development
Winiasih, (2005).Diagnosis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Sd/Mi
Melalui analisis Reading Readiness.Jurnal Sekolah Dasar, (Online),
ABSTRAK Tahun 14, Nomor 1, Mei 2005 1, (http://www. Google.com, diakses 19
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk merancang modul Pembelajaran Desember 2007)
Berdasarkan Masalah dalam Pengajaran Biologi Sekolah Menengah (PBM- Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih.(1996/1997).Pendidikan Bahasa dan Sastra
BSM) agar dapat membantu guru dalam menciptakan proses pembelajaran Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.
yang inovatif dan kreatif. Modul yang dirancang dengan topik Sistem
Gerak dan Sistem Peredaran darah. Pengembangan modul menggunakan
Model ADDIE sebagai panduan. Pengembangan modul PBM-BSM dengan
penerapan lima langkah PBM. Modul terdiri dari Buku materi, Rancangan

144 189
Burns, P.C., Betty, D. & Ross, E.P. (1996).Teaching Reading in Today’s Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembaran Kerja Siswa (LKS) serta
Elementary Schools. Chicago: Rand Mc.Nally College Publishing naskah Evaluasi. Draf modul yang telah siap dinilai oleh pakar dosen dan
Company. guru yang berpengalaman, selanjutnya dilakukan uji terbatas. Hasil
Combs, Martha. (1996). Development Competence Readers and Writers in The penelitian menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan jika ditinjau
Primary Grades. Englewood Cliff, N.J: Prentice Hall, Inc. dari segi indikator Buku Materi dikategorikan baik (skor 3.28). Indikator
RPP dikategorikan baik (skor 3.03). Indikator LKS dikategorikan baik (skor
Depdiknas.(2000). Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah 3.09). dan indikator Evaluasi dikategorikan baik (skor 3.08). Kesimpulannya
Dasar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen. secara keseluruhan bahwa guru-guru setuju bahwa modul PBM-BSM yang
Eva Fauzah. (2010). Jangan Paksakan Anak Belajar Membaca Bila Belum Siap. dihasilkan dalam penelitian ini adalah baik jika dinilai dari indikator modul.
http://www.voa- Kata Kunci: Biologi SMA; Modul Pembelajaran Berdasarkan Masalah;
islam.com/muslimah/pendidikan/2010/07/05/7754/jangan-paksakan- Pengembangan Modul
anak-belajar-membaca-bila-belum-siap/ (12 Maret 2013).
Garber, H. L. (1998).The Milwaukee project: Preventing mental retardation in
children at risk. Washington, DC: American Association on Mental PENDAHULUAN
Retardation. Metode pengajaran dan pembelajaran semestinya beralih dari
Indrawati, Sri. (1996). Jurnal Ilmu Pendidikan. “Pengaruh Konteks Visual pembelajaran berbentuk hafalan (rote learning) kepada pembelajaran yang
merangsang pikiran (mind stimulating learning) untuk menggalakkan peserta
terhadap Pemahaman Bacaan Murid Sekolah Dasar”. Malang: IKIP
Malang didik berfikir secara kreatif dan inovatif. Ini bermakna pengajaran dan
pembelajaran adalah berfokus pada peserta didik dan pembelajaran
Jackson, Sherri L. (2006). Research Methods and Statistics.A Critical Thinking diarahkan dari proses pasif ke aktif dan bermakna [1].
Approach.Belmont, C.A.: Wadsworth, Thomson Learning Inc.
Dalam kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa selama ini
Lina Khoerunnisa. (2010). Rendahnya Minat Baca Masyarakat kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat
Indonesia.http://www.pemustaka.com/penerapan-digital-library- konvensional dan banyak di dominasi guru. Guru-guru yang mengajar
sebagai-langkah-startegis-menstimulasi-budaya-membaca-di- dalam bidang sains, termasuk biologi belum secara optimum menggunakan
masyarakat.html. Di-download pada tanggal 7 Maret 2013. pendekatan pembelajaran yang bersifat kontekstual. Kenyataan pola
Lyon, G. R. (1999). The NICHD research program in reading development, reading pembelajaran seperti itu perlu diubah dengan cara mengiringi peserta didik
disorders and reading instruction.Washington, DC: National Center for mencari ilmunya sendiri. Guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan peserta
Learning Disabilities. didik harus mencari konsep-konsep secara mandiri. Untuk mengatasi
masalah di atas, guru dituntut mencari dan mencari suatu cara yang dapat
Maya.(2007). PAUD dan Calistung (Online).Availabe :http://pendidikan
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Keadaan ini mengakibatkan
rumah.blogspot.com/2007/08/paud-dan-calistung.html (12Maret
rendahnya hasil pencapaian belajar peserta didik.
2013).
Hasil pencapaian biologi berdasarkan hasil ujian nasional tahun
Mulyadi.(2005). Anak TK Belajar Huruf & Angka, Penganiayaan
pelajaran 2008/2009 untuk Kota Pekan baru di dapati bahwa nilai rata-rata
Terselubung.http://evatiopitna.multiply.com/journal?&page_start=20&
pencapaian biologi adalah 6.39 dengan kategori cukup dan persentase nilai
show_interstitial=1&u=%2Fjournal Di-download (16 Maret 2013).
peserta didik yang memperoleh nilai di bawah 7.00 yaitu 75.24%. Seterusnya
Peta, L. 2003. Cognitive development. (atas talian) http:// penguasaan bahan biologi di bawah 50% di antaranya mengenal pasti
www.artsci.gmcc.ab.ca/ people/petal/ piaget.html (12 Maret 2013). mekanisme gerak otot berdasarkan gambar yang disajikan (47.85%); dan
mengenal pasti jenis gangguan penyakit pada sistem peredaran darah
(48.89%) [2].

188 145
Keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah peserta didik di SIMPULAN
Indonesia belum begitu membudaya. Kebanyakan peserta didik terbiasa Pembelajaran membaca permulaan di SD merupakan pembelajaran
melakukan kegiatan belajar berupa menghafal tanpa diikuti dengan proses yang penting artinya bagi perkembangan pembelajaran murid-murid
keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah. Untuk menyikapi selanjutnya untuk semua bidang pembelajaran. Dengan kemampuan
permasalahan ini maka perlu dilakukan upaya pembelajaran berdasarkan membaca yang lancar dan dapat memahami isinya dapat mempermudah
teori kognitif yang di dalamnya termasuk teori belajar konstruktivisme. murid-murid memahami pembelajaran yang diberikan guru. Namun, hal ini
Menurut teori konstruktivisme keterampilan berfikir dan menyelesaikan bukan berarti murid-murid harus diajarkan membaca sebelum masuk SD
masalah dapat ditumbuhkan jika peserta didik melakukan sendiri, mencari, karena dapat menghambat perkembangan pembelajaran murid-murid
dan memindahkan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu guru harus tersebut.
mampu menciptakan suasana belajar yang dapat membantu para peserta
didik berlatih menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pembelajaran
membaca permulaan dengan komputer atau CD pembelajaran murid-murid
Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik kelas 1 SD yang tamat TK dan yang tidak tamat TK, disimpulkan bahwa
berlatih menyelesaikan masalah adalah model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah (PBM). Model ini merupakan pendekatan pembelajaran peserta 1) perkembangan pembelajaran membaca permulaan murid-murid yang
didik pada masalah autentik (nyata) sehingga peserta didik dapat tamat TK lebih rendah daripada perkembangan pembelajaran membaca
menyusun pengetahuannya sendiri, mengembangkan keterampilan yang permulaan murid-murid yang tidak tamat TK walaupun murid-murid
tinggi dan penelitian, memandirikan peserta didik, dan meningkatkan yang tamat TK telah memperoleh kemampuan membaca permulaan;
kepercayaan dirinya [3]. Pada model ini, peranan guru adalah 2) kemampuan membaca yang diperoleh di TK tidak menjamin
mengemukakan masalah, mengajukan pertanyaan, memberikan kemudahan perkembangan pembelajaran membaca murid-murid di SD, bahkan
suasana berdiskusi, memberikan kemudahan penelitian, dan melakukan dapat menghambat perkembangan pembelajaran mereka.
penelitian.
Berdasarkan uraian di atas perlu difikirkan usaha-usaha yang dapat
RUJUKAN
membantu guru untuk melaksanakan Model PBM, salah satunya ialah
dengan pengembangan modul dalam pengajaran biologi. Hasil penelitian [4] Akhadiah M.K., Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. (1991).
mendapati bahwa dengan pengajaran bermodul dapat meningkatkan BahasaIndonesiaI.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
pencapaian sains. Penggunaan modul meningkatkan motivasi peserta didik Auzar.(2010). Pembangunan dan Penilaian Keberkesanan Perisian Pengajaran dan
dan membolehkan peserta didik belajar secara lebih bermakna dan Pembelajaran Berbantukan Komputer Asas Membaca Bahasa Indonesia.
produktif dan umpan balik yang diterima oleh peserta didik adalah segera, Disertasi (tidak diterbitkan).Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia.
cepat dan tepat.
Badan Pusat Statistik. (2006). Minat Baca Indonesia Rendah: Wacana Indikator
Oleh yang demikian, penelitian ini dilakukan untuk Riset Ilmiah. www.bps.go.id (10 Maret 2013).
mengembangkan modul PBM agar dapat membantu guru dalam
Bhatacharya, K.,& Han, S. 2001. Piaget and cognitive development.Dlm.
menciptakan proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Modul yang
Orey, M. (pnyt.).Emerging perspectives on learning, teaching, and
dikembangkan dengan standard kompetensi Menjelaskan struktur dan fungsi
technology.http:// it3.coe.uga.edu/ebook/ piaget.html (12 Maret 2013).
organ manusia dan haiwan tertentu, kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat), Blachman, B. A. (2000). Phonological awareness. In M. L. Kamil, P. B.
topik Sistem Gerak dan Sistem Peredaran darah. seterusnya modul yang Mosenthal, P. D. Pearson, & R. Barr (Eds.), Handbook of reading research
sudah dikembangkan dapat digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran (Vol. 3.) (pp. 251-284). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.
biologi agar dapat melaksanakan langkah-langkah PBM secara lebih
bermakna, sehingga pencapaian hasil belajar bagi peserta didik dapat
ditingkatkan.
146 187
prestasi membaca lebih bagus dibanding anak lain yang belajar membaca di METODOLOGI
usia sebelum 6 tahun. Hal ini diketahui ketika dilakukan tes pada anak-anak 2.1 Pengembangan Modul
tersebut di usia 9 atau 10 tahun.
Dalam penelitian ini pemgembangan modul menggunakan Model
Eva Fauzah (2010) menyatakan bahwa seorang psikolog di Amerika ADDIE [5], dan dimodifikasi [6], dan [7]. Hasil modifikasi sebagai
membandingkan dua kelompok anak dalam belajar membaca.Kelompok pedoman karena merupakan model integrasi yang komprehensif.
pertama merupakan anak-anak yang dimasukkan ke TK akademis, yakni
TK yang metode pembelajarannya seperti layaknya di SD, mengajarkan para Pengembangan modul diawali dengan tahap 1: Menyediakan draf
muridnya berbagai pelajaran termasuk membaca.Kelompok kedua modul (yaitu Pengembangan objektif pendidikan; Mengenal pasti teori,
merupakan murid-murid TK biasa, yakni TK yang mengutamakan metode rasional, falsafah, konsep, sasaran dan tempoh masa; Kajian keperluan;
bermain bagi siswanya. Hasilnya, saat duduk di kelas 1 SD, para lulusan TK Menetapkan objektif; Pemilihan isi kandungan; Pemilihan strategi;
akademis ternyata tidak memiliki keunggulan akademis jangka pendek, Pemilihan materi; Pemilihan media; dan Menyatukan deraf modul). tahap 2:
apalagi jangka panjang, jika dibandingkan dengan siswa lulusan TK biasa. Mennguji dan menilai modul (meliputi uji terbatas; Menentukan kesahan).
Bahkan murid-murid TK akademis terlihat lebih gelisah dan kurang kreatif
jika dibandingkan murid-murid TK biasa.
2.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan ialah: (1) Instrumen menilai
Implikasi dan Rekomendasi
persepsi guru terhadap modul PBM-BSM yang terdiri atas Rancangan
Penelitian ini memiliki implikasi dan rekomendasi kepada pihak- Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar
pihak yang berkaitan dengan penyelenggara pendidikan dalam Evaluasi dan Buku Materi Pembelajaran. Instrumen diadaptasi dari [8] dan
melaksanakan pembelajaran membaca permulaan. Pihak-pihak tersebut, di [9].
antaranya, pemilik atau kepala TK, Kepala Sekolah Dasar, dan orang tua Penilaian oleh guru ini merupakan penilaian yang dilakukan oleh
murid. teman sejawat, penilaian RPP, LKS dengan menggunakan lembar penilaian
TK adalah tempat anak-anak bermain sambil belajar. Oleh karena itu, [8] dan [9]. Lembaran penilaian modul pembelajaran pada penelitian ini
anak-anak tidak perlu diberikan pengajaran secara terstruktur seperti merupakan modifikasi [10] dan [8] serta acuan penilaian RPP dan LKS yang
murid-murid SD. Selain itu, memaksa anak-anak belajar secara terstruktur dimodifikasi [9].
dapat mengganggu perkembangan jiwa dan menimbulkan rasa jenuh atau Indikator yang digunakan untuk penilaian modul PBM-BSM yaitu 1
bosan terhadap pembelajaran yang bersangkutan. set Unit Modul yang dinyatakan dalam 27 pertanyaan terbuka dan 59
Kepala SD harus menyadari bahwa SD merupakan jenjang yang pertanyaan tertutup yang terdiri atas Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
paling rendah untuk melaksanakan pendidikan terstruktur atau terencana. (RPP) 16 item pertanyaan; Lembar Kerja Siswa (LKS) 20 item pertanyaan;
Dengan demikian, tidak perlu membuat syarat harus dapat membaca bagi Lembar Evaluasi 8 item pertanyaan; dan Buku Materi Pembelajaran 15 item
calon-calon murid yang akan masuk SD. pertanyaan.

Orang tua murid harus menyadari dan memahami bahwa TK 2.3 Analisis Data
bukanlah tempat untuk pembelajaran membaca secara terstruktur.TK
adalah tempat anak-anak untuk bermain sambil belajar atau belajar sambil Untuk mengetahui penilaian modul oleh guru, tanggapan guru dan
bermain. peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran berasaskan masalah,
maka ditetapkan rentang nilai seperti yang disajikan pada tabel 1.

186 147
Tabel 1 Skala dan penunjuk penilaian angket dengan rentang 1-4 murid-murid yang tamat TK lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan
Skala Indikator membaca permulaan murid-murid yang tidak tamat TK, yaitu 35.85
3.7 – 4.0 Sangat Baik berbanding 22.85. Perbedaan ini sangat jauh dan dikategorikan signifikan.
2.7 – 3.69 Baik Jika diperhatikan skor terendah murid-murid yang tamat TK, skor tersebut
1.7 – 2.69 Kurang lebih tinggi dibandingkan dengan skor tertinggi murid-murid tidak tamat
ǂȱŗǯŜŝ Sangat Kurang TK.
Sumber: [11]
Hasil Posttest
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil postes kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan
3.1 Penilaian Modul Oleh Pakar komputer atau CD pembelajaran antara murid-murid kelas 1 SD yang tamat
Penilaian pakar telah dibuat selepas draf pertama siap. Dalam TK dan tidak tamat TK menunjukkan perbedaan kemajuan yang signifikan.
penelitian ini, peneliti telah mendapat masukan dari enam orang sebagai Hasil lengkap dipaparkan di dalam Tabel 2 berikut.
penilai bagi modul ini. Draf modul yang disediakan diberikan kepada panel
penilai yang terdiri dari dosen dan guru biologi Sekolah Menengah Atas. Tabel 2 Kenaikan Skor Membaca Permulaan Murid-murid TK dan Tidak
Profil panel adalah seperti dalam tabel 2. TK
Tabel 2. Panel penilai modul PBM-BSM Kelompok Sampel Skor Skor Kenaikan Stand. Dev. Kenaikan Signif.
No Profil Ringkas Institusi Bidang Kepakaran
Pretes Postes (Mean) (%)
1 Prof.Dr UNP Strategi Pembelajaran & TK 28 35.85 48.78 12.93 6.36500 36.067 0.00
2 Dra. MSi UNRI Pedagogi Non-TK 14 22.85 40.57 17.71 8.77434 77.549
3 Dra. MPd UNRI Sains
4 Dra. MPd UNRI Penilaian dan kurikulum
5 Dra. M.Pd SMA Kurikulum Tabel 2 memperlihatkan kenaikan atau perkembangan pembelajaran
6 SPd. MSi SMA Guru Biologi membaca permulaan murid-murid yang tamat TK dan tidak tamat TK.
Guru Biologi Kelompok TK mengalami kenaikan 12.93 atau 36.067%, sedangkan
kelompok yang tidak tamat TK mengalami kenaikan 17.72 atau 77.549%.
Secara ringkasnya, umpan balik dari penilaian panel sebagai berikut : Selisih kenaikan atau perbedaan kenaikan kedua kelompok belajar tersebut
sebesar 41.482%. Hal ini berarti perkembangan pembelajaran membaca
1) Situasi fakta yang terkandung dalam masalah pada LKS telah
permulaan kelompok tidak tamat TK sangat tinggi dibandingkan dengan
mencerminkan konsep biologi yang diinginkan namun perlu perbaikan
kelompok yang tamat TK. Perbedaan perkembangan pembelajaran antara
pada pernyataan.
kedua kelompok tersebut signifikan (0.00).
2) Langkah-langkah perpaduan keterampilan proses dan penyelesaian
Hasil penelitian menunjukkan kemajuan kemampuan membaca
masalah dengan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) telah
permulaan murid-murid kelas 1 SD yang tidak tamat TK lebih tinggi
sesuai dengan standard kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
daripada murid-murid yang tamat TK. Perbedaan tersebut signifikan. Hal
pencapaian. Sehingga dapat digunakan sebagai aktivitas pengajaran dan
ini bermakna bahwa tidak ada jaminan bagi murid-murid yang telah belajar
pembelajaran di kelas, namun perlu mempertimbangkan tingkat
membaca di TK akan berkembang dengan cepat dalam membaca. Menurut
kemampuan peserta didik dan dalam waktu yang sama mematuhi
Marit Korkman et al. (1999) dalam Eva Fauzah (2010), anak yang belajar
prinsip-prinsip model PBM.
membaca saat mendapat pendidikan formal di usia 6-7 tahun memiliki

148 185
Pengambilan data dilakukan dengan cara test, yaitu pretes dan 3) Keterampilan proses dan penyelesaian masalah dapat dilaksanakan oleh
posttest membaca permulaan. Pretest dan posttest menggunakan peserta didik.
seperangkat (set) tes yang terdiri atas huruf vokal dan konsonan, kata-kata 4) Aktivitas pembelajaran membantu peserta didik untuk memahami
yang bersuku satu, dua, dan tiga yang berdiri sendiri dan dimasukkan ke konsep, keterampilan proses, penyelesaian masalah dan sikap saintifik.
dalam kalimat.
5) Bahan-bahan sumber pengajaran yang disediakan dapat membantu guru
Pretest dilakukan sebelum melaksanakan eksprimen. Pretest biologi untuk melaksanakan pembelajaran dengan Model PBM, namun
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal membaca permulaan murid- perlu perbaikan pada penyajian media dan sumber belajar pada silabus.
murid dan dijadikan tolok ukur (starting point) pengukuran kemajuan
pembelajaran membaca permulaan. Seterusnya, kesemua murid 6) Aktivitas keterampilan proses dan penyelesaian masalah yang dirancang
dibelajarkan dengan bantuan media (CD) pembelajaran membaca membawa kepada penemuan konsep biologi yang diinginkan.
permulaan selama 16 x pembelajaran atau 16 x 35 menit.Pembelajaran 7) Soal evaluasi telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak
dilakukan oleh guru yang berkenaan atau guru yang mengajar di kelas dicapai, namun perlu perbaikan pada pilihan alternatif jawapan pada
murid-murid sampel.Setelah selesai melaksanakan eksperimen,murid- pertanyaan objektif.
murid diberi test (posttest).
Untuk menentukan kesahan modul PBM-BSM, metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah membandingkan ciri-ciri modul ini
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dengan syarat-syarat kesahan isi modul sebagai berikut:
(i) Sesuai sasaran populasi yaitu modul yang dirancang
Setelah dilakukan analisis data test, baik pretes maupun postes, memperhatikan aspek latar belakang tingkah laku peserta didik.
diperoleh hasilnya sebagai berikut: (ii) Situasi pengajaran dan pelaksanaan modul adalah baik dan
Hasil Pretest memuaskan.
Pretes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal membaca (iii) Waktu yang diberikan kepada peserta didik untuk menyelesaikan
permulaan. Berdasarkan kemampuan awal inilah kemajuan pembelajaran sesuatu modul adalah cukup dan memadai.
diukur dengan cara membandingkannya dengan hasil akhir atau posttest. (iv) Menunjukkan peningkatan hasil belajar pada diri peserta didik
Hasil pretes murid-murid yang tamat TK dan yang tidak tamat TK setelah mengikuti modul.
digambarkan dalam Tabel 1 berikut. (v) Menunjukkan perubahan sikap ke arah lebih cemerlang setelah
mengikuti modul [12].

Tabel 1 Perbedaan Pretes Membaca Permulaan Murid-murid TK dan 3.2 Pengujian Modul Dalam Pengajaran
Tidak TK Sungguhpun modul PBM-BSM sudah menjalani penilaian pakar, namun
Kelompok Sampel Rata-rata Stand. Dev. Skor Tinggi Skor Rendah uji terbatas harus dilaksanakan terhadap kelompok peserta didik untuk
Signif. mendapatkan apakah masih ada masukan sebagai penyempurnaan supaya
modul PBM-BSM yang dihasilkan lebih berkualitias dan mantap. Uji
TK 28 35.85 8.76 39.25 32.45
terbatas untuk mendapatkan kelemahan pada instrumen yang digunakan
0.000
dan menyediakan data awal untuk tujuan pensampelan [13]. Kesahan isi
Non-TK 14 22.85 13.00 30.3615.34 alat ukur dapat diperoleh dengan bantuan panel penilai [14].
Berdasarkan saran peserta didik dan guru, maka peneliti melakukan
Tabel 1 menunjukkan perbedaan hasil pretes membaca permulaan perbaikan yaitu modul pembelajaran peserta didik ditambah dengan
antara murid-murid kelas 1 yang tamat TK dan murid-murid yang tidak gambar-gambar yang relevan dengan masalah, seperti gambar-gambar
tamat TK. Berdasarkan Tabel 1 tersebut, kemampuan membaca permulaan sistem gerak dan sistem sirkulasi yang lebih menarik. Pernyataan yang

184 149
terlalu panjang diringkas supaya peserta didik dapat menangkap pesan mengorganisasikan pengalaman lepas dan menyediakan kerangka kerja
yang ingin disampaikan. untuk memahami pengalaman baru. Piaget menganggap skema sebagai asas
kepada pembinaan blok pemikiran. Oleh karena perkembangan kognitif
berterusan, skema baru terus dibentuk dan skema yang sudah ada
3.2.1 Penilaian Modul PBM-BSM Oleh Guru diorganisasi dengan efisiennya untuk diadaptasikan dengan
Modul yang dinilai terdiri dari dua unit, penialain modul persekitarannya (Bhattacharya & Han 2001; Peta 2003).
dilakukan oleh 20 orang guru, dimana penilaian setiap modul dilakukan
oleh 10 orang guru, yang terdiri atas Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Skemata murid-murid kelas 1 SD terbentuk dengan kuat
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Evaluasi dan Buku Materi karenamereka telah belajar membaca di TK sebelum masuk ke Sekolah
Pembelajaran. Rerata skor untuk masing-masing item penilaian dari setiap Dasar.Berdasarkan pengamatan Mulyadi (2005) di beberapa TK, selain
Unit Modul (UM), ditinjau dari RPP, LKS, Evaluasi dan Buku seperti yang diajarkan bernyanyi dan keterampilan untuk melatih motorik. Setiap
dipaparkan pada tabel 3. harinya murid-murid TK juga mendapat pendidikan mengenal huruf-huruf
alphabet dan angka. Bahkan, anak-anak yang masih berusia empat sampai
Tabel 3. Rerata skor indikator RPP, LKS, Evaluasi dan Modul materi modul lima tahun itu juga diharuskan berlatih menuliskannya dalam buku tulis
PBM-BSM seperti halnya murid SD. Menurut Rosalina (2008), pembelajaran menulis,
membaca, dan matematika, bahkan juga bahasa Inggris, sekarang sudah
Indikator Modul-1 Modul-2 Rata-rata Min skor
diberikan di TK walaupun tidak dipersyaratkan dalam kurikulumnya.
Min Skor Min Skor (Kategori)
(Kategori) (Kategori) Keberhasilan membaca tidak hanya disebabkan oleh faktor skemata,
RPP 3.04 3,02 3.03 tetapi disebabkan juga oleh faktor lain. Burns et al. (1996) mengemukakan
(Baik) (Baik) (Baik) adanya enam faktor penting yang menentukan keberhasilan seseorang
LKS 3.09 3.09 3.09 dalam membaca. Keenam faktor tersebut adalah (1) latar belakang
(Baik) (Baik) (Baik) pengetahuan dan pengalaman pembaca terutama yang sesuai dengan
Evaluasi 3.10 3.05 3.08 materi bacaan, (2) penguasaan bahasa bacaan, (3) minat terhadap bacaan, (4)
(Baik) (Baik) (Baik) kesiapan sosial dan emosional, (5) kesiapan fisik, dan (6) kemampuan
Buku Materi 3.52 3.03 3.28 berpikir.
(Baik) (Baik) (Baik)
METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan tabel 3, penilaian modul PBM-BSM untuk indikator
RPP adalah skor 3.03 (baik) . Penelitian ini dilakukan terhadap murid-murid kelas 1 Sekolah Dasar
Komponen yang dibahas dalam rancangan pelaksanaan (SD) 006 Pekanbaru. Jumlah murid dalam satu kelas tersebut sebanyak 42
pembelajaran yaitu kelengkapan komponen, identitas RPP, standar orang yang terdiri atas 28 orang murid yang tamat TK dan 14 orang yang
kompetensi, Tujuan pembelajaran, Materi pelajaran, Media dan sumber tidak tamat TK. Kesemua murid ini dilibatkan sebagai sampel dalam
belajar, kegiatan selama proses pembelajaran serta evaluasi pembelajaran penelitian ini.
telah dirancang sesuai denga model PBM. Hasil penilaian modul yang Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
dikembangkan dikategorikan baik. Dengan demikian maka RPP yang kuasi pembauran (confound), yaitu sebuah eksperimen yang
dirancang selaras dengan tujuan pembelajaran, dengan indikator menggabungkan 2 sampel penelitian ke dalam 1 kelas. Dasar penggabungan
pembelajaran, adanya keselarasan penilaian dengan LKP (Lembaran Kerja ini karena kedua-dua kelompok sampel tidak saling memengaruhi atau
Peserta didik), serta dengan bahan pelajaran. Sebagaimana dinyatakan oleh tidak saling bergantung. Jackson (2006:154) menyatakan a confound is an
[8] bahwa komponen yang harus ada pada RPP di antaranya adalah Standar uncontrolled extraneous variable or flaw in experiment. If a study is confounded,
kompetensi, bahan pembelajaran, sumber belajar, penilaian, indikator dan then it is impossible to say whether changes in the dependent variable were caused
tujuan pembelajaran. Modul PBM-BSM memberi gambaran jelas bagaimana by independent variable or by the uncontrolled variable.
150 183
Pengembangan kepribadian dapat ditanamkan melalui bahan teks bacaan modul tersebut dapat memberikan manfaat kepada penggunanya, karena
(wacana, kalimat, kata, suku kata, huruf atau bunyi bahasa) yang berisi nilai mengandungi komponen berikut: rasional, objektif, ujian awal, bahan-bahan
moral, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai emosional-spiritual, dan pelbagai pelbagai media, kegiatan pembelajaran, ujian mandiri dan ujian pasca.
nilai lainnya sebagai dasar pembentuk kepribadian yang baik pada murid. Selanjutnya dari segi indikator LKS, maka hasil modul yang
Menurut Winihasih (2005), pengembangan kemampuan dapat diajarkan dikembangkan dikategorikan baik, dengan skor 3.09 untuk kedua-dua
secara terpadu melalui bahan teks bacaan yang berisi pengetahuan dan modul. Hal ini disebabkan oleh: i) Penyusunan bahan pelajaran telah
pengalaman baru yang pada akhirnya dapat berimplikasi pada pelbagai bersesuaian dengan indikator dan tujuan pembelajaran; ii) Rangkuman
pengembangan kemampuan murid. bahan telah sesuai dengan huraian bahan pada RPP dan sukatan pelajaran;
Tujuan membaca permulaan di kelas 1 adalah supaya murid dapat iii) Huraian pertanyaan tersebut telah sesuai dengan indikator pembelajaran;
membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat iv) Sistematik, huraian pertanyaan sesuai dengan langkah-langkah kegiatan
(Depdiknas, 2000). Kelancaran dan ketepatan murid membaca pada tahap inti/isi, dan langkah-langkah pembelajaran, serta tujuan pembelajaran [ 8],
belajar membaca permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas dan [15].
guru yang mengajar di dalam kelas 1. Dengan kata lain, guru memainkan indikator Evaluasi, maka hasil modul yang dikembangkan
peranan penting dalam meningkatkan kemampuan membaca murid. dikategorikan baik, dengan skor 3.08 untuk kedua-dua modul. Pada
Peranan penting ini berkaitan dengan peranan guru sebagai fasilitator, komponen kesesuaian prosedur evaluasi, jenis evaluasi dan instrumen
motivator, sumber belajar, dan pengelola dalam proses pembelajaran. evaluasi pada ujian pasca modul yang dikembangkan dikategorikan baik.
Combs (1996) memilah kegiatanmembaca permulaan menjadi 3 tahap, Dengan demikian maka penilaian selaras dengan tujuan pembelajaran,
yaitu tahap persiapan, tahap perkembangan, dantahap transisi. Dalam tahap dengan indikator pembelajaran, adanya keselarasan penilaian dengan LKP,
persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi barang cetak,konsep serta dengan bahan pelajaran.
tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf, dan konsep tentang Indikator Buku Materi Pelajaran, maka hasil modul yang
kata.Dalam tahap perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang dikembangkan dikategorikan baik, dengan skor 3.28 untuk kedua-dua
terdapat dalambarang cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu kata modul. Hal ini menandakan bahwa modul yang dikembangkan dapat
dengan kata lain. Dalam tahaptransisi, anak mulai mengubah kebiasaan digunakan dan menuntun dalam proses pembelajaran secara aktif, dengan
membaca bersuara menjadi membaca dalamhati.Anak mulai dapat demikian maka pembelajaran yang berlangsung diharapkan dapat berjalan
melakukan kegiatan membaca dengan santai. dua hala antara peserta didik dengan guru, sehingga proses pembelajaran
dapat berlangsung secara lebih efisien dan efektif. Kandungan materi modul
Burns et al. (1996) menyatakan bahwa kemampuan membaca amat penting karena ia menjadi penentu kepada pencapaian objektif modul
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam masyarakat terpelajar. dan dapat memberi gambaran jelas bagaimana modul tersebut dapat
Namun, anak-anak yang tidak memahami betapa pentingnya belajar memberikan manfaat kepada penggunanya [6].
membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan
aktivitas berterusan dan anak-anak yang melihat betapa tingginya makna 3.2.2 Kebolehpercayaan Modul
membaca dalam aktivitas pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan Modul yang dinilai beserta lembar penilaian diberikan langsung
dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntunganaktivitas membaca. kepada guru-guru yang berkenaan di sekolah. Setiap Unit Modul (UM)
Kemampuan membaca ini berhubungan dengan skemata.Skemata dinilai oleh sekumpulan guru-guru yang terdiri dari 10 orang. Hasil
merupakan struktur pengetahuan abstrak yang disimpan secara hirarkis penilaian guru, dikumpulkan setelah 2 minggu. Selanjutnya, data responden
dalam otak (Pratiwi, 2001). Dalam kaitannya dengan membaca, Harjasujana dideskripsikan. Hasil analisis uji kebolehpercayaan instrumen penilaian
(dalam Indrawati, 1996) menjelaskan bahwa skemata merupakan asosiasi- modul oleh guru-guru, dipaparkan perincian penilaian menurut indikator
asosiasi atau gambaran-gambaran yang dapat bangkit dan membayang modul pada Tabel 4
pada saat pembaca membaca kata, frase, atau kalimat. Menurut teori
kognitif Piaget, skema adalah struktur pengetahuan yang

182 151
Tabel 4 Hasil analisis uji kebolehpercayaan indikator modul PBM-BSM TINJAUAN LITERATUR
Uji Kebolehpercayaan Secara umum, pembelajaran membaca di peringkat awal anak-anak
Bill Alpha merupakan suatu proses yang sukar untuk dikuasai dan dilaksanakan. Oleh
Indikator Alpha Cronbach
item Cronbach Kebolehpercayaa karena itu,pembelajaran membaca merupakan tugas yang menantang
Modul Modul 2
Modul 1 n karena pengajaran dan pembelajaran membaca merupakan pengajaran
secara individu.Selain itu, dalam pengajaran dan pembelajaran membaca
Buku Materi 15 0.90 0.92 Boleh dipercayai terdapat faktor yang berpengaruh, yaitu latar belakang sosial dan tingkat
RPP 16 0.93 0.90 Boleh dipercayai kemampuan anak-anak yang beraneka ragam, terutama dalam membaca
LKP 20 0.92 0.93 Boleh dipercayai (Rio Sumarni, 2003).
Evaluasi 8 0.79 0.84 Boleh dipercayai
Total item 59 0.95 0.95 Boleh dipercayai Belajar membaca bagi murid-murid kelas I SD merupakan kegiatan
yang rumit karena mereka berusaha mengenal dan menghubungkan bunyi
dengan huruf atau kata yang dibacanya.Mereka juga berlatih menulis sesuai
Penilaian Unit Modul satu menunjukkan bahwa dengan Alpha dengan arahan gurunya.Membaca dan menulis merupakan pelajaran pokok
Cronbach 0.95. Dengan perincian (1) RPP dengan Alpha Cronbach 0.93; (2) dan dasar bagi murid-murid kelas 1 SD. Membaca merupakan kemampuan
LKP dengan Alpha Cronbach 0.92; (3) Buku Materi dengan Alpha Cronbach berbahasa tulis yang bersifat reseptif dan menulis merupakan kemampuan
0.90; dan (4) Evaluasi dengan Alpha Cronbach 0.79. Penilaian Unit Modul Dua menghasilkan tulisan (Zuchdi dan Budiasih, 1996).
dengan Alpha Cronbach 0.95. Dengan perincian (1) RPP dengan Alpha
Pembelajaran membaca di SD di Indonesia dilaksanakan sesuai
Cronbach 0.90; (2) LKP dengan Alpha Cronbach 0.93; (3) Buku Materi dengan
dengan pembedaan kelas-kelas rendah dan kelas-kelas tinggi. Pembelajaran
Alpha Cronbach 0.92; dan (4) Evaluasi dengan Alpha Cronbach 0.84.
membaca di kelas rendah disebut membaca permulaan, sedangkan di kelas-
Berdasarkan hasil ini, maka nilai Alpha Cronbach dari penilaian kelas tinggi disebut membaca lanjut. Pelaksanaan membaca permulaan di
modul sudah terpenuhi yaitu sudah melebihi 0.70 [16] dan [17]. Kriteria kelas 1 SD dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca tanpa buku dan
lainnya juga menyatakan sekurang-kurangnya 0.80 [18] dan [19]. membaca dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku
dilakukan dengan cara menggunaan media atau alat peraga selain buku,
KESIMPULAN misalnya kartubergambar, kartu huruf, kartu kata, dan kartukalimat,
Penelitian ini telah berhasil mengembangkan Modul pembelajaran sedangkan membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan
Berdasarkan Masalah dalam Pengajaran Biologi Sekolah Menengah (PBM- menggunakan buku sebagai bahan pelajaran (Sri Nuryati, 2006).
BSM). Modul terdiri dari Buku materi, Rancangan Pelaksanaan Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak
Pembelajaran (RPP), dan Lembaran Kerja Siswa (LKS) serta naskah Evaluasi. (Spodek dan Saracho, 1994). Ada dua cara yang ditempuh pembaca dalam
Draf modul yang telah siap dinilai oleh pakar dosen dan guru yang memperoleh makna cetak, yaitu (1) langsung, yakni menghubungkan ciri
berpengalaman, selanjutnya dilakukan uji terbatas. Secara keseluruhan penanda visual dari tulisan dengan maknanya, dan (2) tidak langsung, yakni
bahwa guru-guru setuju bahwa modul PBM-BSM yang dihasilkan dalam mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya dengan makna.
penelitian ini adalah baik jika dinilai dari indikator-indikator modul dan Cara pertama digunakan oleh pembaca lanjut dan cara kedua digunakan
Modul PBM-BSM dapat digunakan Guru dalam menerapkan Pembelajaran oleh pembaca permulaan.
Berdasarkan Masalah di kelasnya masing-masing.
Pembelajaran membaca di sekolah dasar, terutama di kelas 1 dan
kelas 2 disebut pembelajaran membaca permulaan. Tujuan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA membaca permulaan ini adalah agar murid-murid memiliki kemampuan
memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar sebagai
Natrah Binti Mohamad. 2012. Kesan Pembelajaran Berasaskan Masalah
dasar membaca lanjut. Selain itu, pembelajaran membaca mempunyai nilai
Terhadap Pencapaian dan Pemikiran Kritikal dalam Topik Nutrisi.
yang penting bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan murid.
152 181
belakang orang tua atau ibu bapa yang kurang memperhatikan pendidikan Tesis Sarjana Pendidikan, Fakulti Pendidikan, Universiti Kebangsaan
awal anak-anaknya sehingga di dalam kelas 1 SD masih terdapat juga Malaysia
murid-murid yang tinggal kelas. Depdiknas, 2009. Laporan Hasil dan Statistik Nilai Ujian Nasional Tahun
Pembelajaran membaca permulaan dilakukan oleh guru-guru dengan Pelaporan 2008/2009. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan, Badan
metode konvensional. Selain itu, guru tidak konsisten menggunakan suatu Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional.
metode pembelajaran. Para guru akan menggantikan suatu metode jika Arends, R. I. 2004. Learning to Teach. Edisi ke-7. New York: McGraw Hill
sebuah metode tertentu tidak menunjukkan kemajuan yang berarti terhadap Companies Inc.
kemampuan membaca anak, meskipun caramereka itu menyalahi prinsip-
prinsip penggunaan metode. Penggantian sebuah metode memengaruhi Nik Zaharah bt. Nik Yaacob. 2007. Kajian penerapan nilai murni menerusi
hasil pembelajaran membaca murid-murid (Auzar, 2010). pengajaran bermodul. Tesis Dr. Falsafah, Fakulti Pendidikan,
Universiti Kebangsaan Malaysia.
Pembelajaran membaca permulaan dengan bantuan komputer atau
CD pembelajaran dapat dikatakan tidak pernah dilakukan. Hal ini Gagne. R.M, Wager.W.W, Golas K.C. Keller. J.M. 2005. Principles of
disebabkan oleh ketidaktahuan para guru terhadap keberhasilan dan Instructional Design, Fifth Edition, Singapore: Wadsworth Thomson
kemudahan penggunaan komputer dalam pembelajaran membaca Learning Inc.
perrmulaan. Banyak guru tidak mengetahui bahwa penggunan komputer Sidek Mohd. Noah & Jamaludin Ahmad. 2008. Pembinaan Modul: Bagaimana
dalam pembelajaran membaca permulaan menunjukkan keberhasilan yang Membina Modul Latihan Dan Modul Akademik. Serdang: Universiti Putra
signifikan dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional (Auzar, Malaysia.
2010).Namun, keberhasilan tersebut belum pasti berlaku kepada murid-
Yustina, 2010. Pembinaan dan keberkesanan modul pembelajaran alam
murid yang telah dapat membaca ketika mereka berada di TK jika
sekitar melalui pendekatan konstruktivisme. Thesis Dr. Falsafah,
dibandingkan dengan murid-murid yang tidak pernah belajar di TK.
Fakulti Pendidikan, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Perbedaan hasil belajar yang menunjukkan bahwa murid-murid yang tamat
TK lebih tinggi daripada murid-murid tidak tamat TK dapat saja terjadi, Kunandar. 2007. Guru Profesional dalam Implementasi KTSP dan Sukses
tetapi dalam kemajuan atau perkembangan pembelajaran dapat terjadi Sertifikasi. Jakarta: Rajawali Press.
sebaliknya. Berkaitan dengan itu, masalah yang akan dikaji dalam penelitian Usman, M.U., 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
ini adalah adakah perbedaan tingkat kemajuan atau perkembangan Rosdakarya.
pembelajaran membaca permulaan antara murid-murid yang tamat TK
Depdiknas. 2006. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah
dengan murid-murid yang tidak tamat TK?
Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang
Depdiknas.
TUJUAN PENELITIAN Arikunto, S. 2007. Kaedah Penelitian dan Penilaian. Yogyakarta: Gadjah Mada
Penelitian ini tidak mengukur perbedaan kemampuan membaca University Press.
permulaan, tetapi mengukur kemajuan pembelajaran membaca Rusell, J.D. 1974. Modular Instruction; A Guide to the Disign, Selection,
permulaan.Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan Untilization and Evaluation of Modular Materials. New York: Publishing
mendeskripsikan perbedaan tingkat kemajuan atau perkembangan Company.
pembelajaran membaca permulaan antara murid-murid yang tamat TK Merriam, S.B. 1998. Qualitative Research and Case Study Applications in
dengan murid-murid yang tidak tamat TK. Education. San Francisco: Jossey-Bass.
Mohd. Majid Konting. 2005. Kaedah Penyelidikan Pendidikan. Edisi ke-7. Kuala
Lumpur. Dewan Bahasa dan Pustaka.

180 153
Susanto. 2008. Penyusunan Silabus dan RPP Berbasis Visi KTSP. Surabaya: mereka tidak diterima di SD karena ada beberapa SD yang menjadikan
Mata Pena. kemampuan membaca sebagai syarat masuk SD. Selain itu, beberapa TK
Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. 2006. How to Design And Evaluate Research In (TK) menjadikan kemampuan membaca dan pengetahuan lain sebagai daya
Education. Sixth Edition. Boston: McGraw-Hill Publishing Company. jual mereka agar para calon murid akan banyak mendaftar di TK mereka.

Arikunto, S. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
Edwar, G.C. & Richard, A.Z. 1979. Reliability and Validity Assessment. No. 20 tahun 2003, TK termasuk dalam sistem pendidikananak usia dini
American: SAGE (PAUD) yang mengutamakanpembelajaran moral, nilai agama, sosial,
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada emosional, dan kemandirian. Semua nilai-nilai tersebut ditanamkan melalui
University Press. metode pembiasaan. Undang-undang tersebut tidak menyebutkan TK
sebagai sarana persiapan bagianak sebelum memasuki SD. Begitu pula
dengan pembelajaran huruf dan angka,tidak masuk dalam kurikulum TK
sehingga pendidikan membaca, menulis, dan berhitung dapat dikategorikan
sebagai pelanggaran terhadap aturan. Namun pada praktiknya, pelanggaran
itu terjadi di sebagian besar TK. Hal itu terjadi karena tuntutan mayoritas
SD yang mengharuskan calon siswanya telah menguasai membaca, menulis,
dan berhitung (Mulyadi, 2005).
Hasil penelitian mendukung hubungan yang kuat antara pendidikan
anak usia dini dan pembangunan intelektual anak-anak. Kualitas intervensi
dan pengajaran dalam program anak usia dini mempengaruhi keberhasilan
sekolah anak-anak di kemudian hari (Blachman, 2000; Lyon,1999, Snow,
Burns, & Griffin, 1998). Selanjutnya,penelitian baru terhadap perkembangan
otak (Garber, 1988;Walker, Greenwood, Hart, & Carta, 1994) menunjukkan
bahwa pendidikan anak usia dini berpengaruh lama pada kognitif anak-
anak, sosioemosional, dan perilaku. Secara khusus,keberhasilan awal dalam
membaca dan ilmu pengetahuan merupakan hal yang kritisbagi
pertumbuhan kognitif anak-anak.
Persoalan membaca, menulis, dan berhitung memang merupakan
fenomena tersendiri. Hal ini karena adanya pro dan kontra dalam
mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung di TK. Namun, kini menjadi
semakin hangat dibicarakan para orang tua yang memiliki anak
usiaTKkarena mereka khawatir anak-anaknya tidak mampu mengikuti
pelajaran di pendidikan selanjutnya nanti jika dari awal belum dibekali
keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (Maya, 2007).
Perbedaan latar belakang sosial dan tingkat kemampuan dapat
menimbulkan masalah pembelajaran membaca permulaan di kelas 1 SD.
Lebih separuh murid-murid kelas 1 SD berasal dari Taman Kanak-kanak
yang sudah memiliki kemampuan membaca permulaan. Sebagiannya lagi
adalah murid-murid yang memiliki latar belakang yang beraneka ragam,
selain tidak pernah mengikuti kelas TK, mereka juga memiliki latar

154 179
menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama dalam mendapatkan DOMAIN ASAS BAGI KERANGKA FACEBOOK SEBAGAI MEDIUM
informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan/atau PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN
mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca koran (23,5%)(Badan Pusat HOLISTIK
Statistik, 2006).
Menyadari rendahnya kemampuan membaca murid-murid SD, perlu Nurulrabihah Mat Noh, Saedah Siraj, PhD., Mohd Ridhuan Mohd Jamil,
dilakukan peningkatan kualitas pengajaran membaca dan harus dimulai Zaharah Husin, PhD.,dan Ahmad Arifin Sapar, PhD.
dari membaca permulaan. Namun, pengajaran membaca permulaan
merupakan persoalan yang sangat rumitkarena sebagian besar anak-anak di
Indonesia menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa percakapan sehari- PENGENALAN
hari (Akhadiati, et al., 1991).Bagi sebagian besar anak-anak tersebut,bahasa
Pendidikan holistik adalah suatu pendidikan yang menyeluruh yang
Indonesia merupakan bahasa kedua. Oleh sebab itu, pengajaran bahasa
melibatkan falsafah, kurikulum, proses pengajaran dan pembelajaran serta
Indonesia secara umum, dan pengajaran membaca secara khususnya tidak
melibatkan juga proses penilaian dan pentaksiran. Ia juga meliputi
saja mengajari anak-anak atau murid-murid memahami huruf, kata-kata,
penggunaan teknologi maklumat dan komunikasi di dalam sistem
dan maknanya, tetapi juga mengajari murid-murid memahami bahasa
pendidikan.
Indonesia. Oleh sebab itu, kemampuan mengajar guru sangatlah penting
artinya dalam pengajaran membaca permulaan. Perkembangan pesat teknologi maklumat dan komunikasi telah
membawa perubahan dalam bentuk pedagogi yang diamalkan di sekolah.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta di TK yang menunjukkan
Pada masa ini, laman sosial begitu popular digunakan oleh berjuta-juta
bahwa murid-murid telah diajarkan pembelajaran membaca permulaan
pengguna yang kebanyakannya terdiri daripada pelajar yang mempunyai
walaupun hal tersebut bertentangan dengan kurikulum dan perkembangan
pelbagai tujuan penggunaannya (Lenhart & Madden, 2007; Selwyn,
psikologi murid-murid.Selain itu, ditemukan juga bahwa lebih dari separuh
2007).Berlakunya perubahan dalam teknologi maklumat dan komunikasi ini
murid-murid kelas 1 SD telah dapat membaca permulaan.Hal ini
telah menjadi pemangkin di dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran.
menyukarkan guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.Guru
Konsep pembelajaran menggunakan internet juga bukanlah sesuatu yang
pun tidak dapat mengetahui dengan pasti apakah keberhasilan membaca
baru di Malaysia, malah kerajaan sejak tahun 1997 telah melancarkan
murid-murid yang tamat TK tersebut merupakan hasil pembelajaran oleh
Sekolah Bestari sejajar dengan gagasan Multimedia Super Corridor (MSC).
guru atau bukan? Keadaan seperti ini membuat guru sukar menerapkan
metode pembelajaran yang tepat sehingga guru akan mencoba-coba Facebook adalah salah satu laman sosial yang menggunakan internet
pelbagai metode. Selain itu, guru lebih suka menggunakan metode untuk berhubung dan berkomunikasi. Berdasarkan kesepakatan pakar jelas
konvensional karena tidak mengetahui metode lain, seperti cara membaca menunjukkan bahawa facebook merupakan laman rangkaian sosial yang
dengan bantuan komputer. paling popular dalam kalangan pelajar sekolah di peringkat menengah
(Ross, Orr, Sisic, Arseneault, Simmering, & Orr, 2009; Mazman & Usluel,
2010; Bicen & Cavus, 2011; Cain, 2008: Golder, Wikinson, & Huberman,
PERNYATAAN MASALAH 2007). Terdapat banyak kajian yang yang menegaskan bahawa Facebook
Dualisme sikap diperlihatkan oleh tokoh-tokoh pendidikan dan orang mempunyai potensi untuk diterapkan di dalam pembelajaran dan
tua murid terhadap pembelajaran membaca permulaan di TK. Di satu pihak, pengajaran. Namun begitu, terdapat keperluan untuk menentukan domain-
tokoh pendidikan dan psikologi tidak membenarkan pembelajaran domain asas yang diperlukan bagi mewujudkan facebook sebagai suatu
membaca permulaan dilakukan secara terstruktur di TK karena akan medium pengajaran dan pembelajaran. Domain asas ini adalah satu
mengganggu perkembangan psikologi anak ketika mereka berada di kelas 3 kerangka yang harus ada bagi merealisasikan proses pengajaran dan
Sekolah Dasar (SD). Selain itu, mereka menganggap bahwa anak-anak usia pembelajaran menggunakan facebook.
4-6 tahun tersebut cukup diperkenalkan huruf, kata, dan kalimat secara Bertitik tolak daripada keperluan untuk menentukan domain asas
audio-visual. Di pihak lain, orang tua murid sangat khawatir anak-anak sebagai suatu kerangka bagi facebook. Maka, penulis telah menggariskan
178 155
enam domain yang boleh dijadikan asas di dalam menghasilkan suatu PENDAHULUAN
rekabentuk kerangka garis panduan terhadap penggunaan Facebook sebagai Kehidupan pada abad yang akan datang semakin tidak dapat
suatu medium di dalam proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah. dipisahkan dengan kegiatan membaca karena sebagian besar informasi
Domain-domain yang menjadi asas ini adalah diambil berdasarkan kepada disampaikan melalui tulisan. Sejalan dengan itu, bertambah pentinglah
literatur kajian lepas yang telah disintesis dan disokong oleh kajian-kajian usaha pengembangan dan peningkatan kemampuan membaca di kalangan
yang telah dijalankan oleh para sarjana. bangsa-bangsa yang ingin maju. Usaha tersebut di antaranya dilakukan
Berikut adalah enam domain dilihat sebagai satu kerluan yang perlu melalui pendidikan Sekolah Dasar (SD) (Akhadiah et al.,1991).
eujud sebagai piawai di dalam mengaplikasikan facebook sebagai medium Pembelajaran membaca di SD sangat perlu dilakukan dengan
pengajaran dan pembelajaran di sekolah, iaitu: sungguh-sungguh dan terencana sesuai dengan tuntutan kurikulum yang
1. Psikologi Pembelajaran belaku.Hal ini berkaitan dengan tugas pengajaran di kelas-kelas rendah
a. Teori Pembelajaran Tingkah laku (Behaviorisme) yang harus menumbuhkembangkan kemampuan membaca murid.Apalagi
b. TeoriPembelajaran Kognitif merujuk padalaporan penelitian Progressin InternationalReadingLiteracyStudy
c. TeoriPembelajaran Konstruktivisme (PIRLS), yaitustudi internasional dalam bidang membaca anak-anakdi
d. TeoriNeurosains seluruh dunia yang disponsori oleh Asosiasi Internasional untuk Evaluasi
2. Pedagogi Prestasi, nilai rata-ratamembaca murid Sekolah Dasar dan Madrasah
3. Rekabentuk Persekitaran Pembelajaran Ibditaiyah Indonesia berada diurutan 41 dari 45 negara (Suhardjono,2008).
4. Sikap Pengajar Berdasarkan beberapa survei yang dilakukan oleh lembaga survei,
5. Teknologi Dalam Pengajaran baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri, menunjukkan bahwa
6. Keperluan Pelajar minat baca bangsa Indonesia masih rendah, baik segi kualitas maupun segi
kuantitas. Beberapa laporan hasil survei maupun hasil studi yang
PSIKOLOGI PEMBELAJARAN dilakukan, antara lain (1) laporan International Association for Evaluation of
Educationalpada tahun 1992 dalam sebuah studi kemampuan membaca
Pengaplikasian aspek psikologi dalam media pengajaran di dalam murid-murid sekolah dasar kelas IV pada 30 negara di dunia,
Facebook amat penting bagi menghasilkan proses pengajaran dan menyimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-29, yaitu setingkat di
pembelajaran yang berkesan menggunakan pendekatan teori pembelajaran. atas Venezuela. Peta di atas relevan dengan hasil studi dari Vincent
Ini memandangkan strategi atau kaedah pengajaran yang terdapat di dalam Greannary yang dikutip oleh World Bank dalam sebuah Laporan
rekabentuk pembelajaran di dalam Facebook sebagai medium pengajaran dan Pendidikan “Education in Indonesia from Crisis to Recovery” tahun 1998. Hasil
pembelajaran adalah berdasarkan kepada teori-teori ini. Penyataan ini studi tersebut menunjukan bahwa kemampuan membaca anak-anak kelas
adalah selari dengan Bednar, Cuningham, Duffy, & Perry (1992) yang VI sekolah dasar di Indonesia, hanya mampu meraih kedudukan paling
menegaskan bahawa proses merekabentuk dan membangunkan sesuatu akhir dengan nilai 51,7% setelah Filipina yang memperoleh 52,6% dan
bahan pembelajaran sama ada yang berbentuk konvensional atau pun yang Thailand dengan nilai 65,1% serta Singapura dengan nilai 74,0% dan
memanfaatkan teknologi moden dan terkini seharusnya berasaskan kepada Hongkong yang memperoleh 75,5%; (2) hasil survei UNESCO tahun 1992
teori-teori pembelajaran. Para sarjana ini menyambung hujah bahawa menyatakan bahwa tingkat minat baca rakyat Indonesia menempati urutan
sesuatu bahan pembelajaran yang efektif hanya akan berjaya dihasilkan 27 dari 32 negara; (3) hasil survei yang dilakukan Departemen Pendidikan
sekiranya seorang guru atau pereka bentuk telah mengambil kira asas teori Nasional tahun 1995 memperlihatkan sebanyak 57%pembaca dinilai sekadar
pembelajaran di dalam rekabentuknya. Polemik tentang teori pembelajaran membaca, tanpa memahami dan menghayati apa yang dibacanya (Lina
ini juga telah dikupas oleh Arif Sukardi (1987), yang menekan bahawa Khoerunnisa, 2010)
terdapat beberapa sebab teori-teori pembelajaran ini perlu dikuasai oleh
guru, antaranya seperti berikut: Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
pada tahun 2006 menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum

156 177
KEMAJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN a. Teori pembelajaran membantu guru-guru memahami proses
BANTUAN KOMPUTER pembelajaran yang berlaku di dalam diri pelajar itu sendiri.
b. Guru dapat memahami keadaan dan faktor yang mempengaruhi,
Auzar mempercepatkan atau melambatkan proses pembelajaran seseorang.
c. Guru dapat membuat ramalan yang tepat tentang hasil yang
diharapkan dari proses pengajaran dan pembelajaran.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan kemajuan
pembelajaran membaca permulaan dengan bantuan komputer murid-murid Rafiza & Maryam (2013) pula mendapati bahawa pemahaman yang
kelas 1 Sekolah Dasar No. 006 Pekanbaru yang tamat Taman Kanak-kanak rendah terhadap aspek psikologi membawa kepada kurangnya
dan yang bukan tamat Taman Kanak-kanak.Metodologi penelitian ini pengaplikasian aspek ini oleh responden dalam membangunkan media
adalah eksperimen quasi yang dibaurkan (Quasy Experimental with pengajaran berasaskan multimedia. Begitu juga dengan dapatan analisis
Confound), yaitu eksperimen yang menggabungkan 2 kelompok murid yang kandungan media pengajaran yang menunjukkan pembangunan bahan
tidak saling mempengaruhi. Murid-murid yang menjadi sasaran eksperimen tersebut tidak mengaplikasikan ilmu psikologi ke dalam bahan tersebut. Ini
ini sebanyak 42 orang yang terdiri atas 28 orang murid tamat TK dan 14 jelas menunjukkan bahawa guru-guru tidak menyedari kepentingan teori-
orang yang bukan tamat TK. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan teori pembelajaran dalam merekabentuk bahan pembelajaran.
kemajuan pembelajaran murid-murid yang bukan tamat TK berkembang Pembangunan bahan pengajaran dan pembelajaran yang berasaskan
sangat baik dibandingkan dengan murid-murid yang tamat TK, yaitu teknologi terkini seperti Facebook juga sewajarnya turut mengambil kira
77.47% berbanding 36.08%. peranan teori pembelajaran di dalam proses pembangunannya. Clark (1998)
juga turut menyokong pendapat ini dengan menyatakan bahawa
Kata kunci: hasil pembelajaran, membaca permulaan, bantuan computer, keberkesanan sesuatu proses pembelajaran tidak bergantung kepada kaedah
eksprimen pembelajaran yang dipilih dan diaplikasikan menerusi media tersebut dan
kaedah pembelajaran di sini amat berkait rapat dengan teori pembelajaran
yang menyokongnya. Secara ringkas jenis-jenis teori pembelajaran adalah
Abstract
seperti berikut:
This studyaims to describedifferences inthe progress oflearningof beginning
readingwithcomputer added grade 1 of No. 006 Elementary School in
Pekanbaru that completed kindergarten and are not completed kindergarten. TEORI PEMBELAJARAN TINGKAH LAKU
The methodology of this research is a quasi experimental desegregated (BEHAVIORISME)
(Experimental Quasy with confound), the experiment that combines two
groups of pupils that do not affect each other. The disciples who were Menurut ahli-ahli psikologi teori tingkah laku, pembelajaran dikatakan
subjected to these experiments as many as 42 people consisting of 28 pupils berlaku apabila terdapat perubahan tingkah laku dalam diri seseorang.
graduated from the kindergarten and 14 were not completed kindergarten. Perubahan tingkah laku yang dimaksudkan di sini adalah perubahan
The results showedan increase inthe learningprogress ofstudentswho are tingkah laku daripada tidak tahu melakukan sesuatu perkara kepada tahu
notgraduatingkindergartenis growing verywellcompared tostudentswho melakukannya.
graduated fromkindergarten, which is77.47% versus 36.08%. Skinner (1968) telah memperkenalkan kaedah pengajaran terancang
dalam kerangka Rangsangan-Tindak balas atau Stimulus-Respons. Menurut
Keywords: learning outcomes, beginning reading, computer added,
experiment beliau setiap rangsangan (R) yang diberikan ke atas seseorang akan
menyebabkan menghasilkan tindak balas (T) ke atas rangsangan yang
diberi. Beliau juga turut berpendapat pembelajaran sebenar boleh berlaku

176 157
dalam kerangka R-T. Maka, guru yang mengajar seharusnya memberi Rio, S. S. (2007). Design Of Instructional Materials for Teaching and Learning
sebanyak mungkin rangsangan kepada pelajar, agar pelajar memberikan Purposes: Theory into practice. In J. R. Reiser, Tren and Issues in
tindak balas ke atas rangsangan-rangsangan yang diberikan. Sekiranya ini Instructional Design and Technology (pp. 97-110). New Jersey: Pearson
dapat dilakukan, pembelajaran akan berlaku di kalangan pelajar tersebut. Education.
Rangsangan ini amat diperlukan di dalam Facebook sebagai medium Salmon, G. (2005). E-Moderating: The Key to Teaching and Learning Online.
pengajaran dan pembelajaran untuk mengekalkan pelajar yang terlibat London, UK: Kogan Page.
untuk mengambil bahagian dalam dialog yang produktif. Hujah ini selari
dengan Dorothy, Norlidah & Saedah (2013) yang memberi peranan kepada Scardamalia, M., Bereiter, C., McLean, R. S., Swallow, J., & Woodruff, E.
guru untuk menggalakkan penyertaan murid dengan memastikan pengajar (1989). Computer-supported learning environments and problem-solving.
berada di dalam talian dan dilihat oleh murid. Ini adalah untuk Berlin: Springer-Verlag.
menyediakan peluang bagi murid untuk memberi respon. Mereka juga Selwyn, N. (2007). Screw blackboard. Do it on Facebook! An investigation of
mencadangkan supaya menggunakan emoticon untuk memberi rangsangan students' educational use of Facebook. ‘Poke 1.0 - Facebook social
dan merapatkan interaksi bertulis. research symposium’. London: University of London.
Berikut adalah cadangan garis panduan proses merekabentuk Skinner, B. (1968). The Technology of Teaching. New York: Appleton-Century-
pengajaran dalam aplikasi multimedia yang telah disyorkan oleh Crofts.
Jamaluddin dan Zaidatun (2003). Konsep Pengajaran Terancang yang
Smith, P., & Ragan, T. (1999). Instructional design, (2nd Ed). Hoboken, NJ:
diperkenalkan oleh Skinner (1968) ini boleh diaplikasikan di dalam proses
John.
merekabentuk pengajaran yang menggunakan Facebook sebagai medium
pengajaran dan pembelajaran. Strategi pengajaran yang berbentuk Thompson, N. (2001). Why ID? The benefits of Instructional Design Models.
penyampaian isi pelajaran dalam Kerangka Soalan-Jawapan boleh Teaching with technology today vol 7 No 6.
digunakan. Secara ringkasnya bentuk penyampaian isi pelajaran adalah Varsidas, C., & McIsaac, M. (2001). Intergrating technology in teaching
seperti berikut: education: Implications for policy and curriculum reform.
Rajah1: Konsep pengajaran terancang oleh Skinner Educational Media International, 38 (2/3), 127-132.
Voogt, J., Almekinders, M., Van Den Akker, J., & Moonen, B. (2005). A
'blended' inservice arrangement for classroom technology
Isi pelajaran integration: Impacts on tecahers and students. Computers in Human
1melaluiFace Soalan Jawapan
Behavior, 21 , 523-539.
book 1melaluiFa 1melaluiFa
cebook cebook Windle, R., & Warren, S. (1999). Collaborative Problem Solving and Dispite
Resolution in Speacial Education. Training and Manual.
Wittrock, M. (1979). The Cognitive movement in instruction. Journal of
Educational Research 8 (2) , 5-11.
Zhao, Y., & Cziko, G. (2001). Teacher adoption of technology: A perceptual
control theory perspective. Journal Of Technology and Teacher
Rangsangan Rangsangan Maklumbalas Education, 9(1), 5-30.
melaluiFaceb melaluiFace melaluiFaceb
ook book ook

Jamaluddin dan Zaidatun (2003) mempersetujui pendapat ahli


psikologi teori tingkah laku yang menekankan kepentingan konsep
158 175
Mazman, S., &Usluel, Y. (2010). Modelling educational usage of pemberian respon yang positif dan negatif ke atas tindak balas yang diberi
Facebook.Computer & Education, 55. , 444-453. oleh pelajar di dalam proses pembelajaran menggunakan aplikasi
Miller, G. A. (1956). The magical number seven plus or minus two. some multimedia. Begitu juga pembelajaran di Facebook yang turut menekankan
limits on our capacity for processing information. Psychological kepentingan konsep ini. Menurut mereka respon positif yang diberi ke atas
Review 63 (2) , 81-97. tindak balas yang dikehendaki boleh mengukuhkan lagi kefahaman pelajar
serta membolehkan penghasilan tindak balas yang sama berulang kali.
Mohammad, R., & Muhammad Shariff, S. (2011). Kesan Penggunaan Laman Respon positif yang diberikan oleh guru dapat mendorong pelajar
Sosial ke atas kaedah perbincangan di dalam pengajaran dan menghasilkan kerja yang bermutu tinggi. Walau bagaimanapun Brophy
pembelajaran mata pelajaran Sejarah. Jurnal Teknologi Pendidikan (1981) telah menggariskan ciri-ciri respon positif yang memberi kesan ialah
Malaysia, 1(1), 75-80. memuji secara ikhlas, memuji dengan cepat, memuji tanpa pilih kasih,
Mokhtar, N. (2005). Computer Competency of in-service ESL teachers in memuji usaha dan cuba jaya, memuji tingkah laku yang spesifik dan memuji
Malaysian secondary schools. PHD diss., Universiti Kebangsaan jawapan atau respon yang spontan.Mereka juga menitikberatkan pemberian
Malaysia . motivasi di dalam pengajaran di mana mereka berpendapat motivasi dapat
mempertingkatkan minat pelajar terhadap pembelajaran. Oleh itu
Muhammad, K. K., Norlida, A., & Mohamad, J. Z. (2010). Facebook: An
pembelajaran dalam talian yang berjaya memerlukan guru untuk
online environment for learning of English in institutions of higher
mempunyai ciri-ciri seperti berikut: senang didekati, berpengetahuan, boleh
education? Internet and Higher Education, 13. , 179-187.
memberi sokongan teknikal, boleh berinteraksi dan memotivasikan murid
Mupinga, D. M., Nora, R. T., & Yaw, D. C. (2006). The Learning Styles, (Allan, 2002).
Expectations, And Needs Of Online Students. Heldref Publications Vol.
54/No. 1 , 185-189.
TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIF
Norlidah, A., Saedah, S., Mohd, K. A., & Zaharah, H. (2013). Effectiveness Of
Facebook Based Learning To Enhance Creativitty Among Islamic Proses kognitif melibatkan aktiviti mental seperti perolehan,
Studies Students By Employing Isman Instructional Design Model. penyimpanan, pengambilan semula dan penggunaan pengetahuan. Dalam
The Turkish Online Journal Of Educational Technology 12 (1) , 60-67. pendekatan ini, manusia belajar secara melihat semula perhubungan di
antara berbagai-bagai elemen daripada alam sekitar dan pengalaman-
Ormrod, J. (2008). Educational Psychology Developing Learners (6th Ed). London:
pengalaman lampau serta teori yang terdapat ketika itu. Pembelajaran juga
Pearson Prentice Hall.
ditafsirkan sebagai satu proses penyelesaian masalah, iaitu satu cara atau
Park, I., & Hanaffin, M. (1993). Empirically-Based Guidelines for the Design proses pemikiran, pewujudan dan pengabungan pengetahuan dan
of Interactive Multimedia. Educational Technology Research & pengalaman lama dengan yang baru bagi mengatasi sesuatu masalah. Selain
Development Journal Vol 41. No (3) , 63-85. itu, terdapat konsep tentang stuktur kognitif yang menyatakan bahawa
Pountney, R., Parr, S., & Whittaker, V. (2002). Communal constructivism and sesuatu konsep akan berkembang dan menjadi tersusun melalui satu proses
networked learning: Reflections on a case study. Networked yang dikumpulkan, iaitu pengalaman yang baru akan dicantumkan ke
Learning 2002: A research-based conference on e-learning in higher dalam stuktur sedia ada (pengalaman lampau) dalam pemikiran seseorang
education and lifelong learning. Sheffield. bagi menghasilkan satu stuktur yang baru. Implikasi pendekatan ini ialah
perhatian istimewa yang diberikan kepada perbezaan dan perkembangan
Rafiza, A. R., & Maryam, A. R. (2013). Pembinaan Media Pengajaran
individu berkaitan dengan pembelajaran (Connell, Andersen, & Debus, 1968;
Berasaskan Multimedia Di Kalangan Guru ICTL. Jurnal Kurikulum &
Wittrock, 1979).
Pengajaran Asia Pasifik , 20-31.
Menurut Miller (1956) dalam satu masa, ingatan jangka masa pendek
Ross, C., Orr, E. S., Sisic, M., Arseneault, J. M., Simmering, M. G., & Orr, R.
seseorang manusia boleh mengingati 7 campur tolak 2 (7 ± 2 ) maklumat
R.(2009). Personality and motivations associated with Facebook use.
dalam satu masa. Konsep ini dikenali sebagai “magical number7” oleh Miller.
Computers in Human Behavior, 25(2) , 578-586.
174 159
Maksudnya di sini, dalam satu masa, ingatan jangka masa pendek manusia Dorothy, D., Norlidah, A., & Saedah, S. (2013). Merekabentuk interaksi bagi
boleh mengingati 5 hingga 9 perkara. Perkara di sini merujuk kepada pembelajaran dalam talian: Pedagogi modul CmL. Jurnal
nombor, perkataan, langkah-langkah dan juga objek. Secara tidak langsung Kurikulum & Pengajaran Asia Pasifik , 19-27.
ini boleh dikaitkan dengan perkara yang wujud dalam kehidupan kita di Golder, S., Wikinson, D., & Huberman, B. (2007). Rhythms of social
mana kalau di lihat, nombor telefon dan nombor kad pengenalan adalah interaction: Messaging within a massive online network. Proceedings
dalam julat 6 hingga 8 nombor. Penetapan nombor ini telah secara tidak of the third communities and technologies conference (pp. 41-66). London:
langsung adalah merupakan pengaplikasian konsep Miller. Springer-Verlag Limited.
Jelas disini menunjukkan bahawa konsep Miller ini boleh digunakan Goodyear, P. (2000). Online teaching. In N. Hativa, & P. Goodyear (Eds.),
dalam proses penyampaian maklumat kepada pelajar melalui Facebook. Teacher thinking, beliefs and knowledge in higher education. Dordrecht:
Penegasan Jamaludin dan Zaidatun (2003) menghujahkan bahawa Kluwer.
seharusnya guru hanya memaparkan tidak lebih daripada sembilan
maklumat atau perkara dalam satu masa. Ini bermakna, jika guru mengajar Harasim, L., Hiltz, R., Teles, L., & Turoff, M. (1997). Learning Networks: A
melalui Facebook, maka harus diingat bahawa tidak lebih daripada sembilan Field Guide To Teaching and Learning Online. Cambridge, MA:
konsep yang boleh diajar oleh guru pada satu masa. Ini adalah untuk Massachusetts Institute of Technology.
memastikan konsep-konsep yang disampaikan itu dapat dienkodkan oleh Hew, K. (2011). Students’ and teachers’ use of Facebook. Computers in Human
otak manusia dan seterusnya disimpan dalam ruang ingatan jangka masa Behaviour, 662-676.
panjang (Jamaludin & Zaidatun, 2003).
Howland, J. L., & Moore, J. L. (2002). Student perceptions as distance
Oleh itu apabila menggunakan Facebook sebagai medium pengajaran learners in Internet-based courses. Distance Education 23 (2) , 83–195.
dan pembelajaran, penulis mencadangkan supaya mengambil kira tahap
Huber, H., & Lowry, J. C. (2003). Meeting the needs of consumers: Lessons
kemampuan seseorang pelajar untuk menerima maklumat yang disediakan.
for post secondary environments. . New Directions for Adult and
Dengan itu, guru perlulah mengambil kira kuantiti maklumat yang akan
Continuing Education, no 100, 79-88.
disampaikan dalam satu masa agar ianya tidak melebihi muatan ingatan
jangka masa pendek seseorang individu. Ismail, Z. (2002). Aplikasi Multimedia Dalam Pengajaran. Utusan Publications.
J.C, C., & J.J, K. (1989). The Tenth Mental Measurements Yearbook. In L. Gay,
& D. P.L(ed), Research Methods for Bussiness and Managemant. New
TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
York: Mac Millan Publishing Company.
Teori konstruktivisme menekankan kepentingan ilmu pengetahuan,
Jamalludin, H., & Zaidatun, T. (2003). Multimedia dalam pendidikan. Pahang:
kepercayaan dan kemahiran yang di bawa oleh seseorang individu itu ke
PTS Publications & Distributors.
pengalaman pembelajaran. Ia juga mengiktiraf pembinaan kefahaman baru
sebagai gabungan pembelajaran terdahulu, maklumat baru dan kesediaan Jamaluddin, H., Baharuddin, A., & Zaidatun, T. (2003). Pembangunan Perisian
untuk belajar (Ormrod, 2008). Di samping itu, konstruktivisme sosial Multimedia: Satu Pendekatan Sistematik. Batu Caves, Selangor: Venton
memperakui peranan budaya dalam pembinaan pengetahuan (Pountney, PublishingSdn. Bhd.
Parr, & Whittaker, 2002). Lenhart, A., & Madden, M. (2007, August 27). Social networking websites and
Jamaludin dan Zaidatun (2003) berhujah bahawa teori konstruktivisme teens: an overview. Retrieved August 27, 2013, from Pew Internet and
boleh digunakan di dalam aplikasi multimedia kerana penggunaan American life project:
masalah-masalah yang berlaku dalam kehidupan seharian di dalam proses www.pewinternet.org/PPF/r/198/report_display.asp.
pengajaran dan pembelajaran adalah digalakkan di dalam pengajaran dan Kanuka, H., & Anderson, T. (1998). Online social interchange, discord, and
pembelajaran berbentuk konstruktivisme. Di samping itu penekanan ke knowledge construction. Journal of Distance Education 13 (1) , 57–
atas pencapahan pemikiran juga dipraktikkan. Oleh itu pelajar seharusnya 75.
dibimbing oleh guru atau bahan pembelajaran yang disediakan ke arah
160 173
Bednar, A., Cuningham, D., Duffy, T., & Perry, J. (1992). Theory into practice: memahami sesuatu konsep dari pelbagai perspektif agar pemikiran mereka
How do we link? In T. Duffy, & D. (. Jonassen, Constructivism and the akan berkembang dan dinamik. Konsep ini mudah untuk disediakan di
technology of instruction" a conversation (pp. 17-34). Hillsdale: dalam persekitaran pembelajaran yang memanfaatkan penggunaan
Lawrence Erlbaum Associates. teknologi seperti multimedia dan juga laman sosial seperti Facebook.
Bicen, H., & Cavus, N. (2010). The most preferred social network sites by Teori konstruktivisme juga dilihat berupaya menyediakan panduan
students. Procedia Social and Behavioral Sciences, 2(2). , 5864-5869. dan juga prinsip yang perlu diberi perhatian semasa membangunkan
Blattner, G., & Fiori, M. (2009). Facebook in the language classroom: persekitaran pembelajaran berasaskan penggunaan teknologi (Jamaludin &
Promises and possibilities. Instructional Technology and Distance Zaidatun, 2003). Salah satu panduan utama yang ditetapkan ialah
Learning (ITDL), 6(1) , 17-28. menyediakan persekitaran pembelajaran yang bersifat autentik serta
disampaikan dalam konteks yang bermakna (Brown, Collinns, & Duquid,
Brophy, J. (1981). Teacher Praise: A Functional Analysis. Review of 1989; Cognition and Technology Group at Vanderbilt, 1992). Dalam konteks
Educational Research.51(1) , 5-32. pembelajaran melalui Facebook, pelajar akan dipandu untuk terlibat secara
Brown, J., Collinns, A., & Duquid, P. (1989). Situated cognition and culture aktif di dalam persekitaran pembelajaran yang disediakan bagi
of learning. Educational Researcher 18(1) , 32-41. menyelesaikan permasalahan yang disediakan.
Bugeja, M. (2006). Facing the Facebook . Chronicle Of Higher Teori konstruktivisme juga tidak melibatkan pengetahuan ataupun
Education,52(21),1-4. kecerdasan yang memandu serta menstukturkan proses pembelajaran.
Sebaliknya, situasi serta kemudahan lain perlu disediakan bagi merangsang
Cain, J. (2008). Online social networking issues within Academia and
pelajar menggunakan potensi kognitif mereka secara lebih optima
Pharmacy Education. American Journal of Pharmaceutical Education,
(Scardamalia, Bereiter, McLean, Swallow, & Woodruff, 1989) dan mampu
72(1) , 10-16.
memenuhi keperluan pembelajaran secara individu disamping
Clark, K. (1998). Intersection of instructional television and computer menyediakan aktiviti sosial. Laman sosial seperti Facebook menawarkan
assisted learning: Implications for research paradigms. In J. Asamen, kemudahan bagi menggalakkan aktiviti sosial berlaku seperti kemudahan
& G. Berry (Eds.), Research paradigms in the study of television private message, forum perbincangan, perkongsian bijak secara elektronik dan
and social behavior (pp. 287-304). Newbury Park, CA: Sage. sebagainya. Ini secara tidak langsung membolehkan pelajar bekerja secara
Cognition, a. T. (1992). Emerging technologies, ISD, and learning kooperatif serta berkongsi idea di samping mencabar pemikiran masing-
environments: critical perspectives. Educational Technology Research masing menerusi aktiviti perbincangan.
and Development, 40 (1) , 65-80. Guru dicadangkan supaya menyediakan bahan pembelajaran dalam
Connell, W., Andersen, W., & Debus, R. (1968). The Foundations of Education. bentuk yang menggalakkan pelajar membentuk pengetahuan mereka
Sydney: Ian Novak. sendiri. Guru juga perlu menekankan proses pembelajaran aktif di kalangan
pelajar. Ini dapat dilakukan dengan mengadakan kaedah perbincangan.
Diaz, R., Swan, K., P., I., & Kupczynksi, L. (2010). Student ratings of the
Kaedah perbincangan dengan menggunakan Facebook dapat mengaktifkan
importance of survey items, multiplicative factor analysis, and the
suasana pembelajaran dan meningkatkan minat pelajar (Rossafri &
validity of the community of inquiry survey. The Internet and
Shabariah, 2011). Rossafri dan Shabariah (2011) menegaskan lagi bahawa
Higher Education, 13(1–2) , 22-30.
pembelajaran menggunakan kaedah perbincangan dikenal pasti mempunyai
Dick, W., & Reiser, R. (1989). “Planning Efective Instruction.”. Prentice-Hall. kelebihan berbanding kaedah lain. Ini kerana kaedah perbincangan yang
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. (2001). The systematic design of instruction (5th diaplikasikan merupakan pembelajaran yang berpusatkan pelajar dan
ed). Allyn & Bacon. memberi peluang kepada pelajar merancang pembelajaran mereka sendiri.

172 161
TEORI NEUROSAINS Kepentingan aspek keperluan pelajar dalam membangunkan media
Neurosains merupakan satu bidang kajian mengenai sistem saraf yang pengajaran berasaskan multimedia tidak dapat disangkal lagi. Ini
ada di dalam otak manusia. Ianya juga mengkaji mengenai kesedaran dan berdasarkan kajian Rossafri dan Shabariah (2011) yang menjurus kepada
kepekaan otak dari segi asas biologi, persepsi, ingatan dan kaitannya teknik dan gaya pengajaran dan pembelajaran mata pelajaran sejarah. Gaya
dengan pembelajaran. Bagi teori neurosains, sistem saraf dan otak pembelajaran ini meliputi cara pembelajaran secara kumpulan (kolaboratif),
merupakan asas fizikal bagi proses pembelajaran manusia. Neurosains interaksi dua hala dan pembelajaran kendiri yang akhirnya memperoleh
dapat membuat perkaitan di antara pemerhatian terhadap proses kognitif pembelajaran yang berkesan. Pendapat ini disokong oleh Windle dan
yang berlaku di dalam otak dengan tingkah laku fizikal yang akan terhasil. Warren (1999) yang menyatakan bahawa teori pembelajaran secara
Dengan kata lain, setiap maklumat yang diproses oleh otak akan kolaboratif boleh menimbulkan minat dan motivasi pelajar. Guru
mengaktifkan kawasan-kawasan yang tertentu sahaja di dalam otak. Berikut membimbing penglibatan individu dalam proses kolaboratif dan
merupakan di antara penemuan yang diperolehi oleh teori neurosains: perbincangan supaya dapat membina satu hubungan interaksi antara
pelajar untuk membangunkan kemahiran berfikir seseorang pelajar dan
a) Otak terbahagi kepada tiga stuktuk yang besar iaitu: mencapai pemahaman tentang sesuatu konsep.
i. Otak reptilian: mengawal fungsi-fungsi asas deria motor.
ii. Otak mamalia atau otak limbic: mengawal emosi, ingatan dan KESIMPULAN
ritma biologi (biorhythms).
Facebook dilihat mampu menjadi suatu medium pengajaran dan
iii. Neokortek atau otak berfikir: mengawal proses penaakulan, pembelajaran yang berkesan sekiranya terdapat domain-domain yang
bahasa, kepintaran dan kognitif. menjadi asas di dalam proses penggunaanya. Domain-domain asas ini
b) Otak bukanlah seperti komputer, stuktur ikatan saraf otak sebenarnya adalah berdasarkan kepada dapatan kajian lepas dan boleh digunakan
longgar, fleksibel, bersarang seperti sarang labah-labah, sentiasa dalam merekabentuk kerangka Facebook sebagai medium pengurusan
bertindih dan berulang. Dengan itu adalah mustahil sekiranya otak itu pengajaran dan pembelajaran. Penggunaan domain-domain ini diharap
dianggap seperti sistem komputer yang linear. Otak sebenarnya mampu membentuk kepada perlaksanaan dan rekabentuk kerangka
merupakan satu sistem yang tersusun dan berfungsi secara kendiri. Facebook bagi digunakan di dalam proses pengajaran dan pembelajaran
pelajar dan guru di sekolah Kesimpulaannya adalah jelas menunjukkan
c) Otak sentiasa berubah apabila ia digunakan dalam proses ini berlaku
bahawa penggunaan facebook sebagai medium pengajaran dan
sepanjang hidup manusia. Penumpuan minda mengubahsuai stuktur
pembelajaran berupaya untuk menjadikan sesatu sistem pendidikan itu
fizikal otak manusia. Saraf otak dihubungkan oleh cabangan yang
bersifat holisti dan berkesan.
dikenali sebagai ‘dendrite’. Terdapat lebih kurang 10 juta neuron/saraf
di dalam otak manusia. Neuron-neuron yang berkaitan dihubungkan
di antara satu sama lain dalam pelbagai corak. Apabila otak digunakan, RUJUKAN
sebahagian dari corak ikatan antara neuron-neuron akan menjadi kuat.
Pembentukan dan pengukuhan ikatan neuron-neuron di dalam otak Allan, B. (2002). E-learning and teaching in library and information services.
merupakan proses sebenar yang mengambarkan bagaimana ingatan London: Facet Publishing.
dibina di dalam otak. Arif, S. (1987). Prinsip-Prinsip(Teori) Pembelajaran. Retrieved from
www.ut.ac.Id/01-supp/fkip/pgsm3803

Apabila mengaplikasikan teori Neurosains di dalam aplikasi Atan, L. (1980). Pedagogi Kaedah Am Mengajar. Kuala Lumpur: Fajar Bakti Sdn
multimedia pendidikan, maka guru perlulah menyediakan strategi yang Bhd.
memfokuskan kepada pengalaman sebenar yang berlaku di dalam Baharudin, A., Rio, S. S., & Manimegalai, S. (2002). Rekebentuk Perisian
kehidupan manusia. Strategi pengajaran yang disediakan itu juga haruslah Multimedia. Skudai, Johor: UTM.

162 171
& Zaidatun, 2003). Selain itu aspek pengetahuan sedia ada yang ada pada mengintegrasikan idea-idea yang lebih menyeluruh. Selain daripada itu,
pelajar juga perlu diambil kira. Keperluan pelajar boleh dipenuhi dengan guru juga perlu menggunakan kaedah pengajaran yang mampu
cara mengenali pelajar itu sendiri. Antara cara yang boleh dilakukan dalam menggalakkan aktiviti pemikiran yang kompleks dan pembentukan minda
mengenali pelajar adalah dengan cara mengkaji rekod pelajar. Maklumat di kalangan pelajar.
daripada guru darjah, secara pemerhatian, secara temubual dengan pelajar Memandangkan teori neurosains ini mengambarkan otak sebagai
dan dengan mengadakan ujian-ujian sahsiah (Atan Long, 1980). Menurut neuron-neuron yang mempunyai “rhizome” yang bercabang-cabang, maka
Baharuddin et al. (2002), pembangunan media pengajaran juga perlulah pengaplikasian konsep peta minda atau peta konsep di dalam Facebook
mengambil kira aspek pengetahuan sedia ada pelajar sebelum menentukan merupakan satu contoh aplikasi neurosains dalam pembelajaran. Oleh itu
apa yang perlu di ajar dalam perisian. penyampaian maklumat di dalam Facebook seharusnya tidak disampaikan
Menurut Mupinga, Nora dan Yaw (2006) pelajar yang berjaya di dalam secara linear. Sebaliknya peta minda digunakan bagi tujuan tersebut. Kajian
pembelajaran atas talian perlulah mempunyai akses kepada hardware dan juga mendapati bahawa proses pengajaran yang menggunakan peta minda
software tertentu dengan mempunyai kemahiran teknologi yang minima. yang mempunyai imej-imej yang berkaitan adalah lebih berkesan dari
Mereka juga mesti berkomunikasi atas talian, mempunyai motivasi kendiri penggunaan teks semata-mata. Ini dapat dibuktikan melalui konsep yang
dan disiplin diri. Mereka perlu komited dengan tugasan pembelajaran setiap dihuraikan di dalam “Dual-codetheory” di mana otak akan mengekod imej
minggu dan perlu bersuara jika terdapat masalah yang timbul (Howland & dahulu dan kemudiannya teks. Pengekodan imej akan menyediakan satu
Moore, 2002; Huber & Lowry, 2003). Walaubagaimanapun ciri-ciri ini tidak ruang yang khas untuk pengekodan teks di dalam otak. Apabila ini berlaku,
diendahkan membuatkan mereka tercicir di dalam pembelajaran atas talian. maka proses pengekodan teks akan dapat dilakukan dengan lebih mudah
Kajian yang dijalankan oleh Mupinga, Nora dan Yaw (2006) tentang dan pantas.
keperluan pelajar di dalam pembelajaran atas talian menunjukkan beberapa Selain dari menggunakan pendekatan peta minda, Jamaludin dan
kehendak yang diperlukan oleh pelajar atas talian seperti komunikasi segera Zaidatun (2003) mencadangkan penggunaan kaedah pengajaran yang dapat
dengan professor dan maklumbalas segera tentang tugasan. Kajian ini mengaitkan isi pelajaran yang diajar dengan isi pelajaran yang lain
dikukuhkan lagi dengan pendapat Diaz, Swan, & Kupczynksi, (2010) yang merupakan satu contoh pengaplikasian teori neurosains dalam
mencadangkan supaya memberi keutamaan yang lebih tinggi diberikan pembangunan aplikasi multimedia pendidikan. Ini dapat dilakukan dengan
kepada memberi maklum balas tepat pada masanya. Selain daripada menyediakan pautan-pautan di dalam Facebook yang membolehkan isi
bantuan teknikal, kajian ini juga mendedahkan keperluan pelajar pelajaran sokongan dicapai pada bila-bila masa yang diperlukan oleh pelajar.
termasuklah tenaga pengajar yang fleksibel, maklumat yang jelas tentang Kemudahan chat room di dalam Facebook juga boleh dimanfaatkan bagi
kandungan kursus diberikan terlebih dahulu, contoh tugasan, bahan membolehkan para pelajar mencapai lebih banyak maklumat berkaitan yang
rujukan tambahan dan platform pengurusan yang sama untuk semua kurus diperlukan. Perkaitan isi-isi tersebut seterusnya akan membantu otak
dalam talian. membentuk ikatan-ikatan neuron yang tertentu di dalam otak. Apabila ini
Pelajar juga perlu memberikan tumpuan yang kurang dalam aktiviti di terjadi, maka maklumat yang diproses akan dapat disimpan di ruangan
Facebook contohnya aktiviti bersosial dan memberi tumpuan yang lebih ingatan di dalam otak.
kepada aspek pembelajaran di Facebook. Dengan itu pembelajaran di dalam
Facebook menjadi lebih bermakna. Oleh itu Muhammad Kamarul etal. (2010) PEDAGOGI
mencadangkan supaya guru-guru memaklumkan kepada pelajar-pelajar
tentang objektif projek, bagaimana untuk mengenalpasti hasil pembelajaran, Peranan guru adalah untuk merangsang perubahan dalam murid. Guru
apa yang perlu dilakukan apabila pembelajaran berlaku, terutama sekali berperanan dalam merekabentuk pengalaman pembelajaran, dengan
konsep memberi kurang tumpuan kepada Facebook dan memberi tumpuan pengetahuan bahawa murid mengawal apa yang dia belajar dan
kepada aspek pembelajaran. pembelajaran adalah proses bukan linear (Allan, 2002). Pembelajaran dalam
talian yang berjaya memerlukan guru untuk mempunyai ciri-ciri seperti
berikut: senang didekati, berpengetahuan, boleh memberi sokongan teknikal,
170 163
boleh berinteraksi dan memotivasikan murid (Allan, 2002). Kanuka & Implement Phase’ (Fasa Pembangunan dan Perlaksanaan). Di samping itu,
Anderson (1998) menyatakan keperluan fasiliti untuk menyokong setiap fasa tersebut akan melalui proses penilaian dan penyemakan yang
pembinaan pengetahuan dalam persekitaran pembelajaran atas talian. Diaz, dilaksanakan secara berterusan.
Swan, Ice & Kupczynksi (2010) menyokong penyataan ini dengan Kepentingan menggunakan model rekabentuk dalam pembelajaran
menyatakan perbincangan dalam talian yang memerlukan kemahiran berasaskan Facebook dikukuhkan dengan kajian yang dijalankan oleh
penyelesaian masalah yang membolehkan pelajar membina pengetahuan Norlidah, Saedah, Mohammad Khairul Azman & Zaharah (2013), Dalam
dan membangunkan pemikiran kritis apabila disokong oleh fasiliti pengajar kajian tersebut mereka telah mengkaji keberkesanan Facebook untuk
yang bersesuaian. Oleh itu dalam menggunakan Facebook sebagai medium
meningkatkan kreativiti di kalangan pelajar Pengajian Islam yang
pengajaran dan pembelajaran guru-guru perlulah mempunyai keupayaan menggunakan reka bentuk model pengajaran Isman. Hasil kajian
seperti membantu dalam mengenalpasti persetujuan dan percanggahan menunjukkan model pengajaran Isman yang memberi perhatian kepada
pendapat mengenai topik-topik pembelajaran yang dapat membantu pelajar arahan daripada perspektif kandungan adalah sesuai dalam merekabentuk
belajar. dan membangunkan pembelajaran berasaskan Facebook untuk meningkatkan
Selain daripada itu, Salmon (2000) pula menegaskan guru haruslah kreativiti di kalangan pelajar pengajian Islam di sekolah menengah di
menggalakkan murid untuk berdebat dan aktif berkongsi pendapat mereka Malaysia.
dan selepas itu menghubungkait sumbangan murid dan pengetahuan Jika dilihat pada pernyataan Baharuddin, Rio dan Manimegalai (2002),
sebagai satu tenunan. Ini menunjukkan bahawa sokongan berterusan harus model rekabentuk pengajaran memainkan peranan untuk:
diberikan kepada murid dalam persekitaran Facebook.
a. Menambahkan kecekapan pengajaran.
Dalam persekitaran Facebook sebagai medium pengajaran dan
pembelajaran, peranan guru perlu berubah. Guru adalah seorang perunding, b. Menambahkan keberkesanan pengajaran.
memberi panduan dan rujukan kepada sumber, serta merekabentuk c. Memastikan pelajar berminat mempelajari pelajaran yang disampaikan.
pengalaman pembelajaran untuk dikongsi bersama murid. Ini menepati
d. Memastikan proses pembelajaran boleh diaplikasikan kepada semua
kehendak pendapat sarjana yang menghujahkan murid mempunyai kuasa
senario yang berpadanan.
dan kawalan ke atas pembelajaran mereka sendiri. Oleh itu, pengajar yang
boleh dipercayai dengan kepakaran yang relevan untuk memberi motivasi e. Memastikan pelajaran yang dirancang dapat disampaikan dalam masa
kepada murid supaya mereka mencapai standard yang lebih tinggi, tetapi yang diperuntukkan.
cukup bijaksana untuk mengurus dan mewujudkan suasana kerjasama Berdasarkan kepentingan yang telah dinyatakan di atas, pengabaian
tanpa mendominasi atau menyuap murid adalah diperlukan (Dorothy, pada aspek model rekabentuk pengajaran dalam Facebook sebagai medium
Norlidah& Saedah, 2013). Dorothy et al (2013) juga berhujahkan dalam dua pengajaran dan pembelajaran akan menyebabkan hasil pembelajaran tidak
aspek iaitu dari segi rekabentuk persekitaran pembelajaran dan dari aspek mencapai objektif yang dikehendaki dan menyebabkan proses pengajaran
sikap pengajar yang telah diubahsuai oleh pengkaji. dan pembelajaran tidak dapat berjalan dengan lancar. Aplikasi rekabentuk
pengajaran dalam Facebook adalah amat perlu demi peningkatan kualiti
pendidikan dan kepelbagaian proses pengajaran dan pembelajaran.
REKABENTUK PERSEKITARAN PEMBELAJARAN
Bagi domain rekabentuk persekitaran pembelajaran terdapat sepuluh
item garis panduan yang boleh digunakan bagi menghasilkan rekabetuk KEPERLUAN PELAJAR
kerangka facebook sebagai medium pengajaran dan pembelajaran iaitu: Keperluan pelajar mencakupi aspek pemahaman pelajar, kebolehan
1. Penjelasan objektif secara eksplisit bagi memastikan matlamat dan kemampuan pelajar serta pengetahuan sedia ada pelajar. Dalam
pembelajaran melalaui Facebook yang melibatkan kemahiran membangunkan media pengajaran multimedia, pereka bentuk perlu
pembelajaran abad ke-21 seperti penyelesaian masalah, komunikasi, memikirkan siapakah bakal pelajar serta menganalisis ciri-ciri pelajar yang
kerjasama dan literasi digital. akan menggunakan aplikasi atau perisian tersebut (Jamaluddin, Baharuddin,
164 169
teknologi di dalam Facebook dilihat mampu memberikan impak yang positif 2. Memerlukan sumbangan murid dalam persekitaran pembelajaran
dalam menjadikan proses pengajaran dan pembelajaran lebih bermakna dan melalui Facebook. Memastikan murid mempunyai tanggungjawab untuk
berkesan. menyertai pembelajaran melalui Facebook dengan menggunakan
kontrak, galakan dan ganjaran.

PROSES REKABENTUK PENGAJARAN 3. Interaksi dan pendekatan pembelajaran yang peribadi kepada murid
untuk personalized learning.
“ Designing instruction is the prosess of translating principles of
learning and instruction into plans for instructional materials and 4. Prosedur melaksanakan tugasan yang ringkas digunakan. Peraturan
activities.” yang kompleks adalah sukar untuk difahami dalam teks. Arahan yang
jelas diberikan.
(Smith & Ragan, 1999, ms 2)
5. Soalan yang dirangka perlu jenis yang memerlukan jawapan dan
komen daripada murid. Ini boleh membantu murid melihat peluang
Manakala Dick dan Reiser (1989) mendefinisikan rekabentuk bagi mereka bertanggungjawab dan aktif dalam talian.
pengajaran sebagai satu proses yang sistematik untuk merekabentuk, 6. Soalan dan komen yang memberi pendapat yang bercanggah sesuai
membangun, melaksana dan menilai pengajaran. Pemilihan media digunakan untuk murid melihat pandangan alternatif. Ini mungkin
pengajaran mempunyai hubungan yang rapat dalam proses merancang menggalakkan mereka untuk menimbang semula pandangan mereka
sesuatu topik atau aktiviti pengajaran untuk menentukan keberkesanannya sendiri.
(Ismail, 2002). Dick dan Reiser (1989) menjelaskan konsep ini dan
mencadangkan satu model rekabentuk pengajaran. 7. Memupuk penggunaan persekitaran Chat di Facebook bagi
menggalakkan murid membentuk kumpulan dengan rakan-rakan
Seseorang guru harus mengetahui aspek rekabentuk pengajaran kerana secara talian.
tanpa perancangan yang lengkap dan sistematik, seseorang guru tidak
dapat mencapai keberkesanan dalam pengajarannya terutamanya dalam 8. Membangunkan bahan yang relevan supaya murid dapat melihat
proses pemilihan dan pengaplikasian media pengajaran. Malangnya, hasil hubungan antara menggunakan persekitaran dalam talian dan bahan-
kajian yang dijalankan oleh Rafiza dan Maryam (2013) mendapati hampir ke bahan sokongan.
semua responden di dapati tidak menggunakan model rekabentuk dalam 9. Jemput pakar dan pengunjung “melawat” ke ruang dalam talian untuk
membangunkan media pengajaran berasaskan multimedia. Keadaan ini merangsang perbincangan dan membawa pandangan lain yang bernilai.
dilihat oleh mereka sebagai kefahaman yang rendah dalam aspek model 10. Ruang untuk mencari rumusan perbincangan dalam talian dengan
rekabentuk pengajaran membawa kepada kegagalan mengaplikasikan aspek mencari benang penyatuan yang membawa idea berbeza bersama
tersebut dalam membangunkan media pengajaran berasaskan multimedia. untuk membantu murid mencari hubungan baru antara idea.
Rekabentuk pengajaran banyak dipengaruhi oleh perkembangan teori
pembelajaran kerana dua bidang ini saling mempunyai hubungan yang
rapat di antara satu sama lain (Dick, Carey, & Carey, 2001). Menurut SIKAP PENGAJAR
Thomson (2001), teori dan model pengajaran akan membimbing guru dalam Domain sikap pengajar mempunyai tujuh item garis panduan yang
mempercepatkan proses membangunkan bahan, membantu dalam boleh digunakan sebagai asas dalam rekabentuk kerangka garis panduaan
komunikasi dengan ahli kumpulan pereka bentuk dan meliputi semua fasa Facebook sebagai medium pengajaran dan pembelajaran iaitu seperti berikut:
rekabentuk pengajaran (Rio Sumarni, 2007). Kebanyakan teori-teori dan
1. Pengajar perlu mempunyai pengetahuan kandungan pedagogical yang
model rekabentuk pengajaran bergantung kepada beberapa langkah dalam
kuat.
menghasilkan bahan pembelajaran yang berkesan (Park & Hanaffin, 1993)
Model ini mengandungi tiga fasa yang utama iaitu ‘Need Assesment Phase’ 2. Memainkan peranan fasilitator dalam talian.
(Fasa Analisis keperluan), ‘Design Phase’ (Fasa Rekabentuk) dan ‘Develop &
168 165
3. Menggalakkan penyertaan murid dengan memastikan pengajar berada terutama sekali pembelajaran di Facebook yang mempunyai potensi sebagai
di dalam talian dan dilihat oleh murid. Ini adalah untuk menyediakan medium pengajaran dan pembelajaran di sekolah menengah.
peluang bagi murid untuk memberi respon. Garis panduan dalam kerangka piawaian ini perlu sentiasa ditekankan.
4. Pengajar harus senang didekati, tanpa gaya authorititarian, tetapi Penekanan ini bukan sekadar menyatakan bahawa ianya penting dan
menghargai sumbangan dan kehadiran pelajar dalam talian. perlukan sikap yang positif, namun ia perlu direalisasikan dalam
5. Jangan mengajar secara syarahan, memaharahi pelajar atau terlalu pembangunan bahan pembelajaran di Facebook. Antaranya ialah guru perlu
mementingkan sumbangan dan kehadiran dalam talian bagi pelajar. diajar dan dilatih dengan baik untuk meningkatkan kemahiran ICT mereka
untuk meraih semua manfaat di dalam Facebook sebagai medium pengajaran
6. Menggunakan emoticon untuk merangsang dan merapatkan interaksi dan pembelajaran. Penyataan ini adalah seiring dengan penekanan Harasim,
bertulis. Hiltz, Teles, & Turoff (1997) yang menyatakan guru perlu mempunyai
7. Harus bersikap objektif dan jangan tertarik kepada persepsi mengenai pengetahuan asas dan selesa dengan komunikasi berantarakan komputer
pelajar melalui tingkah laku dalam talian. yang akan digunakan. Guru juga perlu tahu menggunakan sumber
multimedia daripada internet bagi menghasilkan bahan pengajaran yang
canggih di Facebook sekaligus ia dapat menarik minat pelajar dalam proses
TEKNOLOGI DALAM PENGAJARAN pengajaran dan pembelajaran. Namun begitu hasil kajian mendedahkan
Apabila menyentuh tentang Facebook sebagai medium pengajaran dan bahawa perisian yang sering digunakan oleh guru adalah Microsoft words
pembelajaran, aspek teknologi merupakan elemen yang paling rapat sekali. (Mokhtar, 2005). Majoriti guru-guru yang dikaji adalah cekap menggunakan
Malahan, berdasarkan hasil dapatan Rafiza dan Maryam (2013) mengenai perisisian Microsoft iaitu dalam pemprosesan perkataan dan persembahan
aspek teknologi dalam pembangunan media pengajaran berasaskan elektronik, tetapi kurang mahir dalam menggunakan internet, pangkalan
multimedia mendapati bahawa kesemua responden memberi maklum balas data atau komunikasi dalam talian dan rangkaian. Oleh itu, untuk
yang positif, baik dari aspek pengetahuan tentang bidang teknologi menjadikan Facebook sebagai medium pengajaran dan pembelajaran, guru
sehinggalah kepada pengaplikasian teknologi multimedia ke dalam perlu meningkatkan kemahiran teknikal untuk memaksimumkan
rekabentuk pengajaran. Rata-rata responden berpendapat bahawa sepenuhnya penggunaan laman sosial ini.
penggunaan teknologi serta bahan multimedia yang canggih akan lebih Selain daripada itu, penggunaan teknologi harus menyokong objektif
menarik minat pelajar. Namun demikian, polemik ini berbeza pula dengan pendidikan seperti kemahiran untuk mencari dan menilai maklumat,
beberapa dapatan yang menyatakan guru-guru masih tidak bersedia kerjasama, komunikasi dan penyelesaian masalah di mana kemahiran ini
menggunakan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran di sebabkan amat penting untuk latihan kanak-kanak dalam masyarat digital (Drent &
guru mempunyai masalah mengintegrasikan teknologi di dalam pengajaran Mellissen, 2008). Di samping itu juga, perkhidmatan yang disediakan oleh
dan pembelajaran (Varsidas & McIsaac, 2001; Voogt, Almekinders, Van Den Facebook boleh membuatkan guru dan murid berasa yakin bahawa sistem
Akker & Moohen, 2005). Contohnya seperti kajian yang dijalankan oleh komunikasi dan maklumat ini adalah selamat, boleh dipercayai, sesuai di
Zhao & Cziko (2001) yang menyatakan antara kekangan yang dihadapi oleh mana sahaja dan bersifat peribadi. Tambahan pula Blattner & Fiori (2009)
guru ialah kekurangan latihan yang sesuai, kekurangan sokongan teknikal juga turut menyatakan Facebook mempunyai ciri-ciri unik yang menawarkan
dan pentadbiran, kekurangan infrastuktur institusi, kepercayaan kepada pengalaman pendidikan yang membina di samping mengekalkan privasi
pedagogi tradisional dan sikap guru yang tidak mahu berubah. dan keselamatan.
Kedua-dua dapatan yang berbeza ini menunjukkan guru-guru Bagi Hew (2011) pula penggunaan Facebook dalam pembelajaran dan
memerlukan sokongan baik dari segi pembangunan profesional mahu pun pengajaran adalah satu alternatif untuk mengintegrasikan teknologi dalam
pembangunan kendiri bagi menambahbaik penggunaan teknologi dalam pendidikan dan memberi peluang kepada guru-guru untuk mengamalkan
pendidikan di kalangan guru-guru. Oleh itu satu kerangka piawaian perlu pedagogi yang berbeza demi untuk kepentingan pelajar. Aplikasi Facebook
disediakan kepada guru-guru yang boleh digunakan oleh mereka sebagai berpotensi untuk mengoptimumkan keberkesanan proses pengajaran
garis panduan dalam menggunakan aspek teknologi dalam pendidikan (Bugeja, 2006; Rossafri & Shabariah, 2011). Kebolehan guru mengaplikasikan
166 167

Вам также может понравиться