Вы находитесь на странице: 1из 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP PELAYANAN


KEPERAWATAN DI RUANG INTERNA RSUD NOONGAN

Merryani E. Oroh
Sefti Rompas
Linnie Pondaag

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: elisabethoroh@gmail.com

Abstract: Patient’s satisfaction is influenced by any factors, in this case the characteristic of
patient. Purpose: at the factors that related to the inpatient’s level of satisfaction to the
service of nursing in Interna’s room of Noongan Hospital. Technique research: research was
conducted by cross-sectional method with purposive sampling in choosing sample. The
number of sample is 100 respondents. Independent variable included gender, age, time of
nursing and patient’s satisfaction. The data were collected by using patient’s level of
satisfaction and observation sheet. Technique in analyzing the data used chi square in level of
significance 95 % (α 0,05). The result: research showed that respondent with highest result
was female (53 %), age > 40 years old (73%), time of nursing 2-6 days (78%), and most
respondents satisfied with the nursing service (73%). The result of statistical test was there
was a relationship between gender and patient’s level of satisfaction where p value = 0,005 <
α=0,05, there was no relationship between age and patient’s level of satisfaction where p
value = 0,539 < α=0,05, there was relationship between the time of nursing and patient’s
level of satisfaction where p value = 0,016 < α=0,05. Suggestion: For nurse, it was expected
can develop the quality of the service of nursing by put the attention of the characteristics of
patient.
Keywords : Characteristics, patient’s satisfaction, nursing service.

Abstrak: Kepuasan pasien dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam hal ini adalah
karakteristik pasien yang merupakan penentu prioritas indikator kualitas pelayanan kesehatan
dan penentu prioritas tingkat kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini untuk faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan di
ruang Interna RSUD Noongan. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode cross sectional,
pemilihan sampel dengan purposive sampling. Jumlah sampel yang ditemukan 100
responden. Teknik analisa data menggunakan uji chi square pada tingkat kemaknaan 95%
(α=0,05). Hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan hasil tertinggi adalah pasien
berjenis kelamin perempuan (53%), umur > 40 tahun (73%), lama perawatan 2-6 hari (78%),
dan sebagian besar responden puas terhadap pelayanan keperawatan (73%). Hasil uji statistik
adalah ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kepuasan pasien dimana p value =
0,005 < α=0,05, tidak ada hubungan antara umur dengan tingkat kepuasan pasien dimana p
value = 0,539 < α=0,05, ada hubungan antara lama perawatan dengan tingkat kepuasan pasien
dimana p value = 0,016 < α=0,05. Sehingga jenis kelamin dan lama perawatan merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien. Bagi perawat diharapkan dapat
meningkatkan mutu layanan keperawatan, dengan memperhatikan karakteristik pasien.
Kata kunci :Karakteristik, kepuasan pasien, pelayanan keperawatan
PENDAHULUAN inap di Badan Rumah Sakit Umum
Globalisasi telah memberi dampak Daerah (BRSUD) Waled Kabupaten
positif bagi setiap profesi kesehatan untuk Cirebon tahun 2009, dikemukan hasil
selalu berupaya meningkatkan kinerja bahwa karakteristik pasien BRSUD Waled
profesionalnya dalam berkontribusi pada yang dominan adalah pasien perempuan
berbagai kebutuhan kesehatan masyarakat. (59,3%), usia muda (63,3%), bependidikan
Hal ini sejalan dengan makin non perguruan tinggi (92%), pekerja
meningkatnya tuntutan masyarakat akan swasta/tani (86,7%), bertempat tinggal
kualitas pelayanan kesehatan (Sitorus & lebih dari 5 km (58%), berpenghasilan
Yulia, 2006). dibawah satu juta (83,3%) dan biaya
Masyarakat atau pasien melihat ditanggung pihak lain (asuransi,
pelayanan kesehatan yang bermutu sebagai jamkesmas, perusahaan) sebesar 75,3%
suatu pelayanan kesehatan yang dapat (Sudarni, 2009).
memenuhi kebutuhan yang dirasakannya Karakteristik pasien dengan tingkat
dan diselenggarakan dengan cara yang ketidakpuasan dari yang tertinggi adalah
sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan dengan biaya sendiri (27%) , pasien
mampu menyembuhkan keluhannya serta dengan pendidikan tinggi (25%), laki-laki
mencegah berkembangnya atau meluasnya (16%), usia muda (15,8%), pegawai(15%),
penyakit. Pandangan pasien ini sangat jarak dengan rumah sakit jauh (14,9) dan
penting karena pasien yang merasa puas penghasilan lebih dari satu juta (14,7).
akan mematuhi pengobatan dan mau Dimensi mutu dengan Total Servqual
datang berobat kembali (Pohan, 2003). Quality (TSQ) kurang dari 90% meliputi:
Rumah sakit sebagai salah satu keramahan perawat (emphaty) pada kelas
subsistem pelayanan kesehatan VIP atau kelas I (79%), penjelasan
menyelenggarakan dua jenis pelayanan terhadap pasien mengenai penyakit yang
untuk masyarakat yaitu pelayanan dideritanya (reliability) (82%), kebersihan
kesehatan dan pelayanan administrasi. kamar (tangible) (85%), kecepatan
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan penanganan pasien kritis (responsiveness)
medik, pelayanan penunjang medik, (87%) dan kemampuan rumah sakit
rehabilitasi medik dan pelayanan menyediakan dokter spesialis (Sudarni,
perawatan. Pelayanan tersebut 2009).
dilaksanakan melalui unit gawat darurat, RSUD Noongan merupakan rumah
unit rawat jalan dan unit rawat inap. Fokus sakit kelas C yang memberikan fasilitas
perhatian rumah sakit adalah pasien yang pelayanan spesialisasi klinik berupa
datang atau yang dirawat sebagai individu penyakit dalam, penyakit bedah, penyakit
dan bagian dari keluarga dan masyarakat kebidanan/kandungan, dan kesehatan anak.
umum (Muninjaya, 2004). Selain itu, RSUD Noongan juga
Faktor penentu tingkat kepuasan memberikan fasilitas berupa pelayanan
pelanggan atau konsumen juga dipengaruhi rawat inap (Depkes, 2014).
oleh karakteristik dari konsumen tersebut Ruang Interna merupakan salah satu
yang merupakan ciri-ciri seseorang atau ruang rawat inap di RSUD Noongan.
kekhasan seseorang yang membedakan Ruang Interna terbagi menjadi dua bagian,
seorang yang satu dengan yang lain. yaitu ruang Interna Laki-laki dan ruang
Karakteristik tersebut berupa nama, umur, Interna Perempuan, dimana pada masing-
jenis kelamin, latar belakang pendidikan, masing bagian memiliki struktur organisasi
suku bangsa, agama, pekerjaan, dan lain- pelayanan keperawatan yang berbeda.
lain (Sangadji & Sopiah, 2013). Ruang interna laki-laki dipimpin oleh
Berdasarkan penelitian tentang seorang kepala ruangan dan beranggotakan
hubungan karakteristik pasien dengan perawat pelaksana sebanyak 15 orang.
kepuasan terhadap mutu layanan rawat Sedangkan, di ruang Interna Perempuan
memiliki 14 orang perawat pelaksana dan Populasi dalam penelitian ini adalah
dikepalai oleh seorang kepala ruangan jumlah rata-rata pasien perbulan yang
(Struktur organisasi ruang Interna RSUD dirawat di ruang Interna RSUD Noongan.
Noongan, 2014). Populasi untuk pasien laki-laki sebanyak
Selain itu, di ruang Interna tersedia 34 59 orang, sedangkan populasi untuk pasien
tempat tidur, dimana ruang Interna Laki- perempuan sebanyak 83 orang. Sampel
laki terdapat 16 tempat tidur dan ruang dalam penelitian ini adalah pasien rawat
Interna Perempuan 18 tempat tidur. Dari inap yang dirawat di ruang Interna RSUD
studi pendahuluan yang dilakukan di ruang Noongan yang diambil secara purposive
Interna Laki-laki, didapatkan data jumlah sampling, dengan jumlah sampel laki-laki
pasien yang masuk pada bulan Maret 47 orang dan sampel perempuan 53 orang,
hingga Mei sejumlah 175 pasien dengan sehingga total sampel yang digunakan
jumlah rata-rata pasien tiap bulan yaitu 59 adalah 100 orang.
pasien. Sedangkan di ruang Interna Kriteria inklusi dari penelitian ini yaitu
Perempuan, jumlah pasien yang masuk pasien yang dirawat > 1 hari. Instrumen
pada bulan Maret hingga Mei sejumlah yang digunakan peneliti untuk
249 pasien dengan jumlah rata-rata pasien mendapatkan informasi tentang variabel
tiap bulan yaitu 83 pasien. Rata-rata usia independen, yaitu umur, jenis kelamin, dan
pasien yang dirawat adalah 13-80 tahun lama perawatan, adalah lembar observasi.
(Buku register ruang Interna, 2014). Sedangkan, instrumen untuk mengetahui
Studi pendahuluan yang dilakukan tentang tingkat kepuasan pasien adalah
pada 10 pasien rawat inap di ruang Interna lembar pertanyaan atau kuesioner yang
yang terdiri dari 4 pasien laki-laki dan 6 berisi pertanyaan dengan mengacu pada
pasien perempuan, menunjukkan 2 pasien kerangka konsep dan definisi operasional,
laki-laki dan 2 pasien perempuan merasa yang berisi pertanyaan tentang variabel
pelayanan keperawatan di RSUD Noongan penelitian.
sudah baik karena perawat selalu Kategorisasi jenjang skala pengukuran
memperhatikan pasien, sedangkan 2 pasien kepuasan pasien menurut Azwar (2000)
laki-laki lainnya dan 4 pasien perempuan dalam Sitorus & Yulia (2006) ditentukan
lainnya menyatakan bahwa pelayanan berdasarkan kategori secara normatif,
keperawatan masih kurang, karena perawat sebagai berikut:
tidak memberikan informasi yang cukup Skala kepuasan pasien terdiri atas 21 item
tentang perawatan dan ada perawat yang yang setiap item diberi skor 1 untuk
kurang ramah. jawaban tidak pernah, skor 2 untuk
Berdasarkan uraian latar belakang jawaban jarang, skor 3 untuk jawaban
diatas, maka penulis tertarik untuk kadang-kadang, skor 4 untuk jawaban
mengadakan penelitian tentang “Faktor- sering, dan skor 5 untuk jawaban selalu.
Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Rentang minimum–maksimumnya ialah
Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap 21x1=21 sampai dengan 21x5=105,
Pelayanan Keperawatan di Ruang Interna sehingga luas jarak sebarannya adalah 105-
RSUD Noongan”. 21=84. Dengan demikian setiap satuan
deviasi standarnya bernilai σ = 84/6=14
METODE PENELITIAN dan mean teoritisnya ialah µ=21x3=63.
Penelitian ini menggunakan desain Untuk menggolongkan responden
penelitian cross sectional. Penelitian telah kedalam tiga kategori tingkat kepuasan
dilaksanakan di ruang Interna RSUD pasien, maka ditentukan sebagai berikut:
Noongan dengan alokasi waktu mulai dari x < (x-1,0 σ) Tidak puas
penyusunan proposal sampai pengolahan (x-1,0 σ) ≤ x < (x+1,0 σ) cukup puas
data yaitu mulai awal April sampai 9 Juli (x+1,0 σ) ≤ x Puas
2014.
Sehingga dengan hanya σ = 14 akan Tabel 3. Distribusi responden menurut
diperoleh kategori skor kepuasan pasien lama perawatan
sebagai berikut. Lama Rawat n %
x < (63-1,0 (14)) Tidak puas
2-6 hari 78 78,0
(63-1,0 (14)) ≤ x < (63+1,0 (14)) cukup
7-14 hari
puas 22 22,0
(63+1,0 (14)) ≤ x Puas
Kategori skor dapat diilustrasikan sebagai Total 100 100
berikut: Sumber: Data Primer 2014
49 77
………….│…………│………………x Tabel 4. Distribusi kepuasan pasien
Tidak puas cukup puas puas Kepuasan n %
Data yang telah dikumpulkan
Puas 73 73,0
selanjutnya dilakukan pengolahan melalui
Cukup puas
tahap sebagai berikut: Editing, Coding, 27 27,0
Proccessing dan Cleaning.
Analisis univariat digunakan untuk Total 100 100
menggambarkan karateristik pasien Sumber: Data Primer 2014
berdasarkan umur, jenis kelamin dan lama
perawatan, serta variabel kepuasan pasien. Tabel 5. Distribusi responden menurut
Untuk analisis bivariat menggunakan uji jenis kelamin dan kepuasan pasien
statistik yang digunakan adalah uji chi
Kepuasan Pasien
square dengan tingkat kemaknaan 95 % Jenis Total
p
(α=0,05) dengan menggunakan bantuan Kelamin Cukup puas Puas
SPSS. n % n % n %
Etika dalam penelitian ditekankan pada Laki-laki 6 12,8 41 87,2 47 100
0,005
prinsip manfaat, prinsip menghargai hak
Perempu
asasi manusia (respect human dignity), dan an
21 39,6 32 60,4 53 100
prinsip keadilan (right to justice).
Jumlah 27 27,0 73 73,0 100 100
HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber: Data Primer 2014
Tabel 1. Distribusi responden menurut
jenis kelamin. Tabel 6. distribusi responden menurut
Jenis Kelamin N % umur dan kepuasan pasien
Kepuasan Pasien
Laki-laki 47 47,0
Cukup Puas Total p
Perempuan 53 53,0 Umur
puas
Total 100 100 n % n % n %
Muda 9 33,3 18 66,7 27 100 0,539
Sumber: Data Primer 2014
Tua 18 24,7 55 75,3 73 100
Tabel 2. Distribusi responden menurut Jumlah 27 27,0 73 73,0 100 100
umur. Sumber: Data Primer 2014

Umur n %
≤ 40 tahun 27 27,0
> 40 tahun 73 73,0
Total 100 100
Sumber: Data Primer 2014
Tabel 7. Distribusi responden menurut penelitian yang dilakukan oleh Anjaryani
lama perawatan dan kepuasan pasien (2009) di RSUD Tugurejo Semarang,
dimana responden yang paling banyak
Kepuasan Pasien adalah pasien menjalani perawatan selama
Lama Total 4-6 hari (38,3%) dan yang paling sedikit
Cukup p adalah responden yang menjalani waktu
Rawat Puas
puas perawatan pendek 1-3 hari (26,7%).
n % n % n % Hasil penelitian berdasarkan tingkat
2-6 10 kepuasan pasien menyebutkan bahwa
26 33,3 52 66,7 78 terdapat 73 pasien (73,0%) yang merasa
hari 0 0,0
7-14 10 16 puas dengan pelayanan keperawatan yang
1 4,5 21 95,5 22 ada. Hasil penelitian ini berbeda dengan
hari 0
Jumlah 10 10 penelitian yang dilakukan oleh Munawaroh
27 27,0 73 73,0 (2011) di RSU Aisyiyah Dr. Sutomo,
0 0
Sumber: Data Primer 2014
Ponorogo, dimana kepuasan pasien hanya
sebesar 46,7%, dan yang tidak puas
Berdasarkan data dari hasil penelitian sebesar 53,3%.
yang telah dilakukan pada 100 pasien Kotler (2005) mengungkapkan bahwa
rawat inap menunjukkan paling banyak kepuasan konsumen diukur dengan
responden dengan jenis kelamin seberapa besar harapan konsumen tentang
perempuan yaitu sebesar 53 pasien produk dan pelayanan sesuai dengan
(53,0%) dibandingkan dengan pasien laki- kinerja produk dan pelayanan yang aktual.
laki yaitu sebanyak 47 pasien (47,0%). Demikian halnya pasien sebagai konsumen
Hasil penelitian ini sama dengan Sudarni jasa kesehatan dimana pasien akan puas
(2009) dengan penelitian pada pasien jika pelayanan keperawatan yang diberikan
rawat inap di RSUD Waled Kabupaten sesuai dengan kebutuhan dan harapan
Cirebon dimana sebagian besar adalah pasien (Sangadji & Sopiah, 2013).
responden perempuan (59,3%). Analisis data statistik menunjukkan
Pengolahan data juga menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna
bahwa distribusi responden menurut umur antara jenis kelamin dengan tingkat
ditemukan paling banyak terdapat pada kepuasan pasien rawat inap, dimana
kelompok umur > 40 tahun yaitu mencapai dianalisis dengan uji chi–square diperoleh
73 orang (73,0 %). Hal ini didukung oleh nilai p value 0,005 lebih kecil dari nilai α
pernyataan Umar (2001) yang menyatakan (0,05). Hal ini menegaskan bahwa
bahwa bersamaan dengan bertambahnya terjadinya penolakan pada H0. Data
usia, beberapa kemampuan fisiologis ikut statistik menunjukkan bahwa yang paling
menurun dan biasanya dimulai di usia 30- banyak puas dengan pelayanan
45 tahun. Sebagai contoh, pada usia 50 keperawatan adalah responden laki-laki
tahun, seseorang mengalami penurunan (87,2%).
kemampuan bernapas maksimalnya Jenis kelamin memiliki pengaruh pada
mencapai 50%. Di usia yang sama, indeks pandangan terhadap jasa yang diberikan.
jantungnya dapat menurun sebanyak 40%. Perempuan lebih banyak melihat
Umumnya, tubuh mengalami penurunan penampilan secara detail, sementara laki-
kemampuan sebesar 1% per tahun (Umar, laki tidak mengindahkan hal tersebut. Cara
2001). mengelola hubungan untuk kaum laki-laki,
Distribusi responden berdasarkan lama mereka cenderung lebih cuek dengan hal
perawatan yang paling banyak adalah yang dikemukakan oleh perempuan,
responden yang dirawat selang waktu karena itu mereka dianggap lebih fleksible
antara 2-6 hari yaitu 78 orang (78,0%). dibandingkan perempuan (Gunarsa, 2008).
Hasil penelitian ini selaras dengan
Berdasarkan pengolahan data statistik perawatan dari Rumah Sakit. Lama
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan perawatan bukan hanya berdasarkan jenis
yang bermakna antara umur dengan tingkat penyakitnya tapi juga ada faktor lainnya.
kepuasan pasien rawat inap, dimana Pasien dengan jenis penyakit yang sama,
berdasarkan analisis dengan uji chi–square sangat dimungkinkan mempunyai lama
diperoleh nilai p value 0,539 lebih besar perawatan yang berbeda, hal tersebut
dari nilai α (0,05). Hal ini menegaskan dipengaruhi secara emosional bagaimana
bahwa H0 gagal ditolak. Berdasarkan penerimaan diri pasien terhadap penyakit
karakteristik pasien yang paling banyak yang dideritanya.
yaitu pasien dengan umur > 40 tahun yaitu Dalam penelitian Anjaryani (2009),
mencapai 73 orang (73,0%). disebutkan bahwa lama tidaknya pasien
Gunarsa (2008) mengungkapkan dirawat dipandang dari 2 pendekatan, yaitu
bahwa bertambahnya umur seseorang penyakit yang diderita pasien memang
dapat berpengaruh pada kesehatannya, membutuhkan waktu lama (bisa satu
dimana terjadi kemunduran struktur dan minggu lebih) dan pasien merasa betah
fungsi organ, sehingga masyarakat yang dalam menjalani perawatan. Hal ini
berusia lebih tua cenderung lebih banyak muncul karena hal yang bersifat psikologis
memanfaatkan pelayanan kesehatan maupun administratif sesuai dengan
dibandingkan dengan usia muda. Seperti harapan pasien.
halnya pada pasien usia tua, yang Dua hal di atas, dalam hal ini Rumah
mengalami gangguan muskuloskeletal, Sakit merupakan institusi kesehatan
akan mengalami penurunan fungsi pada melalui tenaga medisnya yang memberikan
kesembuhan tulangnya, dimana dapat produk berupa jasa kesehatan, maka lama
mengakibatkan keterbatasan yang panjang, tidaknya pasien di rumah sakit merupakan
sehingga dapat meningkatkan tolok ukur tersendiri untuk mengukur sisi
ketergantungan pada orang lain. keberhasilan dari segi pemasaran bahwa
Kemudian, karena dipengaruhi ternyata pasien merasa puas sehingga
emosional, sebagian jumlah orang usia tua memilih berada di rumah sakit untuk
dengan penyakit kronik lebih cepat pemulihan kesehatannya daripada di
menerima keadaan keterbatasan fisik dari rumah.
pada orang yang lebih muda. Hal ini
karena orang usia tua umumnya lebih SIMPULAN
bersifat terbuka, sehingga pasien usia tua Tingkat Kepuasan pasien rawat inap
tuntutan dan harapannya lebih rendah dari terhadap pelayanan keperawatan di ruang
pasien usia muda. Hal ini yang Interna RSUD Noongan menunjukkan
menyebabkan pasien usia tua lebih cepat bahwa pasien sebagian besar merasa puas.
puas daripada pasien usia muda. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan
Berdasarkan pengolahan data statistik tingkat kepuasan pasien rawat inap
menunjukkan bahwa ada hubungan yang terhadap pelayanan keperawatan. Tidak
bermakna antara lama perawatan dengan ada hubungan antara umur dengan tingkat
tingkat kepuasan pasien rawat inap, kepuasan pasien rawat inap terhadap
dimana berdasarkan analisis dengan uji pelayanan keperawatan. Ada hubungan
chi–square diperoleh nilai p value 0,016 antara lama perawatan dengan tingkat
lebih kecil dari nilai α (0,05). Hasil kepuasan pasien rawat inap terhadap
tersebut menyatakan bahwa H0 ditolak. pelayanan keperawatan.
Lama perawatan ditentukan oleh tim
medis tidak hanya perawat, tetapi dokter DAFTAR PUSTAKA
dan perawat, dengan melihat kondisi fisik Sitorus, R., & Yulia.(2006). Model praktik
pasien, jenis penyakit, dan kestabilan keperawatan profesional di rumah
pasien dalam menerima pengobatan dan sakit. Jakarta: EGC.
Pohan, I.S.(2003). Jaminan mutu Munawaroh, Siti.(2011). Analisis
pelayanan kesehatan: dasar-dasar hubungan karakteristik dan
pengertian. Jakarta: Kesaint Blanc. kepuasan pasien dengan loyalitas
pasien di RSUA Dr. Sutomo
Sangadji, E., & Sopiah.(2013). Perilaku Ponorogo.6 Juni, 2014.
konsumen; pendekatan praktis http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/4
disertai himpunan jurnal /jkptumpo-gdl-sitimunawa-175-1-
penelitian.Yogyakarta: Andi. analisis-n.pdf

Muninjaya, A.A. Gede.(2004). Manajemen Gunarsa, Singgih.(2008). Psikologi


kesehatan (edisi 2). Jakarta: EGC. Perawatan. Jakarta: Gunung Mulia

Sudarni, Dwi.(2009). Hubungan


karakteristik pasien dengan kepuasan
terhadap mutu layanan rawat inap di
BRSUD Waled Kabupaten Cirebon. 6
Juni,2014.
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20271
610-T%2028386-
Hubungan%20karakteristi

DepKes.(2014).Data rumah sakit online.


14 Juli 2014.
http://sirs.buk.depkes.go.id/rsonline/Pe
ta_list.php?ctlSearchFor=Minahasa&sim
pleSrchFieldsComboOpt=KAB/KOTA&si
mpleSrchTypeComboNot=&simpleSrchT
ypeComboOpt=Equals&a=integrated&id
=1&criteria=and

Ruang Interna RSUD Noongan.(2014).


Struktur organisasi. Noongan: Ruang
Interna.

Ruang Interna RSUD Noongan.(2014).


Buku register ruangan. Noongan:
Ruang
Interna.

Umar, Marzuki.(2001). Bagaimana awet


muda dan panjang usia?. Jakarta:
Gema
Insani Press.

Anjaryani, Wike.(2009). Kepuasan pasien


rawat inap terhadap pelayanan
perawat di RSUD Tugurejo
Semarang. 14 Juli, 2014.
http://eprints.undip.ac.id/23824/1/WIK
E_DIAH_ANJARYANI.pdf

Вам также может понравиться