Вы находитесь на странице: 1из 8

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR DAN PROSES

ACARA VII
REKONTRUKSI LIPATAN

Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Aisyatur Rizki Laila


NIM : 160722614614
Off/Thn : G/2016
Asisten : Achmad Adi Sucipto

S1 GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
ACARA VII

REKONSTRUKSI LIPATAN

I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menggambarkan rekonstruksi struktur lipatan
geologi menggunakan metode Busk dan Kink
2. Mahasiswa mampu menganalisis hasil penggambaran rekonstruksi
struktur lipatan
II. Dasar Teori
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang
mekanismenya disebabkan dua proses, yaitu bending (melengkung) dan
bucking (melipat). Pada gejala bucking gaya yang bekerja sejajar
dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja
tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan (Hill 1953). Pada
umumnya hampir semua lipatan terdiri lebih dari satu permukaan, untuk
ini diperlukan cara untuk membahas hubungan antara ruang dan
geometri dalam bidang-bidang lengkung yang membentuk lipatan.
Tempat kedudukan semua hingeline yang disebut sebagai hinge
surface, merupakan unsure yang penting. Bidang permukaan ini
seringkali dianggap sama dengan bidang sumbu (axial plane) atau axial
surface, akan tetapi tidak berhubungan langsung dengan sumbu. Suatu
lipatan yang tidak silindris.mempunyai bidang permukaan sejenis ini,
tetapi tidak merupakan sumbu lipatan. Oleh karena itu sesuai disebut
sebagai hinge surface (Davis & Reynolds, 1966). Berdasarkan
bentuknya, lipatan yang kemiringan bidang sayapnya menuju kea rah
yang berlawanan, disebut sebagai Antiklin, dan synform, kemiringan
bidang sayapnya menuju ke satu arah, disebut sebagai sinklin.
Kedudukan lipatan dinyatakan dari kedudukan sumbu lipatan.
Rekonstruksi berasal dari kata “re” yang berarti pembaharuan
sedangkan “konstruksi” memiliki arti suatu system atau bentuk.
Beberapa pakar mendifinisikan rekontruksi dalam berbagai interpretasi.
Secara sederhana rekonstruksi yaitu penyusunan atau penggambaran
kembali dari bahan-bahan yang ada dan disusun kembali sebagaimana
adanya atau kejadian semula. Rekonstruksi lipatan merupakan prosedur
yang sangat penting dalam pembuatan penampang geologi yang baik
untuk memperoleh penampang yang mendekati keadaan sebenarnya.
Rekonstruksi sangat berguna untuk menyampaikan konfigurasi struktur
geologi daerah secara lebih informatif dan komunikatif. Terdapat
beberapa metode dalam rekontruksi geologi seperti metode busk dan
metode kink.
Metode Busk merupakan metode untuk menggambarkan
rekontruksi lipatan seperti bentuk busur dari suatu lingkaran dengan
pusatnya berupa perpotongan antara sumbu sumbu kemiringan yang
berdekatan (Kartono, 2017). Dalam metoda ini rekonstruksi bisa
dilakukan dengan menghubungkan busur lingkaran secara langsung
apabila data yang ada hanya kemiringan dan batas lapisan hanya
setempat.
Metode kink merupakan merupakan metode rekontruksi
penampang yang menggunakan dip domain sebagai batas tempat
kemiringan lapisan. Pada dasarnya metode kink membuat tiap
pengukuran dip menentukan area yang memiliki kemiringan konstan
sesuai dengan batas dari area dengan dip yang sama (Dutch, 2000). Kink
method mengasumsikan bahwa lipatan adalah parallel, dan keadaan
sayap yang lurus dan membentuk sudut lancip pada bagian sumbunya
(kink atau chefron folds). Metode ini mendasarkan pada kenyataan
bahwa suatu struktur lipatan tersusun dari seri perlapisan yang tertekuk
seperti patah-patah (a series of sharpbends) dan memiliki ketebalan
yang konstan, dengan sumbu lipatan membagi sudut di antara 2 sayap
lipatan sama besar yakni y1 = y2. Sudut antara sayap dengan bidang
sumbu y disebut axial angle. (Kink, 1985 dalam Dutch, 2000).
III. Alat dan Bahan
Alat:
1. Alat Tulis 4. Pensil Warna
2. Penggaris 5. Jangka
3. Spidol Ohp 6. Busur derajat
Bahan:
1. Kertas Kalkir
2. Data Modul
IV. Langkah Kerja
1. Pembuatan rekonstruksi lipatan metode Busk

Menyiapkan alat dan bahan yang


diperlukan

Menarik garis 90° dari setiap garis dip


yang ada sebagai garis bantu

Pada pertemuan antara garis dip 1 dan 2


merupakan pusat tangen lingkaran konsentris,
yang digunakan sebagai tempat jarum pada
jangka, begitupun pada dip 2 dan 3

Buat garis lingkaran dengan jangka pada titik


pusat tangen, arah dari pembuatan garis
mengikuti titik pertemuan antar garis kontur
topografi dan arah dip pada peta, begitupun pada
titik pusat tangen dip 2 dan 3

Membuat layout penggambaran


rekonstruksi lipatan metode busk di kalkir

2. Pembuatan rekonstruksi lipatan metode Kink

Menyiapkan alat dan bahan yang


diperlukan

Menggambar garis tegak lurus dip 1


dan dip 2, garis tegak lurus tersebut
diperpanjang hingga berpotongan satu
sama lain
Membuat garis bantu antara titik pertemuan
antara dip 1 dan 2, perpanjang dip keluar
dari garis bantu yang dibuat

Buat garis tegak lurus pada dip selanjutnya yang


berkaitan 3 dan 4 hingga berakhir, buat garis
bantunya pula

Tarik garis 900 dari arah dip pertama menuju garis tegak
lurus, apabila saling berkaitan pada formasi batuan yang
sama maka hubungkan dip tersebut, Lakukan hingga
terekonstruksi semua lipatannya dan terlihat bats litologi
batuannya

Membuat layout penggambaran rekonstruksi


lipatan metode kink di kalkir

V. Hasil
1. Gambar rekonstruksi lipatan metode busk pada modul praktikum
(terlampir)
2. Gambar rekonstruksi lipatan metode kink pada modul praktikum
(terlampir)
3. Gambar rekonstruksi lipatan metode busk pada kertas kalkir
(terlampir)
4. Gambar rekonstruksi lipatan metode kink pada kertas kalkir
(terlampir)
VI. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai penggambaran
rekonstruksi struktur lipatan geologi. Rekonstruksi yaitu penyusunan
atau penggambaran kembali dari bahan-bahan yang ada dan disusun
kembali sebagaimana adanya atau kejadian semula. Rekonstruksi
lipatan bertujuan untuk memperoleh penampang yang mendekati
keadaan sebenarnya, untuk menyampaikan konfigurasi struktur geologi
daerah secara lebih informatif dan komunikatif. Selain itu rekonstruksi
juga digunakan sebagai gambaran bentuk dari lipatan itu sendiri pada
bagian bawah permukaan yang tidak terlihat dari permukaan.
Penggambaran rekonstruksi struktur lipatan dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Busk dan metode Kink. Pada metode
Busk penggambaran rekonstruksi lipatan didasarkan pada bentuk busur
dari suatu lingkaran dan perpotongan antara sumbu keiringan yang
berdekatan merupakan titik pusatnya. Sedangkan pada metode Kink
mengasumsikan bahwa lipatan adalah parallel, dan keadaan sayap yang
lurus dan membentuk sudut lancip pada bagian sumbunya. Metode Busk
lebih cocok apabila digunakan dalam merekonstruksi ulang daerah
lipatan yang memiliki batuan lunak. Sedangkan pada metode Kink lebih
cocok apabila digunakan untuk merekonstruksi daerah lipatan yang
memiliki jenis batuan yang keras, hal ini dikarenakan suatu daerah
dengan batuan yang keras apabila mengalami perlipatan maka
bentuknya tidak akan semulus hasil penggambaran metode Busk, akan
tetapi bentuk yang dihasilkan terlihat patah – patah seperti keadaan
sebenarnya. Berdasarkan kedua metode tersebut, yang lebih banyak
digunakan yaitu metode Kink. Hal ini dikarenakan metode Kink
memperhatikan prinsip keseimbangan lapisan dan prinsip luas lapisan
(Mitra, 1998).
Berdasarkan hasil penggambaran dari kedua metode tersebut
dapat diketahui bahwa daerah tersebut merupakan daerah Antiklin.
Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya
ke arah saling berlawan dan saling menjauh dengan bentuk concav yang
ccembung ke atas. Berdasarkan hasil penggambaran, daerah antiklin
tersebut telah mengalami erosi dan perlapisan dari lipatan tersebut
berada di bawah permukaan tanah. Jenis lipatan pada hasil
penggambaran tersebut yaitu termasuk pada lipatan tegak. Lipatan tegak
merupakan lipatan yang garis sumbunyamembagi secara simetris atau
sama besar antara antiklin dan siklin.
Struktur lipatan yang terbentuk berdasarkan hasil rekonstruksi
dari metode Busk dan metode Kink mengalami patahan. Jenis patahan
pada lipatan tersebut yaitu patahan normal. Patahan normal merupakan
patahan yang terjadi pada batuan dimana salah satu bagiannya
mengalami pergerakan ke bawah dari keadaan asalnya. Berdasarkan
pada penggambaran rekonstruksi tersebut, lapisan A, lapisan B dan
lapisan C merupakan merupakan daerah Footwall, sedangkan lapisan A’
lapisan B’ dan lapisan C’ merupakan daerah Hangingwall. Hangingwall
merupakan bidang patahan yang bergerak turun, sehingga footwall
berada pada dibagian atas. Patahan normal ini mempunyai ciri khusus
yang sangat mudah ditemukan, yakni memiliki tingkat kemiringan
hampir 90 derajat. Patahan atau sesar normal dapat membantu
menentukan adanya cadangan minyak dan juga gas yang ada di daerah
sekitar patahan tersebut atau tidak melalui celah dari patahan yang
terjadi.
VII. Kesimpulan
1. Rekontruksi lipatan geologi merupakan penggambaran kembali atau
penyusunan kembali atas struktur batuan. Rekonstruksi lipatan dapat
dilakukan menggunakan Metode Busk dan Metode Kink.
2. Berdasarkan hasil rekonstruksi lipatan dari kedua metode tersebut
dapat diketahui bahwa lipatan tersebut merupakan antiklin.
Perlapisan pada lipatan tersebut berasa di bawah permukaan.
Struktur lipatan pada daerah tersebut mengalami patahan dengan
jenis patahan normal.
VIII. Daftar Pustaka
Davis, G. H., & Reynolds, S. J. (1996). Structural geology of rocks and
regions. In Structural geology of rocks and regions. 2nd edition.
Wiley.
Dutch, S. 2000. Construct a Fold Cross Section Using The Kink Method.
University of Wisconin, Green Bay.
Hill Kogakusha. Ltd. Lazarus, R. S., and Folkman. 1953. Stress
Appraisal and Coping. Springer New. York : Publishing
Company.
Kartono. 2017. Geologi Struktur Sesar dan Lipatan. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Marshak, S., & Mitra, G. (Eds.). (1988). Basic methods of structural
geology. Prentice Hall.

Вам также может понравиться