Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB 3

BESARAN GERAK

Besaran gerak adalah besaran fisis yang mendeskripsikan gerak benda.


Besaran-besaran tersebut di antaranya adalah posisi, perpindahan, jarak tempuh,
kecepatan, laju, percepatan, gaya, momentum linier, momentum sudut, torka, dan
sebagainya. Besaran gerak tersebut ada yang berupa besaran vektor dan ada yang
berupa besaran skalar. Pembahasan tentang gerak akan lebih lengkap kalau
diungkapkan dengan metode vektor. Awalnya penggunaan medote vektor terasa
sulit untuk diikuti oleh sebagian mahasiswa. Namun, apabila kita sudah terbiasa
dengan metode vektor maka akan menyadari bahwa metode tersebut cukup
sederhana. Analisis yang cukup panjang dan rumit yang dijumpai pada metode
skalar sering menjadi sangat singkat dan sederhana jika dilakukan dengan metode
vektor.

A. Posisi

Untuk menjelaskan gerak benda secara lengkap, kita harus menggunakan


sumbu koordinat. Jumlah sumbu koordinat yang akan kita gunakan
bergantung pada jenis gerak yang akan kita bahas. Jika benda hanya
bergerak pada lintasan berupa garis lurus maka kita cukup menggunakan
satu sumbu koordinat. Gerak semacam ini sering disebut gerak satu dimensi.
Contoh gerak tersebut adalah gerak mobil saat di jalur lurus jalan tol atau
gerak kereta api pada rel yang lurus atau gerak pesawat pada posisi cruising
(posisi lintasan tertinggi). Pada posisi cruising umumnya lintasan pesawat
berupa garis lurus. Pesawat baru akan keluar dari lintasan lurus kalau di
depan ada turbulensi, ada peasawat lain, atau pesawat akan mendarat.

Jika benda bergerak pada bidang datar maka kita memerlukan dua sumbu
koordinat. Bisanya sumbu koordinat dipilih saling tegak lurus. Walapun
tidak harus dua sumbu tegak lurus. Sembarang dua sumbu yang tidak
berimpit dapat kita gunakan sebagai sumbu koordinat untuk menjelaskan

13
benda yang bergerak pada bidang datar. Namun, penggunaan sumbu yang
tegak lurus akan mempermudah dalam menjelaskan gerak benda tersebut.
Gerak pada bidang yang memerlukan dua sumbu koordinat untuk
menjelaskannya dinamakan juga gerak dua dimensi. Gerak pemain bola dan
gerap pembalap disirkuit adalah contoh gerak dua dimensi.

Sekarang kita mulai mendefisikan besaran gerak. Pertama adalah posisi.


Posisi adalah lokasi benda dalam sumbu koordinat. Jadi, sebelum
menentukan posisi maka sumbu koordinat harus ditetapkan terlebih dahulu.
Benda pada tempat yang sama memiliki posisi yang berbeda jika kita
menggunakan sumbu koordinat yang berbeda. Posisi adalah vektor yang
berpangkal dari pusat koordinat ke lokasi benda. Pusat koordinat adalah titik
potong semua sumbu kordinat.

Jika lokasi benda diproyeksikan secara tegak lurus ke masing-masing sumbu


koordinat maka kita peroleh tiga parimeter 𝑟⃗ = 𝑖̂𝑥 + 𝑗̂𝑦 + 𝑘̂𝑧. Jika
proyeksi tersebutmemotong masing-masing sumbu koordinat pada lokasi x,
y, dan z maka kita katakan posisi benda adalah

𝑟⃗ = 𝑖̂𝑥 + 𝑗̂𝑦 + 𝑘̂ 𝑧

dengan

𝑟⃗ adalah vektor yang pangkalnya dipusat koordinat dan ujungnya


di posisi benda;

𝑥adalah komponen vektor 𝑟⃗ dalam arah sumbu x;

𝑦 adalah komponen vektor 𝑟⃗ dalam arah sumbu y;

𝑧 adalah komponen vektor 𝑟⃗dalam arah sumbu 𝑧;

𝑖̂adalah vektor satuan yang searah dengan sumbu 𝑥, 𝑗̂ adalah


vektor satuan yang searah sumbu y, dan 𝑘̂adalah vektor satuan
yang searah sumbu z

Vektor satuan artinya vektor yang panjangnya satu, atau

|𝑖̂| = 1, |𝑗̂| = 1, dan|𝑘̂| = 1

14
Gambar 2.1 Posisi sebuah
benda dalam koordinat tiga
dimensi

Panjang vektor 𝑟̂ menyatakan jarak benda dari pusat koordinat memenuhi


dalil phitagoras (karena komponen saling tegak lurus), yaitu

𝑟 = |𝑟⃗| = √𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2

Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita lihat sifat perkalian vektor satuan. Sifat
perkalian saklar yang dipenuhi adalah

𝑖̂ • 𝑖̂ = 1, 𝑗̂ • 𝑗̂ = 1, 𝑘̂ • 𝑘̂ = 1

𝑖̂ • 𝑗̂ = 0, 𝑗̂ • 𝑘̂ = 1, 𝑖̂ • 𝑘̈ = 1

Posisi di Permukaan Bumi

Posisi tempat di permukaan Bumi dinyatakan oleh koordinat lintang


dan bujur. Koordinat lintang bernilai dari -90o atau 90o LS (kutub selatan
Bumi) ke +90o atau 90o LU (kutub utara Bumi). Koordinat bujur bernilai
dari -180o (180o BB) sampai +180o (180o BT). Bagaimana menyatakan
vektor posisi lokasi yang berada di permukaan Bumi?
Posisi di permukaan Bumi lebih mudah digambarkan dalam diagram
bola seperti diilsutrasikan pada Gambar 2.2. Namun pada pagian ini kita
ringkas saja. Koordinat posisi di permukaan bumi memenuhi

15
𝑥 = 𝑅 cos 𝜙 cos 𝜆

𝑦 = 𝑅 cos 𝜙 sin 𝜆

𝑧 = 𝑅 sin 𝜙

dengan

𝜙 adalah sudut lintang

𝜆 adalalh sudut bujur

𝑅 = 6.400 km (jari – jari bumi)

Contoh 2.1

Tentukan vektor posisi kota jakarta yang memiliki koordinat geografis


6,1745o LS, 106,8227o BT.

Jawab

𝜙 = −6,1745° (karena berada di kutub selatan)

16
𝜆 = 106,8227° (karena berada di bujur timur)

Koordinat vektor posisi kota jakarta adalah

𝑥 = 6,400 × cos(−6,1745°) × cos(106,8227°)

= −1,841 km

𝑦 = 6,400 × cos(−6,1745°) × sin(106,8227°)

= 6,091 km

𝑧 = 6,400 × sin(−6,1745)

= −688 km

Jadi vektor posisi kota jakarta adalah

𝑟⃗ = (−1,841𝑖̂ + 6,091𝑗̂ − 688𝑘̂) km

B. Perpindahan

Kita formulasikan perpindahan sebagai berikut. Misalkan sebuah


benda mula – mula berada di titik A dengan vektor posisi 𝑟⃗1. Beberapa
saat berikutnya, benda tersebut berada pada titik B dengan vektor
posisi 𝑟⃗2 . Kita definisikan perpindahan tadi sebagai berikut.

∆𝑟⃗21 = 𝑟⃗2 − 𝑟⃗1

Tampak dari gambar dibawah ini bahwa vektor perpindahan


∆𝑟⃗21 adalah vektor yang pangkalnya berada diujung vektor 𝑟⃗1dan
kepalannya berada pada ujung vektor 𝑟⃗2 .

17
Gambar 2.3 Vektor perpindahan benda adalah selisih posisi akhir dengan posisi
awal. Perpindahan tidak bergantung pada lintasan benda tetapi hanya ditentukan
oleh garis lurus dari posisi awal ke posisi akhir.

kita juga dapat menulis vektor 𝑟⃗1 dan 𝑟⃗2 dalam komponen –
komponennya yaitu

𝑟⃗1 = 𝑥1 𝑖̂ + 𝑦1 𝑗̂ + 𝑧1 𝑘̂

𝑟⃗2 = 𝑥2 𝑖̂ + 𝑦2 𝑗̂ + 𝑧2 𝑘̂

Dengan

x1 adalah komponen vektor 𝑟⃗1 dalam arah x

y1 adalah komponen vektor 𝑟⃗1 dalam arah y

z1adalah komponen vektor 𝑟⃗1dalam arah z

x2 adalah komponen vektor 𝑟⃗2 dalam arah x

y2 adalah komponen vektor 𝑟⃗2 dalam arah y

z2 adalah komponen vektor 𝑟⃗2 dalam arah z

Jika kita nyatakan dalam komponen – komponen vektor maka kita


dapat menulis vektor perpindahan berikut

∆𝑟⃗21 = (𝑥2 𝑖̂ + 𝑦2 𝑗̂ + 𝑧2 𝑘̂) − (𝑥1 𝑖̂ + 𝑦1 𝑗̂ + 𝑧1 𝑘̂)

18
= (𝑥2 − 𝑥1 )𝑖̂ + (𝑦2 + 𝑦1 )𝑗̂ + (𝑧2 + 𝑧1 )𝑘̂

Perpindahan adalah besaran vektor sehinga memiliki panjang dan arah.


Arahnya sama dengan arah kita melihat dari ujung vektor 𝑟⃗1 ke ujung
vektor 𝑟⃗2 . Besar perpindahan benda, yaitu panjang vektor perpindahan
adalah

⃗⃗𝟐𝟏 | = √(𝒙𝟐 − 𝒙𝟏 )𝟐 + (𝒚𝟐 − 𝒚𝟏 )𝟐 + (𝒛𝟐 + 𝒛𝟏 )


∆𝒓𝟐𝟐 = |∆𝒓

Selama bergerak dari posisi 1 ke posisi 2 bisa saja terjadi lintasan


yang ditempuh benda bukan garis lurus, tetapi berupa kurva
melengkung. Namun perpindahan benda tetap sama. Perpindahan tidak
dipengaruhi oleh lintasan yang ditempuh dari posisi awal ke posisi
akhir, tetapi hanya bergantung pada vektor posisi awal dan vektor
posisi akhir. Kalau kita naik mobil dari Bandung ke Jakarta maka jarak
yang kamu tempuh sekitar 140 km. Namun, nilai ini bukan
perpindahan. Perpindahan adalah panjang garis lurus yang
mengubungkan Bandung-Jakarta seperti bambar dibawah ini

Gambar 2.4 Perpindahan dari Bandung ke Jakarta sama dengan panjang garis lurus
yang menghubungkan Bandung dan Jakarta, bukan panjang jalan yang ditempuh dari
Bandung ke Jakarta

19
Contoh

Setelah kita membuat sistem koordinat ternyata sebuah benda berada


pada posisi 𝑟⃗1 = 8𝑖̂ + 10𝑗̂ − 15𝑘̂ m. beberapa saat kemudian benda
bergerak dan posisinya menjadi 𝑟⃗2 = −5𝑖̂ + 20𝑗̂ m. berapakah vektor
perpindahan serta besar perpindahan.

Jawab

Perpindahan benda

∆𝑟⃗21 = 𝑟⃗2 − 𝑟⃗1

= (−5𝑖̂ + 20𝑗̂ − 15𝑘̂) − (8𝑖̂ + 10𝑗̂)

= (−5 − 8)𝑖̂ + (20 − 10)𝑗̂ + (−15 − 0)𝑘̂

= −13𝑖̂ + 10𝑗̂ − 15𝑘̂

besar perpindahan benda

∆𝑟⃗21 = √(−13)2 + (10)2 + (−15)2 = √494 m

C. Kecepatan Rata-Rata

Kecepatan rata-rata didefinsikan sebagai perbandingan antara


perpindahan dengan lama waktu melakukan perpindahan. Misalkan
pada saat t1 posisi benda adalah 𝑟⃗1dan pada saat t2 posisi benda adalah
𝑟⃗2 , maka

 Perpindahan benda adalah ∆𝑟⃗21 = 𝑟⃗2 − 𝑟⃗1


 Lama waktu benda berpindah adalah ∆𝑡 = 𝑡2 − 𝑡1

Definisi kecepatan rata – rata adalah

20
∆𝑟⃗21
〈𝑣⃗〉 =
∆𝑡

Contoh

Posisi sebuah benda yang sedang bergerak memenuhi hubungan


𝜋
𝑟⃗ = 3𝑖̂ + 5𝑡 2 𝑗̂ + 10𝑡 3 cos (10 𝑡) 𝑗̂ m. berapakah kecepatan rata – rata

benda antara t = 0 sampai t = 5s?

Jawab

Posisi benda saat t = 0s

𝑟⃗1 = 3𝑖̂ + 5 × 02 𝑗̂ + 10 × 03 cos(0)𝑘̂ = 3𝑖̂ m

Posisi benda saat t = 5s

𝜋
𝑟⃗2 = 3𝑖̂ + 5 × 52 𝑗̂ + 10 × 03 cos ( × 5) = 3𝑖̂ + 25𝑗̂ m
10

Perpindahan benda

∆𝑟⃗21 = 𝑟⃗2 − 𝑟⃗1 = (3𝑖̂ + 125𝑗̂) − (3𝑖̂) = 125𝑗̂

Lama perpindahan benda ∆𝑡 = 5 − 0 = 5𝑠

Kecepatan rata – rata benda

∆𝑟⃗21 125𝑗̂
〈𝑣⃗〉 = = = 25𝑗̂ 𝑚⁄𝑠
∆𝑡 5

D. Laju Rata-Rata
Laju rata-rata adalah rasio antara jarak tempuh dengan waktu
tempuh. Karena jarak tempuh umumnya lebih besar daripada besar
perpindahan maka laju rata-rata umumnya lebih besar daripada besar
kecepatan rata-rata. Laju rata-rata didefinisikan sebagai

21
𝑠
〈𝑣〉 =
∆𝑡

dengan s adalah jarak tempuh dan ∆t adalah waktu tempuh.

Contoh
Garuda Inonesia nomor penerbangan GA-88 melayani
penerbangan langsung dari Jakarta ke Amsterdam menggunakan
pesawat Boeing 777-300ER. Pesawat berangkat dari bandara
internasional Soekarno Hatta jam 23.10 WIB dan tiba di bandara
Schipol Amsterdam jam 07.30 waktu setempat. Lama penerbangan
adalah 14 jam 20 menit. Koordinat Jakarta adalah 6.1745° LS,
106.8227° BT sedangkan koordinat Amsterdam adalah 52.3667° LU,
4.9000° BT. Rute pesawat diilustrasikan pada Gambar 2.16. Dari data
ini hitunglah laju rata-rata pesawat garuda jika dianggap pesawat
mengambil rute terpendek.

Gambar 2.5 Rute yang dilewati garuda GA – 88 gari jakarta ke amsterdam

Jawab

Sudut lokasi dua kota adalah 𝜙1 = −6,1745°, 𝜙2 = 52,3667°, 𝜆1 =


106,8227°, 𝜆2 = 4,9000°. Dengan demikian ∆𝜆 = 𝜆2 − 𝜆1 =
4,9000° − 106,8227° = 101,9227°. Besar sudut sentral yang
menghubungkan jakarta dan amsterdam adalah

∆𝜎 = 𝑎𝑟𝑐𝑐𝑜𝑠[sin 𝜙1 sin 𝜙2 + cos 𝜙1 cos 𝜙2 cos(𝜆2 − 𝜆1 )]

22
= arccos[sin(−6,1745°) sin(52,3667°)
+ cos(−6,1745°) cos(52,3667°) cos(−101,9227°)]

= 1,783 rad

Jarak terpendek jakarta – amsterdam adalah

𝑠 = 𝑅∆𝜎 = 6,400 × 1,783 = 11,411 km

Waktu tempuh pesawat ∆𝑡 = 14 jam 20 menit = 14,33 jam. Dengan


demikian laju rata – rata pesawat adalah

𝑠 11,411
〈𝑣〉 = = 796,3 km⁄jam
∆𝑡 14,33

E. Kecepatan Sesaat

Informasi tentang kecepatan benda pada berbagai waktu tertuang


dalam besaran gerak yang bernama kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat
diperoleh dari kecepatan rata-rata dengan mengambil selang waktu
yang sangat kecil, yaitu mendekati nol. Dapat pula dikatakan bahwa
kecepatan sesaat merupakan kecepatan rata-rata pada selang waktu
yang sangat kecil (mendekati nol). Jadi, definisi kecepatan sesaat
adalah

∆𝑟⃗21
𝑣⃗ =
∆𝑡

Dengan ∆𝑡 → 0. Definisi ini dapat ditulis dalam bentuk diferensial


sebagai berikut

𝑑𝑟⃗
𝑣⃗ =
𝑑𝑡

Karena kecepatan sesaat merupakan kecepatan pada berbagai waktu


maka nilai kecepatan sesaat harus diberikan pada berbagai nilai waktu.
Vektor kecepatan memiliki komponen – komponen dalam arah sumbu
– sumbu koordinat. Besarnya kecepatan sesaat dinyatakan dalam
komponen – komponen kecepatan adalah

23
𝑣 = √𝑣𝑥2 + 𝑣𝑦2 + 𝑣𝑧2

Dimana

𝑣𝑥 adalah komponen kecepatan dalam arah sumbu -x

𝑣𝑦 adalah komponen kecepatan dalam arah sumbu -y

𝑣𝑧 adalah komponen kecepatan dalam arah sumbu –z

Contoh

Sebuah benda bergerak dengan posisi yang memenuhi 𝑟⃗ = 4𝑡𝑖̂ +


(6𝑡 − 5𝑡 2 )𝑗̂ m. tentukan kecepatan sesaat benda pada saat t = 2s

Jawab

Uuntuk menentukan kecepatan sesaat maka kita tentukan perpindahan


dari t =2s sampai 𝑡 = 2 + ∆𝑡𝑠. Kita mulai dari menentukan posisi
benda

Pada saat t = 2s posisi benda adalah

𝑟⃗(2) = 4 × 2𝑖̂ + (6 × 2 − 5 × 22 )𝑗̂ = 8𝑖̂ − 8𝑗̂ m

Pada saat 𝑡 = 2 + ∆𝑡𝑠 posisi benda adalah

𝑟⃗(2 + ∆𝑡) = 4 × (2 + ∆𝑡)𝑖̂ + (6 × (2 + ∆𝑡) − 5 × (2 + ∆𝑡)2 )𝑗̂

= (8 + 4∆𝑡)𝑖̂ − (8 + 14∆𝑡 + 5∆𝑡 2 )𝑗̂ m.

Perpindahan benda selama selang waktu t = 2s sampai 𝑡 = 2 + ∆𝑡𝑠


adalah

∆𝑟⃗ = 𝑟⃗(2 + ∆𝑡) − 𝑟⃗(2) = {(8 + 4∆𝑡)𝑖̂ − (8 + 14∆𝑡 + 5∆𝑡 2 )𝑗̂} −


{8𝑖̂ − 8𝑗̂} = 4∆𝑡𝑖̂ − (14∆𝑡 + 5∆𝑡 2 )𝑗̂ m

Kecepatan rata – rata benda antara t = 2s dengan 𝑡 = 2 + ∆𝑡𝑠 adalah

4∆𝑡𝑖̂−(14∆𝑡+5∆𝑡 2 )𝑗̂
〈𝑣⃗〉 =
∆𝑡
= 4𝑖̂ − (14∆𝑡 + 5∆𝑡)𝑗̂ m⁄s

24
Kecepatan sesaat benda pada saat t =2s diperoleh dengan ∆𝑡 → 0 yaitu

𝑣 = 4𝑖̂ − (14 + 5 × 0)𝑗̂ = 4𝑖̂ − 14𝑗̂ m⁄s

F. Laju Sesaat
Ada dua cara mendapatkan laju sesaat. Pertama ditentukan
berdasarkan jarak tempuh dalam waktu yang mendekati nol dan yang
kedua adalah mengambil nilai skalar dari kecepatan sesaat. Cara
pertama adalah

∆𝒔
𝒗
∆𝒕

Dimana ∆𝑡 diambil mendekati nol. Lalu cara kedua

𝑑𝑟⃗
𝑣 = |𝑣⃗| = | |
𝑑𝑡

Pada kendaraan, laju sesaat ditunjukan oleh angka pada speedometer.

G. Percepatan Rata-Rata

Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan antara


perubahan kecepatan benda dengan lama kecepatan tersebut berubah.
Misalkan saat t1 kecepatan sesaat benda adalah 𝑣⃗1 dan pada saat
t2kecepatan sesaat benda adalah 𝑣⃗2.

definisi percepatan rata – rata adalah

∆𝑣⃗21
〈𝑎⃗〉 =
∆𝑡

Percepatan rata – rata juga merupakan besaran vektor.

H. Percepatan Sesaat

Jika selang waktu yang kita ambil dalam menghitung


percepatan rata-rata mendekati nol, maka percepatan rata-rata tersebut

25
berubah menjadi percepatan sesaat. Jadi, percepatan sesaat
didefinisikan sebagai

∆𝑣⃗21
𝑎⃗ =
∆𝑡

dengan ∆𝑡 diambil menuju nol. Juga definisi ini dapat ditulis dalam
bentuk diferensial sebagai berikut

𝑑𝑣⃗
𝑎⃗ =
𝑑𝑡

Contoh 1

Laju pesawat seperti tertera dalam Tabel 2.3 dapat didekati dengan
persamaan 𝑣(𝑡) = 466 + 0,2𝑡1,04 dalam satuan MPH sedangkan
waktu dalam satuan sekon. Gambar 2.20 adalah data yang diperoleh
dari Tabel 2.3 dan grafik berupa persamaan aproksimasi. Tentukan
percepatan pesawat selama selang waktu tersebut.

Gambar 2.6Aproksimasi laju peswat sebagai fungsi waktu.

Jawab

Dari persamaan tersebut kita dapatkan aproksimasi persamaan besar


percepatan tiap saat selama dalam waktu antara 00:12:47 sampai
00:20:47 sebagai berikut

26
𝑑𝑡
𝑎(𝑡) = 𝑑𝑡 = 1,04 × 0,2𝑡1,04−1 = 0,208𝑡 0,04 MPH⁄s

Contoh 2

Kecepatan sesaat benda sebagai fungsi waktu diberikan oleh


hubungan 𝑣⃗ = 10𝑡 2 𝑖̂ + 3𝑗̂ 𝑚⁄𝑠. Berapakah percepatan sesaat benda
pada saat t = 5 s?

Jawab

Pertama kita tentukan percepatan sesaat pada sembarang waktu, yaitu

⃗⃗
𝑑𝑣
𝑎⃗ = = 20𝑡 𝑖̂ 𝑚⁄𝑠2
𝑑𝑡

Percepatan sesaat pada saat t = 5 s adalah

𝑎⃗ = 20 × 5𝑖̂ = 100𝑖̂ 𝑚⁄𝑠 2

I. Menentukan Kecepatan dari Percepatan

Kita mulai dari definisi percepatan sesaat pada persamaan 2.31.


persamaan tersebut dapat ditulis

𝑑𝑣⃗ = 𝑎⃗𝑑𝑡

Lalu kita integral ruas kiri dan kanan dengan batas-batas: (i) kecepatan
dari 𝑣⃗𝑜 sampai 𝑣⃗dan (ii) waktu dari to sampai t :

⃗⃗
𝑣 𝑡

∫ 𝑑𝑣⃗ = ∫ 𝑎⃗𝑑𝑡
⃗⃗𝑜
𝑣 𝑡𝑜

Integral ruas kiri bisa segera diselesaikan dan hasilnya adalah 𝑣⃗ − 𝑣⃗𝑜 .
Integral ruas kanan dbaru dapat dilakukan setelah kita mengetahui
bentuk eksplisit dari fungsi 𝑎⃗. Dengan mengganti integral ruas kiri
dengan 𝑣⃗ − 𝑣⃗𝑜 kita dapatkan

27
𝑡

𝑣⃗ − 𝑣⃗𝑜 = ∫ 𝑎⃗𝑑𝑡
𝑡0

atau

𝑣⃗ = 𝑣⃗𝑜 + ∫ 𝑎⃗𝑑𝑡
𝑡0

Persamaan diatas merupakan bentuk yang umum yang berlaku untuk


percepatan apapun, baik yang konstan maupun tidak konstan. Maka
percepatan pada integral persamaan diatas dapat dikeluarkan dari
integral dan kita peroleh

𝑣⃗ = 𝑣⃗𝑜 + 𝑎⃗ ∫ 𝑑𝑡
𝑡0

= 𝑣⃗𝑜 + 𝑎⃗(𝑡 − 𝑡0 )

28

Вам также может понравиться