Вы находитесь на странице: 1из 12

MAKALAH

PEMANFAATAN SAMPAH DAUN KERING SEBAGAI


SUMBER ALTERNATIF PENGHASIL BIOETANOL DI
LINGKUNGAN IPB

OLEH:

1. DIAN RETNO WULANDARI (G34140019)


2. PINKY ALVIONITA (G34140025)
3. AZHARI (G34140053)
4. RATIH SETIANI JUWITA (G34140063)
5. ISMAIL SHALEH (G34140106)

DOSEN RESPONSI:

ENDANG SRI WAHYUNI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014
1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahasempurna


karena rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Pemanfaatan Sampah Daun Kering sebagai Sumber Alternatif Penghasil
Bioetanol di Lingkungan IPB”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1) Endang Sri Wahyuni, selaku dosen responsi mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah memberikan masukan positif dalam penyusunan makalah ini,
2) Reni Sulistyawati, selaku dosen kuliah mata kuliah Bahasa Indonesia yang
telah memberikan materi tentang penyusunan makalah.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

Bogor, 16 Desember 2014

Penulis
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 5

2.1 Metode Penelitian................................................................................... 5


2.2 Hasil Penelitian ...................................................................................... 5
2.3 Dampak Pemanfaatan Bioetanol Terhadap Pencemaran di IPB ............ 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 9

3.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 9


3.2 SARAN .................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

LAMPIRAN .......................................................................................................... 11
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era modern ini, krisis energi telah menjadi permasalahan bersama


bagi masyarakat dunia. Hal ini membuat usaha pencarian sumber energi
alternatif semakin gencar dilakukan khususnya oleh para ilmuwan dan
peneliti dari kalangan mahasiswa. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk
menemukan sumber energi baru dan terbarukan demi tercapainya
swasembada energi yang berkelanjutan. Hasilnya, telah banyak teknologi
yang telah dikembangkan dengan memanfaatkan sumber energi alternatif,
seperti teknologi panel surya, kompor matahari, dan pembangkit listrik
geotermal. Disamping itu, dengan merebaknya isu pemanasan global dan
degradasi lingkungan, masyarakat mulai megembangkan sumber energi
yang ramah lingkungan seperti biogas dan bioetanol.
Di lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) nampaknya bioetanol
belum menjadi sumber energi alternatif. Padahal, IPB memiliki potensi
besar untuk mengembangkan sumber energi alternatif ini. Melimpahnya
sampah daun kering di lingkungan IPB merupakan potensi yang dapat
diolah menjadi bioetanol. Pemanfaatan sampah daun kering ini juga dapat
mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan nilai ekonomi
sampah daun kering yang ada di IPB.
Selain itu, banyak manfaat yang dapat diambil dari penggunaan
bioetanol sebagai sumber energi alternatif di IPB. Manfaat tersebut
diantaranya mengurangi pencemaran akibat sampah daun kering dan
menghemat bahan bakar fosil yang digunakan civitas IPB. Dengan
menggunakan bioetanol di lingkungan kampus, IPB juga bisa menjadi
pelopor penggunaan etanol baik bagi universitas lain maupun masyarakat
umum.
Oleh karena itu, penulis menyusun makalah Pemanfaatan Sampah
Daun Kering sebagai Sumber Alternatif Penghasil Bioetanol di Lingkungan
4

IPB ini, sebagai referensi pemecahan masalah pencemaran sampah daun


kering dan krisis energi khususnya di lingkungan IPB.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pemanfaatan sampah daun kering sebagai alternatif


penghasil bioetanol di IPB?
2. Bagaimana pengaruh pembuatan bioetanol dari sampah daun kering
terhadap pencemaran di IPB?
3. Bagaimana tanggapan civitas IPB terhadap penggunaan bioetanol di
kampus IPB?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui proses pemanfaatan sampah daun kering sebagai alternatif


penghasil bioetanol di IPB.
2. Mengetahui pengaruh pembuatan bioetanol dari sampah daun kering
terhadap pencemaran di IPB.
3. Mengetahui tanggapan civitas IPB terhadap penggunaan bioetanol di
kampus IPB.
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode Penelitian

Dalam makalah ini, penulis menggunakan dua metode penelitian, yaitu


penelitian literatur dan penelitian survei. Penelitian literatur merupakan
kegiatan mencari informasi dari literatur atau sumber-sumber yang telah ada
dan ditulis oleh orang lain. Penulis menggunakan metode ini untuk
mengetahui proses pengolahan sampah daun kering menjadi bioetanol.
Sumber penelitian yang digunakan berupa buku dan makalah yang diunduh
dari internet. Penulis mengumpulkan informasi yang dibutuhkan kemudian
menyusunnya secara sistematis. Penelitian survai merupakan kegiatan
pengumpulan informasi mengenai tanggapan civitas IPB (dosen, staf dan
mahasiswa) terhadap kemungkinan penggunaan bioetanol di kampus IPB.
Penulis menggunakan kuesioner yang ditanyakan kepada lima puluh civitas
IPB yang dipilih secara acak. Kemudian, kuesioner dikumpulkan dan
hasilnya dijelaskan sebagai hasil penelitian.

2.2 Hasil Penelitian

Bioetanol adalah etanol yang terbuat dari biomassa yang mengandung


komponen pati atau selulosa, seperti singkong dan tetes tebu. Dalam dunia
industri, etanol umumnya digunakan sebagai bahan baku industri turunan
alkohol, campuran minuman keras (seperti sake atau gin), serta bahan baku
farmasi dan kosmetik (Hambali, Mudjalipah, Tambunan, Patiwiri, dan
Hendroko 2008).

Daun kering adalah daun yang sel-sel penyusunnya sudah mati. Daun
ini dapat diperoleh dari semua tumbuhan yang berdaun mulai dari rumput,
semak, perdu hingga pohon. Sampah daun kering banyak berasal dari daun
kering pepohonan yang berguguran. Sampah jenis ini sering kita jumpai di
pinggir jalan dan di area yang rimbun dengan pepohonan.
6

Bioetanol dapat dihasilkan dari bahan yang mengandung lignoselulosa


dan pada makalah ini penulis menggunakan sampah daun kering. Dari total
sampah organik, sekitar 60 % merupakan sayur-sayuran dan 40 %
merupakan daun-daunan, kulit buah-buahan dan sisa makanan. Oleh karena
itu, dedaunan kering merupakan sumber lignoselulosa yang sangat potensial
untuk diolah menjadi bioetanol.
Menurut Yonas, Isa, dan Hendri (2013), tahapan pengolahan sampah
organik meliputi:
1) Preparasi sampel
Tahap pertama, sampah organik di potong-potong sampai ukuran
kurang lebih 5 cm, kemudian dikeringan dengan cara dingin-anginkan di
udara terbuka. Setelah kering, sampah organik dihaluskan dengan
menggunakan blender. Sampah organik yang telah halus kemudian diayak
sampai diperoleh sampel dalam bentuk serbuk yang berukuran kira-kira 40
mesh.
2) Hidrolisis
Serbuk sampah organik dihidrolisis menggunakan asam sulfat 2 %
pada suhu 100 sampai 121 ◦C di lemari asam selama kurang lebih 60 menit.
Setelah dihidrolisis, sampel disaring, diambil filtratnya dan dilakukan uji
kadar glukosa. Uji kadar glukosa dilakukan dengan menggunakan metode
Luff Srchool. Penentuan kadar glukosa menggunakan rumus berikut :
Kadar Glukosa x Faktor Pengenceran
Kadar Glukosa = x 100%
Berat Sampel x 1000 mgr

3) Pembuatan media tumbuh Saccharomyces cerevisiae (ragi)


Media tumbuh Saccharomyces cerevisiae dibuat dengan cara
melarutkan Potato Dextrose Broth (PDB) sebanyak 2,4 g ke dalam akuades
yang dipanaskan di atas penangas sambil diaduk hingga larutan mendidih.
Kemudian, larutan dipindahkan ke dalam Erlenmeyer dan ditutup rapat
dengan kapas dan aluminiumfoil. Larutan lalu disterilisasi dalam autoclave
pada suhu 121◦C. Selanjutnya, sampel diinkubasi selama dua hari. Sampel
yang akan dipersiapkan sebanyak 50 gr.
7

4) Pembuatan starter
Fermentasi starter digunakan untuk tahap fermentasi. Starter ini dibuat
dengan melarutkan PDB sebanyak 7,2 g kedalam akuades, dan memasukan
biakan mikroba sebanyak 10% volume starter. Starter yang dibuat sebanyak
300 ml.
5) Pengambilan hasil fermentasi
Filtrat hasil hidrolisis diatur, kemudian ditambahkan nutrient dengan
menambahkan urea sebanyak 0,48 gr, dan amonium sulfat 0,9 gr dalam 600
ml substrat. Selanjutnya, pH filtrat diatur pada rentang pH 4-5. Fermentasi
dilakukan dengan variasi waktu tiga, lima, dan tujuh hari dengan
memisahkan substrat pada tiga Erlenmeyer berbeda.
6) Destilasi
Selanjutnya, dilakukan pemisahan dengan cara destilasi. Pemisahan
dilakukan pada suhu 78-80 ◦C. Suhu sangat berpengaruh pada proses
pemisahan. Titik didih etanol 78,3 ◦C, dan titik didih air 100◦C. Etanol akan
menguap terlebih dahulu dan terpisah dari komponen lain.
7) Pengujian kadar etanol
Kadar etanol diukur menggunakan alkoholmeter. Perhitungan kadar
etanol menggunakan rumus berikut :
% etanol hasil fermentasi
% Etanol =
Harga koreksi
Harga koreksi dihitung menggunakan rumus berikut :
% etanol standar pada alkoholmeter
Harga koreksi =
% etanol standar

Berdasarkan hasil kuisioner terhadap lima puluh civitas IPB, sebanyak


48 orang setuju jika bioetanol digunakan sebagai bahan bakar alternatif
pengganti BBM di lingkungan IPB. Namun, hanya dua orang yang pernah
menggunakan bioetanol dan nampaknya pemahaman civitas IPB terhadap
bioetanol masih kurang. Hal ini menunjukkan civitas IPB mendukung
penggunaan bioetanol tetapi mereka kurang mengerti bentuk dan manfaat
dari bioetanol itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mengembangkan
penggunaan bioetanol di IPB, perlu adanya sosialisasi tentang bioetanol.
8

Bersamaan dengan itu, usaha pengolahan sampah daun kering menjadi


bioetanol dapat mulai dikembangkan
Masalah lain dari pengembangan bioetanol secara nonkomersil, hanya
di lingkungan IPB, adalah masalah biaya. Besarnya biaya pengolahan sulit
tertutupi dengan keuntungan dari konsumen yang terbatas. Perlu
dikembangkan strategi pemasaran yang tepat agar potensi penggunaan
bioetanol di IPB ini dapat berkembang dengan baik.

2.3 Dampak Pemanfaatan Bioetanol Terhadap Pencemaran di

IPB

Sampah daun kering masih mengotori lingkungan kampus IPB dan


belum dimanfaatkan dengan baik. Dengan mengolah sampah daun kering
tersebut menjadi bioetanol, akan membuat sampah daun kering menjadi
lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi. Akibatnya, kawasan kampus akan
menjadi lebih bersih khususnya dari sampah daun kering yang berserakan
area kampus.
Bioetanol dari sampah daun kering juga dapat digunakan sebagai
bahan bakar pencampur atau pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal
ini dapat mengurangi pencemaran akibat asap kendaraan bermotor berupa
gas karbon monoksida (CO) yang merupakan hasil pembakaran BBM yang
tidak sempurna. Gas CO bersifat racun bagi tubuh dan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Namun, hasil pembakaran bioetanol hanya
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang dapat dimanfaatkan kembali
oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Oleh karena itu, bahaya dari polusi asap
kendaraan akan berkurang dengan beralih menggunakan bioetanol sebagai
bahan bakar kendaraan.
9

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembuatan bioetanol dari sampah daun kering dapat dilakukan dengan


rangkaian proses fermentasi dan distilasi. Salah satu manfaat dari
penggunaan bioetanol di IPB, yaitu mengurangi pencemaran sampah daun
kering dan bahaya asap kendaraan. Civitas IPB mendukung penggunaan
bioetanol sebagai sumber energi alternatif, namun pemahaman mereka
tentang bioetanol masih kurang.

3.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, perlu dilakukan


penelitian lebih lanjut baik secara literatur maupun penelitian ilmiah di
lapangan. Sumber yang digunakan bisa diperluas dengan mengambil
informasi dari jurnal ilmiah, kunjungan ke departemen terkait dan buku-
buku lain yang dapat dipercaya. Selain itu, kuisioner juga dapat diberikan
kepada responden yang lebih banyak dan tepat sehingga hasilnya akan lebih
akurat.
10

DAFTAR PUSTAKA

Hambali E, Mudjalipah S, Tambunan AH, Patiwiri AW, Hendroko R.2008.


Teknologi Bioenergi.Jakarta(ID):AgroMedia Pustaka.

Yonas MI, Isa I, Iyabu H.2013. Pembuatan Bioetanol Berbasis Sampah Organik
Batang Jagung[internet].[diunduh 2014 Des 11].
http://repository.ung.ac.id/get/simlit_res/1/461/ Pembuatan-Bioetanol-
Berbasis-Sampah-Organik-Batang-Jagung-Penulis3.pdf.
11

LAMPIRAN

Kuisioner
Nama :

Apa yang Anda ketahui tentang bioetanol?


.......................................................................................................................
Pernahkan Anda menggunakan bioetanol?
Pernah,
untuk ………………………………………………………………………………………………………
alasan ………………………………………………………………………………………..................
Tidak pernah.
Jika pernah, apa manfaat yang Anda rasakan dari penggunaan bioetanol?
.......................................................................................................................
Setujukah Anda jika bioetanol digunakan sebagai bahan bakar pengganti
BBM di lingkungan IPB?

Setuju Tidak setuju

Вам также может понравиться