Вы находитесь на странице: 1из 1

Selama ATP tersedia daur tersebut dapat terus berlangsung.

Pada keaadan kontraksi, ATP yang tersedia


didalam otot akan habis terpakai 1 detik. Oleh karena itu ada jalur metabolisme produktif yang
menghasilkan ATP. ATP dengan bantuan kretin kinase akan segera menjadi kretin pospat. Persediaan
kretin pospan ini hanya cukup untuk beberapa detik, selanjutnya ATP diperoleh dari posforilasi oksidatif.
Apabila oksigen tidak cukup maka asam piruvat akan diubah menjadi asam laktat, yang apabila
menumbuk akan terjadi kelelahan otot.

Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Jadi, glikogenolisis
adalah proses katabolisme glikogen menjadi glukosa yang terjadi di hati sedangkan pada otot menjadi
asam piruvat dan asam laktat (Lehninger. 1993).

Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi satu persen, tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut
agak sulit, yaitu misalnya dengan olah raga berat dan lama (Howell, 1978).

Glikogen dalam otot hanya akan mengalami glikogenolisis setelah seseorang melakukan olahraga yang
berat dan lama. Proses glikogenolisis yang terjadi secara terus- menerus akan dapat menyebabkan
kerusakan pada liver. Kerusakan pada fungsi liver akan menyebabkan penyakit yang sebagian besar tidak
dapat diobati dan berakhir dengan kematian.

Suatu proses hidrolisa glikogen Pada otot skeletal ada 2 macam posporilase glikogen yaitu posporilase
glikogen a (yang aktif) dan b (yang non aktif). Posporilase glikogen b di otot dapat aktif bila konsentrasi
AMP tinggi.

Calsium yang berikatan dengan calmodulin (disitosol) menyebabkan meningkatnya aktivitas perubahan
posporilase b ke a dan kondisi ini juga menyebabkan kontruksi otot. Jadi perombakan glikogen dan
proses kontraksi otot sangat berhubungan dengan kondisi meningkatnya konsentrasi Ca.

Вам также может понравиться