Вы находитесь на странице: 1из 36

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perikanan merupakan salah satu bidang yang diharapkan mampu menjadi
penopang peningkatan kesejahteraan rakyat indonesia. Sektor perikanan dapat
berperan dalam pemulihan dan pertumbuhan perekonomian negara Indonesia
karena potensi sumberdaya hayati perikanan merupakan sumberdaya yang dapat
diperbaharui(Renewable resources) sehingga denganpengelolaan yang bijaksana,
sumberdaya alam tersebut dapat terus kita nikmati setiap saat manfaatnya.(Aidy)

Perairan Kalimantan Barat merupakan perairan dalam zona III bersama


Natuna, Karimata, dan Laut Cina Selatan dengan potensi sumberdaya perikanan
yang sangat melimpah yaitu ikan tangkap sebanyak satu juta ton per tahunnya.
Jenis ikannya pun beragam seperti tongkol, bawal, tenggiri, cumi-cumi, sotong
dan ikan-ikan lainya. Luas areal perairan Kalimantan Barat sampai Laut Cina
Selatan adalah 26.000 kilometer (KM), yang terdiri dari 2.004.000 hektare
perairan umum, 26.700 hektare perairan budidaya tambak dan 15.500 hektare laut.
(Antara 2011). Produksi udang di Kalimantan Barat ditahun 2010 yaitu 1.062,7
ton dan ikan 973,4 ton. (DKP,2010).(Ahmad bin Majid)

Untuk wilayah Kalimantan Barat khususnya Pontianak, Kabupaten


bengkayang, Kecamatan Sungai raya kepulauan, banyak nelayan-nelayan di
Pelabuhan Perikanan Pantai Sungai raya yang memanfaatkan sumberdaya alam
tersebut, terutama udang dan juga ikan-ikan yang melimpah dengan melakukan
penangkapan menggunakan kapal yang dilengkapi dengan alat tangkap pancing
ulur (hand line)

1.1. Tujuan Kegiatan


Tujuan dari Praktek kerja lapangan (PKL) II adalah untuk mengetahui
TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING ULUR
(HAND LINE) di Pos Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
(PSDKP) Sungai raya adalah sebagai berikut :

1
1. Mengetahui pengoperasian alat tangkap PANCING ULUR (HAND
LINE) di daerah perairan lemukutan dan sekitarnya.
2. Mengetahui bagian-bagian Alat Tangkap Pancing Ulur (Hand Line)
1.2. Manfaat
Adapun manfaat dari praktek kerja lapangan (PKL) II nya itu
mengengetahui jenis ikan-ikan yang tertangkap baik dalam jumlah ,
ukuran, panjang, maupun beratnya. Dan juga cara penanganan hasil
tangkapan diatas kapal
.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan yang ada dan waktu
yang tersedia sangat terbatas, alat dan bahan yang alangkah adanya maka
penyusunan laporan Praktek kerja lapangan (PKL) II hanya membahas
tentang TEKNIS PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING
ULUR (HAND LINE)

1.4. Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) II di
mulai dari tanggal 28 Nopember 2017 sampai tanggal 19 Desember 2017
yang berlokasikan di Pos Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
(PSDKP) Sungai raya, desa Sungai raya, Kabupaten bengkayang,
Kalimantan Barat

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.l. sejarah pancing ulur (handline)
Pancing adalah salah satu alat penangkap ikan yang terdiri dari dua
komponen utama, yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata
pancing berbeda-beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan.
Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban
manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari
peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropah bahwa aktivitas
penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang,
mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.
Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000 - 8.000
tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern
dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil
tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal
pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.

Cara pengoperasiannya bisa di pasang menetap pada suatu perairan, ditarik


dari belakang perahu/kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan,
maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif dan
sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap,
pancing tonda, dan lain-lain

Pancing tangan dan pancing ulur sederhana

Jenis pancing yang juga digunakan oleh sebagian besar nelayan di Indonesia ini
ada yang memakai satu mata pancing dan ada juga yang memasang dua hingga
empat mata pancing sekaligus. Pancing tangan (di tempat lain ada yang
menamakan pancing usep, pancing jegog, pancing mungsing, pancing gambur,
dan lain sebagainya) dapat digunakan di mana saja, seperti: tebing pantai, daerah
bebatuan di tepi pantai, maupun di atas perahu. Sedangkan jenis-jenis ikan yang

3
biasa dipancing menggunakan pancing tangan adalah ikan kakap merah, snapper,
ekor kuning (ceasio sp.), Caranx sp., dan lain sebagainya.

2.2. definisi pancing

Pancing adalah salah satu alat penangkap ikan yang terdiri dari dua komponen
utama, yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing berbeda-
beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan.

Prinsip alat tangkap ini merangsang ikan dengan umpan alam atau buatan yang
dikaitkan pada mata pancingnya. Alat ini pada dasarnya terdiri dari dua komponen
utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuai dengan jenisnya dapat
dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole), pemberat (sinker),
pelampung (float), dan kili-kili (swivel).

Cara pengoperasiannya bisa di pasang menetap pada suatu perairan, ditarik dari
belakang perahu/kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan,
maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif dan
sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap,
pancing tonda, dan lain-lain
2.2.1. klasifikasi pancing menurut pengoperasian
1. Pancing ulur

Pancing tangan dan pancing ulur sederhana Jenis pancing yang juga
digunakan oleh sebagian besar nelayan di Indonesia ini ada yang memakai satu
mata pancing dan ada juga yang memasang dua hingga empat mata pancing
sekaligus. Pancing tangan (di tempat lain ada yang menamakan pancing usep,
pancing jegog, pancing mungsing, pancing gambur, dan lain sebagainya) dapat
digunakan di mana saja, seperti: tebing pantai, daerah bebatuan di tepi pantai,
maupun di atas perahu. Sedangkan jenis-jenis ikan yang biasa dipancing
menggunakan pancing tangan adalah ikan kakap merah, snapper, ekor kuning
(ceasio sp.), Caranx sp., dan lain sebagainya.

4
2. Alat Pancing Rawai (Long Line)

Ayodhyoa (19720, Sainsbury (19680, Von Brandt (1972) maupun


Nedeleo (1990) mengetengahkan bahwa jenis alat tangkap pancing yang di
Indonesia ini umum dikenal sebagai pancing perawe ataupun prawe ini, bila
dilihat dari segi teknisnya dan beragam alat Bantu yang digunakan, sangatlah
berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk
dioperasikan baik dilaut selasar benua maupun di laut lepas. Selain itu, ikan
yang menjadi tujuan penangkapan utamanya adalah jenis ikan ekonomis
penting, utamanya adalah jenis-jenis ikan tuna. Tidak mengherankan bahwa
bila yang kita maksudkan adalah longlinemaka secara ototmatis diartikan
“Tuna long line”. Hasil tangkapan yang diperoleh sebenarnya tidaklah mutlak
jenis tuna semata, karena tidak jarang tertangkap juga jenis-jenis ikan lain
seperti cucut, pari, layaran, setuhuk, ikan pedang atau ikan todak serta lain
sebagainya. Sehubungan dengan jenis alat tangkap ini, ternyata terdapat
sejumlah variasi baik dalam hal ukuran, struktur maupun besar
-kecil serta jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapannya. Berdasarkan
besar
-kecilnya alat tangkap long-line ini, Anonimous (1971) Membedakannya
menjadi :
a.Onawa (long line besar). Long line besar ini ditujukan untuk
menangkap jenis-jenis tuna berukuran besar dengan kisaran bobot 30-100
kg seperti jenis bluefin tuna, tuna mata besar (Bigeye tuna), Madidihang
(Yellowfin Tuna) serta lainnya ;
b.Tombonawa (Albacore long line) yang sesuai dengan namanya,
lebih banyak dikhususkan untuk menangkap jenis ikan albakora. Jenis ikan
albakora yang menjadi sasaran penangkapan umunya dengan kisaran
bobot tubuh 10-20 Kg.
c.Meijinawa (Meiji Long line). Sasaran penangkapan adalah jenis-
jenis tuna berukuran bobot tubuh lebih kecil daripada kedua jenis long line
terdahulu, yaitu yang berbobot antara 3-10 Kg. jenis long line ini pada
dasarnya hamper tidak berbeda dengan jenis tombonawa (Albacore long

5
line), bahkan dikarenakan banyak memperoleh perbaikan maka umum
juga dikenal sebagai “improved long line”.Selain berbeda dalam hal ikan
yang menjadi tujuan utamanya, juga berbeda dalam hal jumlah branch line
atau tali cabang yang digunakan.
3. kontruksi pancing ulur (handline)
pancing tangan/ulur sederhana Jenis pancing ini tersebar luas di Negara
kita, bahkan dapat dikatakan tiap nelayan memilikinya paling kurang satu
perangkat. Jenis ini ada yang menggunakan satu mata pancing peralat ataupun
ada yang dengan beberapa mata pancing peralat. Jenis pancing ini ada yang
dioperasikan dari suatu tebing di pantai, dari bebatuan yang ada dipantai, dari
perahu maupun kapal. Beberapa jenis pancing dari kelompok ini yang ada
ditanah air antara lain : pancing usep, pancing jegog, pancing mungsing,
pancing gambur serta sejumlah penamaan lainnya. Jenis-jenis ikan yang
menjadi tujuan penangkapan antara lain bambangan (kakap merah, snapper)
ekor kuning (Caesio sp.), Caranx sp. Dan lain sebagainnya

2.3. bagian-bagian pancing (hand line)


Alat tangkpa yang digunakan pada saat praktek kerja lapangan
(PKL) II adalah alat tangkap pancing ulur (hand line). Alat tangkap
pancing ulur yaitu alat tangkap yang paling sederhana yang terdiri dari
penggulung senar, senar, kili-kili, mata pancing, umpan, dan pemberat.
Cara pengoperasian alat tangkap pancing ulur (hand line) adalah pancing
dijatuhkan kedasar perairan kemudian pancing dienjut-enjut keatas dan
ke bawah dengan cara berulang-ulang sampai pancing terasa berat atau
ada tarikan kebawah yang dilakukan oleh ikan (dimakan ikan). Alat
tangkapa pancing ulur ( hand line) yang digunakan oleh kapal motor
seberang lor adalah alat tangkap pancing yang biasa hidupnya
bergerombol, seperti ikankembung, ikan geronggong, dan ikan lainnya.

Pada alat tangkap pancing ulur (hand line) di kapal motor


seberang lor terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah penggulung
senar, senar, kili-kili, mata pancing, umpan, dan pemberat.

6
Penggulung tali pancing yang digunakan pada alat tangkap
pancing ulur di KM, Seberang lor terbuat dari bahan kayu dan plastic,
manfaat dari pengguling tersebut adalah untuk menggulung dan
mengulur tali pada saat pengoperasian atau pun penggatian tali pancing
(senar)

2.4. metode pengoperasian pancing


Pada saat akan mengoperasian alat tangkap pancing ulur, ada dua
tahapan yang harus dilakukan. Yaitu tahapan penurunan alat tangkap (
setting), dan penarikan alat tangkap (hauling)

1. Penurunan alat tangkap (setting)

Setting merupakan proses penurunan alat tangkap, tahapan


setting bertujuan agar alat tangkap dapat beroperasi dengan baik. Kapten
kapal mencari lokasi yang banyak ikan setelah sampai pada tempat nya,
jangkar pun di campak agar kapal bertahan, setelah kapal bertahan mesin
pun di matikan untuk mempersiapkan pancing setelah semua sudah
disiapkan maka mancing pun dimulai, proses setting terdiri dari
pembukaan pancing yaitu melepaskan pemberat pancing di tepi gladak
kapal dan arahkan ke air, terus mata pancing harus satu-persatu
diturunkan, tujuannya agar mata pancing tidak saling terkait satu dengan
yang lainnya sehingga mengakibatkan tali perambut menjadi kusut.
Selanjutnya adalah mengulur pancing ke laut sampai pemberat menyetuh
dasar perairan.

Proses selanjutnya adalah tali pengulur ditarik dan diulur dengan


rentang 1 sampai 2 detik untuk sekali ulur dan sekali tarik. Penarikan
tali ulur dilakukan setinggi siku pemancing. Tujuannya agar umpan
dapat bermain-main didalam air sehingga dapat menarik perhatian ikan.

2. Penarikan alat tangkap (hauling)

Penarikan alat tangkap (hauling) adalah apa bila pancing terasa


dibawa ikan atau di enjut-enjut ikan dan apa bila tali pancing ditarik

7
maka akan terasa lebih berat dari keadaan normal maka penarikan pun
dilakukan, ikan yang terkena pancing harus dinaikan ke atas gladak agar
ikan tidak lepas, pastikan ketika melakukan penarikan ikan di atas gladak
tidak ada barang yang berserakan atau barang lain yangmenghalang agar
bertujuan tali tidak kusut dan berputar.

Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menarik tali ulur


sampai pada tali pemberat, saat ikan sudah tampak, tarik tali secara
perlahan kemudian naikan ikat yang tersangkut pada mata pancing dan
yang paling atas terlebih dahulu sambil dilepaskan dari mata kail sampai
pada ikan yang berada di posisi paling bawah. Saat melepaskan ikan,
pisahkan antar tali pemberat dengan tali ulur. Tujuannya adalah agar
mata pancing tidak saling terkait dan membuat tali perambut menjadi
kusut.

2.5. hasil tangkapan


Hasil tangkapa yang diperoleh alat tangkap pancing uluir di
KM,seberang lor yaitu berupa ikan kembung, ikan geronggong, ikan
tengiri, dan beberapa jenis ikan kecil lainnya. Penanganan hasil
tangkapan terbagi atas dua macam yaitu penanganan di atas kapal dan
penanganan di darat.

Penanganan yang dilakukan di KM. Seberang lor yaitu dengan


cara memasukan semua hasil tangkapan sekali tangkap kedalam ember
yang telah berisi es dan hasil tangkapantersebut akan di isi dengan es
lagi sampai berulang-ulang, sampai piper terisi penuh oleh ikan hasil
tangkapan.

Penangan di darat dilakukan setelah ikan di bongkar dari kapal.


Setelah itu ikan dibongkar dari kapal dan kemudian ikan yang dibongkar
akan segera di sortir berdasarkan jenis dan besarnya kemudian ikan akan
di cuci (disiram) untuk menghilangkan sedikit lendir yang ada pada
tubuh ikan. Setelah semuanya selesai ikan akan di lelang atau di simpan
kembali kedalam bak piber yang baru yang telah berisi es.

8
9
BAB 3
METODELOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan Praktek Kerja lapangan di mulai dari
keberangkatn tanggal 28 november 2017-19 Desember 2017, dan praktek diatas
kapal dilaksanakan maksimal 5 hari dilaut. yang berlokasikan di Pos Pengawasan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Sungai Kakap, Kecamatan Sungai
Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
3.2. Bahan dan Alat
Beberapa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan
memancing atau pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) II di Desa sungai raya
kecamatan sangai raya kabupaten bengkayang yaitu :

3.2.1. bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pancing
2. Umpan tiruan (plastik)
3. Ikan (gembung dan geronggong)
3.2.2. Beberapa alat yang digunakan saat itu adalah :
1. Kapal
2. Alat tulis (buku dan pensil)
3. Alat tangkap pancing ulur (penggulung senar, kili-kili dan pemberat
4. Hp
5. Jam
1.3. Metode Pengunaan Data
Penulisan laporan praktek pengenalan kehidupan nelayan (PPKN) ini
mengunakan metode sebagai berikut :
1.3.1. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diamati. Dalam
pengumpulan primer penulis mengunakan cara sebagai berikut :

10
a. Pengamatan (Observasi) Langsung
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap teknik setting, towing, dan hauling pada saat pengoperasian alat tangkap
trawl dan mengadakan pencatatan secara sistem sistematika terhadap objek
pengamatan.
b. Wawancara (Interview)
Yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara
lisan atau mewancarai secara perorangan dengan pihak-pihak yang terlibat
langsung,untuk memperoleh data tentang teknik pengoperasian alat tangkap trawl.
1.3.2. Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur atau studi pustaka yang
sesuai dengan permasalahan yang diamati
1.4. Analisis data
Dalam penulisan laporan (PKL II) ini, penulis mengunakan metode
Analisis data yang merupakan sebuah cara untuk mengolah data menjadi
informasi agar karakteristikdata tersebut mudah dipahami dan bermanfaat untuk
solusi permasalahan, terutama hal yang berkaitan dengan penelitian.

11
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil data yang penulis peroleh pada saat praktek kerja
lapangan (PKL II) adalah sebagai berikut

4.1.1. Keadaan Umum Pelabuhan Sungai Kakap


Karimunting adalah suatu desa di pesisir utara Kalimantan Barat,
tepatnya 110 km dari Pontianak , di kecamatan Sungai Raya Kepulauan,
Bengkayang dengan titik koordinatnya 0°45'12,85" LU dan
108°53'08,64" BT dengan ketinggian 4 Meter di bawah permukaan laut.
Desa ini di huni sekitar kurang lebih 10 ribu jiwa dari berbagai etnis
antara lain, Suku melayu, Tionghua, Madura, Bugis, Dayak, Buton, Dll
dengan agama anutan antara lain Islam, Katolik, Budha, Konghuchu,
Dan Protestan. Mata pencaharian masyarakat di desa Karimunting di
antaranya adalah nelayan, petani, pegawai negeri, buruh, dll.
Menurut para tetua desa Karimunting, desa ini sudah ada sejak
adanya suatu kerajaan yaitu kerajaan Sambas yang berpusat di
Sambas.Nama Desa ini diambil Dari pohon karimunting (Rhodomyrtus
tomentosa W. Ait)yang banyak tumbuh diwilayah karimunting. Setelah
Indonesia merdeka Karimunting masuk dalam pemerintahan Kabupaten
Sambas, dan pada tahun 1999 kabupaten Sambas dimekarkan menjadi
dua kabupaten, yaitu kabupaten sambas dan kabupaten Bengkayang.
Karimunting sendiri masuk dalam wilayah kabupaten Bengkayang.
Dari kejadian tersebut oleh tokoh masyarakat saat itu diabadikan
dalam bentuk nama kompong (desa) yaitu sungai raya, yaitu sungai yang
ditemukan pada saat menjelang hari raya, jadi sungai raya merupakan
gabungan dari sungai dan hari raya. Dari segi suku kata, sungai raya juga
dapat diartikan dengan “sungai besar” karena sungai yang ada di desa
sungai raya adalah sungai yang terbesar diantara sungai-sungai
disekitarnya. Desa disungai raya merupakan salah satu desa yang berada

12
dlam wilayah kabupaten bengkayang, yaitu dipusat pemerintah
kecamatan sungai raya kepulauan,
a. Luas wilayah
Luas wilayah desa sungai raya 2.842 km, tidak termsuk luas
pulau-pualunya. Karena selain daratan, desa sungai raya
terdiri dari beberapa pulau dantaranya :
1. Pulau kera
2. Pulau semesak
3. Pulau terpurung
4. Pulau penata besar
5. Pulau penata kecil
6. Pulau seluas
7. Pulau baru
b. Batas-batas desa
 Sebelah utara berbatasan dengan desa karimunting
 Sebelah selatan berbatasan dengan desa sungai keran
 Sebelah barat berbatasan dengan laut cina selatan
 Sebelah timur berbatasan dengan kel, sangatani
pemkot singkawang

13
c. Orbitasi
4.2. Orbitasi wilayah

No Indikator Sub indikator

1. Terletak di ibu kota kecamatan

2. Memilik tujuh pulau yaitu

a. Pulau semesak

b. Pulau tempurung

1 Desa sungai raya c. Pulau kera

d. Pulau penata besar

e. Pulau penata kecil

f. Pulau seluas

g. Pulau baru

4.3. Jarak georafis

No Inkator Sub indikator

1. Ke gunung 0,5 km

2. Ke laut 1 km

3. Ke sungai 0,2 km

4. Ke pingiran hutan 5 km

5. Ke pasar 0,5 km

6. Ke pelabuhan 97 km

7. Ke bandara 130 km

8. Ke terminal 14 km

9. Ke tempat hiburan

10. Ke tempat wisata 10 km

14
11. Ke kantor polisi/militer 14 km

12. Ke perbatasan kabupaten 14 km

13. Ke perbatasan provinsi 295 km

14. Ke perbatasan negara 217 km

15. Ke stasiun

4.4. Georafis
No Indikator Sub indikator

1. Kawasan hutan Ada (tanah masyarakat)

2. Kawasan tambang (galian c) Tidak ada

3. Kawasan pantai Ada

4. Kawasan ada
pergunungan/perebukitan
5. Kawasan persawahan Ada

6. Kawasan perkebunan Ada

7. Kawasan peternakan Tidak ada

8. Kawasan industri kecil/RT Ada

9. Kawasan saluran listrik tenaga Ada


tinggi (SUTET)
10. Kawasan rawan banjir Tidak ada

11. Kawasan industri/pabrik Ada (PT Pataware)

12. Kawasan perkantoran ada

13. Kawasan rawa ada

14. Kawasan perdagangan ada

15. Kawasan kumuh Tidak ada

15
16. Kawasan jasa hiburan Tidak ada

17. Kawasan wisata ada

18. Kawasan bantara sungai ada

19. Kawasan longsor Tidak ada

20. Kawasan mina politan Ada

21. Kawasan hutan rakyat Ada

d. Data penduduk
4.5. Jumlah penduduk berdasarkan umur
No Indikator Jumlah

TH. 2016 TH. 2017

1. 0-12 Bulan 136

2. 1-5 Tahun 406

3. 5-7 Tahun 307

4. 7-15 Tahun 947 1.027

5. 15-56 Tahun 3.623 3.456

6. >57 485 917

4.6. Jumlah penduduk berdasarkan jeder


No Indikator Jumlah

TH. 2014 TH. 2015

1. Jumlah penduduk 5.900 5.978

2. Jumlah penduduk laki-laki 2.978 2.978

3. Jumlah penduduk perepuan 3.005 2.789

4. Jumlah kepala keluarga 1.649 1.765

16
e. Data tingkatperkembangan
Jumlah

No Indikator Sub indikator TH. TH.


2016 2017

1. Jlh. Penduduk
tidak dan sebelum
sekolah
2. Jlh. Penduduk
tidak tamat
SD/sederajat
3. Jlh. Penduduk
3.348 2.717
tamat SD
jiwa jiwa
Pendidikan usia
1. /sederajat
15 tahun keatas
4. Jlh penduduk
1.247
tamat 967 jiwa
jiwa
SLTP/sederajat
5. Jlh pendudk tamat 1.314
632 jiwa
SLTA/sederajat jiwa

6. Jlh penduduk
tamat DIP- 175 jiwa 196 jiwa
S.1,2,/sederajat
1. Jlh penduduk usia 1.141
987 jiwa
7-15 th jiwa

Wajib belajar 9 2. Jlh penduduk usia


1024
2. tahun dan 7-15 Th masi 926 jiwa
jiwa
putussekolah sekolah
3. Jlh penduduk 6-15
47 jiwa 31 jiwa
th putus sekolah

17
SLTA/SMU 1 2

SLTP 1 2
Sarana dan SD 5
5
3. prasarana
TK 1 1
pendidikan
PAUT 2 2

TPA/TPQ 1 6

4.1.2. Struktur Kepengurusan UPT Sungai Raya


Kepengurusan ditingkat UPT sungai raya terdiri dari kepala UPT dan
beranggotakan beberapa staf-staf kepengurusan dibawah :

STAF UPT

KEPALA UPT  RUDI. AG


LUKASIH  MUHLISIN
 RAKHAMAD SUSILO
 SYAILA SUHENDA

4.1.3. Fasilitas Unit Pelaksana Tehnis (UPT) Sungai Raya

Fasilitasyang dimiliki oleh Unit pelaksana tehnis (UPT) sungai


raya kepulauwan diantaranya yaitu :

1. Satu buah unit gedung kantor UPT


2. Satu buah unit dermaga serta gudang penyimpan ikan dan ruang
mes yang berada diatas, fungsinya untuk menjaga gudang ikan.
3. Satu buah rumah penginapan untuk anak-anak yang melakukan
praktek kerja lapangan PKL.

Fasilitasyang dimiliki unit pelaksana tehnis (upt) sungai raya


berfungsin untuk menunjang kinerja nelayan baik operasional maupun

18
kegiatan lain yang berkaitan dengan aktifitas ditempat tersebut.
Terkadang fasilitas tersebut juga digunakan oleh siswa atau mahasiswa
yang mengadakan praktek di tempat tersebut, baik itu digunakan secara
langsung atau pun hanyak mengambil gambarnya (memfotonya) untuk
menjadi dokumentasi laporan.

4.1.4. Kapal Motor Seberang Lor

Kapal motor seberang lor adalah kapal penangkap ikan dengan


mengunakan alat tangkap pancing ulur (handline). Kapal motor seberang
lor ini menangkap hasil tangkapan ikan, ketika malam tiba kapal motor
ini hanya menangkap ikan dan ketika pada siang hari kapal dan anak
buat kapal hanya bersandar dan beristirah diatas permukaan laut, dan
juga biasanya mereka memancing tengiri, gembung, geronggong dan
lain-lain.

a. Data kapal motor

Berikut ini adalah data kapal motor seberang lor, yang digunakan
pada saat praktek kerja lapangan (PKL) II didesa sungai raya, kecamatan
sungai raya kepulauan, kabupaten bengkayang.

Nama kapal :
Nama pemilik
Nama nahkoda
Nama ABK
Bahan utama kapal
Panjang X lebar X dalam : 15 m X 2,60 M X 1,80 M

19
Gambar 4.1. kapal seberang lor
b. Mesin utama kapal motot
Berikut ini adalah data mengenai mesin utama pada kapal motor
seberang lor.
Merk mesin utama : saesung
Jumlah silinder : 2
System pendingin : langsung
Kekuatan : 30 pk
Bahan bakar : solar

Gambar 4.2. mesin utama

c. Mesin bantu kapal motor seberang lor

Mesin bantu yang digunakan ole KM, seberang lor adalah mesin
generator ( gen set) yang berfungsi sebagai alat bantu kelistrikan di
kapal. Berikut adalah data mengenai mesin bantu kapal pada KM,
Seberang Lor.

20
Merk mesin : yasuka Ysk 2000
Bahan bakar : bensin

Gambar 4.3. genset mesin bantu


4.2. Pembahasan

Adapun pembahasan yang akan dibahas dalam penyusunan


laporan praktek kerja lapangan (PKL) II adalah sebagai berikut:

4.2.1. Alat Tangkap Pancing Ulur ( Hand Line)

Alat tangkpa yang digunakan pada saat praktek kerja lapangan


(PKL) II adalah alat tangkap pancing ulur (hand line). Alat tangkap
pancing ulur yaitu alat tangkap yang paling sederhana yang terdiri dari
penggulung senar, senar, kili-kili, mata pancing, umpan, dan pemberat.
Cara pengoperasian alat tangkap pancing ulur (hand line) adalah pancing
dijatuhkan kedasar perairan kemudian pancing dienjut-enjut keatas dan
ke bawah dengan cara berulang-ulang sampai pancing terasa berat atau
ada tarikan kebawah yang dilakukan oleh ikan (dimakan ikan). Alat
tangkapa pancing ulur ( hand line) yang digunakan oleh kapal motor
seberang lor adalah alat tangkap pancing yang biasa hidupnya
bergerombol, seperti ikankembung, ikan geronggong, dan ikan lainnya.

21
Gambar. 4.4. pancing yang digunakan

4.2.2. Bagian-bagian alat tangkap pancing ulur (hand line)


Pada alat tangkap pancing ulur (hand line) di kapal motor
seberang lor terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah penggulung
senar, senar, kili-kili, mata pancing, umpan, dan pemberat.

a. Penggulung senar pancing

Penggulung tali pancing yang digunakan pada alat tangkap


pancing ulur di KM, Seberang lor terbuat dari bahan kayu dan plastic,
manfaat dari pengguling tersebut adalah untuk menggulung dan
mengulur tali pada saat pengoperasian atau pun penggatian tali pancing
(senar)

Gambar 4.5. penggulung tali pancing (senar)

22
b. Tali pancing (senar)

Senar yang digunakan oleh KM, SEBERANG LOR SEBAGAI


BAHAN Kontruksi pancing ulur adalah senar berbahan plastik yang
berwarna bening. Tujuan dari senar yang berwarna bening iyalah agar
pada saat memancing senar tidak terlihat oleh ikan pada saat pancing
diturunkan kelaut, tali pancing yang biasa digunakan adalah tali pancing
dengan ukuran no : 60. Senar terbagi dengan beberapa bagian,
diantaranya yaitu tali ulur, tali pemberat, dan tali perambut.

Gambar 4.6. tali pancing (senar)

1. Tali ulur

Tali ulur adalah tali utama dari bagian-bagian pancing ulur, tali
ulur di gunakan untuk mengulur agar umpan dapat masuk ke dalam air.
Bila telah selesai di gunakan maka tali ulur dapat digulung di
penggulung pancing agar tali ulur tidak kusut dan dapat di gunakan
berulang kali.

23
Gambar 4.7. tali ulur pancing

2. Tali perambut

Tali perambut adalah tali yang di gunakan untuk mengkat mata


pancing dan umpan serta bagian tertentu dari tali pemberat agar mata
pancing dapat bemain saat di dalam air. Dengan adanya tali perambut
makan umpan yang diikat kemata pancing dapat atau bisa bermain di
dalam air, sehingga ikan mudah tergoda untuk memakan umpan pancing
tersebut.

Gambar 4.8. tali perambut pancing

3. Tali pemberat

Tali pemberat adalah tali yang di gunakan untuk mengikat dari


salah satu ujung kili-kili, tali perambut, dan pemberat. Dengan adanya
tali pem,berat tidak akan terjadi perputaran senar atau kusutnya senar
ketika saat pengoperasian.

24
Gambar 4.9. tali pemberat pada pancing

c. Kili-kili

Kili-kili iyalah alat pancing yang digunakan sebagai penymbung


tali (senar) pancing, agar tali (senar) tidak menggulung dan kusut pada
saat memancing, karena kili-kili akan berputar sesuai dengan bedan
tarikan mata pancing, bahan utama kili-kili yang di gunakan di KM,
seberang lor iyalah berbahan besi stenlis.

Gambar 4.10. kili-kili pancing


d. Mata pancing

Mata pancing adalah alat yang di gunakan dalam penangkapan


ikan yang mempunyai daya tangkap satu-persatu. Mata pancing biasanya
bebahan besi, baja yang di lapisi stenlis, dan karbon. Mata pancing yang
digunakan di KM, seberang lor adalah jenis mata pancing berbahan besi
dan mempunyai ukuran atau no 13.

25
Gambar 4.11. mata pancing

e. Umpan

umpan pancing berfungsi untuk menarik perhatian ikan, agar ikan


mau memakan umpan tersebut. Umpat yang di gunakan pada saat
pengoperasian alat tangkap pancing ulur di KM, seberang lor adalah
jenis umpan palsu yang terbuat dari tali rafia, tali rafia ini memiliki daya
tarik tersendiri untuk menarik perhatian ikan. Tali rafia ini sifatnya tahan
terkena air laut dan tidak mudah hancur ketika ikan memakannya.

Gambar 4.12. umpan pancing


f. Pemberat

Pemberat adalah salah satu komponen yang digunakan untuk


mempercepat tengelamnya umpan ataupun untuk nmembantu
mencangkau lontaran dari posisi kita, dengan adanya pemberat makan

26
umpan pancing tidak mudah melayang atau mengambang mengikut arus
air. Pemberat yang di gunakan pada alat tangkap pancing ulur di KM,
seberang lor adalah jenis pemberat berbahan dasar besi linggis atau besi
beton sudah di potong sesuai dengan ukuran yang di inginkan.

Gambar 4.13. pemberat pancing


4.2.3. Daerah Penangkapan

Daerah penangkapan ( fishing ground) adalah daerah dimana


tempat yang menjadi target nelayan untuk pengoperasian alat
tangkapnya. Pada praktek kerja lapangan (PKL) II. Daerah penangkapan
(fishing ground), KM, Seberang lor mengarahkan pada daerah perairan
di sekitar pulau lemukutan dan sekitarnya. Pada saat penentuan menuju
rumpon rumpon di mana ikan biasa berkumpul, rumpon di beri tanda
berupa pelampung. Jenis rumpon yang ada di sekitar daerah
penangkapan merupakan rumpon menetap.

4.2.4. Pengoperasian Alat Tangkap Pancing Ulur ( Hand Line)

Pada saat akan mengoperasian alat tangkap pancing ulur, ada dua
tahapan yang harus dilakukan. Yaitu tahapan penurunan alat tangkap (
setting), dan penarikan alat tangkap (hauling)

3. Penurunan alat tangkap (setting)

27
Setting merupakan proses penurunan alat tangkap, tahapan
setting bertujuan agar alat tangkap dapat beroperasi dengan baik. Kapten
kapal mencari lokasi yang banyak ikan setelah sampai pada tempat nya,
jangkar pun di campak agar kapal bertahan, setelah kapal bertahan mesin
pun di matikan untuk mempersiapkan pancing setelah semua sudah
disiapkan maka mancing pun dimulai, proses setting terdiri dari
pembukaan pancing yaitu melepaskan pemberat pancing di tepi gladak
kapal dan arahkan ke air, terus mata pancing harus satu-persatu
diturunkan, tujuannya agar mata pancing tidak saling terkait satu dengan
yang lainnya sehingga mengakibatkan tali perambut menjadi kusut.
Selanjutnya adalah mengulur pancing ke laut sampai pemberat menyetuh
dasar perairan.

Proses selanjutnya adalah tali pengulur ditarik dan diulur dengan


rentang 1 sampai 2 detik untuk sekali ulur dan sekali tarik. Penarikan
tali ulur dilakukan setinggi siku pemancing. Tujuannya agar umpan
dapat bermain-main didalam air sehingga dapat menarik perhatian ikan.

4. Penarikan alat tangkap (hauling)

Penarikan alat tangkap (hauling) adalah apa bila pancing terasa


dibawa ikan atau di enjut-enjut ikan dan apa bila tali pancing ditarik
maka akan terasa lebih berat dari keadaan normal maka penarikan pun
dilakukan, ikan yang terkena pancing harus dinaikan ke atas gladak agar
ikan tidak lepas, pastikan ketika melakukan penarikan ikan di atas gladak
tidak ada barang yang berserakan atau barang lain yangmenghalang agar
bertujuan tali tidak kusut dan berputar.

Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menarik tali ulur


sampai pada tali pemberat, saat ikan sudah tampak, tarik tali secara
perlahan kemudian naikan ikat yang tersangkut pada mata pancing dan
yang paling atas terlebih dahulu sambil dilepaskan dari mata kail sampai
pada ikan yang berada di posisi paling bawah. Saat melepaskan ikan,
pisahkan antar tali pemberat dengan tali ulur. Tujuannya adalah agar

28
mata pancing tidak saling terkait dan membuat tali perambut menjadi
kusut.

4.2.5. Penanganan Hasil Tangkapan

Penanganan hasil tangkapan terbagi atas dua macam yaitu


penanganan di atas kapal dan penanganan di darat.

1. Penanganan di atas kapal

Penanganan yang dilakukan di KM. Seberang lor yaitu dengan


cara memasukan semua hasil tangkapan sekali tangkap kedalam ember
yang telah berisi es dan hasil tangkapantersebut akan di isi dengan es
lagi sampai berulang-ulang, sampai piper terisi penuh oleh ikan hasil
tangkapan.

Gambar 4.14. penanganan hasil tangkapan diatas kapal

2. Penanganan di darat

Penangan di darat dilakukan setelah ikan di bongkar dari kapal.


Setelah itu ikan dibongkar dari kapal dan kemudian ikan yang dibongkar
akan segera di sortir berdasarkan jenis dan besarnya kemudian ikan akan

29
di cuci (disiram) untuk menghilangkan sedikit lendir yang ada pada
tubuh ikan. Setelah semuanya selesai ikan akan di lelang atau di simpan
kembali kedalam bak piber yang baru yang telah berisi es.

Gambar 4.15. penanganan hasi tangkapan di darat

4.2.6. Hasil Tangkapan

Hasil tangkapa yang diperoleh alat tangkap pancing uluir di


KM,seberang lor yaitu berupa ikan kembung, ikan geronggong, ikan
tengiri, dan beberapa jenis ikan kecil lainnya.

30
Gambar 4.16. hasil tangkapan

4.2.7. Analisa Usaha

Analisa usaha ini terdapat pada laporan berdasarkan hasil tangkapan


pancing ulur (hand line) KM, Seberang lor.

31
1. Biaya operasional
4.7. Biaya operasional
No Nama barang Volume/kg Harga satua Jumlah
keseluruhan

1. Solar 100 liter Rp. 7.000 Rp. 7.00,000

2. Bensin 40 liter Rp. 7.500 Rp. 300,000

3. Beras 10 kg Rp. 9.500 Rp. 95.000

4. Es batu 38 batang Rp. 2000 Rp. 76.000

5. Gula 3 kg Rp. 14.000 Rp. 42.000

6. Kopi 1 kg Rp. 16.000 Rp. 16.000

jumlah Rp. 1.229.000,00

2. Pendapatan
4.8. Pendapatan
No Nama Ikan VOLUME Harga Satuan Jumlah
(Kg) Keselulruhan

1. tongkol 47 kg Rp. 9500 Rp. 446,500

2. Tengiri 57 kg Rp. 12000 Rp. 684,000

3. Kuwe 40 kg Rp. 9.000 Rp. 360,000

4. tuna 60 kg Rp. 11.500 Rp. 690,000

Jumlah Rp. 2.180,500

a. Keuntungan laba/rugi

laba (keuntungan) :biaya penjualan – biaya operasional

biaya penjualan : Rp. 2.180,500,00

32
biaya operasional : Rp. 1.290.000,00

keuntungan yang diperoleh : Rp. 890,500,00

jadi pendapatan nelaya dalam 1 hari sebesar Rp. 890.500,00

HS

TONGKOL
TENGIRI
KUWE
TUNA

Gambar 4.27. diagram analis usaha penduduk desa sungai kakap 2017
a. Hasil Wawancara Dengan ibu lukas Selaku Keodinator Pelabuhan
a. Data Pelabuhan Lokasi Praktek
1. Jumlah pelabuhan atau armada kapal di desa sungai raya kepulau,
kabupaten bengkayang.
a. Kapal maupun perahu : 109 buah/unit
2. Sarana dan prasarana yang tersedia dan dapat dimanfaatkan :
a. Nama pangkalan : sungai kakap
b. Pendaratan ikan : tpi sungai kakap
c. Jumlah dan jenis fasilitas yang tersedia dan dapat digunakan :
 Gedung atau Kantor : 1 unit
 Dermaga : 2 unit
 Gudang : 2 unit
 Bengkel : 4 unit
 Air bersih : 1 unit
 BBM : 1 unit

33
3. Sarana dan prasaran fasilitas penelitian perikanan dan pelatihan
nelayan (P3N)
 Laboratorium Kimia Fisika : tidak ada
 Laboratorium Navigasi : tidak ada
 Laboratorium teknis : tidak ada
 Laboratorium oceanografi : tidak ada
 Work Shop : tidak ada
4. Daerah atau wilayah operasional kerja instansional atau lembaga
tertentu
 Radius jangkauan operasional : 200 mil
a. Jumlah tenaga kerja atau karyawan menurut pengalaman kerja :
 Kurang dari 5 tahun : 1 orang
 5-10 tahun : 2 orang
 Lebih dari 10 tahun
 : tidak ada

34
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan dalam laporan ini iyalah :
Pancing ulur (hand line) merupakan salah satu alat tangkap pancing yang amat
paling sederhana dan mudah dalam pengoperasiannya, karna hanya butuh satu
orang dalam pengoperasian dalam satu pancing, pacing ulur ( hand line) juga
memiliki beberapa kontruksi diantarany adalah penggulung senar, senar, kili-kili,
mata pancing, umpan, dan pemberat. Pengoperasian alat tangkap pancing ulur
(hand line) dilakukan dirumpon-rumpon, dimana rumpon-rumpon ini merupakan
tempat biasa ikan-ikan berkumpul.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam laporan ini adalah
sebagai berikut :
Pada saat pengoperasian alat tangkap pancing ulur (hand line) sebaiknya
nelayan menyiapkan cadangan mata pancing terlebih dahulu sebelum
pengoperasian dimulai, agar apa bila pancing kusut atau putus pada saat
pengoperasian bisa diganti secepatnya.
Kapal motor seharusnya dilengkapi atau memiliki alat penyelamatan
seperti jaket pelampung agar saat terjadi insiden pada saat operasi dapat
digunakan dengan semestinya dan berguna dengan semestinya.

35
DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa, 1997, teknik penangkapan ikan, bagian teknik penangkapan ika.


Institut pertanian, bogor.
Ardidja S. 2007, alat penangkapan ikan, stp press, jakarta.
Rahmat E. 2007, pengunaan pancing ulur untuk menangkap ikan pelagis
Besar. Lipi jurnal, balai riset perikanan laut jakarta.

http://perangkapikan.blogspot.com/2012/10/alat-tangkap-pancing-senar-
mata pancing.html (Diakses Tanggal .....................)

36

Вам также может понравиться