Вы находитесь на странице: 1из 35

BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Medis

A. Definisi

Artritis Reumatoid atau Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit


autoimun sistemik (Symmons, 2006). RA merupakan salah satu kelainan
multisistem yang etiologinya belum diketahui secara pasti dan dikarateristikkan
dengan destruksi sinovitis (Helmick, 2008). Penyakit ini merupakan peradangan
sistemik yang paling umum ditandai dengan keterlibatan sendi yang simetris
(Dipiro, 2008). Penyakit RA ini merupakan kelainan autoimun yang
menyebabkan inflamasi sendi yang berlangsung kronik dan mengenai lebih dari
lima sendi (poliartritis) (Pradana, 2012)

B. Etiologi

Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya


dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan
lingkungan (Suarjana, 2009)

 Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1 dan faktor ini


memiliki angka kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60% (Suarjana,
2009).
 Hormon Sex, perubahan profil hormon berupa stimulasi dari Placental
Corticotraonin Releasing Hormone yang mensekresi dehidropiandrosteron
(DHEA), yang merupakan substrat penting dalam sintesis estrogen
plasenta. Dan stimulasi esterogen dan progesteron pada respon imun
humoral (TH2) dan menghambat respon imun selular (TH1). Pada RA
respon TH1 lebih dominan sehingga estrogen dan progesteron
mempunyai efek yang berlawanan terhadap perkembangan penyakit ini
(Suarjana, 2009).

3
 Faktor Infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa menginfeksi sel induk
semang (host) dan merubah reaktivitas atau respon sel T sehingga muncul
timbulnya penyakit RA (Suarjana, 2009).
 Heat Shock Protein (HSP), merupakan protein yang diproduksi sebagai
respon terhadap stres. Protein ini mengandung untaian (sequence) asam
amino homolog. Diduga terjadi fenomena kemiripan molekul dimana
antibodi dan sel T mengenali epitop HSP pada agen infeksi dan sel Host.
Sehingga bisa menyebabkan terjadinya reaksi silang Limfosit dengan sel
Host sehingga mencetuskan reaksi imunologis (Suarjana, 2009).
 Faktor Lingkungan, salah satu contohnya adalah merokok (Longo, 2012).

C. Manifestasi klinis

RA dapat ditemukan pada semua sendi dan sarung tendo, tetapi paling
sering di tangan. RA juga dapat menyerang sendi siku, kaki, pergelangan kaki
dan lutut. Sinovial sendi, sarung tendo, dan bursa menebal akibat radang yang
diikuti oleh erosi tulang dan destruksi tulang disekitar sendi (Syamsuhidajat,
2010).

Selain itu ada beberapa manifestasi yang timbul, yaitu :

 Edema
 Kelemahan otot
 Kerusakan sendi
 Nyeri
D. Patofisiologi

RA merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerang sendi. Reaksi


autoimun terjadi dalam jaringan sinovial. Kerusakan sendi mulai terjadi dari
proliferasi makrofag dan fibroblas sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah
perivaskular dan terjadi proliferasi sel-sel endotel kemudian terjadi
neovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh
bekuan kecil atau sel-sel inflamasi. Terbentuknya pannus akibat terjadinya

4
pertumbuhan yang iregular pada jaringan sinovial yang mengalami inflamasi.
Pannus kemudian menginvasi dan merusak rawan sendi dan tulang Respon
imunologi melibatkan peran sitokin, interleukin, proteinase dan faktor
pertumbuhan. Respon ini mengakibatkan destruksi sendi dan komplikasi sistemik
(Surjana, 2009).

E. Penatalaksanaan
a) Terapi Farmakologik Artritis Reumatoid

Obat-obatan dalam terapi RA terbagi menjadi lima kelompok, yaitu:

1. NSAID (Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs) untuk mengurangi rasa


nyeri dan kekakuan sendi.
2. Second-line agent seperti injeksi emas (gold injection), Methotrexat dan
Sulphasalazine. Obat-obatan ini merupakan golongan DMARD.
Kelompok obat ini akan berfungsi untuk menurukan proses penyakit dan
mengurangi respon fase akut. Obat-obat ini memiliki efek samping dan
harus di monitor dengan hati-hati.
3. Steroid, obat ini memiliki keuntungan untuk mengurangi gejala
simptomatis dan tidak memerlukan montoring, tetapi memiliki
konsekuensi jangka panjang yang serius.
4. Obat-obatan immunosupressan. Obat ini dibutuhkan dalam proporsi kecil
untuk pasien dengan penyakit sistemik.
5. Agen biologik baru, obat ini digunakan untuk menghambat sitokin
inflamasi. Belum ada aturan baku mengenai kelompok obat ini dalam
terapi RA.

Terapi yang dikelompokan diatas merupakan terapi piramida terbalik, dimana


pemberian DMARD dilakukan sedini mungkin. Hal ini didapat dari beberapa
penelitian yaitu, kerusakan sendi sudah terjadi sejak awal penyakit, DMARD
terbukti memberikan manfaat yang bermakna bila diberi sedini mungkin, manfaat
penggunaan DMARD akan bertambah bila diberi secara kombinasi, dan DMARD
baru yang sudah tersedia terbukti memberikan efek yang menguntungkan bagi
pasien. Sebelumnya, terapi yang digunakan berupa terapi piramida saja dimana
terapi awal yang diberikan adalah terapi untuk mengurangi gejala saat diganosis

5
sudah mulai ditegakkan dan perubahan terapi dilakukan bila kedaaan sudah
semakin memburuk.

DMARD (Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs), pemilihan jenisnya pada


pasien harus mempertimbangkan kepatuhan, berat penyakit, pengalaman dokter,
dan penyakit penyerta. DMARD yang paling sering digunakan adalah MTX
(Metrothexate), hidroksiklorokuin atau klorokuin fosfat, sulfasalazin, leflunomide,
infliximab dan etarnecept.

Dalam pemberian DMARD perlu dilakukan evaluasi dasar terhadap


keamanannya. Rekomendasi evaluasi dasar yang direkomendasikan oleh ACR
adalah pemeriksaan darah perifer lengkap, kreatini serum, dan transaminase hati .

Dalam terapi farmakologi pasien RA, terapi kombinasi memiliki nilai yang lebih
superior dibanding monoterapi. Kombinasi yang efektif dan aman digunakan
berupa:

1) MTX + hidroksiklorokuin,
2) MTX + hidroksiklorokuin + sulfasalaxine,
3) MTX + sulfasalazine + prednisolone,
4) MTX+ leflunomid
5) MTX+ infliximab
6) MTX+ etanercept
7) MTX+ adalimumab
8) MTX+ anakinra
9) MTX+ rituximab
10) MTX+ inhibitor TNF (lebih efektif dan lebih mahal)

Rekomendasi praktek klinik untuk terapi RA dengan bukti evidence paling baik
adalah penderita RA harus diterapi sedini mungkin dengan DMARD untuk
mengontrol gejala dan menghambat perburukan penyakit, NSAID diberikan
dengan dosis rendah dan harus diturunkan setelah DMARD mencapai respon yang
baik, krotikosteroid diberikan dalam dosis rendah dan pemberian dalam waktu
pendek, terapi kombinasi lebih baik dibanding dengan monoterapi

NSAID yang diberikan pada RA digunakan sebagai terapi awal untuk mengurangi
nyeri dan pembengkakan. Obat ini tidak merubah perjalanan penyakit.

6
Penggunaan NSAID pada RA mempunyai resiko komplikasi serius yang dua kali
lebih besar daripada penderita OA. Penggunaan obat ini harus dipantau dengan
ketat

Penggunaan glukokortikoid kurang dari 10 mg per hari cukup efektif untuk


meredakan gejala dan dapat memperlambat kerusakan sendi. Pemberiannya harus
diimbangi dengan pemberian kalsium dan vitamin D. Pemberian secara injeksi
cukup aman bila hanya mengenai satu sendi dan RA mengakibatkan disabilitas
yang bermakna (Suarjana, 2010).

b) Terapi non-Farmakologik Artritis Reumatoid

Terapi non-farmakologi melingkupi terapi modalitas dan terapi komplementer.


Terapi modalitas berupa diet makanan (salah satunya dengan suplementasi minyak
ikan cod), kompres panas dan dingin serta massase untuk mengurangi rasa nyeri,
olahraga dan istirahat, dan penyinaran menggunakan sinar inframerah. Terapi
komplementer berupa obat-obatan herbal, accupressure, dan relaxasi progressive
(Afriyanti, 2009).

Terapi bedah dilakukan pada keadaan kronis, bila ada nyeri berat dengan
kerusakan sendi yang ekstensif, keterbatasan gerak yang bermakna, dan terjadi
ruptur tendo. Metode bedah yang digunakan berupa sinevektomi bila destruksi
sendi tidak luas, bila luas dilakukan artrodesis atu artroplasti. Pemakaian alat
bantu ortopedis digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari
(Sjamsuhidajat, 2010)

F. Komplikasi

Komplikasi penyakit dapat mempersingkat hidup beberapa tahun pada


beberapa individu, meskipun rheumatoid arthritis itu sendiri tidak fatal. Secara
umum rheumatoid arthritis bersifat progresif dan tidak dapat disembuhkan, tetapi
pada beberapa pasien penyakit ini secara bertahap menjadi kurang agresif dan
gejala bahkan dapat membaik. Bagaimanapun, jika terjadi kerusakan tulang dan
ligamen serta terjadi perubahan bentuk, efeknya akan permanen. Kecacatan dan

7
nyeri sendi dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang umum. Sendi yang
terkena bisa menjadi cacat, kinerja tugas bahkan tugas biasa sekalipun mungkin
akan sangat sulit atau tidak mungkin. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi
kualitas hidup pasien. Selain itu, rheumatoid arthritis adalah penyakit sistemik
yang dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh selain sendi. Efek ini meliputi :

1). Anemia, anemi terjadi dengan penyakit inflamasi kronis, seperti RA. RA
dapat dikaitkan dengan jenis anemia aplastik dan anemia defisiensi besi.
Ketika RA aktif, respon autoimun menyebabkan peradangan pada sendi
dan jaringan lain. Peradangan inilah yang dapat menurunkan produksi sel
darah merah dan menyebabkan pelepasan protein tertentu yang
mempengaruhi respon tubuh untuk menggunakan zat besi.
2). Infeksi , Pasien dengan RA memiliki risiko lebih besar untuk infeksi. Obat
imunosupresif akan lebih meningkatkan risiko.
3). Masalah gastrointestinal, Pasien dengan RA mungkin mengalami
gangguan perut dan usus. Kanker perut dan kolorektal dalam tingkat yang
rendah telah dilaporkan pada pasien RA.
4). Osteoporosis, Kondisi ini lebih umum daripada rata-rata pada wanita
postmenopause dengan RA, pinggul yang sangat terpengaruh. Risiko
osteoporosis tampaknya lebih tinggi daripada rata-rata pada pria dengan
RA yang lebih tua dari 60 tahun.
5). Penyakit paru-paru, Sebuah studi kecil menemukan prevalensi tinggi
peradangan paru dan fibrosis pada pasien yang baru didiagnosis RA,
namun temuan ini dapat dikaitkan dengan merokok.
6). Penyakit jantung, RA dapat mempengaruhi pembuluh darah dan
meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik koroner.
7). Sindrom Felty, Kondisi ini ditandai dengan splenomegali, leukopenia dan
infeksi bakteri berulang. Ini mungkin merupakan respon disease-
modifying antirheumatic drugs (DMARDs).
8). Limfoma dan kanker lainnya, RA terkait perubahan sistem kekebalan
tubuh mungkin memainkan peran. Pengobatan yang agresif untuk RA
dapat membantu mencegah kanker tersebut. (Shiel, 2011)
G. Prognosis
Diagnosis dan pengobatan yang terlambat dapat membahayakan
pasien. Sekitar 40% pasien rheumatoid arthritis ini menjadi cacat setelah

8
10 tahun. Akan tetapi, hasilnya sangatlah bervariasi. Beberapa pasien
menunjukkan progresi yang nampak seperti penyakit yang akan sembuh
dengan sendirinya, sedangkan pasien lain mungkin menunjukkan
progresi penyakit yang kronis (Temprano, 2011).
Prognosis yang buruk dapat dilihat dari hasil tes yang
menunjukkan adanya cedera tulang pada tes radiologi awal, adanya
anemia persisten yang kronis dan adanya antibodi anti-CCP (Temprano,
2011). Rheumatoid arthritis yang aktif terus-menerus selama lebih dari
satu tahun cenderung menyebabkan deformitas sendi serta kecacatan.
Morbiditas dan mortalitas karena masalah kardiovaskular meningkat pada
penderita rheumatoid arthritis. Secara keseluruhan, tingkat mortalitas
pasien rheumatoid arthritis adalah 2,5 kali dari populasi umum
(Temprano, 2011).

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
 Pemeriksaan Subjektif Pada Pasien

Kategori Pertanyaan untuk riwayat Rasional

kesehatan
Data -Berapa umur klien ? Rematik terjadi pada
1–5 % orang dewasa di
Demografi
seluruh dunia dan lebih
sering terjadi pada usia 20-
40 tahun (dr. Tania Savitri)
Kebanyakan penderita
rheumatoid arthritis berusia
40 tahun ke atas, tapi bisa

9
juga menjangkiti orang pada
usia berapa pun.
www.alodokter.com
- Apa jenis kelamin klien ? Wanita 2,5 kali lebih

sering terkena penyakit ini

dibanding pria.
"Perempuan lebih

banyak yang mengalami

artritis reumatoid. Kenapa?

Karena perempuan punya

hormon estrogen dan kondisi

ini tak bisa dicegah," ujar dr

Andry Reza Rahmadi, SpPD,

MKes, dokter spesialis

penyakit dalam RS Hasan

Sadikin Bandung.

10
-Pekerjaan klien ? Pekerjaan/aktivitas
merupakan salah satu faktor
munculnya penyakit rematik.

Berbagai aktivitas
dengan beban pekerja dan
daya tekanannya yang dapat
memperberat sendi dan
pekerjaan yang banyak
menggunakan tangan dalam
jangka waktu yang lama,
sering yang menjadi
keluhan-keluhan yang dapat
dirasakan pada setiap
penderita penyakit rematik
(Putri, 2012).

Riwayat Apa Keluhan utama


Biasanya klien datang
Kesehatan klien ?
dengan nyeri pada perendian,
yang disertai kekakuan,
merah, dan pembengkakan
yang bukan disebabkan
karena benturan/kecelakaan
dan berlangsung kronis.
Gangguan terutama muncul
pada pagi hari
Riskesdas,2013.
Riwayat Kesehatan Biasanya saat di lakukan
pengkajian klien merasa
Sekarang
nyeri pada perendian, yang

11
disertai kekakuan, merah,
dan pembengkakan yang
bukan disebabkan karena
benturan/kecelakaan dan
berlangsung kronis.
Gangguan terutama muncul
pada pagi hari
Riskesdas,2013.
Riwayat kesehtan kelurga Genetic, berupa

hubungan dengan gen HLA-

DRB1 dan faktor ini

memiliki angka kepekaan

dan eksprsi penyakit sebesar

60% (Suarjana,2009)
Riwayat kesehatan Biasanya penyakit hipertiroid
ini gejalanya timbul dalam
dahulu
waktu yang lama dan belum
di rasakan oleh klien, dan
merupakan penyakit yang
susah di sembuhkan dan
membutuhkan pengobatan
yang kontinu.
(Andra & Yesi. 2013)

 Pemeriksaan Objektif pada pasien

Kategori Temuan Pada Temuan Abnormal

Pengkajian

12
Kepala dan Rambut yang sehat Terdapat alopecia areata , yang

Rambut : dapat begerak dengan menyebabkan terjadinya lingkaran-

 Rambut mudah karena teksturnya lingkaran kebotakan pada kepala . dr Eni

lembut dan rambut Yulvia S, 2017 – allodokter.com

elastis,tidak mudah patah

hanya karena tertarik atau

terkena sisir

(www. kompas.com)

 Mata dan Terdapat peradangan pada mata-

mulut Mata sehat pada mata dan mulut yang dapat menyebabkan

umunya terlihat cerah dan kekeringan pada mata dan mulut yang di

bersinar . Kornea (selaput sebut syndrom sjogren. (Raharjo,2013

bening) benar-benar jernih dalam www.mday.info)

dan letaknya di tengah Sjogren’s syndrome, hanya 10%

(simetris) antara kedua pasien yang memiliki secondary sjogren’s

mata, bagian putih benar- syndrome. Sjogren’s syndrome ditandai

benar putih, pupil benar- dengan keratoconjutivitis sicca (dry eyes)

benar terlihat hitam, jernih atau xerostomia (Longo, 2012).

dan ada reflek cahaya,

mengecil bila ada sinar,

kelopak mata dapat

membuka dan menutup

13
dengan baik dll.

Dwina Yunita Marsya

dalam www.academia.edu

Kulit Kulit merupakan Vaskulitis, terjadi pada <1%

bagian terluar tubuh penderita, terjadi pada penderita dengan

manusia sehingga mudah penyakit RA yang sudah kronis (Longo,

terlihat oleh orang lain. 2012).

Luas kulit orang dewasa 1.5

m2. Ketebalan dan kondisi

kulit sangat bervariasi

tergantung umur, jenis

kelamin, ras, iklim, dan

lokasi tubuh. (Anonym,

2010)

14
Thoraks :

 Jantung Jantung (cardiac) pada <10%


Jantung adalah organ
penderita. Manifestasi klinis pada
berotot yang terdiri dari otot
jantung yang disebabkan oleh RA
jantung, yaitu otot yang
tidak ditemukan di tempat adalah perikarditis, kardiomiopati,
lain tubuh. Fungsi utamanya
miokarditis, penyakti arteri koreoner
adalah untuk membantu
atau disfungsi diastol (Longo, 2012).
jantung memompa darah
secara efiesien. Akan tetapi,
di luar permukaan jantung
terdapat pericardium, yaitu
kantung tipis yang berisi
cairan dan terdiri dari dua
lapis tipis.
www.docdoc.com

Ekstremitas Kaspsu sendi terdiri RA dapat ditemukan pada semua

dari syatu selaput penutup sendi dan sarung tendo, tetapi paling

fibrosa padat, suatu lapisan sering di tangan. RA juga dapat

dalam yang terbentuk dari menyerang sendi siku, kaki,

jaringan peyambung pergelangan kaki dan lutut. Sinovial

berpembuluh darah banyak sendi, sarung tendo, dan bursa menebal

dan sinovium yang akibat radang yang diikuti oleh erosi

membentuk suatu kantung tulang dan destruksi tulang disekitar

yang melapisi seluruh sendi (Syamsuhidajat, 2010).

15
sendih, dan membungkus Artritis yang terjadi pada RA

tendon-tendon yang disebabkan oleh sinovitis, yaitu

melintasi sendi. Sinovium inflamasi pada membran sinovial yang

tidak meluas melampaui membungkus sendi. Sendi yang terlibat

permukaan sendi, tetapi umumnya simetris, meski pada awal

terlipat sehingga bisa jadi tidak simetris. Sinovitis ini

memungkinakan gerakan menyebabkan erosi permukaan sendi

sendi secara penuh. sehingga terjadi deformitas dan

Lapisan-lapisan bursa kehilangan fungsi (Nasution, 2011).

seluruh persedian Sendi pergelangan tangan hampir

membentuk sinovium. selalu terlibat, termasuk sendi

Periosternum tidak interfalang proksimal dan

melewati kapsul. metakarpofalangeal (Suarjana, 2009).

http://digilib.itb.ac.id D

itandai

adanya kontraksi tendon saat terjadi

kerusakan pada jaringan sinovial

(Nasution, 2011).

Pada stadium ini terjadi

perubahan secara progresif dan

berulang kali, deformitas dan gangguan

16
fungsi yang terjadi secara menetap

(Nasution, 2011).

Nodular RA sering disebut

dengan felty syndrome. Sindrom ini

terjadi pada penderita RA tahap akhir

(Longo, 2012).

 Pengkajian laboratorium

N Te Definisi/Nilai normal Kelainan yang ditentukan


o s
1 Te ANA adalah kelompok auto ANA ditemukan pada pasien
. st ANA antbodi unik yang memiliki dengan sejumlah penyakit autoimun
positif kemampuan untuk menyerang seperti SLE (paling sering), sclerosis
struktur dalam inti materi genetic sistemik progresif (PSS), Sindrom
yang disebut DNA Slorgen, Sindrom CREST, Reumatoid
ANA merupakan immune globulin Arthritis, Skleroderma, mono
(IgM,IgGdan IgA) nucleosis infeksiosa, polymyositis,
Test antibody anti-nuklear Tiroiditis Hashimoto, juvenile diabetes
(Antinuclear Antibodies test ANA ) melitus, penyakit Addison, vitiligo,
digunakan untuk mengukur kadar anemia pernisiosa, glumerulonefritis,
dan pola aktivitas antibody pada dan fibrosis paru
darah yang melawan tubuh (reaksi Kepustakaan menulis akan
autoimun) bahwa hasil tes ANA positif pada .
95% kasus LES
Nilairujukan : Positif Tes ANA postif pada orang

17
dengan gejala klnis yang menunjukan
SLE
Tes ANA positif pada
rheumatoid artrhtis
2 LE Laju Endap Darah adalah Masalah klinis
. D kecepatan pengendapan sel-sel Anemia dan rheumatoid
eritrosit di dalam tabung berisi arthritis akan ditemukan peningkatan
darah yang telah diberi anti LED melewati ambang normal
koagulan dalamwaktu satu jam
( Bridgen 1999)
Nilairujukan :
Pria ,15 mm/1 jam
Wanita ,20 mm/1 jam
3 Le Leukosit adalah sel darah putih/ sel pada Arthritis Rematoid
. ukosit darah yang tidak mengandung leukosit normal atau sedikit
pigmen meningkat.

Nilai rujukan : 3200-10.000/mm3


SI : 3,2-10,0 X 109/L
4 An Anemia adalah keadaan Anemia normo sitkhipokrom
. emia berkurangnya jumlah eritrosi tatau akibat adanya inflamasi yang kronik
normosit hemoglobin ( protein pembawa
khipokro O2) dari nilai normal dalam darah
m sehingga tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk membawa O2
dalam jumlah yang cukup
kejaringan perifer sehingga
pengiriman O2 kejaringan
menurun.

Nilai normal :
Anak :
6 bulan-6 tahun = <11
6 tahun- 14 tahun =<12
Dewasa :
Laki-lakidewasa= <13
Ibuhamil = <11
5 Tr Trombosit adalah fragmen Trombostopenia berhubungna
. ombosit sitoplasma megakariosit yang tidak dengan kanker, splenektomi,
berinti danterbentuk di sum-sum polisitemiavera, trauma, sirosis,
tulang (Kosasih,2008) myelogeneus, stress dan arthritis

18
Trombosit (keeping-keping rheumatoid,
darah) adalah fragmen sitoplasma Trombosit meningkat.
tanpa inti berdiameter 2-4 um yang
berasal dari megakariosit
(Sheerwood, 2011)

Nilairujukan : 170-380.
10 /mm3
3

SI : 170-380. 109/L
6 Ka Albumin merupakan protein Kadar albumin serum turun dan
. dar plasma yang paling banyakdalam globulin naik pada Arthritis
albumin tubuh manusia, yaitu sekitar 55- Reumatoid
serum 60% dan total kadar protein serum
dan normal adalah 3,8 – 5,0 g/dl.
globulin ( Marzuki,2003)

Nilai rujukan : 3,5 – 5,0 g%


SI : 35-50 g/L
7 X- X-Rey adalah suatu Semua sendi dapat terkena, tapi
. Rey proyeksi radiograf dari thorax yang tersering adalah sendi
untuk mendiagnosis kondisi-
metatarsophalangeal dan biasanya
kondisi yang mempengaruhi simetris sendis akroiliaka juga sering
thorax, isi dan struktur-struktu terkena. Pada awalnya terjadi
didekatnya. pembengkakan jaringan lunak dan
deminereralisasi juksta articular.
Batasan rujukan: semua Kemudian terjadi peneyempitan sendi
pasien pria dan wanita dewasa usia dan erosi.
20 sampai 60 tahun, foto toraks
standara mempunyai Cardio
thoracic ratio (CTR) normal,
yaitu<0,5.

2. Diagnosa
1). Nyeri Akut (D.0077)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
2). Hipervolemia (D.0022)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan

19
3). Resiko jatuh(D.0143)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
4). Hambatan Mobilitas Fisik (00085)
Kategori : fisiologis
Sub kategori : aktivitas/istirahat

5). Risiko Infeksi (0142)


Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
3. Intervensi

TERLAMPIR

20
Intervensi

N Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional


o Keperawatan
1 Nyeri Akut Noc : Nic:
. (D.0077)  Kontrol nyeri Observasi Observasi
 Tingkat nyeri 1. Evaluasi pengalaman nyeri di 1. Untuk mengetahui apakah
Kategori :  Tingkat masa lalu yang meliputi nyeri yang dirasakan klien
Psikologis ketidaknyaman riwayat nyeri kronik individu berpengaruh terhadap yang
Subkategori : an atau keluarga atau nyeri yang lainnya
Nyeri dan menyebabkan
Kenyamanan Setelah dilakukan disability/ketidakmampuan/ke
tindakan cacatan, dengan tepat
Definisi: keperawatan selama
Pengalaman ……x24 jam Mandiri Mandiri
sensorik atau diharapkan nyeri 1. Gunakan strategi komunikasi 1. Agar pasien mau
emosional yang akut dapat diatasi terapeutik untuk mengetahui menceritakan pengalaman
berkaitan dengan dengan kriteria pengalaman nyeri dan nyerinya kepada perawat.
kerusakan jaringan hasil: sampaikan penerima pesan
aktual atau pasien terhadap nyeri.
fungsional, dengan 1. Klien mampu
onset mendadak mengenali 2. Lakukan pengkajian nyeri 2. Untuk mengetahui tingkat
atau lambat dan kapan nyeri komperhensif yang meliputi nyeri pasien.
berintensitas ringan terjadi lokasi, karakteristik, onset atau
hingga berat 2. Klien mampu durasi, frekuensi, kualitas,
berlangsung kurang menggambarkan intensitas atau berat nyeri dan
dari tiga bulan factor penyebab faktor pencetus
3. Klien mampu

21
Gejala dan Tanda menggunakan 3. gali bersama pasien faktor- 3. Untuk mengurangi dan
Mayor tindakan faktor yang dapat menurunkan pasien mampu
Subjektif : pengurangan atau memperberat nyeri menentukan faktor yang
(nyeri) tanpa dapat memperburuk nyeri
1. Mengeluh analgesic yang dirasakan klien
nyeri 4. Klien dapat
mengenali apa 4. tentukan kebutuhan frekuensi 4. Untuk mengetahui
Objektif : yang terkait untuk melakukan pengkajian ketidaknyamanan yang
dengan gejala ketidaknyamanan pasien dan klien rasakan
1. Tampak nyeri menginplementasi rencana
meringis 5. klien tidak monitor
2. Bersikap terganggu nyeri
protektif otot Health education Health education
(misalnya 1. berikan informasi mengenai 1. Untuk mengetahui apakah
waspada nyeri, seperti penyebab nyeri, terjadi pengurangan rasa
posisi berapa lama nyeri akan nyeri atau nyeri yang
menghinda dirasakan, dan antisipasi dan dirasakan klien bertambah.
ri nyeri) ketidaknyamanan akibat
3. Gelisah prosedur.
4. Frekuensi
nadi
meningkat 2. ajarkan prinsip-prinsip 2. Agar pasien mampu
5. Sulit tidur manajemen nyeri mengurangi nyeri sampai
Gejala Tanda pada tingkat kenyamanan
Minor : nyeri
Subjektif :
(Tidak tersedia) Kolaborasi Kolaborasi
Objektif : 1. kolaborasi dengan pasien , 1. Agar pasien mampu

22
1. Tekanan orang terdekat, dan tim melakukan tindakann non
darah kesehatan lainnya untuk farmakologi penurunan
meningkat memilih dan rasa nyeri
2. Pola nafas mengimplementasikan
berubah tindakan penurunan nyeri non
3. Nafsu farmakologi sesuai kebutuhan
makan
berubah 2. periksa ketidaknyamanan 2. Agar petugas kesehatan
4. Proses bersama pasien, catat lain dapat mengetahui
berpikir perubahan dalam catatan tingkat ketidaknyamanan
terganggu medis pasien, informasikan pasien
5. Menarik petugas kesehatan lain yang
diri merawat pasien
6. Berfokus
pada diri
sendiri
7. diakoresis

2 Hipervolemia  Keseimbangan Observasi


.
(D.0022) cairan 1. Monitor edema perifer 1. Edema perifer dapat
 Status nutrisi: menunjukkan adanya
Kategori : asupan makanan kelebihan volume cairan
dan cairan 2. Monitor intake dan output 2. Intake yang lebih besar dari
Fisiologis
output dapat meningkatkan
Subkategori :
Tujuan : volume cairan
Nutrisi dan Cairan
3. Monitor suara jantung yang

23
Setelah dilakukan abnormal 3. Suara jantung abnormal dapat
Definisi : tindakan keperawatan menunjukkan apakah terdapat
Peningkatan selama ….x24 jam penumpukan cairan
volume cairan diharapkan
intravascular, hipervolemia dapat
Mandiri
interstisial, teratasi. Mandiri
1. Timbang berat badan tiap hari
dan/atau 1. Untuk memantau perubahan
dengan waktu yang tetap/sama
intraselular Kriteria Hasil: berat badan pasien secara
2. Tinggikan kepala tempat tidur
 Berat badan stabil teratur
 Edema perifer untuk memperbaiki ventilasi, 2. Meningkatkan kenyamanan
Gejala Dan Tanda
 Kram otot sesuai kebutuhan klien
Mayor:  Keseimbangan
Data Subjektif : intake dan output 3. Reposisi pasien dengan edema
1. Ortopnea dalam 24 jam dependent secara teratur, sesuai
2. Dispnea
kebutuhan 3. Untuk mencegah adanya
3. Paroxysmal
Health Education tekanan pada edema
nocturnal
1. Instruksikan pasien dan
dyspnea (PND)
Health Education
keluarga mengenai intervensi
Data Objektif
1. Agar pasien dan keluarga dapat
yang direncanakan untuk
1. Edema anasarka
berpartisipasi dalam
menangani hipervolemia
dan /atau edema

24
perifer Kolaborasi penanganan hipervolemia
2. Jugular Venous
1. Berikan obat yang diresepkan
Pressure (JVP) Kolaborasi
untuk mengurangi preload
dan /atau Cental 1. Pemberian obat Furosemide
(mis, furosemide,
Venous Pressure dapat mengurangi cairan berlebih
spironolakton, morphine, dan
(CVP) dalam tubuh (edema)
nitrogliserin)
Meningkat
3. Refleks
hepatojugular
positif
Gejala dan Tanda
Minor :
Data Subjektif : -
Data Objektif :
1. Distensi vena
jugularis
2. Intake lebih
banyak dari
output (balans
cairan positif)

25
3. Kongesti paru

Resiko Kejadian jatuh Obseravsi: Observasi


Jatuh(D.0143)
3 Setelah dilakukan  Monitor kemampuan untuk  Untuk mengetahui
. tindakan keperawatan berpindah dari tempat tidur ke seberapa mampu klien
Kategori:
selama.....x24jam kursi dan sebaliknya untuk berpindah tempat
Lingkungan diharapkan kejadian
Subkategori jatuh pada klien dapat
: Keamanan dan diatasi dengan kriteria
Proteksi hasil :  Untuk mengetahui
perilaku yg dapat
 Identifikasi perilaku dan faktor
Definisi : a) Tidak jatuh saat mempengaruhi risiko jatuh
yg mempengaruhi risiko jatuh
berdiri
Berisiko
mengalami b) Tidak jatuh saat
kerusakan fisim berjalan
dan gangguan c) Tidak jatuh saat
kesehatan akibat duduk  Untuk mengetahui
terjatuh  Identifikasi karakteristik dari karakteristik lingkungan
d) Tidak jatuh dari
tempat tidur lingkungan yang mungkin yg dapat meningkatkan
Kondisi meningkatkan potensi jatuh potensi jatuh
Kinis Terkait:

26
1. Mandiri
Osteoporosis  Untuk mengetahui apakah
2. Kejang Mandiri klien pernah memiliki
3. Penyakit  Kaji ulang riwayat jatuh riwayat jatuh agar perawat
sebrovaskular bersama dengan klien dan dapat melakukan tindakan
4. Katarak keluarga selanjutnya
5. Glaukoma
6. Demensia  Agar klien dapat merubah
7. Hipotensi gaya berjalan untuk
8. Amputasi  Sarankan perubahan pada gaya mengurangi risiko jatuh
9. berjalan (terutama kecepatan) klien
Intoksikasi
10.  Agar mempermudah klien
Preeklamsi menjangkau benda-benda
 Letakan benda-benda yang yg diperlukan sehingga
diperlukan klien dalam risiko jatuh dapat diatasi
jangkauan yg mudah dijangkau
 Agar klien bisa
klien
mendapatkan bantuan
secara cepat
 Instrusikan klien untuk
memanggil bantuan terkait
pergerakan dengan cepat

 Untuk mengurangi risiko

27
terjadinya jatuh

 Sarankan klien untuk Health Education


menggunakan alas kaki yang  Agar keluarga keluarga
tepat dapat mengetahui resiko
jatuh dan dapat
Health Education menurunkan risiko jatuh
 Ajarkan anggota keluarga pada klien
mengenai faktor risiko yang
berkontribusi terhadap adanya
kejadian jatuh dan bagaiman
keluarga bisa menurunkan
risiko jatuh tersebut
 Agar klien mampu
beradaptasi dengan gaya
 Ajarkan klien untuk berjalan yg tepat
beradaptasi terhadap
modifikasi gaya berjalan yg
telah disarankan (terutama
kecepatan)
 Untuk meminimalisir
risiko jatuh pasien
 Ajarkan klien bagaimana bisa
jatuh, untuk mengurangi
terjadinya risiko jatuh

28
Kolaborasi:
Kolaborasi:
 Untuk meminimalkan efek
 Berkolaborasi dengan tim
samping terhadap obat-
kesehatan lain untuk
obatan
meminimalkan efek samping
dari pengobatan yang
berkontribusi pada kejadian
jatuh (mis., hipotensi
ortostatistik dan cara berjalan
[terutama kecepatan] yang
tidak mantap/seimbang

4 Hambatan NOC NIC


. Mobilitas Fisik  Pergerakan Observasi
(00085)  Pergerakan 1. tentukan batasan pergerakan 1. menentukan batasan
Kategori : sendi sendi dan efeknya terhadap fungsi pergerakan klien membantu
fisiologis sendi dalam menentukan intervensi
Sub kategori : Tujuan yang diberikan
Setelah dilakukan
aktivitas/istirahat tindakan keperawatan 2. mengatasi
Definisi: dalam waktu ...x24 jam 2. monitor lokasi dan ketidaknyamanan dalam
keterbatasan dalam diharapkan hambatan kecenderungan adanya nyeri dan pergerakan membantu klien lebih
mobilitas fisik
gerakan fisik dari ketidaknyamanan selama muda dalam melakukan

29
satu atau lebih berkurang dengan pergerakan/aktifitas mobilisasi
ekstremitas secara kriteria hasil :
1. keseimbangan tidak
mandiri dan
terganggu
terarah. 2. cara berjalan tidak Mandiri 1. mengontrol nyeri
terganggu 1. inisiasi pengukuran control membantu klien meringankan
3. gerakan sendi tidak
Penyebab : nyeri sebelum memulai latihan sendi nyeri saat pergerakan
terganggu
1. gangguan 4. klien dapat bergerak 2. memudahkan pergerakan
musculoske dengan mudah 2. pakaikan baju yang tidak pasien
letal menghambat pergerakan pasien 3. menghindari cedera pada
2. Kekakuan
3. lindungi pasien dari trauma klien
sendi
selama latihan
3. Penurunan
4. lakukan latihan ROM pasif 4. terapi yang sesuai
kendali otot
4. Penurunan atau ROM dengan bantuan sesuai memudahkan proses pemulihan
masa otot indikasi klien
5. Penurunan
kekuatan
Health education
otot
1. jelaskan pada pasien atau 1. agar klien dan keluarga
6. Program
keluarga manfaat dan tujuan mampu memahami tujuan
pembatasan
melakukan latihan sendi dilakukan latihan ROM
gerak

30
2. instruksikan pasien/keluarga 2. agar klien dan keluarga
Gejala dan tanda cara melakukan latihan ROM pasif, mampu melakukan latihan
mayor : ROM dengan bantuan atau ROM aktif pergerakan secara mandiri
Subjektif
1. mengeluh sulit Kolaborasi
menggerakan 1. kolaborasikan dengan ahli 1. pemberian intervensi
ekstremitas terapi fisik dalam mengembangkan yang sesuai membantu klien dapat
Objektif dan menerapkan sebuah program pulih lebih cepat
1. kekuatan otot latihan
menurun
2. rentan gerak
(ROM) menurun

Gejala dan tanda


minor :
Subjektif :
1. enggan
melakukan
pergerakan

31
2. merasa cemas
saat bergerak
Objektif
1. sendi kaku
2. gerakan terbatas
3. fisik lemah

Risiko Infeksi Tujuan……Setelah Kontrol Infeksi


(0142) dilakukan tindakan Tindakan Mandiri
Kategori : keperawatan dalam -Ganti peralatan perawatan per pasien -Mengganti perawatan per pasien
Lingkungan waktu …..x24 jam sesuai protocol institusi yang sesuai protocol institusi
Subkategori : diharapkan Risiko
Keamanan dan Infeksi dapat teratasi -Batasi jumlah pengunjung -Membatasi jumlah pengunjung
Proteksi dengan kriteria hasil: -Pakai pakaian ganti atau jubah saat -Memakai pakaian ganti atau
1. Keparahan menangani bahan-bahan yang jubah pada saat menangani bahan-
Definisi : Berisiko Infeksi infeksius bahan yang infeksius
mengalami (keparahan tanda
peningkatan dan gejala infeksi) Health Education
terserang Piuria/nanah dalam -Anjurkan pasien mengenai teknik -Menganjurkan pasien mengenai

32
organisme urin (dengan skala mencuci tangan dengan tepat teknik mencuci tangan dengan
patogenik. 1-5) tepat
 Kolonisasi kultur
Faktor Risiko urin (dengan skala -Mengajkan ke pasien untuk
1. Penyakit 1-5) -Ajarkan pasien untuk mendapatkan
mendapatkan specimen urin aliran
kronis (mis. 2. Kontrol Risiko : specimen urin aliran tengah yang tengah yang sesuai pada saat
Diabetes Proses Infeksi sesuai pada saat tanda pertama dari
tanda pertama dari kembalinya
mellitus) (tindakan individu kembalinya gejala gejala
2. Efek untuk mengerti,
prosedur mencegah, -Mengajarkan ke pasien dan
invasive mengeliminasi, -Ajarkan pasien dan keluarga pasien
keluarga pasien mengenai tanda
3. Manutrisi atau mengurangi mengenai tanda dan gejala infeksi dan dan gejala infeksi dan kapan harus
4. Peningkata ancaman terkena kapan harus melaporkannya kepada melaporkannya kepada penyedia
n paparan infeksi) penyedia perawatan kesehatan
perawatan kesehatan
organisme 1. Mengidentifikasi
pathogen factor risiko -Mengajarkan ke pasien dan
lingkungan infeksi ( dengan -Ajarkan pasien dan keluarga
keluarga mengenai bagaimana
5. Ketidakade skala 1-5) mengenai bagaimana menghindari
menghindari infeksi
kuatan 2. Mengidentifikasi infeksi

33
pertahanan tanda dan gejala
-Mengalokasikan kesesuaian luas
tubuh infeksi (dengan Kolaborasi
ruang per pasien, seperti yang
primer. skala 1-5) -Alokasikan kesesuaian luas ruang per
diindikasikan oleh pedoman Pusat
1. Ganggu pasien, seperti yang diindikasikan oleh
pengendalian dan pencegahan
an Dengan pedoman Pusat Pengendalian dan
penyakit (Centers for Disease
peristalt Keterangan Skala pencegahan penyakit (Centers for
Control and Prevention / CDC)
ic : Disease Control and Prevention /
2. Kerusak 1 : Berat CDC)
-Mengganti IV perifer dan tempat
an 2 : Cukup Berat
saluran penghubung serta
integrita 3 : Sedang -Ganti IV perifer dan tempat saluran
balutannya sesuai dengan
s kulit 4 : Ringan penghubung serta balutannya sesuai
pedoman CDC saat ini
3. Perubah 5 : Tidak Ada dengan pedoman CDC saat ini.
an
sekresi
pH Perlindungan Infeksi
-Melihat apakah adanya tanda dan
4. Penurun Observasi
gejala infeksi sistemik dan local
an kerja -Monitor adanya tanda dan gejala
-Melihat kerentanan terhadap
silliaris infeksi sistemik dan local
infeksi
5. Ketuban -Monitor kerentanan terhadap infeksi

34
pecah -Menilai hitungan mutlak
lama -Monitor hitung mutlak granulosit, granulosit, WBC, dan hasil-hasil
6. Ketuban WBC, dan hasil-hasil diferensial diferensial
pecah
sebelum Mandiri -Mengikuti tindakan pencegahan
waktun -Ikuti tindakan pencegahan neutropenia yang sesuai
ya neutropenia, yang sesuai -Membatasi jumlah pengunjung,
7. Meroko -Batasi jumlah pengunjung, yang untuk meminimalisir resiko
k sesuai terjadinya infeksi
8. Statis -Mempertahankan asepsis untuk
cairan -Pertahankan asepsis untuk pasien pasien berisiko
tubuh berisiko -Tidak mencoba pengobatan
6. Ketidakade -Jangan mencoba pengobatan antibiotic untuk infeksi-infeksi
kuatan antibiotic untuk infeksi-infeksi virus virus
pertahanan
tubuh Health Education -Mengintruksikan pasien untuk
sekunder. -Intruksikan pasien untuk minum minum antibiotic yang sudah
1) Penurun antibiotic yang diresepkan diresepkan
an -Mengajarkan ke pasien dan

35
hemogl -Ajarkan pasien dan keluarga pasien keluarga pasien mengenai
obin mengenai perbedaan-perbedaan antara perbedaan-perbedaan antara
2) Imunun infeksi-infeksi virus dan bakteri infeksi-infeksi virus dan bakteri
osupresi -agar pasien dan keluarga
3) Leukop -Ajarkan pasien dan keluarga bisamembantu petugas kesehatan
enia mengenai tanda dan gejala infeksi dan dalam mengambil tindakan
4) Supresi kapan harus melaporkannya kepada dengan cepat, dan juga dapat
respon pemberi layanan kesehatan menghidari resiko infeksi
inflama
si -agar mereka dapat dengan
5) Vaksina -Ajarkan pasien dan anggota keluarga mandiri menghindari infeksi
si tidak bagaimana cara menghindari infeksi
adekuat

Kondisi Klinik
Terkait
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit

36
paru
obstruktif
kronis

37

Вам также может понравиться

  • PHOTOTHERAPY
    PHOTOTHERAPY
    Документ8 страниц
    PHOTOTHERAPY
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Prinsip Komunikasi Pada Perawatan Paliatif
    Prinsip Komunikasi Pada Perawatan Paliatif
    Документ8 страниц
    Prinsip Komunikasi Pada Perawatan Paliatif
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Imunisasi: Kelompok Iv
    Imunisasi: Kelompok Iv
    Документ10 страниц
    Imunisasi: Kelompok Iv
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Askep Autisme
    Askep Autisme
    Документ11 страниц
    Askep Autisme
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Atraumatic Care
    Atraumatic Care
    Документ6 страниц
    Atraumatic Care
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Kepemimpinan Kel. 4
    Kepemimpinan Kel. 4
    Документ8 страниц
    Kepemimpinan Kel. 4
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Kelas A Sebagian B
    Kelompok 2 Kelas A Sebagian B
    Документ17 страниц
    Kelompok 2 Kelas A Sebagian B
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Pencegahan Infeksi BBL
    Pencegahan Infeksi BBL
    Документ12 страниц
    Pencegahan Infeksi BBL
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Imunologi
    Imunologi
    Документ30 страниц
    Imunologi
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Kelompok 3 Fix
    Kelompok 3 Fix
    Документ14 страниц
    Kelompok 3 Fix
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Komunikasi Menyampaikan Berita Buruk
    Komunikasi Menyampaikan Berita Buruk
    Документ14 страниц
    Komunikasi Menyampaikan Berita Buruk
    Auliya Nurkamiden
    Оценок пока нет
  • Prinsip Komunikasi Pada Perawatan Paliatif
    Prinsip Komunikasi Pada Perawatan Paliatif
    Документ8 страниц
    Prinsip Komunikasi Pada Perawatan Paliatif
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • MAKALAH1
    MAKALAH1
    Документ1 страница
    MAKALAH1
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Agen Infeksius
    Agen Infeksius
    Документ24 страницы
    Agen Infeksius
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Analisa Data Fiks
    Analisa Data Fiks
    Документ5 страниц
    Analisa Data Fiks
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Dapus
    Dapus
    Документ1 страница
    Dapus
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Contoh Kata Pengantar
    Contoh Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Contoh Kata Pengantar
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Uu No 38 2014
    Uu No 38 2014
    Документ45 страниц
    Uu No 38 2014
    fitamaram23
    Оценок пока нет
  • Contoh Kata Pengantar
    Contoh Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Contoh Kata Pengantar
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Kasus 4
    Kasus 4
    Документ18 страниц
    Kasus 4
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • DX Gangguan Intgrits Klit
    DX Gangguan Intgrits Klit
    Документ5 страниц
    DX Gangguan Intgrits Klit
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Atraumatic Care
    Atraumatic Care
    Документ6 страниц
    Atraumatic Care
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Pencegahan Infeksi BBL
    Pencegahan Infeksi BBL
    Документ12 страниц
    Pencegahan Infeksi BBL
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • DX Defisit
    DX Defisit
    Документ5 страниц
    DX Defisit
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Yg M Taru Di
    Yg M Taru Di
    Документ6 страниц
    Yg M Taru Di
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • KVC
    KVC
    Документ3 страницы
    KVC
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Alzheimer
    Alzheimer
    Документ2 страницы
    Alzheimer
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • DX Ansietas
    DX Ansietas
    Документ3 страницы
    DX Ansietas
    indah ismail
    Оценок пока нет
  • Triase Bencana Fiksss
    Triase Bencana Fiksss
    Документ17 страниц
    Triase Bencana Fiksss
    Indah Ismail
    Оценок пока нет
  • Bencana
    Bencana
    Документ1 страница
    Bencana
    Indah Ismail
    Оценок пока нет