Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
Konsep Medis
A. Definisi
B. Etiologi
3
Faktor Infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa menginfeksi sel induk
semang (host) dan merubah reaktivitas atau respon sel T sehingga muncul
timbulnya penyakit RA (Suarjana, 2009).
Heat Shock Protein (HSP), merupakan protein yang diproduksi sebagai
respon terhadap stres. Protein ini mengandung untaian (sequence) asam
amino homolog. Diduga terjadi fenomena kemiripan molekul dimana
antibodi dan sel T mengenali epitop HSP pada agen infeksi dan sel Host.
Sehingga bisa menyebabkan terjadinya reaksi silang Limfosit dengan sel
Host sehingga mencetuskan reaksi imunologis (Suarjana, 2009).
Faktor Lingkungan, salah satu contohnya adalah merokok (Longo, 2012).
C. Manifestasi klinis
RA dapat ditemukan pada semua sendi dan sarung tendo, tetapi paling
sering di tangan. RA juga dapat menyerang sendi siku, kaki, pergelangan kaki
dan lutut. Sinovial sendi, sarung tendo, dan bursa menebal akibat radang yang
diikuti oleh erosi tulang dan destruksi tulang disekitar sendi (Syamsuhidajat,
2010).
Edema
Kelemahan otot
Kerusakan sendi
Nyeri
D. Patofisiologi
4
pertumbuhan yang iregular pada jaringan sinovial yang mengalami inflamasi.
Pannus kemudian menginvasi dan merusak rawan sendi dan tulang Respon
imunologi melibatkan peran sitokin, interleukin, proteinase dan faktor
pertumbuhan. Respon ini mengakibatkan destruksi sendi dan komplikasi sistemik
(Surjana, 2009).
E. Penatalaksanaan
a) Terapi Farmakologik Artritis Reumatoid
5
sudah mulai ditegakkan dan perubahan terapi dilakukan bila kedaaan sudah
semakin memburuk.
Dalam terapi farmakologi pasien RA, terapi kombinasi memiliki nilai yang lebih
superior dibanding monoterapi. Kombinasi yang efektif dan aman digunakan
berupa:
1) MTX + hidroksiklorokuin,
2) MTX + hidroksiklorokuin + sulfasalaxine,
3) MTX + sulfasalazine + prednisolone,
4) MTX+ leflunomid
5) MTX+ infliximab
6) MTX+ etanercept
7) MTX+ adalimumab
8) MTX+ anakinra
9) MTX+ rituximab
10) MTX+ inhibitor TNF (lebih efektif dan lebih mahal)
Rekomendasi praktek klinik untuk terapi RA dengan bukti evidence paling baik
adalah penderita RA harus diterapi sedini mungkin dengan DMARD untuk
mengontrol gejala dan menghambat perburukan penyakit, NSAID diberikan
dengan dosis rendah dan harus diturunkan setelah DMARD mencapai respon yang
baik, krotikosteroid diberikan dalam dosis rendah dan pemberian dalam waktu
pendek, terapi kombinasi lebih baik dibanding dengan monoterapi
NSAID yang diberikan pada RA digunakan sebagai terapi awal untuk mengurangi
nyeri dan pembengkakan. Obat ini tidak merubah perjalanan penyakit.
6
Penggunaan NSAID pada RA mempunyai resiko komplikasi serius yang dua kali
lebih besar daripada penderita OA. Penggunaan obat ini harus dipantau dengan
ketat
Terapi bedah dilakukan pada keadaan kronis, bila ada nyeri berat dengan
kerusakan sendi yang ekstensif, keterbatasan gerak yang bermakna, dan terjadi
ruptur tendo. Metode bedah yang digunakan berupa sinevektomi bila destruksi
sendi tidak luas, bila luas dilakukan artrodesis atu artroplasti. Pemakaian alat
bantu ortopedis digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari
(Sjamsuhidajat, 2010)
F. Komplikasi
7
nyeri sendi dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang umum. Sendi yang
terkena bisa menjadi cacat, kinerja tugas bahkan tugas biasa sekalipun mungkin
akan sangat sulit atau tidak mungkin. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi
kualitas hidup pasien. Selain itu, rheumatoid arthritis adalah penyakit sistemik
yang dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh selain sendi. Efek ini meliputi :
1). Anemia, anemi terjadi dengan penyakit inflamasi kronis, seperti RA. RA
dapat dikaitkan dengan jenis anemia aplastik dan anemia defisiensi besi.
Ketika RA aktif, respon autoimun menyebabkan peradangan pada sendi
dan jaringan lain. Peradangan inilah yang dapat menurunkan produksi sel
darah merah dan menyebabkan pelepasan protein tertentu yang
mempengaruhi respon tubuh untuk menggunakan zat besi.
2). Infeksi , Pasien dengan RA memiliki risiko lebih besar untuk infeksi. Obat
imunosupresif akan lebih meningkatkan risiko.
3). Masalah gastrointestinal, Pasien dengan RA mungkin mengalami
gangguan perut dan usus. Kanker perut dan kolorektal dalam tingkat yang
rendah telah dilaporkan pada pasien RA.
4). Osteoporosis, Kondisi ini lebih umum daripada rata-rata pada wanita
postmenopause dengan RA, pinggul yang sangat terpengaruh. Risiko
osteoporosis tampaknya lebih tinggi daripada rata-rata pada pria dengan
RA yang lebih tua dari 60 tahun.
5). Penyakit paru-paru, Sebuah studi kecil menemukan prevalensi tinggi
peradangan paru dan fibrosis pada pasien yang baru didiagnosis RA,
namun temuan ini dapat dikaitkan dengan merokok.
6). Penyakit jantung, RA dapat mempengaruhi pembuluh darah dan
meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik koroner.
7). Sindrom Felty, Kondisi ini ditandai dengan splenomegali, leukopenia dan
infeksi bakteri berulang. Ini mungkin merupakan respon disease-
modifying antirheumatic drugs (DMARDs).
8). Limfoma dan kanker lainnya, RA terkait perubahan sistem kekebalan
tubuh mungkin memainkan peran. Pengobatan yang agresif untuk RA
dapat membantu mencegah kanker tersebut. (Shiel, 2011)
G. Prognosis
Diagnosis dan pengobatan yang terlambat dapat membahayakan
pasien. Sekitar 40% pasien rheumatoid arthritis ini menjadi cacat setelah
8
10 tahun. Akan tetapi, hasilnya sangatlah bervariasi. Beberapa pasien
menunjukkan progresi yang nampak seperti penyakit yang akan sembuh
dengan sendirinya, sedangkan pasien lain mungkin menunjukkan
progresi penyakit yang kronis (Temprano, 2011).
Prognosis yang buruk dapat dilihat dari hasil tes yang
menunjukkan adanya cedera tulang pada tes radiologi awal, adanya
anemia persisten yang kronis dan adanya antibodi anti-CCP (Temprano,
2011). Rheumatoid arthritis yang aktif terus-menerus selama lebih dari
satu tahun cenderung menyebabkan deformitas sendi serta kecacatan.
Morbiditas dan mortalitas karena masalah kardiovaskular meningkat pada
penderita rheumatoid arthritis. Secara keseluruhan, tingkat mortalitas
pasien rheumatoid arthritis adalah 2,5 kali dari populasi umum
(Temprano, 2011).
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pemeriksaan Subjektif Pada Pasien
kesehatan
Data -Berapa umur klien ? Rematik terjadi pada
1–5 % orang dewasa di
Demografi
seluruh dunia dan lebih
sering terjadi pada usia 20-
40 tahun (dr. Tania Savitri)
Kebanyakan penderita
rheumatoid arthritis berusia
40 tahun ke atas, tapi bisa
9
juga menjangkiti orang pada
usia berapa pun.
www.alodokter.com
- Apa jenis kelamin klien ? Wanita 2,5 kali lebih
dibanding pria.
"Perempuan lebih
Sadikin Bandung.
10
-Pekerjaan klien ? Pekerjaan/aktivitas
merupakan salah satu faktor
munculnya penyakit rematik.
Berbagai aktivitas
dengan beban pekerja dan
daya tekanannya yang dapat
memperberat sendi dan
pekerjaan yang banyak
menggunakan tangan dalam
jangka waktu yang lama,
sering yang menjadi
keluhan-keluhan yang dapat
dirasakan pada setiap
penderita penyakit rematik
(Putri, 2012).
11
disertai kekakuan, merah,
dan pembengkakan yang
bukan disebabkan karena
benturan/kecelakaan dan
berlangsung kronis.
Gangguan terutama muncul
pada pagi hari
Riskesdas,2013.
Riwayat kesehtan kelurga Genetic, berupa
60% (Suarjana,2009)
Riwayat kesehatan Biasanya penyakit hipertiroid
ini gejalanya timbul dalam
dahulu
waktu yang lama dan belum
di rasakan oleh klien, dan
merupakan penyakit yang
susah di sembuhkan dan
membutuhkan pengobatan
yang kontinu.
(Andra & Yesi. 2013)
Pengkajian
12
Kepala dan Rambut yang sehat Terdapat alopecia areata , yang
terkena sisir
(www. kompas.com)
mulut Mata sehat pada mata dan mulut yang dapat menyebabkan
umunya terlihat cerah dan kekeringan pada mata dan mulut yang di
13
dengan baik dll.
dalam www.academia.edu
2010)
14
Thoraks :
dari syatu selaput penutup sendi dan sarung tendo, tetapi paling
15
sendih, dan membungkus Artritis yang terjadi pada RA
http://digilib.itb.ac.id D
itandai
(Nasution, 2011).
16
fungsi yang terjadi secara menetap
(Nasution, 2011).
(Longo, 2012).
Pengkajian laboratorium
17
dengan gejala klnis yang menunjukan
SLE
Tes ANA positif pada
rheumatoid artrhtis
2 LE Laju Endap Darah adalah Masalah klinis
. D kecepatan pengendapan sel-sel Anemia dan rheumatoid
eritrosit di dalam tabung berisi arthritis akan ditemukan peningkatan
darah yang telah diberi anti LED melewati ambang normal
koagulan dalamwaktu satu jam
( Bridgen 1999)
Nilairujukan :
Pria ,15 mm/1 jam
Wanita ,20 mm/1 jam
3 Le Leukosit adalah sel darah putih/ sel pada Arthritis Rematoid
. ukosit darah yang tidak mengandung leukosit normal atau sedikit
pigmen meningkat.
Nilai normal :
Anak :
6 bulan-6 tahun = <11
6 tahun- 14 tahun =<12
Dewasa :
Laki-lakidewasa= <13
Ibuhamil = <11
5 Tr Trombosit adalah fragmen Trombostopenia berhubungna
. ombosit sitoplasma megakariosit yang tidak dengan kanker, splenektomi,
berinti danterbentuk di sum-sum polisitemiavera, trauma, sirosis,
tulang (Kosasih,2008) myelogeneus, stress dan arthritis
18
Trombosit (keeping-keping rheumatoid,
darah) adalah fragmen sitoplasma Trombosit meningkat.
tanpa inti berdiameter 2-4 um yang
berasal dari megakariosit
(Sheerwood, 2011)
Nilairujukan : 170-380.
10 /mm3
3
SI : 170-380. 109/L
6 Ka Albumin merupakan protein Kadar albumin serum turun dan
. dar plasma yang paling banyakdalam globulin naik pada Arthritis
albumin tubuh manusia, yaitu sekitar 55- Reumatoid
serum 60% dan total kadar protein serum
dan normal adalah 3,8 – 5,0 g/dl.
globulin ( Marzuki,2003)
2. Diagnosa
1). Nyeri Akut (D.0077)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
2). Hipervolemia (D.0022)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
19
3). Resiko jatuh(D.0143)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
4). Hambatan Mobilitas Fisik (00085)
Kategori : fisiologis
Sub kategori : aktivitas/istirahat
TERLAMPIR
20
Intervensi
21
Gejala dan Tanda menggunakan 3. gali bersama pasien faktor- 3. Untuk mengurangi dan
Mayor tindakan faktor yang dapat menurunkan pasien mampu
Subjektif : pengurangan atau memperberat nyeri menentukan faktor yang
(nyeri) tanpa dapat memperburuk nyeri
1. Mengeluh analgesic yang dirasakan klien
nyeri 4. Klien dapat
mengenali apa 4. tentukan kebutuhan frekuensi 4. Untuk mengetahui
Objektif : yang terkait untuk melakukan pengkajian ketidaknyamanan yang
dengan gejala ketidaknyamanan pasien dan klien rasakan
1. Tampak nyeri menginplementasi rencana
meringis 5. klien tidak monitor
2. Bersikap terganggu nyeri
protektif otot Health education Health education
(misalnya 1. berikan informasi mengenai 1. Untuk mengetahui apakah
waspada nyeri, seperti penyebab nyeri, terjadi pengurangan rasa
posisi berapa lama nyeri akan nyeri atau nyeri yang
menghinda dirasakan, dan antisipasi dan dirasakan klien bertambah.
ri nyeri) ketidaknyamanan akibat
3. Gelisah prosedur.
4. Frekuensi
nadi
meningkat 2. ajarkan prinsip-prinsip 2. Agar pasien mampu
5. Sulit tidur manajemen nyeri mengurangi nyeri sampai
Gejala Tanda pada tingkat kenyamanan
Minor : nyeri
Subjektif :
(Tidak tersedia) Kolaborasi Kolaborasi
Objektif : 1. kolaborasi dengan pasien , 1. Agar pasien mampu
22
1. Tekanan orang terdekat, dan tim melakukan tindakann non
darah kesehatan lainnya untuk farmakologi penurunan
meningkat memilih dan rasa nyeri
2. Pola nafas mengimplementasikan
berubah tindakan penurunan nyeri non
3. Nafsu farmakologi sesuai kebutuhan
makan
berubah 2. periksa ketidaknyamanan 2. Agar petugas kesehatan
4. Proses bersama pasien, catat lain dapat mengetahui
berpikir perubahan dalam catatan tingkat ketidaknyamanan
terganggu medis pasien, informasikan pasien
5. Menarik petugas kesehatan lain yang
diri merawat pasien
6. Berfokus
pada diri
sendiri
7. diakoresis
23
Setelah dilakukan abnormal 3. Suara jantung abnormal dapat
Definisi : tindakan keperawatan menunjukkan apakah terdapat
Peningkatan selama ….x24 jam penumpukan cairan
volume cairan diharapkan
intravascular, hipervolemia dapat
Mandiri
interstisial, teratasi. Mandiri
1. Timbang berat badan tiap hari
dan/atau 1. Untuk memantau perubahan
dengan waktu yang tetap/sama
intraselular Kriteria Hasil: berat badan pasien secara
2. Tinggikan kepala tempat tidur
Berat badan stabil teratur
Edema perifer untuk memperbaiki ventilasi, 2. Meningkatkan kenyamanan
Gejala Dan Tanda
Kram otot sesuai kebutuhan klien
Mayor: Keseimbangan
Data Subjektif : intake dan output 3. Reposisi pasien dengan edema
1. Ortopnea dalam 24 jam dependent secara teratur, sesuai
2. Dispnea
kebutuhan 3. Untuk mencegah adanya
3. Paroxysmal
Health Education tekanan pada edema
nocturnal
1. Instruksikan pasien dan
dyspnea (PND)
Health Education
keluarga mengenai intervensi
Data Objektif
1. Agar pasien dan keluarga dapat
yang direncanakan untuk
1. Edema anasarka
berpartisipasi dalam
menangani hipervolemia
dan /atau edema
24
perifer Kolaborasi penanganan hipervolemia
2. Jugular Venous
1. Berikan obat yang diresepkan
Pressure (JVP) Kolaborasi
untuk mengurangi preload
dan /atau Cental 1. Pemberian obat Furosemide
(mis, furosemide,
Venous Pressure dapat mengurangi cairan berlebih
spironolakton, morphine, dan
(CVP) dalam tubuh (edema)
nitrogliserin)
Meningkat
3. Refleks
hepatojugular
positif
Gejala dan Tanda
Minor :
Data Subjektif : -
Data Objektif :
1. Distensi vena
jugularis
2. Intake lebih
banyak dari
output (balans
cairan positif)
25
3. Kongesti paru
26
1. Mandiri
Osteoporosis Untuk mengetahui apakah
2. Kejang Mandiri klien pernah memiliki
3. Penyakit Kaji ulang riwayat jatuh riwayat jatuh agar perawat
sebrovaskular bersama dengan klien dan dapat melakukan tindakan
4. Katarak keluarga selanjutnya
5. Glaukoma
6. Demensia Agar klien dapat merubah
7. Hipotensi gaya berjalan untuk
8. Amputasi Sarankan perubahan pada gaya mengurangi risiko jatuh
9. berjalan (terutama kecepatan) klien
Intoksikasi
10. Agar mempermudah klien
Preeklamsi menjangkau benda-benda
Letakan benda-benda yang yg diperlukan sehingga
diperlukan klien dalam risiko jatuh dapat diatasi
jangkauan yg mudah dijangkau
Agar klien bisa
klien
mendapatkan bantuan
secara cepat
Instrusikan klien untuk
memanggil bantuan terkait
pergerakan dengan cepat
27
terjadinya jatuh
28
Kolaborasi:
Kolaborasi:
Untuk meminimalkan efek
Berkolaborasi dengan tim
samping terhadap obat-
kesehatan lain untuk
obatan
meminimalkan efek samping
dari pengobatan yang
berkontribusi pada kejadian
jatuh (mis., hipotensi
ortostatistik dan cara berjalan
[terutama kecepatan] yang
tidak mantap/seimbang
29
satu atau lebih berkurang dengan pergerakan/aktifitas mobilisasi
ekstremitas secara kriteria hasil :
1. keseimbangan tidak
mandiri dan
terganggu
terarah. 2. cara berjalan tidak Mandiri 1. mengontrol nyeri
terganggu 1. inisiasi pengukuran control membantu klien meringankan
3. gerakan sendi tidak
Penyebab : nyeri sebelum memulai latihan sendi nyeri saat pergerakan
terganggu
1. gangguan 4. klien dapat bergerak 2. memudahkan pergerakan
musculoske dengan mudah 2. pakaikan baju yang tidak pasien
letal menghambat pergerakan pasien 3. menghindari cedera pada
2. Kekakuan
3. lindungi pasien dari trauma klien
sendi
selama latihan
3. Penurunan
4. lakukan latihan ROM pasif 4. terapi yang sesuai
kendali otot
4. Penurunan atau ROM dengan bantuan sesuai memudahkan proses pemulihan
masa otot indikasi klien
5. Penurunan
kekuatan
Health education
otot
1. jelaskan pada pasien atau 1. agar klien dan keluarga
6. Program
keluarga manfaat dan tujuan mampu memahami tujuan
pembatasan
melakukan latihan sendi dilakukan latihan ROM
gerak
30
2. instruksikan pasien/keluarga 2. agar klien dan keluarga
Gejala dan tanda cara melakukan latihan ROM pasif, mampu melakukan latihan
mayor : ROM dengan bantuan atau ROM aktif pergerakan secara mandiri
Subjektif
1. mengeluh sulit Kolaborasi
menggerakan 1. kolaborasikan dengan ahli 1. pemberian intervensi
ekstremitas terapi fisik dalam mengembangkan yang sesuai membantu klien dapat
Objektif dan menerapkan sebuah program pulih lebih cepat
1. kekuatan otot latihan
menurun
2. rentan gerak
(ROM) menurun
31
2. merasa cemas
saat bergerak
Objektif
1. sendi kaku
2. gerakan terbatas
3. fisik lemah
32
organisme urin (dengan skala mencuci tangan dengan tepat teknik mencuci tangan dengan
patogenik. 1-5) tepat
Kolonisasi kultur
Faktor Risiko urin (dengan skala -Mengajkan ke pasien untuk
1. Penyakit 1-5) -Ajarkan pasien untuk mendapatkan
mendapatkan specimen urin aliran
kronis (mis. 2. Kontrol Risiko : specimen urin aliran tengah yang tengah yang sesuai pada saat
Diabetes Proses Infeksi sesuai pada saat tanda pertama dari
tanda pertama dari kembalinya
mellitus) (tindakan individu kembalinya gejala gejala
2. Efek untuk mengerti,
prosedur mencegah, -Mengajarkan ke pasien dan
invasive mengeliminasi, -Ajarkan pasien dan keluarga pasien
keluarga pasien mengenai tanda
3. Manutrisi atau mengurangi mengenai tanda dan gejala infeksi dan dan gejala infeksi dan kapan harus
4. Peningkata ancaman terkena kapan harus melaporkannya kepada melaporkannya kepada penyedia
n paparan infeksi) penyedia perawatan kesehatan
perawatan kesehatan
organisme 1. Mengidentifikasi
pathogen factor risiko -Mengajarkan ke pasien dan
lingkungan infeksi ( dengan -Ajarkan pasien dan keluarga
keluarga mengenai bagaimana
5. Ketidakade skala 1-5) mengenai bagaimana menghindari
menghindari infeksi
kuatan 2. Mengidentifikasi infeksi
33
pertahanan tanda dan gejala
-Mengalokasikan kesesuaian luas
tubuh infeksi (dengan Kolaborasi
ruang per pasien, seperti yang
primer. skala 1-5) -Alokasikan kesesuaian luas ruang per
diindikasikan oleh pedoman Pusat
1. Ganggu pasien, seperti yang diindikasikan oleh
pengendalian dan pencegahan
an Dengan pedoman Pusat Pengendalian dan
penyakit (Centers for Disease
peristalt Keterangan Skala pencegahan penyakit (Centers for
Control and Prevention / CDC)
ic : Disease Control and Prevention /
2. Kerusak 1 : Berat CDC)
-Mengganti IV perifer dan tempat
an 2 : Cukup Berat
saluran penghubung serta
integrita 3 : Sedang -Ganti IV perifer dan tempat saluran
balutannya sesuai dengan
s kulit 4 : Ringan penghubung serta balutannya sesuai
pedoman CDC saat ini
3. Perubah 5 : Tidak Ada dengan pedoman CDC saat ini.
an
sekresi
pH Perlindungan Infeksi
-Melihat apakah adanya tanda dan
4. Penurun Observasi
gejala infeksi sistemik dan local
an kerja -Monitor adanya tanda dan gejala
-Melihat kerentanan terhadap
silliaris infeksi sistemik dan local
infeksi
5. Ketuban -Monitor kerentanan terhadap infeksi
34
pecah -Menilai hitungan mutlak
lama -Monitor hitung mutlak granulosit, granulosit, WBC, dan hasil-hasil
6. Ketuban WBC, dan hasil-hasil diferensial diferensial
pecah
sebelum Mandiri -Mengikuti tindakan pencegahan
waktun -Ikuti tindakan pencegahan neutropenia yang sesuai
ya neutropenia, yang sesuai -Membatasi jumlah pengunjung,
7. Meroko -Batasi jumlah pengunjung, yang untuk meminimalisir resiko
k sesuai terjadinya infeksi
8. Statis -Mempertahankan asepsis untuk
cairan -Pertahankan asepsis untuk pasien pasien berisiko
tubuh berisiko -Tidak mencoba pengobatan
6. Ketidakade -Jangan mencoba pengobatan antibiotic untuk infeksi-infeksi
kuatan antibiotic untuk infeksi-infeksi virus virus
pertahanan
tubuh Health Education -Mengintruksikan pasien untuk
sekunder. -Intruksikan pasien untuk minum minum antibiotic yang sudah
1) Penurun antibiotic yang diresepkan diresepkan
an -Mengajarkan ke pasien dan
35
hemogl -Ajarkan pasien dan keluarga pasien keluarga pasien mengenai
obin mengenai perbedaan-perbedaan antara perbedaan-perbedaan antara
2) Imunun infeksi-infeksi virus dan bakteri infeksi-infeksi virus dan bakteri
osupresi -agar pasien dan keluarga
3) Leukop -Ajarkan pasien dan keluarga bisamembantu petugas kesehatan
enia mengenai tanda dan gejala infeksi dan dalam mengambil tindakan
4) Supresi kapan harus melaporkannya kepada dengan cepat, dan juga dapat
respon pemberi layanan kesehatan menghidari resiko infeksi
inflama
si -agar mereka dapat dengan
5) Vaksina -Ajarkan pasien dan anggota keluarga mandiri menghindari infeksi
si tidak bagaimana cara menghindari infeksi
adekuat
Kondisi Klinik
Terkait
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit
36
paru
obstruktif
kronis
37