Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pembalasan Kekerasan
Wanita yang melepaskan diri darihubungan yang bersifat abusif beresiko mengalami
pembalasan kekerasan, bahkan setelah beberapa tahun kemudian. Sekitar 1400 wanita
dibunuh setiap tahunnya oleh suami mereka , mantan suami , atau pacar (ingrassia, et
al.,1994). Kebanyakan penyerangan fisik terhadap wanita dilakukan oleh pria yang memiliki
hubungan intim dengan mereka, dan mayoritas pria yang membunuh istri mereka tinggal jauh
dari mereka pada saat pembunuhan dilakukan (Koss, et al,.1994). Meninggalkan atau
bertahan dalam hubungan keduanya dapat membayangkan wanita. Dengan setiap serangan
kekerasan, kemungkinan cedera serius dan kematian meningkat (Brasseur,1994)
Penganiayaan seksual pada masa kanak-kanak terjadi ketika para pemberi perawatan
(orangtua, kerabat, pengasuh bayi) melakukan kontak seksual dengan anak-anak yang berusia
< 18 tahun dan minimal terdapat perbedaan usia 3 tahun antara korban dan pelaku (Hunter,
1991). Inses meliputi penganiayaan seksual yang dilakukan oleh ayah, ibu, oreang tua tiri,
atau saudara kandung yang lebih tua. Jika anak-anak mengalami penganiayaan seksual oleh
orang yang tidak dikenal, keadaan ini dikenal dengan istilah penyerangan seksual. Usia
puncak terjadinya penganiayaan seksual pada masa kanak-kanak adalah antara usia 7-12
tahun (Koop, 1985, Hunter, 1991, Tower, 1988). Undang-undang pencegahan dan terapi
penganiayaan pada anak (1974) dan adanya pergerakan yang di plopori wanita membantu
memfokuskan perhatian pada masa kini, yang meningkatkan kesadaran masyarakat dan
menurunkan insiden frekwensi riwayat penganiyaan pada masa kanak-kanak dikalangan
wanita (Hurley, 1991)
Para korban penganiayaan seksual pada masa kanak-kanak sering kali merasakan
akibat jangka panjangnya. Mereka tidak mau menceritakan pengalaman mereka karena
perasaan bersalah, malu dan merasa tertekan (Kinzl, et al., 1991). Gangguan psikologi dan
perilaku seperti depresi, ide bunuh diri, gangguan makan, dan gangguan kepribadian,
merupakan gangguan umum yang dialami. Korban yang selamat dari inses mungkin memiliki
kesulitan untuk membina hubungan interpersonal, menghindari keintiman, dan memiliki
harga diri yang rendah, mengalami disfungsi seksual, dan perasaan anti laki-laki (Coker,
1990 ; Brown et al., 1990). Stress pasca trauma mungkin dialami, dengan gejala mengalami
mimpi buruk atau mengingat kejadian secara berulang, kecemasan, baal terhadap respons,
dan sikap menarik diri dari dunia luar (Pettit, 1991)