Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dari transaksi pembukaan rekening giro PT. yudistira dengan jumlah setoran awal sama
dengan Rp 5.000.000 dan pembelian buku cek dan BG tersebut sebesar Rp 200.000, maka pada
bulan laporan (30 April 2016) bank akan membuat laporan rekening giro atau disebut juga
laporan rekenung Koran PT. Yudistira per 30 April 2016 seperti pada contoh berikut ini. (
asumsi tidak ada transaksi lain selama bulan April 2006).
Laporan Rekening Koran diperlukan oleh nasahabah untuk mengetahui transaksi-
transaksi yang terjadi pada rekening giro selama satu bulan. Dari data mutasi pada rekening
Koran, dapat diketahui bahwa saldo rekening giro PT Yudistira per 30 April 2016 sebesar
Rp.4.800.000
PT Yudistita
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2016
Tgl keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
2.1.4 Setoran
Setoran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pemegang rekening giro untuk
menyetorkan sejumlah uang tunai atau warkat tagihan dengan maksud untuk menambah jumlah
saldo rekening gironya. Setoran dapat dilakukan dengan setoran secara tunai dan setoran
nontunai (kliring dan pemindahbukuan).
1. Setoran Tunai
Setoran tunai, merupakan setoran yang dilakukan dengan menyerahkan sejumlah
uang kepada bank dan atau dengan menggunakan cek yang diterbitkan oleh bank itu
sendiri. Nasabah menyetorkan uang tunai sejumlah tertentu kepada bank untuk
menambah saldo rekening gironya.
Contoh Transaksi:
Pada tanggal 21 April 2016 PT Yudistira setor uang tunai sebesar Rp.15.000.000 di Bank
Bima Surabaya untuk menambah saldo rekening gironya.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
21 Kas 15.000.000
Giro – PT Yudistira 15.000.000
Mencatat setoran tunai
Dengan adanya setoran tunai tersebut, maka pada akhir bulan PT Yudistira akan
menerima rekening Koran/ rekening giro per 30 April 2016 seperti contoh dibawah ini. Dari
informasi rekening giro tersebut dapat diketahui saldo rekening giro PT Yudistira per 30 April
2016 sebesar Rp. 19.800.000
PT Yudistita
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2016
Tgl. Keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
16 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000
2. Setoran Non-tunai
Setoran non-tunai yaitu setoran yang tidak dilakukan secara tunai kepada bank. Setoran
non-tunai bias berasal dari trasaksi antara lain:
a. Pemindahbukuan antar rekening dalam cabang bank yang sama
Pemilik rekening giro menerima setoran dari pemindahan dana dari rekening lain
pada cabang bank yang sama. Rekening lain tersebut bias bersal dari rekening
giro atau rekening tabungan. Dengan adanya setoran dari rekening lain, maka
setoran tersebut akan menambah saldo rekening giro nasabah.
Contoh Transaksi:
Anton adalah pemegang rekening giro Bank Bima Surabaya. Pada tanggal 26 April 2016
Anton memindahkan dananya di Bank Bima Surabaya sebesar Rp. 2.000.000 untuk keuntungan
rekening giro PT Yudistira, pemegang rekening giro di Bank Bima Surabaya.
Dari transaks tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Giro – Anton 2.000.000
Giro – PT Yudistira 2.000.000
(pemindahan dana dari rekening Giro Anton)
Saldo rekening Giro Anton akan berkurang sebesar Rp. 2.000.000 karena adanya
pendebitan rekeningnya dan dipindahkanbukukan ke rekening giro PT Yudistira. Sebaliknya
saldo giro PT Yudistira akan bertambah sebesar Rp. 2.000.000 karena telah menerima dana dari
rekening giro Anton
b. Pemindahbukuan dari bank yang sama tetapi berasal dari cabang lain.
Pemegang rekening giro mendapatkan kiriman dana dari cabang lain. Kiriman
dana tersebut melibatkan dua cabang, maka pencatatan yang dilakukan yaitu
terkait dengan Akun Rekening antar kantor (RAK) masing-masing cabang. Akun
rekening antar kantor dilakukan untuk mencatat ttransaksi antar bank yang sama
tapi pada kantor cabang yang berbeda.
Contoh Transaksi:
Dinaria adalah pemegang rekening giro Bank Bima Malang. Pada tanggal 26 April 2016
Dinaria memindahkan dananya dari Bank Bima Malang sebesar Rp. 3.000.000 untuk keuntungan
rekening giro PT Yudistira di Bank Bima Surabaya.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat di bank Bima Malang:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Giro – Dinaria 3.000.000
RAK – Cabang Surabaya 3.000.000
(pemindahan dana ke Surabaya)
Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat di Bank Bima Surabaya :
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 RAK – Cabang Malang 3.000.000
Giro _ PT Yudistira 3.000.000
(pemindahan dana dari Malang)
PT Yudistita
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2016
Tgl. Keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
16 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000
26 Pemindahbukuan antar - 2.000.000 21.800.000
rekening
26 Pemindahbukuan antar – 3.000.000 24.800.000
cabang
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 29.800.000
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 34.800.000
26 Setoran kliring 10.000.000 44..800.000
2.1.5 Penarikan
Penarikan merupakan transaksi penarikan atau pengambilan atas beban rekening giro.
Dari transaksi penarikan, maka saldo rekening giro nasabah akan berkurang. Penarikan dibagi
menjadi dua, yaitu penarikan tunai dan penarikan non-tunai.
a) Penarikan Tunai
Penarikan tunai rekening giro dapat dilakukan dengan menggunakan cek. Artinya,
penarikan dana secara tunai, karena cek juga berfungsi sebagai alat pembayaran. Kasmir
(2002:71), pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank
yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada
pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
Dalam hal pemegang rekening giro ingin mencairkan dananya, maka dia dapat
menggunakan cek dan menyerahkan cek tersebut kepada bank penerbit, yaitu bank yang
menerbitkan cek. Penarikan cek yang dilakukan di bank penerbit adalah house cheque.
Dalam hal cek ditarik melalui bank yang menrbitkan cek, maka bank harus membayarnya
selama dananya tersedia, dan bank dapat menolak pencairan cek tersebut dalam hal saldo
dananya lebih rendah disbanding jumlah penarikan sesuai jumlah nominal yang tertera
dalam cek.
Dalam penarikan rekening giro secara tunai dengan menggunakan cek, maka
transaksi ini akan berpengaruh apda penurunan kas yang ada di bank.
Contoh Transaksi:
Pada tanggal 27 April 2016 Annisa menarik cek yang diterbitkan oleh Bank Bima
Surabaya di cabang Bank Bima Surabaya sebesar Rp. 2.500.000 atas beban rekening giro PT
Yudistira
Daru transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat:
Bank Bima Surabaya
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
27 Giro – PT Yudistira 2.500.000
Kas 2.500.000
(penarikan cek sendiri)
b) Penarikan non-tunai
Penarikan non-tunai yaitu penarikan yang dilakukan dengan menyerahkan bilyet
giro, bukti transfer, dan penarikan kliring. Penarikan non-tunai tidak berpengaruh pada
pengurangan kas dibank, akan tetapi hanya akan mempengaruhi penurunan saldo pemilik
rekening giro.
Penarikan Kliring
Penarikan kliring terjadi dalam hal penarikan cek dan atau bilyet giro dilakukan di
bank lain, bukan bank penerbit cek atau bank tertarik. Pada nasabah menarik cek dan atau
BG tidak kepada bank penerbit, tetapi melalui bank lain, maka penagihannya dilakukan
melalui lembaga klirimg (Bank Indonesia). Penarikan cek atau BG yang dilakukan
melalui bank lain akan berpengaruh pada akun Giro pada Bank Indonesia.
Penarikan cek atau BG yang dilakukan melalui bank lain akan berpengaruh pada
akun giro pada Bank Indonesia
Contoh Transaksi:
Pada tanggal 28 April 2016, terdapat penarikan kliring dari Bank Surya Surabaya sebesar
Rp. 4.000.000 atas beban rekening giro PT Yudistira di Bank Bima Surabaya.
Bila saldo rekening giro PT Yudistira cukup, yaitu lebih dari Rp. 4.000.000 maka
penarikan kliring dari bank lain dapat dijalankan
Jurnal yang dibuat:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
28 Giro – PT Yudistira 4.000.000
Giro pada Bank Indonesia 4.000.000
(penarikan kliring)
Bila saldo rekening giro PT Yudistira tidak tersedia atau kurang, misalnya saldo giro
kurang dari Rp. 4.000.000 maka penarikan kliring tersebut ditolak. Atas tolakan kliring, nasabah
pemegang rekening giro dikenakan denda.
Jurnal yang dibuat
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
28 Giro – PT Yudistira 25.000
Pendapatan komisi 25.000
(Komisi tolakan kliring)
Pemindahbukuan
Penarikan nontunai dapat dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan atau
transfer ke bank lain. Pemindahanbukuan merupakan transaksi nontunai yang dilakukan
oleh nasabah untuk keuntungan nasabah lain yang mempunyai rekening di bank yang
sama.
Pemindahbukuan dari Rek. Giro ke Rek. Tabungan pada bank yang sama.
Pemindahan dana ini merupakan penarikan dan dana dari rekening giro dengan
menggunakan cek atau Bilyet Giro, kemudian dipindahkan (dikreditkan) ke rekening
tabungan. Atas transaksi ini maka giro nasabah akan berkurang dan Tabungan akan
bertambah.
Contoh Transaksi:
Pada tanggal 28 April 2016 PT Yudistira memindahkan dana dengan mendebit rekening
gironya untuk keuntungan rekening tabungan tina sebesar Rp. 1.000.000
Dari transaksi di atas, maka jurnal yag dibuat:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
28 Giro – PT Yudistira 1.000.000
Tabungan – Tina 10.000.000
(Pemindahbukuan)
Transfer ke bank lain dengan menarik dana dari rekening giro nasabah. Transfer ini
dilakukan dengan menarik dana yang berasal dari rekening giro dengan menggunakan sarana
penarikan berupa cek atau bilyet giro, selanjutnya hasil penarikan ditransfer ke bak lain dengan
menggunakan formulir transfer yang disediakan oleh bank.
Ilustrasi
Pada tanggal 30 April 2016 PT Yudistira mentransfer dananya dengan mendit rekening
gironya untu keuntungan rekening nasabah Bank Surya Surabaya sebesar Rp. 2.000.000
dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
28 Giro – PT Yudistira 2.000.000
Giro pda BI 2.000.000
(Transfer keluar)
Dengan menggunakan contoh di atas, maka saldo Giro PT Yudistira per 30 April 2016
adalah sebagai berikut :
PT Yudistita
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2016
Mutasi
Tgl. Keterangan Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
16 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000
26 Pemindahbukuan antar - 2.000.000 21.800.000
rekening
26 Pemindahbukuan antar – 3.000.000 24.800.000
cabang
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 29.800.000
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 34.800.000
26 Setoran kliring 10.000.000 44..800.000
27 Penarikan House Cheque 2.500.000 42.300.000
28 Penarikan kliring 4.000.000 38.300.000
28 Transfer antar rekening 1.000.000 37.300.000
30 Transfer ke bank lain 2.000.000 35.300.000
Beban jasa giro 26.266 35.326.266
Pajak 5.293 35.320.973
Jumlah hari pengendapan (kolom 2 ), dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun (kolom
3), dikalikan dengan persentase jasa giro (kolom 4) kemudian dikalikan saldo yang mengendap,
(kolom5), hasilnya sama dengan jasa giro (kolom 6). Kolom 6 djumlahkan mulia dari tanggal 1
sampai dengan tanggal 30 April 2016. penjumlahan dari kolom 6 merupakan jasa giro bukan
April 2016, yaitu sebesr Rp. 26.466.
Dengan asumsi pajak 20% yang ditanggung oleh pemegang rekening giro atas jasa giro
yang diperoleh, maka beban pajak atas jasa giro sebesar Rp. 5.293 dan jasa giro bersih yang
diperoleh oleh pemegang rekening giro adalah sebesar Tp. 21.173 ( Rp. 26.466 – Rp. 5.293).
2. Perhitungan Cara Kedua
Menghitung saldo rata-rata harian.
Mengalikan jumlah hari pengendapan dikalikan dengan saldo pada hari
pengendapan.
Menjumlahkan butir (b) selama bulan laporan (contoh kasus, bulan april 2015),
yaitu sebesar Rp 322.000.000.
Saldo rata-rata harian sama dengan butir (c) dibagi dengan butir jumlah hari
dalam bulan laporan (Rp 322.000.000/ 30 hari) sama dengan Rp 10.733.333.
Jasa giro dihitung dengan rumus:
Perhitungan jasa giro dilakukan setiap akhir bulan, hal ini diperlukan untuk membebankan biaya
jasa giro untuk laporan bulanan. Pembayaran jasa giro kerekening nasabah akan dilakukan setiap
tanggal akhir bulan.
Jurnal yang dibuat oleh PT Bank Bima adalah sebagai berikut:
Tanggal 30 April 2016
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
30 Beban jasa giro 26.466
Giro – PT Yudistira 21.173
Hutang pajak jasa giro 5.293
2.2.1 Tabungan
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Tabungan merupaka jenis simpanan yang sangat dikenal oleh masyarakat, karena
sejak sekolah dasar anak-anak sudah dikenalkan dengan tabungan, meskipun masih bersifat
menabung di sekolah. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan
bank sebagai tempat menyimpan uangnya.
Tujuan masyarakat menabung di bank antara lain:
a. Nasabah merasa aman menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan di bank.
b. Nasabah dapat menarik tabungannya dengan mudah karena bank memberikan
kemudahan dalam hal penarikan, misalnya adanya mesin ATM yang terbesar
dimana-mana, adanya ATM bersama yang memudahkan nasabah untuk menarik
tabungannya di mesin ATM bank lain.
c. Untuk penghematan, supaya seluruh penghasilannya tidak digunakan untuk
belanja.
Tabungan merupakan salah satu bentuk simpanan yang diperlukan oleh masyarakat untuk
menyimpan uangnya, karena tabungan merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan
persyaratan yang sangat mudah. Nasabah hanya menyediakan foto copy KTP, SIM, Paspor, dam
identitas lainnya untuk dapat membuka rekening tabungan. Setoran awal rekening tabungan juga
rendah, sehingga terjangkau oleh masyarakat luas. Dalam abad modern, bank melakukan inovasi
dengan menciptakan produk tabungan dengan berbagai jenis misalnya tabungan bunga harian,
tabungan pendidikan, tabungan multiguna, tabungan rencana pendidikan, dan lain – lain. Masing
– masing jenis tabungan memiliki keunggulan yang berbeda – beda.
Dengan membukukan setoran tunai untuk keuntungan nasabah tabungan, maka posisi kas
bank akan meningkat dan posisi tabungan nasabah juga meningkat dengan jumlah yang sama
yaitu, Rp 6.000.000
b. Setoran Nontunai
Setoran nontunai merupakan setoran yang dilakukan oleh nasabah atau pihak lain tidak
dengan menyerahkan uang tunai, tetapi dengan sarana lain, antara lain pemindah bukuan, tranfer-
in, setoran kliring, dan lain-lain. Setoran nontunai akan dicatat oleh bank pada saat dana tersebut
benar-benar diterima oleh bank.
Pemindahbukuan
Merupakan aktivitas yang dilakukan oleh bank atas perintah nasabah untuk memindahkan
dana dari satu rekening ke rekening lain dalam bank yang sama. Misalnya pemindahan
dana dari rekening tabungan ke rekening giro dan /atau sebaliknya, yaitu pemindahan
dana dari rekening giro ke rekening tabungan atau sama-sama dari rekening tabungan
atau rekening giro akan tetapi, dengan nomor rekening nasabah yang berbeda. Setoran
nontunai melalui pemindahbukuan akan berpengaruh pada penambahan dan pengurangan
masing-masing rekening.
Ilustrasi
Tanggal 8 Mei 2012, dara memindahbukuan rekening tabungannya di bank Bima Surabaya
sebesar Rp 5.000.000 untuk keuntungan rekening tabungan atas nama Ida, nasabah Bank BRI
Tanggal 10 Mei 2012, Bebe mengirimkan dana sebesar Rp 10.000.000 dengan mendebit
rekening tabungannya di Bank Bima Jakarta untuk keuntungan rekening tabungan Ida, nasabah
Bank Bima Surabaya
Jurnal yang dibual oleh Bank Bima
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
8 Tabungan Dara 5.000.000
Tabungan Ida 5.000.00
(pemindahbukuan antar rek. tabungan)
10 RAK – Cabang Kendari 10.000.000
Tabungan Ida 10.000.000
(pemindahbukuan antar cabang)
Setoran Kliring
Merupakan setoran nontunai yang dilakukan oleh nasabah dengan menyerahkan warkat
(cek, BG) bank lain untuk keuntungan rekening tabungan. Setoran kliring untuk tabungan
dicatat pada saat warkat tersebut telah dapat ditagihkan kepada bank yang menerbitkan
warkat.
Ilustrasi
Pada tanggal 11 Mei 2012, Ida setor bilyet giro yang diterbitkan oleh bank Mandiri Surabaya
senilai Rp 10.000.000 dan hasilnya akan dikreditkan ke rekening tabungan atas nama Ida di Bank
Bima Surabaya.
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
11 Rekening perantara Kliring 10.000.000
Transfer Masuk
Merupakan kiriman uang dari nasabah yang berasal dari bank lain untuk keuntungan
nasabah bank. Dengan adanya transfer masuk atas keuntungan rekening tabungan
nasabah, maka rekening tabungan nasabah akan bertambah. Kenaikan rekening nasabah
tabungan ini diimbangi dengan kenaikan rekening giro pada bank indonesia. Kiriman
uang dari bank lain akan melibatkan saldo rekening bank yang terdapat di bank
indonesia, oleh karena itu setiap terdapat penerimaan uang yang berasal dari bank lain
maka akan menambah saldo giro pada bank indonesia.
Ilustrasi
Pada tanggal 11 Mei 2012, terdapat transfer masuk (kiriman uang) dari bank niaga Surabaya
untuk keutungan nasabah tabungan Ida di Bank Bima Surabaya sebesar Rp 10.000.000
Jurnal di bank Bima Surabaya
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
11 Giro pada BI 10.000.000
Tabungan Ida 10.000.000
Bank Bima menerima kiriman dana dari Bank Niaga untuk keuntungan Ida, nasabah
tabungan. Kiriman uang dari bank lain, akan berpengaruh pada kenaikan tabungan Ida sebesar
Rp 10.000.000
b. Penarikan Nontunai
Penarikan nontunai merupakan penarikan tabungan yang dilakukan dengan menggunakan
sarana lain selain buku tabungan dari kartu ATM. Penarikan nontunai dapat dilakukan dengan
cara pemindahbukuan dan transfer.
1) Pemindahbukuan
Pemindahbukuan merupakan penarikan yang dilakukan olehh nasabah tidak secara tunai,
akan tetapi dengan mendebit rekening tabungannya kemudian dipindahkan ke rekening
lain dalam satu bank yang sama baik dalam cabang yang sama maupu cabang lain atau
dalam jenis rekening yang sama atau yang berbeda. Misalnya nasabah mendebit
(menarik) rekening tabungannya untuk dipindahbukukan kerekening giro atau kerekening
tabungan lainnya dalam bank yang sama baik cabang yang sama atau yang berbeda.
Ilustrasi:
Pada tanggal 13 Mei 2012, Ida memindahbukukan dana yang berasal dari debit rekening
tabungannya sebesar Rp 1.000.000 dipindahbukukan untuk keuntungan rekening giro PT
Yudistira di Bank Bima Surabaya
Pada tanggal 14 Mei 2012, Ida memindahkan dana dengan mendebit rekening
tabungannya sebesar Rp 2.000.000 dipindahbukukan untuk keuntungan rekening
tabungan atas nama Dian di PT Bank Bima cabang Semarang
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima
Bank Bima Surabaya
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
13 Tabungan Ida 1.000.000
Giro PT Yudistira 1.000.000
(pemindahbukuan ke rek. Giro)
14 Tabungan Ida 2.000.000
RAK – Cabang Semarang 2.000.000
(pemindahbukuan ke cabang lain)
2) Transfer Keluar
Transfer merupakan kegiatan memindahkan dana dari satu bank ke bank lain baik dalam
wilayah kliring yang sama ataupun diluar wilayah kliring. Transfer dapat dilakukan
dengan mendebit rekening tabungan nasabah sehingga tabungan nasabah akan berkurang.
Ilustrasi:
Pada tanggal 15 Mei 2012, Ida mentransfer dana dengan mendebit rekening tabungannya
di Bank Bima Surabaya sebesar Rp 500.000 kemudian dikirimkan untuk keuntungan
Luna, nasabah bank Surya Putera Cabang Surabaya. Biaya transfer Rp 5.000 secara tunai
Pada tanggal 15 Mei 2012, Ida mentransfer dana dengan mendebit rekening tabungannya
sebesar Rp 2.000.000 untuk dikirimkan ke Happy, nasabah bank permata Jakarta. Biaya
transfer Rp 5.000 debit rekening tabungannya.
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima
Bank Bima Surabaya
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
15 Tabungan Ida 500.000
Giro pada BI 500.000
Kas 5.000
Pendapatan Komisi transfer 5.000
15 Tabungan Ida 2.005.000
RAK – Cabang Jakarta 2.000.000
Pendapatan Komisi transfer 5.000
(transfer ke bank lain)
Bank Bima Jakarta
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
15 RAK – Cabang Surabaya 2.000.000
Giro pada BI 2.000.000
(transfer ke bank lain)
Dari perhitungan tersebut, jurnal yang dibuat oleh Bank Bima Surabaya adalah sebagai berikut:
Jurnal 30 April 2012
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
30 Beban bunga tabungan 127.533
Tabungann-Ida 102.026
Utang PPh 25.507
D : Kas Rp 625.000,00
K : Tabungan Rp 625.000,00
Pembebanan kartu tabungan smart dibukukan sebagai berikut :
D : Kas Rp 15.000,00
K : Persediaan Kartu Tabungan Rp 15.000,00
Pada saat nasabah kartu diberikan nasabah, chips tersebut sudah mencatat nilai sebesar
Rp 625.000,00. Proses pemindahan data dari komputer ke dalam chips tersebut dikenal dengan
nama download. Proses download ini akan dilakukan secara otomatis melalui jaringan (network)
bila data nasabah ter-update dengan adanya transfer uang dari pihak ketiga ke dalam rekening
nasabah bersangkutan. Update ini tidak menjadi masalah karena sewaktu nasabah hendak
menggunakan kartunya akan muncul sendiri data terakhir dalam layar pada terminal point-of-
salenya merchant. Demikian data nasabah selalu dijaga up-date.
Cara lain untuk mengetahui berapa saldo terakhir, nasabah dapat langsung pergi ke ATM
(automated teller machine) dan memeriksa saldonya sekaligus download data ke dalam chips.
Setiap kali setoran, rekening nasabah bersangkutan akan dikredit dalam komputer bank
bersangkutan.
2.3.4 Penggunaan Kartu Smart pada Merchant
Pada saat nasabah menggunakan Kartu Smartnya sebagai alat pembayaran di salah satu
merchant, nasabah cukup menunjukkan kartunya yang akan dimasukkan ke dalam mesin
pembaca chips dan beroperasi secara on-line ke pusat komputer bank bersangkutan.
Pengoperasian ini dilakukan secara on-line yang langsung meng-up-date data nasabah atas
sejumlah pembayaran.
Sebagai contoh, Tn. Wijaya berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan yang menerima
Kartu Smart dari bank bersangkutan. Nilai belanja sebesar Rp 75.000,00. Pembayaran dilakukan
dengan Kartu Smart. Oleh merchant bersangkutan akan divalidasikan ke dalam mesin pembaca
chips yang beroperasi secara on-line. Setelah mengetahui bahwa kartu dapat dipakai, maka
merchant akan memasukkan angka Rp 75.000,00 tersebut untuk mendebit rekening nasabah
bersangkutan. Pada waktu ini, karena pengoperasian secara on-line, rekening nasabah akan
didebit oleh bank dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Tabungan Rp 75.000,00
K : Giro-Merchant Rp 75.000,00
Merchant bersangkutan sudah memiliki rekening pada jaringan cabang yang
mengoperasikan Kartu Smart, sehingga mempermudah pembayaran atas barang yang dijualnya
kepada nasabah bank tersebut.
Pengoperasian secara on-line tersebut tidak menjadi masalah baik untuk merchant
maupun bagi bank.
2) Pengoperasian Secara Off-line
Pengoperasian Kartu Smart secara off-line atau tidak langsung meng-up-date data
nasabah bila terjadi transaksi ini akan dibedakan khususnya pada waktu download data dari
rekening tabungan di komputer ke dalam chips dan sewaktu pendebetan saldo dalam kartu chips
atau pembayaran suatu transaksi.
Kebanyakan bank yang sedang mengembangkan Kartu Smart ini, menyediakan juga
fasilitas penarikan tunai dengan chips tersebut melalui ATM yang dapat membaca chips. Cara
kerjanya akan diuraikan di bawah ini.
2.3.5 Pembukaan dan Penyetoran
Sebagai contoh, seseorang membuka rekening Tabungan Kartu Smart dengan setoran
awal Rp 750.000,00 dibayar tunai. Beban kartu sebesar Rp 15.000,00 juga dibayar tunai. Oleh
bank dibukukan sebagai berikut :
D : Kas Rp 750.000,00
K : Tabungan Rp 750.000,00
Pembebanan kartu tabungan smart dibukukan sebagai berikut :
D : Kas Rp 15.000,00
K : Persediaan Kartu Smart Rp 15.000,00
2.3.6 Transaksi Download Ke dalam Chips
Apabila nasabah bersangkutan hendak melakukan proses download ke dalam chips
sebesar Rp 250.000,00, maka nasabah bersangkutan dapat langsung ke dalam mesin ATM yang
dapat membaca chips untuk melakukan proses download tersebut. PIN tetap akan diminta oleh
mesin ATM sebagai proses otentifikasi. Proses download sebesar Rp 250.000,00 tersebut akan
dicatat oleh mesin dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Tabungan Rp 250.000,00
K : Tabungan Kartu Chips Rp 250.000,00
Dengan demikian sisa rekening tabungan dalam pembukuan bank tetap total sebesar Rp
750.000,00, namun sudah terpecah menjadi dua bagian : pada rekening semula sebesar Rp
500.000,00 dan pada kartu chips sebesar Rp 250.000,00. Hal ini diperlukan untuk memudahkan
audit trail bila data transaksi hilang dan sebagainya.
2.3.7 Penggunaan Kartu Smart Pada Merchant
Apabila kemudian nasabah bersangkutan menggunakan Kartu Smartnya pada salah satu
merchant yang telah ditunjuk di mana jaringan terpasang, maka oleh merchant Kartu Smart
tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin verifikasi dan nasabah harus memasukkan PIN-nya.
Sebagai contoh, bila nasabah hendak membayar sejumlah barang dengan nilai Rp
120.000,00 dan mempergunakan Kartu Smart untuk membayarnya, maka alat yang terpasang
pada merchant akan mengurangi nilai saldo yang terdapat pada chips tersebut.
Sebagai alat kontrol bagi bank dan merchant, alat verifikasi tersebut akan mencetak slip
penjualan yang harus ditandatangani oleh nasabah. Hal ini mutlak diperlukan untuk audit trail.
Atas data yang telah ditandatangani oleh nasabah bersangkutan dan diterima oleh bank, maka
bank akan membukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Kontrol terhadap saldo dalam chips maupun dalam rekening bank akan tetap dapat
dilakukan oleh bank. Saldo tabungan nasabah sekarang bernilai Rp 630.000,00, yang terdiri dari
rekening di bank Rp 500.000,00 dan chips Rp 130.000,00.
2.3.8 Penarikan Tunai Melalui Chips
Bila nasabah memerlukan uang tunai yang harus ditarik oleh ATM, nasabah
bersangkutan dapat langsung ke ATM khusus yang dapat membaca kartu chips. Perlu diketahui,
kini tersedia ATM yang langsung dapat membaca Chips maupun Magnetic Stripe (MS) untuk
transaksi dengan ATM. Bila nasabah menggunakan chips dalam ATM, maka akan langsung
meng-up-date saldo dalam chips. Apabila nasabah menggunakan MS, maka akan langsung
meng-up-date rekening nasabah di bank bersangkutan.
Sebagai contoh, apabila nasabah bersangkutan hendak menarik uang tunai melalui ATM
dari chips sebesar Rp 50.000,00, maka dengan memasukkan PIN uang akan keluar dan bank
akan membukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Tabungan Kartu Chips Rp 50.000,00
K : Kas Rp 50.000,00
Bila jumlah uang sebesar Rp 50.000,00 tersebut diambil melalui MS, yaitu dari rekening
tabungan bersangkutan, maka ayat jurnalnya akan menjadi sebagai berikut :
D : Tabungan Rp 50.000,00
K : Kas Rpmemberikan
Jadi, semua transaksi penarikan ini harus dapat 50.000,00 audit trail yang jelas bagi
bank bersangkutan.
2.3.9 Penggunaan Chips Yang Melebihi Saldo
Pada contoh di atas, saldo dalam chips menjadi sebesar Rp 80.000,00 (Rp 130.000,00
dikurangi dengan Rp 50.000,00). Apabila kemudian nasabah hendak menggunakan Kartu Smart
untuk belanja melebihi jumlah Rp 80.000,00, maka merchant tidak dapat mengotorisasi transaksi
karena saldo tidak cukup. Untuk itu, nasabah bersangkutan harus terlebih dahulu melakukan
download melalui ATM terdekat.
Sebagai contoh, nasabah bersangkutan hendak menggunakan Kartu Smart untuk
membayar suatu transaksi senilai Rp 175.000,00, dan ia melakukan download sebesar Rp
200.000,00, ayat jurnal untuk mencatat transaksi adalah sebagai berikut :
Pada waktu download Rp 200.000,00 dari rekening ke dalam chips
D : Tabungan Rp 200.000,00
K : Tabungan Kartu Chips Rp 200.000,00
Dengan demikian saldo rekening tabungan menjadi Rp 300.000,00 (Rp 500.000,00 dikurangi
dengan Rp 200.000,00) dan saldo dalam chips menjadi Rp 280.000,00 (Rp 80.000,00 ditambah
download Rp 200.000,00).
Pembayaran dengan Kartu Smart sebesar Rp 175.000,00 sekarang dapat diambil alih oleh
merchant dan bank akan membukukan atas dasar tagihan merchant dalam slips penjualan dengan
ayat jurnal sebagai berikut :
3) Akuntansi
Akuntansi untuk mencatat transaksi simpanan berjangka ini meliputi transaksi pembelian
simpanan berjangka, perhitungan dan pembukuan bunga, pencairan simpanan berjangka pada
saat jatuh tempo, dan perpanjangan simpanan berjangka secara rollover.
a. Pembukuan simpanan berjangka
Contoh soal:
Tn. A membuka simpanan kepada bank Omega – Jakarta dengan membayar sebesar Rp.
35.000.000,- jangka waktu selama 3 bulan, bunga dibayarkan 21% setahun, dibayarkan pada saat
jatuh bunga. Pada saat pembukuan rekening simpanan berjangka, oleh bank akan dicatat sebagai
berikut:
Pada akhir tahun buku, biaya ini ditutup kedalam rekening laba-rugi dengan jurnal sebagai
berikut:
Ikhtisar laba-rugi Rp. 612.500
Biaya bunga simpanan berjangka Rp. 612.500
Rekening simpanan berjangka yang telah jatuh tempo akan tetap tampil atau outstanding
pada neraca hingga pemilik rekening yang bersangkutan datang untuk mencairkannya. Pada saat
pemegang simpanan berjangka ini datang untuk mencairkan simpanan berjangkanya dalam hal
ini Tn. A, maka Bank harus mendebet akun simpanan berjangka yang telah jatuh tempo –
rekening Tn. A
Pada saat Tn. A datang untuk mencairkannya maka harus dikenakan penalty terlebih dahulu
yaitu sebesar Rp. 787.500 dan bank Omega harus mencatatnya sebagai berikut:
Biaya yang dibayar dimuka ini harus dialokasikan secara periodik, paling tidak setiap
bulan, ke dalam rekening laba rugi untuk mendapatkan gambaran biaya dan pendapatan yang
wajar setelah melaksanakan konsep matching.
Besarnya alokasi biaya setiap bulan kedalam laba-rugi akan ditentukan lamanya waktu
atau jangka waktu simpanan berjangka tersebut, dalam contoh Tn. A diatas lamanya jangka
waktu simpanan berjangka adalah 3 bulan, maka jumlah biaya yang dibayar dimuka sebesar Rp.
1.800.000 harus dialokasikan selama 3 bulan dengan cara membaginya (Rp. 1.800.000 / 3 bulan)
sehingga akan diperoleh pengalokasian biaya sebesar Rp. 600.000 untuk setiap bulannya.
Pada tanggal jatuh bunga setiap bulannya, diadakan alokasi pembebanan biaya kedalam
rekening laba-rugi dengan jurnal sebagai berikut: