Вы находитесь на странице: 1из 41

AKUNTANSI DANA PIHAK KETIGA

Dana yang berasal dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga).


Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting dalam kegiatan operasi suatu bank
dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana
ini.
Pentingnya sumber dana dari masyarakat luas disebabkan sumber dana dari masyarakat
merupakan sumber dana yang paling utama bagi bank. Sumber dana yang yang disebut juga
dengan “Dana Pihak Ketiga” ini disamping mudah mencarinya juga tersedia banyak di
masyarakat.
Untuk memperoleh sumber dana dari masyarakat luas, bank dapat menawarkan berbagai
jenis simpanan. Pembagian jenis simpanan kedalam beberapa jenis dimaksudkan agar para
nasabah mmpunyai banyak pilihan sesuai dengan tujuannya masing-masing.

2.1. Simpanan Giro


Simpanan giro adalah simpanan yang berasal dari masyarakat atau dari pihak ke tiga
yang penarikannya bisa dilakukan setiap saat dengan menggunakan sarana penarikan berupa cek
dan biliyet giro atau sarana lainnya.
Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 mendefinisikan bahwa,
simpanan giro merupakan simpanan yang penarikannya bisa dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, biliyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah
bukuan.
Menurut Dendawijaya (2000:56), dalam pelaksanaannya, giro ditatausahakan oleh bank
dalam suatu rekening yang disebut dengan rekening koran. Jenis rekening giro ini dapat berupa:
1. Rekening atas nama perorangan
2. Rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga
3. Rekening barsama atau gabungan.

2.1.2 Akuntansi Giro


Akuntansi giro adalah pencatatan yang terkait dengan transaksi yang terjadi pada rekening giro.
Pencatatan transaksi rekening giro dapat terjadi pada saat pembukuan, setoran tunai, pemindah
bukuan, setoran kliring, penarikan tunai maupun penarikan kliring dan transaksi lainnya.
Pencatatan akuntansi giro dapat diatur sebagai berikut:
1. Transaksi rekening giro diakui sebesar nominal uang yang disetorkan oleh nasabah atau
yang ditarik atau dicairkan. Pada saat nasabah melakukaan transaksi setoran atau
penarikan secara tunai, maka bank akan melakukan pencatatan transaksi tersebut sesuai
dengan uang tunai yang diterimanya.
2. Setoran giro dapat dilakukan secara tunai dan non tunai. Dalam hal setoran dilakukan
secara tunai, maka setoran tersebut diakui pada saat uang diterima. Dalam setoran
dilakukan secara non tunai (setoran kliring), sehingga setoran tersebut diakui setelah
kliring efektif, yaitu setelah setoran berhasil ditagihkan ke bank tertagih.
3. Bank akan memberikan imbalan kepada pemegang rekening giro. Besarnya imbalan yang
diberikan tergantung kebijakan masing-masing bank. Imbalan yang berasal dari rekening
giro disebut dengan jasa giro.
4. Dalam hal rekening giro bersaldo negative, maka bank dapat memberikan kredit
overdraft, kredit overdraft adalah kredit yang diberikan untuk memberikan tambahan
dana kerekening giro nasabah, bila terdapat penarikan cek dan atau biliyet giro yang
jumlahnya melebihi saldo rekening giro. Bank akan membebankan bunga overdraft.

2.1.3 Pembukaan Rekening Giro


Pembukaan rekening giro dapat dilakukan oleh nasabah dengan mengisi formulir pembukaan
rekening yang telah disediakan oleh bank. Calon nasabah simpanan giro bisa membuka rekening
giro apabila memenuhi syarat dan ketentuan. Syarat yang harus dimiliki calon nasabah yaitu
sekurang-kurangnya sebagai berikut:
1. Calon nasabah tidak tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI).
2. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP).
3. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank.
4. Jumlah minimal setoran dan minimal saldo pengendapan.
Setelah persyaratan terpenuhi, maka nasabah dapat membuka simpanan giro kemudian
melakukan setoran pertama yang jumlah setoran minimalnnya tergantung pada masing-masing
bank.
Contoh: Pada tanggal 16 april 2016 PT. Yudistira membuka rekening giro di Bank Bima
Surabaya dengan setoran pertama sebesar Rp 5.000.000 secara tunai. Pada saat yang sama PT.
Yudistira membeli 25 lembar buku cek dan 25 lembar buku biliyet giro dengan harga masing-
masing Rp 100.000 pembelian buku cek dan biliyet giro didebit dari saldo rekening giro PT.
Yudistira. Dari transaksi diatas, maka jurnal yang dibuat adalah:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


16 Kas 5.000.000
Giro-PT Yudistira 5.000.000
(mencatat setoran awal rekening giro)

16 Giro- PT Yudistira 200.000


Pendapatan buku cek & BG 200.000
(mencatat pembelian buku cek & BG)

Dari transaksi pembukaan rekening giro PT. yudistira dengan jumlah setoran awal sama
dengan Rp 5.000.000 dan pembelian buku cek dan BG tersebut sebesar Rp 200.000, maka pada
bulan laporan (30 April 2016) bank akan membuat laporan rekening giro atau disebut juga
laporan rekenung Koran PT. Yudistira per 30 April 2016 seperti pada contoh berikut ini. (
asumsi tidak ada transaksi lain selama bulan April 2006).
Laporan Rekening Koran diperlukan oleh nasahabah untuk mengetahui transaksi-
transaksi yang terjadi pada rekening giro selama satu bulan. Dari data mutasi pada rekening
Koran, dapat diketahui bahwa saldo rekening giro PT Yudistira per 30 April 2016 sebesar
Rp.4.800.000

PT Yudistita
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2016
Tgl keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000

2.1.4 Setoran
Setoran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pemegang rekening giro untuk
menyetorkan sejumlah uang tunai atau warkat tagihan dengan maksud untuk menambah jumlah
saldo rekening gironya. Setoran dapat dilakukan dengan setoran secara tunai dan setoran
nontunai (kliring dan pemindahbukuan).
1. Setoran Tunai
Setoran tunai, merupakan setoran yang dilakukan dengan menyerahkan sejumlah
uang kepada bank dan atau dengan menggunakan cek yang diterbitkan oleh bank itu
sendiri. Nasabah menyetorkan uang tunai sejumlah tertentu kepada bank untuk
menambah saldo rekening gironya.
Contoh Transaksi:
Pada tanggal 21 April 2016 PT Yudistira setor uang tunai sebesar Rp.15.000.000 di Bank
Bima Surabaya untuk menambah saldo rekening gironya.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
21 Kas 15.000.000
Giro – PT Yudistira 15.000.000
Mencatat setoran tunai

Dengan adanya setoran tunai tersebut, maka pada akhir bulan PT Yudistira akan
menerima rekening Koran/ rekening giro per 30 April 2016 seperti contoh dibawah ini. Dari
informasi rekening giro tersebut dapat diketahui saldo rekening giro PT Yudistira per 30 April
2016 sebesar Rp. 19.800.000
PT Yudistita
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2016
Tgl. Keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
16 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000

2. Setoran Non-tunai
Setoran non-tunai yaitu setoran yang tidak dilakukan secara tunai kepada bank. Setoran
non-tunai bias berasal dari trasaksi antara lain:
a. Pemindahbukuan antar rekening dalam cabang bank yang sama
Pemilik rekening giro menerima setoran dari pemindahan dana dari rekening lain
pada cabang bank yang sama. Rekening lain tersebut bias bersal dari rekening
giro atau rekening tabungan. Dengan adanya setoran dari rekening lain, maka
setoran tersebut akan menambah saldo rekening giro nasabah.
Contoh Transaksi:
Anton adalah pemegang rekening giro Bank Bima Surabaya. Pada tanggal 26 April 2016
Anton memindahkan dananya di Bank Bima Surabaya sebesar Rp. 2.000.000 untuk keuntungan
rekening giro PT Yudistira, pemegang rekening giro di Bank Bima Surabaya.
Dari transaks tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Giro – Anton 2.000.000
Giro – PT Yudistira 2.000.000
(pemindahan dana dari rekening Giro Anton)

Saldo rekening Giro Anton akan berkurang sebesar Rp. 2.000.000 karena adanya
pendebitan rekeningnya dan dipindahkanbukukan ke rekening giro PT Yudistira. Sebaliknya
saldo giro PT Yudistira akan bertambah sebesar Rp. 2.000.000 karena telah menerima dana dari
rekening giro Anton
b. Pemindahbukuan dari bank yang sama tetapi berasal dari cabang lain.
Pemegang rekening giro mendapatkan kiriman dana dari cabang lain. Kiriman
dana tersebut melibatkan dua cabang, maka pencatatan yang dilakukan yaitu
terkait dengan Akun Rekening antar kantor (RAK) masing-masing cabang. Akun
rekening antar kantor dilakukan untuk mencatat ttransaksi antar bank yang sama
tapi pada kantor cabang yang berbeda.
Contoh Transaksi:
Dinaria adalah pemegang rekening giro Bank Bima Malang. Pada tanggal 26 April 2016
Dinaria memindahkan dananya dari Bank Bima Malang sebesar Rp. 3.000.000 untuk keuntungan
rekening giro PT Yudistira di Bank Bima Surabaya.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat di bank Bima Malang:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Giro – Dinaria 3.000.000
RAK – Cabang Surabaya 3.000.000
(pemindahan dana ke Surabaya)

Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat di Bank Bima Surabaya :
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 RAK – Cabang Malang 3.000.000
Giro _ PT Yudistira 3.000.000
(pemindahan dana dari Malang)

c. Penerimaan transfer/kiriman uang dari bank lain


Bank menerima transferan uang dari bank lain yang masih dalam wilayah
kliring yang sama. Kiriman uang (transfer in) ini sebagai keuntungan pemegang
rekening giro. Dalam hal adanya transfer ini yang berasal dari bank lain, oleh
karena itu transaksi kiriman uang atau transfer ini dilakukan melalui mekanisme
kliring, sehingga melibatkan rekening giro pada bank Indonesia. setiap transaksi
antarbank, maka transaksi tersebut (utang piutang warkat) dilakukan melalui Bank
Indonesia, sehingga akan berpengaruh pada saldo giro bank yang terdapat di Bank
Indonesia. Akun yang digunakan untuk transaksi antarbank adalah giro pada Bank
Indonesia.
Kiriman uang dari bank lain dalam wilayah kliring yang sama
pencatatannya akan berpengaruh pada akun “giro pada bank Indonesia.” Kiriman
uang dari lain di luar wilayah kliring, dapat berpengaruh pada akun “ Giro pada
Bank Indonesia “ atau akun “rekening Antar Kantor.” Hal ini tergantung pada
mekanisme kiriman uang yang dilakukan oleh bank pengirim. Pengriman uang
yang dilakukan oleh bank pengirim melalui cabangnya di kota tujuan,
pencatatannya uang yang dilakukan langsung di wilayah kliring bank pengirim,
maka transaksi ini akan dicatat pada akun “Rekening Antar Kantor.” Selanjutnya
oleh bank penerima, kiriman dana tersebut akan diteruskan melalui transaksi
antarcabang.
Contoh Transaksi:
Pada tanggak 26 April 2016 Bank Bima Surabaya menerima kiriman uang dari Bank
Niaga Surabaya sebesar Rp. 5.000.000 untuk keuntungan rekening giro PT Yudistira.
Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat di Bank Bima Surabaya:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Giro pada Bank Indonesia 5.000.000
Giro _ PT Yudistira 5.000.000
(Mencatat transfer masuk)
Kiriman uang dari bank ain dari luar wilayah kliring, maka kirman uang tersebut dapat
dilakukan melalui bank pengirim di kota tujuan, atau dikirim langsung melalui bank yang dituju
di kota pengirim. kedua mekanisme pengiriman uang ini dapat berpengaruh pada pencatatannya.
Ilustrasi
Pada tanggal 27 April 2016 Bank Bima Surabaya menerima kiriman uang dari Bank
Niaga Malang sebesar Rp. 5.000.000 untuk keuntungan rekening giro PT Yudistira.
Dari transaksi di atas, terdapat dua mekanisme penerimanaan uang dari bank lain di luar
wilayah kliring. Dua mekanisme ini akan memengaruhi pencatatan akuntansinya.
 Bank niaga mengirimkan dana langsung ke Bank Bima Malang, maka mekanisme
pengiriman uangnya adalah Bank Niaga cabang Malang mengirmkan dana ke Bank Bima
Cabang Malang melalui lembaga kliring wilayah Malang (BI Malang), kemudian Bank
Bima Malang memindahbukukan dana tersebut ke Bank Bima cabang Surabaya, yang
merupakan cabang bank yang dituju. Dengan demikian,, maka transaksi kliring dilakukan
di wilayah kliring Malang (BI Malang).
jurnal yang dibuat
Bank Bima Malang
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Giro pada Bank Indonesia 5.000.000
RAK – Cabang Surabaya 5.000.000
(Mencatat transfer masuk)

Jurnal yang dibuat


Bank Bima Malang

Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit


26 RAK – Cabang Malang 5.000.000
Giro _ PT Yudistira 5.000.000
(Mencatat Pemindahbukuan)
 Bank Niaga langsung mengirimkan dananya dengan pemindahbukuan ke Bank Niaga
Surabaya. Mekanisme kiriman uangnya adalah Bank Niaga Malang melakukan
pemindahbukuan dengan mendebit rekening nasabah Bank Niaga Malang dan dikrimkan
ke Bank Niaga Surabaya. Bank Niaga Surabaya setelah menerima pemindahbukuan dari
Bank Bima Surabaya melalui lembaga kliring Surabaya (Bank Indonesia Surabaya).
Dengan demikian, maka transaksi kliring dilakukan di wilayah kliring Surabaya ( Bank
Indonesia Surabaya).
Jurnal yang dibuat:

Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit


26 Giro pada Bank Indonesia 5.000.000
Giro _ PT Yudistira 5.000.000
(Mencatat transfer masuk)
d. Setoran kliring oleh pemegang rekening giro
Nasabah menyetorkan cek atau bilyet giro yang diterbitkan oleh bank lain. Setiap
transaksi yang melibatkan bank lain baik dalam wilayah kliring maupun diluar
wilayah kliring, maka pencatatannya melalui akun “giro pada bank Indonesia”.
Hal ini karena setiap ada transaksi dengan bank lain, maka terdapat perubahan
saldo rekening bank di bank Indonesia. Perubahan tersebut berpengaruh pada
perubahan saldo pada akun giro pada bank Indonesia. Tagihan warkat antar bank
hanya dapat dilakukan melalui lembaga kliring atau bank Indonesia.
Contoh Transaksi:
Pada tanggal 26 April 2016 PT Yudistira menyetorkan Bilyet Giro ke Bank BIma cabang
Surabaya. Bilyet Giro tersebut diterbitkan oleh Bank BCA Surabaya yang nilainya sebersar Rp.
10.000.000. Hasilnya akan menjadi keuntungan rekening giro PT Yudistira.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat:
Jurnal yang dibuat pada saaat wrkat ditagihkan melalui Bank Indonesia
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Rek. Perantara Kliring 10.000.000
( Mencatat setoran kliring pada saat warkat
ditagihkan)

Jurnal yang dibuat bila tagihan warkat berhasil / efektif


Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Rek. Perantara Kliring 10.000.000

26 Giro pada Bank Indonesia 10.000.000


Giro – PT Yudistira 10.000.000
(Mencatat kliring efektif)

Jurnal yang dibuat bila tagihan warkat ditolak


Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Rek. Perantara Kliring 10.000.000
Dengan memperhitungkan setoran nontunai tersebut, maka saldo rekening giro PT
Yudistira per 30 April 2016 adalah sebesar Rp. 44.800.000
Daftar rincian rekening giro PT Yudistira dapat dilihat berikut ini:

PT Yudistita
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2016
Tgl. Keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
16 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000
26 Pemindahbukuan antar - 2.000.000 21.800.000
rekening
26 Pemindahbukuan antar – 3.000.000 24.800.000
cabang
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 29.800.000
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 34.800.000
26 Setoran kliring 10.000.000 44..800.000

2.1.5 Penarikan
Penarikan merupakan transaksi penarikan atau pengambilan atas beban rekening giro.
Dari transaksi penarikan, maka saldo rekening giro nasabah akan berkurang. Penarikan dibagi
menjadi dua, yaitu penarikan tunai dan penarikan non-tunai.
a) Penarikan Tunai
Penarikan tunai rekening giro dapat dilakukan dengan menggunakan cek. Artinya,
penarikan dana secara tunai, karena cek juga berfungsi sebagai alat pembayaran. Kasmir
(2002:71), pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank
yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada
pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
Dalam hal pemegang rekening giro ingin mencairkan dananya, maka dia dapat
menggunakan cek dan menyerahkan cek tersebut kepada bank penerbit, yaitu bank yang
menerbitkan cek. Penarikan cek yang dilakukan di bank penerbit adalah house cheque.
Dalam hal cek ditarik melalui bank yang menrbitkan cek, maka bank harus membayarnya
selama dananya tersedia, dan bank dapat menolak pencairan cek tersebut dalam hal saldo
dananya lebih rendah disbanding jumlah penarikan sesuai jumlah nominal yang tertera
dalam cek.
Dalam penarikan rekening giro secara tunai dengan menggunakan cek, maka
transaksi ini akan berpengaruh apda penurunan kas yang ada di bank.
Contoh Transaksi:
Pada tanggal 27 April 2016 Annisa menarik cek yang diterbitkan oleh Bank Bima
Surabaya di cabang Bank Bima Surabaya sebesar Rp. 2.500.000 atas beban rekening giro PT
Yudistira
Daru transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat:
Bank Bima Surabaya
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
27 Giro – PT Yudistira 2.500.000
Kas 2.500.000
(penarikan cek sendiri)

b) Penarikan non-tunai
Penarikan non-tunai yaitu penarikan yang dilakukan dengan menyerahkan bilyet
giro, bukti transfer, dan penarikan kliring. Penarikan non-tunai tidak berpengaruh pada
pengurangan kas dibank, akan tetapi hanya akan mempengaruhi penurunan saldo pemilik
rekening giro.
 Penarikan Kliring
Penarikan kliring terjadi dalam hal penarikan cek dan atau bilyet giro dilakukan di
bank lain, bukan bank penerbit cek atau bank tertarik. Pada nasabah menarik cek dan atau
BG tidak kepada bank penerbit, tetapi melalui bank lain, maka penagihannya dilakukan
melalui lembaga klirimg (Bank Indonesia). Penarikan cek atau BG yang dilakukan
melalui bank lain akan berpengaruh pada akun Giro pada Bank Indonesia.
Penarikan cek atau BG yang dilakukan melalui bank lain akan berpengaruh pada
akun giro pada Bank Indonesia

Contoh Transaksi:
Pada tanggal 28 April 2016, terdapat penarikan kliring dari Bank Surya Surabaya sebesar
Rp. 4.000.000 atas beban rekening giro PT Yudistira di Bank Bima Surabaya.
Bila saldo rekening giro PT Yudistira cukup, yaitu lebih dari Rp. 4.000.000 maka
penarikan kliring dari bank lain dapat dijalankan
Jurnal yang dibuat:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
28 Giro – PT Yudistira 4.000.000
Giro pada Bank Indonesia 4.000.000
(penarikan kliring)

Bila saldo rekening giro PT Yudistira tidak tersedia atau kurang, misalnya saldo giro
kurang dari Rp. 4.000.000 maka penarikan kliring tersebut ditolak. Atas tolakan kliring, nasabah
pemegang rekening giro dikenakan denda.
Jurnal yang dibuat
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
28 Giro – PT Yudistira 25.000
Pendapatan komisi 25.000
(Komisi tolakan kliring)

 Pemindahbukuan
Penarikan nontunai dapat dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan atau
transfer ke bank lain. Pemindahanbukuan merupakan transaksi nontunai yang dilakukan
oleh nasabah untuk keuntungan nasabah lain yang mempunyai rekening di bank yang
sama.
Pemindahbukuan dari Rek. Giro ke Rek. Tabungan pada bank yang sama.
Pemindahan dana ini merupakan penarikan dan dana dari rekening giro dengan
menggunakan cek atau Bilyet Giro, kemudian dipindahkan (dikreditkan) ke rekening
tabungan. Atas transaksi ini maka giro nasabah akan berkurang dan Tabungan akan
bertambah.
Contoh Transaksi:
Pada tanggal 28 April 2016 PT Yudistira memindahkan dana dengan mendebit rekening
gironya untuk keuntungan rekening tabungan tina sebesar Rp. 1.000.000
Dari transaksi di atas, maka jurnal yag dibuat:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
28 Giro – PT Yudistira 1.000.000
Tabungan – Tina 10.000.000
(Pemindahbukuan)

Transfer ke bank lain dengan menarik dana dari rekening giro nasabah. Transfer ini
dilakukan dengan menarik dana yang berasal dari rekening giro dengan menggunakan sarana
penarikan berupa cek atau bilyet giro, selanjutnya hasil penarikan ditransfer ke bak lain dengan
menggunakan formulir transfer yang disediakan oleh bank.
Ilustrasi
Pada tanggal 30 April 2016 PT Yudistira mentransfer dananya dengan mendit rekening
gironya untu keuntungan rekening nasabah Bank Surya Surabaya sebesar Rp. 2.000.000
dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
28 Giro – PT Yudistira 2.000.000
Giro pda BI 2.000.000
(Transfer keluar)

Dengan menggunakan contoh di atas, maka saldo Giro PT Yudistira per 30 April 2016
adalah sebagai berikut :
PT Yudistita
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2016
Mutasi
Tgl. Keterangan Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
16 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000
26 Pemindahbukuan antar - 2.000.000 21.800.000
rekening
26 Pemindahbukuan antar – 3.000.000 24.800.000
cabang
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 29.800.000
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 34.800.000
26 Setoran kliring 10.000.000 44..800.000
27 Penarikan House Cheque 2.500.000 42.300.000
28 Penarikan kliring 4.000.000 38.300.000
28 Transfer antar rekening 1.000.000 37.300.000
30 Transfer ke bank lain 2.000.000 35.300.000
Beban jasa giro 26.266 35.326.266
Pajak 5.293 35.320.973

2.1.6 Perhitungan Jasa Giro


Bank memberikan imbalan berupa jasa giro untuk nasabah pemilik rekening giro.
Perhitungan jasa giro pada umumnya dihitung dengan memakai saldo harian, karena perhitungan
dengan saldo harian yaitu perhitungan jasa giro yang sangat fair bagi nasabah maupun bagi bank.
Dengan perhitungan jasa giro yang didasarkan pada saldo harian rekening giro dalam bulan
bersangkutan, sehingga bank akan menghitung jasa giro berdasarkan saldo yang mengendap
dikalikan dengan jumlah hari pengendapan saldo setelah dibagi dengan jumlah hari dalam satu
tahun dan dikalikan persentase jasa giro.
Perhitungan Jasa Giro dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah hari pengendapan saldo
Jasa Giro = X Jasa Giro x Nominal saldo
Jumlah hari dalam satu tahun

Jumlah hari dalam satu tahun dihitung dengan 365 hari.


Sesuai dengan laporan rekening giro per 30 April 2016 pada ilustrasi sebelumnya dan
jasa giro 3% per tahun, maka jasa giro dapat dihitung dengan menggunakan dua cara seperti pada
contoh dibawah ini:
1. Perhitungan cara pertama
Tgl Jumlah hari Jml. Hari dalam % jasa giro Nominal saldo Nominal
setahun jasa giro
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
16-20 5 365 3% 4.800.000 1.973
21-25 5 365 3% 19.800.000 8.137
26-26 1 365 3% 44.800.000 3.682
27-27 1 365 3% 42.300.000 3.477
28-30 3 365 3% 37.300.000 9.197
26.466
Jasa giro PT Yudistira per 30 April 2016 sebesar 26.466
Pajak = 20% X 26.466 5.923
Jasa giro bersih yang diterima PT Yudistira sebesar 21.173

Jumlah hari pengendapan (kolom 2 ), dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun (kolom
3), dikalikan dengan persentase jasa giro (kolom 4) kemudian dikalikan saldo yang mengendap,
(kolom5), hasilnya sama dengan jasa giro (kolom 6). Kolom 6 djumlahkan mulia dari tanggal 1
sampai dengan tanggal 30 April 2016. penjumlahan dari kolom 6 merupakan jasa giro bukan
April 2016, yaitu sebesr Rp. 26.466.
Dengan asumsi pajak 20% yang ditanggung oleh pemegang rekening giro atas jasa giro
yang diperoleh, maka beban pajak atas jasa giro sebesar Rp. 5.293 dan jasa giro bersih yang
diperoleh oleh pemegang rekening giro adalah sebesar Tp. 21.173 ( Rp. 26.466 – Rp. 5.293).
2. Perhitungan Cara Kedua
 Menghitung saldo rata-rata harian.
 Mengalikan jumlah hari pengendapan dikalikan dengan saldo pada hari
pengendapan.
 Menjumlahkan butir (b) selama bulan laporan (contoh kasus, bulan april 2015),
yaitu sebesar Rp 322.000.000.
 Saldo rata-rata harian sama dengan butir (c) dibagi dengan butir jumlah hari
dalam bulan laporan (Rp 322.000.000/ 30 hari) sama dengan Rp 10.733.333.
 Jasa giro dihitung dengan rumus:

Jumlah hari dalam bulan bersangkutan X 3% X rata-rata saldo harian


Jumlah hari dalam satu tahun

Tgl mengendap Jumlah hari Saldo Total


16-20 5 X 4.800.000 = 24.000.000
21-25 5 X 19.800.000 = 99.000.000
26 1 X 44.800.000 = 44.800.000
27 1 X 42.300.000 = 42.300.000
28-30 3 X 37.300.000 = 111.900.000
Total 322.000.000
Jumlah hari dalam bulan april 2015 30
Saldo harian Rp 322.000.000/ 30 = 10.733.333
Jasa giro 30 X 3% X 10.733.333/ 365 = 26.466
Pajak 20% X 24.666 = 5.293 -
Jasa giro bersih = 21.173

Perhitungan jasa giro dilakukan setiap akhir bulan, hal ini diperlukan untuk membebankan biaya
jasa giro untuk laporan bulanan. Pembayaran jasa giro kerekening nasabah akan dilakukan setiap
tanggal akhir bulan.
Jurnal yang dibuat oleh PT Bank Bima adalah sebagai berikut:
Tanggal 30 April 2016
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
30 Beban jasa giro 26.466
Giro – PT Yudistira 21.173
Hutang pajak jasa giro 5.293

2.2.1 Tabungan
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Tabungan merupaka jenis simpanan yang sangat dikenal oleh masyarakat, karena
sejak sekolah dasar anak-anak sudah dikenalkan dengan tabungan, meskipun masih bersifat
menabung di sekolah. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan
bank sebagai tempat menyimpan uangnya.
Tujuan masyarakat menabung di bank antara lain:
a. Nasabah merasa aman menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan di bank.
b. Nasabah dapat menarik tabungannya dengan mudah karena bank memberikan
kemudahan dalam hal penarikan, misalnya adanya mesin ATM yang terbesar
dimana-mana, adanya ATM bersama yang memudahkan nasabah untuk menarik
tabungannya di mesin ATM bank lain.
c. Untuk penghematan, supaya seluruh penghasilannya tidak digunakan untuk
belanja.
Tabungan merupakan salah satu bentuk simpanan yang diperlukan oleh masyarakat untuk
menyimpan uangnya, karena tabungan merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan
persyaratan yang sangat mudah. Nasabah hanya menyediakan foto copy KTP, SIM, Paspor, dam
identitas lainnya untuk dapat membuka rekening tabungan. Setoran awal rekening tabungan juga
rendah, sehingga terjangkau oleh masyarakat luas. Dalam abad modern, bank melakukan inovasi
dengan menciptakan produk tabungan dengan berbagai jenis misalnya tabungan bunga harian,
tabungan pendidikan, tabungan multiguna, tabungan rencana pendidikan, dan lain – lain. Masing
– masing jenis tabungan memiliki keunggulan yang berbeda – beda.

2.2.2 Sarana Penarikan Tabungan


Dalam melakukan penarikan terhadap rekening tabungan, maka bank memberikan
beberapa sarana yang dapat digunakan untuk menarik rekening tabungan, antara lain:
a. Buku tabungan
Merupakan salah satu bukti bahwa nasabah tersebut adalah nasabah penabung di
bank tertenu. Setiap nasabah tabungan akan diberikan buku tabungan, dan dalam
buku tabungan akan di peroleh informasi mutasi setoran, penarikan, dan
pemindahbukuan. Informasi yang terdapat dalam buku tabungan menggambarkan
tentang mutasi dan saldo tabungan.
b. Slip Penarikan
Merupakan formulir yang disediakan oleh bank untuk kepentingan nasabah yang
ingin melakukan penarikan tabungan melalui kantor bank yang menerbitkan
tabungan tersebut.
c. ATM`(Anjungan Tunai Mandiri)
Merupakan sejenis kartu plastik yang fungsinya dapat digunakan menarik dana
tunai dari rekening tabungan melalui mesin ATM yang telah disiapkan oleh bank.
Dalan dunia modern, ATM merupakan sarana yang perlu diberikan oleh setiap
bank untuk dapat bersaing dalam menawarkan produk tabungan, karena kartu
ATM menjadi kebutuhan bagi setiap nasabah tabungan.
d. Sarana Lainnya
Sarana lain yang disediakan oleh bank misalnya formulir transfer. Formulir
transfer merupakan sarana pemindahbukuan yang disediakan untuk nasabah
dalam melakukan pengiriman uang baik ke bank sendiri maupun kebank lain.
Beberpa bank dapat melayani nasabah yang ingin menarik dan /atau
memindahkan dananya dari rekening tabungan tanpa harus membawa buku
tabungan. Fasilitas ini diberikan oleh bank kepada nasabah yang sudah di kenal
dan loyal. Dalam perkembangannya bank juga menawarkan transaksi penaikan
atau pemindahbukuan melalui media komunikasi, seperti internet banking dan
sms banking. Dengan berbagai pelayanan jasa yang diberikan oleh bank, maka
diharapkan bank dapat menghimpun dana murah melalui penghimpunan
tabungan.
2.2.3 Akuntansi Tabungan
Akuntansi tabungan merupakan pencatatan untuk semua transaksi yang terkait dengan
tabungan, yang meliputi setoran, penarikan, dan pemindahbukuan.
Perlakukan akuntansi tabungan adalah sebagai berikut:
a. Saldo tabungan dinilai sebesar jumlah kewajiban bank kepada pemilik tabungan.
Saldo tabungan nasabah dicacat dalam kelompok kewajiban, karena tabungan
nasabah merupakan utang bagi bank yang sewaktu-waktu bank harus
membayarnya tanpa perjanjian.
b. Transaksi tabungan diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang
dilakukan oleh penabung. Pencatatannya sesuai dengan jumlah yang disetorkan
atau yang ditarik secara tunai.
c. Setoran tabungan yang diterima tunia diakui pada saat uang diterima, dan setoran
kliring diakui pada saat kliring berhasil ditagihkan atau kliring dinyatakan efektif.
d. Bank memberikan bungan tabungan yang sebesarnya sesuai dengan kebijakan
bank masing-masing dan jenis tabungan. Pada umumnya bank memberikan
bunga yang diperhitungkan secara harian sesuai dengan saldo pengendapannya.

2.2.4 Pembukaan Tabungan


Pembukaan tabungan merupakan awal nasabah menjadi nasabah tabungan. Sebelum
pembukaan tabungan dilaksanakan, bank akan memberikan formulir isian yang harus dilengkapi
oleh calon nasabah. Setelah formulir diisi lengkap, maka Bank akan membuka rekening
tabungan. Nasabah akan melakukan setoran mininal sejumlah uang tertentu sebagai saldo awal
rekening tabungan. Setoran berikutnya juga ditetapkan jumlah minimal setorannya. Setiap bank
akan mensyaratkan adanya ketentuan tentang seorang awal yang besarnya tergantung pada
masing-masing bank dan setoran beriktunya.
Contoh Transaksi:
Pada tanggal 06 Mei 2012, Ida membuka rekening tabungan di Bank Bima Surabaya
dengan menyetorkan uang tunai sebesar Rp 1.000.000
Jurnal yang dibuat oleh Bank Ida

Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit


6 Kas 1.000.000
Tabungan – Ida 1.000.000
(mencatat setoran tunai untuk
menambah saldo Tabungan)

2.2.5 Setoran Tabungan


Setoran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pemegang tabungan untuk menambah
saldo tabungannya. Setoran nasabah dapat dilakukan dengan setoran tunai maupun setoran
nontunai.
Dalam slip setoran tersebut tertera tanggal setoran, pilihan setoran yang terdiri dari setoran
tunai dan lainnya. Disamping itu terdapat pilihan tujuan setoran sesuai dengan jenis rekeingnya
antara lain setoran untuk rekening giro, tabungan, deposito, kredit dan lainnya. Slip ini dapat
digunakan untuk berbagai macam jenis setoran baik setoran tunai maupun setoran nontunai.
a. Setoran Tunai
Setoran tunai merupakan setoran yang dilakukan oleh nasabah secara langsung ke bank
dengan menyetorkan uang tunai kepada bank. Bank akan memeriksa jumlah uang yang
disetorkan dan membandingkannya dengan jumlah angka yang tertera pada slip setoran bila
benar, maka akan dicatat dalam pembukuan bank.
Ilustrasi:
Pada tanggal 11 Mei 2012, Ida setor uang tunai ke PT Bank Bima Surabaya sebesar Rp
6.000.000 untuk menmbah saldo rekening tabungannya.
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
11 Kas 6.000.000
Tabungan – Ida 6.000.000
(mencatat setoran tunai tabungan)

Dengan membukukan setoran tunai untuk keuntungan nasabah tabungan, maka posisi kas
bank akan meningkat dan posisi tabungan nasabah juga meningkat dengan jumlah yang sama
yaitu, Rp 6.000.000
b. Setoran Nontunai
Setoran nontunai merupakan setoran yang dilakukan oleh nasabah atau pihak lain tidak
dengan menyerahkan uang tunai, tetapi dengan sarana lain, antara lain pemindah bukuan, tranfer-
in, setoran kliring, dan lain-lain. Setoran nontunai akan dicatat oleh bank pada saat dana tersebut
benar-benar diterima oleh bank.
 Pemindahbukuan
Merupakan aktivitas yang dilakukan oleh bank atas perintah nasabah untuk memindahkan
dana dari satu rekening ke rekening lain dalam bank yang sama. Misalnya pemindahan
dana dari rekening tabungan ke rekening giro dan /atau sebaliknya, yaitu pemindahan
dana dari rekening giro ke rekening tabungan atau sama-sama dari rekening tabungan
atau rekening giro akan tetapi, dengan nomor rekening nasabah yang berbeda. Setoran
nontunai melalui pemindahbukuan akan berpengaruh pada penambahan dan pengurangan
masing-masing rekening.
Ilustrasi
Tanggal 8 Mei 2012, dara memindahbukuan rekening tabungannya di bank Bima Surabaya
sebesar Rp 5.000.000 untuk keuntungan rekening tabungan atas nama Ida, nasabah Bank BRI
Tanggal 10 Mei 2012, Bebe mengirimkan dana sebesar Rp 10.000.000 dengan mendebit
rekening tabungannya di Bank Bima Jakarta untuk keuntungan rekening tabungan Ida, nasabah
Bank Bima Surabaya
Jurnal yang dibual oleh Bank Bima
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
8 Tabungan Dara 5.000.000
Tabungan Ida 5.000.00
(pemindahbukuan antar rek. tabungan)
10 RAK – Cabang Kendari 10.000.000
Tabungan Ida 10.000.000
(pemindahbukuan antar cabang)
 Setoran Kliring
Merupakan setoran nontunai yang dilakukan oleh nasabah dengan menyerahkan warkat
(cek, BG) bank lain untuk keuntungan rekening tabungan. Setoran kliring untuk tabungan
dicatat pada saat warkat tersebut telah dapat ditagihkan kepada bank yang menerbitkan
warkat.
Ilustrasi
Pada tanggal 11 Mei 2012, Ida setor bilyet giro yang diterbitkan oleh bank Mandiri Surabaya
senilai Rp 10.000.000 dan hasilnya akan dikreditkan ke rekening tabungan atas nama Ida di Bank
Bima Surabaya.
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
11 Rekening perantara Kliring 10.000.000

Pada saat warkat tertagih/ditolak


Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
11 Rekening Perantara Kliring 10.000.000

Giro pada BI 10.000.000


Tabungan Ida 10.000.000
(mencatat hasil kliring ke tabungan)

 Transfer Masuk
Merupakan kiriman uang dari nasabah yang berasal dari bank lain untuk keuntungan
nasabah bank. Dengan adanya transfer masuk atas keuntungan rekening tabungan
nasabah, maka rekening tabungan nasabah akan bertambah. Kenaikan rekening nasabah
tabungan ini diimbangi dengan kenaikan rekening giro pada bank indonesia. Kiriman
uang dari bank lain akan melibatkan saldo rekening bank yang terdapat di bank
indonesia, oleh karena itu setiap terdapat penerimaan uang yang berasal dari bank lain
maka akan menambah saldo giro pada bank indonesia.

Ilustrasi
Pada tanggal 11 Mei 2012, terdapat transfer masuk (kiriman uang) dari bank niaga Surabaya
untuk keutungan nasabah tabungan Ida di Bank Bima Surabaya sebesar Rp 10.000.000
Jurnal di bank Bima Surabaya
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
11 Giro pada BI 10.000.000
Tabungan Ida 10.000.000

Bank Bima menerima kiriman dana dari Bank Niaga untuk keuntungan Ida, nasabah
tabungan. Kiriman uang dari bank lain, akan berpengaruh pada kenaikan tabungan Ida sebesar
Rp 10.000.000

2.2.6 Penarikan Tabungan


Penarikan tabungan merupakan pengambilan dana yang dilakukan oleh nasabah. Bank
memiliki kebijakan yang berbeda tentang penarikan dana dari rekening tabungan, baik dilihat
dari segi jumlah penarikan maupun frekuensi penarikan dalam sehari. Penarikan uang dengan
nominal besar meskipun sebenarnya bank tidak membatasi, akan tetapi nasabah perlu
memberitahukan sebelumnya, karena persediaan uang di bank jumlahnya terbatas. Penarikan
tunai yang dilakukan langsung di bank, yaitu nasabah mengisi slip penarikan dan
menandatanginya, kemudian menyerahkan kepada teller disertasi dengan menyerahkan buku
tabungan.
a. Penarikan Tunai
Penarikan tunai tabungan merupakan penarikan yang dilakukan oleh nasabah secara tunai.
Penarikan tunai dapat dilakukan secara langsung dengan mengisi slip penarikan yang disiapkan
oleh bank disertai dengan menunjukkan buku tabungan kepada Teller. Penarikan tunai lainnya,
yaitu dengan menggunakan kartu ATM sebagai sara penarikan nonteller.
Ilustrasi
 pada tanggal 11 Mei 2012, Ida menarik Tunai tabungannya di Bank Bima Surabaya
sebesar Rp 1.500.000
 pada tanggal 11 Mei 2012, Ida mengambil uang tabungannya melalui ATM sebesar Rp
2.500.000
 pada tanggal 11 Mei 2012, Ida menarik tabungannya memalui bank BNI Surabaya
sebesar Rp 2.000.000. penarikan tunai melalui mesin ATM bank lain di kenakan biaya
Rp 5.000. Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
11 Tabungan Ida 1.500.000
Kas 1.500.000
(penarikan tunai)
Tabungan Ida 2.500.000
Kas – ATM 2.500.000
(penarikan tunai dari ATM)
Tabungan Ida 2.005.000
Giro bank lain 2.005.000
(Penarikan tunai dari ATM bank lain)

b. Penarikan Nontunai
Penarikan nontunai merupakan penarikan tabungan yang dilakukan dengan menggunakan
sarana lain selain buku tabungan dari kartu ATM. Penarikan nontunai dapat dilakukan dengan
cara pemindahbukuan dan transfer.
1) Pemindahbukuan
Pemindahbukuan merupakan penarikan yang dilakukan olehh nasabah tidak secara tunai,
akan tetapi dengan mendebit rekening tabungannya kemudian dipindahkan ke rekening
lain dalam satu bank yang sama baik dalam cabang yang sama maupu cabang lain atau
dalam jenis rekening yang sama atau yang berbeda. Misalnya nasabah mendebit
(menarik) rekening tabungannya untuk dipindahbukukan kerekening giro atau kerekening
tabungan lainnya dalam bank yang sama baik cabang yang sama atau yang berbeda.

Ilustrasi:
 Pada tanggal 13 Mei 2012, Ida memindahbukukan dana yang berasal dari debit rekening
tabungannya sebesar Rp 1.000.000 dipindahbukukan untuk keuntungan rekening giro PT
Yudistira di Bank Bima Surabaya
 Pada tanggal 14 Mei 2012, Ida memindahkan dana dengan mendebit rekening
tabungannya sebesar Rp 2.000.000 dipindahbukukan untuk keuntungan rekening
tabungan atas nama Dian di PT Bank Bima cabang Semarang
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima
Bank Bima Surabaya
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
13 Tabungan Ida 1.000.000
Giro PT Yudistira 1.000.000
(pemindahbukuan ke rek. Giro)
14 Tabungan Ida 2.000.000
RAK – Cabang Semarang 2.000.000
(pemindahbukuan ke cabang lain)

Bank Bima Semarang


Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
13 RAK – cabang Surabaya 2.000.000
Tabungan – Dian 2.000.000
(pemindahbukuan dari cabang lain)

2) Transfer Keluar
Transfer merupakan kegiatan memindahkan dana dari satu bank ke bank lain baik dalam
wilayah kliring yang sama ataupun diluar wilayah kliring. Transfer dapat dilakukan
dengan mendebit rekening tabungan nasabah sehingga tabungan nasabah akan berkurang.
Ilustrasi:
 Pada tanggal 15 Mei 2012, Ida mentransfer dana dengan mendebit rekening tabungannya
di Bank Bima Surabaya sebesar Rp 500.000 kemudian dikirimkan untuk keuntungan
Luna, nasabah bank Surya Putera Cabang Surabaya. Biaya transfer Rp 5.000 secara tunai
 Pada tanggal 15 Mei 2012, Ida mentransfer dana dengan mendebit rekening tabungannya
sebesar Rp 2.000.000 untuk dikirimkan ke Happy, nasabah bank permata Jakarta. Biaya
transfer Rp 5.000 debit rekening tabungannya.
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima
Bank Bima Surabaya
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
15 Tabungan Ida 500.000
Giro pada BI 500.000
Kas 5.000
Pendapatan Komisi transfer 5.000
15 Tabungan Ida 2.005.000
RAK – Cabang Jakarta 2.000.000
Pendapatan Komisi transfer 5.000
(transfer ke bank lain)
Bank Bima Jakarta
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
15 RAK – Cabang Surabaya 2.000.000
Giro pada BI 2.000.000
(transfer ke bank lain)

2.2.7 Perhitungan Bunga Tabungan


Pemegang rekening tabungan akan mendapat imbalan berupa bunga. Bunga tabungan
dapat dihitung dengan berbagai metode perhitungan, antara lain metode saldo terendah, dan
metode saldo rata-rata harian.
a. Metode Saldo Terendah
Besarnya bungan tabungan dihitung dari jumlah saldo terendah pada bulan laporan
dikalikan dengan suku bungan pertahun kemudian dikalikan dengan jumlah hari pada bulan
laporan dan dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun.
Misalnya untuk menghitung bungan pada bulan mei, maka besarnya bunga dapat dihitung
sebagai berikut:
Bungan Tabungan = ....% x 31/365 x saldo terendah pada bulan Mei
b. Metode Saldo Rata-Rata Harian
Merupakan perhitungan bunga yang didasarkan pada besarnya saldo rata-rata harian,
sehingga dasar perhitungannya mempertimbangkan saldo tabungan setiap hari.
Untuk mempermudah membedakan antara perhitungan bunga dengan menggunakan metode
saldo terendah dan saldo rata-rata harian, maka dibawah ini ilustrasi perhitungan bunga di Bank
Bima Surabaya.
Ilustrasi:
Saldo rekening tabungan Ida per 31 Maret 2012 sebesar Rp 10.000.000 bunga bulan maret
setelah pajak sebesar Rp 100.000. transaksi yang terjadi di Bank Bima pada bulan April 2012
adalah sebagai berikut:
 Tanggal 1 April 2012, Ida setor tunai sebesar Rp 5.000.000 dan mendapat kiriman uang
dari PT bank Bima Cabang Malang sebesar Rp 3.000.000
 Tanggal 06 April 2012, Ida menarik tunai tabungannya Rp. 2.000.000
 Tanggal 11 April 2012, Ida setor cek yang diterbitkan oleh bank Bima sebesr Rp
1.000.000 untuk keutungan rekening tabungan Ida. Cek tersebut efektif hari ini
 Tanggal 21 April 2007, Ida menerima kiriman uang dari bank lain sebesar Rp 5.000.000
untuk keuntungan rekening tabungannya.
 Tanggal 28 April, debit rekening tabungan untuk membayar angsuran kredit sebesar Rp
2.500.000
 Tanggal 30 april, beban adm ATM sebesar Rp 5.000
Dari transaksi tersebut, misalnya pada bulan April 2007, bungan tabungan sebesar 10%
pertahun, dan pajak 20%, maka bunga tabungan Ida bulan April dapat dihitung sebagai berikut:
IDA
LAPORAN MUTASI TABUNGAN
PER 30 APRIL 2012
Tgl Keterangan Mutasi
Saldo
Debit kredit
1 Saldo awal 10.000.000
Bunga bulan Maret 2012 100.000 10.100.000
Setoran tunai 5.000.000 15.100.000
6 Penarikan tunai 2.000.000 13.100.000
11 Setoran kliring 1.000.000 14.100.000
21 Transfer masuk 5.000.000 19.100.000
28 Pembayaran angsuran 2.500.000 16.600.000
30 Beban ATM 5.000 16.595.000

c. Metode Saldo Terendah


Saldo terendah tabungan Ida sebesar Rp 10.000.000
Bungan 10% pertahun
Dengan menggunakan metode saldo terendah, maka bunga tabungan dapat dihitung
sebagai berikut:
Bunga tabungan 10% x 30/365 x 10.000.000 = 82.192
Pajak 20% x 82.192 = 16.438
Bunga bersih 65.753
Dari perhitungan tersebut, maka jurnal yang dibuat oleh Bank Bima Surabaya sebagai berikut:
Jurnal 30 April 2012
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
30 Bungan tabungan 82.192
Tabungan-Ida 65.753
Utang PPh 16.438

d. Metode saldo Harian


Dengan menggunakan metode saldo rata-rata harian, maka besarnya bunga yang
dibayarkan bank kepada Ira adalah sebesar Rp 127.533 dan pajak atas bunga tabungan sebesar
25.507 sehingga Ida mendapat bunga tabungan sebesar Rp 102.026
Tgl 1-15 5 x 15.100.000 = 75.500.000
Tgl 6-10 5 x 13.100.000 = 65.500.000
Tgl 11-20 10 x 14.100.000 = 141.000.000
Tgl 21-27 7 x 19.100.000 = 133.700.000
Tgl 28-29 2 x 16.600.000 = 33.200.000
Tgl 30 1 x 16.595.000 = 16.595.000
Total 465.495.000
Jumlah hari pada bulan laporan (April) 30
Saldo rata-rata harian 15.516.500
Bunga = 10% x 30/365 x 15.516.500 = 127.533
Pajak = 20% x 127.533 = 25.507
Bunga bersih yang diterima Ida adalah 102.026

Dari perhitungan tersebut, jurnal yang dibuat oleh Bank Bima Surabaya adalah sebagai berikut:
Jurnal 30 April 2012
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
30 Beban bunga tabungan 127.533
Tabungann-Ida 102.026
Utang PPh 25.507

2.3.1 Tabunagn Kartu Smart


Tabungan Kartu Smart adalah tabungan berkartu dimana pada kartu tabungan tersebut
diberikan suatu processor (chips) untuk menyimpan data transaksi nasabah.
Bank-bank yang telah dan sedang mengembangkan produk dengan teknologi chips ini
antara lain adalah Bank Sewu, Bank Dharmala, Bank PSP, BRI, BBD dan beberapa bank lainnya
yang sedang dalam tahapan uji coba.
a. Manfaat Tabungan Smart
Karena sifatnya yang khas dimana kartu dapat dipergunakan sebagai alat bayar, maka
manfaat penggunaan tabungan smart yang berteknologi chips ini antara lain :
1) Sebagai alat pembayaran di toko-toko atau sebagai point of sale (POS)
2) Sebagai alat untuk memperoleh diskon
3) Sebagai pengganti membawa uang tunai milik sendiri
4) Selain itu dalam chips dapat direkam juga data pribadi nasabah seperti :
5) Nomor kartu penduduk
6) Nomor NPWP
7) Nama dan alamat dokter pribadi dan rumah sakit
8) Sejarah kesehatan nasabah
9) Data lainnya yang sifatnya confidential dan pribadi
Khusus untuk pengoperasian secara off-line, nilai uang yang terekam dalam chips akan
ditentukan sendiri oleh nasabah bersangkutan. Bila pengoperasian secara on-line, kartu tabungan
akan berfungsi sebagai debit card (langsung mendebit rekening tabungan nasabah) pada point-of-
sale di mana transaksi berlangsung.
b. Pengoperasian Tabungan Smart
Operasional tabungan smart dapat dilakukan secara on-line maupun off-line. Maksud
pengoperasian secara on-line adalah setiap transaksi yang dilakukan dengan mempergunakan
kartu tabungan smart diproses secara langsung dan mempengaruhi saldo nasabah bersangkutan
baik pada kartu tabungan (chips) maupun pada pusat komputer dari bank bersangkutan.
Maksud pengoperasian secara off-line adalah bahwa setiap transaksi yang dilakukan
dengan mempergunakan kartu tabungan tersebut tidak secara langsung mempengaruhi saldo
rekening nasabah pada bank bersangkutan sekalipun saldo pada Kartu Smart berubah,
bergantung kepada jumlah pemakaian dan yang telah disetorkan ke dalam chips. Kedua macam
pengoperasian ini akan mempengaruhi perlakuan akunansi dan tabungan Kartu Smart ini.
Untuk pengoperasian tabungan dengan Kartu Smart (chips) ini diperlukan jaringan oleh
bank yang bersangkutan. Jaringan ini dapat disediakan langsung oleh bank penyelenggara
tabungan bersangkutan maupun melalui jaringan pihak ketiga. Pihak ketiga yang menyediakan
jaringan untuk Kartu Smart ini antara lain Procard dan perusahaan-perusahaan jaringan lainnya.
Setiap kali Kartu Smart dipergunakan, nasabah selalu diminta memasukkan PIN
(Personal Identification Number) yang merupakan data sandi untuk membuka dan
mengoperasikan kartu nasabah yang bersangkutan.
c. Akuntansi Untuk Tabungan Smart
Akuntansi untuk tabungan smart akan dibedakan berdasarkan tata cara pengoperasian
kartu tabungan smart : on-line dan off-line.
1) Pengoperasian Secara On-line
Pengoperasian secara on-line menangani semua transaksi yang berkaitan dengan rekening
nasabah langsung berubah pada terjadinya. Semua penyetoran maupun penggunaan kartu chips
akan langsung mengubah saldo rekening nasabah seketika.
2.3.2 Pembukaan dan Penyetoran
Setiap kali nasabah hendak membuka dan menyetor ke dalam tabungan dengan teknologi
Kartu Smart ini akan dikreditkan ke dalam rekening nasabah.
Sebagai contoh, Tn. Wijaya membuka rekening Tabungan Kartu Smart dengan setoran
awal Rp 625.000,00 dibayar tunai. Beban kartu sebesar Rp 15.000,00 juga dibayar tunai. Oleh
bank bersangkutan akan dibukukan sebagai berikut :

D : Kas Rp 625.000,00
K : Tabungan Rp 625.000,00
Pembebanan kartu tabungan smart dibukukan sebagai berikut :
D : Kas Rp 15.000,00
K : Persediaan Kartu Tabungan Rp 15.000,00
Pada saat nasabah kartu diberikan nasabah, chips tersebut sudah mencatat nilai sebesar
Rp 625.000,00. Proses pemindahan data dari komputer ke dalam chips tersebut dikenal dengan
nama download. Proses download ini akan dilakukan secara otomatis melalui jaringan (network)
bila data nasabah ter-update dengan adanya transfer uang dari pihak ketiga ke dalam rekening
nasabah bersangkutan. Update ini tidak menjadi masalah karena sewaktu nasabah hendak
menggunakan kartunya akan muncul sendiri data terakhir dalam layar pada terminal point-of-
salenya merchant. Demikian data nasabah selalu dijaga up-date.
Cara lain untuk mengetahui berapa saldo terakhir, nasabah dapat langsung pergi ke ATM
(automated teller machine) dan memeriksa saldonya sekaligus download data ke dalam chips.
Setiap kali setoran, rekening nasabah bersangkutan akan dikredit dalam komputer bank
bersangkutan.
2.3.4 Penggunaan Kartu Smart pada Merchant
Pada saat nasabah menggunakan Kartu Smartnya sebagai alat pembayaran di salah satu
merchant, nasabah cukup menunjukkan kartunya yang akan dimasukkan ke dalam mesin
pembaca chips dan beroperasi secara on-line ke pusat komputer bank bersangkutan.
Pengoperasian ini dilakukan secara on-line yang langsung meng-up-date data nasabah atas
sejumlah pembayaran.
Sebagai contoh, Tn. Wijaya berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan yang menerima
Kartu Smart dari bank bersangkutan. Nilai belanja sebesar Rp 75.000,00. Pembayaran dilakukan
dengan Kartu Smart. Oleh merchant bersangkutan akan divalidasikan ke dalam mesin pembaca
chips yang beroperasi secara on-line. Setelah mengetahui bahwa kartu dapat dipakai, maka
merchant akan memasukkan angka Rp 75.000,00 tersebut untuk mendebit rekening nasabah
bersangkutan. Pada waktu ini, karena pengoperasian secara on-line, rekening nasabah akan
didebit oleh bank dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Tabungan Rp 75.000,00
K : Giro-Merchant Rp 75.000,00
Merchant bersangkutan sudah memiliki rekening pada jaringan cabang yang
mengoperasikan Kartu Smart, sehingga mempermudah pembayaran atas barang yang dijualnya
kepada nasabah bank tersebut.
Pengoperasian secara on-line tersebut tidak menjadi masalah baik untuk merchant
maupun bagi bank.
2) Pengoperasian Secara Off-line
Pengoperasian Kartu Smart secara off-line atau tidak langsung meng-up-date data
nasabah bila terjadi transaksi ini akan dibedakan khususnya pada waktu download data dari
rekening tabungan di komputer ke dalam chips dan sewaktu pendebetan saldo dalam kartu chips
atau pembayaran suatu transaksi.
Kebanyakan bank yang sedang mengembangkan Kartu Smart ini, menyediakan juga
fasilitas penarikan tunai dengan chips tersebut melalui ATM yang dapat membaca chips. Cara
kerjanya akan diuraikan di bawah ini.
2.3.5 Pembukaan dan Penyetoran
Sebagai contoh, seseorang membuka rekening Tabungan Kartu Smart dengan setoran
awal Rp 750.000,00 dibayar tunai. Beban kartu sebesar Rp 15.000,00 juga dibayar tunai. Oleh
bank dibukukan sebagai berikut :

D : Kas Rp 750.000,00
K : Tabungan Rp 750.000,00
Pembebanan kartu tabungan smart dibukukan sebagai berikut :

D : Kas Rp 15.000,00
K : Persediaan Kartu Smart Rp 15.000,00
2.3.6 Transaksi Download Ke dalam Chips
Apabila nasabah bersangkutan hendak melakukan proses download ke dalam chips
sebesar Rp 250.000,00, maka nasabah bersangkutan dapat langsung ke dalam mesin ATM yang
dapat membaca chips untuk melakukan proses download tersebut. PIN tetap akan diminta oleh
mesin ATM sebagai proses otentifikasi. Proses download sebesar Rp 250.000,00 tersebut akan
dicatat oleh mesin dengan ayat jurnal sebagai berikut :

D : Tabungan Rp 250.000,00
K : Tabungan Kartu Chips Rp 250.000,00
Dengan demikian sisa rekening tabungan dalam pembukuan bank tetap total sebesar Rp
750.000,00, namun sudah terpecah menjadi dua bagian : pada rekening semula sebesar Rp
500.000,00 dan pada kartu chips sebesar Rp 250.000,00. Hal ini diperlukan untuk memudahkan
audit trail bila data transaksi hilang dan sebagainya.
2.3.7 Penggunaan Kartu Smart Pada Merchant
Apabila kemudian nasabah bersangkutan menggunakan Kartu Smartnya pada salah satu
merchant yang telah ditunjuk di mana jaringan terpasang, maka oleh merchant Kartu Smart
tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin verifikasi dan nasabah harus memasukkan PIN-nya.
Sebagai contoh, bila nasabah hendak membayar sejumlah barang dengan nilai Rp
120.000,00 dan mempergunakan Kartu Smart untuk membayarnya, maka alat yang terpasang
pada merchant akan mengurangi nilai saldo yang terdapat pada chips tersebut.
Sebagai alat kontrol bagi bank dan merchant, alat verifikasi tersebut akan mencetak slip
penjualan yang harus ditandatangani oleh nasabah. Hal ini mutlak diperlukan untuk audit trail.
Atas data yang telah ditandatangani oleh nasabah bersangkutan dan diterima oleh bank, maka
bank akan membukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :

D : Tabungan Kartu Chips Rp 120.000,00


K : Giro Merchant Rp 120.000,00

Kontrol terhadap saldo dalam chips maupun dalam rekening bank akan tetap dapat
dilakukan oleh bank. Saldo tabungan nasabah sekarang bernilai Rp 630.000,00, yang terdiri dari
rekening di bank Rp 500.000,00 dan chips Rp 130.000,00.
2.3.8 Penarikan Tunai Melalui Chips
Bila nasabah memerlukan uang tunai yang harus ditarik oleh ATM, nasabah
bersangkutan dapat langsung ke ATM khusus yang dapat membaca kartu chips. Perlu diketahui,
kini tersedia ATM yang langsung dapat membaca Chips maupun Magnetic Stripe (MS) untuk
transaksi dengan ATM. Bila nasabah menggunakan chips dalam ATM, maka akan langsung
meng-up-date saldo dalam chips. Apabila nasabah menggunakan MS, maka akan langsung
meng-up-date rekening nasabah di bank bersangkutan.
Sebagai contoh, apabila nasabah bersangkutan hendak menarik uang tunai melalui ATM
dari chips sebesar Rp 50.000,00, maka dengan memasukkan PIN uang akan keluar dan bank
akan membukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Tabungan Kartu Chips Rp 50.000,00
K : Kas Rp 50.000,00
Bila jumlah uang sebesar Rp 50.000,00 tersebut diambil melalui MS, yaitu dari rekening
tabungan bersangkutan, maka ayat jurnalnya akan menjadi sebagai berikut :

D : Tabungan Rp 50.000,00
K : Kas Rpmemberikan
Jadi, semua transaksi penarikan ini harus dapat 50.000,00 audit trail yang jelas bagi
bank bersangkutan.
2.3.9 Penggunaan Chips Yang Melebihi Saldo
Pada contoh di atas, saldo dalam chips menjadi sebesar Rp 80.000,00 (Rp 130.000,00
dikurangi dengan Rp 50.000,00). Apabila kemudian nasabah hendak menggunakan Kartu Smart
untuk belanja melebihi jumlah Rp 80.000,00, maka merchant tidak dapat mengotorisasi transaksi
karena saldo tidak cukup. Untuk itu, nasabah bersangkutan harus terlebih dahulu melakukan
download melalui ATM terdekat.
Sebagai contoh, nasabah bersangkutan hendak menggunakan Kartu Smart untuk
membayar suatu transaksi senilai Rp 175.000,00, dan ia melakukan download sebesar Rp
200.000,00, ayat jurnal untuk mencatat transaksi adalah sebagai berikut :
Pada waktu download Rp 200.000,00 dari rekening ke dalam chips

D : Tabungan Rp 200.000,00
K : Tabungan Kartu Chips Rp 200.000,00
Dengan demikian saldo rekening tabungan menjadi Rp 300.000,00 (Rp 500.000,00 dikurangi
dengan Rp 200.000,00) dan saldo dalam chips menjadi Rp 280.000,00 (Rp 80.000,00 ditambah
download Rp 200.000,00).
Pembayaran dengan Kartu Smart sebesar Rp 175.000,00 sekarang dapat diambil alih oleh
merchant dan bank akan membukukan atas dasar tagihan merchant dalam slips penjualan dengan
ayat jurnal sebagai berikut :

D : Tabungan Kartu Chips Rp 175.000,00


K : Giro Merchant Rp 175.000,00
Sekarang saldo dalam chips menjadi Rp 105.000,00 (Rp 280.000,00 dikurangi Rp
175.000,00). Audit trail yang baik akan selalu memiliki data lengkap untuk setiap transaksi.
Penggunaan Kartu Smart ini nantinya perlu dikembangkan bukan hanya terbatas terhadap
transaksi sebagai alat bayar dan transaksi yang bersangkutan dengan bank, melainkan juga
sebagai penyimpan data karena chips tersebut berfungsi sebagai komputer kecil yang
berkemampuan cukup besar. Hal ini memerlukan waktu untuk mendidik manusia yang
menggunakannya.

2.4.1 Simpanan Berjangka


1) Pengertian
Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibandingkan dana giro adalah
simpanan berjangka, atau lebih dikenal dengan deposito berjangka. Simpanan berjangka
merupakan simpanan masyarakat yang penariknya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang
telah disetujui berkhir.
Dana simpanan berjangka pada bank-bank memeperlihatkan arah yang meningkat semenjak
dikeluarkannya Peket Kebijakan 1 Juni 1983 yang memberikan kebebasan kepada bank-bank
untuk menetapkan suku bunga. Bahkan semenjak itu dirasakan semakin melimpah dana yang
berhasil diserap oleh bank-bank sehingga tidak heran apabila ada bank yang memiliki aktiva
likuid berlebihan (over liquid).
Dengan dikeluarkannya Paket Oktober 1988, yang memberikan peluang kepada pihak swasta
dan lainnya untuk memasuki bisnis perbankan, semakin terjadi persaingan yang ketat dalam
menyerap dana masyarakat. Kebanyakan dana yang berhasil diserap oleh sektor perbankan
mengakibatkan semakin melimpahnya dana sebagai akibat dari harga yang cukup tinggi yang
bank bersedia untuk membeli.
Sebelum dikeluarkannya Paket Kebijakan 1 Juni 1983, deposito yang mengendap di bank-
bank adalah deposito atas dasar instruksi Presiden nomor 28 tahun 1968. Deposito Inpres ini
memiliki suku bunga tidak sebesar suku bunga yang ada sekarang.

2) Penggolongan Simpanan Berjangka


Dari sudut pandang akuntansi, simpanan berjangka yang dicatat dalam proses akuntansi bank
sebaiknya digolongkan menjadi paling tidak dua jenis, yaitu yang akan jatuh waktu pada tahun
depan atau paling tidak setahun yang aka datang, dan yang masih akan jatuh waktu lebih dari
setahun.
Penggolongan simpanan berjangka yang kurang dari setahun ini disebut sebagai simpanan
jangka pendek dan harus digolongkan kedalam kelompok hutang lancar suatu bank. Sedangkan
yang akan jatuh tempo lebih dari setahun disebut sebagai simpanan berjangka panjang dan harus
digolongkan kedalam kelompok hutang jangka panjang suatu bank.
Terhadap kelompok simpanan berjangka panjang, atau yang akan jatuh tempo lebih dari
setahun, tetap harus diperhatikan kapan ia akan jatuh tempo dalam dua belas bulan mendatang
dimana harus digolongkan menjadi hutang jangka pendek.
Tujuan penggolongan dan penyajian dalam laporan keuanagn adalah untuk menyajikan
secara wajar posisi hutang jangka panjang dan pendek. Tujuan ini sangat diperlukan oleh suatu
bank dalam rangka assets-liability management yang berguna untuk menyajikan informasi
mengenai jatuh tempo simpanan berjangka sebagai dasar untuk mengelola likuiditas suatu bank.
Tanpa adanya penggolongan jatu tempo yang benar, suatu bank akan menghadapi kesulitan
dalam mengelola likuiditasnya.
Simpanan berjangka yang jangka waktunya 24 bulan akan menjadi hutang jangka pendek
bila sisa jangka waktunya selama 12 bulan.

3) Akuntansi
Akuntansi untuk mencatat transaksi simpanan berjangka ini meliputi transaksi pembelian
simpanan berjangka, perhitungan dan pembukuan bunga, pencairan simpanan berjangka pada
saat jatuh tempo, dan perpanjangan simpanan berjangka secara rollover.
a. Pembukuan simpanan berjangka
Contoh soal:
Tn. A membuka simpanan kepada bank Omega – Jakarta dengan membayar sebesar Rp.
35.000.000,- jangka waktu selama 3 bulan, bunga dibayarkan 21% setahun, dibayarkan pada saat
jatuh bunga. Pada saat pembukuan rekening simpanan berjangka, oleh bank akan dicatat sebagai
berikut:

Kas Rp. 35.000.000


Simpanan Berjangka 3 bulan
rekening Tn. A Rp.35.000.000
b. Perhitungan Bunga :
Berdasarkan contoh diatas pada tanggal jatuh tempo bunga bulan pertama, bank Omega –
Jakarta menyisihkan beban bunga sebagai berikut:
Tn. A = 1/12*21%*Rp.35.000.000 = Rp. 612.500
Jurnal untuk mencatat transaksi ini sebgai berikut:

Biaya bunga simpanan berjangka Rp. 612.500


Biaya bunga yang akan dibayar
Bunga simpanan berjangka Rp. 612.500

Pada saat Tn. A datang hendak mencairkan bunga simpanan berjangka:


Tn. A untuk keuntungan rekening gironya. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini dijabarkan
sebagai berikut:

Biaya bunga yang dibayar


Bunga simpanan berjangka Rp. 612.500
Giro – Rekening Tn.A Rp. 612.500

Pada akhir tahun buku, biaya ini ditutup kedalam rekening laba-rugi dengan jurnal sebagai
berikut:
Ikhtisar laba-rugi Rp. 612.500
Biaya bunga simpanan berjangka Rp. 612.500

c. Pencairan simpanan berjangka yang telah jatuh waktu


Simpanan berjangka sesuai dengan perjanjiannya, baru dapat dicairkan oleh si pemegang
pada saat jatuh waktu. Bagi simpanan berjagka yang telah jatuh tempo tapi belum dicairkan oleh
si pemegang, sebaiknya oleh bank memisahkan rekening ini kedalam kelompok simpanan
berjangka yang sudah jatuh tempo dan dijabarkan sebagai hutang jangka pendek karena sifatnya
yang sewaktu-waktu dapat dicairkan oleh si pemegang.
Tujuan dari penyajian ini adalah untuk mendukung penyajian dalam laporan keuangan
yang dapat dipergunakan untuk tujuan analisis keuangan pengelolaan likuidasi bank.
Sebagai contoh Tn. A pada contoh diatas, simpanan berjangkanya telah jatuh tempo dan belum
dicairkan olehnya maka Bank Omega akan memisahkan rekening ini bersama-sama dengan
rekening lainnya dengan membukukan:

Simpanan berjangka – 3 bulan Rp. 35.000.000


Simpanan berjangka yang telah
Jatuh tempo – rekening Tn. A Rp. 35.000.000

Rekening simpanan berjangka yang telah jatuh tempo akan tetap tampil atau outstanding
pada neraca hingga pemilik rekening yang bersangkutan datang untuk mencairkannya. Pada saat
pemegang simpanan berjangka ini datang untuk mencairkan simpanan berjangkanya dalam hal
ini Tn. A, maka Bank harus mendebet akun simpanan berjangka yang telah jatuh tempo –
rekening Tn. A

d. Pencairan simpanan berjangka yang belum jatuh tempo


Dalam kasus seperti ini, bank seharusnya memberikan suku bunga yang berbeda dari
suku bunga yang telah disepakati semula atau yang telah dicatat dalam sertifikat simpanan
berjangka.
Pemegang rekening simpanan berjangka akan dikenakan denda (pnalty). Penalty
merupakan selisih antara bunga yang seharusnya dibayarkan dengan mempergunakan suku
bunga baru kepada si pemegang rekening dengan bunga yang telah dibayarkan kepada si
pemegang rekening.
Penalty, dalam pencatatan akuntansi akan diberlakukan sebagai keuntungan bank yang
akan digolongkan sebagai rekening pendapatan operasional lainnya. Sebagi contoh Tn. A, telah
memiliki rekening simpanan berjnagka selama 2 bulan, kemudian hendak mencairkan
rekeningnya dalam bentuk kas dan Bnak Omega memberikan bunga 17% kepadanya, maka bank
Omega akan mencatat sebagai berikut :
18%*2/12*Rp 35.000.000 = Rp. 1.050.00
Bunga yang seharunya akan dibayarkan
21%*2/12*Rp 35.000.000 = Rp. 1.837.500
Jumlah yang seharusnya dikembalikan = Rp 787.500

Pada saat Tn. A datang untuk mencairkannya maka harus dikenakan penalty terlebih dahulu
yaitu sebesar Rp. 787.500 dan bank Omega harus mencatatnya sebagai berikut:

Simpanan berjangka 3 bulan –


Rekening Tn. A Rp. 35.000.000
Pendapatan operasional lainnya Rp. 787.500
Kas Rp. 34.212.500

e. Perpanjangan simpanan berjangka secara automatic rollover


Simpanan berjangka memiliki bunga yang lazimnya dibayarkan dibelakang, artinya saat
jatuh waktu atau jatuh bunga (setiap bulannya). Alternative lain adalah membayar seluruh bunga
dimuka, yaitu pada saat nasabah membayar pembelian simpanan berjangka.
Dalam simpanan berjangka yang bunganya dibayarkan dimuka kepada si pembeli akan
dibayarkan sejumlah bunga yang akan diperhitungkan dengan besarnya penyetoran atau
pembayaran yang harus dilakukan oleh nasabah untuk membeli simpanan berjangka tersebut.
Bunga yang dibayarkan dimuka tersebut belum berhak menjadi dan dibebankan sebgai
biaya. Bunga ini kan dibukukan sebagai biaya yang dibaya dimuka (prepaid) dan dicatat dalam
rekening “ bunga yang dibayar dimuka” yang disajikan dalam neraca aktiva lancer. Rekening
bungan yang dibayar dimuka akan dialokasikan kedalam laba-rugi setiap saat tanggal jatuh
bunga.
Sebagai contoh Tn . A membeli simpanan berjangka dari bank Omega –Jakarta dengan
nilai nominal sebesar Rp. 30.000.000, bunga dibayarkan dimuka sebesar 24% setahun dan jangka
waktu 3 bulan. Pembayaran dilakukan secara tunai. Pada saat terjadi transaksi pembelian, bank
Omega Jakarta memperhitungkan nilai tunai pembelian sebagai berikut:

Nilai nominal simpanan berjangka = Rp. 30.000.000


Bunga yang dibayarkan dimuka
24%*3/12*Rp. 30.000.000 = Rp. 1.800.000
Jumlah yang diterima oleh bank = Rp. 28.200.000

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalh sebagai berikut:


Kas Rp. 28.200.000
Biaya yang harus dibayar dimuka
Bunga simpanan berjangka Rp. 1.800.000
Simpanan berjangka 3 bulan –
Rekening Tn. A Rp. 30.000.000

Biaya yang dibayar dimuka ini harus dialokasikan secara periodik, paling tidak setiap
bulan, ke dalam rekening laba rugi untuk mendapatkan gambaran biaya dan pendapatan yang
wajar setelah melaksanakan konsep matching.
Besarnya alokasi biaya setiap bulan kedalam laba-rugi akan ditentukan lamanya waktu
atau jangka waktu simpanan berjangka tersebut, dalam contoh Tn. A diatas lamanya jangka
waktu simpanan berjangka adalah 3 bulan, maka jumlah biaya yang dibayar dimuka sebesar Rp.
1.800.000 harus dialokasikan selama 3 bulan dengan cara membaginya (Rp. 1.800.000 / 3 bulan)
sehingga akan diperoleh pengalokasian biaya sebesar Rp. 600.000 untuk setiap bulannya.
Pada tanggal jatuh bunga setiap bulannya, diadakan alokasi pembebanan biaya kedalam
rekening laba-rugi dengan jurnal sebagai berikut:

Biaya bunga – simpanan berjangka Rp. 600.000


Biaya yang dibayar dimuka –
Bunga simpanan berjangka Rp. 600.000
Jurnal ini akan di lakukan selama 3 bulan mendatang hingga simpanan berjangka tersebut jatuh
tempo.

f. Pencairan simpanan berjangka yang dibayar dimuka


Pada prinsipnya pencairan simpanan berjangka yang bunganya telah dibayarkan dimuka
apabila hendak dicairkan sebelum atau sesudah jatuh waktu akan sama dengan simpanan
berjangka yang bunga dibayar setiap tanggal jatuh bunga seperti yang telah dibahas diatas.

g. Pencairan simpanan berjangka yang pemegang tutup usia


Untuk proses penyelesaian pencairan simpanan berjangka yang pemiliknya tutup usia,
penyelesaian akan dipengaruhi oleh berapa lama simpanan berjangka tersebut telah outstanding.
Apabila pencairan dilakukan sebelum jatuh waktu, akan dikenakan denda sebagaimana
pencairan dilakukan sebelum jatuh waktu. Penyerahan hasil pencairan simpanan berjangka ini
akan ditunjukan kepada ahli warisnya.

Вам также может понравиться