Вы находитесь на странице: 1из 7

INTAN MAHARANI BESRI (59)

15137055

TEKNIK PERTAMBANGAN
Makalah Demokrasi dalam pandangan Islam
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada Saat ini banyak sekali Negara yang menganut Sistem Demokrasi sebagai sistem
pemerintahannya. Demokrasi sendiri artinya sistem yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Demokrasi sering diartikan sebagai penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia, partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan persamaan hukum. Dalam tradisi
Barat, demokrasi didasarkan pada penekanan bahwa rakyat seharusnya menjadi pemerintah
bagi dirinya sendiri dan wakil rakyat seharusnya menjadi pengendali yang bertanggung jawab
terhadap tugasnya. Oleh karena rakyat tidak mungkin rakyat mengambil keputusan karena
jumlah terlalu besar maka dibentuklah dewan perwakilan rakyat. Sistem ini popular karena
melibatkan masyarakat merupakan komponen utamanya. Pemerintah dipilh langsung oleh
rakyat yang berfungsi sebagai penyalur aspirasi dan membuat kebijakan untuk kepentingan
rakyat demi kesejahteraan rakyat. Sistem Demokrasi juga digunakan di Indonesia dengan
berdasarkan Pancasila. Indonesia memiliki Badan Legislatif yang anggotanya merupakan
wakil rakyat. Rakyat juga berwenang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung. Dalam Islam, demokrasi sudah diajarkan oleh Rasulullah. Contohnya, pada saat
Perang Badar beliau mendengarkan saran sahabatnya mengenai lokasi perang walaupun itu
bukan pilihan yang diajukan olehnya. Pada saat ini, banyak Negara yang mengadaptasi sistem
Demokrasi yang berasal dari Negara Barat. Padahal, sistem demokrasi tersebut belum tentu
sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Sistem Demokrasi di Barat memiliki tujuan-tujuan yang
sifatnya duniawi dan materialistis. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari Sistem Demokrasi
yang sejalan dengan aturan Islam.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Sistem Demokrasi dari sudut pandang Agama
Islam.
BAB II
ISLAM DAN DEMOKRASI
A. Definisi Demokrasi
Demokrasi adalah sebuah tatanan Negara /pemerintahan yang bersumber dari rakyat,
oleh rakyat, untuk rakyat. (benyamin Franklin).
MEMAHAMI DEMOKRASI DALAM MEMILIH PEMIMPIN :
System memilih penguasa/ kepala negara hal tersebut masih dapat didiskusikan dan
bersifat furu’ (cabang).
Alasan :Rasul tidak pernah menentukan secara jelas bagaimanakah teknis memilih
khalifah/pemimpin negara. Begitu juga peralihan kekuasaan dari satu khalifah ke khalifah
yang lain semasa banyak sahabat masih hidup, sehingga menjadi Ijma' shahabat bahwa boleh
menggunakan beberapa uslub untuk memilih khalifah atau kepala negara. Dengan demikian
dalam memilih siapakah calon kepala negara/Khalifah boleh dengan banyak teknis dalam hal
ini mengambil suara mayoritas juga dapat dilakukan dan menggunakan Ahlul hali wal aqdi
(parlemen) Juga dapat dilakukan . Jadi untuk memilih calon kepala negara (khalifah) dalam
Islam bisa dicari dengan uslub (teknis) pemilihan umum.

B. Persamaan dan Perbedaan Islam dan Demokrasi


Persamaan Islam & Demokrasi
Dr. Dhiyauddin ar Rais mengatakan, Ada beberapa persamaan yang mempertemukan Islam
dan demokrasi :
1. Jika demokrasi diartikan sebagai sistem yang diikuti asas pemisahan kekuasaan, itu
pun sudah ada di dalam Islam. Kekuasaan legislatif sebagai sistem terpenting dalam
sistem demokrasi diberikan penuh kepada rakyat sebagai satu kesatuan dan terpisah
dari kekuasaan Imam atau Presiden. Pembuatan Undang-Undang atau hukum
didasarkan pada alQuran dan Hadist, ijma, atau ijtihad. Dengan demikian, pembuatan
UU terpisah dari Imam, bahkan kedudukannya lebih tinggi dari Imam. Adapun Imam
harus menaatinya dan terikat UU. Pada hakikatnya, Imamah (kepemimpinan) ada di
kekuasaan eksekutif yang memiliki kewenangan independen karena pengambilan
keputusan tidak boleh didasarkan pada pendapat atau keputusan penguasa atau
presiden, jelainkan berdasarka pada hukum-hukum syariat atau perintah Allah Swt.
2. Demokrasi seperti definisi Abraham Lincoln: dari rakyat dan untuk rakyat pengertian
itu pun ada di dalam sistem negara Islam dengan pengecualian bahwa rakyat harus
memahami Islam secara komprehensif.
3. Demokrasi adalah adanya dasar-dasar politik atau sosial tertentu (misalnya, asas
persamaan di hadapan undang-undang, kebebasan berpikir dan berkeyakinan, realisasi
keadilan sosial, atau memberikan jaminan hak-hak tertentu, seperti hak hidup dan
bebas mendapat pekerjaan). Semua hak tersebut dijamin dalam Islam.

Perbedaan Islam & Demokrasi


1. Demokrasi yang sudah populer di Barat, definisi bangsa atau umat dibatasi batas
wilayah, iklim, darah, suku-bangsa, bahasa dan adat-adat yang mengkristal. Dengan
kata lain, demokrasi selalu diiringi pemikiran nasionalisme atau rasialisme yang
digiring tendensi fanatisme. Adapun menurut Islam, umat tidak terikat batas wilayah
atau batasan lainnya. Ikatan yang hakiki di dalam Islam adalah ikatan akidah,
pemikiran dan perasaan. Siapa pun yang mengikuti Islam, ia masuk salah satu negara
Islam terlepas dari jenis, warna kulit, negara, bahasa atau batasan lain. Dengan
demikian, pandangan Islam sangat manusiawi dan bersifat internasional
2. tujuan-tujuan demokrasi modern Barat atau demokrasi yang ada pada tiap masa
adalah tujuan-tujuan yang bersifat duniawi dan material. Jadi, demokrasi ditujukan
hanya untuk kesejahteraan umat (rakyat) atau bangsa dengan upaya pemenuhan
kebutuhan dunia yang ditempuh melalui pembangunan, peningkatan kekayaan atau
gaji. Adapun demokrasi Islam selain mencakup pemenuhan kebutuhan duniawi
(materi) mempunyai tujuan spiritual yang lebih utama dan fundamental.
3. kedaulatan umat (rakyat) menurut demokrasi Barat adalah sebuah
kemutlakan. Jadi, rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi tanpa
peduli kebodohan, kezaliman atau kemaksiatannya. Namun dalam Islam,
kedaulatan rakyat tidak mutlak, melainkan terikat dengan ketentuan-
ketentuan syariat sehingga rakyat tidak dapat bertindak melebihi
batasan-batasan syariat, alQuran dan asSunnah tanpa mendapat sanksi.
C. Pandangan Ulama tentang demokrasi

1. Yusuf al-Qardhawi
Menurut beliau, substasi demokrasi sejalan dengan Islam. Hal ini bisa dilihat dari
beberapa hal. Misalnya:
- Dalam demokrasi proses pemilihan melibatkkan banyak orang untuk mengangkat seorang
kandidat yang berhak memimpin dan mengurus keadaan mereka. Tentu saja, mereka tidak
boleh akan memilih sesuatu yang tidak mereka sukai. Demikian juga dengan Islam. Islam
menolak seseorang menjadi imam shalat yang tidak disukai oleh makmum di belakangnya.
- Usaha setiap rakyat untuk meluruskan penguasa yang tiran juga sejalan dengan Islam.
Bahkan amar makruf dan nahi mungkar serta memberikan nasihat kepada pemimpin adalah
bagian dari ajaran Islam.
- Pemilihan umum termasuk jenis pemberian saksi. Karena itu, barangsiapa yang tidak
menggunakan hak pilihnya sehingga kandidat yang mestinya layak dipilih menjadi kalah
dan suara mayoritas jatuh kepada kandidat yang sebenarnya tidak layak, berarti ia telah
menyalahi perintah Allah untuk memberikan kesaksian pada saat dibutuhkan.
- Penetapan hukum yang berdasarkan suara mayoritas juga tidak bertentangan dengan prinsip
Islam. Contohnya dalam sikap Umar yang tergabung dalam syura. Mereka ditunjuk Umar
sebagai kandidat khalifah dan sekaligus memilih salah seorang di antara mereka untuk
menjadi khalifah berdasarkan suara terbanyak. Sementara, lainnya yang tidak terpilih harus
tunduk dan patuh. Jika suara yang keluar tiga lawan tiga, mereka harus memilih seseorang
yang diunggulkan dari luar mereka. Yaitu Abdullah ibn Umar. Contoh lain adalah
penggunaan pendapat jumhur ulama dalam masalah khilafiyah. Tentu saja, suara mayoritas
yang diambil ini adalah selama tidak bertentangan dengan nash syariat secara tegas.
- Juga kebebasan pers dan kebebasan mengeluarkan pendapat, serta otoritas pengadilan
merupakan sejumlah hal dalam demokrasi yang sejalan dengan Islam.
2. Salim Ali al-Bahnasawi
Menurutnya, demokrasi mengandung sisi yang baik yang tidak bertentangan dengan
islam dan memuat sisi negatif yang bertentangan dengan Islam. Sisi baik demokrasi adalah
adanya kedaulatan rakyat selama tidak bertentangan dengan Islam. Sementara, sisi buruknya
adalah penggunaan hak legislatif secara bebas yang bisa mengarah pada sikap menghalalkan
yang haram dan menghalalkan yang haram. Karena itu, ia menawarkan adanya islamisasi
sebagai berikut:
- Menetapkan tanggung jawab setiap individu di hadapan Allah.
- Wakil rakyat harus berakhlak Islam dalam musyawarah dan tugas-tugas lainnya.
- Mayoritas bukan ukuran mutlak dalam kasus yang hukumnya tidak ditemukan dalam
Alquran dan Sunnah (al-Nisa 59) dan (al-Ahzab: 36).
- Komitmen terhadap islam terkait dengan persyaratan jabatan sehingga hanya yang bermoral
yang duduk di parlemen.

PEMILU & PEMUNGUTAN SUARA


Ada yang beranggapan bahwa Pemungutan suara atau Pemilu adalah bentuk
perampasan hak Allah Swt sebagai Hakim karena dalam Pemilu keputusan ditentukan
manusia, bukan Allah. Pernyataan ini tidak benar karena :
1. kita bicara tentang Pemilu di negeri muslim: kandidatnya muslim, pemilihnya pun
muslim dan keterlibatan nonmuslim dalam proses itu sangat tidak signifikan.
2. adanya campur tangan namusia untuk menentukan jalan hidupnya selama masih dalam
kaidah umum nash syariat Islam. Allah Swt berfirman, ”hadirkanlah dua orang saksi
yang adil di antara kamu”.(QS ath Thalaq:2). ”Jika kamu khawatir adanya
perselisihan antara keduanya, hendaklah kamu hadirkan seorang hakim dari
keluarga suami dan seorang hakim dari keluarga isteri”. (QS an Nisa:35).
3. jika kita perhatikan dengan seksama Pemilu atau pemungutan suara menurut Islam
adalah pemberian kesaksian terhadap kelayakan calon pejabat negara atau calon
anggota dewan. Oleh karena itu, si pemilih harus punya kelayakan sebagai seorang
saksi adil dan baik perilakunya sehingga orang banyak ridha kepadanya. Allah azza
wa Jalla berfirman, ”hadirkanlah dua orang saksi yang adil di antara kamu”. (QS ath
Thalaq:2) ”dari saksi-saksi yang kamu ridhai.” (QS al Baqarah:282).
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep demokrasi tidak sepenuhnya
bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan Islam. Prinsip dan konsep demokrasi yang
sejalan dengan islam adalah keikutsertaan rakyat dalam mengontrol, mengangkat, dan
menurunkan pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah kebijakan lewat wakilnya.
Adapun yang tidak sejalan adalah ketika suara rakyat diberikan kebebasan secara mutlak
sehingga bisa mengarah kepada sikap, tindakan, dan kebijakan yang keluar dari ketetapan
Hukum Allah.
Akhirnya, agar sistem demokrasi ini dapat terwujud diatas nilai – nilai islam yang mulia,
maka langkah yang harus dilakukan adalah :
- Seluruh warga atau sebagian besarnya harus diberi pemahaman yang benar tentang Islam
sehingga aspirasi yang mereka sampaikan tidak keluar dari ajarannya.
- Parlemen atau lembaga perwakilan rakyat harus diisi oleh orang-orang yang beriman dan
beriman dan berilmu.
Daftar Pustaka

http://www.islamic-center.or.id/-slamiclearnings-mainmenu-29/syariah-mainmenu-
44/27-syariah/665-islam-dan-demokrasi
http://islamlib.com/id/artikel/islam-dan-demokrasi/
http://www.zulkieflimansyah.com/in/kompatibilitas-islam-dan-demokrasi.html
http://www.khabarislam.com/islam-dan-demokrasi.html
http://www.docstoc.com/docs/22801041/Lagi-Soal-Islam-dan-Demokrasi/

Вам также может понравиться