Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Di susun oleh :
FIEGYOESTAMI
IMAM SAFI’I
SUPRIYANTO
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
ASKEP ANAK DENGAN ASFIKSIA
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir
(Mansjoer, 2000).
2. Etiologi
a. Faktor ibu
1) Hipoksia ibu
eklamsi.
b. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan
plasenta dsb.
c. Faktor fetus
gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan
pada keadaan tali pusat memumbung, melilit leher, kompresi tali pusat
d. Faktor neonatus
ASFIKSIA
No PERBEDAAN ASFIKSIA PALIDA
LIVIDA
APGAR SCORE
Score 0 1 2
G : Grimace (refleks)
lubang hidung
(dicoba setelah
orofaring
dibersihkan)
natrikus bikarbonat 7,5% dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan, dan
4. Patofisiologi
janin mendapatkan oksigen dan nutrien dari ibu melalui mekanisme difusi.
Proses ini terjadi melalui plasenta ibu dan diberikan kepada janin melalui
Sebelum lahir alveoli paru bayi menguncup dan terisi oleh cairan.
Paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau jalan untuk
akan segera bergantung dengan paru sebagai sumber utama oksigen. Oleh
karena itu, maka beberapa saat sesudah lahir paru harus segera terisi
pada bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan
ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien). Proses ini
terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi
sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan
dan gangguan fungsi tubuh ini dapat reversibel atau tidak tergantung
Pada tingkat asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan
tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme anaerob yang berupa glikolisis
fungsi jantung.
jantung.
darah ke paru dan sistem sirkulasi lain akan mengalami gangguan asidosis
ASFIKSIA
Kematian
Bersihan nafas
janin
tidak efektif
6. Manifestasi Klinik
a. Denyut jantung janin lebih dari 160 x/menit dan tidak teratur
b. Pernafasan cepat.
c. Nadi cepat.
d. Cyanosis.
7. Komplikasi
a. Sembab Otak
b. Pendarahan Otak
c. Anuria atau Oliguria
d. Hyperbilirubinemia
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan pH janin
serviks dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin dan diambil contoh
turunnya pH. Apabila pH itu sampai turun dibawah 7,2 hal itu dianggap
metabolik.
2) PCO2 (normal 35-45 mmHg) kadar PCO2 pada bayi post asfiksia
3) PO2 (normal 75-100 mmHg), kadar PO2 pada bayi post asfiksia
dengan tingkat saturasi SaO2 dan PaO2. Pemeriksaan ini juga dilakukan
(Wiknjosastro, 2007).
c. Pemeriksaan radiologik
d. Pemeriksaan darah
e. Elektrolit darah
dengan test urine untuk kandungan ureum, natrium, keton atau protein
(Harris, 2003).
1) Natrium (normal 134-150 mEq/L)
f. Gula darah
9. Penatalaksanaan
b. Memelihara sirkulasi
c. Memperbaiki asidosis
melalui pipa ET, jika belum berhasil lakukan resusitasi jantung paru
dan jika tetap belum timbul nafas spontan (waspadai adanya kelainan
bawaan)
nyeri) selama 30-60 detik, jika gagal lakukan pernafasan kodok selama
1-2 menit, jika gagal maka perlakukan klien kedalam penatalaksanaan
asfiksia berat.
100%) dan kompresi dada untuk paling sedikit 30 detik atau frekuensi
jantung nol.
(Wong, 2003):
a. Tindakan umum
hati-hati:
b) Dengan lembut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi satu atau dua
kali
6) Lakukan resusitasi
a) Asfiksia berat
reaksi obat ini akan terlihat jelas jika ventilasi paru sedikit banyak
telah berlangsung.
nafas.
b) Asfiksia sedang
rangsang.
nares dan mulut disertai gerakan dagu keatas dan kebawah dengan
kantong masker.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayan orang tua, suku bangsa,
bahasa yang dipakai, status pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
tetani uteri atau malnutrisi, riwayat konsumsi alkohol, obat dan rokok.
b. Pengkajian Psikososial
penyakitnya.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Breathing/B1
1) Inspeksi
2) Palpasi
bagian kiri.
3) Perkusi
Suara perkusi di area dada kiri terdengar lebih redup dan pekak.
4) Auskultasi
5) Blood/B2
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
6) Brain/B3
7) Bladder/B4
adanya syok.
8) Bowel /B5
9) Bone/ B6
dan kanan.
10) Antropometri
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Obstruksi jalan nafas: banyaknya
mucus.
b. Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi.
4. Intervensi keperawatan
Kriteria Hasil :
Intevensi :
R/ : Mencegah hipoksia
Kriteria hasil :
Intervensi :
lender.
Kriteria hasil :
Intervensi :
sputum.
Kriteria hasil :
bernapas.
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
hipotermia
5) Mengukur RR
Harris, R Dkk. (2003). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 3. Jakarta :
Informedika Jakarta
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
Infomedika Jakarta