Вы находитесь на странице: 1из 6

KELOMPOK 1 :

1. LULUK QOMARIA ( 151611913058 )


2. LUTHFIAH WIDYA RETNANISARI ( 151611913059 )
3. M. NOR RIZQI ANTA ( 151611913060 )
4. MAR’ATUS SHOLIKHAH ( 151611913062 )
5. MAR’ATUS SHOLICHA ( 1516119130 )

ARTIKEL KATARAK
PENGERTIAN
Katarak merupakan salah satu penyakit yang menyerang mata yang
merupakan salah satu jenis penyakit mata tenang visus menurun perlahan. Katarak
adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat keduanya.
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif (Mansjoer dkk, 2008).
Kata katarak berasal dari bahasa Latin, cataracta, atau dalam bahasa
Yunani, kataraktes, yang berarti terjun seperti air. Istilah ini dipakai orang Arab
sebab orang-orang dengan kelainan ini mempunyai penglihatan yang seolah-olah
terhalang oleh air terjun (American Academy Ophtalmology, Lens and Cataract.
Basic and clinical Science Course, Section, 2006)
Katarak dapat menimbulkan gangguan penglihatan seperti penglihatan
kabur, penglihatan bagian sentral hilang sampai menjadi buta setelah 10-20 tahun
dari mulai terjadinya kekeruhan lensa (Kupler, 1984).
WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia,
dimana sepertiganya berada di Asia Tenggara. Angka kebutaan di Indonesia
tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara (Depkes RI,
2003).
Menurut Kadek dan Darmadi (2007) katarak adalah kekeruhan lensa mata
atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina .
Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap
(Springhouse Co). Derajat disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi
oleh lokasi dan densitas keburaman . Intervensi diindikasikan jika visus menurun
sampai batas klien tidak dapat menerima perubahan dan merugikan atau
mempengaruhi gaya hidup klien (yaitu visus 5/15). Katarak biasanya
mempengaruhi kedua mata tetapi masing-masing berkembang secara independen .

1
perkecualian ,katarak traumatic bisanya unilateral dan katarak congenital biasanya
stasioner.
Tindakan operasi mengembalikan pandangan mata kurang lebih 95% klien
(Springhouse Co). Tanpa pembedahan , katarak yang terjadi dapat menyebabkan
kehilangan pandangan komplet. Katarak terbagi menjadi jenis menurut
perkembangan (katarak congenital) dan menurut proses degenerative ( katarak
primer dan katarak komplikata).
1. Katarak Kongenital
Katarak congenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat
pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak
ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita
rubella, DM, toksoplasmosis, hipoparatiroidisme, galaktosemia. Ada pula yang
menyertai kelainan bawaan pada mata itu sendiri seperti mikroftalmus,
aniridia, koloboma,keratokonus, ektopia leentis, megalokornea, hetekronia iris.
Kekeruhan dapat dijumpai dalam bentuk arteri hialoidea yang persisten,
katarak Polaris anterior, posterior, katarak aksialis, katarak zonularis, katarak
stelata, katarak totalis dan katarak kongenita membranasea.
2. Katarak Primer
Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu atarak juvenilis
(umur <20 tahun), katarak senilis (umur >50 tahun ). Katarak primer dibagi
menjadi empat stadium :
1) Stadium Insipien
Jenis katarak ini adalah stadium paling dini . Visus belum
terganggu , dengan koreksi masih bisa 5/5 -6/6. Kekeruha terutama
terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda.
2) Stadium Imatur
Kekeruhan sebelum mengenai seluruh lapisan lensa , terutama
terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nucleus lensa . Shadow
test posotif . Saat ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang menyebabkan
lensa menjadi cembung sehingga indeks refraksi berubah dan mata
menjadi miopa. Keadaan ini disebut intumesensi. Cembungnya lensa akan
mendorong iris kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi
sempit dan menimbulkan komplikasi glaucoma.
3) Stadium Matur

2
Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan
berukuran normal kembali. Saat ini lensa telah keruh seluruhnya sehingga
semua sinar yang masuk pipil dipantulkan kembali. Shadow tes
negative .Di pupil tampak lensa seperti mutiara.
4) Stadium Hipermatur (Katarak Morgagni)
Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nucleus
lensa turun karena daya beratnya. Melalui pupil, nucleus terbayang sebagai
setengah lingkaran dibgian bawah dengan warna berbeda dari yang
diatasnya yaitu kecoklatan .Saat ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa
yang menjadi lebih permeable sehingga isi korteks dapat keluar dan lensa
menjadi kempis yang dibawahnya terdapat nucleus lensa.Keadaan ini
disebut katarak morgani.(Carpenito dan Lynda, 2000)

TANDA DAN GEJALA

Menurut Priska tahun 2008, latarak biasanya tumbuh secara perlahan dan
tidak menyebabkan rasa sakit. Pada tahap awal kondisi ini hanya akan
mempengaruhi sebagian kecil bagian dari lensa mata anda dan mungkin saja tidak
akan mempengaruhi pandangan. Saat katarak tumbuh lebih besar maka noda putih
akan mulai menutupi lensa mata dan mengganggu masuknya cahaya ke mata.
Pada akhirnya pandangan mata akan kabur dan mengalami distorsi. Berikut adalah
tanda dan gejala yang terdapat pada penyakit katarak:
1. Pandangan mata yang kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau
asap. Noda putih yang semakin berkembang akan mengalami pandangan
mata menjadi kabur, objek terhadap suatu benda menjadi sulit untuk dikenali
bahkan tak dapat membedakan warna cahaya.
2. Sulit melihat pada malam hari. Penderita penyakit mata apapun akan merasa
kesulitan ketika melihat suatu objek atau cahaya pada malam hari, hal ini
dikarenakan lensa mata akan membaca kefokusan objek yang diterima oleh
lensa mata.
3. Sensitif pada cahaya. Penderita mata katarak akan merasa sensitif pada
intensitas cahaya yang diterima oleh lensa mata, mata menjadi sensitif karena
ketidakmampuan retina menerima cahaya dan lensa mata tidak dapat
memfokuskan cahaya untuk dikirim ke retina.

3
4. Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar. Pada saat lensa mata
memandang atau menangkap cahaya atau sinar, lensa mata hanya mampu
menangkap sinar seperti sebuah lingkaran.
5. Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktifitas
Penderita katarak sangat membutuhkan pencahayaan yang cukup terang
ketika melakukan berbagai aktivitas.
6. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena ketidaknyamanan
tersebut. Penderita katarak yang menggunakan alat bantu untuk membaca dan
melihat, cenderung lebih sering mengganti kacamata atau kontak lensa karena
faktor ketidaknyamanan seperti ketika dirasa mata tidak lagi dapat melihat
atau menangkap suatu objek benda atau cahaya sekalipun, penderita katarak
mampu mengganti kacamata atau kontak lensa 2x dalam sebulan.
7. Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat. Penderita katarak
hanya mampu melihat dan menangkap cahaya seperti sebuah lingkaran,
namun lama-kelamaan akan memudar karena urat syaraf retina akan
menguning jika melihat suatu objek benda terlalu lama.
8. Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata. Penderita katarak tidak
membahayakan fisik jika diketahui sejak dini dan belum memasuki stadium
yang semakin parah. Jika dalam kondisi yang parah, penderita katarak akan
merasakan rasa nyeri di sekeliling mata, sering sakit kepala, kemudian terjadi
peradangan. Kemudian objek atau cahaya yang ditangkap seperti berbayang
jika katarak yang diderita hanya sebelah.
9. Penyebab katarak itu terjadi, yakni seiring bertambahnya usia tingkat
kesehatan suatu tubuh akan semakin menurun tak terkecuali mata, karena
mata merupakan organ terpenting dari segala organ tubuh yang bekerja
maksimal terkadang waktu istirahat yang dibutuhkan oleh mata berkurang,
sehingga ketebalan, kejernihan, tingkat kefokusan pun semakin menurun.
Lensa mata terdiri dari air dan serat protein. Tingkat usia juga mempengaruhi
kondisi mata seseorang, mulai dari perubahan warna pada lensa mata, struktur
mata, protein dan vitamin mata semakin berkurang dan menurun. Beberapa
serat protein akan menggumpal dan menyebabkan noda pada lensa mata.

4
5
DAFTAR PUSTAKA

American Academy Ophtalmology, Lens, And Cataract, Basis And Clinical


Science Course, Section 11. 2005-2006. Sanfransisco: p 21-32, 96-37,
153-154.
Doenges, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Guyton and Hall. 1997. Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Ilyas, S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. 3rd edition. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Вам также может понравиться