Вы находитесь на странице: 1из 1

Sektor perunggasan di Indonesia menjadi salah satu Sektor yang dapat berkembang cukup

pesat. Omzet yang dihasilkan oleh industri perunggasan di Indonesia pada tahun 2012
mencapai Rp 150 triliun dengan pertumbuhan terbesar keempat setelah tembakau, ikan, susu,
dan telur. Berdasarkan data Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada tahun
2012 produksi daging ternak di Indonesia mencapai 2,7 juta ton dimana unggas memiliki
presentasi terbesar dibandingkan ternak jenis lain, yaitu 67% dari total keseluruhan. Dilihat dari
kebutuhan unggas yang sangat besar membuka peluang Indonesia dalam mengembangkan
kembali Sektor ini.

Dengan laju konsumsi yang Terus meningkat jauh melebihi peningkatan produksi menimbulkan
persoalan yang harus segera ditemukan Solusi. Hal ini sangat berhubungan erat dengan
penyediaan pakan secara global. Pelemahan rupiah atau penguatan kurs dollar yang terjadi
pada akhir tahun 2014 sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga bahan pokok, khususnya
jagung yang selama ini menjadi salah satu bahan pakan unggas. Kebijakan pemerintah akan
pembatasan impor jagung memperparah kondisi tersebut sehingga Mengakibatkan kelangkaan
jagung dengan harga yang Terus merangkak naik.

Oleh sebab Itu, diusulkan ide dan gagasan dengan memanfaatkan biji nangka sebagai salah satu
bahan baku alternatif pembuatan pakan unggas untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Berdasarkan data Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2009, biji nangka
memiliki kandungan gizi yang memadai dengan komposisi: kalori 165,0, karbohidrat 36,7,
kalsium 33,0, besi 1,0, dan fosfor 200,0. Dari lima komposisi tersebut menempatkan biji nangka
menjadi lebih unggul daripada jagung dengan kompisisi: kalori 140,0, karbohidrat 33,1, kalsium
6,0, besi 0,7, dan fosfor 118,0. Hal ini mampu membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi unggas dalam memenuhi kebutuhan pangan, baik domestik maupun luar negeri
sehingga mampu bersaing dalam menghadapi Masyarakat ekonomi asean (mea).

Pemanfaatan biji nangka untuk pembuatan pakan unggas ini dapat dijadikan salah satu bahan
baku alternatif selain jagung. Proses pembuatan pakan unggas dari biji nangka adalah dengan
memilih biji nangka yang baik lalu mengupas kulitnya. Setelah itu, mencuci biji nangka dengan
air mengalir sampai bersih. Kemudian menghaluskan biji nangka dengan cara digiling. Gilingan
biji nangka diaduk sampai rata dan benar-benar halus. Selanjutnya, mengkukus biji nangka
dengan panas 80º-90ºC sekitar 30 menit. Lalu, mencetak biji nangka dengan ayakan berlubang
yang berdiameter 5-7 mm. Setelah menjadi butiran-butiran, menjemur biji nangka dibawah
terik matahari sampai kering. Diharapkan gagasan ini dapat menjadi Solusi alternatif
pembuatan pakan unggas dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan dapat diaplikasikan serta
ditindaklanjuti oleh pemerintah dan Masyarakat khususnya peternak unggas lokal.

Вам также может понравиться