Вы находитесь на странице: 1из 20

~'J

. KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 128/MEN KES/SK/II/2004

, .,

TENTANG

\ -
KEBIJAKAN DASAR PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


KAfAPMdAffFAJ1

fi~IisYQktJfMti~tlirat f~l1iln ~iffl!tM~ftS !;~.~.. .. .iiK&fjUflJ§af! M§fit~f(


~§§~fI~fttl 'A~lilt: Inft6i1ftSfa f!jtJffltJr1 ~IM f(ifiti!n§R@tiiji~fi
't}Rst1('PUsal '~~eftatAn 'Mil§Yaral<m,

~ijfi~aflt.~ f(!15~MOtMtj ~Mt~!'1miifl§'~~jla1can'fjiiSafF'~t


K_l1iifafl . .' ffir'ifta~fij}ft!iftl'i'lUt4pi~~lt_'.at ~tkiI<Wiju~
tJijnfan~bf1ak4ff'Vatl§':§f!jatM §Una E$ilfifflilll§Hi FEiftiMnPUsR~ffli1ff,

~ffII. jffai'!V&6afi fmtuk ff!@.afialmfl ~JUttfS$1f1 ~fltj}fl. K_ftafifl. ii'llklti iiki'fI


m~na8~faRtaftgantj'afi~fi6El1&lJi'ltlJ1t 1m ~§l11Itfflfift 8~fj s~ml!Jiitl1Mt< ~Eiflliit
BiMfaJj~ §ijHa.k§ml ta1BWUflfUkialiffJjgttmji(afh

.;,
~ffikfufJefilfil
gh'lii 1(~l1ataflM,lgY'lrf1lttat
./
.
~
..j. .:../
.
,j"

~
A.../'"
.j"..
~... . ',.'
~\,;.; .,....~

PI'Ifl,3r~ Avui Azwan MPH


Nf13,.'8:40_
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


.
NOMOR 128/MENKESlSKllII2004
TENTANG
KEBIJAKAN DASAR PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa dalam rangka mengoptimalkan fungsi Pusat Kesehatan


Masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan menuju lndonesia Sehat 2010 diperlukan adanya
kebijakan dan langkah-langkah strategi yang digunakan sebagai
acuan dalam penyelenggaraan Puskesmas;

b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut perlu ditetapkan


kebijakan dasar Puskesmas dengan Keputusan Menteri
Kesehatan;

Mengingat Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara 3495);

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah


Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara 3839);

3. U:1dang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pusat dan Daerah (Lerrbaran Negara Tahun
1999 Nomor 72, Tambahan '_embaran Negara 3848);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang


Kewenangaf' Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerdh Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang


?eilyelenygaraarl Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun Loa 1
Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4095);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang


.. P8nyelenggaraan TugCls Pembantuar. (Lembaran Negara Tahun
2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor4106);

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 12771M8nl(es/SK/X 1/2001


tentang OrganisasI Dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
MENTeIJ KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

,PJ.i'~:~fE~'~aJP:'I~a;Fi ~.
,.
. LAMPIRAN
~aIJ KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
~ NOMOR 128/MENKES/SKlII/2004
TANGGAL 10 FEBRUARI 2004
~ ~W~1S:~Ui
K@~I.J~ KEBIJAKAN DASAR PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
(PUSKESMAS)
~
BAB I
PENDAHULUAN
~lji TUjuan bangsa lndonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa lndonesia dan seluruh tumpah darah
lndonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pambangunan
J.{u~. nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan
merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan
diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar telWl':'Jd derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting
dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia lndonesia.

'Jntuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan terseLut diselenggarakan berbagai


upaya kesehatan secara ~enyeluruh. berjenjan(J dan terpadu. Puskesmas adalah
penanggungJawah penyelen~gara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.

Sr:)ClKd:;:Jerkena!!~1nnya kO:lsep Puskesmas p;"{da tahun 1968. LJorbagai hasd telah


IJanyak dicapaI. Angka kematian IUUdan kematian baYI telah berhasil ditUiunkan dan
;"mentaraltu umur harapan ludup rata-rata bangs'1 Indonesia telah meningkat secara
ir:~~ iJf!rmCikna.Jika pada lanun 1995 Angka Kemi'ltlan lbu uan Angka Kematian BaYI rPaslng-
mas'ng adala'l37J/100.COO kelam'an hidup (SI<F1T19951 c;erta 60/1QOOkelahiran hidup
(SllSenas 1995,. mak2 ;lada tat,un 1997 Angka Kem:::!!l2.n lbu turun rnenjadi
334/100.000 kelalwan hidup (SOKI1997). sedangkan Angka Kematian BaYI pada
t,tt "L1 ;'0,): IL.nJII IIlLn".J, 5]!~ GvO k\;ldl ,IIan hloup (Susenas :::OU1/. Seme/ltara Itl,
I Jr;1l:rHarar'an Hldllp rm? nia meningkat dan 45 tahun p3da 15170 meOljadl 65 tahun
pada 2000.

Peida saat ini Pliskesmac; IP,ali didIrikan di hampir seluruh pelosok tanah air Untuk
1l18n)angkauselurun wllaY<J!1 keqanya. Puskesmas OIfJerkuatdengan Puskesmas
Pembantu serta Puskesmas Keliling. Kecuali Itu untuk daerah yang IcllJh dan sarana
I.'elayanan rUJukan. PUSKesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat Inap.

3
MENT1:RI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA

Tercatat pada tahun 2002 jumlah Puskesmas di seluruh lndonesia ai:lalah 7.277 unit,
BAB II
Puskesmas Pemba~tu 21.587 unit, Puskesmas Keliling 5.084 unit (Perahu 716 unit,
KONSEP DASAR PUSKESMAS
~mb~~ance 1.302 Unit). Sedangkan Puskesmas yang telah dilengkapi dengan fasilitas
raw~t Inap tercatat sebanyak 1.818 unit, sisanya sebanyak 5.459 unit tidak dilengkapi
dengan fasilitas rawat inap. A. Pengertian
Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalam pelaksanaannya Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
Puskesmas masih menghadapi berbagai masalah, antara lain: bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
1. Visi, misi dan fungsi Puskesmas belum dirumuskan secara jelas, sehingga kerja.
pelaksanaan program Puskesmas dan keterkaitannya dengan program
pembangunan kesehatan secara keseluruhan belum optimal. 1.. Unit Pelaksana Teknis
2. Beban kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD),
kabupaten/kota terlalu berat. Pertama, karena rujukan kesehatan ke dan dari Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
Dinas kesehatan kabupatenlkota kurang berjalan. Kedua, karena Dinas kesehatan operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana
kabupaten/kota yang sebenamya bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di lndonesia.
pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah Kabupatenlkota lebih
banyak melaksanakan tugas-tugas administratif. 2. Pembanaunan Kesehatan
3. Siste~ manajemen Puskesmas yakni perencanaan (P1) yang diselenggarakan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
melaluI mekanisme Perencanaan Mikro (miero planning) yang kemudian menjadi bangsa lndonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
P.erencanaan Tingkat Puskesmas, penggerakan pelaksanaan (P2) yang hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
drselengqarakan melalui mekanisme lokakarya Mini (mini workshop) se ria yang optimal.
pengawilsan, pengendalian dan penilaian (P3) yang diselenggarakan melalui
mekanisme Stratifikasi Puskesmas yang kemudian menjadi Penilaian Kine~a 3. Pertanggungj~waban Penyelenggaraan
Puskesmas, dengan berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan. . Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaY::l Dembangunan
4. Pengelolaan kegiatan Puskesmas, meskipun telah ditetapkan merupakan aparat kesehatan di wilayah kabupatenlkota adalah dinas kesehatan kabupaten/
daerah tetapi masih terlalu bersifat sentralistik. Puskesmas dan daerah tidak kota, sedangkan Puskesmas bertanggung-jawab hany!! untuk sebagian upaya
memiiiki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas keseh~tan kabupaten!
kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja dinilai tidak sesuai lagi dengan kota sesuai dengan kemampuannya.
era desentralisasi.
5. Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan 4. Wilayah Kerja
kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. Selama ini setiap Puskesmas Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu Kecamatan~
dimanapun berada menyelenggarakan upaya kesehatan yang sama. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka
6. Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan pellyelengqaraan pelayanan tanggungjawab wilayah ke~a dibagi antar Pusk&smas, dengan memperhatikan
I<esehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal. Sampai saat hi keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). ~.~asing-masing
Pusk~smas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki serta be!urTI Puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab lan\Jsung kepada
mampu ~endorong kontribusi sumber daya dari masyarakat dalarn dinas kesehatan kabupaten/ Kota.
penyelenggaraan upaya Puskesmas.
7. Sistem pe'r'biay~an Puskesm~s belum mengantisipdsi urah perkembangan B. V i! i
- -
depan, yakni sIstem pembiayaan pra-upaya untuk pelayanan kesehatan Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas ad3.lah
peror~ngan.
tercapainya Kecamdtan Sehat menllju terwujudnya lndonesia Sehal. Ke-:amatan
~.enyadari keberhasilan Puskesmas adalah penting dalam rangka mewujudkan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
ISI pembangunan kesehatan di lndonesia yakni lndonesia Se:hat 2010 maka melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan
berbagai masalah dan atau kekurangan Puskesmas di atas perlu segera 'diatasi. dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
Disusunnya konsep dasar Puskesmas ini merupakan bagian dari reformasi kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
kosehatan (health reform), adalah dalam rangka mengatasi berbagai masalah di yang setinggi-tingginya.
.llnn
4
_
.
I

~Wi
~j~ MENTERI
REPUBLIK
KESEHATAN
INDONESIA

aa .
~
. U4
'
, 'd ' ,ak'
u, .' D. Tujuan
-=
U,
I~~ ,,
es afa
.8
"
. ,_ ~ "
,

a ":" Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah


-' -.asi ~iJ~_ mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

Ka lR,
B.4OOIWJ~-gw '

s .a s e
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
~ s-' _"
,

Idenaati.~.~~ ,
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
II:S yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan lndonesia Sehat 201 O.
'~~
,

s: i-AiH E. Fungsi
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
.~~M~~~~ Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
~~--~.~P4i?arlii__ pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya,sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
i~ p.
kesehatan, Di samping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengab=1ikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan,

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat


Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat.
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan ter\T1asuk
sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakqn dC'n
3.
.. memantau pelaksanaan program keS9hatan. P6mb~rdayaan perorangan,
keluC'rga dan masyarakal ini diselenggarakan der,gan mert1r~rhalikan kondj"l
dan situasi, khususnya sosi<.!1 budaya masyarakat setempat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata PartAmC'
Puskesmas berta. Iggul'1gjawab menyelenggarakan psiayanan kesphatdn
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungai1.
i Pelayanan kesehata~ tin!]kat pFHt"\l"1a yang mer.jarji targglJng!2.wrlh
Puskesmas meliputi:

a. Pelayanan Kesehatan Perorangan


Pel:'lyarlan ke::;ehatan per.::>r<.!ngC'.n
adala" p\:jlayar.an yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.

$
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

B;; BAB /II


KEDUDUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA

A. Kedudukan

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem


Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah
Daerah '

1. Sistem Kesehatan Nasional


Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
2 Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah
sebagai Unit PelaKsana Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungja\'Iab nlenyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota di wilayah ke~anya.
3. Sistem Pemerintahan Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam system Pemerintahan Daerah au alah sebagai
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupatenlkota yang merupakan unit
structural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat
kecamatan.
4. Antar Sar::tna Pelayanan Kesehetan Strata Pertama
[li wilayah kerja Pusk<:smas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strc::~apertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
s\o"asta seperti prc>ktekdokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik
dan balai :<eseh"ltan masyarakat. Kedudukan Puskesma:; di antara berbagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertarr.a ini adalah sebag<:i mitra, Bi
wilayah kerja Puskesmas terdapat puia berbagai bentuk upaya kesehatan
kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu,
Polindes, Pos Obat Desa dan Pes UKK. Kedudukan Puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan bNbasis dar bersumberd8ya
masyarakat ada:ah sebagai pembir:3.

B. Organisasi

1. Struktur Organisasi
Struktur vrg3nlSasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tuon:]
masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskosmw; di
satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupo!pl1/kn!d
sedangkan penetapan nya dilakukan dengan Peraturan Daeratl

ii
,
'~f~~&~:i~~~,~'~_1]!~:~:~~,_,ci1\~,,l!?:,B't~

lh~i~~:llip1~.
-.
-'~:"~l91::~r,~WmfjJ_,~il1{$1!&u_'J0;t~:~;~ :C~ j;~J~~~1!J:Q~S:~f{~

§!WiWr.~alsasi
_
:~Q~t.?Jt<~:Sf\:R:CtG:

StJskesmas
2.
MENTERI
REPUBLIK

Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


KESEHATAN
INDONESIA

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupten/Kota,


.'t ~,I;~I($$fT(li8;$
t.,'J_.",:;::=====
Dengan demikian secara teknis dan administrative, Puskesmas
bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan Kabupten/Kota, Seblaiknya
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggujawab membina serta
, memberikan bantuan administrative dan teknis kepada Puskesmas.
,'!~~~(;jiTi~~81j*'n
~ SeDm~_nB~9 ~_~ 3. Dengan Jarir,gan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
~ _, ~~:u,_lli;~,~$t~tci~'(~?F{1~:~,@1:~_i_

!.JvJi~'j~, '
lembaga masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerjasama termasuk
& YantJ penY'3lenggara rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan,
Sedangkan sebagai Pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat,
Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan
sesuai kebutuhan.
d. 4, Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin ke~asama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan,
.i. jalinan ke~asama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan perora:1gan seperti rumah sakit (kabupaten/kota) dan
berbagai balai kesehatan masyarakat (Balai Pengobatan Penyakit P vru-
Paru, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Ke~a Masyarakat,
Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat,
Balai Kesehatan Indra Masyarakat), Sedangkan untuk upaya kesehatan
:$" kesehaian masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai
!ir. sarana pelayanan kesehatan masY3rakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan
kes.el:tahi~, Kabupaten/Kota. Balai Tp.knik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium
;ok..",l'Jou>/Oi>.mn::>
Kesehatan serta berbagai balei kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut
('~~~~
t:fiselenggarakan meialui penerapan konsep f"lJjukan yang menyeluruh dalam

- 5.
koordinasi dinas Kesehatan Kabupaten/Ke-ta.
Denga" Lintas Sektor
Tanggungjawab Puske!;mas sebagai unit pelaksana leknis adalah
menyelt::nggarakan s~bc1gian tugas pembanguna" kesehatan yang
dibebanka:1 oleh Dina~ Kesehatan KabupatenfKota, UntLJk hasil yang
optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus aapat
c1ik:>:>rdimlc;ika"1p.ngan berbag?i Ii"tas !;'3c!,,~ terkait y?n:] ::jrja ci !ingkat
@: kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sector
t€:rkait, sedc::ngkan di pihak lain perr,bangunan yang 1iselenggareken oleh
sector iain di tingkat k€:c3matan berdampaK positif terhad<lp kesehat<ln.
6, Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarCIkot
sebagai objek dan subjek pembangunan, Dukungan aktif torfH\IJliI
diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (lilI' t)
itU ..
.
.

. .
~l'iff~fI~l1lrn"UI'i' ""~.nmY~~§~ti~it.,~i't
ftjtml:lcii~ ~"'.'" MJka ~""}. Ig i\t..r ,...
. . ,'.
. .
MM d~flIiUSiffEidJFiF" ..

;' " fgf§~bfJ1Befli~fafi $_§aimitifj~u~' "fflU§ till!iTlmfjffiJ@I~fl1ilfiffl'jijrR UM'" iJAN" PiilWUNIURUN


P@~tlfiaft~Mmn. ." ...(1..
A~
. .

BiDii ~fi(j._Mi§ (8P1S)'


.
'.. . i!i.YiU'lff'fflIftgfiimftQft mlm~iitd1I'fUfWiiflll«i~~Ltfi
, ..
ki5§@tii.fiin"~~llRif~fftnS6&iigalfflltti IUfrjli~(I!~asft1a§'ifafIDTi'
~~I~~§g~'UjmYiiPtiffll1ahjl1ftEl1i
'~hatmtdl WftilYiI11mfjil
pu§Nii~U. . .

,&

.. ..

12 1~
MENTERI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik


upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila B. Azas Penyelenggaraan
perawat'!n kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah Penye!enggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
tersebut maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas
pengembangan. . penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya
dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas,
inovasi, yakni upaya lain diluar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai baik upaya kesehatan wajib m'\upun upaya kesehatan pengembangan. Azas
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pe!aksanaan upaya inovasi ini adalah penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah:
dalam rangka mempercepat tercapainya visi Pusk 3smas.
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh Puskesmas Azas penyeleng,garaan Puskesmas yang pertama adalah pertanggung-
bersama Dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan jawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan
masukan dari BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
kesehatan wajib Puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain
cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya sebagai berikut:
!<esehatan pengembangan pilihan Puskesmas ini dilakukan oleh Dinas a. Menggerakkan pembangunan beibagai sektor tingkat kecamatan
kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan sehingga berw...Nasan kesehatan
pengembangan Puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh b. Memantau dampak berbagai upaya pp.mbangunan terhadap kesehatan
dinas kesehatan kabupatenlkota. masyarakat di wilayah ke~anya
G. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah ke~anya
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (prime'" secara
kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib menyeleng- merata dan te~angkau di wilayah ke~anya.
garakannya. Untuk itu Dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh Puskesmas
dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Pembantu, Puskesmas Keliling, Bidan di Desa serta berbagai upaya
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuh:<an pula pf'layanan rawat kesehatan di luar gedung Puskesmas lainnya (outreach activities) pada
inap. Untuk ini di Puskesmas dapat dikembangkan pelayana" rawRt map dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas pertanggungjawaban
tersebut, yang dalam pel::iksanaannya harus memperhatikan berbagai wiiayah.
pE:rsyaratan lenagd, sarana dan prasaranCi sesuai der-yan standar yang telah 2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
ditetapkan. Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua adalah pemberdayaarI
Lebih lanjut. ai beberapa daer3h tertentu lelah muncul pula kebutuhan masyarakat. Dalam arti Puskesmas wajib membardayakan perorangan.
masva ra kat terh::lde.p p&layailan r"ed:k spesialistik. Da!~m kp.ac!aan ini, apabila keluarga dan masyarakat. agar berperan akt.if dalam penyelenggaraan setiap
upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
ada Kemampuan. di Puskesmas dapat dikf!mbangkan pelayanan medik
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa
spesialistik ter:;ebut baik daiarn bentuk raWett jaian maupun rawal iil::lp.
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas' dalam rangka
Keberadaan pelayanan medik spesialistik di Puskesmas hanya dalarn rangka
pemberdayaanmasyarakatantaralain:.<. J
mendekatKan pelayanan rujukan k~pada mc.syarakat Ydng meml.>utuni<an.
a. Upaya Kesehatan IbU dan anal<: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga
Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di Puskesmas d3pClt Balita (BKB) _ _
_.
sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional Puskesmas yang diatur b. Upaya Pengobatan: Posyandu, Pos Ob'kt Desa (POD), (.
oleh Dinas kesehatan kab'Jpater./k0ta ::;etempat. c. Upaya Perbaikan Gizi: Posyandu, PanU Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar
Gizi (Kadarz!) .)
Perlu diingat meskipun Puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik ti-
spesialistik dan memiliki tenaga spesialis. kedudukan dan fungsi Puskesmas d. Upaya Kesehatan Sekolah: dokt~rkecil, penyertaan guru dan orang
tetap sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang tualwali murid. Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan (Poskestren)
"'" ,. ~
pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. e. Upaya Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)

t4 1[:;
,I
.

MEtfTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

t
~.
g. '4. Azas Rujukan
;: I Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai
'ho
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh
"
1: Puskesmas terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan
j masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu
I. Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya
Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas
~:
rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik.
baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan
ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, mal..pun secara horizontal
dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya
ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal
maupun vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya
memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke Puskesmas,
!,tt Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam.
b. 1) RUjukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (misal operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap. _
3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yallg
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga Puskesmas
dan atau pun menyelenggarakan f1elayanan medik di Puskesma~.
b. Rujukan Upaya Kesehatan Ma~yarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyara:<at adalah mas;::.lah
~' kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
iingkungan, dan bencana.
~I Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu
Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya "esehatan
masyarakat wajib dan pengelT'bangan, padC'lhal upClya kesehatan
~ masyarakat tersebut telat> menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu
Puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat
;~ dan atau tidak mampu menyelengGarakan upaya kesehatan masyarakat.
maka Puskesmas wajib merujuknya ke Dinas kesehatan kabupaten!
kota.
"MSi
16
17
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:

,.I.
,.
Rujukan Pelayanan Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan Kesehatan Masyarakat

RS Umum! Depkes
Khusus Pusat! Dinkes Propinsi
Propinsi

RS Umum/Khusus
Kab/Kota Dinkes Kab/Kota
BP4, BKMM. Strata
kedua BP4, BKMM. BKKM
Klinik Spesialis Swasta
Praktek Dokter Spesialis
Swasta

Praktek Dokter
Umum Swasta
(Dr. Keluarga) Strata Strata Puskesmas
Puskesmas pertama pertama
Balai pengobatan
BKIA
Praktek Bidan
Swasta
UKBM : Posyandu
Posyandu Masyarakat Masyarakat PoUndes,
Polindes UKBM lain-

Upaya Kes. Kader Keseha:&n


\
Keluarga
Mandiri / Perorangalll
Ke!uarga
PerorangarlI
Keluarg3 \ Upaya Kesehatan
Keluarga Mandiri

ii 19
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

BAB V Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan


MANAJEMEN PUSKESMAS Puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan
Kabupaten/kota dengan mengikutsertakan BPP serta dikoordinasikan
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
dengan camat.
masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang
oleh manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk . menghasilkan b. Mengajukan Usulan Kegiatan
luaran puSkes-rnas Langkah kedua yang dilakukan PUf.kesmas adalah mengajukan usulan
yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh
kegiatan ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan
Puskesmas membentuk fungsi-fung~ manajemen. Ada ~a fungsi manajemen
pembiayaannya. Pertu diperhatikan dalam mengajukan usulan kegiatan
Puskesmas yang dikenal yakni Perenca~aan, Pelaksanaan'dah Pengendalian, serta
Pengawasan dan Pertanggungjawaban'. Semua fungsi manajemen tersebut harus harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana
dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. dan operasional Puskesmas beserta pembiayaannya.

A. Perencanaan c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Langkah ketiga yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untu!{ rencana pelaksanaan kegia:an yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan
mengatasi masalah kesehatan di wilayah ke~a Puskesmas. Rencana tahunan kabupaten/kota (Rencana Ke~a Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk
Puskesmas d.~bedakan atas dua macam. Pertama, r~"-qanat~hunan upCiya matriks (Gantt Charf) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah
-
ke~ehatan w&Jlb. Kedua, rencana tahunan up~ya kesehatan pengembangan. (mapping).

1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib


Contoh Gantt Chart Rencana Pelaksanaan (POA)
Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas, yakni
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan lbu dan Anak
Upaya Kesehatan ..............
termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Langkah-langkah
Tenaga
perencanaan yang harus dilakukan Puskesmas adalah sebagai berikut: N Vol, Rincian LokasI Kebutuhan
Kegiatan Sasaran Target
Keg Pelaksana Pelak Pelaksa Jadwal Pelaksana
0 sanaan na
a. Me~yusun Usulan Kegiatan an an
Langkah pertama yarlg dilakukan "leh Puskesmas adalah menyusun I
-
usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku,
baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil
dari k~jian data dan iilformasi yang terst!dia di Puskesmas. Usulan ini I
I
disusun dalam hentuk matriks (Gantt Chart) yailg berisikan rincian I I
kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta
perkir~an kt!butuhan biaya untuk seti3p :<cgiat3n. I I I I
'"
I I I I
Contoh Gantt Chart Usulan Kegiatan
N UPAYA
KEG n;JIJAN SASARAN
(RUK)

TARGET 'NMIU
.n HA~ll YG
!JIIWW'.
I I
0 PUSKESMAS KEG
KAN

20 ?1
MENTERI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA

Contoh Pemetaan Wilayah Upaya Kesehatan Puskesmas


.. (Mapping) SurvEi Mawas Diri .
Pengertian:
Kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan masalah
yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah
tersebut.

Tahapan peiaksanaan:
1. Pengumpulan data dapat berupa data primer yakni yang
dikumpulkan langsung dari sumber data atau data sekunder
yakni yang berasal dari catatan yang ada.
2. Pengolahan data.
3. Penyajian data berupa data masalah dan potensi.

Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat


tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas, identifikasi dilakukan melalui
~ :"'--
~:

'-A :_T..
. :__
:---...
-e-
kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas Puskesmas
dengan mengikut sertakan Badan Penyantun Puskesmas.
.- 8: '-
.-C:__
DcooD :_SII
.- E:......_
t't :~

:~lC4c_
c8D%
Delbecq Technique
=~ :=(~...""') Pengertian:
L liJ :~~&Nr_c8D% Perumusan masalah dan indentifikasi potensi melalui kesepakatan
2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan sekelompok oranQ yang memahami masalah tersebut.
Jenis upaya ke$ehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya keseh;:jtan
Tahapan Pelaksanaan:
Puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri.
Upaya laboratorium medik, upaya laboratorium kesehatan masyarakat dan 1. Pembentukan Tim
pencatat;:jn pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini adalah 2. Menyusun daftar masalah
I
upaya penunjang yang harus dilakiJkan untuk kelengkapan upaya-upaya 3. Menetapan kriteria penilaian masalah
Puskesmas. Langkeh-Iangkah perencanaan up3ya kesehatan pengembangan
4. Menetapkan urutan prioritas masalah berdasaikan kriteria
penilaian di lengkapi dengan uraian tentang po1ensi yar>g dimiliki
yang dilakukan oleh Puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut:
J
a. Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan Teryantung dari kemampuan yang dimii:ki, jum:ah upaya kesehatan
langkah pertama yang dilakuKan adaiah mengidentifikasi upaya .
pengembangan yang terpilih dapat lebih dari satu.
kesehatan pengel nbangan yang akan di::;elenggarakar. oleh Puskesmas
Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah kesehatan Di samping itu identifikasi upaya kesehatan pengembangan dapat pula
yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut. memilih upaya yang be.rsltatinovatif yang tidak tercantum dalam daftar
Apabila Puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah upaya kesehatan Puskesmas yang telah ad~, melainkan dikembangkan
dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta
langsung di lapangan (Survei Mawa~ Diri). kemampuan PusKesmas.

??
..'I

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

.:.1
, li: lengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping). Penyusunan rencana
pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara terpadu dengan penyusunan
.
rencana pelaksailaan upaya kesehatan wajib. -
B. Pelaksanaan dan Pengendalian ('e, .\»
,-
Pelaksanaan dan Pengendalian adalah proses penyelenggaraan. "" pemantauan
serta ~enilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas. baik
rendina ta~aya ~~~el'1~tl:j.l1 ~l1jib~maupun re.ncana taffunan nupaya
>

>
kesehata!:,~r:'!gemb~r:t9~1). dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
PusKesmas. Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai
berikut:
1. Pengorganisasian
Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas perlu dilakukan
pengorganisasian. Ada dua macam pengorgap'~sian yang harus dilakukan.
Pertama'l'l:'l'!g.Qrganis_asi!l" beI'l:mI!J)~!le_I1~~a'l!'~~ penanggungj(!wab d~n
para pelaksana untuk setiap kegiatan 'Serta untuk setiap satuan wilayah
kerja. Dengan perkataan lain, dilakukan pembagian habis seluruh program
Kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas Puskesrr.as dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Penentuan para
penangggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada
awal tahun kegiatan.
Contoh Gantt Chart Pembagian Beban Tugas Dan Wilayah Kerja

NAMA UPAYA JADWAL LOKASI


NO PETUGAS KEGIA,A.... SASARAN TARGET KERJA KEGIATIIN

Kedua, pS:1gorgan:sasian berupa pei1gga!angi:ttll(a~a5ama tim 3ccarCi Jiritas


sektoral. Ada dua bantuk penggalangan ke,rj~sama yang. dapat dilakukan:
a. Penggalangan kerjasama bentuk c;tua-pihak yakni antara dua sektor
terkait, misalnya antara Puskesmas denga-ri sektor tcn~ga kerja pada
, ke~,- -
waktumenyelenggarakanupayclke~el1at~n -
. /"
b. Penggalangan kerjasama bentuk ~E" yakni antar berbagai
sektor terkait, misalnya antara Pu~~~~mas dengan sektor pendidikaf'.
seldor agama.. sektor kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya
'-' kesehatan sekolah. --

~
:BP~ MENTERI
REPUBLIK
KESEHATAN
INDONESIA

g u,an:
~
.

~Jrlll = ra s~ a }iI'a~is~~_~ila
.
Kendali Mutu
a . . ~~~~u~
.... .
Pengertian:
-.,."". -
II I ngaraan Upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis,
~ anisasian se obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab
masalah mutu pelayatlaf. berdasarkan standar yang telah
ditetapkan,menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian
masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia serta menilai
hasil yang dicapai dan menyusun saran tindaklanjut untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan.
Prinsip:
b. 1. Mengikuti siklus pemecahan masalah (problem solving
a. cycle)
2. Dilaksanakan melalui kerjasama tim (team based)
8: 3. Sesuai sumberdaya yang tersedia (resolJrce based)

4) Kendali Biaya
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus menerapkan program
kendali biaya. Prinsip program kendali biaya adalah kepatuhan
tem3dap berbagai standa~ dan pedoman pelayanan serta etika
profesi, yang terjangkau oleh pemakai jasa pelayanail.
.~
Kendali Biaya
Pengertian:
upaya yang di:aksanalran secara berkesinambungan, sistematis,
otyektif uan terpadu dalam menetapkan ke:oijakan dan tatacara -
penyelenggaraan uoaya kesehatan termasuk pembiayaannya,
serta memantau pelaksa'laannya sehingga terjangkau oleh
masyarakat
Tahapan Palaksanaan: .
1. Menetapkan upay~ keseh.a.tan yang diselenggarakan I
,engl<a~ dengail nr,c,an pe,nLJ,ayaan~ya.
2. Menjabarkan kp.t:ijakan .d~n ~atacara jJp.nyelenggaraan . .
(standar, pedoman dan mia! etika) yang mendukung.
3. Melaksanakan uoaya kesehatan yang sesuai denga.. I
kebijaKan dan tatacara penyelenggaraan.
~ 4. Menampung dan menyelesaikan keluhan masyarakat yang
terkait dengan masalah biaya.
5. Menyempurnakan penyelenggaraan upaya kesehatan
dengan memperhatikan keluhan biaya dari masyarakat.
MENTERI KESEHATAN
REPU9L1K INDONESIA

,i Lokakarya Mini Bulanan


J
J.~ Pengertian:
Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas
yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan bidan di desa serta dipimpin oleh kepala
ri: ~
rIIJI
,e
~aJflJ.a1M~'~\Jl'l~\jl!j~
~!~-."
'

-
,fij[l8~\l.ali~QlJiltiJafallka,aii~1iI8i1iI,
~ggj~
l!iiV &IJ~atla_QidalJai,
~ 1,1\~.J'c ~~ Puskesmas.
Tahapan Pelaksanaan
1. Lokakarya Mini pertama
d~! i~' a. Masukan
~1iWf; Penggalangan tim dalam bentuk dinamika
kelompok tentang peran tanggungjawab staf dan
kewenangan Puskesmas.
Informasi tentang kebijakan, program dan konsep
baru
Informasi tentang tatacara penyus:.man POA
ii. Puskesmas
b. Proses
· Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk
kegiatan lapangan/daerah binaan
Analisis beban ke~a tiap petugas
Pembagian tugas baru termasuk pembagian tang-
gungjawab daerah binaan
Penyusunan POA Puskesmas tahunan
c. Keluaran
POA Puskesmas tahunan
" :,jI~~~ Kesepakatan bNsama (untuk hal-hal yang
dipanda:1g perlu)
',' 'rian
~.I,}~~
KlQ
2. LokakaryaMinibulanan
ftr a. Masukan
Laporan
Informasi
hasil h.egiatan bulan lalu
tentang hasil rapat di'1Caskab /kota
InformasI tentang hasil rapat ling~t Kecamatan
, !nformasi tentang kebijakan. progrAm dan konsep
baru
~
- 1:;. ?ro::;~s
~3 Ana:isis hambatan dan masalah, aniarA lain
. .
dengan mempergunakan PWS
Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu
dikaitKan dengar: kepatuhan tE:!rhadapstandar
. pelayanan
Merumuskan altematif pemecahan masalah
c. Keluaran
Rencana kerja bulan yang baru

~ 29
~~j MENTERI KESEHATAN
~~~ REPUBLIK INDONESIA

I b, Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan


t, pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan yang
..'11
<
..'t ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan triwulanan.
4. Penilaian
Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang
dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegi<ltan dan hasil yang
dicapai, diQan5:!!!1!l~!ldeng.an rencanatahuI1cm9an st~ncJar pelayanan.
Sumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua.
Pertama, sumber data primer yakni yang berasal dari SIMPUS den
berbagai sumber data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara khusus
pada akhir tahun. Kedua, sumber data ~ sekunder yakni data dari hasil
pemantauan bulanan dan triwUlai1an~ -
b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian serta masalah dan hambatan yar; ditemukan untuk rencana
~ tahun berikutnya.
.t:
~ C. Pengawasan dan Pertanggungjawaban

b.. Pengawasan dan pertangg' '1gjawaban ~da1ah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbClgai kewajiban yang berlaku. Untuk
terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatan
sebagai berikut:
~
1. Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macarn yakni pengawasan internal dan
eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara n ,elekat oleh atasan
!. langsung. Pengawasan eksternal dilakukanoleh masyarakat, dinas kesehatan
kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan
mencakup aspek admindratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada
-! pE:ngaw2san ditemukan adanya penyimpangan. baik terhadap rencana,
standar. peraturan perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang
berlaku. perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang ber!aku.
,b\ 2. P8rtanggLC"Gjq'.va:Ja~
Pada setiap akhirtah..m anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat laporan
pertanggungjc::waban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiafan, serta
f)eraleiJan dan pengyunaan bprhagai sumberdaya temlasuk keuangan. Laporan
tersebut disampaikan kepada Dinas kesehatan kabupaten/kuta serta pihak-
,~.. pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui Badan Penyantur:
iIf~.tiW h f.. . 'W;tt\~, Puskesmas. Apabila terjadi penggantian Kepala Puskesmas, maka Kepala
,W,iiJ, i{JJ;i'i.MJ.~ r,\'€I,\",~\'~
Puskesmas yang lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban
masa jabatannya.

iS. 31
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

BAB VI OO

<' a. Seluruhnya disetor ke Kas Daerah


PEMBIAYAAN'
Untuk jni secara berkala Puskesmas menyetor seluruh dana retribusi yang
uhtuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan diterima ke kas daerah melalui dinas kesehatan kabupaten/kota
masyarakat yang menjadi tanggungjawab Puskesmas, perlu ditunjang dengan b. Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh Puskesmas
tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan Beberapa daerah tertentu membenarkan Puskesmas menggunakan sebagian
dari dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan,
Puskesmas yakni:
yang lazimnya berkisar antara 25 - 50% dari total dana retribusi yang diterima.
1. Pemerintah Penggunaan dana hanya dibenarkan-untuk membiayai kegiatan operasior.al
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari Puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala dipertanggung-
pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping Itu j~ Puskesmas ke Pemerintah Daerah melalui Dinas kesehatan
Puskesmas masih menerima dana yang berasal dari p~rnerintC!h propin~i dan kabupaten/kota.
pemerin~~ l!.~t. Dana yang diset:1iakan oleh pemerintah dibedakan atas dua c. Seiuruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh Puskesmas
macam yakni: Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan Puskesmas menggunakan
seluruh dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan
a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,
0 perorangan untuk membiayai kegiatan operasional Pw~kesmas. Dahulu
pengadaan peralatan serta pengadaaD.obal.
Puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan da, ,a seperti ini disebut
b. Dana-anggaran nitirtyang mencakup gaji kC!ryawan, pemeliharaan gedung
PuskEt~mas- Swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar
da" perala!an, pe"!.belian barang habis pakai serta biaya operasiona! p,jskesmas yang juga harus menyelenggaraka~p-ay.akes.ehata!1.l1)asyarakat
Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas kesehatan kabupaten! yang dananya ditanggung oleh pemerrntah- diubah menjadi Puskesmas'
kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah kabupatenlkota §wa~~19Ia. Denganperkatc.ln lain Puskesmas tidak mungkin sepenuhnya
menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yakni
untuk seterusnya dibahas bersama DPRD kabupatenlkot:J. Puskesmas diberikan
untl,lk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi
kesempatan mengajukan kp.butuhan untuk kedua anggaran ter.;ebut melalui Dinas
tangg~awab p_e.meriAtah.
kssehatan kabupatenlkota.
3. Sumber lain
Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan Pada saat ini Puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain seperti:
secara bertahap ke Puskesmas melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk a. PT ASKES yang peruntukannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan
beberapa mata anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan kepada pa~3 peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada ;--arapelaksana
gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung olel I Ginas sesuai den[!an ketentuan yang berlaku.
kesehatan kabupaten/kota atau oleh pemerintah kab' Jpaten/kota: b. PT (Perst:1ro) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima oleh Puskcsmas adalan
tersebut juga di!:agikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan
Kepala Puskesmas, sedangkan administ~asi kcuar,gan diiakukan oieh ~emegang yang berlak!.J.
keuangan Puskesmas yakni seorang staf yang ditetapk:m oleh Dinas kesehatan c. JPS3:</PKPSBBM
kabupaten/kota atas usulan Kepala Puskesmas. ~ntuk membantu masyarakat miskin, pemerintah menyalurkan dana secara
lanpsung ke Puskesm~s Pen[!elnlilan dana in: mengacu [")::!daPedoman
Penggunaan dana sesuai c.Jt:Hlgan usulan kegiatan Yang telah C;is~tu;ul Jenga"
yang telah ditetapkan.
memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-UIldangan yang bei:aku
Apabila sistim Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku akan terjadi" perubahan
2. Pendapatan PuSke&maiS pAda sisiim pembiayaan Puskesmas. Sesuai dengan konsep yang ielah
Sesuai dangan kebijakan Pemerintah, rT'asyaraKat diker,akan Kewajiban dic;us!.Jn direncanakan pada masa YCing akan daiang pemerintah hanya
membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan
ditentukan oleh Peraturan Daerah masing-masing (retribusi). Pada saat lili ada untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistim Jaminan Kesehatan Nasional,
heberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan Cla'la yang diperoleh dilri kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh Pemerintah dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan inr yakni. bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini, apabila Puskec;mas tetap
diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka
32
MENT1:RI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
w
MENTERI KESElIATAN
REpUBLIK INDONUJIA

Puskesmas akan menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan BAB VU
Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk itu Puskesmas harus dapat PENUTUP
mengelola dana kapitasi tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga di satu pihak dapat
memen~'hi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap Dengan disusunnya Kebijakan Dasar Puskesmas Ini, maka berarti konsep Puskesmas
memberikan keuntungan bagi Puskesmas. Tetapi apabila Puskesmas hanya yang selama ini dianut telah mengalami perubahan yang cukup mendasar. Pada
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka Puskesmas hakekatnya hal-hal yang diuraikan dalam kebijakan dasar Ini menegaskan adanya
hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah. perubahan dan pembaharuan konsep dan penyelenggaraan Puskesmas. Penegasan
ini akan mengantarkan Puskesmas kepada perwujudan peranannya sebagai ujung
tombak pencapaian lndonesia Sehat 2010.

Untuk dapat diterapkannya kebijakan yang baru ini diperlukan dukungan yang mantap
dari berbagai pihak, baik dukungan politis, peraturan perundang-undangan, maupun
sumberdaya termasuk pembiayaannya. Selain itu, adanya ke~asama dengan berbagai
sektor terkait dinilai mempunyai peranan yang sangat strategis terutama dalam
memberdayakan potensi masyarakat. Keberhasilan penerapan kebijakan yang baru
ini juga sangat ditentukan oleh semangat, ketekunan dan pengabdian para
penyelenggaranya.

Penerapan kebijakan ini memerlukan tersedianya berbagai standar dan pedoman, baik
teknis maupun manajemen sebagai acuan. Sebagian dari standar dan pedoman tersebut
telah berhasil disusun, sedangkan sebagian lainnya masih dalam proses penyusunan.
Untuk keberhasilan penerapan kebijakan baru Puskesmas ini, terutama pada aspek
penyelenggaraannya, pemahaman berbagai standar dan pedoman yang dimaksud perlu
diupayakan.

Kebijakan Dasar Puskesmas beserta bemag<::i stand::tr dan pt3domannya ini merupakan
acuan utama bagi propinsi dan kabupaten/!<ota dalam menyembangkan kebijakan
operasional setempat yang disesuaikan denyan kondisi dan situasi daerah masing:.
masing.

Adaiah harapan bersama, Kebijakan Dasar Puskesmas beserta berbagai standar dan
pedomannya iersebut dapat diterapkan di seluruh lndonesia, sehingga dapat
mempercepat pencapaian pembangunan kesehatan di tanah air yakni terwujudnya
lndonesia Seilat 201 O.

MENTERI KESEHATAN,~
-
~.
~
4'~,-
Dr. Achmad SuJudi

35

Вам также может понравиться