Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
1
2
Bagian utama usus besar yang terakhir disebut sebagai rectum dan
membentang dari kolon sigmoid hingga anus (muara kebagian luar tubuh).
Satu inci terakhir dari rectum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi
oleh otot sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rectum dan kanalis
ani adalah sekitar 15 cm (5,9 inci). Usus besar merupakan bidang
perluasan dari ileocecal ke anus. Usus besar terdiri dari cecum, colon,
rectum, dan lubang anus. Selama dalam colon, chyme diubah menjadi
feces. Penyerapan air dan garam, pengsekresian mucus dan aktivitas dari
mikroorganisme yang termasuk dalam pembentukan feces, dimana colon
menyimpan sampai feces dikeluarkan melalui proses defekasi. Kira-kira
1500 ml dari chyme masuk ke cecum setiap hari, tapi lebih dari 90% dari
volume direabsorbsi dan hanya tertinggal 80-150 ml dari feces yang
dikeluarkan secara normal melalui defakasi.
Cecum merupakan tempat bertemunya usus halus dan usus besar
pada ileocecal. Colon kira-kira panjangnya 1,5-1,8 m dan terdiri dari 4
bagian, yaitu colon ascendens, colon transversal, colon descendens dan
colon sigmoid. Colon ascending membujur dari cecum dan berakhir pada
fleksur kolik kanan (fleksur hepatik) dekat pinggir bawah kanan dari hati.
Colon transversal membentang dari fleksur kolik kanan ke fleksur kolik
kiri (fleksur limpa), dan colon descending membentang dari fleksur kolik
kiri ke pembukaan atas dari pelvis yang sebenarnya, dimana tempat
tersebut menjadi colon sigmoid. Colon sigmoid membentuk saluran S
yang membentang sampai pelvis dan berakhir di rectum.
2. Fisiologi
Fungsi utama kolon adalah absorbsi air dan elektrolit dari kimus
untuk membentuk feses yang padat dan penimbunan bahan feses sampai
dapat dikeluarkan. Setengah bagian proksimal kolon berhubungan dengan
absorbsi dan setengah distal kolon berhubungan dengan penyimpanan.
Karena sebagai 2 fungsi tersebut gerakan kolon sangat lambat. Tapi
gerakannya masih seperti usus halus yang dibagi menjadi gerakan
mencampur dan mendorong.
3
B. Definisi
Menurut PNPK KEMENKES RI, kanker kolorektal adalah keganasan yang
berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus
besar) dan atau rektum (bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum anus).
Sebagian besar terdapat di kolon ascendens (30%), diikuti oleh kolon sigmoid
(25%), rektum (20%), kolon descendens (15%) dan kolon transversum (10%)
(John Hopkins Medicine Colon Centre, 2015).
C. Epidemiologi
Kanker kolorektal adalah kanker ketiga yang paling umum pada pria
(746.000 kasus, 10,0 %) dan yang kedua pada wanita (614.000 kasus , 9,2 %)
di seluruh dunia (Globocan, 2012). Menurut Jemal A et al. CA Cancer J Clin
2011, insiden kanker kolorektal lebih sering ditemui di negara-negara
berkembang. Hal ini adalah karena perbedaan diet dan paparan lingkungan
(Hingorani, M., & Sebag-Montefiore, D., 2011). Pada tahun 2012, ada 14,1
juta kasus kanker baru, 8.2 juta kematian dan 32,6 juta orang yang hidup
dengan kanker (dalam 5 tahun didiagnosis) di seluruh dunia (Globocan, 2012).
Kanker kolorektal lebih sering dijumpai pada laki-laki berbanding perempuan
dengan rasio 1.2:1 (Hingorani, M., & Sebag-Montefiore, D., 2011).
5
D. Etiologi
Penyebab Kanker kolorektal belum diketahui secara pasti. Penyebab kanker
kolorektal yang sering ditemukan dengan faktor resiko
- Kelainan traktus digestivus
- Poliposis familial
- Riwayat kanker kolon dalam keluarga
Menurut National Cancer Institute (2006: 12), klasifikasi stadium kanker
kolorektal dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Stadium 0 (Carsinoma in Situ) : kanker hanya pada lapisan terdalam dari
kolon atau rektum.
b. Stadium I : sel kanker telah tumbuh pada dinding dalam kolon atau rektum,
tapi belum menembus ke luar dinding.
c. Stadium II : sel kanker telah menyebar ke dalam lapisan otot dari kolon atau
rektum. Tetapi sel kanker di sekitarnya belum menyebar ke kelenjar getah
bening.
d. Stadium III : kanker telah menyebar ke satu atau lebih kelenjar getah bening
di daerah tersebut, tetapi tidak ke bagian tubuh yang lain.
e. Stadium IV : kanker telah menyebar di bagian lain dari tubuh, seperti hati,
paru-paru, atau tulang.
6
E. Patofisiologi
Pertumbuhan sel yang tidak teratur dan pembelahan sel yang tidak
terkendali mengakibatkan timbulnya neoplasma
Metastasis umumnya terjadi dalam hati
Adenokarsinoma terjadi dalam kolon, rectum, jejunum, dan duodenum
Adenokarsenoma menginfiltrasi dan menyebabkan obstruksi, ulsirasi serta
pendarahan
F. Manifestasi Klinis
Sekitar 5-20% kasus kanker adalah asimptomatik dan didiagnosa selama
proses skrining (American Cancer Society, 2014). Kanker dengan gejala
obstruksi dan perforasi mempunyai prognosis yang buruk (Hingorani, M. &
Sebag-Montefiore, D., 2011). Kanker kolorektal dini seringkali tidak
menunjukkan gejala, itulah sebabnya skrining sangat penting. (American
Cancer Society, 2014).
Berdasarkan Oxford Desk Reference: Oncology tahun (2011) antara gejala-
gejala kanker kolorektal adalah seperti berikut:
1. Perdarahan rektal
Perdarahan rektal adalah keluhan utama yang penting dalam 20-50% kasus
kanker kolorektal. Pasien dengan perdarahan yang diamati dengan satu atau
lebih gejala dibawah harus segera dirujuk untuk pemeriksaan selanjutnya.
2. Perubahan pola buang air besar
Perubahan pola BAB sering dijumpai pada banyak pasien kanker kolorektal
sekitar 39-85%. Gejala dibawah meningkatkan probabiliti yang mendasari
kejadian kanker kolorektal.
Perubahan pola BAB terutamanya pada pasien lanjut usia.
Riwayat mencret darah atau lendir harus segera merujuk pendapat
spesialis.
Riwayat baru diare dengan frekuensi yang sering dan konsistensi cair
3. Nyeri perut
7
Nyeri perut pada pasien kanker kolorektal mungkin tanda dari obstruksi
yang akan terjadi.
Nyeri kolik abdomen dengan gejala obstruksi lain seperti mual, muntah
harus segera diperiksa.
4. Gejala lain
Kehilangan darah kronis; anemia defiensi besi, kelelahan, lesu ; sering
dijumpai pada tumor sisi kanan.
Massa abdomen.
Pada pemeriksaan Digital Rectal Examination (DRE) mungkin dijumpai
massa yang dapat diraba pada kanker rektal.
Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan.
G. Pemeriksaan Penunjang
Fecal Occult Blood Test (FOBT), dapat mendeteksi adanya darah pada tinja.
Sigmoidoscopy, adalah suatu pemeriksaan dengan suatu alat berupa kabel
seperti kabel kopling yang diujungnya ada alat petunjuk yang ada cahaya
dan bisa diteropong. Bila ditemukan adanya polip, dapat sekalian diangkat.
Bila ada masa tumor yang dicurigai kanker, dilakukan biopsi, kemudian
diperiksakan ke bagian patologi anatomi untuk menentukan ganas tidaknya
dan jenis keganasannya.
Colonoscopy, merupakan cara yang paling akurat untuk dapat menunjukkan
polip dengan ukuran kurang dari 1 cm dan keakuratan dari pemeriksaan
kolonoskopi adalah sebesar 94% (Depkes, 2006).
Double-contrast barium enema, adalah pemeriksaan radiologi dengan sinar
rontgen pada kolon dan rektum. Penderita diberikan enema dengan larutan
barium dan udara yang dipompakan ke dalam rektum. Kemudian difoto.
Dan dilihat seluruh lapisan dinding dapat dilihat apakah normal atau ada
kelainan (Hingorani, M., & Sebag-Montefiore, D., 2011)
Digital Rectal Examination (DRE), adalah pemeriksaan yang sederhana dan
dapat dilakukan oleh semua dokter dengan memasuki jari yang sudah
8
dilapisi sarung tangan dan zat lubrikasi kedalam dubur kemudian memeriksa
bagian dalam rektum.B ila ada tumor di rektum akan teraba dan diketahui
dengan pemeriksaan ini (Wendy, Y.M., 2013).
H. Penatalaksanaan Medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen
darah dapat diberikan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering
dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan
selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau
imunoterapi.
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini
sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektivitas
terapi. Bahkan ada yang memberikan / macam kombinasi yaitu : 5-FU,
levamisol, dan leuvocorin. Darihasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan
sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi. Pembedahan adalah tindakan
primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat
kuratiF atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisidapat diangkat dengan
kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomimerupakan suatu
prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan
pada beberapa kasus. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakupstruktur
vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung
darilokasi dan ukuran tumor.
(Dr. Lyndon Saputra, 2014)
9
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KOLOREKTAL
A. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1. Identitas pasien: Meliputi nama, umur, jenis, pekerjaan, alamat, tempat
tinggal, nomor register, dan diagnosa medis.
2. Riwayat penyakit sekarang: adanya keluhan pada area abdomen terjadi
pembesaran.
3. Riwayat penyakit dahulu: Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita
pasien dengan timbulnya kanker kolon.
4. Riwayat penyakit keluarga: Adakah anggota keluarga yang mengalami
penyakit seperti yang dialami pasien, adakah anggota keluarga yang
mengalami penyakit kronis lainnya
5. Riwayat psikososial dan spiritual: Bagaimana hubungan pasien dengan
anggota keluarga lain dan lingkungan sekitar sebelum maupun saat sakit,
apakah pasien mengalami kecemasan, rasa sakit, karena penyakit yang
dideritanya dan bagaimana pasien menggunakan koping mekanisme untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Riwayat biopsikososial spiritual
1. Pola nutrisi: Bagaimana kebiasaan makan, minum sehari – hari, jenis
makanan apa saja yang sering di konsumsi, makanan yang paling disukai,
frekuensi makanannya
2. Pola eliminasi: Kebiasaan BAB, BAK, frekuensi, warna BAB, BAK,
adakah keluar darah, atau tidak, keras, lembek, cair.
3. Pola istirahat dan tidur: Kebiasan istirahat tidur berapa jamKebiasan
sebelum tidur apa saja yang dilakukan
4. Pola personal hygiene: Kebiasan dalam pola hidup bersih, mandi,
menggunakan atau tidak menyikat gigi
5. Pola aktivitas dan latihan: Kegiatan sehari–hari, olahraga yang sering
dilakukan, aktivitas diluar kegiatan olahraga, misalnya nmengurusi urusan
adat di kampung dan sekitarnya.
10
d. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum: Kesadaran compos metis, suhu 37,50C, nadi 60–100
x/menit, RR 16 – 20 x / menit, TD 120 / 80 mmHg
2. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala dan leher
- Rambut dan kulit kepala: Adakah perdarahan, pengelupasan, perlukaan,
penekanan
- Telinga: Adakah perlukaan, darah, cairan dan bau
- Mata: Adakah perlukaan, darah, cairan, pembengkakan, rteflek pupil,
kondisi keplopak mata, adanya benda asing, sklera putih
- Mulut: Adakah benda asing, gigi, simetris, kering
- Hidung: Adakah perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan
anatomi, akibat trauma
- Leher: Adakah bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar
tiroid
b. Pemeriksaan dada
- Inspeksi: Bentuk simetris kanan dan kiri, inspirasi dan ekspirasi
pernafasan, irama, gerakan cuping hidung, terdengar suara napas
tambahan bantu dada.
- Palpasi: Pergerakan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara
kanan kiri dinding dada
- Perkusi: Adanya suara – suara sonor pada kedua paru – paru, suara
redup pada batas paru dan hepar
- Auskultasi: Terdengar adanya suara vesikuler di kedua lapisan paru,
suara ronchi dan wheezing
c. Kardiovaskuler
- Inspeksi: Bentuk dada simetris
- Palpasi: Frekuensi dada simetris
- Perkusi: Suara pekak
- Auskultasi: Irama regular, systole/murmur
12
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul meliputi :
1. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal,
kehancuran yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
2. Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual /
muntah
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat,
kelemahan otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.
13
C. Intervensi Keperawatan
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus
Tn B (40 th) dirawat sudah hari ke -2 dengan keluhan : sudah 1 bulan ini BAB
nya selalu berlendir dan darah, dan 1 minggu terakhir ini BAB nya darah segar
dan sering juga mengalami obstipasi, kadang juga mengalami distensi abdomen,
sudah 1 bulan ini BB klien turun 20% (BB awal 70 kg), tidak nafsu makan dan
juga nyeri sedang BAB atau tenesmus. Saat pemeriksaan fisik di dapat data : KU
lemah , TTV 110/60 mmHg, N: 72 x/menit, suhu 37,40 C , RR : 20x/menit,
conjungtiva anemis,distensi abdomen, nyeri tekan di abdomen. Hasil
colonoscopy: berbentuk sirkuler dan anuler dan penyempitan lumen usus dan
striktura menonjol dan mengisi.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn B
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
No. Register : 1330091193
Alamat : Jl. Tak Berujung Blok A Kec.Asmara Kel.Damai Sentosa
Status Perkawinan : menikah
Diagnosa Medis : Ca Colon
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan Utama : sudah 1 bulan ini BAB nya selalu berlendir dan darah,
dan 1 minggu terakhir ini BAB nya darah segar dan sering juga mengalami
obstipasi, kadang juga mengalami distensi abdomen.
17
g. Eliminasi fekal/bowel
Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani
kuning, konsistensi padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan
tidak ada keluhan.
Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama
dirawat di RS, feses berwarna kehitaman, konsistensi keras, kadang
disertai lendir & darah merah segar, berbau anyir.
h. Eliminasi urin
Frekuensi BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami perubahan pola
berkemih. Klien tidak menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL
dengan bantuan keluarga.
i. Sensori, persepsi, dan kognitif
Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut
sensori, persepsi, dan kognitif
j. Psikologis
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah gelisah. Cara
mengatasi gelisahnya klien dihibur keluarga. Dukungan yang diberikan
oleh keluarga sangat baik, keluarga memberikan semangat kepada klien
agar klien selalu berdo’a supaya cepat sembuh. Rencana klien setelah
masalah terselesaikan adalah istirahat di rumah. Klien juga mengatakan
sedikit cemas dengan penyakitnya. Klien takut akan perubahan status
kesehatannya.
k. Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah sebagai anggota RT 5 Kalirejo.
Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah lingkungan yang kotor.
Cara mengatasinya dengan melakukan kegiatan kerja bakti.
l. Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan yang dianut
tidak merugikan kesehatannya.
20
m. Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari sholat 5 waktu. Kegiatan keagamaan yang
biasa dilakukan adalah yasinan. Keyakinan klien tentang masalah
kesehatan yang sekarang sedang dialami : klien yakin akan dirinya pasti
sembuh.
4. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Keadaan Umum
Keadaan : Lemah
Kesadaran : Composmentis,
BB sekarang : Berkurang 20% dari BB awal (56 kg)
BBsebelum sakit : 70 kg
TB : 170 cm
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 37,4 oC
b. Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi atau kotor. Rambut
mudah patah saat dicabut, hitam tanpa uban, dan bersih.
B. Pengumpulan Data
1. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
Data kasus : Data kasus :
- Pasien mengatakan sudah 1 bulan KU lemah
ini BAB nya selalu berlendir dan Kesadaran compos mentis
darah, TTV:
- Pasien mengatakan 1 minggu TD : 110/60 mmHg,
terakhir ini BAB nya darah segar N : 72 x/menit,
- Pasien mengatakan susah untuk Suhu : 37,40 C ,
BAB (obstipasi) RR : 20x/menit,
- Pasien mengatakan kadang juga Pasien terlihat conjungtiva anemis,
mengalami kembung (distensi Karakteristik feses pasien terlihat
abdomen) berlendir dan berdarah segar
-Pasien mengatakan sudah 1 bulan BB pasien saat sakit 56 kg
ini BB klien turun 20% (BB awal Hasil colonoscopy: berbentuk sirkuler
70 kg) dan anuler dan penyempitan lumen
-Pasien mengatakan tidak nafsu usus dan striktura menonjol dan
makan mengisi.
-Pasien mengatakan nyeri
saat BAB (tenesmus) Data tambahan :
Perut pasien terlihat agak membesar
Data Tambahan : Tinggi pasien 170 cm
- Pasien mengatakan pusing Capilari refil 3 detik
- Pasien mengatakan mudah lelah Pasien terlihat lemas
- Pasien mengatakan susah Turgor kulit pasien tidak elastis
beraktivitas Kulit pasien kering
- Keluarga pasien mengatakan, BB sebelum sakit 70 kg
makanan pasien tidak habis, hanya BB saat sakit 56 k
habis 2 sendok Skala nyeri saat BAB 5
- Pasien mengatakan nyeri tekan P : nyeri bertambah saat ingin BAB
23
IMT : 56/1,782
: 18kg/m
2. Analisa Data
No Data fokus Problem etiologi
1 DS: Perdarahan Proses penyakit
Pasien mengatakan sudah 1 bulan ini kanker usus
BAB nya selalu berlendir dan darah, besar
Pasien mengatakan 1 minggu terakhir
ini BAB nya darah segar
Pasien mengatakan nyeri saat BAB
(tenesmus)
DO:
KU lemah
Kesadaran compos mentis
TTV
- TD : 110/60 mmHg,
- N : 72 x/menit,
24
- Suhu : 37,40 C ,
- RR : 20x/menit,
Pasien terlihat conjungtiva anemis,
Karakteristik feses pasien terlihat
berlendir dan berdarah segar
DO :
KU lemah
Kesadaran compos mentis
TTV
- TD : 110/60 mmHg,
- N : 72 x/menit,
- Suhu : 37,40 C ,
- RR : 20x/menit,
Pasien terlihat conjungtiva anemis,
Skala nyeri saat BAB 5
Perut pasien terlihat agak membesar
DO:
KU lemah
26
IMT : 56/1,782
: 18kg/m
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
menggunakan aspirin.
Kolaborasi :
- TTV normal 2. Tinjau ulang pola diet dan jumlah atau tipe
masukan cairan.
konsistensi feses.
Kolaborasi
Berikan unit TENS bila diindikasikan.
Rasional: Stimulasi listrik telah digunakan pada
beberapa pasien untuk merangsang peristaltik.
3. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, karakteristik dan
keperawatan masalah nutrisi dapat intensitas (skala 1-10).
teratasi dengan kriteria hasil : Rasional: Membantu mengevaluasi derajat
- Pasien tampak rileks, ketidaknyamanan dan keefektifan analgesik.
kolaborasi
Kolaborasi
Pemberian makanan parenteral bila diindikasikan
Rasional: tidak toleran pada pemasukan peroral,
hiperalimentasi digunakan untuk menambah
kebutuhan komponen pada menambah
kebutuhan komponen pada penyembuhan dan
mencegah status katabolisme.
5 Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor intake dan output cairan, bandingkan
keperawatan masalah defisit dengan BB harian catat kehilangan melalui usus,
volume cairan teratasi dengan misal muntah atau diare
34
Kolaborasi :
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, Lyndon.2014.Buku Saku Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Fungsi
Gastrointestinal.Tanggerang Selatan: Binapura Aksara Publisher.
www.hopkinsmedicine.org
www.cancer.org