Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


II.1.1 Pengertian Pelapisan Logam (electroplating)
Elektroplating merupakan salah satu metode dari pelapisan logam yang juga disebut
elektrodeposisi, yaitu suatu proses pengendapan / deposisi logam pelindung di atas logam
lain dengan cara elektrolisa. Logam-logam yang dapat digunakan sebagai pelapis adalah
nikel, chromium, mangan, arsen, platinum, aurum, plumpun, dan lain-lain.(Sudana,dkk.
2014)
Elektroplating adalah suatu teknologi yang relatif mudah dikerjakan dengan
menggunakan peralatan yang sederhana dan membutuhkan pekerja yang relatif sedikit.
Kemudahan-kemudahan ini menarik para wirausahawan untuk bergerak dibidang ini. Pada
dasarnya elektroplating dilakukan dengan maksud memberi perlindungan terhadap bahaya
korosi, membentuk sifat keras permukaan, dan sifat teknis atau mekanis tertentu, terhadap
logam dasar. Di dunia industri, bukan hanya kekuatan produk yang diinginkan pasar, tetapi
penampilan logam yang menarik akan sangat membantu terhadap keberhasilan produk di
pasaran. Dengan kata lain, suatu produk pelapisan logam membutuhkan hasil dengan
penampilan yang baik, misalnya dikaitkan dengan penampilan produk yang bagus,
mengkilat dan cemerlang. Kondisi optimum proses pelapisan logam, khususnya nikel
dekoratif, belum diperhatikan oleh industri kecil dan menengah. Selain itu, industri kecil
belum optimum memanfaatkan NaCl sebagai alternatif bahan pengkilat yang harganya
relatif murah dari bahan impor, sehingga ongkos produksi semakin tinggi dan laba
perusahaan menjadi rendah. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari kondisi optimal
proses pelapisan nikel dekoratif, sehingga ongkos produksi menjadi rendah dan laba
perusahaan menjadi tinggi.(Sudigdo R,dkk. 2005)
Beberapa masalah yang sekarang dihadapi adalah mutu produk hasil pelapisan
logam sangat rendah jika tidak ditambahkan bahan pengkilat sehingga konsumen tidak
mau menerima produk; kualitas menjadi rendah karena biaya produksi yang tinggi;
kesejahteraan pekerja atau buruh menjadi rendah pula dengan rendahnya kualitas produksi.
(Sudigdo R,dkk. 2005)
II.1.2 Macam-Macam Pelapisan Logam
Berdasarkan Fontana (1987 : 301-312) macam-macam pelapisan logam ada dua yaitu :

II-1
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

a. Pelapisan Anorganik
Pada umumnya pelapisan tipis dari logam dan materi anorganik dapat
menyediakan sebuah kendala yang sering terjadi antara logam dengan lingkungannya.
Hal utama dari pelapisan adalah (terlepas dari pengorbanan logam pelapis seperti zinc)
untuk menyelesaikan sebuah kendala secara efektif. Pelapisan logam diaplikasikan
dalam pengendapan logam menggunakan arus listrik (electro deposition), penyalutan
(cladding), penceluban panas (hot dipping), dan pengendapan logam dengan uap (vapor
deposition). Material anorganik diaplikasikan atau dibentuk oleh pembakaran, difusi
atau pengkonversi reaksi kimia. Penyemprotan (spraying) biasanya dibentuk dari
pembakaran pada suhu yang tinggi. Pelapisan logam biasanya menunjukkan beberapa
kemampuan pembentukan, padahal material anorganik mempunyai sifat yang rapuh.
Dari dua kasus di atas harus diatasi. Pengeroposan atau pengerusakan lainnya pada
logam bisa disebabkan dari pengerusakan pada bagian dasar logam yang dipercepat
karena dampak dari dua atau lebih logam lainnya. beberapa contoh dari pelapisan logam
yaitu pelapisan logam pada bumper mobil dan hiasan, alat-alat rumah tangga, pelapisan
kaleng dengan timah. Sementara macam-macam dari pelapisan anorganik dan logam ini
meliputi :
1) Pelapisan Logam (Electrodeposition)
Electrodeposition disebut juga electroplapting. Electroplating adalah pelapisan
logam dengan cara pengendapan logam lainnya ke logam seabagai pelapis logam
tersebut dengan menggunakan aliran arus listrik. Proses ini dikenal juga dengan
istilah elektrolisis. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengendapan logam
pada electroplating yaitu suhu, aliran arus listrik, waktu dan kadar dari palarut
yang digunakan pada electroplating. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pelapisan logam tersebut dapat diatur untuk mengahsilkan pelapisan logam yang
tebal, tipis, lunak atau tajam. Pada pelapisan yang keras digunakan untuk
mencegah erosi korosi. Pada pelapisan dapat digunakan logam tunggal, beberapa
campuran logam atau beberapa komposisi aloy, misalnya campuran pada
pelapisan bemper mobil, mempunyai sebuah lapisan utama berupa tembaga pada
permukaannya, kapisan nickel pada bagian tengahnya dan pada bagian atasnya
terlapisi logam krom yang tipis. Seng, nikel, timah dan kadmium pada pelapisan
logam diatas untuk mendapatkan hasil pelapisan yang kuat. Pelapis berupa emas,
perak dan platina adalah sering digunakan. Pada umumnya dari beberapa logam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


2
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

bisa diaplikasikan dengan electroplating atau pelapisan logam dengan


menggunaka sumber arus listrik.

Gambar II.1.1 Pelapisan Logam (Electrodeposition)

2) Pengalasan (Flame Spraying)


Proses ini dikenal juga dengan istilah metallizing, dimana bijih logam dipanasi
dengan apai atau dijadikan bubuk kemudian diluruhkan dengan api sehingga
logam berubah menjadi cairan logam (liquid) dan disemprotkan pada permukaan
logam yang akan dilapisi.

Gambar II.1.2 Pengalasan (Flame Spraying)

3) Penyalutan (Cladding)
Proses ini melibatkan sebuah sebuah lapisan permukaan dari beberapa lembar
logam yang biasanya diletakkan oleh penggelinding pada dua lembar logam
yang diletakkan secara bersama-sama pada benda yang akan dilapisi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


3
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

Gambar II.1.3 Penyalutan (Cladding)

4) Pecelupan (Hot Dipping)


Pencelupan dengan cairan logam panas diaplikasikan kepada logam yang
dicelupkan pada penampungan yang berisi leburan logam yang teridiri dari
berbagai campuran leburan logam lainnya, misal seng, timah, timah hitam dan
aluminium. Hot Dipping merupakan salah satu metode pelapisan logam yang
paling tua dan pelapisan seng adalah salah satu contohnya.

Gambar II.1.4 Pecelupan (Hot Dipping)

5) Pengendapan dengan metode uap (Vapor Deposition)


Proses ini dilakukan pada ruangan hampa dengan uap temperatur tinggi.
Pelapis logam diupakan oleh pemanas elektrik dan pelapis logam akan
diendapkan pada bagian yang akan dialpisi, metode pelapisan mengahbiskan
biaya yang lebuh mahal daripada metode pelapisan logam yang lainnya. contoh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


4
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

dari pelapisan jenis ini biasanya digunakan pada pelapisan bagian dari kerangka
roket.

Gambar II.1.5 Pengendapan dengan metode uap (Vapor Deposition)

6) Penyebaran (Diffusion)
Pelapisan dengan metode penyebaran melibatkan pemanasan pada bentukan
alloy yang kemudian dipanasakan dan disebarkan dari satu alloy ke permukaan
logam lainnya yang akan dilapisi.

Gambar II.1.6 Penyebaran (Diffusion)

7) Reaksi Kimia (Chemical Conversion)


Pelapisan logam melalui reaksi kimia dilakukan untuk menghindari dari
perkaratan “corroding” pada sebuah permukaan logam. 8. Modifikasi Permukaan
(Surface Modification) Perlakuaan pada permukaan logam untuk pelapisan
logam membutuhkan energi langsung guna meningkatkan daya tahan logam
tersebut. misalnya saja ingin melapisi logam dengan alloy atau chrom sehingga
tahan karat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


5
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

Gambar II.1.7 Reaksi Kimia (Chemical Conversion)

8) Modifikasi Permukaan (Surface Modification)


Perlakuaan pada permukaan logam untuk pelapisan logam membutuhkan
energi langsung guna meningkatkan daya tahan logam tersebut. misalnya saja
ingin melapisi logam dengan alloy atau chrom sehingga tahan karat.

Gambar II.1.8 Modifikasi Permukaan (Surface Modification)

9) Penanaman Ion (Ion Implantation)


Pengaplikasian penanaman ion pada permukaan logam untuk memodifikasi
permukaan logam agar tahan karat.

Gambar II.1.9 Penanaman Ion (Ion Implantation)

b. Pelapisan Organik
Pelapisan jenis ini melibatkan beberapa subtrat alami dan lingkungan. Pengecatan
(paints), pernis (varnishes), pemberian pernis (lacquers) dan pelapisan yang sejenis
untuk melindungi logam dan pencegahan terhadap korosi. Permukaan pada bagian luar
yang dilapisi sering kita jumpai, tapi pelapisan pada bagian dalam sering juga kita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


6
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

gunakan. Salah satu jenis pelapisan organik yang sering digunakan yaitu pengecatan.
Proses pengecatan dapat mencegah prose korosi (Fontana, 1987).
II.1.3 Prinsip – Prinsip Dasar Pelapisan Logam
Pada prinsipnya logam dengan cara lapis elektroplating merupakan rangkaian dari arus
listrik searah, anoda, larutan elektrolit dan katoda (benda kerja). Ke empat gugusan ini
disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu lapis listrik (elektroplating) dengan
rangkaian sebagai berikut :
1. Anoda dihubungkan ke kutub positif dari sumber listrik searah
2. Katoda dihubungkan pada katup negatif dari sumber listrik searah
3. Anoda dan katoda direndam dalam larutan elektrolit.
Bila arus listrik searah dialirkan antara kedua elektroda anoda dan katoda dalam larutan
elektrolit, maka muatan ion positif ditarik oleh elektroda katoda. Sementara ion bermuatan
negatif berpindah ke arah elektroda bermuatan positif. Ion-ion tersebut di netralisir oleh
kedua elektroda dan larutan yang hasilnya diendapkan pada elektroda katoda, hasil yang
terbentuk atau yang terjadi adalah lapisan logam dan gas hidrogen. (Sudana,dkk. 2014)

:
Gambar II.1.10 Anoda dan Katoda
II.1.4 Elektroplating
Electroplating adalah proses pelapisan logam yang menggunakan prinsip
elektrokimia. Dalam metode ini komponen bersama dengan batangan atau lempengan
logam yang akan dilapisi, direndam dalam suatu larutan elektrolit yang mengandung
garam-garam logam pelapis Pada proses electroplating biasanya digunakan tembaga,
nikel, dan krom sebagai logam pelapis material. Dalam penelitian ini penulis hanya
menggunakan nikel sebagai logam pelapis dalam proses electroplating impeller. Karena
itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat
teknis dan mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari korosi, dan
ketiga memperindah tampilan (decorative)(Hadi,S. 2015).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


7
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

II.1.5 Fungsi Elektroplating


Adapun fungsi dan tujuan dari pelapisan logam adalah:
1. Melindungi logam dari korosi.
2. Melindungi logam besar dengan logam mulia,
1. misalnya pelapisan besi dan logam lain.
2. Memperbaiki tampak rupa (dekorasi) misalnya
3. pelapisan emas, perak, kuningan, dan tembaga.
4. Meningkatkan ketahanan produk terhadap
5. gesekan (abrasi), misalnya pelapisan besi.
6. Memperbaiki kehalusan/bentuk prmukaan dan
7. toleransi logam dasar, misalnya pelapisan nikel,
8. chromium dan lain-lain.
9. Elektroforming yaitu membentuk benda kerja
10. Dengan cara endapan. . (Sudana,dkk. 2014)
II.1.5 Skema Proses Electroplating
Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit
sehinnga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion logam
diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalam elektrolit.
Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


8
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

Gambar II.1.11 Skema Proses Electroplating

Pada Katoda Pada Anoda


Pembentukan lapisan Nikel Pembentukan gas oksigen
- + -
(aq) + 2e →Ni (s) H2O (l) →4H (aq) + O2 (g) + 4e
Ni2+
Pembentukan gas Hidrogen Oksidasi gas Hidrogen
+ - + -
2H (aq) + 2e →H2 (g) H2 (g) →2H (aq) + 2e
Reduksi oksigen terlarut
+
½ O2 (g) + 2H →H2O (l)

Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-ion


logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat permukaan
katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang bertindak seperti lapisan
dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk
menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial listrik dan dibantu oleh reaski-reaksi
kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan katoda dan menangkap electron dari
katoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium,
setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian akan menempatkan
diri pada permukaan katoda dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti susunan atom
dari material katoda.(Gautama, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


9
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

II.1.6 Reaksi Oksidasi Reduksi


Menurut Vogel (1985) Terdapat sejumlah reaksi dalam mana keadaan oksidasi
berubah yang disertai dengan pertukaran elektron antara pereaksi. Ini disebut reaksi
oksidasi-reduksi atau dengan kata pendek yaitu reaksi redoks.
Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen
diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil
dari dalam suatu zat. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga
kehilangan hidrogen harus disebut oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baik
oksigen maupun hidrogen tidak ambil bagian belum dapat dikelompokkan sebagai
oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang
didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang. Sebelum
mencoba mendefinisikan dengan lebih cermat apa arti istilah-istilah itu.
a) Reaksi antara ion besi(III) dan timah(II) menuju terbentuknyabesi(II) dan
timah(IV)
3+ 2+ 2+ 4+
2Fe + Sn 2Fe + Sn
Jika reaksi ini dijalankan dengan hadirnya asam klorida, hilangnya warna
3+ 3+
kuning (ciri khas Fe ) dapat diamati dengan mudah. Dalam reaksi ini Fe
2+ 2+ 4+
direduksi menjadi Fe dan Sn dioksidasi menjadi Sn . Sebenarnya apa
2+ 3+
yang terjadi adalah bahwa Sn memberikan elektron-elektron kepada Fe
jadi terjadilah serah terima (transfer) elektron.
b) Sepotong besi (paku misalnya) dibenamkan dalam larutan tembaga sulfat
(CuSO4), paku ini akan tersulut logam tembaga yang merah, sementara itu
dapatlah dibuktikan adanya besi(II) dalam larutan. Reaksi yang berlangsung
adalah
2+ 2+
Fe + Cu Fe + Cu
Dalam hal ini menyumbangkan elektron-elektron kepada ion tembaga(II).
2+ 2+
Fe teroksidasi menjadi Fe dan Cu tereduksi menjadi Cu.
Melihat contoh-contoh ini dapat ditarik beberapa kesimpulan umum dan dapatlah
didefinisikan oksidasi dan reduksi dengan cara berikut :
1. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau
lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi,
keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat
pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


10
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

itu direduksi. Definisi ini sangat umum, karena itu berlaku juga untuk proses
dalam zat padat, lelehan maupun gas.
2. Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu
elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur
direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif).
Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu
zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga
untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas.(Vogel, 1985).
II.1.7 Pengertian Elektrokimia
Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan elektron
yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda terdiri dari
elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena elektroda tersebut akan
dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi dalam pertukaran elektron. Konsep
elektrokimia didasari oleh reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi
redoks merupakan gabungan dari rekasi reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara
bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa penangkapan elektron sedangkan reaksi
oksidasi merupakan peristiwa pelepasan elektron yang terjadi pada media pengantar pada
sel elektrokimia.(Harahap,R. 2016)
Proses elektrokimia membutuhkan media pengantar sebagai tempat terjadinya serah
terima elektron dalam suatu sistem reaksi yang dinamakan larutan. Larutan dapat
dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan
larutan bukan elektrolit . Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang mengandung ion-
ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat baik sehingga proses serah terima
elektron berlangsung cepat dan energi yang dihasilkan relatif besar. Sedangkan larutan
elektrolit lemah merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut cenderung
terionisasi sebagian sehingga dalam proses serah terima elektron relatif lambat dan energi
yang dihasilkan kecil. Namun demikian proses elektrokimia tetap terjadi. Untuk larutan
bukan elektrolit, proses serah terima elektron tidak terjadi. Pada proses elektrokimia tidak
terlepas dari logam yang dicelupkan pada larutan disebut elektroda. Terdiri dari katoda dan
anoda. (Harahap,R. 2016)
II.1.8 Hukum-Hukum Faraday Tentang Elektrolisis
Menurut L.Rosenberg (1985) Konsep hukum faraday yang digunakan dalam
elektrolisis yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


11
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

1. Massa suatu zat yang dibebaskan atau diendapkan pada suatu elektrode sebanding
dengan muatan listrik (yaitu banyaknya coulumb) yang melalui eletrolit.
2. Massa berbagai zat yang dibebaskan atau diendapkan oleh kuantitas listrik yang
sama (yaitu banyaknya coulumb yang sama) sebanding dengan bobot ekuivalen
zat-zat itu.
Kedua hukum ini, yang ditemukan secara empiri oleh faraday lebih dari
setengah abad sebelum penemuan elektron, dapat dikatakan merupakan konsekuensi
sederhana daripada sifat-sifat listrik zat. Dalam setiap peristiwa elektrolisis terjadi
reduksi pada katode untuk mengambil elektron yang mengalir ke elektrode itu dan
oksidasi yang terjadi pada anode, yang memberikan elektron yang meninggalkan sel
elektrolitik itupada elektroda ini. Berdasarkan asas kesinambungan arus, pembuangan
elektron pada katode harus persis sama dengan elektron yang ditambahkan pada anode.
Berdasarkan definisi daripada bobot ekuivalen dalam reaksi oksidasi-reduksi,
banyaknya gram ekuivalen reaksi elektrode harus sebandingdengan banyaknya muatan
yang diangkut ke dalam atau ke luar sel elektrolitik itu, dan harus sama dengan
banyaknya mol elektron yang diangkut ke dalam rangkaian listrik itu. (L. Rosenberg,
1985).
II.1.9 Voltase, Tahanan dan Hataran
Aliran antara kutub positif dan negatif dari sumber arus lansung dilengkapi dengan
suatu alat elektrolit, maka sejumlah arus listrik yang akan lewat sangat bergantung pada
dua faktor, yaitu :
1. Gaya gerak listrik (ggl) atau dinamakan electro motif force (e. m. f. ) atau
voltase yang digunakan pada baterai atau sumber arus ion sebagai sumber arus
yang melalui elektrolit.
2. Tahanan listrik dari elektrolit yang berbanding terbalik dengan arus yang lewat.
Jika tahanan diperbesar maka kuat arus yang ditimbulkan makin kecil, begitulah
sebaliknya. Untuk memulai suatu elektrolisa harus melampaui GGL balik
galvanik atau potensial penguraian Ed. Harga ini dinyatakan dengan E d= EAnoda -
EKatoda dapat dengan mudah dihitung. Persamaan untuk menentukan potensial
yang diperlukan sebagai berikut :
Edigunakan = Ed + iR + Ekatoda + Eanoda
Dengan Ed = Eanoda - Ekatoda adalah potensial penguraian menurut Nernst.
Faktor ini berbanding terbalik dengan tahanan, dimana jika daya hantarnya bertambah
maka arus yang lewat besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


12
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

Berdasarkan Hukum Ohm:


I = V/R
Dimana :
I = Arus (ampere)
E= e.m.f (Volt)
R=Tahanan (Ohm)

Berdasarkan penemuan dari Michael Faraday pada tahun 1883 yang dikenal
sebagai hukum Faraday, menetapkan hubungan listik dan kimia dari elektrolit atau
reaksi elektrokimia. Kedua hukum tersebut adalah:
1. Berat logam yang diendapkan pada katoda selama elektrolisis adalah
sebanding dengan jumlah arus listrik yang melalui larutan.
2. Untuk sejumlah arus yang lewat selama elektrolisis, berat logam yang diendapkan
sebanding dengan berat ekivalennya. Berdasarkan kedua hukum tersebut diatas
diperoleh:

A.i.t
W=
Z. 96500

Dimana:
W = Berat Endapan (gram)
I = Kuat Arus (ampere)
T = Waktu Pelapisan (Detik)
A = Berat Atom (gram/mol)
F = Konstanta Faraday (96500 Coloumb)
II.1.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lapisan
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses electroplating antara lain adalah: (1)
potensial dan arus yang diberikan, (2) suhu, (3) kerapatan arus, (4) konsentrasi ion, (5)
waktu. Harga potensial mempengaruhi jalannya proses electroplating. Setiap logam
mempunyai harga potensial tertentu untuk terjadinya reduksi di katoda. Besarnya
potensial yang diberikan berpengaruh pula pada arus yang mengalir ke dalam larutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


13
Laboratorium Dasar-Dasar
Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

Suhu sangat penting untuk menyeleksi tepat tidaknya jalan reaksi dan melindungi
pelapisan. Keseimbangan suhu ditentukan oleh beberapa faktor misalnya jarak antara
anoda dan katoda serta arus yang digunakan. Kerapatan arus yang baik adalah arus
yang tinggi pada saat arus yang diperlukan masuk. Berapapun nilai kerapatan arus akan
mempengaruhi proses dan waktu untuk ketebalan lapisan tertentu. Konsentrasi
merupakan faktor yang mempengaruhi struktur deposit. Naiknya konsentrasi logam
akan meningkatkan aktivitas anion yang membantu mobilitas ion. Waktu merupakan
faktor yang mempengaruhi banyaknya logam yang mengendap di katoda. Secara umum
semakin banyak waktu yang digunakan untuk proses electroplating semakin tebal
lapisan pada katoda (Fontana, 1987).
1. Logam Dasar
Digunakan untuk pembuatan elektroda (katoda) atau benda kerja harus
berbentuk batang yang mempunyai penampang melintang bulat atau persegi
(berbentuk pelat). Logam dasar harus bebas dari lemak dan kotoran-kotoran oksida
yang dapat mempengaruhi pelekatan lapisan dan dapat menimbulkan korosi
(Fontana, 1987).
2. Rapat Arus
Pada proses ini jumlah logam yang terdeposisi pada katoda atau yang
lenyap dari anoda. Rapat arus yang timbul dapat mempercepat terjadinya
pengendapan namun hasilnya kasar.di samping itu rapat arus yang tinggi dapat
menyebabkan pelarutan kembali pada lapisan yang terbentuk. Rapat arus yang
rendah menyebabkan pelepaan ion lambat sehingga membutuhkan waktu yang
relatif lama (Fontana, 1987).
3. Konsentrasi Larutan Elektrolit
Pada larutan yang konsentrasinya rendah, proses pelapisan berlangsung
lama dan kemungkinan tidak terjadilapisan. Sebaliknya pada larutan yang
konsentrasinya tinggi, akan menghasilkan lapisan yang melekat kuat tatapi
kemungkinan lapisan yang terjadi kasar. (Fontana, 1987).
4. pH Larutan
Larutan yang bersifat netral atau mendekati netral mudah menjadi larutan
yang bersifat basa dipermukaan katoda, sehingga lapisan yang terbentuk akan
tercampur dengan lapisan garam basa atau hidroksida. pH yang terlalu rendah
memudahkan terjadinya reaksi pembentukan gas hidrogen dan melarutnya kembali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


14
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

lapisan yang terjadi. Nilai potensial (E) untuk elektroda hidrogen bergantung pada
konsentrasi ion hidrogenny (Fontana, 1987).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


15
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS

II.2 Jurnal Aplikasi Industri

PENGARUH ARUS DAN WAKTU PELAPISAN HARD CHROME TERHADAP


KETEBALAN LAPISAN DAN TINGKAT KEKERASAN MIKRO PADA PLAT BAJA
KARBON RENDAH AISI 1026 DENGAN MENGGUNAKAN CrO3 250 gr/lt DAN
H2SO4 2,5 gr/lt PADA PROSES ELEKTROPLATING
Danang Tarwijayanto, Wahyu Purwo Raharjo, Teguh Triyono
Dewasa ini perkembangan teknologi rekayasa pelapisan listrik (elektroplating) telah
banyak memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Baja merupakan salah satu logam yang
banyak digunakan oleh masyarakat dan industri, misalnya pada bidang otomotif, kontruksi,
dan kerajinan. Hanya sayangnya mutu logam akan menurun akibat adanya keausan yang
disebabkan karena gesekan. Korosi merupakan penurunan mutu logam yang diakibatkan
karena reaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Korosi ini menjadi beban dalam
industri. Tidak hanya menurunkan daya guna dari logam, namun korosi juga mengakibatkan
kerugian dari segi penampilan.
Baja karbon rendah AISI 1026 dibentuk menjadi spesimenm sesuai dengan jumlah,
bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Setelah dibentuk, spesimen dilakukan uji kekerasan
awal sebelum dilakukan pencelupan. Setelah selesai kemudian dilakukan pengerjaan awal
dengan cara mencuci spesimen dari kotoran dan lemak dengan deterjen. Kemudian dilakukan
pembilasan dengan air bersih dan dikeringkan dengan dijemur Tahap pelapisan dilakukan
dengan cara mencelupkan spesimen kedalam larutan elektrolit yang telah dialiri arus listrik
melalui rectifier sehingga lapisan dapat terbentuk pada permukaan spesimen dengan skema.
Variasi arus 0,5; 1; 1,5; dan 2 Arus, waktu divariasikan selama 30, 40, 50, dan 60 menit.
Setelah spesimen dilapisi, spesimen tersebut dibersihkan lalu dilakukan pengeringan dengan
menggunakan kain bersih.
Kesimpulan dari penelitian ini : Semakin arus meningkat maka nilai kekerasan
mikro dan ketebalan yang didapat juga meningkat. Nilai kekerasan mikro tertinggi terjadi
pada spesimen dengan kuat arus 2 A dengan variasi waktu 60 menit yaitu sebesar 455,93
VHN, sedangkan terendah terjadi pada spesimen dengan kuat arus 0,5 A dengan waktu
pelapisan 30 menit yaitu sebesar 314,37 VHN. Nilai ketebalan tertinggi sebesar 4,033 µm
yang terjadi pada spesimen dengan kuat arus 2 A dengan variasi waktu 50 menit dan nilai
ketebalan terendah didapatkan pada spesimen yang menggunakan kuat arus 0,5 A dengan
waktu pelapisan 30 menit. 2. Semakin lama waktu pencelupan maka kekerasan yang didapat
juga semakin meningkat. Ketebalan lapisan mencapai nilai optimum pada waktu pelapisan 50
menit dan mengalami penurunan pada waktu pelapisan 60 menit. Efisiensi katoda tertinggi
berada di pelapisan dengan arus 2A pada penggunaan waktu 50 menit yaitu sebesar 84,49 %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-


16

Вам также может понравиться