Вы находитесь на странице: 1из 5

ANALISA SINTESA

TINDAKAN KEPERAWATAN : PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)

PADA PASIEN TN. A DENGAN SNH DI RUANG FLAMBOYAN II

RUMAH SAKIT PARU Dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA

DISUSUN OLEH

DIYAH SETIYOWATI

NIM : SN 172019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2017/2018
ANALISIS SINTESIS
TINDAKAN KEPERAWATAN : PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)
PADA PASIEN TN. A DENGAN SNH DI RUANG FLAMBOYAN II
RUMAH SAKIT PARU Dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA

Hari : Rabu
Tanggal : 25 april 2018
Jam : 13.00 WIB

A. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan anggota gerak kiri lemah
B. Diagnosa Medis
SNH
C. Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya penurunan kemampuan
menelan
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
DS : Keluarga pasien mengatakan tubuh pasien sebelah kiri tidak dapat digerakkan
DO : Pasien tampak lemah dan terbaring dibed, pasien susah buat bicara
Vital sign
TD: 198/103 mmHg
RR: 20x/menit irama regular
HR: 94 x/menit irama regular kekuatan kuat
Suhu: 36,5oC
E. Dasar Pemikiran
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Trombus
umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri
menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian
menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak.
Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya
blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan
neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.(
Mansjoer, 2009).
Pada pasien Tn.A dengan stroke non hemoragik mengalami disfungsi jaringan otak dan kemampuan
menelan mengalami penurunan sehingga intake nutrisi tidak dapat terpenuhi dengan baik dan nutrisi tidak
bisa masuk, untuk itu dilakukan pemasangan NGT pada Tn.A untuk memasukkan diit cairan dan obat.
F. Prinsip Tindakan keperawatan
 Bersih
 Rapi
 Sesuai dengan prosedur
Adapun langkah-langkah pemasangan nasogastric tube (NGT) adalah sebagaiberikut :
a. Tahap Pra Interaksi
- Mengecek program terapi.
- Mencuci tangan.
- Mengidentifikasi pasien dengan benar (nama, nomor kamar).
- Menyiapkan dan meletakkan alat di dekat pasien.
b. Tahap Orientasi
- Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri.
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
- Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.
c. Tahap Kerja
- Menjaga privacy.
- Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler/fowler (jika tidak ada kontra indikasi).
- Memasang pengalas di atas dada.
- Memakai sarung tangan.
- Menentukan lubang hidung yang akan digunakan untuk memasukkan NGT. Meminta pasien
bernafas dengan menutup salah satu hidung bergantian. Membersihkan lubang hidung yang akan
digunakan.
- Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (perhatikan jangan sampai selang menyentuh
permukaan terkontaminasi).
- Metode tradisional : ukur selang dari prosesus xifoideus di sternum ke hidung dan belok ke daun
telinga bawah.
- Metode Hanson : mula-mula ukur 50 cm pada selang, beri tanda. Kemudian lakukan pengukuran
dengan metode tradisional, beri tanda. Selang yang dimasukkan pertengahan antara tanda
pertama dan tanda kedua.
- Menutup pangkal selang dengan spuit/klem (mencegah masuknya udara ke dalam lambung
karena dapat mengakibatkan pasien menjadi kembung).
- Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai ukuran panjang NGT yang akan dipasang.
- Mengatur pasien pada posisi ekstensi kepala, dan masukkan perlahan ujung NGT melalui
hidung. Menganjurkan pasien menekuk leher/fleksi kepala setelah NGT melewati nasofaring (3-
4 cm).
- Menganjurkan pasien untuk menelan ludah berulang-ulang bila pasien sadar, kalau perlu berikan
sedikit air minum untuk merangsang pasien menelan.
- Memastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara mengaspirasi NGT dengan spuit (jika
posisi tepat akan keluar cairan/isi lambung). Jika masih ragu lakukan tes kedua dengan
memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di region lambung (tidak direkomendasikan untuk
memasukkan ujung NGT ke dalam gelas berisi air).
- Menutup ujung NGT dengan spuit / klem atau disesuaikan dengan tujuan pemasangan.
- Melakukan fiksasi NGT di depan hidung / pipi.
d. Tahap Terminasi
- Mengevaluasi tindakan yang dilakukan.
- Merapikan pasien dan lingkungan.
- Mengajak pasien berdoa dan berserah kepada Allah.
- Berpamitan dengan pasien.
- Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
- Mencuci tangan.
- Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
G. AnalisaTindakan
Nasogastric tubes (NGT) merupakan selang yang dimasukkan menuju lambung melalui hidung dan
digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny, 2010). Pemasangan NGT dalam jangka waktu
lama dapat menyebabkan ulserasi dan infeksi atau yang biasa diistilahkan sebagai nasogastric tube
syndrome. Prioritas utama dalam penggunaan NGT adalah mempertahankan jalan napas efektif dan
melepaskan ketergantungan terhadap NGT sedini mungkin (Agha, 2011).
Pemasangan NGT dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami gangguan saluran
pencernaan atas seperti stenosis esofagus, tumor mulut, faring, maupun laring. Beberapa fungsi
pemasangan NGT pada pasien diantaranya mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada
dalam lambung (cairan, udara, darah, racun), memasukan cairan (memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi),
membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung, persiapan sebelum operasi
dengan general anaesthesia, serta menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan
operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery
(pemulihan dari general anaesthesia) (Asmadi, 2008.)
Beberapa metode digunakan untuk mengukur panjang selang yang masuk kedalam lambung. Metode
tradisional dengan mengukur selang dari prosesus xifoideus di sternum ke hidung dan belok ke daun telinga
bawah. Metode Hanson yaitu mula-mula ukur 50 cm pada selang, beri tanda. Kemudian lakukan
pengukuran dengan metode tradisional, beri tanda. Selang yang dimasukkan pertengahan antara tanda
pertama dan tanda kedua (Asmadi, 2008.). Sebuah studi kasus yang dilakukan oleh Riaz Agha terhadap
pasien kecelakaan lalu lintas di RS Cambridge menunjukkan gambaran pemasangan NGT melalui foto
thorax (Agha, 2011). Hasil foto thorax menunjukkan dislokasi pemasangan NGT menuju lower lobus paru
sedangkan auskultasi mengindikasikan selang sudah masuk dengan aman di lambung. Menurut Riaz,
panjang selang bukan masalah mendasar. Riaz menyarankan pemasangan selang sepanjang 30 cm
kemudian memastikan ketepatan posisi selang melalui radiografi. Setelah dipastikan selang masuk ke
esofagus, selang dapat dimasukkan lebih dalam sesuai dengan panjang selang yang sudah ditandai.
Meskipun metode tersebut lebih menjamin keamanan pasien, tetapi dari segi biaya tidak efektif sehingga
penggunaan metode tersebut hanya disarankan bagi pasien yang memiliki riwayat dislokasi dan komplikasi
pemasangan NGT (Agha, 2011).
H. Bahaya Tindakan
Komplikasi yang mungkin muncul dari pemasangan NGT diantaranya pneumothorax akibat kesalahan
penempatan selang, ulserasi serta infeksi akibat pemasangan NGT dalam jangka waktu lama (Agha, 2011).
Selain itu, kontraindikasi pemasangan NGT yaitu trauma pada wajah, post operasi pada hidung, varises atau
striktur pada esofagus, dan fraktur basis cranii. Pada dislokasi pemasangan di bronkus dapat menyebabkan
atelektasis, pneumonia, dan abses paru (Pillai, 2009).
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan di atas yaitu
mengkaji kemungkinan adanya ketidakseimbangan nutrisi dan cairan yang mengindikasikan terjadinya
dehidrasi ringan.
J. Hasil yang di dapat setelah dilakukan tindakan
S :-
O : KU lemah, NGT terpasang no 16
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Monitor KU pasien
 Kolaborasi medis
 Infus RL 20 tpm, citicolin dan sanmol
 Berikan intake sesuai kebutuhan

K. Evaluasi diri
Mahasiswa harus lebih meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai prosedur pemasangan NGT dengan
tepat untuk menghindari kemungkinan kesalahan penempatan selang NGT.
L. DaftarPustaka
Agha, R., Muhammed RSS. Pneumothorax After Nasogastric Tube Insertion. Journal of the Royal
Society of Medicine Short Reports 2011; 2: 28.
Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :
Salemba Medika. 2009.
Ditjen PP dan PL. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen
Kesehatan RI. Indonesia Sehat 2010.
Hartono, Andry. Terapi Gizi san Diet Rumah Sakit. Jakarta : EGC.2009
Metheny, N A. & Titler, M. (2010) Assessing Placement of Feeding Tubes. American Journal of Nursing
101.

Mahasiswa pratikan Mengetahui


Pembimbing klinik/CI

( Diyah Setiyowati ) ( Sri Budiarti, S.Kep Ners.)

Вам также может понравиться