Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk
itu, ia akan melakukan segala macam cara agar kebutuhannya terpenuhi. Namun, karena dorongan yang
begitu besar untuk memenuhi kebutuhannya seringkali berbenturan dengan orang lain. Benturan atau
konflik yang terjadi dapat mengakibatkan kehidupan masyarakat menjadi tidak tertib. Agar kehidupan
masyarakat menjadi tertib maka diperlukan seperangkat norma dan peraturan yang mengikat setiap
anggota masyarakat. Untuk mengetahui berbagai norma yang ada dalam masyarakat, kita simak dahulu
pengertian norma berikut ini.
Bagaimana para ahli mendefinisikan norma sosial? Berikut adalah beberapa pengertian norma
atau norma sosial menurut para ahli:
1. Business Dictionary, mendefinisikan norma sosial sebagai pola perilaku dalam suatu kelompok,
komunitas, atau budaya yang diterima sebagai kewajaran dan diterima oleh seorang individu untuk
menyesuaikan.
2. Routledge Encyclopedia of Philosophy, mendefinisikan norma sosial sebagai aturan-aturan
3. Stanford Encyclopedia of Philosophy mendefinisikan norma sosial sebagai berbagai regulasi yang
dikenal sebagai norma-norma secara umum
4. Margareth Gilbert, mendefinisikan norma sosial sebagai aturan dari sebuah kelompok dimana setiap
anggotanya menerima aturan-aturan tersebut dengan menyatakan persetujuannya untuk menyesuaikan
dengan aturan-aturan tersebut, dan menyatakan persetujuan bersama menerima aturan-aturan tersebut
sebagai sebuah tubuh.
5. Sherif mendefinisikan norma dalam hal ini norma kelompok yaitu berupa pengertian-pengertian yang
seragam mengenai cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh anggota kelompok apabila terjadi
sesuatu yang bersangkut paut dengan kehidupan kelompok itu.
6. Robin M. Williams, Jr mendefinisikan norma sosial sebagai aturan atau referensi standar perilaku yang
dinilai dan diterima atau ditolak.
Pengertian norma sosial meliputi beragam hasil interaksi kelompok, baik masa lalu maupun yang tengah
berlangsung termasuk nilai sosial, adat-istiadat, tradisi, kebiasaan, konvensi, dan lain-lain. Setiap
kelompok masyarakat memiliki norma masing-masing yang apabila tidak diikuti oleh anggota kelompok
masyarakat dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur dalam kelompok masyarakat bahkan
menyebabkan disintegrasi masyarakat.
Norma agama, merupakan norma yang berdasarkan ajaran agama dan berasal dari Tuhan Yang Maha
Esa, misalnya adalah sholat. Orang yang melakukan pelanggaran terhadap norma agama akan
mendapat dosa.
Norma kebiasaan, merupakan norma yang merujuk pada perbuatan yang dilakukan secara berulang,
misalnya adalah membeli oleh-oleh bagi keluarga. Pelanggaran terhadap norma kebiasaan akan
mendapatkan sanksi berupa celaan dan lain sebagainya.
Norma kesusilaan, merupakan norma yang berasal dari hati agar dapat membedakan perbuatan baik dan
buruk, misalnya adalah hormat kepada orang tua. Sanksi bagi pelanggar norma kesusilaan adalah
pengucilan secara lahir batin.
Norma hukum, merupakan norma yang merujuk pada seperangkat aturan berupa perintah dan larangan
yang dibuat oleh lembaga formal, misalnya adalah melakukan korupsi. Sanksi bagi pelanggar norma
hukum adalah denda, penjara, atau hukuman mati.
Norma kesopanan, merupakan norma yang merujuk pada tingkah laku yang dianggap wajar dalam
masyarakat, misalnya adalah mengetuk pintu sambil mengucapkan salam ketika bertandang ke rumah
orang lain. Pelanggaran terhadap norma kesopanan akan mendapatkan sanksi berupa kritik dan lain-lain.
Merujuk pada bentuk perbuatan individual yang memiliki daya ikat yang lemah, tata cara yang dilakukan
dengan cara terus menerus. Dan melakukan cara dengan cara interaksi terus, ini dilakukan sebagai
suatu bentuk upaya perbuatan sangsi yang ringan bagi masyarakat yang melanggar norma. Dengan
melakukan usage ini masyarakat akan lebih melahirkan pola-pola yang baru dan dengan proses interaksi
yang sesuai. Misalnya makan sambil berdiri atau berdecak. Pada tingkat ini lebih banyak dinilai
pelanggaran antar individu saja, tidak terkait dengan orang lain.
Merujuk pada perbuatan yang berulang-ulang. Kebiasaan tidak memiliki kekuatan mengikat yang
mengharuskan. Sanksi yang diberikan kepada pelanggar kebiasaan atau folkways tidak terlalu berat.
Misalnya ejekan, cemooh, celaan, dan lain sebagainya. Konsep mengenai kebiasaan atau folkways
pertama kali dikembangkan oleh ahli sosiologi Amerika yaitu William Sumner dan pengikutnya.
Menurutnya kebiasaan atau folkways merupakan kebiasaan kelompok yang dilakukan oleh individu
secara berulang sebagai respon terhadap kesamaan kebutuhan individu dan kebutuhan sosial. Misalnya
berkata sopan santun kepada semua orang dan mengucapkan salam setiap bertemu orang.
Merupakan kebiasaan yang diterima sebagai norma-norma pengatur yang berdasarkan ajaran agama,
filsafat, atau kebudayaan. Tata kelakukan dapat bersifat positif atau negatif. Tata kelakukan bersifat
positif manakala mempresentasikan apa yang harus dilakukan misalnya menghormati orang yang lebih
tua, berbicara tentang kebenaran dan lain-lain. Tata kelakukan dapat bersifat negatif manakala tata
kelakukan merepresentasikan apa yang tidak boleh dilakukan misalnya jangan mencuri, atau jangan
berbohong.
Tata kelakuan mempunyai kekuatan memaksa untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu sehingga
sanksinya adalah dikucilkan oleh masyarakat dari pergaulan atau pengusiran dari lingkungannya. Ini
biasanya terjadi di daerah-daerah yang masih sangat kental hokum adatnya, seperti di Bali, Sumatera
Barat, dan Aceh.
Merupakan tata kelakuan yang kekal dan menyatu dengan pola-pola perilaku masyarakat. Adat istiadat
acapkali menjadi hukum tertulis yang berlaku dalam masyarakat tertentu dan mempunyai kekuatan
mengikat yang mengharuskan. Sanksi yang dikenakan kepada pelanggar adat istiadat pada umumnya
melalui suatu tata cara yang berlaku dalam suatu masyarakat. Adat istiadat pada umumnya diturunkan
secara turun temurun kepada generasi berikutnya. Misalnya, kasus perkosaan, selain mendapat
hukuman dari penegak hokum (formal) sesuai undang-undang tertulisnya, pemerkosa juga mendapat
hukuman dari masyarakat (non formal), bahkan lebih berat misalnya dipukuli atau diadili secara massal
dan dikucilkan.
Jenis-jenis Norma
Dalam setiap kelompok masyarakat terdapat norma-norma sebagai suatu pedoman bagi anggota
masyarakat untuk bertingkah laku agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan apabila melanggar
norma-norma tersebut maka akan dikenakan sanksi. Terdapat beberapa norma yang berlaku dalam
masyarakat, yaitu norma agama, norma kebiasaan, norma kesusilaan, norma hokum, dan norma
kesopanan.
Norma Agama merupakan norma yang berdasarkan ajaran agama dan berasal dari Tuhan Yang Maha
Esa, misalnya adalah sholat. Orang yang melakukan pelanggaran terhadap norma agama akan
mendapat dosa.
Norma Kebiasaan merupakan norma yang merujuk pada perbuatan yang dilakukan secara berulang,
misalnya adalah membeli oleh-oleh bagi keluarga. Pelanggaran terhadap norma kebiasaan akan
mendapatkan sanksi berupa celaan dan lain sebagainya.
Norma Kesusilaan merupakan norma yang berasal dari hati agar dapat membedakan perbuatan baik dan
buruk, misalnya adalah hormat kepada orang tua. Sanksi bagi pelanggar norma kesusilaan adalah
pengucilan secara lahir batin.
Norma hukum merupakan norma yang merujuk pada seperangkat aturan berupa perintah dan larangan
yang dibuat oleh lembaga formal, misalnya adalah melakukan korupsi. Sanksi bagi pelanggar norma
hukum adalah denda, penjara, atau hukuman mati.
Norma kesopanan merupakan norma yang merujuk pada tingkah laku yang dianggap wajar dalam
masyarakat, misalnya adalah mengetuk pintu sambil mengucapkan salam ketika bertandang ke rumah
orang lain. Pelanggaran terhadap norma kesopanan akan mendapatkan sanksi berupa kritik dan lain-lain.
Berikut sekilas artikel sedikit tentang norma dalam masyarakat, dengan menjelaskan beberapa jenis
norma, ciri-ciri norma, dan fungsi norma itu sendiri.