Вы находитесь на странице: 1из 35

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyusun laporan Penelitian
Tindakan Kelas yang berjudul, ”Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Pada Siswa Kelas IV
SDS Bani Saleh 2 Bekasi”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari jalan kegelapan kejalan yang
terang benderang, penuh dengan ilmu pengetahuan.
Tujuan penyusunan laporan penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan tugas Ujian Akhir
Semester. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu kami berharap kepada semua pihak yang sekiranya membaca laporan
ini dapat memberikan saran dan kritik yang baik agar dikemudian hari kami dapat
menyempurnakan laporan ini.
Penulis menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam
penyusunan laporan ini namun pastilah masih ada kekurangan disana-sini dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu segala komentar yang berupa kritik dan saran dari semua
pihak yang bertujuan demi kesempurnaan laporan ini, penulis terima dengan senang
hati.Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan, semoga hasil penelitian ini
bermanfaat bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam
pengembangan dan pemantapan professional guru.
Bekasi, 13 Desember 2014

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sains merupakan ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang

disusun secara sistematis yang didasari oleh fakta yang empiral pada hasil percobaan

dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan

oleh Powder (dalam Wina Putra, 1992: 122) bahwa Sains merupakan ilmu yang

berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun

secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan

eksperimen serta data yang lebih nyata.

Berdasarkan hal di atas, yang terpenting dalam pembelajaran Sains di SD

adalah bagaimana menggali berbagai pengetahuan baru pada diri anak didik terutama

dalam mengembangkan kognitif, afektif, psikomotor dan kreatifitas. Hal ini sejalan

dengan Abruscato (1992) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran Sains di SD

mengembangkan, 1) kognitif siswa, 2) mengembangkan afektif sisiwa, 3)

mengembangkan psikomotorik siswa, 4) mengembangkan kreatifitas siswa, 5) melatih

siswa untuk berpikir kritis.

Dalam Pendidikan Sekolah Dasar, salah satu mengembangkan keterampilan

Sains bagi siswa yang diperlukan kemampuan aktivitas pembelajaran dalam bentuk

keterampilan proses sains, diantaranya adalah mengamati, mengklasifikasi,

memprediksi, dan mengkomunikasikan. Sains diyakini sebagai pelajaran yang penting


dan sesuai dengan karakteristik siswa SD, karena Sains dapat mengungkap

pengetahuan alam semesta yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Sejalan

dengan Samatowa (2006: 78) mengemukakan bahwa dengan belajar Sains, dapat

meningkatkan kemampuan siswa kearah sikap dan kemampuan yang baik dan berguna

bagi lingkungan.

Namun pada kenyataannya untuk pembelajaran Sains di SD belum sesuai

harapan. Hal ini disebabkan karena cara pengajaran guru yang konvensional (ceramah

dan tanya jawab). Guru dalam mengajar hanya mengejar target kurikulum tanpa

memperhatikan apakah konsep yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan, SDS Bani Saleh 2 di jumpai masalah-masalah,

yaitu siswa mendapatkan nilai-nilai rendah, karena siswa kurang mampu menerapkan

pemerolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalam

kehidupan yang nyata. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran Sains diterima hanya

melalui informasi verbal. Siswa tidak dibiasakan aktif mencoba sendiri pengetahuan

atau informasi dalam kehidupan nyata.

Untuk mengetahui benar tidaknya penerapan pendekatan keterampilan proses

dapat meningkatkan pemahaman anak dalam mempelajari konsep energi maka perlu

diadakan penelitian, yang selanjutnya penelitian ini diberikan judul Penerapan

Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang

Konsep Energi Pada Siswa Kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi Tahun Pelajaran

2013/2014.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti jalankan di SDS Bani Saleh 2

Bekasi pada kelas IV SD, masalah yang terjadi didalam kelas ketika pembelajaran sains

sedang dilaksanakan, dapat penulis simpulkan antara lain :

1. Beberapa siswa bergurau dengan temannya saat guru sedang menerangkan pelajaran.

2. Prestasi belajar siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

3. Kurangnya pemahaman siswa dikarenakan siswa tidak dihadapkan pada pembelajaran

yang konkrit.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti lebih tidak terlalu luas, maka perlu ditetapkan

adanya pembatasan masalah. Dasar adanya pembatasan masalah ini disesuaikan

dengan kemampuan penulis, baik dari segi waktu, tenaga, bahkan biaya.

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya meneliti kontribusi penggunaan keterampilan proses dalam

pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) terhadap peningkatan pemahaman siswa

terhadap materi pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas IV SDS Bani Saleh 2 Kecamatan

Rawalumbu Bekasi

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat

merumuskan masalah sebagai berikut :


1. Apakah dengan menggunakan penerapan pendekatan keterampilan proses

dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran tentang konsep

energi pada Kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitan ini adalah untuk

meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi melalui pendekatan

keterampilan proses di kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru kelas III SDS Bani Saleh 2 Bekasi dan

peneliti memiliki pengetahuan tentang teori pendekatan keterampilan proses untuk

pemahaman konsep energi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan guru kelas III SDS Bani Saleh 2 Bekasi memiliki teori

pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar

pemahaman konsep energi bunyi.

2. Manfaat Praktris

Manfaat Bagi Sekolah :

Dengan tumbuhnya pemahaman siswa maka proses pendidikan dan pembelajaran

dapat berjalan dengan lancar dan pada akhirnya diharapkan tujuan institusional dengan

baik.

Manfaat Bagi Guru :

a. Guru kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi memiliki pengetahuan tentang teori

pendekatan keterampilan proses untuk pemahaman konsep energi.


b. Guru kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi memiliki teori pembelajaran yang dapat

dijadikan acuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar pemahaman konsep

energi bunyi.

Manfaat Bagi Siswa :

a. Siswa kelas IV dapat meningkatkan pemahaman tentang konsep energi terhadap

pembelajaran IPA di sekolah dasar.

b. Siswa mendapatkan pengalaman yang nyata dan dapat menerapkan pendekatan

keterampilan proses dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional istilah-istilah pokok dalam penelitian ini dibatasi pada

pengertian pemahaman siswa dan pendekatan keterampilan proses. Definisi

operasional tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pemahaman siswa adalah kemampuan pengetahuan yang mendalam yang dimiliki oleh

seorang siswa dengan cara mengerti materi yang diterima dengan benar.

2) Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang dalam penerapannya secara

langsung memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang

ilmuan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORITIS

1. Konsep Pemahaman

a. Definisi Pemahaman Secara Umum

Pemahaman didefinisikan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian

karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir.

Pemahaman dalam pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan

seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.

Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari

masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan,

mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan,

menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan

mengambil keputusan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah sebuah

proses berfikir memahami arti, tidak hanya menghafalnya.

b. Definisi Pemahaman Menurut Para Ahli

Pengertian pemahaman menurut Anas Sudijono, adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat

melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir

yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.

Sedangkan menurut Yusuf Anas, yang dimaksud dengan pemahaman adalah

kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang sudah diingat lebih-kurang sama

dengan yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya. Jadi dapat

disimpulkan bahwa dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat


mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, menafsirkan, memerkirakan,

menentukan, memperluas, menyimpulkan, menganalisis, memberi contoh, menuliskan

kembali, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan.

2) Hakikat Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran Sains

a. Definisi Keterampilan Proses

1) Definisi Keterampilan Proses Secara Umum

Pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai

manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar

memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan. Ketiga

unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreativitas.

Pendekatan keterampilan proses sebagai pendekatan yang menekankan pada

penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik

agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru yang

bermanfaaat baik berupa fakta, konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai.

Sejalan dengan asumsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar-

mengajar dipandang sebagai suatu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik.

Belajar-mengajar tidak hanya menekankan kepada apa yang dipelajari, tetapi juga

menekankan kepada bagaimana ia harus belajar. Oleh karena itu, pada pendekatan

keterampilan proses ini, maka siswa berperan selaku subjek dalam belajar. Ia bukan

sekedar penerima informasi, tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi. Sehingga

siswa harus aktif dan terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya,

atau pengalamannya.

2) Definisi Keterampilan Proses Menurut Para Ahli


Menurut Mulyasa (2007:99), Pendekatan Keterampilan Proses merupakan

pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan

kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, serta

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan Pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah

proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat

menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan

keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa sendiri (Soetardjo, 1998:3). Dalam

pendekatan keterampilan proses, tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada

peserta didik dalam menciptakan lingkungan yang kondusif agar semua peserta didik

dapat berkembang secara optimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses

adalah sebuah pembelajaran yang menekankan pada proses belajar sehingga siswa

dapat menemukan fakta-fakta yang terjadi.

b. Langkah – Langkah Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains

KPS (Keterampilan Proses Sains) terdiri dari sejumlah keterampilan tertentu.

Klasifikasi KPS adalah sebagai berikut:

1) Mengamati

Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan

menggunakan inderanya. Untuk dapat menguasai keterampilan mengamati, siswa

harus menggunakan sebanyak mungkin inderanya, yakni melihat, mendengar,

merasakan, mencium dan mencicipi. Dengan demikian dapat mengumpulkan fakta-

fakta yang relevan dan memadai.

2) Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang

dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena

itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah,

kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa

mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya membuat

kesimpulan.

3) Merumusakan hipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian

atau pengamatan tertentu.

4) Merencanakan percobaan

Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa tersebut

harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan,

menentukan variabel apakah harus dibuat atau variabel mana yang berubah,

menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-

langkah kerja, dan menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.

5) Berkomunikasi

Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil

percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga

termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000), keterampilan berkomunikasi adalah

keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain.

c. Kelebihan dan Kelemahan Keterampilan Proses

Adapun keunggulan dan kelemahan pendekatan keterampilan proses, adalah:

1) Keunggulan
Samatowa (2006:138) mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan

keterampilan proses adalah : (a) Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat

mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, (b) siswa menemukan sendiri

konsep-konsep yang dipelajari, (c) melatih siswa untuk berpikir lebih aktif dalam

pembelajaran, (d) mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,(e) memberi

kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.

Menurut Sagala (2003:74-75), keunggulan pendekatan keterampilan proses,

adalah: (a) Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, yang sangat penting untuk

mengembangkan pengetahuan dan masa depan, dan (b) pendahuluan proses bersifat

kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan keterampilan berpikir dan cara memperoleh

pengetahuan.

2) Kelemahan

Sedangkan kelemahan pendekatan keterampilan proses, dikemukakan oleh Sagala

(2003:75), sebagai berikut: (a) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat

menyesuaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum, (b) memerlukan

fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat

menyediakannya, (c) merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu

percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap

siswa mampu melaksanakannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keunggulan dari keterampilan proses adalah siswa

terlibat langsung dengan objek nyata dan melatih siswa untuk berpikir aktif, sedangkan

kelemahan dari keterampilan proses adalah memerlukan banyak waktu dan fasilitas dalam

melaksanakannya
3) Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

a. Definisi Pembelajaran IPA Menurut Para Ahli

Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta

dengan segala isinya. IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam

semesta dengan segala isinya (Hendro Darmojo,1992: 3)

Selanjutnya, Nash 1993 (dalam Hendro Darmojo,1992: 3) dalam bukunya The

Nature Of Sciences, menyatakan bahwa

IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga
menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat,
serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu persepektif yang baru tentang obyek yang
diamatinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa IPA adalah Ilmu yang berhubungan dengan
alam atau ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah.

b. Pentingnya Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Perlunya Sains diajarkan di sekolah dasar, setiap guru harus paham akan alasan

mengapa Sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang

menyebabkan satu mata pelajaran dimasukan kedalam kurikulum suatu sekolah.

Sains melatih anak berfikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya

pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan

obyektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh anak sehat. Obyektif

artinya sesuai dengan obyeknya, sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan

pengalaman pengamatan melalui panca indra

Aspek pokok dalam pembelajaran Sains adalah anak dapat menyadari

keterbatasan pengetahuan, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai

pengetahuan baru, dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka, dan ini
sangat ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu anak, cara anak

mengkaji informasi, mengambil keputusan, dan mencari bentuk aplikasi yang paling

diterapkan dalam diri dan masyarakatnya.

4) Karakteristik Siswa Kelas 4

Menurut Piaget dalam Isjoni (2010:36), perkembangan kognitif anak melalui

empat tahap yaitu: (1) tahap sensorimotor, berlangsung pada umur 0-2 tahun; (2) tahap

praoperasional, yaitu umur 2-7 tahun; (3) tahap operasional konkret, yaitu umur 7-11

tahun; dan (4) tahap operasional formal yang berlangsung mulai umur 11 tahun ke atas.

Berdasarkan tahap-tahap perkembangan yang diungkapkan oleh Piaget, anak

sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, kemampuan anak

untuk berpikir secara logis semakin berkembang. Asalkan obyek yang menjadi sumber

berpikirnya adalah obyek nyata atau konkret.

Karakteristik anak usia sekolah dasar tidak hanya itu. Menurut Sumantri dan

Sukmadinata dalam Wardani (2012), karakteristik anak usia sekolah dasar yaitu: (1)

senang bermain; (2) senang bergerak; (3) senang bekerja dalam kelompok; dan (4)

senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

Karakteristik yang pertama yaitu senang bermain. Siswa-siswa sekolah dasar

terutama yang masih berada di kelas-kelas rendah pada umumnya masih suka bermain.

Oleh karena itu, guru sekolah dasar dituntut untuk mengembangkan model-model

pembelajaran yang bermuatan permainan, lebih-lebih untuk siswa kelas rendah.

Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak. Siswa sekolah dasar berbeda

dengan orang dewasa yang bisa duduk dan diam mendengarkan ceramah selama

berjam-jam. Mereka sangat aktif bergerak dan hanya bisa duduk dengan tenang sekitar
30 menit saja. Oleh karena itu, guru harusnya merancang model pembelajaran yang

menyebabkan anak aktif bergerak atau berpindah.

Karakteristik yang ketiga adalah senang bekerja dalam kelompok. Oleh karena

itu, guru perlu membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3

sampai 5 siswa untuk mneyelesaikan tugas secara berkelompok. Dengan bergaul dalam

kelompoknya, siswa dapat belajar bersosialisasi, belajar bagaimana bekerja dalam

kelompok, belajar setia kawan dan belajar mematuhi aturan-aturan dalam kelompok.

Karakteristik siswa sekolah dasar yang terakhir adalah senang merasakan atau

melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif Piaget

seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, siswa sekolah dasar berada pada tahap

operasional konkret. Mereka berusaha menghubungkan konsep-konsep yang

sebelumnya telah dikuasai dengan konsep-konsep yang baru dipelajari. Suatu konsep

juga akan cepat dikuasai anak apabila mereka dilibatkan langsung melalui praktik dari

apa yang diajarkan guru. Oleh sebab itu, guru seharusnya merancang model

pembelajaran yang melibatkan anak secara langsung dalam proses pembelajaran.

B. KERANGKA BERPIKIR

Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses

A. Kondisi Sekarang :

Identifikasi Masalah :
1. Beberapa siswa bergurau dengan temannya saat guru sedang menerangkan pelajaran.
2. Prestasi belajar siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
3. Kurangnya pemahaman siswa dikarenakan siswa tidak dihadapkan pada
pembelajaran yang konkrit.
B. Tindakan :
Keterampilan Proses :
1. Mengamati
2. Menafsirkan
3. Merumuskan Hipotesis
4. Merencanakan Percobaan
5. Melakukan Komunikasi

C.Kondisi yang
diharapkan
Pemahaman Siswa Meningkat

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Sutrisno Hadi, Menjelaskan bahwa Hipo berasal dari bahasa Yunani yang

berarti di bawah, kurang, lemah. Thesa dalam bahasa Yunani mempunyai arti teori,

proporsi yang diajukan sebagai bukti. Jadi hipotesis adalah pernyataan yang masih

lemah kebenarannya. (Sutrisno Hasi, 1976, Hal. 24).

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah jika dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses maka

dapat meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi pada siswa kelas IV SDS Bani

Saleh 2 Bekasi

Apabila, H1 = Adanya peningkatan pemahaman siswa dikelas

H0 = Tidak adanya peningkatan pemahaman siswa dikelas


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Alasan penulis menggunakan metode tersebut karena PTK

sudah dikenal lama dalam dunia pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

suatu kegiatan ilmiah yang terdiri dari penelitian + tindakan + kelas (Iskandar, 2009:20)

1. Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan

metodologi untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi peneliti

2. Tindakan merupakan suatu gerak ketiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu

yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan

3. Kelas merupakan sekelompok peserta didik yang sama dan menerima pelajaran yang

sama oleh guru

Jadi dapat disimpulkan bahwa PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah suatu

pengamatan terhadap suatu kegiatan pembelajaran berupa suatu tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.


B. TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi yang

berlokasi di Jl. Penegak II Blok IV Bumi Bekasi Baru Kota Bekasi – 17115 Kecamatan

Rawalumbu Bekasi. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester genap tahun

pelajaran 20014/20015 selama 2 bulan, waktu tersebut dimulai dari tahap laporan yang

dimulai dari dua siklus.

Penulis memilih SDS Bani Saleh 2 Bekasi berdasar pertimbangan (1) Mudah

dijangkau, (2) Tidak mengeluarkan biaya, (3) Masih ditemukan siswa yang mengalami

kesulitan dalam memahami konsep energi.

C. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi berjumlah 29

siswa yang terdiri 11 siswa putra dan 18 siswa putri. Memilih siswa kelas IV sebagai

responden dengan alasan: (1) Adanya variasi siswa dilihat dari status sosial,

pendidikan, dan pekerjaan orang tua mereka, (2) Adanya masalah yang dialami siswa

kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi dalam belajar memahami konsep energi bunyi, (3)

Dilihat dari tingkat kemampuan (prestasi) belajar mata pelajaran Sains pada semester

satu sangat rendah.

D. PROSEDUR PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Action

Researcah), yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus) hal ini mengacu pada

pendapat MC. Taggart (1998: 123) dan Wardani (2007: 5) bahwa penelitian tindakan

kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi (perenungan, pemilihan, dan evaluasi) tahapan tindakan

digambarkan dalam bagan 3.1 berikut ini.

Observasi
Analisis Data I
Pelaksanaan
Tindakan I
Permasalahan
Alternatif Pemecahan
(Rancana Tindakan I)
Refleksi I
Analisis Data II
Refleksi II
Pelaksanaan
Tindakan II
Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan II)
Belum
Terselesaikan
Observasi

2. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini meliputi:

a. Menyamakan persepsi antara peneliti dengan guru tentang konsep dengan tujuan

penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran konsep energi

bunyi..

b. Secara kolaboratif menyusun rencana tindakan pembelajaran siklus 1

c. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka membantu siswa

memahami konsep-konsep energi bunyi dengan baik.

d. Menyusun rambu-rambu instrumen data keberhasilan guru maupun instrumen data

keberhasilan siswa berupa: format observasi, pedoman wawancara, tes, dan persiapan
rekaman kegiatan tindakan berupa tipe recorder, maupun rekaman foto pelaksanaan

tindakan.

e. Peneliti memberi latihan untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran siklus 1

sebelum melaksanakan tindakan.

3. Pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplementasikan rencana yang

disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas IV. Kegiatan yang dilakukan

adalah peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran pemahaman konsep energi bunyi

dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan 8 tahap yaitu:

mengamati, menggolongkan/mengkalsifikasi, menafsirkan, merencanakan penelitian,

meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan evaluasi.

4. Observasi

Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai

tindakan fokus observasi adalah aktifitas guru dan siswa. Aktivitas guru dapat diamati

mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Data

aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan menggunakan format observasi, pedoman

wawancara, rekaman, dan hasil pembelajaran konsep energi bunyi setiap responden.

5.Refleksi

Menganalisis, memahami, menjelaskan, dan menyimpulkan hasil dari

pengamatan adalah merupakan rangkaian kegiatan peneliti pada tahap refleksi. Peneliti

bersama pengamat menaganalisis dan merenungkan hasil tindakan pada siklus tindakan

sebagai bahan pertimbangan apakah pemberian tindakan yang dilakukan perlu diulangi
atau tidak. Jika perlu diulangi, maka peneliti menyusun kembali rencana (revisi) untuk

siklus berikutnya. Demikian seterusnya hingga seluruh siswa memperoleh nilai 7,0.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes,

wawancara, pengamatan, dan catatan lapangan. Empat teknik tersebut diuraikan

sebagai berikut:

1. Tes

Tes dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman

siswa terhadap konsep energi bunyi. Tes dilaksanakan pada awal penelitian, bertujuan

untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam meningkatkan

pemahaman konsep energi bunyi. Pada akhir setiap tindakan, dan pada akhir tiap

selesai melakukan serangkaian tindakan (tes akhir) bertujuan untuk melihat

peningkatan siswa mengikuti pembelajaran pemahaman konsep energi bunyi melalui

pendekatan keterampilan proses.

2. Observasi

Observasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan

tindakan yang telah disusun serta untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan

dapat menghasilkan perubahan yang susuai dengan yang dikehendaki.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data penelitian adalah data aktivitas guru dan data aktivitas

siswa. Teknik analisis aktivitas guru terdiri atas pada awal kegiatan pembelajaran, inti
pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Unit analisis data aspek siswa, yaitu

keterlibatan siswa dalam proses belajar konsep energi bunyi pada awal pembelajaran,

inti pembelajaran, dan akhir pembelajaran.

Selain analisis data aktivitas guru selama proses pembelajaran juga dianalisis

hasil pembelajaran konsep energi bunyi secara bertahap yaitu persiapan pembelajaran,

penyajian materi, mengerjakan soal-soal secara individu dan pemeriksaan tes, dan hasil

analisis data aktivitas siswa pada akhir pembelajaran dengan melakukan tes secara

individu yaitu menjelaskan pengertian sumber bunyi, menyebutkan macam-macam

bunyi, menyebutkan contoh sumber bunyi, menjelaskan manfaat pemantulan bunyi,

dan menyebutkan contoh yang dapat menyerap bunyi pada permukaan lunak.

Meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi dengan menggunakan

pendekatan keterampilan proses presentase pencapaian target digunakan teknik yaitu

jumlah frekwensi yang diharapkan dibagi jumlah responden kemudian dikali 100%.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, Alfianati. 1999. Instrumen Ilmu Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Bima Cipta.

Arikunto Suharsimi, dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta PT Bumi Aksara

Bundu Patta, 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajran
Sains di Sekolah Dasar. Jakarta Depdiknas. Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi.
Direktorat Ketenagaan

Dimyati, Dkk. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Haryanto, 2006. Sains untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jakarta: Erlangga
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2006. Mata pelajaran IPA untuk Tingkat
SD/MI. Jakarta Depdiknas.

Mangunwijaya. 1998. Berbagai pendekatan Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Purba dan Wartono, 1998. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Sains. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Sumatowa Usman, 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta:


Depdiknas. Direktorat Jenderal.

Sumardi Yosaphat, dkk. 2007. Konsep Dasar IPA. Jakarta: Universitas Terbuka.

Taggart. 1998. Theaction Research Plamer. Deaking Universitas Press.

LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SDS Bani Saleh 2 Bekasi

Mata Pelajaran : Sains

Materi pokok : Energi Bunyi

Kelas/semester : IV/II

Alokasi waktu : 2x35 menit

Hari/ tanggal : Rabu, 21 Mei 2008

A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-

hari

B. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan perubahan energi melalui penggunaan alat musik

C. INDIKATOR

1. Menjelaskan sumber energi bunyi

2. Menyebutkan macam-macam bunyi

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan pengertian energi bunyi

dengan benar.

2. Melalui gambar siswa dapat menyebutkan 3 macam bunyi dengan baik.

3. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan 3 contoh sumber energi

bunyi dengan benar.

4. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan fungsi pemantulan bunyi

dengan benar.

5. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan 3 contoh benda yang dapat menyerap

bunyi pada permukaan lunak dengan benar

E. MATERI POKOK

“Energi Bunyi”

Sumber energi bunyi adalah semua getaran benda yang dapat menghasilkan

bunyi. Bunyi dapat didengar dari alat musik akan mengeluarkan bunyi jika dimainkan.

Dalam keadaan diam alat musik tidak mengeluarkan bunyi.


Macam-macam bunyi terdapat pada gendang, gitar, gong, biola dan alat musik

tiup seperti suling dan terompet. Adapun contoh sumber energi bunyi yaitu gitar dawai,

bunyi gong yang dipukul dan bunyi seruling yang ditiup.

Pemantulan bunyi terjadi apabila bunyi tersebut dalam perambatannya

dihalangi oleh benda yang permukaannya keras. Benda keras tersebut dapat berupa

batu, kayu, besi, seng, kaca dan sebagainya.

Penyerapan bunyi selain dapat dipantulkan, bunyi diserap. Contoh benda-

benda yang dapat menyerap bunyi karet, karpet, goni, dan lain-lain.

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Penugasan

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

A. Persiapan Pembelajaran

1. Memberi salam

2. Berdoa

3. Mengecek kehadiran siswa

4. Apersepsi

5. Menyiapkan bahan-bahan pelajaran

B. Kegiatan Awal

1. Mengemukakan langkah-langkah yang dilakukan


2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

C. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan materi pelajaran dan perangkat yang digunakan yaitu mengenai

materi energi bunyi

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan tentang

hal-hal apa yang belum dimegerti, serta meminta siswa untuk mengemukakan

pertanyaan gagasan untuk memecahkan masalah

3. Guru membimbing siswa didalam kelas baik secara individual maupun dalam

kelompok dalam kegiatan:

a. Mengamati masalah yaitu guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data atau

informasi yang sesuai dengan materi energi bunyi

b. Menggolongkan(mengklasifikasi) yaitu guru membimbing siswa untuk mengolong-

golongkan dan mengklasifikasi masalah berdasarkan data dan informasi awal yang

telah ditemukan yaitu mana yang termasuk sumber energi bunyi, macam bunyi, dan

contoh yang dapat menyerap bunyi.

c. Menafsirkan yaitu guru membimbing siswa untuk mengemukakan pemahaman

sementara terhadap materi energi bunyi yang terkumpul berdasarkan data dan

informasi awal, kemudian menghubungkan dalam kehidupan sehari-hari

d. Meramalkan yaitu guru membimbing siswa untuk meramalkan atau menyimpulkan

kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu

berupa pemahaman terhadap materi

e. Menerapkan yaitu guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan pemahamannya

dalam bersikap dan bertingkahlaku


f. Mengkomunikasikan yaitu guru membimbing siswa untuk mengkomunikasikan

pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan.

g. Guru mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa.

D. Kegiatan Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi

2. Memberi saran dan motivasi yang menyenangkan

3. memberikan tindak lanjut

4. Menutup pelajaran

H. MEDIA DAN SUMBER

1. Media : Gambar benda-benda yang dapat mengeluarkan sumber bunyi

2. Sumber : KTSP 2006

Buku sains kelas IV hal 152-160 Penerbit ERLANGGA

F. PENILAIAN

- Penilaian : Tes awal, tes proses (LKS)

- Aspek yang dinilai :

1. Proses : Kerja sama, keaktifan dan kebenaran

2. Jenis penilaian : Lisan tertulis

3. Bentuk : Essay tes

4. Alat penilaian : Soal-soal/evaluasi


Lampiran 1
SOAL TES AWAL
Nama : ........................
Kelas : .........................
Waktu : 30 menit
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Apakah semua benda dapat mengeluarkan bunyi ?

2. Apa yang sesungguhnya terjadi pada saat alat musik dimaikan sehingga dapat timbul

bunyi ?

3. Apa yang terjadi bunyi yang kita keluarkan ketika kita berbicara didalam ruang kosong

yang tertutup ?

4. Apa yang terjadi pada bunyi yang kita keluarkan ketika kita berdiri dan berteriak

diantara tebing ?
5. Berilah tanda ceklis (√) untuk benda yang dapat menyerap bunyi ?

Menyerap bunyi
No Benda
Ya Tidak
1. Batu
2. Goni
3. Plastik
4. Karet

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) I

Hari / Tanggal : Kamis, 21 mei 2008


Tindakan / Siklus : I/I
Materi Pokok : Sumber energi bunyi
Waktu : 30 menit
Nama Anggota Kelompok : 1
2.
3.
4.

Petunjuk : a. Diskusikanlah soal berikut dengan teman kelompokmu


b. Periksa kembali pekerjaanmu apabila telah selesai
Dikerjakan

1. Untuk mengetahui terbentuknya bunyi, untuk membuktikannya lakukan kegiatan


berikut ini
a. Alat dan bahan
1) Kaleng bekas
2) Karet gelang
b. Cara kerja
1) Rentangkan karet gelang hingga tegang pada mulut kaleng
2) Petiklah karet gelang, perhatikan apa yang terjadi.
c. Pertanyaan
1) Apakah karet gelang menghasilkan bunyi sebelum dipetik ?
2) Apakah karet gelang menghasilkan bunyi saat dipetik ?
3) Apa kesimpulan yang dapat kamu tarik berdasarkan percobaan yang telah
kamu lakukan tadi?

Lampiran 3

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 2

Hari / Tanggal : 27-5-2008


Tindakan / siklus : II / II
Sub Pokok Bahasan : Pemantulan Bunyi :
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.

Petunjuk : a. Diskusikanlah soal berikut dengan teman kelompokmu


b. Periksa kembali pekerjaanmu apabila telah selesai
dikerjakan

1. Pemantulan bunyi, untuk membuktikannya lakukan percobaan berikut ini :


1) Alat / bahan
Meja/papan tulis
Bola pimpong
2. Cara kerja
1) Pantulkan di meja/papan tulis bola pimpong tersebut
2) Mintalah temanmu untuk melemparkan bola dimeja/papan tulis
3) Perhatikan apa yang terjadi
3. Pertanyaan
1) Apakah kamu dapat mendengar pemantulan bunyi ?
2) Apa kesimpulan yang dapat kamu tarik berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan?
3) Sebutkan 3 contoh benda yang dapat dipantulkan !
4) Sebutkan 3 contoh benda yang dapat menyerap bunyi pada permukaan
lunak.
ANGKET OBSERVASI

Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Melalui


Pendekatan Keterampilan Proses di Kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi
(Aspek Siswa)

NAMA SISWA : ..............................


HARI/TANGGAL : .........................
SIKLUS KE : 1 dan 2
PETUNJUK :
1. Mengamati kegiatan yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung !
2. Mengisi kolom sesuai kenyataan yang terjadi dilapangan selama proses belajar
mengajar berlangsungada dilapangan
3. Memberikan kolom kualifikasi yang tersedia
Peng
amat Kualifikasi
N
Indikator/Deskriptor Skor
o
S
Y T SB B C K
K
A. Kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam
2. Berdoa untuk memulai
pelajaran
3. Menyampaikan
langkah-langkah
pembelajaran
4. apersepasi
5. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
B. KEGIATAN INTI
1. Siswa melakukan
kegiatan mengamati
masalah yaitu
mengumpulkan data
informasi yang sesuai
dengan materi energi
bunyi
2. Siswa menggolongkan
dan mengklasifikasi
masalah berdasarkan
informasi awal yang
telah ditemukan untuk
memecahkan masalah
yaitu menggolongkan 3
macam bunyi dan energi
bunyi
3. Menafsirkan: siswa
mencatat hal-hal yang
penting setelah
melakukan pengamatan,
dan mengumpulkan
hasil yang telah
dikerjakan setelah
pengamatan
4. Meramalkan: siswa
meramalkan
kemungkinan yang akan
terjadi dari kegiatan
menafsirkan yang telah
dilakukan yaitu berupa
pemahaman terhadap
materi energi bunyi
5. Menerapkan: siswa
mengaplikasikan
pemahamannya dalam
bersikap dan
bertingkahlaku serta
mampu menerapkan
konsep yang dipelajari
dalam energi bunyi
6. Merencanakan
penelitian: siswa
menyelidiki masalah
dengan melakukan
percobaan untuk
menguatkan pemahaman
awal siswa terhadap
materi energi bunyi
7. Tahap
mengkomunikasi: siswa
mengkomunikasikan
pemahamannya dalam
kegiatan bertanya,
menjelaskan, serta
menyusun laporan, dari
proses-proses mereka
lakukan
8. Evaluasi
C. Kegiatan
Akhir(Skor 5)

1. Menyampaikan
keberhasilan
secara umum
2. Mengenal
kesalahan dalam
mengerjakan tes
3. Dapat
menyimpulkan
materi pelajaran
saat itu
4. Menutup
pelajaran

Вам также может понравиться