Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyusun laporan Penelitian
Tindakan Kelas yang berjudul, ”Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Pada Siswa Kelas IV
SDS Bani Saleh 2 Bekasi”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari jalan kegelapan kejalan yang
terang benderang, penuh dengan ilmu pengetahuan.
Tujuan penyusunan laporan penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan tugas Ujian Akhir
Semester. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu kami berharap kepada semua pihak yang sekiranya membaca laporan
ini dapat memberikan saran dan kritik yang baik agar dikemudian hari kami dapat
menyempurnakan laporan ini.
Penulis menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam
penyusunan laporan ini namun pastilah masih ada kekurangan disana-sini dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu segala komentar yang berupa kritik dan saran dari semua
pihak yang bertujuan demi kesempurnaan laporan ini, penulis terima dengan senang
hati.Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan, semoga hasil penelitian ini
bermanfaat bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam
pengembangan dan pemantapan professional guru.
Bekasi, 13 Desember 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
disusun secara sistematis yang didasari oleh fakta yang empiral pada hasil percobaan
dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan
oleh Powder (dalam Wina Putra, 1992: 122) bahwa Sains merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun
secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan
adalah bagaimana menggali berbagai pengetahuan baru pada diri anak didik terutama
dalam mengembangkan kognitif, afektif, psikomotor dan kreatifitas. Hal ini sejalan
Sains bagi siswa yang diperlukan kemampuan aktivitas pembelajaran dalam bentuk
dengan Samatowa (2006: 78) mengemukakan bahwa dengan belajar Sains, dapat
meningkatkan kemampuan siswa kearah sikap dan kemampuan yang baik dan berguna
bagi lingkungan.
harapan. Hal ini disebabkan karena cara pengajaran guru yang konvensional (ceramah
dan tanya jawab). Guru dalam mengajar hanya mengejar target kurikulum tanpa
yaitu siswa mendapatkan nilai-nilai rendah, karena siswa kurang mampu menerapkan
kehidupan yang nyata. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran Sains diterima hanya
melalui informasi verbal. Siswa tidak dibiasakan aktif mencoba sendiri pengetahuan
dapat meningkatkan pemahaman anak dalam mempelajari konsep energi maka perlu
Konsep Energi Pada Siswa Kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi Tahun Pelajaran
2013/2014.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti jalankan di SDS Bani Saleh 2
Bekasi pada kelas IV SD, masalah yang terjadi didalam kelas ketika pembelajaran sains
1. Beberapa siswa bergurau dengan temannya saat guru sedang menerangkan pelajaran.
yang konkrit.
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti lebih tidak terlalu luas, maka perlu ditetapkan
dengan kemampuan penulis, baik dari segi waktu, tenaga, bahkan biaya.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas IV SDS Bani Saleh 2 Kecamatan
Rawalumbu Bekasi
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitan ini adalah untuk
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru kelas III SDS Bani Saleh 2 Bekasi dan
b. Hasil penelitian ini diharapkan guru kelas III SDS Bani Saleh 2 Bekasi memiliki teori
pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar
2. Manfaat Praktris
dapat berjalan dengan lancar dan pada akhirnya diharapkan tujuan institusional dengan
baik.
a. Guru kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi memiliki pengetahuan tentang teori
dijadikan acuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar pemahaman konsep
energi bunyi.
G. Definisi Operasional
1) Pemahaman siswa adalah kemampuan pengetahuan yang mendalam yang dimiliki oleh
seorang siswa dengan cara mengerti materi yang diterima dengan benar.
langsung memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang
ilmuan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORITIS
1. Konsep Pemahaman
karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir.
seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.
Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat
dengan yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya. Jadi dapat
manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar
unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreativitas.
penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik
agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru yang
bermanfaaat baik berupa fakta, konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai.
mengajar dipandang sebagai suatu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik.
Belajar-mengajar tidak hanya menekankan kepada apa yang dipelajari, tetapi juga
menekankan kepada bagaimana ia harus belajar. Oleh karena itu, pada pendekatan
keterampilan proses ini, maka siswa berperan selaku subjek dalam belajar. Ia bukan
siswa harus aktif dan terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya,
atau pengalamannya.
kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, serta
keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa sendiri (Soetardjo, 1998:3). Dalam
peserta didik dalam menciptakan lingkungan yang kondusif agar semua peserta didik
dapat berkembang secara optimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses
adalah sebuah pembelajaran yang menekankan pada proses belajar sehingga siswa
1) Mengamati
Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan
2) Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang
dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena
itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah,
mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya membuat
kesimpulan.
3) Merumusakan hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian
4) Merencanakan percobaan
Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa tersebut
harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan,
menentukan variabel apakah harus dibuat atau variabel mana yang berubah,
menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-
5) Berkomunikasi
Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil
percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga
1) Keunggulan
Samatowa (2006:138) mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan
keterampilan proses adalah : (a) Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, (b) siswa menemukan sendiri
konsep-konsep yang dipelajari, (c) melatih siswa untuk berpikir lebih aktif dalam
adalah: (a) Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, yang sangat penting untuk
mengembangkan pengetahuan dan masa depan, dan (b) pendahuluan proses bersifat
kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan keterampilan berpikir dan cara memperoleh
pengetahuan.
2) Kelemahan
(2003:75), sebagai berikut: (a) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat
fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat
percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap
Jadi dapat disimpulkan bahwa keunggulan dari keterampilan proses adalah siswa
terlibat langsung dengan objek nyata dan melatih siswa untuk berpikir aktif, sedangkan
kelemahan dari keterampilan proses adalah memerlukan banyak waktu dan fasilitas dalam
melaksanakannya
3) Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta
dengan segala isinya. IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam
IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga
menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat,
serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu persepektif yang baru tentang obyek yang
diamatinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa IPA adalah Ilmu yang berhubungan dengan
alam atau ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah.
Perlunya Sains diajarkan di sekolah dasar, setiap guru harus paham akan alasan
mengapa Sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang
Sains melatih anak berfikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya
pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan
obyektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh anak sehat. Obyektif
artinya sesuai dengan obyeknya, sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan
pengetahuan baru, dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka, dan ini
sangat ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu anak, cara anak
mengkaji informasi, mengambil keputusan, dan mencari bentuk aplikasi yang paling
empat tahap yaitu: (1) tahap sensorimotor, berlangsung pada umur 0-2 tahun; (2) tahap
praoperasional, yaitu umur 2-7 tahun; (3) tahap operasional konkret, yaitu umur 7-11
tahun; dan (4) tahap operasional formal yang berlangsung mulai umur 11 tahun ke atas.
sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, kemampuan anak
untuk berpikir secara logis semakin berkembang. Asalkan obyek yang menjadi sumber
Karakteristik anak usia sekolah dasar tidak hanya itu. Menurut Sumantri dan
Sukmadinata dalam Wardani (2012), karakteristik anak usia sekolah dasar yaitu: (1)
senang bermain; (2) senang bergerak; (3) senang bekerja dalam kelompok; dan (4)
terutama yang masih berada di kelas-kelas rendah pada umumnya masih suka bermain.
Oleh karena itu, guru sekolah dasar dituntut untuk mengembangkan model-model
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak. Siswa sekolah dasar berbeda
dengan orang dewasa yang bisa duduk dan diam mendengarkan ceramah selama
berjam-jam. Mereka sangat aktif bergerak dan hanya bisa duduk dengan tenang sekitar
30 menit saja. Oleh karena itu, guru harusnya merancang model pembelajaran yang
Karakteristik yang ketiga adalah senang bekerja dalam kelompok. Oleh karena
itu, guru perlu membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3
sampai 5 siswa untuk mneyelesaikan tugas secara berkelompok. Dengan bergaul dalam
kelompok, belajar setia kawan dan belajar mematuhi aturan-aturan dalam kelompok.
Karakteristik siswa sekolah dasar yang terakhir adalah senang merasakan atau
seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, siswa sekolah dasar berada pada tahap
sebelumnya telah dikuasai dengan konsep-konsep yang baru dipelajari. Suatu konsep
juga akan cepat dikuasai anak apabila mereka dilibatkan langsung melalui praktik dari
apa yang diajarkan guru. Oleh sebab itu, guru seharusnya merancang model
B. KERANGKA BERPIKIR
A. Kondisi Sekarang :
Identifikasi Masalah :
1. Beberapa siswa bergurau dengan temannya saat guru sedang menerangkan pelajaran.
2. Prestasi belajar siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
3. Kurangnya pemahaman siswa dikarenakan siswa tidak dihadapkan pada
pembelajaran yang konkrit.
B. Tindakan :
Keterampilan Proses :
1. Mengamati
2. Menafsirkan
3. Merumuskan Hipotesis
4. Merencanakan Percobaan
5. Melakukan Komunikasi
C.Kondisi yang
diharapkan
Pemahaman Siswa Meningkat
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Sutrisno Hadi, Menjelaskan bahwa Hipo berasal dari bahasa Yunani yang
berarti di bawah, kurang, lemah. Thesa dalam bahasa Yunani mempunyai arti teori,
proporsi yang diajukan sebagai bukti. Jadi hipotesis adalah pernyataan yang masih
penelitian ini adalah jika dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses maka
dapat meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi pada siswa kelas IV SDS Bani
Saleh 2 Bekasi
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Tindakan Kelas (PTK). Alasan penulis menggunakan metode tersebut karena PTK
sudah dikenal lama dalam dunia pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas merupakan
suatu kegiatan ilmiah yang terdiri dari penelitian + tindakan + kelas (Iskandar, 2009:20)
2. Tindakan merupakan suatu gerak ketiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu
3. Kelas merupakan sekelompok peserta didik yang sama dan menerima pelajaran yang
Jadi dapat disimpulkan bahwa PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah suatu
pengamatan terhadap suatu kegiatan pembelajaran berupa suatu tindakan yang sengaja
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi yang
berlokasi di Jl. Penegak II Blok IV Bumi Bekasi Baru Kota Bekasi – 17115 Kecamatan
pelajaran 20014/20015 selama 2 bulan, waktu tersebut dimulai dari tahap laporan yang
Penulis memilih SDS Bani Saleh 2 Bekasi berdasar pertimbangan (1) Mudah
dijangkau, (2) Tidak mengeluarkan biaya, (3) Masih ditemukan siswa yang mengalami
C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi berjumlah 29
siswa yang terdiri 11 siswa putra dan 18 siswa putri. Memilih siswa kelas IV sebagai
responden dengan alasan: (1) Adanya variasi siswa dilihat dari status sosial,
pendidikan, dan pekerjaan orang tua mereka, (2) Adanya masalah yang dialami siswa
kelas IV SDS Bani Saleh 2 Bekasi dalam belajar memahami konsep energi bunyi, (3)
Dilihat dari tingkat kemampuan (prestasi) belajar mata pelajaran Sains pada semester
D. PROSEDUR PENELITIAN
Researcah), yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus) hal ini mengacu pada
pendapat MC. Taggart (1998: 123) dan Wardani (2007: 5) bahwa penelitian tindakan
kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi (perenungan, pemilihan, dan evaluasi) tahapan tindakan
Observasi
Analisis Data I
Pelaksanaan
Tindakan I
Permasalahan
Alternatif Pemecahan
(Rancana Tindakan I)
Refleksi I
Analisis Data II
Refleksi II
Pelaksanaan
Tindakan II
Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan II)
Belum
Terselesaikan
Observasi
2. Perencanaan Tindakan
a. Menyamakan persepsi antara peneliti dengan guru tentang konsep dengan tujuan
bunyi..
c. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka membantu siswa
keberhasilan siswa berupa: format observasi, pedoman wawancara, tes, dan persiapan
rekaman kegiatan tindakan berupa tipe recorder, maupun rekaman foto pelaksanaan
tindakan.
3. Pelaksanaan tindakan
disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas IV. Kegiatan yang dilakukan
4. Observasi
Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai
tindakan fokus observasi adalah aktifitas guru dan siswa. Aktivitas guru dapat diamati
mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Data
aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan menggunakan format observasi, pedoman
wawancara, rekaman, dan hasil pembelajaran konsep energi bunyi setiap responden.
5.Refleksi
pengamatan adalah merupakan rangkaian kegiatan peneliti pada tahap refleksi. Peneliti
bersama pengamat menaganalisis dan merenungkan hasil tindakan pada siklus tindakan
sebagai bahan pertimbangan apakah pemberian tindakan yang dilakukan perlu diulangi
atau tidak. Jika perlu diulangi, maka peneliti menyusun kembali rencana (revisi) untuk
siklus berikutnya. Demikian seterusnya hingga seluruh siswa memperoleh nilai 7,0.
sebagai berikut:
1. Tes
siswa terhadap konsep energi bunyi. Tes dilaksanakan pada awal penelitian, bertujuan
pemahaman konsep energi bunyi. Pada akhir setiap tindakan, dan pada akhir tiap
2. Observasi
tindakan yang telah disusun serta untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan
Teknik analisis data penelitian adalah data aktivitas guru dan data aktivitas
siswa. Teknik analisis aktivitas guru terdiri atas pada awal kegiatan pembelajaran, inti
pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Unit analisis data aspek siswa, yaitu
keterlibatan siswa dalam proses belajar konsep energi bunyi pada awal pembelajaran,
Selain analisis data aktivitas guru selama proses pembelajaran juga dianalisis
hasil pembelajaran konsep energi bunyi secara bertahap yaitu persiapan pembelajaran,
penyajian materi, mengerjakan soal-soal secara individu dan pemeriksaan tes, dan hasil
analisis data aktivitas siswa pada akhir pembelajaran dengan melakukan tes secara
dan menyebutkan contoh yang dapat menyerap bunyi pada permukaan lunak.
jumlah frekwensi yang diharapkan dibagi jumlah responden kemudian dikali 100%.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, Alfianati. 1999. Instrumen Ilmu Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Bima Cipta.
Bundu Patta, 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajran
Sains di Sekolah Dasar. Jakarta Depdiknas. Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi.
Direktorat Ketenagaan
Haryanto, 2006. Sains untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jakarta: Erlangga
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2006. Mata pelajaran IPA untuk Tingkat
SD/MI. Jakarta Depdiknas.
Mangunwijaya. 1998. Berbagai pendekatan Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Purba dan Wartono, 1998. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Sains. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sumardi Yosaphat, dkk. 2007. Konsep Dasar IPA. Jakarta: Universitas Terbuka.
LAMPIRAN
Kelas/semester : IV/II
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-
hari
B. KOMPETENSI DASAR
C. INDIKATOR
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
dengan benar.
dengan benar.
5. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan 3 contoh benda yang dapat menyerap
E. MATERI POKOK
“Energi Bunyi”
Sumber energi bunyi adalah semua getaran benda yang dapat menghasilkan
bunyi. Bunyi dapat didengar dari alat musik akan mengeluarkan bunyi jika dimainkan.
tiup seperti suling dan terompet. Adapun contoh sumber energi bunyi yaitu gitar dawai,
dihalangi oleh benda yang permukaannya keras. Benda keras tersebut dapat berupa
benda yang dapat menyerap bunyi karet, karpet, goni, dan lain-lain.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Persiapan Pembelajaran
1. Memberi salam
2. Berdoa
4. Apersepsi
B. Kegiatan Awal
C. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pelajaran dan perangkat yang digunakan yaitu mengenai
hal-hal apa yang belum dimegerti, serta meminta siswa untuk mengemukakan
3. Guru membimbing siswa didalam kelas baik secara individual maupun dalam
a. Mengamati masalah yaitu guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data atau
golongkan dan mengklasifikasi masalah berdasarkan data dan informasi awal yang
telah ditemukan yaitu mana yang termasuk sumber energi bunyi, macam bunyi, dan
sementara terhadap materi energi bunyi yang terkumpul berdasarkan data dan
kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu
D. Kegiatan Akhir
4. Menutup pelajaran
F. PENILAIAN
2. Apa yang sesungguhnya terjadi pada saat alat musik dimaikan sehingga dapat timbul
bunyi ?
3. Apa yang terjadi bunyi yang kita keluarkan ketika kita berbicara didalam ruang kosong
yang tertutup ?
4. Apa yang terjadi pada bunyi yang kita keluarkan ketika kita berdiri dan berteriak
diantara tebing ?
5. Berilah tanda ceklis (√) untuk benda yang dapat menyerap bunyi ?
Menyerap bunyi
No Benda
Ya Tidak
1. Batu
2. Goni
3. Plastik
4. Karet
Lampiran 2
Lampiran 3
1. Menyampaikan
keberhasilan
secara umum
2. Mengenal
kesalahan dalam
mengerjakan tes
3. Dapat
menyimpulkan
materi pelajaran
saat itu
4. Menutup
pelajaran