Вы находитесь на странице: 1из 18

Keperawatan Maternitas 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inersia Uteri Adalah Kontraksi His yang sifatnya lemah, lebih singkat dan jarang

dari His yang normal. Inersia ini di sebabkan oleh multi gravida, grande multi, salah

pemberian obat – obatan, pada penyakit inersia uteri dapat memberikan gejala seperti ;

kelemahan, kontraksi his yang tidak teratur dan dan persalinan dapat berlangsung lama.

Berdasarkan hasil penelitian pada kelainan His pada ibu hamil, Inersia Uteri

digolongkan kelainan yang sering terjadi, dari data yang di temukan 44 % ibu hamil yang

mengalami Inersia uteri. Untuk itu kita sebagai perawat wajib memahami tentang inersia

uteri ini.

B. Tujuan

 Tujuan Umum

Untuk mengetahui penyakit Inersia Uteri


Keperawatan Maternitas 2

 Tujuan Khusus

Agar mahasiswa dapat memahami tentang penyakit inersia Uteri dan memahami

penanganan penyakit Inersia Uteri.

BAB II

KONSEP DASAR INERSIA UTERI

A. Pengertian

Inersia Uteri adalah kontraksi his yang sifatnya lemah, lebih singkat dan jarang dari his

yang normal.

Inersia di bagi atas 2 bagian ;

1. Inersia Primer : kelahiran his yang timbul sejak mulai dari permukaan

persalinan
Keperawatan Maternitas 3

2. Inersia Sekunder : kelainan his yang timbul setelah adanya his yang kuat dan

teratur.

B. Etiologi

 Multigravida dan Brandemulti

 Faktor Herediter, emosi & kekuatan memegang peran penting.

 Salah pimpinan persalinan atau salah pemberian obat – obatan

 Kehamilan Postmatur

C. Patofisiologi

Faktor penyebab

Inersia Uteri

Kala II memanjang

Penurunan janin lambat

Persalinan lama

Kelemahan His tdk teratur

Kurang informasi

Resiko pendarahan

Koping tdk efektif


Keperawatan Maternitas 4

Ansietas

D. Manifestasi Klinis

 Kelemahan

 Kontraksi His tidak teratur

 Persalinan lama

E. Diagnosis

Diagnosis Inersia Uteri memerlukan pengalaman dan pengawasan yang diteliti terhadap

persalinan. Pada fase laten diagnosis akan lebih sulit, tetapi sebelumnya telah ada kontraksi

( His ) yang kuat dan lama, maka diagnosis inersia uteri sekunder akan lebih mudah.

F. Penatalaksanaan

 Periksa keadaan serviks, presentase dan posisi turunnya bagian terbawah janin dan

keadaan panggul.

 Berikan oksitosin drips 5 – 10 satuan dalam 500 cc, dextrotas 5 %, di mulai dengan 12

tetes permenit, di naikkan 10 – 15 menit sampai 40 tetes.

 Pemberian oksitosin tidak bisa terus menerus sebab bila tidak memperkuat his maka

dihentikan dulu dan ibu di anjurkan beristirahat setelah itu dapat diulang lagi pemberian

oksitosin drips.

 Bila inersia disertai disproporsi sefalo velvis, maka sebaliknya dilakukan seksio sesorea.
Keperawatan Maternitas 5

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

A. Biodata

 Identitas Klien

Nama :

Umur :

Agama :

Jenis kelamin :
Keperawatan Maternitas 6

Gender :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

 Identitas Penanggung

Hubungan dengan klien : suami

Nama :

Pekerjaan :

Agama :

Pendidikan :

Alamat :

B. Keluhan Utama

Pada saat masuk RS tanggal 17 juli 2007 dengan keluhan sakit perut menjalar

kebelakang

C. Riwayat Keluhan utama

Kelelahan ini mulai dirasakan sejak 1 hari yang lalu dan ibu mengatakan lemah.

D. Riwayat Menstruasi

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 5 hari
Keperawatan Maternitas 7

Konsistensi : encer

E. Riwayat Perkawinan

Perkawinan yang pertama kali dan sudah 2 tahun

F. Riwayat Kehamilan

Pasien hamil pertama kali

G: 1

P : 0

A : 0

G. Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT : 10 Oktober 2006

Taksiran tanggal persalinan : 17 Juli 2007

Pegawasan Kehamilan

Trimester I : ANC 2 kali

Trimester II : ANC 1 kali

Trimester III : ANC 1 kali

Imunisasi : lengkap

H. Riwayat Keluarga

Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada penyakit menular atau menurun.

I. Psikologis
Keperawatan Maternitas 8

Ibu mengatakan takut dengan proses persalinan anak pertamanya dan sering bertanya

– tanya tentang proses persalinannya

J. Pemeriksaan Ginekologi

Vaginal Toucher

Pembukaan : 8

Ketuban : utuh

Hodge : IV

His : lemah

Frekuensi : 1 kali dalam 15 menit

Lamanya : 15 detik

K. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : lemah

Tanda – tanda Vital

TD : 120 / 80 mmHg

N : 85 x / i

R : 22 x / i

S : 37 º C

Muka

Wajah : nampak pucat

Ekspresi wajah : meringis


Keperawatan Maternitas 9

Klaoasma Gravidum : ada

Abdomen

Pada palpasi abdomen His tidak teratur

Extremitas

Pada extremitas bawah klien nampak terdapat edema

B. Klasifikasi Data

¬ Data Subjektif

 Ibu mengeluh lemah

 Ibu mengatakan takut dengan proses persalinannya

¬ Data Objektif

 Ibu nampak kelemahan

 Ibu sering bertanya – tanya tentang proses persalinannya

 Pada palpasi abdomen His tidak teratur

C. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Ds : ibu mengeluh lemah Inersia uteri Kelemahan

Kala II memanjang
Do :-ibu nampak lemah
Persalinan lama
-ibu nampak pucat

Kelemahan
Keperawatan Maternitas 10

2 Ds : ibu mengatakan takut Ansietas


Persalian lama
dengan proses

persalinannya
Kurang informasi

Do :-ibu nampak sering


Koping tidak efektif
bertanya – tanya tentang

proses persalinannya
Ansietas

Ds : -

3 Resiko tinggi pendarahan


Kala II memanjang
Do : pada palpasi abdomen

His tidak teratur


Bayi lambat turun

His yang tidak teratur

Resiko tinggi pendarahan

D. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa I
Keperawatan Maternitas 11

Kelemahan b / d persalinan yang cukup lama di tandai dengan :

Ds : ibu mengeluh lemah

Do : - ibu nampak lemah

- ibu nampak pucat

Diagnosa II

Ansietas b / d kurang pengetahuan di tandai dengan :

Ds : ibu mengatakan takut dengan proses persalinannya

Do : - ibu nampak sering bertanya – tanya tentang proses persalinannya

- nadi : 80 x / i

Diagnosa III

Resiko tinggi pendarahan b / d His yang tidak teratur di tandai dengan :

Ds : -

Do : pada palpasi abdomen His tidak teratur

E. Intervensi Keperawatan

Diagnosa I

Tujuan

 Setelah diberikan perawatan keadaan ibu pulih kembali

Intervensi

 Kaji tingkat kelemahan pasien


Keperawatan Maternitas 12

 Berikan cairan dextrose 5 – 10 %

 Berikan suasana dan posisi yang nyaman

 Bantu memenuhi kebutuhan perawatan self care

Rasional

 Untuk menentukan intervensi selanjutnya

 Untuk memberikan energi pada ibu

 Agar ibu dapat beristirahat dengan cukup

 Untuk menghemat energi dan melidungi pasien dari cedera selama melakukan

aktifitas

Diagnosa II

Tujuan

 Setelah diberikan pemahaman ibu tidak cemas lagi

Intervensi

 Kaji tingkat kecemasan pasien

 Berikan kesempatan klien untuk mengekspresikan perasaannya

 Ciptakan hubungan saling percaya

 Berikan pemjelasan tentang proses penyakitnya

Rasional

 Data dasar untuk menetukan informasi

 Perasaan yang tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal


Keperawatan Maternitas 13

 Menunjukkan perhatian dan keinginan untuk membantu pasien

 Dengan memahami kondisinya dapat menurunkan cemas.

Diagnosa III

Tujuan

 Tidak terjadi pendarahan

Intervensi

 Observasi tanda – tanda vital

 Kaji keadaan umum pasien

 Berikan oksitosin

 Berikan penanganan pertama bila terjadi pendarahan

Rasional

 Untuk mengetahui status perkembangan pasien

 Untuk menetukan intervensi selanjutnya

 Untuk meningkatkan his

 Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut

F. Implementasi

Hari / tanggal Jam Implementasi


Selasa, 07. 00 - mengkaji tingkat kelemahan pasien

17 – 07 2007 07.15 - memberikan cairan dextrose

07 .20 - memberikan / menciptakan suasana dan posisi yg

nyaman
Keperawatan Maternitas 14

07 .30 - membantu memenuhi kebutuhan self care pasien

- mengkaji tingkat kecemasan pasien

08 .30 - memberikan kesempatan pasien untuk

08 . 45 mengekspresikan perasaannya

- menciptakan hubungan saling percaya

09 .15 - memberikan penjelasan tentang proses penyekitnya

09 .30 - mengobservasi tanda – tanda vital

- mengkaji keadaan umum pasien

10.00 - memberikan oksitosin 5 – 10 %

10.15 - memberikan penanganan pertama bila terjadi

10.30 pendarahan.

G. Evaluasi

Diagnosa I

S : ibu mengatakan badan tidak lelah

O : pasien nampak tidak lelah dan sudah tidak beraktifitas

A : masalah teratasi

P : -

Diagnosa II

S : ibu mengatakan tidak takut lagi dengan persalinannya


Keperawatan Maternitas 15

O : ibu nampak tidak bertanya – tanya lagi tentang persalinannya

A : masalah teratasi

P : -

Diagnosa III

S : ibu mengatakan tidak ada perdarahan

O : pada palpasi abdomen His kembali teratur

A : masalah teratasi

P : -

BAB IV

PENUTUP
Keperawatan Maternitas 16

A. Kesimpulan

Inersia Uteri Adalah Kontraksi His yang sifatnya lemah, lebih singkat dan jarang

dari His yang normal. Inersia Uteri ini di sebabkan oleh multi gravida, grande multi, salah

pemberian obat – obatan. Gejala - gejala seperti ; kelemahan, kontraksi his yang tidak

teratur , penanganan dapat dilakukan dengan ;

 Periksa keadaan serviks, presentase dan posisi turunnya bagian terbawah janin dan

keadaan panggul.

 Berikan oksitosin

 Bila inersia disertai disproporsi sefalo Velvis, maka sebaliknya dilakukan seksio sesorea

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami penyusun meyarankan kepada mahasiswa agar

lebih memahami inersia uteri ini dan segera melakukan tindakan apabila ditemukan inersia

uteri, agar tidak membahayakan bagi janin dan ibunya


Keperawatan Maternitas 17

DAFTAR PUSTAKA

 Prof . Dr. Rustam Mocthar, MpH, Sinopsis Obstetri, Edisi II jilid 1, EGC, Jakarta ; 1998

 Marilinn. E. Doengoes, dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta ; 1999
Keperawatan Maternitas 18

Вам также может понравиться