Вы находитесь на странице: 1из 24

1

MALARIA

Definisi

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasite

Plasmodium yang hidup dan berkembangbiak di dalam sel darah merah manusia.

Penyakit ini secara alami ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles betina.

Spesies plasmodium malaria di Indonesia antara lain P.falciparum,

P.vivax, P.ovale dan P.malariae. Jenis plasmodium yang sering ditemukan di

Indonesia adalah P.falciparum dan P.vivax sedangkan P.ovale dan P.malariae

hanya ditemukan pada beberapa provinsi seperti Lampung, Nusa Tenggara Timur

dan Papua.

Epidemiologi

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, terdapat

15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian/ tahun pada penduduk Indonesia

yang berisiko tertular malaria. Dari 484 kabupaten/kota di Indonesia, 338

kabupaten/kota merupakan wilayah endemis malaria.

Di Jawa dan Bali, terjadi fluktuasi dari angka kesakitan malaria yang

diukur dengan Annual Parasite Incidence (API) yaitu 0.95% pada tahun 2005

meningkat menjadi 0.19% tahun 2006 dan menurun lagi 0.16% tahun 2007.

Jumlah penderita positif malaria di luar Jawa Bali diukur dengan Annual

Malaria Incidence (AMI) menurun dari 24.75% pada tahun 2005, menjadi 23.98%

pada tahun 2006 dan menjadi 19.67% pada tahun 2007.


2

Siklus Hidup Plasmodium

Parasit plasmodium memerlukan 2 hospes yaitu manusia dan nyamuk

anopheles betina.

1. Siklus Pada Manusia

Saat nyamuk anopheles betina infektif menghisap darah manusia,

sporozoit yang berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran

darah dalam waktu ½ jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati

dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang

terdiri dari 10.000-30.000 merozoit hati (tergantung spesiesnya).

Siklus ini disebut sebagai siklus ekso-eritrositer yang berlangsung

kurang lebih selama 2 minggu. Sebagian P.vivax dan P.ovale sebagai

tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi akan menjadi

bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di sel

hati berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Suatu saat apabila daya tahan

tubuh menurun, akan menjadi aktif dan akan menimbulkan relaps.

Merozoit yang berasal dari skizon sel hati akan pecah dan masuk ke

dalam peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah

merah, parasite tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-

30 merozoit, tergantung parasitnya). Proses perkembangan aseksual ini

disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan

merozoit keluar dan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut

siklus eritrositer.
3

Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang

menginfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual (gametosit

jantan dan betina).

2. Siklus pada Nyamuk Anopheles Betina

Apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung

gametosit, di dalam tubuh nyamuk gamet jantan dan betina melakukan

perubahan menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet, kemudian

ookinet menembus dinding lambung nyamuk. Pada dinding luar lambung

nyamuk, ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit.

Sporozoit ini bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.

Masa inkubasi adalah rentang waktu dari sporozoit masuk ke manusia

hingga timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam. Masa inkubasi

bervariasi tergantung dari tipe spesies plasmodiumnya. (Tabel 1). Masa

prepaten adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai parasite dapat

dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.

Tabel 1. Masa Inkubasi Penyakit Malaria


Plasmodium Masa Inkubasi
P.falciparum 9-14 hari (12 hari)
P.vivax 12-17 hari (15 hari)
P.ovale 16-18 hari (17 hari)
P.malariae 18-40 hari (28 hari)
4

Patogenesis

1. Demam

Demam mulai timbul seiring pecahnya skizone yang mengeluarkan

bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel makrofag,

monosit atau limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin antara lain

TNF. TNF akan dibawa aliran darah ke hipotalamus yang merupakan pusat

pengatur suhu tubuh dan terjadi demam. Proses skizogoni pada keempat

plasmodium memerlukan waktu yang berbeda, P.falciparum memerlukan

waktu 36-48 jam, P.vivax/ovale 48 jam dan P.malariae 72 jam. Demam pada

P.falciparum dapat terjadi setiap hari, P.vivax/ovale selang 1 hari dan P.

malariae selang 2 hari.


5

2. Anemia

Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi

maupun yang tidak terinfeksi. P.falciparum menginfeksi semua sel darah

merah, sehingga anemia dapat terjadi pada waktu fase aktif maupun kronis.

P.vivax/ovale hanya menginfeksi sel darah merah muda yang jumlahnya

hanya 2% dari seluruh jumlah sel darah, sedangkan P. malariae hanya

menyerang sel darah merah tua yang jumlahnya 1% dari seluruh jumlah sel

darah merah. Sehingga anemia yang disebabkan oleh P.vivax, P.ovale dan

P.malariae umumnya terjadi pada keadaan kronis.

3. Splenomegali

Limpa merupakan organ retikuloendotelial, dimana plasmodium

dihancurkan oleh sel-sel makrofag dam limfosit. Penambahan sel-sel radang

akan mengakibatkan limpa membesar.

4. Malaria Berat

Akibat plasmodium falciparum memiliki patogenesi khusus, eritrosit

yang terinfeksi P.falciparum akan mengalami proses sekuestrasi yaitu

tersebarnya eritrosit yang terinfeksi parasite ke pembuluh darah kapiler organ.

Selain itu pada permukaan eritrosit yang terinfeksi akan membentuk knob

yang berisi berbagai antigen P.falciparum. Pada saat terjadi proses

sitoadherensi, reseptor tersebut akan berikatan dengan reseptor sel endotel

kapiler. Akibat proses ini akan terjadi proses penyumbatan pembuluh darah

yang mengakibatkan iskemik jaringan. Terjadinya proses ini juga didukung

oleh proses terbentuknya “rossette” yaitu bergerombolnya sel darah merah

yang berparasit dengan sel darah merah lainnya.


6

Beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria adalah :

- Serangan primer : keadaan mulai dari masa inkubasi dan mulai terjadi

serangan paroksismal yang terdiri dari dingin/mengigil; panas dan

berkeringat. Serangan ini dapat pendek atau panjang tergantung dari

perbanyakan parasit dan keadaan immunitas penderita.

- Periode latent : periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama

terjadinya infeksi malaria. Biasanya terjadi diantara dua keadaan

paroksismal

- Recrudescense : berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8

minggu sesudah berakhirnya serangan primer

- Recurrence : yaitu berulangnya gejala klinik atau parasitemia setelah 24

minggu berakhirnya serangan primer

- Relapse : berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih lama dari

waktu diantara serangan periodic dari infeksi primer yaitu setelah periode

yang lama dari masa laten (sampai 5 tahun). Biasanya terjadi karena

infeksi tidak sembuh atau oleh bentuk diluar eritrosit (hati) pada malaria

vivaks atau ovale.

Diagnosis Malaria

Diagnosis malaria umunya ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan laboratorium.


7

1. Anamnesis

a. Keluhan utama : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit

kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.

b. Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah

endemic malaria.

c. Riwayat tinggal di daerah endemic malaria.

d. Riwayat sakit malaria.

e. Riwayat minum obat malaria 1 bulan terakhir.

f. Riwayat mendapatkan transfuse darah.

2. Selain hal diatas pada penderita malaria berat, dapat ditemukan keadaan

dibawah ini :

a. Gangguan kesadaran

b. Keadaan umum yang lemah

c. Kejang-kejang

d. Panas tinggi

e. Mata atau tubuh kuning

f. Perdarahan hidung, gusi atau saluran cerna

g. Nafas cepat atau sesak

h. Muntah terus menerus

i. Warna air seni seperti teh tua atau bahkan hitam

j. Jumlah air seni kurang hingga tidak ada

k. Tampak pucat.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Demam >37.5
8

b. Konjungtiva dan kulit tampak anemik’

c. Splenomegaly

d. Hepatomegaly

Pada malaria berat dapat ditemukan tanda-tanda berikut :

a. Temperature rektal > 40

b. Takikardi, nadi lemah cepat

c. Tekanan darah sistolik < 70mmHg pada dewasa dan anak < 50mmHg

d. Frekuensi napas >35x/menit pada dewasa dan anak-anak > 40x/menit dan

anak dibawah 1 tahun > 50x/menit.

e. Penurunan GCS < 11

f. Manifestasi perdarahan

g. Tanda dehidrasi (mata cekung, turgor berkurang, bibir kering, oliguria

hingga anuria).

h. Tanda-tanda anemia berat (konjungtiva anemic, telapak kaki dan tangan

pucat, lidah pucat dan lain-lain)

i. Mata kuning/ikterik

j. Ronki pada kedua paru

k. Hepatosplenomegaly

l. Gagal ginjal

m. Gejala neurologic (kaku kuduk dan reflex patologik)

4. Laboratorium

1. Sediaan darah tebal dan tipis:

 (+) or (-) parasit dengan pewarnaan Giemsa / Gram


9

 Utama untuk diagnosis

 Darah diambil dari ujung jari

 Spesies & stadium plasmodium

 Kepadatan parasit:

 Semi kuantitatif:

o (-) : tidak ada parasit dlm 100 LPB / lapang pandang

besar

o (+) : 1 – 10 parasit dlm 100 LPB

o (++) : 11 – 100 parasit dlm 100 LPB

o (+++) : 1 – 10 parasit dlm 1 LPB

o (++++) : > 10 dlm 1 LPB

 Kuantitatif:

o Hitung jumlah parasit mikroliter pada sediaan darah tebal

(leukosit) tipis (eritrosit)  1500 parasit per 200 lekosit ,

jumlah lekosit 8000/uL = 8000/200 x 1500 = 60.000 parasit/uL.

o Pada malaria berat :

 Jika pertamanya (-)  perikas ulang tiap 6 jam sampe 3

hari berturut-turut

2. Bila sediaan tebal 3 harinya masih (-)  bukan malaria. Rapid tes

diagnostik:

 Deteksi antigen malaria  mertode immunokromatografi dipstick 

hanya untuk emergensi dan daerah terpencil yang tidak tersedia

laboratorium.

 Mengandung:
10

 HRP-2 (Histidine rich protein 2) diproduksi oleh tropozoid,

skizon dan gametosit muda P. falciparum.

 p-LDH (parasit laktat dehidrogenase)  diproduksi parasit bentuk

aseksual daan seksual P. falciparum, P. vivax, P. ovale, P.

malariae.

 Sensitivitas alatnya 95% dan spesifisitasnya 95%.

3. Untuk malaria berat ditunjang:

 HB dan Hct

 Leukosit, trombosit

 Kimia darah (gula, bilirubin, SGOT, SGPT, ALP. Albumin/globulin,

ureum, kreatinin, Na, K, BGA)

 EKG

 Foto toraks

 Analisis CSF

 Biakan darah & serologi

 Urinalisis.

Diagnosis Banding Malaria

A. Diagnosis Banding

 Malaria tanpa komplikasi:

1. Demam tifoid

 Demam > 7 hari

 Sakit kepala, sakit perut, diare / obstipasi

 Lidah kotor
11

 Bradikardi relative

 Leucopenia

 Roseola

 Limfositosis relative, aneosinofilia

 Widal tes (+), biakan empedu (+)

2. Demam dengue

 Demam tinggi terus 2 – 7 hari

 Sakit kepala, nyeri tulang

 Nyeri ulu hati, muntah sering

 Tornikuet (+)

 Trombosit turun, Hb & Hct naik

 Serologi IgM, IgG (+ dengue)

3. Infeksi saluran nafas akut (ISPA)

 Batuk, beringus

 Sakit nelen, sakit kepala, sukar bernafas (cepat, sesak)

 Retraksi dada, stridor

4. Leptospirosis ringan

 Demam tinggi

 Nyeri kepala, mialgia, nyeri perut

 Mual,muntah, injeksi konjungtiva, nyeri betis yg mencolok

 Serologi MAT / leptospirodipstik (+)

5. Infeksi virus akut lain.

 Malaria dengan komplikasi:


12

1. Radang otak (meningitis / ensefalitis)

 Panas

 Nyeri kepala progresif

 Hilang kesadaran

 Kaku kuduk, kejang, gejala neurologis lain

2. Stroke (gang. serebrovaskular)

 Gang.kesadaran / hilang sadar

 Hemiparese/ hemiplegia

 Tidak panas

 Ada penyakit dasar (hipertensi, diabetes mellitus, dll)

3. Tifoid ensefalopati

 Gejala demam tifoid + penurunan kesadaran

4. Hepatitis

 Prodormal (demam, mual, nyeri hepar, muntah, ga bisa makan,

ikterus tanpa panas)

 Mata / kulit kuning

 Urin the

 SGOT dan SGPT naik 5 x normal

5. Leptospirosis berat

 Demam + ikterus

 Nyeri betis, nyeri tulang, pekerjaan leptospirosis (tukang got,

sampah)

 Leukositosis, gagal ginjal, sembuh dengan antibiotic

6. Glomerulonefritis akut/ kronik


13

7. Sepsis (demam + fokal infeksi jelas, kesadaran turun, leukositosis)

8. DBD or DSS

 Demam tinggi terus 2 – 7 hari

 Syok/ tidak

 Sakit kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati

 Epistaksis, petekie, gusi bleed, purpura, hematom, hematemesis,

melena

 Muntah sering

 Torniket (+), trombosit turun, Hb & Hct naik

 Serologi dengue (+).

Komplikasi Malaria

1. Serebral malaria

 Coma unrousable

 Pada malaria falciparum

 Onsetnya sudden, diikuti dengan kejang badan, confuse, disorientasi,

delirium, agitasi, dan tidak sadar

 Pada anak riwayat prodormal 6 – 12 jam

 Pasien demam dan unrousable

2. Kejang

 Sering pada anak muda

 Oleh falciparum malaria

3. Gagal ginjal akut.


14

Tabel 2. Komplikasi Malaria


Komplikasi pada anak Komplikasi pada dewasa Komplikasi pada kehamilan
a. Koma (malaria serebral) a.Koma (malaria serebral) a. Komplikasi maternal (ibu)
b. Distress pernapasan b.Gagal ginjal akut  Anemia berat
c. Hipoglikemia (sebelum c.Edem paru, termasuk  Malaria serebral
terapi kina) ARDS  Hipoglikemia
d. Anemia berat d.Hipoglikemia (umumnya  Edem paru
e. Kejang umum yang sesudah terapi kina)  Infeksi plasenta
berulang e.Anemia berat  Puerperal sepsis dan
f. Asidosis metabolic f.Kejang umum yang perdarahan post partum
g. Kolaps sirkulasi, syok berulang b. Komplikasi fetal (janin)
hipovolemia, hipotensi g. Asidosis metabolic  BBLR
(tek sistolik <50 mmHg) h.Kolaps sirkulasi, syok
 Abortus spontan ,
h. Gangguan kesadaran hipovolemia, hipotensi
kelahiran mati dan
selain koma i.Gangguan kesadaran lain
kelahiran premature
i. Kelemahan yang sangat selain coma
(severe prostration) j.Hemoglobinuria (black  Malaria congenital
j. Hiperparasitemia water fever)  Anemia janin. 1, 2, 5
k. Ikterus k. Hiperparasitemia
l. Hiperpireksia (>41oc) l.Ikterus (bilirubin total > 3
m. Ikterus mg%)
n. Hemoglobinuria (black m. Hiperpireksia (>40oc)
water fever)
o. Gagal ginjal Komplikasi terbanyak pada
dewasa :
 Gagal ginjal akut
Komplikasi terbanyak pada  Edem paru
anak :  Malaria serebral
 Hipoglikemia (sebelum  Ikterus. 2, 5, 6
terapi kina)
 Anemia berat. 3, 5

Penatalaksanaan Malaria

 Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan

membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia.

 Tujuan pengobatan radikal adalah untuk mendapatkan kesembuhan klinis dan

parasitologik serta memutuskan rantai penularan.

 Semua obat malaria bersifat mengiritasi lambung, sehingga pemberiannya

harus makan terlebih dahulu.


15

Penatalaksanaan Malaria Tanpa Komplikasi

1. Malaria Falsiparum

Lini pertama = Artesunat + Amodiakuin + Primakuin

 Tujuan pemberian Artesunat dan Amodiakuin : membunuh parasit stadium

aseksual

 Tujuan pemberian Primakuin : membunuh gametosit yang berada dalam

darah

Primakuin tidak boleh diberikan pada : ibu hamil, bayi < 1 tahun,

penderita defisiensi G6PD

 Pengobatan efektif jika sampai dengan hari ke 28 setelah pemberian obat,

ditemukan keadaan :

- Klinis sembuh (sejak hari ke-4)

- Tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari ke-7

 Pengobatan tidak efektif jika dalam 28 hari pengobatan :

- Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif

- Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang

(persisten) atau timbul kembali.

Lini ke dua = Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + primakuin

Malaria vivaks dan ovale (kasus Maria)

Lini pertama = Klorokuin + Primakuin


16

 Tujuan pemberian Klorokuin : membunuh parasit stadium aseksual dan

seksual

 Tujuan pemberian Primakuin : membunuh hipnozoid di sel hati, dan juga

parasit aseksual di eritrosit

 Klorokuin

o Klorokuin tablet yang beredar di Indonesia mengandung 250 mg

garam difosfat yang setara dengan 150 mg basa. Diberikan 1 kali per

hari selama 3 hari, dosis total 25 mg basa/kgbb (10, 10, 5 atau 10, 5, 5,

5 mg/kg dalam interval 24 jam)

o Klorokuin adalah 4-aminokuinolin, diformulasikan sebagai sulfat, fosfat

dan garam hidroklorida, diberikan berdasarkan berat badan. Formulasi

cair cocok untuk anak-anak. Klorokuin dapat diberikan secara infus

IV, IM, atau subkutan, oral, dan supositoria

o MOA : bekerja terutama pada bentuk cincin besar dan tahap tropozoit

matur, lebih cepat kerjanya daripada kuinin

o Farmakokinetik : terminal elimination half life is 1-2 month. Baik

diserap oleh mulut, dan sangat cepat diserap secara subkutan atau

intramuscular. Sekitar 55% berikatan dengan plasma protein

o Efek samping : secara umum dapat ditoleransi. Pemberian oral dapat

menyebabkan nausea, dysphoria, gangguan melihat. Hipotensi

ortostatik, pruritus, reaksi neuropsikiatrik (pasien tertentu). Myopathy,

aritmia, dan koma.

 Primakuin
17

o Dosis Primakuin adalah 0,25 mg/kgbb per hari yang diberikan selam 14

hari dan diberikan bersama klorokuin

o Primakuin adalah 8-aminokuinolin digunakan untuk melawan hipnozoit P.

Vivax (untuk mencegah relaps) dan gametosit P. Falciparum (untuk

mencegah transmisi), juga aktif melawan parasit di liver dan sirkulasi

 Farmakokinetik : primakuin baik direabsorpsi, dan

melewati hepatic biotransformation with an elimination

half-life of 7 hours

o Efek samping : nausea, headache, vomit, abdominal discomfort (jika dosis

>30 mg dan diberikan pada perut kososng). Chest pain, weakness,

gangguan melihat, pruritus bias terjadi. Methemoglobinemia jarang terjadi

o Kontraindikasi :

- ibu hamil,

- bayi < 1 tahun,

- penderita defisiensi G6PD

o Pengobatan efektif jika sampai dengan hari ke 28 setelah pemberian obat,

ditemukan keadaan :

- Klinis sembuh (sejak hari ke-4)

- Tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari ke-7

o Pengobatan tidak efektif jika dalam 28 hari pengobatan :

- Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif

- Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak

berkurang (persisten) atau timbul kembali sebelum hari ke-14

(mungkin resisten)
18

- Gejala klinis membaik tapi parasit aseksual timbul kembali anta

hari ke-15 s/d ke-28 (mungkin resisten, relaps, atau infeksi baru)

 Pengobatan malaria vivaks resisten klorokuin :

Lini ke dua = Kina + Primakuin

 Pengobatan malaria vivaks yang relaps sama dengan regimen sebelumnya

hanya dosis primakuin ditingkatkan. Klorokuin diberikan 1 kali/hari selama 3

hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgBB dan Primakuin diberikan selama 14

hari dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari. Dosis dapat ditaksir berdasarkan

golongan umur.

 Pengobatan malaria vivaks pada penderita defisiensi G6PD : pengobatan

diberikan secara mingguan.

2. Malaria malariae

 Pengobatan malaria malariae cukup diberikan dengan klorokuin 1 kali per

hari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgBB.

Penatalaksanaan Malaria Dengan Komplikasi

 Definisi malaria berta/komplikasi adalah : ditemukannya Plasmodium

falciparum stadium aseksual dengannsatu atau beberapa manifestasi klinis di

bawah ini (WHO, 1997) :

- Malaria serebral/ malaria otak adalah malaria dengan penurunan

kesadaran. Penilaian pada dewasa GCS < 15 sedangkan pada anak

berdasarkan Blantyre Coma Scale yairu <3 atau koma > 30 menit setelah

serangan kejnag yang tidak disebabkan oleh penyakit lain

- Anemia berta (Hb < 5 gram% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung

parasit > 10.000/mikroliter


19

- Gagal ginjal akut (urin < 400 ml/24 jam pada dewasa atau <1 ml/kgbb/jam

pada anak setelah dilakukan rehidrasi ; dengan kreatinin darah > 3 mg%)

- Edema paru atau ARDS

- Hipoglikemia : gula darah < 40 mg%

- Gagal sirkulasi atau syok (sistolik < 70mmHg, pada anak tekanan nadi <

20 mmHg) disertai kerinagt dingin

- Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat cerna dan/ atau disertai kelainan

laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler

- Kejang berulang >2 kali per 24 jam setelah pendinginan pada hipertermia

- Asidemia (pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L)

- Makroskopis hemoglobinuria oleh infeksi malaria akut, bukan karena obat

anti malaria pada penderitaa defisiensi G6PD.

 Prinsip penatalaksanaan malaria berat adalah :

- Tindakan umum, meliputi

 Buka jalan nafas, pemberian oksigen bila perlu

 Perbaiki keadaan umum (pemberian cairan)

 Monitor tanda-tanda vital

 Pemeriksaan darah tebal ulang untuk konfirmasi diagnosis

 Lakukan prinsip ABCD

- Pengobatan simptomatik

 Pemberian antipiretik pada penderita demam untuk mencegah

hipertermia

 Pemberian antikonvulsan pada penderita dengan kejang


20

- Pengobatan anti malaria

 Pilihan utama : derivat artemisinin parenteral

 Artesunat IV atau IM

 Artemeter IM

Obat alternatif malaria berat

Kina dihidroklorida parenteral

Penanganan komplikasi tergantung pada komplikasi yang muncul.

Pencegahan

Tabel 3. Pencegahan untuk malaria


a. Personal prevention f. Cheoprofilaksis
b. Tutupi kulit yang tereksposed g. Konsumsi kina secara rutin
c. Pakai kelambu h. Konsumsi kloroquine
d. Pakai insektisida i. Konsumsi pyramethamine. 1, 2
e. Insect repellent pada area terekspose
(Diethytoluamine (DEET))

Pencegahan tanpa obat:

1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan

kelambu berinsektisida.

2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).

3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.

4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.

6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak

menyebar.
21

7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang

nyamuk.

8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang

bergantungan serta genangan air.

9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk

abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops)

pemakan jentik.

10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau

sepanjang pantai.

Pencegahan Dengan Obat

Obat yang biasa digunakan adalah klorokuin difosfat, karena obat ini

efektif terhadap semua jenis parasit malaria. Aturan pemakaiannya adalah :

 Pendatang sementara ke daerah endemis, dosis klorokuin adalah 300

mg/minggu, 1 minggu sebelum berangkat selama berada di lokasi sampai 4

minggu setelah kembali.

 Penduduk daerah endemis dan penduduk baru yang akan menetap tinggal,

dosis klorokuin 300 mg/minggu. Obat hanya diminum selama 12 minggu (3

bulan).

 Semua penderita demam di daerah endemis diberikan klorokuin dosis tunggal

600 mg jika daerah itu plasmodium falciparum sudah resisten terhadap

klorokuin ditambahkan primakuin sebanyak tiga tablet.


22

Prognosis

- Bila penanganan tepat maka prognosisnya baik.

- Pada bayi mortality ratenya tinggi.

- Prognosis buruk apabila :

Indikator klinis :

 Umur < 3 tahun

 Koma berat

 Kejang berulang

 Refleks kornea negative

 Deserebrasi

 Dijumpai disfungsi organ

 Terdapat perdarahan retina

Indikator laboratorium :

 Hiperparasitemia (.250000/ml atau .5%)

 Skizontemia dalam darah perifer

 Leukositosis

 PCV <20%

 Kadar hemoglobin ,7,1gr/dl

 Kadar glukosa darah <40mg/dl

 Kadar ureum . 60mg/dl

 Kadar glukosa LCS rendah

 Kadar kreatinin >3mg/dl

 Kadar laktat dalam LCS meningkat


23

 Kadar SGOT meningkat >3 kali normal

 Antitrombin rendah

 Peningkatan kadar 5-nukleotidase plasma.


24

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen-Kesehatan-RI, Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di


Indonesia: Gebrak Malaria. DEPKES-RI, Jakarta:2008

2. Harijanto P.N, Malaria : Epidemologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis, dan


Penanganan Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Buku Kedokteran
EGC,Jakarta: 2006

Вам также может понравиться

  • Demam Dan Ruam Pada Anak
    Demam Dan Ruam Pada Anak
    Документ20 страниц
    Demam Dan Ruam Pada Anak
    Dhayu Mart Hindrasyah Pandia
    100% (1)
  • CSS - Pendarahan SMBA
    CSS - Pendarahan SMBA
    Документ25 страниц
    CSS - Pendarahan SMBA
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • BST App
    BST App
    Документ47 страниц
    BST App
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • CSS - Pendarahan SMBA
    CSS - Pendarahan SMBA
    Документ25 страниц
    CSS - Pendarahan SMBA
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • BST Stroke
    BST Stroke
    Документ16 страниц
    BST Stroke
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Skizofrenia Paranoid
    Skizofrenia Paranoid
    Документ55 страниц
    Skizofrenia Paranoid
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • PRESKAS Tifoid - Jojo
    PRESKAS Tifoid - Jojo
    Документ32 страницы
    PRESKAS Tifoid - Jojo
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Peritoneal TB
    Peritoneal TB
    Документ12 страниц
    Peritoneal TB
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • BST Stroke
    BST Stroke
    Документ16 страниц
    BST Stroke
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • CSS Peritoneal&perikarditis TB
    CSS Peritoneal&perikarditis TB
    Документ21 страница
    CSS Peritoneal&perikarditis TB
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Preskas Fractur Jo Igd
    Preskas Fractur Jo Igd
    Документ13 страниц
    Preskas Fractur Jo Igd
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • CSS CA Mammae Jojo
    CSS CA Mammae Jojo
    Документ16 страниц
    CSS CA Mammae Jojo
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Diagnosis Banding Untuk Demam Tanpa Disertai Tanda Lokal
    Diagnosis Banding Untuk Demam Tanpa Disertai Tanda Lokal
    Документ23 страницы
    Diagnosis Banding Untuk Demam Tanpa Disertai Tanda Lokal
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Mp-Asi Jo
    Mp-Asi Jo
    Документ23 страницы
    Mp-Asi Jo
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • BST App Jo
    BST App Jo
    Документ13 страниц
    BST App Jo
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Diagnosa Appendisitis
    Diagnosa Appendisitis
    Документ46 страниц
    Diagnosa Appendisitis
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • BST App Jo
    BST App Jo
    Документ13 страниц
    BST App Jo
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Portofolio DHF
    Portofolio DHF
    Документ22 страницы
    Portofolio DHF
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • DD Demam N Ruam
    DD Demam N Ruam
    Документ3 страницы
    DD Demam N Ruam
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • DD Demam 3 Hari-Dini
    DD Demam 3 Hari-Dini
    Документ2 страницы
    DD Demam 3 Hari-Dini
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • CRS DHF Dan Demam Typhoid. RSMB
    CRS DHF Dan Demam Typhoid. RSMB
    Документ70 страниц
    CRS DHF Dan Demam Typhoid. RSMB
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Peritoneal TB
    Peritoneal TB
    Документ12 страниц
    Peritoneal TB
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • PRESKAS Tifoid - Jojo
    PRESKAS Tifoid - Jojo
    Документ32 страницы
    PRESKAS Tifoid - Jojo
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Preskas Fractur Jo Igd
    Preskas Fractur Jo Igd
    Документ13 страниц
    Preskas Fractur Jo Igd
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • BST Stroke
    BST Stroke
    Документ16 страниц
    BST Stroke
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • BST Ayu Dr. Apen
    BST Ayu Dr. Apen
    Документ31 страница
    BST Ayu Dr. Apen
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • CSS Peritoneal&perikarditis TB
    CSS Peritoneal&perikarditis TB
    Документ21 страница
    CSS Peritoneal&perikarditis TB
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Skizofrenia Paranoid
    Skizofrenia Paranoid
    Документ55 страниц
    Skizofrenia Paranoid
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Peritoneal TB
    Peritoneal TB
    Документ12 страниц
    Peritoneal TB
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет