Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MALARIA
Definisi
Plasmodium yang hidup dan berkembangbiak di dalam sel darah merah manusia.
Penyakit ini secara alami ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles betina.
hanya ditemukan pada beberapa provinsi seperti Lampung, Nusa Tenggara Timur
dan Papua.
Epidemiologi
15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian/ tahun pada penduduk Indonesia
Di Jawa dan Bali, terjadi fluktuasi dari angka kesakitan malaria yang
diukur dengan Annual Parasite Incidence (API) yaitu 0.95% pada tahun 2005
meningkat menjadi 0.19% tahun 2006 dan menurun lagi 0.16% tahun 2007.
Jumlah penderita positif malaria di luar Jawa Bali diukur dengan Annual
Malaria Incidence (AMI) menurun dari 24.75% pada tahun 2005, menjadi 23.98%
anopheles betina.
sporozoit yang berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran
darah dalam waktu ½ jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati
dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang
tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi akan menjadi
bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di sel
Merozoit yang berasal dari skizon sel hati akan pecah dan masuk ke
dalam peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah
merah, parasite tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-
merozoit keluar dan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut
siklus eritrositer.
3
hingga timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam. Masa inkubasi
prepaten adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai parasite dapat
Patogenesis
1. Demam
monosit atau limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin antara lain
TNF. TNF akan dibawa aliran darah ke hipotalamus yang merupakan pusat
pengatur suhu tubuh dan terjadi demam. Proses skizogoni pada keempat
waktu 36-48 jam, P.vivax/ovale 48 jam dan P.malariae 72 jam. Demam pada
2. Anemia
merah, sehingga anemia dapat terjadi pada waktu fase aktif maupun kronis.
menyerang sel darah merah tua yang jumlahnya 1% dari seluruh jumlah sel
darah merah. Sehingga anemia yang disebabkan oleh P.vivax, P.ovale dan
3. Splenomegali
4. Malaria Berat
Selain itu pada permukaan eritrosit yang terinfeksi akan membentuk knob
kapiler. Akibat proses ini akan terjadi proses penyumbatan pembuluh darah
- Serangan primer : keadaan mulai dari masa inkubasi dan mulai terjadi
paroksismal
- Relapse : berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih lama dari
waktu diantara serangan periodic dari infeksi primer yaitu setelah periode
yang lama dari masa laten (sampai 5 tahun). Biasanya terjadi karena
infeksi tidak sembuh atau oleh bentuk diluar eritrosit (hati) pada malaria
Diagnosis Malaria
1. Anamnesis
endemic malaria.
2. Selain hal diatas pada penderita malaria berat, dapat ditemukan keadaan
dibawah ini :
a. Gangguan kesadaran
c. Kejang-kejang
d. Panas tinggi
k. Tampak pucat.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Demam >37.5
8
c. Splenomegaly
d. Hepatomegaly
c. Tekanan darah sistolik < 70mmHg pada dewasa dan anak < 50mmHg
d. Frekuensi napas >35x/menit pada dewasa dan anak-anak > 40x/menit dan
f. Manifestasi perdarahan
hingga anuria).
i. Mata kuning/ikterik
k. Hepatosplenomegaly
l. Gagal ginjal
4. Laboratorium
Kepadatan parasit:
Semi kuantitatif:
besar
Kuantitatif:
hari berturut-turut
2. Bila sediaan tebal 3 harinya masih (-) bukan malaria. Rapid tes
diagnostik:
laboratorium.
Mengandung:
10
malariae.
HB dan Hct
Leukosit, trombosit
EKG
Foto toraks
Analisis CSF
Urinalisis.
A. Diagnosis Banding
1. Demam tifoid
Lidah kotor
11
Bradikardi relative
Leucopenia
Roseola
2. Demam dengue
Tornikuet (+)
Batuk, beringus
4. Leptospirosis ringan
Demam tinggi
Panas
Hilang kesadaran
Hemiparese/ hemiplegia
Tidak panas
3. Tifoid ensefalopati
4. Hepatitis
Urin the
5. Leptospirosis berat
Demam + ikterus
sampah)
8. DBD or DSS
Syok/ tidak
melena
Muntah sering
Komplikasi Malaria
1. Serebral malaria
Coma unrousable
2. Kejang
Penatalaksanaan Malaria
1. Malaria Falsiparum
aseksual
darah
Primakuin tidak boleh diberikan pada : ibu hamil, bayi < 1 tahun,
ditemukan keadaan :
seksual
Klorokuin
garam difosfat yang setara dengan 150 mg basa. Diberikan 1 kali per
hari selama 3 hari, dosis total 25 mg basa/kgbb (10, 10, 5 atau 10, 5, 5,
o MOA : bekerja terutama pada bentuk cincin besar dan tahap tropozoit
diserap oleh mulut, dan sangat cepat diserap secara subkutan atau
Primakuin
17
o Dosis Primakuin adalah 0,25 mg/kgbb per hari yang diberikan selam 14
half-life of 7 hours
o Kontraindikasi :
- ibu hamil,
ditemukan keadaan :
(mungkin resisten)
18
hari ke-15 s/d ke-28 (mungkin resisten, relaps, atau infeksi baru)
golongan umur.
2. Malaria malariae
berdasarkan Blantyre Coma Scale yairu <3 atau koma > 30 menit setelah
- Anemia berta (Hb < 5 gram% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung
- Gagal ginjal akut (urin < 400 ml/24 jam pada dewasa atau <1 ml/kgbb/jam
pada anak setelah dilakukan rehidrasi ; dengan kreatinin darah > 3 mg%)
- Gagal sirkulasi atau syok (sistolik < 70mmHg, pada anak tekanan nadi <
- Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat cerna dan/ atau disertai kelainan
- Kejang berulang >2 kali per 24 jam setelah pendinginan pada hipertermia
- Asidemia (pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L)
- Pengobatan simptomatik
hipertermia
Artesunat IV atau IM
Artemeter IM
Pencegahan
1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan
kelambu berinsektisida.
menyebar.
21
nyamuk.
8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang
abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops)
pemakan jentik.
10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau
sepanjang pantai.
Obat yang biasa digunakan adalah klorokuin difosfat, karena obat ini
Penduduk daerah endemis dan penduduk baru yang akan menetap tinggal,
bulan).
Prognosis
Indikator klinis :
Koma berat
Kejang berulang
Deserebrasi
Indikator laboratorium :
Leukositosis
PCV <20%
Antitrombin rendah
DAFTAR PUSTAKA