Вы находитесь на странице: 1из 8

p- ISSN : 2407 – 1846

TK- 014 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN JENIS MINYAK


LUMAS DASAR (BASE OIL) TERHADAP MUTU
PELUMAS MESIN

Rini Siskayanti1* dan Muhammad Engkos Kosim2


1,2
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadyah Jakarta,
Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510
*
Email : rininovar@gmail.com

ABSTRAK
Pelumas adalah zat kimia yang umumnya berupa cairan, yang diberikan di antara dua benda yang bergerak
dengan tujuan untuk mengurangi gaya gesek. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah pelumas
mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam. Pelumas mesin yang banyak beredar di pasaran saat ini
secara komersial adalah jenis pelumas dengan bahan dasar minyak mineral dan minyak sintetik. Semakin
banyaknya pilihan pelumas saat ini, tentunya akan membuat pemakai sedikit bingung, karena semua produsen
pelumas pasti mengatakan pelumas mereka yang paling bagus. Mutu dari minyak pelumas ini sangat ditentukan
oleh sifat fisika dan kimianya. Pada penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh perbedaaan jenis minyak
dasar (base oil) terhadap mutu dari suatu produk pelumas dengan melakukan uji karakteristik menggunakan
metode uji ASTM yaitu Indeks Viskositas (ASTM D2270), Titik Tuang (ASTM D97) dan Titik Nyala (ASTM
D92). Penelitian dilakukan dengan cara membuat pelumas mesin dengan berbagai kekentalan dengan
penambahan aditif yang sama, hanya saja jenis minyak lumas dasar (Base Oil) yang digunakan berbeda tetapi
tetap mengacu pada standar karakteristik pelumas yang diuji. Dari 5 sampel yang diuji yaitu DEO API CI-4 SAE
15W-40, PCMO API SN SAE 10W-40, MCO API SL SAE 10W-30, HO ISO VG 32, TO API TO-4 SAE 10W
menunjukkan bahwa semakin bagus atau semakin tinggi golongan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
pelumas maka semakin baik kualitasnya serta semakin lama waktu pemakaian dari pelumas tersebut.
Penggunaan minyak lumas dasar sintesis membuat kualitas pelumas menjadi lebih baik khususnya dari segi
Viskositas Indeks, Titik Tuang dan Titik Nyala.

Kata kunci : Mutu pelumas mesin ,Pelumas mineral, Pelumas sintetis, Minyak lumas dasar (Base Oil), ASTM
Pelumas.

ABSTRACT
Lubricants are chemicals that are generally liquid, provided between two moving objects in order to reduce
frictional forces. One of the most important uses of lubricants is the engine lubricant used in internal combustion
engines. The most widely circulated lubricant on the market today is a type of lubricant with mineral oil and
synthetic oils. The increasing choice of lubricants at this time, will certainly make the user a little confused,
because all lubricant manufacturers must say their best lubricants. The quality of this lubricant is greatly
determined by its physical and chemical properties. In this research we will see how the effect of base oil type to
the quality of a lubricant product by conducting characteristic test using ASTM test method, Viscosity Index
(ASTM D2270), Pour point (ASTM D97) and Flash Point (ASTM D92) . Research is done by making machine
lubricant with various viscosity with addition of same additives, just type of base oil (Base Oil) which used is
different but still refers to standard lubricant characteristic tested. Of 5 samples tested were DEO API CI-4 SAE
15W-40, PCMO API SN SAE 10W-40, MCO API SL SAE 10W-30, HO ISO VG 32, TO API TO-4 SAE 10W
indicated that the better high class of raw materials used in the manufacture of lubricants the better the quality
and the longer time of use of the lubricant. The use of basic lubricating oil synthesis makes the lubricant quality
to be better especially in terms of Viscosity Index, Pour Point and Flash Point.

Keywords : Engine Lubricant quality, Mineral Lubricant, Synthetic Lubricant Base Oil, Lubricant ASTM

PENDAHULUAN yang umumnya berupa cairan, yang diberikan


Salah satu komponen yang terpenting di antara dua benda yang bergerak dengan
dari kinerja sebuah mesin adalah minyak tujuan untuk mengurangi gaya gesek. Semua
pelumas atau oli. Pelumas adalah zat kimia, jenis pelumas pada dasarnya sama, yakni

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

berfungsi sebagai lapisan pelindung yang mengalami overheat hingga macet atau
memisahkan dua permukaan yang menyebabkan kerusakan pada silinder, piston,
berhubungan agar mesin berjalan mulus dan klep, lahar dan lainnya, seperti ketidakberesan
bebas gangguan. Pelumas juga berfungsi pompa oli, kebocoran saluran oli, dan bisa juga
mencegah goresan atau keausan. Juga sebagai karena faktor salah pemakaian jenis oli itu
pendingin mesin dari panas yang timbul akibat sendiri. Proses pembakaran dapat
gesekan dan penyekat. Pada mesin otomotif menimbulkan oksidasi sehingga menghadirkan
juga berfungsi sebagai detergen untuk kerak dan korosi pada logam. Oli berfungsi
melarutkan kotoran hasil pembakaran sehingga untuk membersihkan bagian-bagian mesin dari
turut membantu perawatan mesin. oksidasi dan mencegah terjadinya karat di
Pelumasan adalah tindakan dalam mesin. Selain itu, minyak pelumas
menempatkan pelumas antara permukaan yang sekaligus berfungsi sebagai pelicin jalan bagi
saling bergeser untuk mengurangi keausan dan komponen-komponen tersebut. Oli tidak hanya
friksi (Sukirno, 2010). Sistem pelumasan berfungsi melicinkan permukaan komponen
merupakan salah satu sistem utama pada mesin. Tetapi juga berfungsi sebagai pendingin
mesin. Pelumasan terhadap mesin digunakan sekaligus pembersih kotoran-kotoran yang
untuk menghindari terjadinya gesekan ditinggalkan akibat terjadinya gesekan
langsung antara logam dalam mesin,sehingga komponen tersebut.
tingkat keausan logam dan tingkat kerusakan Pelumas dibuat dengan mencampurkan
mesin dapat dikurangi. Perawatan secara bahan dasar (base oil) ditambah dengan zat-zat
berkala umur mesin menjadi lebih kimia tertentu atau yang biasa disebut aditif.
lama.Keadaan op-timum pelumasan logam Aditif berfungsi untuk meningkatkan mutu
dapat dicapai jika permukaan logam yang pelumas agar memenuhi standar kinerja.
bersentuhan dilapisi secara sempurna oleh Pelumas dibuat dari 70-90 % campuran
minyak pelumas, guna mendapatkan minyak minyak pelumas dasar dan ditambah dengan
pelumas yang sempurna. Karakteristik dan bahan aditif untuk meningkatkan sifat-sifatnya.
jenis oli yang digunakan harus diperhatikan Pelumas dasar dapat dikelompokkan menjadi 3
(Mujiman, 2011). (Askew 2004) yaitu :
Gesekan dan keausan yang terjadi dapat a) Minyak Mineral, merupakan satu
menyebabkan temperatur disekitar mesin jenis minyak yang banyak digunakan pada saat
meningkat dan akan terus meningkat. Apabila ini. Pelumas dasar ini merupakan hidrokarbon
gesekan ini tidak diatasi, akan mempengaruhi yang mengalami serangkaian proses
kinerja suatu mesin yang dapat menyebabkan pemurnian dan dapat digolongkan menjadi
berkurangya umur mesin dan kegagalan mesin. empat jenis, yaitu parafin, olefin, naftanik dan
Hal ini membawa kerugian pada suatu industri aromatik. Kandungan lain di dalam minyak
karena berpengaruh pada produktifitasnya dan mineral adalah sulfur, nitrogen dan logam.
pengeluaran biaya yang besar untuk perbaikan Keunggulan penggunaan minyak mineral
mesin. Cara kerja pelumas adalah dengan sebagai pelumas dasar adalah: (1) Harga
membentuk oil film pada permukaan yang murah (2) Daerah suhu operasi lebar, meliputi
saling bergesekan. Oil film yang terbentuk seluruh pemakaian dalam industri, mesin-
sangat berpengaruh pada temperatur yang mesin transportasi, alat-alat berat lain, (3)
dihasilkan. Pelumas yang baik adalah pelumas Penambahan bahan aditif dapat meningkatkan
yang tidak mudah mengalami perubahan mutu dan kinerja, (4) Tidak merusak bantalan
viskositas jika terjadi peningkatan temperatur. (5) Stabil selama penyimpanan (La Puppung
Keberhasilan sistem pelumasan pada suatu 1986).
mesin sangat diperlukan. Keberhasilan Kebutuhan minyak mineral meningkat,
pelumasan ditentukan oleh tiga aspek, yaitu sedangkan persediaan minyak bumi di dunia
jenis pelumas, jumlah pelumas, dan metode menipis karena bersifat tidak terbarukan.
pelumasan. Dengan pemilihan dan penggunaan Minyak bumi bersifat tidak terdegradasi karena
pelumasan yang tepat diharapkan dapat mengandung senyawa aromatik dan racun.
mengatasi gesekan dan keausan yang berlebih b) Minyak Nabati, pelumas dasar yang
sehingga dapat memperpanjang umur mesin berasal dari misalnya minyak kedelai, minyak
dan pengeluaran biaya jadi berkurang. sawit, minyak kelapa, minyak biji bunga
Besarnya gesekan bisa menyebabkan mesin matahari dan minyak biji jarak. Jika minyak

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

nabati dibandingkan dengan minyak mineral Flash point atau titik nyala merupakan
sebagai minyak pelumas dasar, terdapat suhu terendah pada waktu minyak pelumas
beberapa keunggulan, yaitu tingginya menyala seketika.
kemampuan pelumasan, tingginya indeks • Pour Point
viskositas, rendahnya kehilangan minyak Merupakan suhu terendah dimana suatu
karena penguapan, tingginya kemampuan cairan mulai tidak bisa mengalir dan kemudian
terdegradasi dan rendahnya kandungan racun. menjadi beku.
Minyak nabati sebagai pelumas dasar • Total Base Number (TBN)
mempunyai keterbatasan, yaitu rendahnya Menunjukkan tinggi rendahnya
stabilitas termal, hidrolitik, dan oksidatif, ketahanan minyak pelumas terhadap pengaruh
karena mengandung asam lemak tidak jenuh. pengasaman, biasanya pada minyak pelumas
Kelemahan ini dapat diatasi dengan baru (fresh oil). Setelah minyak pelumas
memodifikasi minyak tersebut dengan tersebut dipakai dalam jangka waktu tertentu,
menambahkan bahan aditif (USB 1997). maka nilai TBN ini akan menurun.
c) Minyak Sintetis, pelumas yang dibuat
dengan proses kimiawi dengan Kebutuhan akan pelumas di Indonesia saat ini
menggabungkan beberapa bahan aditif. Bahan terus meningkat seiring dengan
ini merupakan bahan kimia yang memiliki berkembangnya teknologi kendaraan bermotor
kemampuan lebih unggul daripada minyak serta mesin-mesin industri. Salah satu
mineral dalam semua sifat dasar yang penggunaan pelumas paling utama adalah
diperlukan, maka terbentuklah pelumas sintetis pelumas mesin yang dipakai pada mesin
(Nugroho 2005). Pelumas sintetis dapat pembakaran dalam. Minyak pelumas mesin
dikelompokkan dalam dua kelas, yaitu ester atau yang lebih dikenal sebagai oli mesin
organik dan hidrokarbon yang diolah secara memang banyak ragam dan macamnya.
sintetis, baik yang berasal dari petrokimia Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri
maupun oleokimia. Beberapa pelumas dasar yang membutuhkan oli yang tepat untuk
sintetis adalah polialfaolefin (PAO), ester menambah atau mengawetkan usia pakai (life
sintetis, seperti monoester, diester, esterphtalat, time) mesin. Pelumas mesin yang banyak
poliolester (POE), dan ester kompleks dan beredar di pasaran saat ini secara komersial
polialkilenglikol (PAG), yaitu polimer adalah jenis pelumas dengan bahan dasar
petrokimia hasil reaksi antara etilen oksida dan minyak mineral dan minyak sintetik. Pelumas
propilen oksida (Nugrahani, 2008). Umumnya, berbahan dasar minyak mineral berasal dari
pelumas sintesis mempunyai tingkat mutu minyak mentah yang biasanya terdiri dari
yang lebih tinggi dibanding pelumas mineral. senyawa parafin, naftalena, dan aromatik.
Minyak mineral ini memiliki sifat seperti tidak
Karakteristik Mutu Pelumas berwarna, transparan, tidak berbau, dan
Oli atau Minyak pelumas memiliki ciri- tersusun dari campuran senyawa organik
ciri fisik yang penting, antara lain : sederhana. Kelebihan dari minyak pelumas
• Viscosity berbahan dasar mineral adalah memiliki sifat
Viscosity atau kekentalan suatu minyak fisik dan kimia yang mudah dikontrol,
pelumas adalah pengukuran dari mengalirnya harganya murah dibandingkan minyak
bahan cair dari minyak pelumas, dihitung pelumas berbahan dasar sintetis, mudah
dalam ukuran standard. Makin besar dicampur dengan bahan aditif untuk
perlawanannya untuk mengalir, berarti makin menambah kualitas pelumas. Minyak pelumas
tinggiviscosity-nya, begitu juga sebaliknya. berbahan sintetis merupakan minyak pelumas
• Viscosity Index yang biasanya ditambah dengan senyawa
Tinggi rendahnya indeks ini kimia tertentu yang tidak ada dalam minyak
menunjukkan ketahanan kekentalan minyak mineral. Senyawa kimia yang molekulnya
pelumas terhadap perubahan suhu. Makin dirancang sesuai dengan molekul minyak
tinggi angka indeks minyak pelumas, makin mineral, dan biasanya ditambah dengan zat
kecil perubahan viscosity-nya pada penurunan aditif yang tujuannya meningkatkan kualitas
atau kenaikan suhu. pelumas. Kelebihan minyak pelumas sintetis
• Flash Point ini yaitu kestabilannya terhadap suhu tinggi
dan oksidasi cukup tinggi. Jangka waktu

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

penggunaan cukup lama, memiliki sifat


penguapan yang rendah, dan meningkatkan
kinerja berbagai mesin cukup tinggi. Mulai
Semakin banyaknya pilihan pelumas saat ini,
tentunya akan membuat pemakai sedikit
bingung, karena semua produsen pelumas pasti
mengatakan pelumas mereka yang paling Persiapan Bahan Baku
bagus. Konsumen sangat membutuhkan
produk pelumas yang bermutu tinggi dan
tersedia pada saat dibutuhkan. Mutu dari
minyak pelumas ini sangat ditentukan oleh Pencampuran aditif yang
sifat fisika dan kimianya. sama dengan bahan dasar
Pada penelitian ini akan dilihat berbeda
bagaimana pengaruh perbedaaan jenis minyak
dasar (base oil) terhadap mutu dari suatu
produk pelumas dengan melakukan uji
karakteristik. Uji karakteristik dilakukan di
Pengadukan
Laboratorium dengan pengujian fisika dan
kimia menggunakan metode uji ASTM yaitu sampel dengan
Viskositas pada suhu 40 ºC dan 100 ºC (ASTM pemanasan
D445), Indeks Viskositas (ASTM D2270),
Total base number (ASTM D2896), Titik
Tuang (ASTM D 97) dan Titik Nyala (ASTM Pengujian Sifat Fisika
D 92). Hasil yang ingin dicapai dari penelitian Kimia Pelumas
ini adalah mampu mengetahui mutu pelumas
mesin yang dibuat dari berbagai jenis bahan
dasar. Selain itu juga untuk mengetahui jenis
minyak lumas dasar (base oil) mana yang Pengamatan Hasil
paling baik dan efektif untuk digunakan dalam
proses pembuatan pelumas.
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan cara Selesai
membuat pelumas sesuai komposisi formula
yg dibutuhkan kemudian dilakukan pemanasan
di penangas (hot plate) sambil dilakukan
Gambar 1. Diagram alir penelitian
pengadukan dengan magnetic stirrer sampai
bahan baku tercampur homogen. Kemudian
dialkukan uji karakteristik pelumas dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan metode pengujian ASTM Bahan-bahan yang telah disiapkan
pelumas yaitu Viskositas pada suhu 40 ºC dan sebelumnya, kemudian ditimbang berdasarkan
100 ºC (ASTM D445), Indeks Viskositas formula produk pelumas yang diinginkan,
(ASTM D2270), Total base number (ASTM diaduk dengan kecepatan dan temperatur
D2896), Titik Tuang (ASTM D 97) dan Titik konstan sampai homogen (10 menit), lalu diuji
Nyala (ASTM D 92). kualitasnya pada parameter Viskositas
Kinematik pada suhu 40 ⁰C dan 100 ⁰C,
Penelitian yang akan dilakukan Viskositas Indeks, Titik Tuang, dan Titik nyala
dijelaskan melalui diagram alir berikut : pelumas tersebut.
Berikut hasil pengamatannya :

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Tabel 1. Data hasil pengujian sampel VI, Titik Tuang, Titik Nyala

No. Jenis Pelumas Viskositas Indeks Titik Tuang ( o C ) Titik Nyala ( o C )


Pelumas Pelumas Pelumas Pelumas Pelumas Pelumas
Mineral Sintetis Mineral Sintetis Mineral Sintesis
1 DEO API CI-4 144 165 -30 -30 212 222
SAE 15W-40
2 PCMO API SN 146 168 -30 -30 216 222
SAE 10W-40
3 MCO API SL 150 167 -36 -36 216 222
SAE 10W-30
4 HO ISO VG 32 110 140 -9 -9 228 240
5 TO API TO-4 107 138 --30 -30 224 236
SAE 10W

Keterangan :
DEO : Diesel Engine Oil
PCMO : Passanger Car Motor Oil
MCO : Motorcycle Oil
HO : Hydraulic Oil
TO : Transmisi Oi

1. Diagram hubungan antara Viskositas Indeks dengan Jenis Pelumas diuji pada pada beberapa
macam pelumas

Diagram hubungan antara Viskositas Indeks dengan Jenis Pelumas diuji


pada pada beberapa macam pelumas
180 165 168 167
160 146 150
144 140 138
140

120 110 107


Viskositas Indeks

100

80

60
40

20

0
DEO API CI-4 SAE PCMO API SN SAE MCO API SL SAE HO ISO VG 32 TO API TO-4 SAE
15W-40 10W-40 10W-30 10W

JENIS PELUMAS
Pelumas Mineral Pelumas Sintetis

Gambar 2 Diagram hubungan antara Viskositas Indeks dengan Jenis Pelumas

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

2. Diagram hubungan antara Titik Tuang dengan Jenis Pelumas diuji pada pada beberapa macam
pelumas

DEO API CI-4 PCMO API SN MCO API SL HO ISO TO API TO-4
SAE 15W-40 SAE 10W-40 SAE 10W-30 VG 32 SAE 10W

Gambar 3 Diagram hubungan antara Titik Tuang dengan Jenis Pelumas

3. Diagram hubungan antara Titik Nyala dengan Jenis Pelumas diuji pada pada beberapa macam
pelumas

Gambar 4 Diagram hubungan antara Titik Nyala dengan Jenis Pelumas

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Pembahasan Pelumas yang baik adalah pelumas yang


Dalam penelitian ini, beberapa macam memiliki nilai indeks viskositas yang tinggi
jenis pelumas dibandingkan kualitasnya pada karena pelumasannya akan berlangsung lebih
parameter Viskositas Indeks, Titik Tuang dan baik pada rentang perbedaan suhu yang lebih
Titik nyala. Dari masing – masing pelumas lebar. Dengan begitu fungsi pelumas tersebut
tersebut dibuat dalam dua versi yaitu pelumas sebagai media untuk mengurangi keausan akan
sintesis dan pelumas mineral untuk berjalan dengan baik.
membandingkan kualitasnya.
Pelumas Mineral adalah pelumas yang Titik Tuang (Pour Point)
dibuat dengan bahan baku minyak pelumas Titik tuang merupakan suhu terendah dimana
dasar mineral (Grup I dan II) dan pelumas suatu cairan mulai tidak bisa mengalir dan
sintesis adalah pelumas yang dibuat dari kemudian menjadi beku. Titik tuang perlu
minyak pelumas dasar sintesis (Grup III, IV, diketahui untuk minyak pelumas yang dalam
V). Grup I dan II dikatakan pelumas mineral pemakaiannya mencapai suhu yang dingin atau
karena minyak pelumas ini berasal dari minyak bekerja pada lingkungan udara yang dingin.
bumi tanpa ada penambahan senyawa-senyawa Apabila pelumas tersebut membeku saat
buatan. Sementara Grup III, IV dan V digunakan, maka akan berdampak fatal pada
dikatakan minyak pelumas dasar sintesis komponen mesin ataupun benda bergerak
karena dalam pembuatannya ditambahkan lainnya karena fungsi dari pelumas tersebut
senyawa-senyawa sintetis untuk meningkatkan tidak akan bekerja sama sekali.
kualitas minyak pelumas dasar tersebut. Pada gambar 3 menunjukan bahwa pelumas
Kualitas pada pelumas sintetis dan mineral sintesis lebih tahan terhadap suhu rendah
berbeda. Ini disebabkan karena perbedaan dibandingkan pelumas mineral. Pelumas
penggunaan minyak pelumas dasar sebagai sintesis bisa tahan sampai suhu –36 oC tentu
bahan baku pelumas tersebut. Dalam penelitian saja harus dikolaborasikan dengan Additive
ini pelumas sintesis menggunakan minyak Pour Point Depressant untuk bisa
pelumas dasar grup III, sedangkan pelumas mendapatkan titik tuang yang sangat rendah.
mineral menggunakan minyak pelumas dasar Pengaruh Minyak pelumas dasar terhadap
grup I. Semakin tinggi Golongan minyak ketahanan wujud pelumas terhadap suhu
pelumas dasar yang digunakan maka semakin rendah agar tidak membeku memang tidak
bagus pula kualitas minyak pelumas dasar terlalu signifikan. Karena memang sebagian
tersebut tentu saja semakin panjang pula usia besar dari minyak pelumas dasar sendiri akan
pakai dari pelumas tersebut. membeku pada suhu -15oC. Kinerjanya dibantu
oleh Additive Pour Point Depressant untuk
Viskositas Indeks bisa mencapai suhu < -15 oC.
Viskositas Indeks adalah Angka yang
menunjukan kualitas dari ketahanan viskositas Titik Nyala (Flash Point)
pelumas terhadap perubahan suhu. Semakin Titik nyala merupakan suatu keadaan uap
besar angka viskositas indeks maka semakin jenuh yang dihasilkan dari lajupenguapan
bagus pula kualitas pelumas tersebut. Dengan terendah di atas permukaan minyak pelumas
kata lain, Pelumas yang memiliki viskositas pada suhu tertentu dimana pada keadaan ini
Indeks yang tinggi adalah pelumas yang minyak lumas telah mampu terbakar sesaat
viskositasnya tidak mudah berubah karena (menyala) ketika bertemu dengan sumber
adanya perubahan suhu. panas yang berada dalam lingkungan
Terbukti pada penelitian ini, pada gambar 2 pelumas tersebut.
nilai viskositas indeks pada beberapa macam Pengukuran titik nyala sangat penting
pelumas sintesis lebih tinggi nilainya mengingat pelumas bekerja pada kondisi suhu
dibandingkan dengan pelumas mineralnya. yang panas seperti pada pelumas mesin. Titik
Karena minyak pelumas dasar sintesis lebih nyala tersebut menandakan sampai sejauh
stabil viskositasnya terhadap perubahan suhu mana pelumas tersebut dapat bekerja pada
yang membuat produk pelumas yang dibuat suhu yang tinggi. Pelumas yang baik adalah
dari minyak pelumas dasar sintesis ini akan pelumas yang memiliki nilai titik nyala yang
meningkat viskositas indeksnya dibandingkan tinggi.
dengan pelumas mineral

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Berdasarkan gambar 5.3, Titik nyala pelumas UCAPAN TERIMAKASIH


sintesis lebih tinggi nilainya dibandingkan Terima kasih kami ucapkan kepada :
dengan pelumas mineral karena pelumas Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat,
sintesis menggunakan bahan baku minyak Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
lumas dasar sintesis yang stabil dan tahan pada Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi
suhu tinggi. Pelumas dengan bahan baku Pendidikan Tinggi yang telah memberikan
minyak sintesis akan memiliki sifat penguapan biaya penelitian ini sesuai dengan Surat
yang rendah, sehingga tidak mudah menyala Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Hibah
pada suhu yang tinggi sekalipun. Penelitian Nomor 0404/K3/KM/2017 Tanggal
24 Mei
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian Askew MF. (2004). Bio-Lubricants-Market
kualitas minyak pelumas sintesis dan mineral Data Sheet: IENICA-Inforrm Project
pada beberapa jenis pelumas dapat Darmanto, (2011). Mengenal pelumas mesin.
disimpulkan bahwa : Momentum Jurnal, 6 (1).
 Penggunaan minyak lumas dasar sintesis Hanifuddin,M (2011). Analisa Kerusakan
membuat kualitas pelumas menjadi lebih Komponen Mesin Diesel Melalui Uji
baik khususnya dari segi Viskositas Fisika Kimia
Indeks, Titik Tuang dan Titik Nyala. Minyak Lumas API CF-4. Pusat Penelitian
 Semakin bagus atau semakin tinggi dan Pengembangan Teknologi Minyak
golongan bahan baku yang digunakan dan Gas Bumi LEMIGAS.
dalam pembuatan pelumas maka semakin Marotrao, T. K. (2012). Physical Properties of
baik kualitasnya serta semakin lama waktu Oil Blend and Their effects on
pemakaian dari pelumas tersebut. Lubrication Properties. 2249–8974.
Mujiman. (2011). Pengukuran Nilai Viskositas
Saran Oli MESRAN SAE 10-SAE50 Untuk
Perlu dilakukan pengujian lanjutan Pendingin Transformator Distribusi
terhadap pelumas sintesis menggunakan bahan dengan Penampil LCD. Jurnal
baku minyak lumas dasar grup IV dan V untuk Teknologi Technoscientia, 4(1), 1979-
bisa menyimpulkan lebih baik lagi perbedaan 8415.
dari masing-masing pelumas yang Nugrahani, R.A., (2007). Perancangan Proses
menggunakan bahan baku minyak lumas dasar Pembuatan Pelumas Dasar Sintetis Dari
grup IV dan V dibandingkan dengan minyak Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
lumas dasar Grup I,II dan III. melalui Modifikasi Kimiawi. Disertasi
lagi perbedaan dari masing-masing pelumas Program Doktor. IPB
yang menggunakan bahan baku minyak lumas Nugroho A. (2005). Ensiklopedi Otomotif.
dasar grup IV dan V dibandingkan dengan Penerbit Gramedia Pustaka Utama :
minyak lumas dasar Grup I,II dan III. Jakarta.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017

Вам также может понравиться