Вы находитесь на странице: 1из 8

PEMANFAATAN TANAMAN LOKAL PADA PEMBELAJARAN

BIOLOGI UNTUK PENINGKATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Dessi Endriyani
Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5 Malang. E-mail: dessiendriyani@yahoo.com

Pendahuluan

Perkembangan globalisasi baik secara langsung maupun tidak langsung


memberikan dampak pada dunia pendidikan. Globalisasi memungkinkan terjadinya
pertukaran pengetahuan hingga budaya yang tidak terbatas yang akan membawa
dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak negative yang
mengkhawatirkan generasi muda yaitu adanya pergaulan bebas. Selain
perkembangan globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan, ekonomi bahkan
budaya sudah semakin meningkat. Akan tetapi, seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan, ekonomi, dan budaya, membuat sikap baik dilupakan. Sebagai contoh
semakin maraknya kasus korupsi bahkan tindakan criminal sudah tidak jarang lagi
terjadi. Hal ini dikarenakan kurangnya nilai-nilai karakter pada diri seseorang.

Salah satu cara pendidikan Indonesia untuk melindungi generasi muda dari
dampak negative perkembangan globalisasi yaitu melalui penerapan pendidikan
karakter. Pendidikan karakter diharapkan mampu menjadi bekal generasi muda
menghadapi perkembangan zaman. Saat ini, pendidikan karakter menjadi bahasan
utama dibidang pendidikan mengingat karakter merupakan pilar penting dalam
kehidupan berbangsa (Hidayati dkk, 2014). Pendidikan karakter di dunia
pendidikan Indonesia saat ini sudah sejalan dengan diterapkan kurikulum 2013.
Dimana, pembelajaran kurikulum 2013 menekankan pada ketercapaian ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pendidikan karakter merupakan suatu usaha untuk
mengembangakan moral social (Chowdhury, 2016). Sehingga diharapkan
pendidikan harus mampu menciptakan generasi yang cerdas dan berkarakter baik.
Karakter merupakan suatu sikap yang dapat mencerminkan jati diri
seseorang. Karakter adalah suatu nilai-nilai etika baik seperti menghargai,
menghormati, bertanggung jawab, jujur, adil dan peduli yang ada pada diri
seseorang yang relatif stabil (Machin, 2014). Karakter dapat dibelajarkan dalam
pendidikan secara formal, nonformal, bahkan informal. Pendidikan informal
memiliki peranan utama dalam pengembangan karakter anak. Akan tetapi, sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal juga memiliki peranan penting dalam
pengembangan karakter anak. Dimana proses pembelajaran seharusnya tetap
menjunjung tinggi pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan pendidikan
budi pekerti yang lebih kompleks dimana dalam penerapannya melibatkan aspek
pengetahuan, perasaan, dan tindakan (Setyaningrum, 2011). Sehingga
pembelajaran mempunyai nilai tidak sekadar menyampaikan ilmu pengetahuan
tetapi juga mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan disetiap mata pelajaran salah


satunya biologi. Dimana, biologi dikenal sebagai ilmu yang berkaitan erat dengan
makhluk hidup. Pembelajaran biologi sangat mendukung pembelajaran kontesktual
untuk mempermudah pemahaman siswa. Ada beberapa media yang dapat
digunakan dalam pembelajaran biologi misalnya media realia, media peraga, media
interaktif, dan sebagainya. Pembelajaran dengan media realia merupakan suatu cara
untuk menerapkan pembelajaran kontekstual. Salah satu media realia yang sangat
mungkin digunakan sebagai sumber pembelajaran yaitu tumbuhan. Mengingat
Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi untuk digunakan
sebagai sumber belajar. Penggunaan media realia tanaman sebagai media belajar
juga dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Mengingat,
pembelajaran biologi memiliki potensi untuk mengembangkan nilai karakter siswa.
Pembelajaran biologi dengan pendekatan kontestual yang mengintegrasi
pendidikan karakter mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
siswa (Machin, 2014). Sehingga berdasarkan paparan tersebut, perlu dikaji lebih
mendalam tentang pemanfaatan tanaman local pada pembelajaran biologi untuk
peningkatan pendidikan karakter.
Pembahasan

1. Pendidikan Karakter

Karakter merupakan suatu watak pada diri seseorang terkait pemahaman,


kepedulian, dan tindakan mengenai suatu etika yang dibentuk sejak lahir dan
adanya pengaruh lingkungan. Lingkungan dapat berasal dari lingkungan keluarga,
lingkungan bermain, bahkan lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi
perkembangan karakter seseorang. Pendidikan karakter merupakan pendidikan
nilai, budi pekerti, moral, watak yang diharapkan menjadi jati diri peserta didik
untuk bertindak baik, dapat memberikan keputusan baik-buruk, serta mewujudkan
kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati (Ridlo & Irsadi, 2012).
Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik dapat memiliki kepribadian
yang cerdas secara emosional yang mampu diwujudkan dalam perilaku terpuji.
Mengingat kecerdasan pikiran saja tidak cukup untuk membekali peserta didik
menghadapi perkembangan zaman saat ini.

Salah satu lingkungan yang dapat meningkatkan pendidikan karakter yaitu


sekolah. Sekolah sebagai pusat pendidikan diharapkan dapat mencetak generasi
yang unggul dalam intelek maupun kepribadian. Penerapan pendidikan karakter di
sekolah bukan hanya tanggung jawab guru BK, guru kewarganegaraan, ataupun
guru agama. Akan tetapi, pendidikan karakter menjadi tanggung jawab semua guru
mata pelajaran untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Nilai karakter yang
dapat dikembangkan selama proses pembelajaran yaitu jujur, tanggung jawab,
sopan, hormat, berani, peduli, dan sebagainya. Penerapan pendidikan karakter
dalam suatu pembelajaran tidak terlepas dari tiga hal utama yaitu perencanaan,
manajemen, dan pengajaran (Julaiha, 2014). Tahap perencanaan mencakup
pembuatan silabus, RPP, persiapan media, dan bahan pembelajaran yang tentunya
tidak terlepas dari integrasi pendidikan karakter.

Hal yang perlu diingat dalam pendidikan karakter yaitu dimana peserta
didik tidak sekadar tau mengenai perbuatan yang terpuji, akan tetapi mampu
melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter yang diharapkan
bukan sekadar mengajarkan baik dan buruk, akan tetapi lebih dari itu dimana
pendidikan karakter harus dapat ditanamkan menjadi suatu kebiasaan mengenai hal
baik sehingga peserta didik paham benar mana yang benar dan yang salah, serta
mampu menilai dan menerapkan kebaikan apa yang bisa dilakukan (Julaiha, 2014).
Menjadikan siswa dengan perilaku karakter baik, tidak cukup sekadar
menyampaikan teori, akan tetapi dibutuhkan suatu tindakan nyata yang tidak cukup
dilakukan dalam hitungan jam. Sehingga diperlukan kesabaran, kesungguhan, dan
konsistensi dalam mengembangkan nilai-nilai karakter baik dalam suatu
pembelajaran.

2. Tanaman Potensi Lokal

Potensi local merupakan segala sumber daya yang asli dimiliki oleh suatu
daerah. Potensi local yaitu kemampuan atau daya baik sumber daya alam, manusia,
geografis, budaya maupun historis pada suatu tempat yang dapat dikembangkan
(Ahmadi, dkk., 2012). Biologi sebagai ilmu yang memperlajari mengenai makhluk
hidup tidak akan terlepas dari alam sekitar. Akan tetapi, kenyataanya pembelajaran
biologi saat ini masih terpaku pada penggunaan buku teks dan kurang dalam
memanfaatkan potensi local. Hal ini terlihat ketika guru-guru masih belum banyak
berkarya dalam mengembangkan handout, modul, atau LKS biologi yang berbasis
potensi local (Suratsih, 2006) serta hanya mengutamakan buku teks pelajaran
sebagai pedoman dalam pembelajaran (Lihawa, 2014).

Pendidikan berbasis potensi local merupakan suatu proses pemanfaatan


masyarakat dan lingkungan sekitar sebagai langkah awal mengajarkan konsep-
konsep mata pelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai
dengan kurikulum (Sribekti, dkk., 2016). Salah satu potensi local yang cocok
digunakan dalam pembelajaran biologi yaitu tanaman mengingat kita tahu potensi
tanaman di Indonesia sangat melimpah. Dimana hal ini sangat sesuai untuk
dimanfaatkan dalam pembelajaran biologi di SMA untuk KD 3.8 tentang
pengelompokkan Plantae. Potensi tanaman local ini dapat digunakan sebagai
sumber materi penyusunan bahan ajar atau sebagai media pembelajaran. Media
pembelajaran biologi yang paling sesuai yaitu media realia dimana dengan media
realia peserta didik dapat melihat dan tahu secara langsung objek yang sedang
dipelajari. Pembelajaran yang terbaik didapat dari suatu pengalaman, dimana proses
pembelajaran tidak sekadar menguasai konsep, melainkan jauh lebih penting dari
itu yaitu proses dan sikap ilmiah yang harus dikuasi peserta didik (Baharuddin,
2007).

Pembelajaran biologi dengan memanfaatkan potensi local memungkinkan


terjadinya pembelajaran secara kontekstual yang akan lebih bermakna bagi peserta
didik. Dimana, peserta didik dapat belajar secara langsung mengenai objek yang
dipelajari dan diharapkan mampu menerapkapkan suatu gagasan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan menekankan pembelajaran kontekstual, pendidikan berbasis
potensi local mampu meningkatkan prestasi akademik, meningkatkan interaksi
siswa dengan masyarakat, meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, dan
menciptakan rasa untuk menjaga dan melestarikan (Sitorus, 2017). Tanaman
potensi local dapat mendukung pembelajaran kontekstual dimana peserta didik
dapat mengetahui secara langsung mengenai habitat, karakteristik, bahkan dapat
menganalisis peranan dalam kehidupan. Sehingga dengan pengamatan langsung
mengenai tanaman potensi local mampu mendukung pembelajaran yang bermakna
bagi peserta didik.

Suatu hal yang tidak kalah penting yaitu pembelajaran dengan memanfaatkan
tanaman local mampu meningkatkan keterampilan abad 21 mengani berpikir kritis,
kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Model pembelajaran inkuiri kolaboratif
dengan memanfaatkan tanaman potensi local mampu meningkatkan nilai kognitif,
afektif, psikomotor, dan kemampuan kolaboratif siswa (Langgeng, dkk., 2017).
Sehingga, dapat dikatakan bahwa pembelajaran biologi dengan memanfaatkan
tanaman local sangat sesuai dengan tuntutan kurikulum saat ini.

3. Hubungan Pemanfaatan Tanaman Lokal Pada Pembelajaran Biologi


dengan Pendidikan Karakter
Sekolah sebagai tempat pengembangan pendidikan karakter salah satunya
dapat dilakukan melalui pembelajaran biologi. Dimana, mengingat pembelajar
biologi sebagai salah satu subsistem pendidikan nasional dinilai sangat mendukung
pembentukan karakter siswa (Setyaningrum, 2011). Biologi sebagai salah satu ilmu
yang berkaitan erat dengan memanfaatkan tanaman local sebagai sumber belajar
memiliki keterkaitan erat dengan peningkatan pendidikan karakter pada siswa.
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran biologi dapat
memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa dengan kegiatan memahami,
menginternalisasi, dan mengaktualisasi selama proses pembelajaran (Machin,
2014).

Salah satu contoh pembelajaran pada materi plantae yang dapat


memanfaatkan tanaman potensi local dan pengintegrasian nilai karakter. Pada
pembelajaran plantae diperlukan proses pengamatan terhadap sejumlah tanaman
yang dapat dijumpai siswa. Selama proses pengamatan ciri morfologi tanaman local
pengembangan nilai-nilai karakter juga dapat diintegrasikan seperti ketelitian,
kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab. Selain itu, ketika pengamatan dilakukan
dalam pembentukan kelompok maka nilai karakter saling menghormati, santun
dalam berkomunikasi, dan kerjasama yang baik juga dapat dikembangkan sebagai
nilai karakter yang baik. Seseorang yang sedang belajar biologi dengan melakukan
pengamatan penelitian akan terdidik untuk mengembangkan karakter sebagai
seorang peneliti yang jujur, teliti, punya integritas, visioner, terbuka, objektif
terhadap kebenaran, kooperatif dengan orang lain dan memiliki jiwa pembelajar
yang tinggi (Setyaningrum, 2011).
Pembelajaran biologi dengan memanfaatkan tanaman potensi local juga
dapat meningkatkan nilai religius siswa dimana siswa mampu mensyukuri
kebesaran Allah SWT. melalui ciptaan-Nya yang begitu sempurna. Selain itu juga
dapat meningkatkan rasa kepeduliaan siswa terhadap lingkungan untuk menjaga
dan melestarikan segala potensi local. Model pembelajaran dengan memanfaatkan
tanaman potensi local dapat mengasah kepeduliaan siswa akan potensi yang ada di
daerahnya sehingga mampu menimbulkan rasa untuk melestarikan,
membudayakan, mengembangkan potensi, serta memiliki rasa bangga terhadap apa
yang dimiliki oleh daerahnya (Langgeng, dkk., 2016). Hal ini dapat dibelajarkan
dengan cara ketika selesai menggunakan tanaman sebagai media realia
pembelajaran siswa kemudian menanam kembali ketika tanaman itu masih
mungkin untuk hidup. Sehingga kesadaran siswa akan pentingnya menjaga
lingkungan dan makhluk ciptaan Allah SWT dapat selalu dikembangkan.

Penutup
Kesimpulan
Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang harus dikembangkan pada
diri pesertas didik saat ini. Pendidikan karakter bukan sekadar teori yang
menyatakan mengenai suatu hal baik dan buruk. Akan tetapi, pendidikan karakter
yang benar-benar menjadi jati diri dan kepribadian baik bagi peserta didik. Salah
satu tempat pengembangan pendidikan karakter yaitu di sekolah melalui kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran biologi sebagai salah satu mata pelajaran yang sangat
cocok dalam pengintegrasian pendidikan karakter terutama dengan memanfaatkan
tanaman potensi local.

Saran

Perlu dilakukan kajian lebih mendalam mengenai hubungan pembelajaran


biologi dengan memanfaatkan tanaman potensi local dengan peningkatan
pendidikan karakter. Selain itu, diperlukan penelitian lebih mendalam terkait studi
literature ini.
Daftar Rujukan

Budur, E.L. 2013. Integrasi Pendidikan Karakter Melalui Inkuiri Dengan Lesson
Study Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan
Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII SMPN I Singosari. Jurnal
Pendidikan Sains. 1(2): 171-177.
Chowdhury, M. 2016. Emphasizing Morals, Values, Ethics, And Character
Education In Science Education And Science Teaching. The Malaysian
Online Journal of Educational Science. 4(2): 1-16.
Hidayati, A., M. Zaim., Kasman, R., Darmansyah. 2014. The Development Of
Character Education Curriculum For Elementary Student In West Sumatera.
International Journal of Education and Research. 2(6): 189-198.
Langgeng, Sajidan, Baskoro A. 2017. Pengembangan Dan Implementasi Model
Pembelajaran Inkuiri Kolaboratif Dengan Memanfaatkan Potensi Lokal
Pada Materi Tumbuhan Lumut Dan Paku. Jurnal Inkuiri. 6(1): 1-12.
Julaiha, Siti. 2014. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran.
Dinamika Ilmu. 2(14): 226-239.
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter Dan
Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia. 3(1): 28-35.
Ridlo, S., Andin, I. 2012. Pengembangan Nilai Karakter Konservasi Berbasis
Pembelajaran. Jurnal Penelitian Pendidikan. 29(2): 145-154.
Setyaningrum, Y., Husamah. 2011. Optimalisasi Penerapan Pendidikan Karakter
Di Sekolah Menengah Berbasis Keterampilan Proses: Sebuah Perspektif
Guru Ipa-Biologi. Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Pendidikan. 1(1): 69-
81.
Sitorus, H.H., Hasruddin., Syahmi, E. 2017. The Influence of Inquiry Learning
Model on Student’s Scientific Attitudes in Ecosystem Topic at MTs. Daarul
Hikmah Sei Alim (Islamic Junior High School) Asahan. International
Journal of Humanities Social Sciences and Education (IJHSSE). 4(11): 170-
175.
Sribekti, A., Ibrohim, Arif H. 2016. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dan
Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Selorejo
Menggunakan Perangkat Pembelajaran Ekosistem Berbasis Inkuiri
Terbimbing Dengan Sumber Belajar Waduk Lahor. Jurnal Pendidikan.
8(1). 1575-1580.

Вам также может понравиться