Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dessi Endriyani
Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5 Malang. E-mail: dessiendriyani@yahoo.com
Pendahuluan
Salah satu cara pendidikan Indonesia untuk melindungi generasi muda dari
dampak negative perkembangan globalisasi yaitu melalui penerapan pendidikan
karakter. Pendidikan karakter diharapkan mampu menjadi bekal generasi muda
menghadapi perkembangan zaman. Saat ini, pendidikan karakter menjadi bahasan
utama dibidang pendidikan mengingat karakter merupakan pilar penting dalam
kehidupan berbangsa (Hidayati dkk, 2014). Pendidikan karakter di dunia
pendidikan Indonesia saat ini sudah sejalan dengan diterapkan kurikulum 2013.
Dimana, pembelajaran kurikulum 2013 menekankan pada ketercapaian ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pendidikan karakter merupakan suatu usaha untuk
mengembangakan moral social (Chowdhury, 2016). Sehingga diharapkan
pendidikan harus mampu menciptakan generasi yang cerdas dan berkarakter baik.
Karakter merupakan suatu sikap yang dapat mencerminkan jati diri
seseorang. Karakter adalah suatu nilai-nilai etika baik seperti menghargai,
menghormati, bertanggung jawab, jujur, adil dan peduli yang ada pada diri
seseorang yang relatif stabil (Machin, 2014). Karakter dapat dibelajarkan dalam
pendidikan secara formal, nonformal, bahkan informal. Pendidikan informal
memiliki peranan utama dalam pengembangan karakter anak. Akan tetapi, sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal juga memiliki peranan penting dalam
pengembangan karakter anak. Dimana proses pembelajaran seharusnya tetap
menjunjung tinggi pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan pendidikan
budi pekerti yang lebih kompleks dimana dalam penerapannya melibatkan aspek
pengetahuan, perasaan, dan tindakan (Setyaningrum, 2011). Sehingga
pembelajaran mempunyai nilai tidak sekadar menyampaikan ilmu pengetahuan
tetapi juga mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter.
1. Pendidikan Karakter
Hal yang perlu diingat dalam pendidikan karakter yaitu dimana peserta
didik tidak sekadar tau mengenai perbuatan yang terpuji, akan tetapi mampu
melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter yang diharapkan
bukan sekadar mengajarkan baik dan buruk, akan tetapi lebih dari itu dimana
pendidikan karakter harus dapat ditanamkan menjadi suatu kebiasaan mengenai hal
baik sehingga peserta didik paham benar mana yang benar dan yang salah, serta
mampu menilai dan menerapkan kebaikan apa yang bisa dilakukan (Julaiha, 2014).
Menjadikan siswa dengan perilaku karakter baik, tidak cukup sekadar
menyampaikan teori, akan tetapi dibutuhkan suatu tindakan nyata yang tidak cukup
dilakukan dalam hitungan jam. Sehingga diperlukan kesabaran, kesungguhan, dan
konsistensi dalam mengembangkan nilai-nilai karakter baik dalam suatu
pembelajaran.
Potensi local merupakan segala sumber daya yang asli dimiliki oleh suatu
daerah. Potensi local yaitu kemampuan atau daya baik sumber daya alam, manusia,
geografis, budaya maupun historis pada suatu tempat yang dapat dikembangkan
(Ahmadi, dkk., 2012). Biologi sebagai ilmu yang memperlajari mengenai makhluk
hidup tidak akan terlepas dari alam sekitar. Akan tetapi, kenyataanya pembelajaran
biologi saat ini masih terpaku pada penggunaan buku teks dan kurang dalam
memanfaatkan potensi local. Hal ini terlihat ketika guru-guru masih belum banyak
berkarya dalam mengembangkan handout, modul, atau LKS biologi yang berbasis
potensi local (Suratsih, 2006) serta hanya mengutamakan buku teks pelajaran
sebagai pedoman dalam pembelajaran (Lihawa, 2014).
Suatu hal yang tidak kalah penting yaitu pembelajaran dengan memanfaatkan
tanaman local mampu meningkatkan keterampilan abad 21 mengani berpikir kritis,
kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Model pembelajaran inkuiri kolaboratif
dengan memanfaatkan tanaman potensi local mampu meningkatkan nilai kognitif,
afektif, psikomotor, dan kemampuan kolaboratif siswa (Langgeng, dkk., 2017).
Sehingga, dapat dikatakan bahwa pembelajaran biologi dengan memanfaatkan
tanaman local sangat sesuai dengan tuntutan kurikulum saat ini.
Penutup
Kesimpulan
Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang harus dikembangkan pada
diri pesertas didik saat ini. Pendidikan karakter bukan sekadar teori yang
menyatakan mengenai suatu hal baik dan buruk. Akan tetapi, pendidikan karakter
yang benar-benar menjadi jati diri dan kepribadian baik bagi peserta didik. Salah
satu tempat pengembangan pendidikan karakter yaitu di sekolah melalui kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran biologi sebagai salah satu mata pelajaran yang sangat
cocok dalam pengintegrasian pendidikan karakter terutama dengan memanfaatkan
tanaman potensi local.
Saran
Budur, E.L. 2013. Integrasi Pendidikan Karakter Melalui Inkuiri Dengan Lesson
Study Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan
Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII SMPN I Singosari. Jurnal
Pendidikan Sains. 1(2): 171-177.
Chowdhury, M. 2016. Emphasizing Morals, Values, Ethics, And Character
Education In Science Education And Science Teaching. The Malaysian
Online Journal of Educational Science. 4(2): 1-16.
Hidayati, A., M. Zaim., Kasman, R., Darmansyah. 2014. The Development Of
Character Education Curriculum For Elementary Student In West Sumatera.
International Journal of Education and Research. 2(6): 189-198.
Langgeng, Sajidan, Baskoro A. 2017. Pengembangan Dan Implementasi Model
Pembelajaran Inkuiri Kolaboratif Dengan Memanfaatkan Potensi Lokal
Pada Materi Tumbuhan Lumut Dan Paku. Jurnal Inkuiri. 6(1): 1-12.
Julaiha, Siti. 2014. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran.
Dinamika Ilmu. 2(14): 226-239.
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter Dan
Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia. 3(1): 28-35.
Ridlo, S., Andin, I. 2012. Pengembangan Nilai Karakter Konservasi Berbasis
Pembelajaran. Jurnal Penelitian Pendidikan. 29(2): 145-154.
Setyaningrum, Y., Husamah. 2011. Optimalisasi Penerapan Pendidikan Karakter
Di Sekolah Menengah Berbasis Keterampilan Proses: Sebuah Perspektif
Guru Ipa-Biologi. Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Pendidikan. 1(1): 69-
81.
Sitorus, H.H., Hasruddin., Syahmi, E. 2017. The Influence of Inquiry Learning
Model on Student’s Scientific Attitudes in Ecosystem Topic at MTs. Daarul
Hikmah Sei Alim (Islamic Junior High School) Asahan. International
Journal of Humanities Social Sciences and Education (IJHSSE). 4(11): 170-
175.
Sribekti, A., Ibrohim, Arif H. 2016. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dan
Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Selorejo
Menggunakan Perangkat Pembelajaran Ekosistem Berbasis Inkuiri
Terbimbing Dengan Sumber Belajar Waduk Lahor. Jurnal Pendidikan.
8(1). 1575-1580.