Вы находитесь на странице: 1из 6

I.

TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mahasiswa diharapkan terampil membuat reagen yang memenuhi standar secara kwalitas
maupun kuantitas
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Mahasiswa diharapkan mempu membuat reagen NaCl 0,85%

II. PRINSIP
Ditimbang , dilarutkan, dan disterilisasi.

III. DASAR TEORI


Larutan fisiologis adalah larutan yang digunakan untuk mengencerkan.Contoh pada
analisis mikrobiologi,contohnya adalah garam fisiologis (0,85 % NaCl).Natrium klorida juga
dikenal dengan garam dapar atau halit adalah senyawa kimia dengan rumus molekul
NaCl.Senyawa ini adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstraseluler pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama dari garam
dapur,natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan.
Sodium klorida atau Natrium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang
memiliki tingkat osmotic tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih recalsitran
kedudukan sebagai media inhibitoryang berfungsi menghambat proses metabolism benih
sehingga perkecambahan pada benih resalsitran dapat terhambat.
Natrium klorida adalah garam yang berbentuk Kristal,atau bubuk berwarna putih.NaCl
dapat larut dalam air tetapi tidak dapat larut dalam alcohol.NaCl juga merupakan senyawa kimia
yang berlimpah di alam.
NaCl digunakan dalam proses kimia untuk skala besar produksi senyawa yang
mengandung sodium dan khalar. Pada waktu proses elektrolisis secara besar besaran
diperkenalkan ,telah dapat dibuat bermacam-macam senyawa dengan bahan baku NaCl,
misalnya Asam klorida, Natrium karbonat,Ntrium sulfit,dan senyawa lain.
Garam fisiologis atau phsiologi zoic (pz) biasanya digunakan untuk pengganti aquades
saat pengecatan,untuk larutan infuse,untuk pengenceran dan pengawetan suatu zat.

IV.ALAT DAN BAHAN


 ALAT
1. Neraca analitik 4. Magnetic stirrer
2. Spatel/sendok 5. Gelas ukur
3. Gelas beaker 6. Erlenmeyer
7. Batang pengaduk
8. Autoclave
 BAHAN
1. Aluminium foil
2. Kapas berlemak
3. Benang pulung
4. Aquadest
5. Bubuk Sodium Chloride
V.CARA KERJA
A. cara kerja pertama
1. Ditimbang bubuk sodium chloride sebanyak 2,125 gram pada gelas beaker dengan
menggunakan neraca analitik
2. Kemudian bubuk tersebut dilarutkan dengan 250 ml aquadest
3. Dipindahkan kedalam Erlenmeyer kemudan Erlenmeyer ditutup dengan kapas berlemak
dan aluminium foil.
4. Dilarutkan hingga larut sempurna dengan stirrer magnetic
5. Larutan tersebut disterilisasi dengan autoclave pada suhu 121ᴼ selama 15 menit.
6. Setelah disterilisasi, reagen siap untuk digunakan.
B. Cara kerja kedua
Pembuatan Larutan Fisiologis
1. Ditimbang 0.8 gram NaCl dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer 100ml.
2. Dilarutkan dengan 100ml air, lalu dihomogenkan
3. Dipanaskan di hot plate sambil diaduk hingga larutan mendidih.
4. Ditutup dengan alumunium foil.
5. Disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 800oC selama 20 menit.
C. Cara pembuatan larutan hipertonis dan hipotonis
Dalam praktikum Tekanan Osmotik ini, dilakukan dua tahap pengerjaan. Tahap pertama
ialah pembuatan larutan hipotonis, isotonis dan hipertonis. Pada pembuatan larutan hipotonis,
digunakan garam NaCl sebanyak 0,3 gr yang kemudian dilarutkan dalam 100ml air akuades
sehingga menghasilkan larutan hipotonis 0,3%.Setelah itu, larutan di tuangkan ke dalam botol
kaca dengan bantuan corong. Pada pembuatan larutan isotonis, digunakan garam NaCl sebanyak
0,9 gr yang kemudian dilarutkan dalam 100 ml air akuades sehingga menghasilkan larutan
hipotonis 0,9%.Setelah itu, larutan di tuangkan ke dalam botol kaca dengan bantuan corong.
Sedangkan pada pembuatan larutan hipertonis, digunakan garam NaCl sebanyak 10 gr yang
kemudian dilarutkan dalam 100 ml air akuades sehingga menghasilkan larutan hipotonis
10%.Setelah itu, larutan di tuangkan ke dalam botol kaca dengan bantuan corong.
VI. HASIL PENGAMATAN
Larutan NaCl yang telah dilarutkan berwarna bening transparan, dan tanpa endapan.

Gambar Reagen PZ 0,85 % di dalam erlenmeyer berwarna bening transparan.

Metode kerja sel berplamolisis dan berkrenasi

A. Tujuan
Mengamati proses terjadinya plasmolisis pada sel tumbuhan seta krenasi pada sel hewan
B. Alat dan Bahan

1. Mikroskop cahaya
2. Gelas benda dan gelas penutup
3. Silet
4. Stopwatch
5. Kertas saring
6. Jarum franke
7. Bawang merah
8. Daun Rhoeo discolor
9. Larutan Gula
10. Akuades
11. Alkohol
12. Kapas
13. Cawan Peti
C. Cara Kerja

1. Plasmolisis
a. Sayatlah permukaan bagian bawah daun (bagian yang berwarna ungu merah) daun Rhoeo
discolor. Sayatlah setipis mungkin.
b. Ambil sayatan tersebut dan letakkan pada gelas benda yang sudah ditetesi dengan air.
Selanjutnya tutp sayatan daun pada gelas benda dengan gelas penutup.
c. Gambarlah Bentuk sel yang di amati
d. Larutkan sukrosa dalam cawan peti. Rendamlah sayatan Rhoeo discolo ke dalam larutan gula
0.3 M selama kurang lebih 5 menit. Untuk membuat larutan gula 0,3 M, larutkan 5,4 gram gula
ke dalam 100 ml akuades
e. Ambil sayatan dan letakkan sayatan yang telah direndam pada gelas benda . Selanjutnya,
tutup sayatan tersebut dengan gelas penutup dan amati dengan mikroskop.
f. Gambarlah bentuk sel yang di amati

2. Krenasi
a. Ambil darah dari jari manis dengan menggunakan lanset atau jarum Frank. Teteskan darah
pada 2 buah gelas benda masing-masing 1 tetes.
b. Bersihkan luka dengan kapas dan alkohol 70% agar tidak terjadi infeksi.
c. Tambahkan 1 tetes larutan air pada gelas benda pertama. Tutuplah gelas benda tersebut dengan
gelas penutup, kemudian amati menggunakan mikroskop. Gambarlah bentuk sel darah tersebut.
d. Tambahkan 2 tetes larutan gula 0,3 M pada gelas benda kedua. Diamkan selama kurang lebih 5
menit. Setelah itu tutuplah gelas benda dengan gelas penutup kemudian amati menggunakan
mikroskop.
e. Bandingkan gambar/bentuk sel darah sbelum dan sesudah ditetesi larutan gula 0,3 M.
D. Teori Dasar
Plasmolisis adalah kondisi dimana suatu sel tumbuhan diletakkan di larutan garam
terkonsentrasi (hipertonik). Akibatnya cairan yang ada di dalam sel keluar dari sel, sehingga
tekanan sel terus berkurang sampai di suatu titik dimana membran sel terlepas dari dinding sel.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau
larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel
epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan
jelas.Plasmolisis dapat mudah diamati pada sel bawang merah ataupun daun Rhoe-discolor yang
direndam pada larutan sukrose dengan konsentrasi tertentu.
Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel
setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. Secara
etimologi, krenasi berasal dari bahasa Latin crenatus.
Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan dengan konsentrasi
yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis (difusiair) menyebabkan
pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai
akibatnya, sel mengecil.
1. Plasmolisis
Menurut pengamatan yang kami lakukan, daun Rheoe discolor yang sebelum ditetesi air
struktur sel masih terlihat normal. Berbeda dengan daun Rheoe discolor yang telah ditetesi
larutan air gula 0,3 M dan daun didiamkan selama 5 menit, bentuk struktur sel berubah karena
membran terlepas dari dinding sel.
2. Krenasi
Menurut pengamatan yang kami lakukan terhadap setetes darah yang diambil dari jari manis
tangan, kami melihat struktur sel terlihat normal, terdapat membran, sitoplasma, dan inti sel.
Berbeda dengan setetes darah yang ditambahkan dengan larutan gula 0,3 M dan didiamkan
selama 5 menit. Bentuk sel-se nampak terlihat tidak beraturan. Hal tersebut karena sel
mengalami pengerutan.

Вам также может понравиться