Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dikelilingi oleh lautan yang luas. Laut sebagai tempat hilirnya aliran air memiliki
tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas air. Salah satu penyebabnya
yaitu adanya cemaran dari logam berat yang bersifat toksik dan tidak dapat
menganalisis logam berbahaya dalam suatu sampel baik secara kualitatif maupun
Adsorpsi adalah proses yang terjadi pada permukaan zat pada yang
pada permukaan zat tersebut. Makin rendah kelarutan suatu zat organik didalam
air, makin mudah diadsorpsi dari larutannya. Hal yang sama makin kurang suatu
senyawa organik makin mudah teradsorpsi dari larutan yang bersifat polar ke
permukaan yang non polar. Adsorpsi secara umum adalah proses pengumpulan
substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan oleh permukaan zat atau benda
penyerapan. Proses perlekatan dapat saja terjadi antara cairan dan gas padatan
B. Tujuan Praktikum
C. Prinsip Percobaan
dengan volume yang bervariasi pada setiap sampel yang akan di ukur
absorbansinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
deteksinya rendah, mudah, akan tetapi kelemahannya adalah perlu perlakuan awal
tampak (UV-VIS) secara umum berdasarkan pembentukan warna antara analit dan
(Purwanto,2012).
kolorimetri, salah satunya untuk penentuan kadar ion logam dalam sampel
untuk sampel berwarna, yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat
tiosianat yang berwarna merah. Selain itu, telah dikembangkan metode tes kit
tiosianat yang didasarkan pada pembentukan kompleks besi (III) tiosianat yang
berwarna merah pada konsentrasi 1-30 ppm. Penentuan waktu optimum reaksi
2015).
Metode adisi standar adalah salah satu metode standardisasi yang dapat
dengan cara menambahkan larutan standar ke dalam sampel. Sinyal analitik seri
(Sulistyaningrum,2014).
oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain
asam nitrat, asam sulfat, asam perklorat, dan asam klorida. Kesemua pelarut
destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang
menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau
senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam yang
stabil dan disimpan selama beberapa hari. Pada umumnya pelaksanaan kerja
(Kristianingrum,2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Pipet volum 10 mL pipet
volume 25 mL, Filler, Gelas ukur 10 mL, Gelas kimia 100 mL, Labu ukur 50 mL,
Labu ukur 100 mL, Pipet tetes, Tabung reaksi, Botol semprot, dan spatula.
2. Bahan
B. Prosedur Kerja
sampel.
sampel.
PEMBAHASAN
penyerapan sinar tampak oleh suatu larutan berwarna. Senyawa tak berwarna
standar dengan cuplikan yang dibuat pada keadaan yang sama , dimana
jumlah cahaya yang diserap (A) berbanding lurus dengan konsentrasi larutan,
konvensional.
dua atau lebih sejumlah volume tertentu dari sampel dipindahkan ke dalam
labu takar. Satu larutan diencerkan sampai volume tertentu kemudiaan larutan
sejumlah larutan standar tertentu dan diencerkan seperti pada larutan yang
penentuan presisi, akurasi dan batas deteksi. Tahap awal yang dilakukan yaitu
analisis dengan teknik adisi standar sama dengan teknik kurva standar, dimana
nm)
V Absorbansi
0 475 0,025
0,5 475 0,068
1 475 0,074
1,5 475 0,337
2 475 0,386
2,5 475 0,393
0.5
0.45 y = 0.1747x - 0.0045
R² = 0.8703
0.4
0.35
0.3
0.25 Series1
0.2 Linear (Series1)
0.15
0.1
0.05
0
-0.05 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
y = 0,1747x - 0,0045
R² = 0,8703
a. Penentuan nilai x
X pada konsentrasi 0
y = 0,1747x - 0,0045
0,025 + 0,0045= 0,1747x
0,0295 = 0,1747x
X = 0,0295/ 0,1747
X = 0,16886
X pada konsentrasi 1
y = 0,1747x - 0,0045
0,068 = 0,1747x - 0,0045
0,068 + 0,0045 = 0,1747x
0,0725 = 0,1747x
X = 0,0725/0,1747
X =0,415
X pada konsentrasi 2
y = 0,1747x - 0,0045
y = 0,1747x - 0,0045
0,337 = 0,1747x - 0,0045
0,337 + 0,0045 = 0,1747x
0,3415 = 0,1747x
X = 0,3415/0,1747
X =1,95478
X pada konsentrasi 4
y = 0,1747x - 0,0045
0,386 = 0,1747x - 0,0045
0,386 + 0,0045 = 0,1747x
0,3905 = 0,1747x
X = 0,3905/0,1747
X =2,32526
X pada konsentrasi 5
y = 0,1747x - 0,0045
0,393 = 0,1747x - 0,0045
0,393 + 0,0045 = 0,1747x
0,3975 = 0,1747x
X = 0,3975/0,1747
X =2,27533
M1 V1 = M2 V2
M2 = 0,0 ppm
Untuk volume 0,5 mL
M1 V1 = M2 V2
50 ppm.mL
M2 =
25mL
M2 = 2 ppm
M1 V1 = M2 V2
100 ppm.mL
M2 =
25mL
M2 = 4 ppm
M1 V1 = M2 V2
150 ppm.mL
M2 =
25mL
M2 = 6 ppm
Untuk volume 2 mL
M1 V1 = M2 V2
2 mL x 100 ppm = M2 x 50 mL
200 ppm.mL
M2 =
25mL
M2 = 8 ppm
M1 V1 = M2 V2
250 ppm.mL
M2 =
25mL
M2 = 10 ppm
0,025 x0,0
=
0,025 0,025
0
= = 0 ppm
0
0,05
= = 1.19048 ppm
0,043
Untuk volume 1 mL
0,025 x 4
=
0,074 0,025
0,1
= = 2,04082 ppm
0,049
0,025 x6
=
0,337 0,025
0,15
= = 0,48077 ppm
0,312
Untuk volume 2 mL
0,025 x8
=
0,386 0,025
0,2
= = 0,55402 ppm
0,361
0,025 x10
=
0,393 0,0025
0,025
=
0,368
= 0,06793 ppm
∑(𝑦𝑖 − 𝑦)2
𝑠𝑦/𝑥 = √
𝑛−2
0,001849+0,002401+0,097344+0,130321+0,135424
=√
4
0,363435
=√
4
= √0,09085875
= 0,3014
Presisi
Simpangan Baku
( Xi X ) 2
Sb =
N 1
(0 0,149)2 (0,0407 0,149)2 (0,0294 0,149)2 (0,0271 0,149)2 (0,0274 0,149)2 (0,0252 0,149)2
5
= √0,0186
= 0,136
Koefisien Variasi
s tan dardeviasi
KV = x 100 %
X
0,136
= x 100 %
0,149
= 91,27 %
Akurasi
𝜇−x
ketepatan = × 100 %
𝜇
0,425−0,149
= × 100 %
0,425
= 64,75
Kristianingrum , S.(2012). Kajian berbagai proses destruksi sampel dan
efeknya. Prosiding Seminar Nasional Peneliti. Universitas Negeri Yogyakarta.