Вы находитесь на странице: 1из 15

PEDOMAN PEMROSESAN PERALATAN PASIEN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JATI PADANG
Jl. Raya Ragunan Nomor 16-17, Jakarta Selatan
Telpon : (021) 22784448 Faksimile : (021) 22784446
Email : rsudjatipadang@gmail.com
1. PENDAHULUAN
a. Sterilisasi mempunyai fungsi utama adalah melaksanakan proses sterilisasi,
penerimaan dan pendistribusian semua alat yang membutuhkan kondisi steril
untuk pembedahan dan lain-lain.
b. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
yang dapat dilakukan secara kimia atau fisika oleh karena itu sterilisasi memiliki
peran yang sangat strategis dan mendukung pelayanan medik dalam
penyembuhan / pengobatan pada pasien dengan menggunakan peralatan rumah
sakit. Sterilisasi juga dapat menunjang pengendalian infesksi di Rumah Sakit
Umum Daerah Jati Padang.

2. PENGERTIAN ISTILAH
a. Antiseptik adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan
membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
b. Autoclave adalah suatu alat / mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uap bertekanan tinggi.
c. Bacillus Subtilisa adalah mikroorganisme yang dapat membentuk spora dan
digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi Etilen Oksida (ETO).
d. Bioburden adalah jumlah mikroorganisme pada benda yang terkontaminasi.
e. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemaran
mikroorganisme atau subtansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk
penanganan yang lebih lanjut.
f. Desinfeksi adalah proses inaktifaksi mikroorganisme melalui proses / sistem
termal (panas) atau kimia.
g. Goggle adalah alat proteksi mata.
h. Indikator kimia adalah suatu alat yang berbentuk strip atau tipe yang menandai
terjadinya pemaparan sterilan pada alat yang disterilkan, yang ditandai dengan
perubahan warna.
i. Indikator mekanik adalah suatu alat penunjuk : suhu, tekanan, waktu dll pada
mesin sterilisasi untuk mengetahui mesin berjalan normal atau tidak.
j. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit dimana pada
saat masuk rumah sakit tidak ada tanda / gejala atau tidak dalam inkubasi
k. Lumen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada kateter, jarum suntik,
maupun pembuluh darah.
l. Poit of use : Menunjang pemakaian alat.
m. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora /
endospora.
n. Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk
spora / endospora melalui cara kimia atau fisika.
o. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteritas dapat mensterilkan.
p. Termokopel adalah sepasang kabel termo - elektrik untuk mengukur perbedaan
suhu dan digunakan untuk mengkalibrasi suhu pada mesin sterilisasi.

3. STRUKTUR ORGANISASI

Kepala Bidang
Penunjang Medis

CSSD (Central Steril Tim Pencegahan dan


Supply Department) Pengendalian Infeksi

Staff Pelaksana
Sterilisasi
a. Uraian tugas
1. Tugas Staf Pelaksana
Tugas dari pelaksana sterilisasi adalah melaksanakan tugas-tugas operasional
dari pelayanan sterilisasi mulai dari penerimaan instrumen kotor, pencucian
instrumen kotor, packing, sterilisasi instrumen, pendistribusian sampai dengan
pendokumentasian.
Adapun tugas-tugas pelaksana secara rinci :
1. Menerima instrumen kotor dan instrumen yang terinfeksi dari tiap-
tiap unit dan dicatat dibuku ekspedisi.
2. Mengetahui fungsi serah terima instrumen sehingga tidak terjadi
kesalahan waktu penerimaan instrumen kotor. Mengerti
menggunakan cairan deterjen dan desinfektan sesuai dengan
petunjuk penggunaanya.
3. Dapat melaksanakan pencucian instrumen secara manual dan
mekanikal secara benar sehingga instrumen menjadi bersih.
4. Melakukan setting / paking instrumen dengan baik dan benar
sesuai prosedur.
5. Mengetahui isi set instrumen yang akan dibuat.
6. Memahami jenis-jenis pembungkusan instrumen yang akan
disterilkan.
7. Dapat mengoperasikan mesin sterilisasi, pengering dan sealing
secara baik dan benar.
8. Melakukan monitoring dari proses sterilisasi.
9. Dapat melakukan perbaikan kecil terhadap instrumen maupun
mesin.
10. Menyerahkan alat instrumen steril sesuai serah terima instrumen
kotor yang disterilkan.
11. Melakukan pencatatan instrumen di buku.
12. Mencatat permintaan instrumen baru di buku permintaan.
13. Membuat laporan serah terima.
14. Mengerti dan mampu melaksanakan pendokumentasian.
15. Membuat laporan serah terima penerimaan instrumen baru dari
tiap unit.
16. Membuat laporan bulanan pemakaian instrumen tiap-tiap unit.
17. Dapat memberikan pelatihan tentang sterilisasi
18. Tugas Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah
untuk mengawasi proses sterilisasi peralatan pasien agar
tercegah dari HAIs

2. Kualifikasi Tenaga
a. D3 dibidang kesehatan, minimal lulusan SMU / SMK / SPK.
b. Berpengalaman kerja di kamar operasi / sterillisasi minimal 3 tahun
c. Dapat melakukan pengetikan dan menggunakan komputer secara baik.

4. ALUR KERJA STERILISASI

Serah Terima / Pencucian / Pembersihan


Pencatatan / Dekontaminasi

Sortir Instrumen Pengeringan Instrumen

Packing Instrumen Pemberian Label

Penyimpanan Instrumen
Sterilisasi
Steril

Distribusi Instrumen Steril


5. PERAN STERILISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JATI PADANG
a. Peran Sterilisasi
Peran dari Sterilisasi di Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang adalah:
1. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien.
2. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar operasi
maupun ruangan lainnya.
3. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan yang aman dan efektif.
4. Mempertahankan stok inventori yang memadai untuk keperluan perawatan pasien.
5. Mempertahankan standar yang telah ditetapkan.
6. Mendokumentasikan setiap aktifitas pembersihan, desinfeksi, maupun sterilisasi
sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu.

b. Aktifitas Fungsional Sterilisasi


Alur aktifitas fungsional sterilisasi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Serah terima instrumen kotor : menerima instrumen medis, baik terkontaminasi
maupun tidak terkontaminasi yang akan dicuci dari unit terkait.
2. Pencucian instrumen : pencucian instrumen dilakukan secara manual.
3. Pengeringan : pengeringan dilakukan secara manual.
4. Penyortiran : menyortir instrumen yang layak pakai maupun tidak layak pakai
5. Packing instrumen : membungkus instrumen dengan linen atau wipak medical roll
yang akan disterilkan dengan mesin sterilisasi.
6. Pemberian etiket / label : setiap kemasan harus mempunyai etiket yang menjelaskan
nama set & isi set instrumen tersebut, tanggal steril, tanggal kadaluarsa dan disertai
dengan tanda tangan petugas sterilisasi.

c. Pensterilan instrumen :
1. Pensterilan instrumen dengan cara manual : mensterilkan dengan cara
mendesinfeksi tingkat tinggi yang menggunakan kimia desinfektan.
2. Pensterilan dengan alat bertemperatur tinggi (Hot Air Sterilization)

d. Penyimpanan instrumen
1. Penyimpanan instrumen harus diperhatikan kondisi ruangannya dengan suhu 18c -
22ᵒ C.
2. Ruangan penyimpanan kering dan tidak lembab (35 % - 75%).
3. Penyimpanan bebas serangga.
4. Penerangan memadai.
5. Ventilasi dengan sistem tekanan positif.
6. Dinding dengan lantai terbuat dari bahan halus dan kuat sehingga
mudah dibersihkan.
7. Jarak lemari penyimpanan dari lantai 15-25 cm dan dari langit – langit 45 cm serta
dari dinding 5 cm
8. Alat steril tidak disimpan dekat wastafel atau saluran pipanya.

e. Distribusi
1. Instrumen yang akan dikirim dicatat di buku ekspedisi tanggal dan paraf sterilisasi
dan unit terkait.
2. Instrumen yang dikirim, dicatat dalam buku ekspedisi dan ditindak lanjuti melalui
telpon (khusus untuk kamar bedah)

6. TATA LAKSANA PENANGANAN INSTRUMEN / PERALATAN MEDIS DI STERILISASI.


a. Tatalaksana.
1. Semua instrumen yang akan disterilkan di sterilisasi harus diserah terima antara
petugas pengantar dan penerima.
2. Instrumen yang turun harus dihitung sesuai dengan nama dan jumlah instrumen
oleh kedua belah pihak.
3. Semua instrumen yang dikirim ke sterilisasi harus dicatat dibuku ekspedisi dan
ditandatangani oleh petugas sterilisasi dan unit lainnya.
4. Jika menurunkan instrumen set, isinya harus sesuai dengan isi set yang tertera
didalam label.

b. Penanganan instrumen di sterilisasi.


1. Instrumen kotor terkontaminasi yang ada dikantong plastik kuning langsung
didokumentasi.
2. Instrumen kotor bisa dikantong plastik putih langsung dimasukan ke dalam
rendaman enzymatic detergent.
3. Instrumen dicuci secara manual.
4. Instrumen dikeringkan.
5. Instrumen disortir dan dipilih sesuai set yang akan dibuat.
6. Instrumen diberi label dan dimonitoring (indikator eksternal, indikator internal).
7. Instrumen disterilkan sesuai prosedur.

c. Pendistribusian instrumen steril ke unit yang membutuhkan


1. Pendistribusian instrumen diambil langsung oleh petugas dan dicatat didalam
buku serta ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2. Instrumen steril dimasukan kedalam lemari penyimpanan instrumen steril.

d. Dekontaminasi.
1. Dekontaminasi adalah proses fisika atau kimia untuk membersihkan benda-
benda yang mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi
kehidupan, sehingga aman untuk proses selanjutnya.
2. Tujuan dari proses dekontaminasi ini adalah untuk melindungi pekerja rumah
sakit yang bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui
proses dekontaminasi dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh
mikrooganisme pada alat-alat kesehatan.
Caranya :
 Petugas memakai alat pelindung diri (masker, penutup kepala dll)
 Siapkan wadah / tempat yang terbuat dari plastik untuk rendaman cairan
desinfektan.
 Kumpulkan semua instrumen.
 Rendam instrumen dengan larutan glutaraldehida.
 Tutup wadah / tempat perendaman instrument.
 Waktu perendaman ±10 menit untuk semua organisme yang patogen.
±25 untuk TB dan untuk tingkat spora dibutuhkan perendaman ±10 jam.
 Angkat rendaman instrumen dan bilas dengan air bersih yang mengalir.
 Keringkan semua instrumen.
 Instrumen yang telah kering telah siap untuk diset, distribusikan atau
disimpan ditempat bersih.
 Instrumen yang setelah didekontaminasi harus dicuci sampai bersih.
e. Pencucian
Pencucian instrumen adalah suatu proses pembersihan / menghilangkan semua
partikel yang kelihatan dan hampir semua partikel yang tidak kelihatan pada instrumen
/ peralatan medis.
1. Cara manual
Tujuan untuk menjamin kebersihan instreumen yang akan dicuci agar tidak
terjadi infeksi nosokomoial. Sebelum dilakukan pencucian instrumen terlebih dahulu
direndam dengan enzymatic detergent untuk melarutkan sisa lemak, protein, darah
maupun fokus atau dapat juga dimulai dengan membilas dengan air keran yang
mengalir untuk melepas partikel kotor.
Caranya :
 Petugas memakai alat pelindung diri.
 Siapkan wadah rendaman yang terbuat dari plastik
 Instrumen kotor direndam dengan larutan desinfektan selama ±10 menit.
 Angkat instrumen dari rendaman lalu dicuci dan dibilas dengan air bersih
mengalir.
 Setelah dicuci dan dibilas. Lalu dikeringkan.

2. Mencuci Secara Mekanis


Mencuci Secara Mekanis adalah sutu proses pencucian instrumen secara
sistematis dengan menggunakan mesin cuci instrumen yang berguna untuk
meningkatkan produktivitas, lebih bersih dan aman bagi pekerja.
Tujuan menjamin kebersihan instrumen yang akan dicuci agar tidak terjadi infeksi
nosokomial.
Caranya :
 Petugas memakai alat pelindung diri (masker, apron, penutup kepala dll).
 Buka semua engsel instrumen medik yang kotor.
 Instrumen yang kotor ditempatkan didalam tray berlubang.
 Masukan tray tersebut kedalam mesin cuci.
 Setelah proses pencucian selesai keluarkan tray instrumen dari mesin cuci.

f. Penggunaan Desinfektan.
 Penggunaan desinfektan harus sesuai label dan instruksi produsen.
 Cara mengaktifkan produk, berapa lama efektifitasnya, dan apakah bisa
dipakai ulang sesuai dengan rekomendasi dari produsen alat yang akan
desinfeksi.
 Mikroorganisme apa saja yang dapat dibunuh dengan zat tersebut, berapa
lama waktu dan suhu yang dibutuhkan.
 Cara menggunakan produk dengan aman.
 Hindari kontak langsung dengan produk, baik dalam bentuk cairan maupun
serbuk dengan kulit membran mukosa dan mata.
 Pakailah alat pelindung diri, seperti apron masker sarung tangan tutup kepala
dll.
 Cara penyimpanan dan pembuangan limbah cair.
 Desinfektan yang dipakai Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang.

g. Sortir Instrumen
Tujuan dari sortir instrumen :
 Untuk memastikan kelayakan instrumen dapat dipakai
atau tidak.
 Untuk menentukan instrumen yang akan dipacking dengan kemasan linen atau
pouches.
Caranya:
 Instrumen disortir yang layak pakai
 Instrumen yang telah disortir setiap unit di set menurut jenisnya.
 Instrumen setelah di set siap untuk di packing

h. Packing Instrumen ada 3 cara


 Packing memakai pouches (plastik packing) untuk pensterilan dengan
mesin.
 Instrumen yang akan dipacking ada 2 macam :
 Packing pouches roll yang harus dipotong dan dipress dengan mesin
press
 Packing menggunakan wrapping paper.
Caranya :
 Instrumen terlebih dahulu mana yang perlu untuk dipacking dengan
pouches.
 Instrumen yang akan dipacking bisa menggunakan pouches roll atau
wrapping paper
 pouches roll yang telah dipotong lalu dipress dengan mesin pres.
 Instrumen yang telah dipacking dengan pouches diberi label, indikator tape
dan ditulis tanggal dan kadaluarsa.
 Instrumen yang telah siap dipakai dalam keadaan packing.
 Packing dengan menggunakan kain pembungkus untuk pensterilan dengan
mesin.
 Instrumen yang sudah di set di bungkus dengan menggunakan kain
pembungkus.
 Pembungkusan instrumen yang sudah di set di lakukan 2 kali.

i. Pemberian etiket (label tanggal kadaluarsa)


Instrumen yang akan di sterilkan dengan mesin autoclave harus menggunakan etiket /
tanggal kadaluarsa, yang fungsinya untuk mengetahui bahwa instrumen tersebut
dengan keadaan steril / tidak melebihi batas waktu yang telah di tetapkan.

j. Sterilisasi
Strerilsasi adalah suatu proses penghancuran semua bentuk mikroorganisme
termasuk spora / endospora melalui cara kimia / fisika.

k. Penyimpanan Instrumen
 Penyimanan Instrumen untuk penyimanan instrumen steril disimpan di rak susun
khusus penyimpanan instrumen steril.
 Instrumen dari tiap unit-unit terkait disimpan dirak susun / lemari distribusi.

l. Distribusi
Instrumen yang didisrtibusikan ke unit terkait dicatat di buku ekspedisi tanggal dan
paraf kedua belah pihak.

7. MENTORING DAN EVALUASI PROSES STRELISASI


Dalam menerapan mutu terbaik untuk hasil proses sterilisasi maka Sterilisasi Rumah
Sakit Umum Daerah Jati Padang menerapkan mekanisme monitoring dan evaluasi
yang ketat yaitu dengan melakukan proses pemantauan dengan memakai :
a. Indikator Mekanik
Indikator mekanik adalah bagian dari mesin sterilisasi seperti table dan
indikator suhu maupun tekanan menunjukan apakah alat / mesin
sterilisasi bekerja dengan baik.
Untuk pengukuran temperatur dan tekanan merupakan fungsi penting
dari sistem monitoring sterilisasi, maka bila indikator mekanik berfungsi
dengan baik, akan memberikan infomasi segera mengenai temperatur,
tekanan, waktu dan berfungsi fungsi mekanik lainnya dari alat sterilisasi.

b. Indikator Kimia
Indikator Kimia adalah indikator yang menandai terjadinya paparan
sterilisasi pada obyek yang disterlilkan dngan adanya perubahan warna.
c. Indikator Interdinal.
Indikator internal berbentuk strip dan pemakaiannyan diletakkan dalam
kemasan yang akan disterilkan. Indikator ini bermanfaat memberikan
informasi bahwa barang didalam kemasan telah melewati proses
sterilisasi, yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada indikator
rumah sakit terebut.

8. SARANA DAN FISIK PERALATAN


a. Lokasi Sterilisasi
Lokasi Sterilisasi Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang terletak di lantai
6.
b. Perencanaan dan Pengadaan Instrumen Medis
Perencanaan dan pengadaan instrumen medis di Sterilisasi Rumah Sakit
Umum Jati Padang dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
 Perencanaan dan pengaadan instrumen fixed asset
Perencanaan dan pengadaan instrumen fixed asset di Sterilisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang perlu direncanakan
dalam bentuk anggaran atau budget pertahun dan akan
dievaluasi ditahun berikutnya. . Permintaan pengadaan
instrumen dilakukan dengan cara mengisi form permintaan yang
ditanda tangani oleh koordinator unit rumah sakit yang
kemudian disertakan bagian pembelian untuk proses lebih
lanjut.
 Perencaanan dan pengadaan instrumen consumable (kebutuhan
instrumen rutin sehari-hari).
Perencanaan dan pengadaan instrumen consumable di
Sterilisasi Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang dengan cara
:
A. Instrumen yang distok di gudang Rumah Sakit Umum
Daerah Jati Padang dengan cara mengisi Form SPPB
(Surat Permohonan Permintaan Barang) yang
ditandatangani oleh pemohon (staf pelaksana) dan
disetujui oleh koordinator unit dan disertakan ke bagian
gudang. Contoh : alat tulis kantor.
B. Instrumen yang distok dibagian farmasi rumah sakit
dengan cara mengisi from SPPB (Surat Permohonan
Permintaan Barang) yang ditandatangani oleh pemohon
(staf pelaksana) dan disetujuin oleh kepala unit dan
diserahkan kebagian farmasi. Contoh : Kassa, kapas,
cairan desinfektan, alkohol dll.
C. Instrumen yang tidak di stok di gudang maupun di
farmasi, permohonan permintaan dilakukan dengan cara
mengisi form permintaan pembelian (purchase request)
yang ditandatangani oleh pemohon (staf pelaksana) dan
disetujui oleh kepala unit dan manager rumah sakit yang
kemudian diserahkan kembali ke bagian pembelian
untuk diproses lebih lanjut. Contoh : Instrumen.

c. Peralatan yang ada di Sterilisasi Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang
yaitu Hot Air Sterilizer Elektromag M 3025 p

d. Pemeliharaan Mesin Sterilisasi


Pembersihan mesin sterilisasi dilakukan secara rutin setiap harinya. Untuk
Pembersihan berkala dan pemeliharaan khusus di laksanakan sesuai
dengan jadual service mesin oleh pihak teknisi atau oleh pihak produsen
yang memiliki mesin tersebut.
e. Kalibrasi mesin Sterilisasi
Kalibrasi mesin secara preodik dilakukan sesuai dengan intruksi dari
produsen mesin di Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang. Kalibrasi
mesin dilakukan oleh orang yang berwenang (pihak produsen mesin).
Alasan mesinsSterilisasi dilakukan kalibrasi adalah untuk menjamin bahwa
mesin sterilisasi bekerja dengan baik, efektif dan sesuai dengan standar
kelayakan.
f. Pendokumentasi Service Sterilisasi
Setiap mesin strilisasi yang sudah dilakukan servis oleh pihak produsen
mesin harus tercatat.
g. Alat Pelindung Diri
Sterilisasi Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang dilengkapi dengan alat
pelindung diri seperti apron (tidak tembus air), penutup kepala, masker, ear
muff, sarung tangan plastik dan goggle. Untuk alat pelindung diri yang
disposable (penutup kepala, masker, sarung tangan, ear muff) setelah
pemaikan segera dibuang.

9. PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA DI STERILISASI


Salah satu tujuan diadakannya pendidikan dan pelatihan tentang Sterilisasi adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga-tenaga yang berkerja di
Sterilisasi dan petugas memiliki bekal dan kemampuan secara profesional yang
memungkinkan petugas mampu menciptakan hasil kerja yang optimal untuk kepentingan
pasien maupun rumah sakit.
Pendidikan bagi petugas dapat dilakukan dengan melalui pendidikan formal maupun non
formal dan pelaksanaannya menggunakan kurikulum yang baku, sehingga mutu pelatihan
dapat dipertanggung jawabkan.
Program pendidikan dan pelatihan untuk penanggung jawab sterilisasi rumah sakit lebih
bersifat manajerial sedangkan untuk staf rumah sakit lebih bersifat teknis.

10. DOKUMEN TERKAIT


SPO Dekontaminasi
SPO Peralatan Perawatan Pasien
11. DAFTAR PUSTAKA
a. Buku paduan Sterilisasi modern Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta (E.Taufik
Hidsyat)
b. Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik tahun 2006.

Вам также может понравиться