Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Berdasarkan data riwayat persalinan, bayi Ny. R dilahirkan secara SC atas


indikasi PEB dan Kala II memanjang, Oleh karena itu, Bayi Ny. R mengalami
asfiksia neonatorum. Dari hasil pemeriksaan, didapatkan apgar score ¾ dan bayi
mengalami retraksi.
Menurut Mohctar (2008), faktor risiko terjadi asfiksia neonatorum adalah
faktor ibu seperti hipertensi dalam kehamilan dan faktor persalinan seperti kala
II memanjang .
2. Diagnosa pada kasus ini ditegakkan melalui pemeriksan fisik dimana
didapatkan Apgar score ¾, HR 150 kali/ menit , saturasi 85%, ada retraksi
dinding dada, pernafasan cuping hidung (+), sianosis (+), pucat. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa asfiksia neonatorum ditandai dengan skor apgar kurang dari
7/8, sianosis, pucat, pernafasan cuping hidung, dan retraksi suprasternal dan
intrkostal. Berdasarkan klasifikasinya, pada kasus ini bayi mengalami asfiksia
neonatorum berat.
3. Identifikasi tindakan segera/ kolaborasi/ rujukan yang ditetapkan pada bayi Ny.
R pada hari pertama adalah pemenuhan kebutuhan O2.
4. Penatalaksanaan kasus ini dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan oksigen
(O2), nutrisi, mencegah hipotermi dengan memasukkan bayi ke dalam
inkubator, pencegahan infeksi dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi dan melakukan tindakan pada bayi, dan pemberian antibiotik.
Hal ini sudah sesuai dengan teori bahwa penanganan Asfiksia Neonatorum
meliputi:pemasangan CPAP f1O2 80% PEEP 8, pemberian nutrisi yang adekuat
dengan jumlah cairan 80 cc/kg/hari, mencegah hipotermi, pencegahan infeksi,
serta memberikan antibiotik.
5. Evaluasi dari penatalaksanaan yang dilakukan RS terhadap bayi dengan asfiksia
neonatorum sudah sesuai dengan teori.
6. Manajemen asuhan kebidanan pada bayi Ny. R dengan asfiksia neonatorum
menggunakan manajemen varney sedangkan pendokumentasian asuhan pada
kasus Asfiksia Neonatorum ini menggunakan pendokumentasian SOAP.

74
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pengumpulan data pada bayi Ny. R terdiri dari data subjektif dan data
objektif. Data subjektif berupa anamnesa pada ibu mengenai kondisi bayi
dan riwayat persalinan dan kelahiran bayi di ruang OK dan ruang
Kebidanan, sedangkan data objektif berupa pemeriksaan TTV dan
pemeriksaan fisik.
Diagnosa yang ditegakkan pada bayi Ny. R adalah Asfiksia Neonatorum
yang ditegakkan melalui pemeriksaan fisik didapatkan bahwa nadi 150 kali/
menit, saturasi 85%, ada retraksi dinding dada, pernafasan cuping hidung
dan sianosis.
Diagnosa potensial dari Asfiksia Neonatorum ini adalah hipotermi,
hipoglikemia dan hipoksia. Identifikasi tindakan segera yang dilakukan
pada bayi Ny. R dengan asfiksia neonatorum pada hari pertama adalah
pemenuhan kebutuhan oksigen dengan pemasangan CPAP f1O2 80% PEEP
8.
Penatalaksanaan bayi Ny. R dengan Asfiksia Neonatorum adalah
dengan pemenuhan kebutuhan oksigen, pemberian nutrisi yang adekuat,
mencegah hipotermi, pencegahan infeksi, dan pemberian antibiotik.
Manajemen asuhan kebidanan pada bayi Ny. R dengan asfiksia
menggunakan manajemen varney, sedangkan pendokumentasian asuhan
menggunakan SOAP.

5.2. Saran
a. Bagi mahasiswa
Diharapkan dengan adanya makalah mengenai asuhan pada bayi dengan
asfiksia neonatorum ini dapat menambah penegetahuan mahasiswa
mengenai kasus sindrom gawat nafas pada bayi dan bagaimana
penanganan yang tepat.

75
b. Bagi institusi pendidikan
Semoga dapat dijadikan sebagai tambahan dalam proses perkuliahan
mengenai asfiksia neonatorum.
c. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan kinerja
petugas kesehatan dalam penatalaksanaan pada bayi dengan sindrom
gawat nafas dan juga sebagai landasan dalam memberikan penyuluhan
dan deteksi dini pada ibu hamil mengenai tanda bahaya kehamilan dan
persalinan agar angka kejadian asfiksia neonatorum dapat menurun.

76
77

Вам также может понравиться