Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
A2
Case Control
Desain studinya dapat digambarkan sebagai berikut:
Pada desain studi case control kita menentukan disease / penyakitnya lebih dulu baru
menganalisis penyebab atau paparannya (exposure). Dalam hal ini kita menentukan adanya
penyakit Thypoid atau tidak kemudian menganalisis penyebab terjadinya penyakit Thypoid,
apakah karena dipengaruhi jajan dan tidak cuci tangan atau jajan dan cuci tangan.
Cohort
Desain studinya dapat digambarkan sebagai berikut :
Desain Kohort
Pada disain cohor berdasarkan status paparan ( Exposure) kemudian diikuti (di- follow up)
hingga periode tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit
(Disease). Dalam hal ini berdasarkan status paparan ( jajan dan cuci tangan atau jajan dan
tidak cuci tangan) baru kemudian diamati dari paparan-paparan tersebut mana yang
menyebabkan penyakit Thypoid dan mana yang tidak menyebabkan penyakit Thypoid
Cross sectional
Desain studinya dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada disain Cross Sectional mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati
status paparan, penyakit atau outcome lain, jadi pada disain ini juga mencoba mengamati
hubungan paparan dan penyakit yang ditimbulkan dengan menggunaakan beberapa kombinasi
paparan. Beberapa options, yang dapat diambil dari tabel silang diatas yaitu:
Ekologi
Eksperimen
Dalam preexperimental design terdapat tiga alternatif desain sebagai berikut.
(1) one-shot case study Jenis one-shot case study dimaksudkan untuk menunjukkan
kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian. Adapun bagan dari one-shot
case study adalah sebagai berikut.
Dengan X: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O: kejadian
pengukuran atau pengamatan. Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu
kelompok yang diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Contoh: Pengaruh
penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa (O).
(2) the one group pretest-posttest design Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk
the one group pretest-posttest design, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil
perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan. Bentuk bagan desain tersebut adalah sebagai berikut
Pengaruh perlakuan: O1 – O2. Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan
menghasilkan beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan
oleh faktor historis (tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek
penelitian dapat mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan
menjawab jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument
penelitian. Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun.
(3) the static-group comparison. Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi
menjadi dua, yang satu memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang
lain tidak mendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul
dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti.
Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak. Adapun bagan desain penelitian ini
adalah sebagai berikut
hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan O2: hasil pengukuran satu grup yang
tidak diberi perlakuan. Pengaruh perlakuan: O1 – O2. Ketiga bentuk desain preexperiment
itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak variabel luar masih berpengaruh dan sulit
dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.
Selanjutnya, jenis penelitian yang termasuk dalam true experiments adalah: pretestposttes
control group design, posttest-only control group design, extensions of true experimental
design, multigroup design, randomized block design, latin square design, factorial design.
Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis penelitian tersebut dapat dielaborasi sebagai
berikut.
2. Ciri Khas dari Studi Epidemiologi
Cross Sectional
Studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungan penyakit dan
paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau outcome lain secara serentak pada
individu- individu dari suatupopulasi pada suatu saat. Dengan demikian studi cross
sectional tidak mengenal adanya dimensi waktu, sehingga mempunyai kelemahan dalam
menjamin bahwa paparan mendahului efek (disease) atau sebaliknya. Namun studi ini mudah
dilakukan dan murah, serta tidak memerlukan waktu follow up. Umumnya studi cross
sectional dimanfaatkan untuk merumuskan hipotesis hubungan kausal yang akan diuji dalam
studi analitiknya (kohort atau kasus control)
KARAKTERISTIK
1. Mendeskripsikan penelitian
2. Penelitian ini tdk terdapat kelompok pembanding
3. Hubungan sebab akibat hanya merupakan sebab-akibat
4. Penelitian ini m,menghasilkan hipotesis
5. Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitis
Cohort / Kohor
Studi kohor adalah studi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status paparan kemudian
diikuti (di- follow up) hingga periode tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung
besarnya kejadian penyakit. Apabila periode induksi yaitu kejadian penyakit dapat diamati
dalam waktu yang panjang maka studi kohor rawan terhadap bias penarikan responden (
banyak drop out dari observasi), perlu dana yang besar dan waktu yang panjang. Studi kohor
mempunyai kekuatan dalam membuktikan inferensi kausa dibanding studi observasional
lainnya, didapatkan angka kejadian penyakit (incidence rate) secara langsung, serta cocok
untuk meneliti paparan yang langka.
KARAKTERISTIK
1. Bersifat observasional
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3. Disebut sebagai studi insidens
4. Terdapat kelompok kontrol
5. Terdapat hipotesis spesifik
6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7. Untuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder
Ekologi
Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk
para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan
Eksperimen
Karakteristik Penelitian Eksperimen Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam
penelitian eksperimen, anatara lain:
(a) Variabel bebas yang dimanipulasi. Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan
oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel
yang terkait.
(b) Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan Menurut Gay (1982), control
is an effort on the part of researcher to remove the influence of any variable other than the
independent variable that ought affect performance on a dependent variable. Dengan kata
lain, mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang
mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group
eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya
mendekati sama.
(c) Observasi langsung oleh peneliti Penelitian.
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan
mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara dua
group.
3. Kelebihan dan Kekurangan dari Studi Epidemiologi.
Keuntungan Cohort
Dapat dikuantifikasi dengan akurat
Penyakit yang terjadi diperiksa dan didiagnosa dgn akurat
Tidak bias
Hubungan sebab‐akibat lebih jelas/pasti
Pengukuran resiko yang sangat langsung
Kerugian Cohort
Waktu follow up lama mahal
Populasi yg tdk tetap pada lingkungan terpapar sulit memperkirakan paparan
individual
Populasi pindah/meninggal sulit diganti;data sedikit
Jika penyakit jarang didapat waktu lama; drop out data selama penelitian
penelitian kohort dilakukan setelah penelitian retrospektif
Kelebihan Ekologi :
Sangat tepat bila digunakan sebagai dasar penelitian untuk melihat hubungan antara
fakor paparan dengan penyakit, karena mudah dilakukan dengan informasi yang
tersedia sehingga dapat muncul hipotesis kausal dan selanjutnya dapat diuji dengan
rancangan studi epidemiologi analitik.
Kekuatan pada studi ekologikal adalah dapat menggunakan data insidensi,
prevalensi maupunmortalitas( data sekunder).
Dapat mengevaluasi program, kebijakan dan regulasi.
Kekurangan Eksperimen :
Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan yang harus
dipertimbangkan, antara lain:
(1) internal validity, (2) eksternal validity, (3) statistical conclution validity, dan (4)
construct validity. Dalam setiap penelitian eksperimental yang berkaitan dengan validitas
internal mengandung beberapa kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan
Morrison (2003 : 1024) ada beberapa kelemahan dalam validitas internal, antara lain:
history, maturation, testing, instrumentation, selection, statistical regretion, experiment
mortality, diffusion of treatments. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
(a) history Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi validitas penelitian
eksperimental yang disebabkan oleh adanya interaksi antar individu.
(b) maturation Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang berfungsi
dalam kurun waktu dan bukannya kejadian yang spesifik ataupun kondisi tertentu. Terutama
berkaitan dnegan jangka waktu pengamatan yang memakan waktu lama.
(c) testing Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi
hasilhasil eksperimen.
(d) instrumentation
Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang kala sudah tidak sesuai lagi
dengan standar yang berlaku.
(e) selection Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih orang
yang akan dijadikan objek eksperimen yang baik.
(f) statistical regretion Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil yang
diperoleh dalam penelitian menghasilkan skor yang ekstrim.
(g) experiment mortality Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan
komposisi kelompok yang diobservasi.
Ada anggota kelompok yang harus didrop karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat
tertentu. Selain dipengaruhi oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi oleh
validitas eksternal, antara lain:
(a) interaction of treatments and treatments Kelemahan ini terjadi apabila pengalaman
responden lebih dari satu treatment. Seseorang yang dipilih sebagai objek eksperimen
mungkin pernah mengalami eksperimen yang sama maka pengamatan kedua terhadap si
responden tersebut akan menjadi bias.
(b) interaction of testing and treatment Dalam eksperimen pretest, responden harus
dipekekan agar mendorong eksperimen dengan alternatif yang berbeda.
(c) interaction of selection and treatment Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam membuat
generalisasi antara beberapa kategori manusia antar grup. Sebab diantara mereka telah
terjadi hubungan original yang telah terbentuk sebelumnya.
(d) interaction of setting and treatment Antara setting penelitian dengan treatment yang
dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya. Dengan demikian interaksi keduanya
akan mendukung jalannya proses penelitian yang sedang dilakukan.
(e) interaction of history and treatment Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat antara
kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan kejadian tak biasa dan berpotensi
tidak dapat diukur dalam penelitian.
Kelebihan Eksperimen :
Metode eksperimen merupakan metode yang paling produktif karena jika dilakukan dengan
baik akan dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab
akibat.
4. Contoh Penelitian atau Judul Penelitian dari Studi Epidemiologi.
+ }2
- )2
Karena adanya kemungkinan DO, maka peneliti mengambil tambahan 10 %, sehingga
totalsampl minimanya = 64 + (10% x 64) = 71, maka total sampel adalah 71 anak.
4. Pengambilan data dan pencatatan
Pengumpulan data kadar mangan dilakukan dengan alat High Volume Air Samples (HVS).
Pengambilan data dilakukan dengan melakukan follow up setiap minggu ke rumah anak,
dengan kriteria inklusi adalah anak yang berusia 6-12 tahun, anak sehat, tidak sedang sakit,
tidak memiliki kelainan bawaan, dan bersdia menjadi responden dibuktikan dengan inform
consent. Kriteri eklusi adalah, anak berusia dibawah 6 tahun atau diatas 12 tahun, berdasarkan
pemeriksaan sedang dalam keadaan sakit, atau menolak menjadi responden.
5. Analisis data
Analisis data menggunakan SPSS 13.0, Seanjutnya data yang telah diperoleh dimasukan ke
dalam tabelkontingensi 2 x 2, sbagai berikut:
Tabel 2. 2
Hubungan Kejadian Iritasi Pernafasan Menurut Tingkat Konsentrasi Debu Mangan,
Pada Anak Usia 6-12 Tahun di Desa Satar Punda, 2011
Tingkat Iritasi Saluran Pernafasan
Konsentrasi Total
Ya Tidak
Debu Mangan
Diatas nilai baku
37 4 41
mutu
Dibawah nilai
10 20 30
baku mutu
Total 47 24 71
http://dinazainuddin.blogspot.com/2013/01/case-control-kohort-cross-sectional-dan.html
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0C
FcQFjAI&url=http%3A%2F%2Fwww.kuliah.ftsl.itb.ac.id%2Fwp-
content%2Fuploads%2F2010%2F01%2Fepid6-
penelitian1.pdf&ei=gBpfVbD_FM_muQS7iYNQ&usg=AFQjCNEQyDmEEbSdR9LeAU0SGN_oP1
8K9w&sig2=g9lErMktwiV8gYS9sQLHNQ&bvm=bv.93990622,d.c2E
http://www.statistikian.com/2012/08/perbedaan-cross-sectional-case-control.html
https://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitian-eksperimen_farida.pdf
http://youngqie.blogspot.com/2014/12/studi-ekologi-studi-korelasi.html
https://papadiva.wordpress.com/tugas-mirs/
http://youngqie.blogspot.com/2014/12/penelitian-eksperimen-quasi-dan.html
http://youngqie.blogspot.com/2014/12/studi-kohort-prospektif-dan-kohort.html
http://abhie-institute.blogspot.com/2012/07/metode-penelitian-cross-sectional.html